PENETUAN KADAR ASPIRIN DAN KADAR KAFEIN DALAM TABLET

PENETUAN KADAR ASPIRIN DAN KADAR KAFEIN DALAM TABLET

I. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar aspirin dan kafein dalam tablet
II. Dasar Teori
Aspirin merupakan senyawa bersifat asam yang dapat disintetis dari asam salisilat yang
diisolasikan dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat yang persamaan reaksi
O
kimianya
O
O
C
CH3
CH3 C
OH
O
CH3COOH
H2SO4
+
CH3
C

+
O
COOH
COOH

Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan melakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1
M. Dalam reaksi netralisasi ini, gugusan - gugusan karbonil mengalami reaksi dalam
persamaan reaksi Okima sebagai berikut:
O
O

C

O

CH3

C

+ NaOH


CH3
+

H2O

COONa

COOH

Titk ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan, dengan indikator PP
yang konstan selama satu menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengakibatkan terjadi
reaksi sebagai berikut:
O
O

C

ONa


CH3

+CH3 COOH

+NaOH
COONa

COONa

Kafeina merupakan alkaloid turunan dari purin memiliki nama lain yaitu 1,3,7 trimetil
xanthin. Kafeina yang terdapat dlam biji kopi (0,5%), dalam teh (2-4%) mempunyai fungsi
sebagai stimulan. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi iod, sedangkan iod
bereaksi dengan Na2S2O3.
(Tim kimia dasar I)
Aspirin pertama kali digunakan dalam pengobatan oleh Dresser pada tahun 1899. Aspirin
pertama kali dibuat olah kalbe pada tahun 1874 dengan mengubah asam salisilat dengan
anhidrid asam asetat. Asam hidrogen pada gugus hidroksil dari asm salisilat telah diganti
dengan gugus acid yang juga dapat dilakukan dengan menggunakan asetil klorida dengan
asam salisilat pada keton.
Aspirin merupakan senyawa ester fenil yang tersubstitusi. Sebagaimana bentuk ester

aromatik pada umunya. Aspirin mempunyai gugus rawan yang sangat peka, dengan kata
lain, aspirin relatif tidak stabil terhadap pengaruh hidrolisis dan proses pemindahan hasil
yang lain, profil laju pH nya terkesan sebagai reaksi hidrolisis terhatifis asam spesifik dan
basa spesifik. Ditambah bentuk kurva yang sigmoid sebagai hasil dari hidrolisis antar
aspirin.
(Gisvold, wilson 1982)
Kafein atau 1,3,7 trimetil xantin adalah basa yang sangat lemah dalam air atau alkohol
tidak terbentuk garam yang stabil. Kafein terdapat sebagai serbuk putih. Alkaloid ini
tidak berbau dan rasanya pahit. Kefein terlarut dalam air (1:50), alkohol (1:75), atau
kloroform (1:6). Dalam pengobatan kafein adalah obat pilihan antara tiga santin untuk
memperoleh efek stimulan pada susunan saraf pusat. Aksi stimulan ini hampir fisiologik
alami dan menolong untuk menghindari kelemahan, kelelahan, dan ngatuk. Kelihatanya
sedikit toleransi bertambah terhadap stimulasi kafein, sebab itu habitual peminum kopi
berlanjut karena pengalaman stimulasi dari hari ke hari, biasanya kafein tidak
mempunyai nilai dalam keadaan lain, meskipun aksi farmakologi lain, meskipun stimulasi
berlebihan, akan menjadi berlebih ketika dosis terlalu banyak dan mengakibatkan aksi
lain.
(Connors, amaidon 1997)

III. Alat dan Bahan

1. Alat
- Lumpang porselin

1 buah

- Erlemeyar 250ml

3 buah

- Pipet volum 10ml

1 buah

- Pipet volum 25 ml

1 buah

-Gelas ukur 10ml

1 buah


- Pipet tetes

1 buah

- Gelas ukur 1000ml

1 buah

2. Bahan
- Tablet etanol

2 buah

- Indikator PP

2 tetes

- Aquades


secukupnya

- Larutan NaOH 0,1N

secukupnya

- Larutan H2SO4 10%

secukupnya

- Larutan Iod 0,1 N

20ml

- Larutan Na2S2O3

secukupnya

- Larutan kanji


1ml

- Etanol

secukupnya

IV. Cara kerja
a. Penetuan Kadar Aspirin
Tablet

aspirin
Digerus halus

Lumpang porselen
Dimasukan

Erlemeyer 250ml

Dimasukan


25ml alkohol

Dipanaskan

5ml aquades

Ditambahkan

Hot

plate

Ditambahkan

Dititrasi

NaOH 0,1 M
Diamati

Perubahan warna

Dicatat

Volume NaOH yang dibutuhkan

Titrasi diulang 3x

1 tetes PP

b. Penetuan kadar kafein

0,1 gram sampel kefein
Dimasukan

25 ml etanol

Ditambah

Labu ukur 100ml
Dikocok 10 menit


5 ml H2SO4 10%

Ditambah

larutan

Ditambah

20 ml larutan iod 0,1 N

Diencerkan

Labu ukur
Diambil

20 ml larutan
Dimasukan

Erlemeyer 250ml
Dititrasi

Na2S2O3 0,1 N
Diperoleh

Perubahan warna

Diulang 3x

Ditambah

Larutan kanji

V. Data Percobaaan
(Titrasi)

Volume dipakai ( Aspirin)

Volume dipakai (Kafein)

I

29 ml

6,6 ml

II

28,5 ml

7,5 ml

III

6,7 ml

VI. Pembahasan
Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan kadar aspirin dan kadar kafein.
Bahan yang digunakan adalah tablet aspirin 0,6 gram dan serbuk kopi 0,1 gram.
Percobaan pertama adalah menentukan kadar aspirin. Untuk menetukan kadar aspirin
digunakan tablet aspirin yang kemudian digerus sampai halus dengan lumpang porselin.
Tablet yang sudah dihaluskan , dimasukan dalam erlemeyer ditambah 25 ml
etanol/alkohol. Digunakan alkohol karena aspirin bersifat polar, alkohal juga polar
sehingga dapat saling melarutkan. Dan tidak digunakanya air karena dalam air aspirin
akan terurai menjadi asam asetat dan asam salisilat yang menyebabkan aspirin tidak
stabil. Kemudian erlemeyer yang berisi serbuk aspirin dan 25 ml alkohol dikocok kurang
lebih selama 5 menit agar aspirin dan alkohol bercampur. Selanjutnya erlemeyer
dipanaskan agar ikatan COOH terputus menjadi COO- dan H+. Selain itu pemanasan juga
akan mempercepat reaksi. Setelah panas, larutan ditetesi dengan indikator PP dan
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N karena aspirin bersifat asam sehingga
harus dinetralkan dengan basa. Dalam titrasi terjadi reaksi sebagai berikut:
O
O

C

O
CH3

O
+

COOH

C

NaOH

CH3
+ H2O

COONa

Titrasi dihentikan setelah warna yang semula putih jernih menjadi merah jambu. Jika
reaksi terjadi kelebihan NaOH, maka reaksi menjadi:
O

O
O

C

O

CH3

C

CH3
+ COOH

+ NaOH
COOH

ONa

Dari hasil percobaan diatas, didapatkan data bahwa volume NaOH 0,1 N yang digunakan
untuk menitrasi adalah 29 ml dan 28,5 ml. Setelah didapat data volume NaOH maka
kadar aspirin dapat dicari dengan rumus:
V NaOH. N NaOH. Mr aspirin
Massa aspirin

X 100%

Dengan rumus diatas didapatkan kadar aspirin sebesar 86,35%. Hasil ini menunjukan
bahwa selain aspirin tablet mengandung unsur lain yang mungkin merupakan buffer
untuk mengurangi efek samping yang masih dimiliki obat pengurang rasa sakit ini yaitu
pendarhan pada lapisa perut.
Percobaan yang kedua adalah menetukan kadar kafein dalam serbuk kopi. Hal yang
pertama dilakukan adalah memasukan serbuk kopi kedalam labu ukur yang berisi etanol,
kemudian larutan dikocok sehingga serbuk kopi dan etanol bisa bercampur. Setelah
bercampur kemudian ditambah H2SO4 sebanyak 5 ml dan 20 ml larutan iodin 0,1 N.
Kemudian larutan digoyang - goyang agar semua terlarut. Setelah itu larutan diencerkan
dengan aquades sampai batas ukur pada labu. Kemudian larutan didiamkan selama
kurang lebih 10 menit agar serbuk kopi/endapan kopi turun ke dasar larutan. Setelah itu
larutan diambil 60 ml dan dimasukan ke dalam 3 erlenmeyer yang masing-masing 20 ml.
Proses pemasukanya di tiap-tiap erlenmeyer dengan cara disaring dengan kertas saring
dan corong penyaring. Kemudian tiap-tiap erlenmeyer diberi 1 ml larutan kanji. Larutan
kanji atau amilum berfungsi sebagai indikator. Kemudian larutan dititrasi dengan
Na2S2O4 sampai berubah warna menjadi agak bening.
Dari percobaan kedua diatas didapatkan data volume Na 2S2O4 yaitu 6,6 ml 7,5 ml dan 6,7
ml sehingga jika di rata-rata volume Na 2S2O4 adalah sebesar 6,7 ml. Setelah didapatkan
data diatas maka kadar kafein dapat dicari dengan rumus:
1

(20/5 - V Na2S2O4)x N iod x Mr Kafein
Massa Kafein

X 100%

Dari rumus diatas, volume iod dibagi menjadi 5 karena dari 100 ml larutan campuran
hanya diambil 20 ml. Sehingga kadar kafein adalah 52,38 %. Hal ini berbeda dengan teori
yang menyatakan bahwa kadar kafein dalam biji kopi adalah 0,5 %. Hal ini disebabkan
kurang tepat dalam melakukan titrasi dan juga proses pelarutan kopi kurang maksimal.
VI. Kesimpulan.
1. Kadar aspirin yang diperoleh adalah 86,35 %
2. Kadar kafein yang diperoleh adalah 52,38 %
3. Digunakan etanol dalam proses pelarutan karena aspirin bersifat polar sedangkan
etanol juga bersifat polar jadi saling melarutkan.
4. Larutan kanji berfungsi sebagai indikator untuk menentukan kadar kafein.
VIII. Daftar Pustaka
1. Kimia Dasar II, Tim. 2010. Buku Panduan Pratikum Kimia Dasar II. Surakarta: FMIPA
UNS
2. Gisvold, wilson . 1982. Kimia Farmasi dan Medicine Organik Edisi VIII Bagian II.
Semarang Press.
3. Connors, Amaidon, Svela.1997. Stabilitas Kimiawi Sedvafarmasi Edisi II Jilid I. New
York: John willey and sons.

Asisten Pembimbing,

Surakarta, 8, April 2010
Pratikan,

Pandu

Rifki Ramadhan

LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR II
PERCOBAAN V
PENENTUAN KADAR ASPIRIN DAN KADAR KAFEIN DALAM TABLET

NAMA

: RIFKI RAMADHAN

NIM

: M0309044

HARI/TANGGAL PRATIKUM : KAMIS, 8 APRIL 2010
KELOMPOK

:3

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSTAS SEBELAS MARET
2010