S PEA 1103073 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2008, hlm. 303) “objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.” Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 118) objek penelitian adalah
“fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep
atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian.” Dengan demikian yang menjadi objek penelitian adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan kinerja keuangan.
3.2.Desain Penelitian
Menurut Husein Umar (2008, hlm. 4) “desain dari penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.” Selain itu desain penelitian juga merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Muh.Nazir, 2003, hlm. 84). Dengan demikian desain penelitian merupakan proses dalam suatu penelitian dimulai dari perencanaa penelitian hingga semua tahapannya.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Muh. Nazir (2003, hlm. 54), definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut :
Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa yang memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenoma, menerangkan hubungan, menguji hipotesi-hipotesis, membuat prediksi dan mengadakan interpretasi yang lebih tentang hubungan-hubungan.
Adapun metode penelitian verifikatif seperti yang dikemukakan oleh Iqbal Hasan (2010, hlm. 11) yaitu “penelitian yang bertujuan verifikatif yaitu menguji
kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada sebelumnya”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan kinerja keuangan serta menguji adanya pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana perimbangan terhadap kinerja keuangan.
(2)
3.3.Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi dan Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel beserta konsep, indikator dan skala ukuran variabel dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 59) variabel
penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik
kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini penulis menetapan yang akan diteliti yaitu: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD adalah pendapatan daerah yang berasal dari potensi daerah itu sendiri. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam penelitian ini, PAD dihitung dengan menggunakan persentase PAD terhadap total pendapatan.
PAD =Total Realisasi PendapatanTotal Realisasi PAD 2. Dana perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No 33 tahun 2004). Dalam penelitian ini, dana perimbangan dihutung dengan menggunakan Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil.
DAU =Total Realisasi PendapatanTotal Realisasi DAU DBH = Total Realisasi DBH
Total Realisasi Pendapatan 3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu kondisi keuangan yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai seluruh pelayanannya secara berkelanjutan (ICMA, 2008). Dalam penelitian ini, kinerja keuangan diukur dengan rasio aktivitas berupa rasio keserasian sebagai berikut :
Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD =Total Belanja PembangunanTotal belanja Rasio Belanja Rutin terhadap APBD =Total Belanja RutinTotal belanja
(3)
(Abdul Halim, 2004, hlm. 287) Dalam mempermudah penelitian maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Sumber
Data
Ukuran Pendapatan
Asli Daerah (X1)
semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Abdul Halim,2008)
Total Pendapatan Asli Daerah
Total Pendapatan
Realisasi APBD tahun 2001-2013 Rasio Dana Perimbangan (X2)
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi (UU No 33 tahun 2004)
Dana Alokasi
Imum (DAU)
Dana Bagi Hasil (DBH)
Total Pendapatan Daerah Realisasi APBD 2001-2013 Rasio Kinerja Keuangan (Y)
Kondisi keuangan yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam
membiayai seluruh
pelayanannya secara
berkelanjutan (ICMA, 2008)
Rasio keserasian belanja modal
Rasio keserasian belanja operasi
Realisasi APBD 2001-2013
Rasio
3.4.Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi
Sugiyono (2010, hlm. 115) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 173)
menyatakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dengan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan realisasi anggaran kabupaten dan kota di Indonesia tahun 2001-2013
3.4.2. Sampel
Sugiyono (2010, hlm. 116) mendefinisikan sampel sebagai “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 174) menyatakan bahwa, “sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti”.
(4)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari jumlah populasi, yaitu total PAD, Dana Perimbangan, Belanja Modal dan Belanja Operasi seluruh kabupaten/kota se Indonesia yang terdapat pada laporan realisasi APBD tahun 2001-2013 berupa data tahunan sehingga jumlah sampel yang digunakan yaitu 13 sampel. Dengan demikian teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.. Menurut Sugiyono (2011,hlm122) pengertian sampel jenuh adalah:
Teknik penentuan sampel, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.5.Teknik Pengumpulan data
Sugiyono (2008, hlm. 137) menyatakan “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data”. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan mendapatkannya dari luar perusahaan (Husein Umar, 2008). Dalam penelitian ini, data diperoleh dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI yaitu berupa laporan realisasi anggaran tahun 2001-2013. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya, karena data yang diperoleh akan dianalisis dan dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan penelitian.
3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2010, hlm. 206) adalah:
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
(5)
Statistik deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau memberikan keterangan suatu data, fenomena, atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti (Budi Susetyo, 2010, hlm. 4). Statistik ini berupa means (rata-rata), deviasi standar dan jangkauan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai objek penelitian yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan kinerja keuangan. Sedangkan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel diuji dengan statistik inferensial. Statistika inferensial adalah “bagian dari statistika yang membahas cara melakukan analisis data, menaksir, meramalkan, dan menarik kesimpulan terhadap data, fenomena, persoalan yang lebih luas atau populasi berdasarkan sebagian data (sampel) yang diambil secara acak dari populasi” (Budi Susetyo 2010, hlm. 6). Menurut Budi Susetyo (2010, hlm. 138) tujuan statistika inferensial adalah
“Sebagai sarana untuk membantu peneliti dalam melakukan analisis data dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti dan dibangun dari kajian teori. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan, data bersumber dari sebagian populasi sebagai sampel yang kemudian dilakukan pengujian dan hasil pengujian digunakan untuk menarik kesimpulan secara umum terhadap populasi
penelitian.”
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis vector autoregressive (VAR). Teknik analisis VAR digunakan apabila data yang digunakan adalah data data deret waktu dan dapat digunakan untuk melihat hubungan timbal balik pada variabel-variabelyang diteliti (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 134). Menurut Juanda dan Junaidi (2012, hlm. 137) terdapat tiga bentuk model VAR yaitu :
1. Unrestricted VAR. jika data yang digunakan dalam permodelam VAR adalah data yang stasioner pada level, bentuk VAR yang digunakan adalah
Unrestricted VAR.
2. Unrestricted VAR terdiri dari dua bentuk, yaitu VAR in level dan VAR in difference. VAR in level digunakan jika data tidak stasioner pada level sehingga data harus distasionerkan. VAR in difference digunakan jika data tidak stasioner pada level dan tidak memiliki hubungan terkointegrasi.
(6)
3. Restricted VAR atau disebut Vector Error Correction Model (VECM), yaitu bentuk VAR yang terestriksi. Terestriksi diberikan karena data tidak stasioner namun terkointegrasi.
4. Structural VAR. merupakan bentuk VAR yang direstriksi berdasarkan hubungan teoritis yang kuat dan skema ordering (urutan) peta hubungan terhadap peubah-peubah yang digunakan dalam model VAR.
3.6.2. Uji Akar Unit (Unit Root Test)
Asumsi yang harus dipenuhi dalam pemilihan model VAR adalah melakukan pengujian kestasioneran data. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah Uji Akar Unit (Unit Root Test), Dengan metode Argumented Dickey Fuller
(ADF Test). Uji akar unit dari Dickey Fuller maupun Philips-Perron adalah untuk melihat stasionaritas data time series yang diteliti dengan program Eviews versi 8. Adapun formula dari uji Augmented Diskey Fuller (ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut:
∆Yt = β1+β2t+δYt-1+ αi∑�= ∆ �− +єt dimana: m = panjang lag yang digunakan
Pada uji stationeritas t-hitung ADF dibandingkan dengan test critical value
pada tingkat kesalahan alpha 1%, 5%, atau 10%. Jika t-hitung lebih besar dari test critical value, data bersifat stationer dan apabila t-hitung lebih kecil dari test critical value data bersifat tidak stationer. Solusi yang harus dilakukan adalah menciptakan variabel baru dengan first difference, lalu dilakukan kembali uji akar unit tersebut.
3.6.3. Model Persamaan VAR
MetodeVector Autoregression (VAR) pertama kali dikembangkan oleh Christoper Sims (1980). Kerangka analisis yang praktis dalam model ini akan memberikan informasi yang sistematis dan mampu menaksir dengan baik informasi dalam persamaan yang dibentuk dari data time series. “Model VAR dibangun dengan pendekatan yang meminimalkan teori dengan tujuan agar
(7)
mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik” (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 34).
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, model VAR dapat diformulasikan sebagai berikut:
Model VAR PAD dan Belanja Modal
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.1 �� = + � ��− + ��− + � �…..1.2
Model VAR PAD dan Belanja Operasi
� = + ��+ �− + � �…..1.3
�� = + �− + ��− + � �…..1.4
Model VAR Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal � �� = + � ��+ � ��− + � �…..1.5 � �� = + � ��− + � ��− + � �…..1.6
Model VAR Dana Alokasi Umum dan Belanja Operasi
� = + � ��+ �− + � �…..1.7 � �� = + �− + � ��− + � �…..1.8
Model VAR Dana Bagi Hasil dan Belanja Modal � �� = + � ��+ � ��− + � �…..1.9 � �� = + � ��− + � ��− + � �…..1.10
Model VAR Dana Bagi Hasil dan Belanja Operasi
� = + � ��+ �− + � �…..1.11 � �� = + �− + � ��− + � �…..1.12
Model VAR PAD dan DAU
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.13 �� = + � ��− + ��− + � �…..1.14
Model VAR PAD dan DBH
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.15 �� = + � ��− + ��− + � �…..1.16
(8)
Hal penting dalam estimasi model VAR (p) adalah penentuan lag atau p dalam sistem VAR. lag yang optimal diperlukan dalam kerangka menangkap pengaruh dari setiap peubah terhadap peubah lainnya dalam sintem VAR. dalam penentuan lag optimal, dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu LR (squential modified LR test statistisc), FPE (Final Prediction Error), AIC (Akaike Information Criterian), SC (Schwarz information criterion), HQ
(Hannan-Quinn information criterion). Agar semua kriteria dapat dibandingkan untuk berbagai panjang lag maka jumlah observasi untuk setiap variabel dalam permodelan haruslah sama.
3.6.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji kausalitas. Uji kausalitas adalah
“pengujian untuk menentukan hubungan sebab akibab antara peubah dalam sistem
VAR” (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145). Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan keterpengaruhan antar variabel. Jika terdapat dua variabel Y dan X, maka apakah Y menyebabkan X atau X menyebabkan Y atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan keduanya. Variabel Y menyebabkan X artinya beberapa banyak variabel X pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai X pada periode sebelumnya dan nilai Y pada periode sebelumnya. Kausalitas adalah hubungan dua arah. Dengan demikian, apabila terjadi kausalitas dalam model ekonometrika ini tidak terdapat variabel independent, semua variabel merupakan variabel dependent. Dalam analisis kausalitas, dibedakan menjadi:
1. Kausalitas satu arah
X → Y , artinya X menyebabkan Y Y → X , artinya Y menyebabkan X
2. Kausalitas dua arah
Y ↔ X , artinya ada hubungan simultan antara Y dan X, karena Y menyebabkan X dan X menyebabkan Y
Hubungan tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji kausalitas Granger. Uji Granger Causality adalah metode analisis yang menjelaskan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja. Uji Granger pada intinya adalah melihat pengaruh masa lalu pada kondisi sekarang sehingga data yang
(9)
digunakan adalah data time series (Nachrowi, 2006). Kekuatan prediksi dari informasi sebelumnya dapat menunjukan adanya hubungan kausalitas antara Y dan X dalam jangka waktu lama. Penggunaan jumlah lag dianjurkan dalam waktu yang lebih lama, sesuai dengan dugaan terjadinya kausalitas. Diharapkan hasil Granger Causality ini dapat memberikan hasil yang menunjukan adanya hubungan kausalitas dua arah pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Model Kausalitas Granger dapat ditulis sebagai berikut.
� = ∑�= � �−� + ∑�= � �−� + � �…..1.17
� = ∑�= � �−� + ∑�= � �−�+ � �…..1.18
(Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145) Berdasarkan persamaan tersebut disusun persamaan untuk menguji apakah X mempengaruhi Y dan sebaliknya apakah Y mempengaruhi seperti dalam persamaan 1.1 sampai 1.16. Prosedur pengujian menggunakan uji F. nilai F hitung menggunakan rumus sebagai berikut.
� = � − �− ��
�� …..1.19
(Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145) Dimana:
: Residual sum of squares persamaan restricted � : Residual sum of squares persamaan unrestricted
n : jumlah observasi m : jumlah lag
k : jumlah parameter estimasi pada persamaan unrestricted
Kriteria prngujian adalah jika � ℎ� �� > � � , maka tolak � berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik
(1)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari jumlah populasi, yaitu total PAD, Dana Perimbangan, Belanja Modal dan Belanja Operasi seluruh kabupaten/kota se Indonesia yang terdapat pada laporan realisasi APBD tahun 2001-2013 berupa data tahunan sehingga jumlah sampel yang digunakan yaitu 13 sampel. Dengan demikian teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.. Menurut Sugiyono (2011,hlm122) pengertian sampel jenuh adalah:
Teknik penentuan sampel, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.5.Teknik Pengumpulan data
Sugiyono (2008, hlm. 137) menyatakan “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data”. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan mendapatkannya dari luar perusahaan (Husein Umar, 2008). Dalam penelitian ini, data diperoleh dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI yaitu berupa laporan realisasi anggaran tahun 2001-2013. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya, karena data yang diperoleh akan dianalisis dan dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan penelitian.
3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2010, hlm. 206) adalah:
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
(2)
Statistik deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau memberikan keterangan suatu data, fenomena, atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti (Budi Susetyo, 2010, hlm. 4). Statistik ini berupa means (rata-rata), deviasi standar dan jangkauan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai objek penelitian yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan kinerja keuangan. Sedangkan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel diuji dengan statistik inferensial. Statistika inferensial adalah “bagian dari statistika yang membahas cara melakukan analisis data, menaksir, meramalkan, dan menarik kesimpulan terhadap data, fenomena, persoalan yang lebih luas atau populasi berdasarkan sebagian data (sampel) yang diambil secara acak dari populasi” (Budi Susetyo 2010, hlm. 6). Menurut Budi Susetyo (2010, hlm. 138) tujuan statistika inferensial adalah
“Sebagai sarana untuk membantu peneliti dalam melakukan analisis data dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti dan dibangun dari kajian teori. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan, data bersumber dari sebagian populasi sebagai sampel yang kemudian dilakukan pengujian dan hasil pengujian digunakan untuk menarik kesimpulan secara umum terhadap populasi
penelitian.”
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis vector autoregressive (VAR). Teknik analisis VAR digunakan apabila data yang digunakan adalah data data deret waktu dan dapat digunakan untuk melihat hubungan timbal balik pada variabel-variabelyang diteliti (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 134). Menurut Juanda dan Junaidi (2012, hlm. 137) terdapat tiga bentuk model VAR yaitu :
1. Unrestricted VAR. jika data yang digunakan dalam permodelam VAR adalah data yang stasioner pada level, bentuk VAR yang digunakan adalah Unrestricted VAR.
2. Unrestricted VAR terdiri dari dua bentuk, yaitu VAR in level dan VAR in difference. VAR in level digunakan jika data tidak stasioner pada level sehingga data harus distasionerkan. VAR in difference digunakan jika data tidak stasioner pada level dan tidak memiliki hubungan terkointegrasi.
(3)
3. Restricted VAR atau disebut Vector Error Correction Model (VECM), yaitu bentuk VAR yang terestriksi. Terestriksi diberikan karena data tidak stasioner namun terkointegrasi.
4. Structural VAR. merupakan bentuk VAR yang direstriksi berdasarkan hubungan teoritis yang kuat dan skema ordering (urutan) peta hubungan terhadap peubah-peubah yang digunakan dalam model VAR.
3.6.2. Uji Akar Unit (Unit Root Test)
Asumsi yang harus dipenuhi dalam pemilihan model VAR adalah melakukan pengujian kestasioneran data. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah Uji Akar Unit (Unit Root Test), Dengan metode Argumented Dickey Fuller (ADF Test). Uji akar unit dari Dickey Fuller maupun Philips-Perron adalah untuk melihat stasionaritas data time series yang diteliti dengan program Eviews versi 8. Adapun formula dari uji Augmented Diskey Fuller (ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut:
∆Yt = β1+β2t+δYt-1+ αi∑�= ∆ �− +єt dimana: m = panjang lag yang digunakan
Pada uji stationeritas t-hitung ADF dibandingkan dengan test critical value pada tingkat kesalahan alpha 1%, 5%, atau 10%. Jika t-hitung lebih besar dari test critical value, data bersifat stationer dan apabila t-hitung lebih kecil dari test critical value data bersifat tidak stationer. Solusi yang harus dilakukan adalah menciptakan variabel baru dengan first difference, lalu dilakukan kembali uji akar unit tersebut.
3.6.3. Model Persamaan VAR
MetodeVector Autoregression (VAR) pertama kali dikembangkan oleh Christoper Sims (1980). Kerangka analisis yang praktis dalam model ini akan memberikan informasi yang sistematis dan mampu menaksir dengan baik informasi dalam persamaan yang dibentuk dari data time series. “Model VAR dibangun dengan pendekatan yang meminimalkan teori dengan tujuan agar
(4)
mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik” (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 34).
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, model VAR dapat diformulasikan sebagai berikut:
Model VAR PAD dan Belanja Modal
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.1
�� = + � ��− + ��− + � �…..1.2 Model VAR PAD dan Belanja Operasi
� = + ��+ �− + � �…..1.3
�� = + �− + ��− + � �…..1.4 Model VAR Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal
� �� = + � ��+ � ��− + � �…..1.5
� �� = + � ��− + � ��− + � �…..1.6 Model VAR Dana Alokasi Umum dan Belanja Operasi
� = + � ��+ �− + � �…..1.7
� �� = + �− + � ��− + � �…..1.8 Model VAR Dana Bagi Hasil dan Belanja Modal
� �� = + � ��+ � ��− + � �…..1.9
� �� = + � ��− + � ��− + � �…..1.10 Model VAR Dana Bagi Hasil dan Belanja Operasi
� = + � ��+ �− + � �…..1.11
� �� = + �− + � ��− + � �…..1.12 Model VAR PAD dan DAU
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.13
�� = + � ��− + ��− + � �…..1.14 Model VAR PAD dan DBH
� �� = + ��+ � ��− + � �…..1.15
(5)
Hal penting dalam estimasi model VAR (p) adalah penentuan lag atau p dalam sistem VAR. lag yang optimal diperlukan dalam kerangka menangkap pengaruh dari setiap peubah terhadap peubah lainnya dalam sintem VAR. dalam penentuan lag optimal, dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu LR (squential modified LR test statistisc), FPE (Final Prediction Error), AIC (Akaike Information Criterian), SC (Schwarz information criterion), HQ (Hannan-Quinn information criterion). Agar semua kriteria dapat dibandingkan untuk berbagai panjang lag maka jumlah observasi untuk setiap variabel dalam permodelan haruslah sama.
3.6.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji kausalitas. Uji kausalitas adalah
“pengujian untuk menentukan hubungan sebab akibab antara peubah dalam sistem
VAR” (Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145). Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan keterpengaruhan antar variabel. Jika terdapat dua variabel Y dan X, maka apakah Y menyebabkan X atau X menyebabkan Y atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan keduanya. Variabel Y menyebabkan X artinya beberapa banyak variabel X pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai X pada periode sebelumnya dan nilai Y pada periode sebelumnya. Kausalitas adalah hubungan dua arah. Dengan demikian, apabila terjadi kausalitas dalam model ekonometrika ini tidak terdapat variabel independent, semua variabel merupakan variabel dependent. Dalam analisis kausalitas, dibedakan menjadi:
1. Kausalitas satu arah
X → Y , artinya X menyebabkan Y Y → X , artinya Y menyebabkan X
2. Kausalitas dua arah
Y ↔ X , artinya ada hubungan simultan antara Y dan X, karena Y menyebabkan X dan X menyebabkan Y
Hubungan tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji kausalitas Granger. Uji Granger Causality adalah metode analisis yang menjelaskan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja. Uji Granger pada intinya adalah melihat pengaruh masa lalu pada kondisi sekarang sehingga data yang
(6)
digunakan adalah data time series (Nachrowi, 2006). Kekuatan prediksi dari informasi sebelumnya dapat menunjukan adanya hubungan kausalitas antara Y dan X dalam jangka waktu lama. Penggunaan jumlah lag dianjurkan dalam waktu yang lebih lama, sesuai dengan dugaan terjadinya kausalitas. Diharapkan hasil Granger Causality ini dapat memberikan hasil yang menunjukan adanya hubungan kausalitas dua arah pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Model Kausalitas Granger dapat ditulis sebagai berikut.
� = ∑�= � �−� + ∑�= � �−� + � �…..1.17 � = ∑�= � �−� + ∑�= � �−�+ � �…..1.18
(Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145) Berdasarkan persamaan tersebut disusun persamaan untuk menguji apakah X mempengaruhi Y dan sebaliknya apakah Y mempengaruhi seperti dalam persamaan 1.1 sampai 1.16. Prosedur pengujian menggunakan uji F. nilai F hitung menggunakan rumus sebagai berikut.
� = � − �− ��
�� …..1.19
(Juanda dan Junaidi, 2012, hlm. 145) Dimana:
: Residual sum of squares persamaan restricted � : Residual sum of squares persamaan unrestricted n : jumlah observasi
m : jumlah lag
k : jumlah parameter estimasi pada persamaan unrestricted
Kriteria prngujian adalah jika � ℎ� �� > � � , maka tolak � berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik