Pemberitaan pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017 di metro tv: pendektan analisis wacana kritis.

(1)

PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA 2017 DI METRO TV

(Pendekatan Analisis Wacana Kritis) Skripsi:

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:

DESSY WAHYU NIRMALA SARI NIM : E74213132

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAKSI

Nama :Dessy Wahyu Nirmala Sari

Judul :Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017

di Metro TV (Pendekatan Analisis Wacana Kritis) Pembimbing : Dr. Biyanto, M.Ag

Kata Kunci : Pilgub DKI Jakarta 2017, Metro TV, Media dan Politik, Analisis Wacana Kritis.

Media yang merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Sedangkan media massa, sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat secara langsung. ada beberapa jenis media massa. Diantaranya adalah, koran, majalah, radio, televisi, dan lain-lain.

Peran media massa sangatlah berguna bagi masyarakat. Dari media massa masyarakatmendapatkan segala berita atau informasi dari yang di tayangkan. Seperti yang terjadi sekarang terkait berita mengenai pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Terdapat tiga kontestan di Pilgub DKI Jakarta ini diantaranya, nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, nomor urut dua Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat, nomor uurt tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pemilu ini sangat erat dengan hubungan politik. Karena pihak pengusung masing-masing calon menginginkan kemenangannya, terutama partai politik yang sudah memiliki nama besar. Media sendiri sangat erat hubungannya dengan politik, oleh sebab itu keduanya tidak dapat dipisahkan.

Sebagai salah satu TV berita, Metro TV juga menayangkan berita mengenai pilgub DKI. Bahkan tidak pernah ketinggalan dalam memberikan berita yang ter-update. Media yang dimiliki oleh salah seorang politisi yaitu Surya Palloh tentu saja diragukan dalam memberikan tayangan terkait dengan pilgub ini. Karena, Surya Palloh yang merupakan Ketua Umum Partai Nasdem adalah salah satu partai yang mendukung pasangan Ahok-Djarot. Kenetralitasan dari Metro TV perlu di amati. Tentu saja pemilik media memiliki peran penting pada setiap produksi beritanya. Karena setiap apa yang diberitakan dapat menggiring opini publik. Penelitian ini juga dianalisis dengan menggunakan analisis wacana kritis.

Berita yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dari Van Djik. Dari kalimat-kalimat yang ada pada berita tersebut dianalisis dengan beberapa elemen wacana. Dari berita-berita yang ditayangkan tersebut, banyak penggunaan kalimat yang mengakibatkan pengertian lain kepada khayalak yang membaca atau melihat berita tersebut. Berita Pemilihan Gubernur yang ditayangkan di Metro TV setelah dianalisis dan dikaitkan dengan politik. Pemilik dari Metro TV sendiri adalah Surya Palloh yang merupakan politisi dari Partai Nasdem. Partai Nasdem adalah salah satu partai pendukung dari salah satu calon maka dari sini Metro TV di pertanyakan kenetralitasannya. Dan, setelah dilihat dari beberapa berita tersebut. Pemilik media memiliki peran penting dalam setiap apa yang ditayangkan oleh media tersebut. dari berita-berita yang dibuat sample ada indikasi bahwa pemilik media yang ingin mempengaruhi opini masyarakat terhadap berita tersebut.


(7)

vii

vii

DAFTAR ISI

Abstraksi... i

Motto... ii

Kata Pengantar... v

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel... ix

BAB I: Pendahuluan... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Penelitian Terdahulu... 8

F. Metode Penelitian... 10

G. Sistematika Pembahasan... 16

H. WaktuPenelitian... 17

BAB II: Kajian Teori... 19

A. Landasan Teori dan Kajian Pustaka... 19

1. Analisis Wacana Kritis... 20

2. Pengertian Media Massa... 36

3. Hubungan Media dengan Politik... 40

B. Penelian Terdahulu... 43

BAB III: Gambaran Umum Metro TV ... 46

A. Objek Penelitian (Metro TV)... 46

B. Berita Menjelang Pilgub DKI di Metro TV... 51

BAB IV : Penyajian dan Analisis Data... 62


(8)

viii

B. Analisis Data... 115

BAB V : Penutup... 126

A. Kesimpulan... 126

B. Saran ... 127 Daftar Pustaka


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kerangka Analisis Teun Van Djik ... 25 Tabel 2. Struktur Teks... 26 Tabel 3. Elemen Teks pada Wacana Van Djik... 27


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media adalah merupakan alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media juga merupakan alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan atau gagasan kepada penerima. Sedangkan, media sendiri ini terbagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya adalah media visual, media audio, dan media audio visual.1

Sedangkan, media massa adalah sarana penyampaian pesan-pesan, aspirasi masyarakat, dan sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita ataupun pesan kepada masyarakat langsung secara luas. Untuk jenis-jenis media massa sendiri ada media cetak, misalnya : majalah, koran, surat kabar, dll. Selain itu ada media elektronik, misalnya : Radio, televisi, film atau video, serta media Siber, misalnya : Media sosial, website, portal berita, blog, dan lain-lain.2

Media massa yang paling sering di lihat oleh khalayak adalah media televisi. Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Televisi juga merupakan media massa yang memiliki audiens paling besar, sifat televisi yang disajikan dalam bentuk audio visual

1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), hlm. 32.


(11)

2

membuatnya dapat di nikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa.

Dengan berkembangnya zaman dan juga semakin tingginya tingkat pendidikan dan pengetahuan pada diri masyarakat khusunya masyarakat Indonesia, menjadikan media massa ini sebagai salah satu alat untuk mendapatkan informasi. Baik mulai dari informasi tentang pendidikan, kesehatan, perekonomian, sosial budaya, dan yang paling utama adalah informasi mengenai perkembangan politik dan pemerintahan yang ada di Indonesia. Di Indonesia sendiri banyak sekali isu atau permasalahan yang ditimbulkan didalam politik dan pemerintahan, dan ini sangat menjadi sorotan bagi khalayak umum.

Peran media massa sangat berguna dan berpengaruh bagi masyarakat yang ingin mendapatkan segala berita atau informasi dari yang di tayangkan di media. Seperti yang sangat jelas kita lihat bahwa setiap apa yang diinformasikan dalam media massa ini memiliki pengaruh terhadap persepsi masyarakat pada sebuah berita tersebut. Maka dari itu, semua media yang ada di setiap negara harusnya bersikap netral dalam menyajikan pemberitaannya. Jangan menyudutkan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.3

Dapat dilihat ada beberapa media massa yang dirasa masih belum netral dalam menyiarkan pemberitaan, yang tujuannya untuk mempengaruhi opini masyarakat yang menyaksikan berita tersebut. Sehingga masyarakat


(12)

3

menganggap apa yang telah diberitakan oleh televisi tersebut adalah yang paling benar, dan menganggap media lain kurang baik dalam menyuguhkan berita.4

Karena itu, dalam setiap berita yang akan ditayangkan dimanapun harus melalui berbagai tahapan. Sampai akhirnya akan diterima oleh masyarakat yang melihat atau membaca. Apakah berita tersebut apakah layak atau tidak untuk diberitakan. Yang dimaksud layak disini adalah apakah media tersebut memberikan berita disertai dengan kebenaran atau fakta yang sedang terjadi atau tidak. Media juga netral dalam penayangan beritanya.5

Seperti yang ada di dalam analisis wacana kritis, bahwa kita melihat berita tersebut objektif atau tidaknya pemberitaan melalui bagaimana para wartawan menyiarkan beritanya. Apakah setiap berita yang akan di beritakan ada campur tangan dari pemilik media atau tidak. Karena, biasanya ada media massa yang pemilik medianya ikut campur dalam setiap apa yang akan di beritakan, apalagi jika pemilik media tersebut adalah seorang politisi, seperti yang ada di Indonesia. Maka, setiap berita yang diinformasikan kepada khalayak haruslah dapat mempengaruhi opini publik.6

Sebagai salah satu contoh yang dapat dilihat saat ini dan yang masih hangat untuk diperbincangkan adalah pilkada DKI Jakarta yang akan dilaksanakan tepatnya pada tahun 2017. Berita yang menjadi sorotan

4

Samsul, Wahidin, Dimensi Etika dan Hukum Profesionalisme Pers ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 24

5 Ibid,. Hlm 25

6 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2001), hlm. 14


(13)

4

masyarakat, tidak hanya Jakarta saja melainkan seluruh Indonesia. Itu karena, DKI Jakarta ini bisa disebut dengan replika dari negara Indonesia. Jadi apapun kebijakan yang terjadi di DKI Jakarta dapat berpengaruh bagi provinsi dan kabupaten lain yang ada di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, bahwa setiap akan berlangsungnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) di daerah manapun itu tidak terlepas dari ajang persaingan politik didalamnya. Banyak partai politik berlomba-lomba untuk mencari calon terbaik yang dapat memimpin daerah tersebut untuk diusungnya. Dan, Pilkada DKI Jakarta 2017 ada tiga calon gubernur/wakil gubernur yang mengikuti. Pasangan pertama yaitu Agus Harimurti Yodhoyono dan Sylvia Murni. Pasangan kedua adalah Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Pasangan ketiga adalah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Pertarungan dari ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Guberbur ini sangatlah ketat. Apalagi banyak media massa yang memberitakan fenomena ini. Yang paling jadi rujukan utama masyakat dalam mengakses berita adalah televisi. Ajang ini pula yang menjadikan televisi-televisi yang ada berlomba-lomba dalam menayangkan berita pilkada DKI Jakarta.

Salah satu contoh televisi berita yang tidak pernah ketinggalan dan selalu update dalam menayangkan berita Pilkada DKI ini adalah Metro TV. Televisi yang hampir seluruh acaranya adalah berita, dan bahkan jarang sekali menayangkan acara hiburan. Baik berita ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan yang paling sering adalah berita mengenai politik dan pemerintahan.


(14)

5

Perlu diketahui bahwa Metro TV merupakan salah satu media massa yang dimiliki oleh seorang politisi terkenal dan senior di Indonesia. Dia adalah Surya Palloh, yang merupakan Ketua Umum Partai Nasdem. Dia juga disebut dengan salah satu raja media di Indonesia. Selain itu yang menjadi menarik disini adalah partai yang dia pimpin adalah salah satu pengusung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Ahok dan Djarot.

Dari fenomena seperti ini dapat dilihat bagaimana sebuah media massa wajib menyiarkan pemberitaan secara real, netral, dan tanpa ada rekayasa dalam penayangannya. Diketahui bahwa seorang pemilik media memiliki kuasa dan kekuatan penuh terhadap media yang dimilikinya.

Setiap apapun berita yang tayang di televisi dan disaksikan oleh masyarakat dapat menggiring opini publik terhadap berita yang mereka peroleh, tidak hanya itu mereka pun menganggap bahwa apapun berita yang ditayangkan dalam media tersebut adalah berita yang dirasa sudah benar, tanpa melihat berita dari media yang lainnya.

Masyarakat pun sangat mengharapkan bahwa Metro TV yang menyiarkan berita Pilkada 2017 ini tidak memihak pada salah satu pihak yang merupakan pasangan yang diusungnya, melainkan dia juga dapat secara benar dan netral dalam memberitakan pasangan yang lainnya yang bukan merupakan pasangan calon yang didukungnya. Karena mereka sudah beranggapan bahwa media saat ini bukanlah sarana informasi yang terpercaya melainkan media adalah alat yang digunakan para pemilik media untuk mencari kekuasaan baik di sektor ekonomi, politik dan pemerintahan.


(15)

6

Dengan demikian, media massa ini memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan politik. Dalam aspek politik media memberikan ruang atau arena pertarungan bagi kepentingan berbagai kelompok sosial politik yang ada dalam masyarakat demokratis. Media dan kekuasaan politik sangat berhubungan erat, karena untuk membentuk opini publik membuat media massa memiliki kekuasaan penuh dalam proses politik. Dengan ini, kekuasaan politik tidak hanya ada ditangan partai politik saja, akan tetapi siapapun itu yang dapat mempengaruhi opini publik termasuk dengan media massa.7

Untuk itu, peneliti mesara bahwa fenomena seperti ini sangatlah menarik untuk diteliti. Alasan memilih Metro TV karena stasiun televisi ini merupakan milik dari politisi partai Nasdem. Yang merupakan salah satu partai pendukung salah satu calon. Dengan itu, peneliti ingin mengetahui apakan pemilik media ini berperan dalam setiap apa yang ditayangkan. Atau memang benar beritanya real diproduksi tanpa adanya kepentingan politik dari pemilik media.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, bahasan skripsi ini berfokus pada fenomena pemberitaan kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yang ditayangkan di Metro TV, yang menggunakan pendekatan analisi wacana kritis. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV ?


(16)

7

2. Bagaimana pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dipahami dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :

1. Mendeskripsikan pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang ditampilkan di Metro TV.

2. Menganalisis bagaimana pemberitaan yang ditayangkan di Metro TV tentang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang tertuang dalam tulisan yang berjudul “Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis Wacana Kritis)”, diharapkan agar dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Adapun manfaat yang dimaksud adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Menjelaskan bagaimana berita yang di tayangkan oleh METRO TV khususnya dalam menayangkan berita pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017


(17)

8

b. Menganalisis berita pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 yang ditayangkan METRO TV dengan menggunakan ppendekatan analisis wacana kritis

2. Manfaat Praktis

Memberikan pengetahuan, referensi, sekaligus memperkaya diskursus akademik dalam konteks pemberitaan media dan kepentingan politik tertentu.

E. Penelitian Terdahulu

Permasalah peran Media dan Politik ini sebenarnya sudah pernah dikaji oleh penulis yang salah satu contohnya yaitu dalam jurnal yang berjudul:

“Politik Media, Demokrasi dan Media Politik” yang ditulis oleh Siti Aminah

Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP UNAIR, Surabaya. Dalam karyanya yang dimuat ini menjelaskan bagaimana Politik Media, Demokrasi dan Media Politik itu. Hal ini dapat dilihat pada kenyataan eksistensi media massa pada era pasca pemerintahan Soeharto yang di tengarai oleh kuatnya dominasi penguasa pada semua infrastruktur politik, dengan tujuan untuk menghegemoni menjadi atau pembelajaran politik untuk mengapolitisasi warga negara.

Media menjadi perpanjangan tangan dari kepentingan penguasa, bahasa politik bermakna ganda untuk tujuan penghalusan maupun untuk kepentingan memberdayakan warga negara, keduanya adalah bagian dari politik hegemoni sebagai syarat untuk mengukuhkan kuasa penguasa. Kuasa bahasa melalui penggunaan media menjadi pilihan politiknya. Bahasa yang bermakna ganda


(18)

9

yang hampir menguasai isi media massa menjadi alat meminggirkan dan mengapolitisasi warga untuk menjauh dari arena politik formal.

Dengan tujuan melestarikan kuasa dari elite politik (pemegang kuasa). Perlawanan-perlawanan politik warga untuk menyuarakan aspirasi politiknya tetap tidak merubah kondisi sistem politik represif saat itu. Dan, fenomena dalam masa transisi saat ini, media memiliki ruang yang lebih besar.8

Tetapi, dibalik itu semua ada keunikannya karena sistem politik Indonesia berada dalam pusaran globalisasi, eksistensi media tidak luput dari apa yang ada dalam pendirian kaum hegemoni, menempatkan kebudayaan global yang bersifat tunggal sebagai watak kapitalisme yang monilik (struktur modal kapitalistik), sehingga seluruh ekspresi kebudayaan termasuk ekspresi simboliknya mengacu pada ekspresi dominan atas nama pasar, dan media tidak berfungsi sebagai representasi maupun rekonstruksi realitas sosial politik, melainkan lebih dari itu.9

Asumsi yang mendasari adalah, pertama media adalah sebuah institusi dan aktor politik yang memiliki hak-hak. Kedua, media dapat memainkan berbagai peran politik, diantaranya adalah denga mendukung proses transisi demokrasi, dan melakukan oposisi. Sebagaimana disinyalir oleh Cook, bahwa hal ini telah menjadi perhatian penting bagi masyarakat Barat, dimana para jurnalis telah berhasil mendorong masyarakat untuk tidak melihat mereka sebagai aktor

8 Siti Aminah, “Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik”, Journal Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik, unair.ac.id, Vol. 19 No. 3 (Juli 2006), hlm. 4


(19)

10

politik, sedangkan para pakar politik juga telah gagal untuk menggali media sebagai institusi politik.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Kualitatif

Dalam penelitian yang berjudul “Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis Wacana Kritis)”. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Dimana, metode pendekatan kualitatif yang sudah dijelaskan secara sederhana dapat diketahui bahwa metode ini menggunakan cara dengan melakukan observasi kita dapat melihat terjadinya masalah atau konflik yang terjadi karena kurang objektivnya media dalam menyiarkan berita kepada khalak umum.

Proposal ini menggunakan metode kualitatif. Penyajian data tidak dilakukan dengan mengungkapkannya secara numeric sebagai penyajian data yang dilakukan oleh metode kuantitatif. Dari sisi metodologis, tata cara mengungkapkan pemikiran seseorang atau pandangan kelompok orang adalah dengan menggunakan penelitian secara kualitatif.

Metode kualitatif adalah istilah umum yang menyebutkan berbagai teknik observasi, observasi partisipan, wawancara intensif, dan juga wawancara kelompok fokus yang berusaha memahami pengalaman dan praktek informan kunci untuk menempatkan mereka secara tepat di dalam konteks. Didalam, ini peneliti diharuskan untuk masuk kedalam setting sosial yang sedang diteliti. Banyak sekali istilah yang muncul dalam pendekatan


(20)

11

kualitatif yang diantaranya adalah penelitian atau inkuiri naturalistic atau ilmiah, etnografi, interaksionis, simbolik, perspektif ke dalam, etnometodelogi, The Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interpretative, ekologis, dan juga deskriptif.10

Penelitian kualitatif ini juga merupakan penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah dan dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan sebagai metode yang ada. Dan, metode ini sangatlah identik dengan epistimologi interpretatif yang menekan sifat dinamis, terkontruksi dan tumbuhnya realitas sosial. Serta, tidak ada ilmu objektif yang bisa menegakkan kebebasan universal, atau bisa eksis secara independen dari keyakinan, nilai, dan konsep yang diciptakan untuk memahami dunia.

b. Jenis Penelitian

a) Penelitian Kepustakaan

Seluruh materi yang ada di dalam penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik. Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian.

10 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 78


(21)

12

Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu, seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan, penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.11

Perlu diketahui, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca, dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan dan tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan. Dan, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan disini penelti dapat mengetahui dari sumber-sumber informasi tersebut. Contohnya dari katalog, referensi umum, referensi khusus, buku-buku pedoman, laporan-laporan penelitian, dll.

b) Penelitian dari Media Massa (Metro TV,tayangan di youtube, dan di web Metro TV)

Media massa adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, baik komunikasi personal maupun kelompok dan komunikasi massa. Secara universal tujuannya adalah : 1. Informasi, 2. Hiburan, 3. Pendidikan, 4. Propaganda/pengaruh, 5. Pertanggungjawaban sosial. Sesuai

11A. Rifqi Amin”Penelitian Kepustakaan”,

http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/penelitian-kepustakaan/(Kamis, 17 November 2016, 16.00)


(22)

13

perkembangannya media massa berwujud dalam media cetak (seperti : koran, majalah, bulletin) dan media elektronik (TV, radio, dan internet). Dari beberapa media massa tersebut memiliki ciri khas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalm tampilan serta tujuan dasarnya.12

Media massa juga adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasu dan informasi. Disini dapat diketahui bahwa dalam media massa ini terdapat banyak informasi bagi masyarakat ataupun seorang peneliti apalagi yang akan meneliti yang berhubungan persaingan politik dan media massa.13

2. Unit Analisis

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui media elektronik (televisi), dan juga tayangan di youtube mengenai Pilkada DKI 2017. Serta diperkuat dengan wawancara ke Metro TV Jawa Timur.

3. Teknik Pengumpulan Data

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan tugas adalah perlunya mendapatkan data-data yang akan dianalisis. Dan, beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Dokumentasi

12 Ashadi Siregar. Sketsa-Sketsa Media Massa (Jakarta :Bentang, 1995), hlm. 36

13Sora, N “Pengertian Media Massa dan Menurut Para Ahli”


(23)

14

Dokumentasi ini sangatlah penting didalam melakukan penelitian, karena data akan dikatakan kebenarannya apabila ada bukti-buktinya, yaitu dengan cara dokumentasi ini. Dan, menurut Suharsini dokumentasi adalah mencari data mengenai suatu hal yang berasal dari pihak lain yang berupa catatan, buku, surat kabar,dll.

Sedangkan menurut Sugiyono, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berbentuk tulisan, gambar, atau bahkan karya-karya monumental dari seseorang. Untuk dokumen yang berbentuk tulisan ini misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, dan juga kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya seperti foto, gambar hidup, sketsa, dll. Dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dll. Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam pendapat ini kurang lebihnya sama dengan pendapat para ahli yang lainnya.

4. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap pra-lapangan

Peneliti melakukan observasi pendahuluan melalui pengamatan dan mencari suatu informasi dari salah satu sebagian sumber terhadap sesuatu yang akan di teliti. Yang, dijadikan tempat untuk memperoleh judul, dan yang sesuai dengan gambaran umum keadaan di lapangan, serta memperoleh kepastian antara judul dengan kenyataan yang ada di lapangan.


(24)

15

b. Tahap pekerjaan lapangan

Peneliti berusaha menggunakan teknik analisis wacana kritis dalam melihat berita yang ditanyangkan oleh media Metro TV, dan juga tayangan yang ada di youtube.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan selama kegiatan di lapangan.

5. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah analisis data. Dimana, analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis. Sehingga dalam pelaporan hasil penelitian tidak sekedar menyimpulkan dan menyususn data, melainkan meliputi analisis data dan interpretasi data.

Penulis juga menggunakan analisis di lapangan model Milles and Huberman, yaitu dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu, pada saat observasi peneliti sudah melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh saat turun lapangan. Dan, apabila peneliti belum puas dengan apa yang dia peroleh, maka harus dilakukan observasi lagi sampai data tersebut di rasa cukup, sampai dengan tahap tertentu. dan, aktivitas dalam data yaitu:

a. Data reduction

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat saat diteliti dan harus secara terperinci. Dan, semakin


(25)

16

lama peneliti dilapangan, maka jumlah data juga akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Maka dari itu, peneliti perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data yaitu dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, serta dicari tema dan juga polanya.

b. Data display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Peneliti membuat penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

c. Conclusing drawing

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Milles and Huberman adalah pemerikasaan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kreditabel.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan yang menyeluruh dan juga jelas terhadap suatu penelitian, maka hasil dari penelitian disusun dengan sistematika yang sebagai berikut :


(26)

17

Bab satu, pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaan penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Bab dua, kajian teori yang terbagi menjadi dua yaitu landasan teori dan kajian pustaka yang terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu penjelasan analisis wacana kritis, pengertian media massa, dan hubungan media dan politik. Dengan penelitian terdahulu

BAB III : GAMBARAN UMUM METRO TV

Bab tiga, gambaran umum dari Metro TV yang mendeskripsiakan mengenai objek penelitian Metro TV, serta berita menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV.

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab empat, yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya terkait dengan pemberitaan menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV yang dianalisis menggunakan pendekatan analisis wacana kritis. BAB V : PENUTUP

Bab lima yang berisi analisa data dari hasil penelitian “Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis

Wacana Kritis)”.

Memuat Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN


(27)

18

Waktu yang digunakan untuk penelitian, pada masa kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 pada bulan Februari 2017 (tanggal 1-10 februari ditambah tanggal 20 April 2017).


(28)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori/ Kajian Pustaka

1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/ CDA)

a. Pengertian Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analyisis)

Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari seorang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengyngkapan itu dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi seorang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari seorang pembicara. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah merupakan unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Dalam pandangan Cook, wacana merupakan suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan ataupun tulisan.14

Sedangkan analisis wacana yang dimaksudkan disini adalah untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengerian bersama. Setelah melihat pengertian wacana yang ada diatas, maka dapat dikatakan bahwa analisis wacana adalah menelaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.

Menurut pandangan dari Stubs, analisis wacana adalah merupakan salah satu kajian yang meneliti atau menganalisa bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Stubs juga mengatakan bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan dalam konteks sosial,

14 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2006), hlm. 6


(29)

20

khusunya dalam interaksi antar penutur. Selain itu, Cook juga berpendapat bahwa analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana, dan sedangkan wacana merupakan bahasa yang digunakan berkomunikasi.15

Dalam analisis wacana kritis bahasa tidaklah dipahami sebagai studi bahasa. Akan tetapi, pada akhirnya analisis wacana kritis ini menggunakan bahasa dalam teks sebagai bahan analisisnya, namun bahasa yang dianalisis disini sedikit berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata-mata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Dan, konteks disini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk dengan praktik kekuasaan.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana dari pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabka sebuah hubungan dialektis diantara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya.

Konsep Fairclough yang membagi analisis wacana ke dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan social practice. Disini Teks berhubungan dengan linguistik, misalnya dengan melihat kosakata, semantik, tata kalimat, serta koherensi dan kohesivitas, dan bagaimana antar kesatuan membentuk suatu pengertian. Discourse practice, merupakan dimensi yang

15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2006), hlm. 7


(30)

21

berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Misalnya, pola kerja, bagan kerja, dan ritinitas saat menghasilkan berita. Dan, Social practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks dari media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.16

Ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana ini, dan pendekatan-pendekatan itu secara umum adalah sebagai berikut :17

1) Analisis Bahasa Kritis (Critical Linguistics)

Analisis bahasa kritis memusatkan analisis wacana pada bahasa dan menghubungkannya dengan ideologi. Analisis bahasa kritis lebih kongkret melihat gramatika. Inti dari gagasan Critical Linguistics adalah melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu. dengan kata lain, aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahsa dan struktur tata bahasa yang dipakai. Bahasa baik dari pilihan kata maupun struktur gramatika, dipahami sebagai pilihan, mana yang dipilih untuk diungkapkan membawa makna ideologi tertentu. Dimana, bahasa adalah suatu sistem kategorisasi dimana kosakata tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu.

2) Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) Teun A Van Dijk

16 Aris, Badara, Analisis Wacana :Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media (Jakarta:KENCANA, 2012), hlm.26

17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2006), hlm. 15


(31)

22

Pendekatan kognisi sosial ini dikembangkan oleh A. Van Djik. Titik perhatian dari Van Djik adalah pada masalah etnis, realisme, dan pengungsi. Pendekatan ini disebut dengan kognisi sosial karena melihat faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana. Wacana dilihat bukan hanya dari struktur wacan, tetapi juga menyertakan suatu proses yang disebut dengan kognisi sosial.

Dari analisis teks misalnya dapat diketahui bahwa wacana cenderung memarjinalkan kelompok minoritas dalam pembicaraan publik. Tetapi menurut Van Djik, wacana seperti ini hanya tumbuh dalam suasana kognisi pembuat teks yang memang berpandangan cenderung memarjinalkan kelompok minoritas. Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian yang komprehensif mengenai kongisi sosial akan dapat dilihat sejauh mana keterkaitan tersebut , dan sehingga wacana dapat dilihat lebih utuh.

Tabel. 1

Kerangka Analisis Teun A Van Djik

Struktur Metode

Teks : Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistics


(32)

23

wartawan dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis.

mendalam

Analisis Sosisal: Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan.

Studi pustaka, penelusuran

sejarah

Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut.18 Tabel. 2

Struktur Teks

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.

Super Struktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

18 Ibid., hlm.227


(33)

24

Menurut pemikiran dari Van Djik mengungkapkan bahwa struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dujalankan ketika seseorang menyampaikan pesannya.19

Berikut ini merupakan ringkasan dari elemen wacana Van Djik, seperti yang dirangkum oleh Eriyanto.

Tabel. 3

Elemen Teks pada Wacana Teun A Van Djik. Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur Makro Tematik Tema yang dikedepankan dalam

suatu berita.

Topik

Superstruktur Skematik Bagaimana bagian dan

urutan berita diskemakan dalam bentuk teks berita utuh.

Skema

Struktur Mikro Semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks

berita. Misalnya

Latar, Detil, Maksud, Pra-anggapan,

Nominalisasi.

19 Aris, Badara, Analisis Wacana :Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media (Jakarta:KENCANA, 2012), hlm. 66


(34)

25

dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu

sisi dan mengurangi detil sisi lain. Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang

dipilih.

Bentuk kalimat, Koherensi, Kata Ganti

Struktur Mikro Stilistik Bagaimana pemilihan

kata yang dipakai dalam teks berita.

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cara penekanan

dilakukan.

Grafis, Metafora, dan Ekspresi.

a) Penjelasan mengenai elemen wacana struktur teks oleh Van Dijk adalah sebagai berikut :20

1. Tematik

20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2006), hlm. 229


(35)

26

Elemen tematik ini menunjukkan pada gambaran umum dari suatu teks. Yang bisa disebut juga dengan gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik disini menunjukkan bahwa konsep dominan, sentral, dan paling penting dari sisi suatu berita. dalam gagasan Van Djik mengatakan bahwa, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum. teks juga tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan umum yang konheren.

2. Skematik

Pada umumnya secara hipitetik mempunyai dua kategori skema besar. Yang pertama, summary yang umumnya ditandai dengan judul dan juga lead pada berita. Dan, yang kedua adalah story yaitu merupakan isi beriota secara keseluruhan. Dan isi berita ini secara hipotetik juga mempunyai dua subkategori. Dimana, yang pertama berupa situasi, yakni proses atau jalannya peristiwa. Sedangkan, yang kedua adalah komentar yang ditampilkan pada teks.21

Seperti yang ada pada struktur tematik. Superstruktur juga dalam pandangan Van Djik, dimana dilihat sebagai satu kesatuan yang koheren dan juga padu.

3. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar juga dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Oleh sebab


(36)

27

itu latar ini sangat berguna, karena dapat membongkar maksud apa yang ingin disampaikan oleh wartawan. Selain itu, latar peristiwa itu juga dipakai untuk menyediakan dasar akan kemana teks tersebut akan dibawa.

4. Detil

Elemen wacana detil ini berhubugan dengan kontrol informasi yang akan ditampikan seseorang. Dalam elemen detil ini juga merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit.

5. Maksud

Elemen wacana maksud ini, hampir sama dengan elemen detil. Dalam elemen maksud ini melihat informasi yang menguntungkan bagi komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan juga jelas. Dalam konteks media, elemen maksud ini menunjukkan begaimana secara eksplisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit juga menyingkirkan versi kebenaran lainnya.

6. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat yang ada dalam konteks. Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan.


(37)

28

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara pikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana, bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Untuk bentuk kalimat ini menentukan apakah subjek diekspresikan secara eksplisit atau implisit dalam teks.

8. Kata Ganti

Elemen wacana kata ganti ini merupakan elemen yang paling memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. 9. Leksikon

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata-kata yang dipakai disini menunjukkan sikap dan ideologi tertentu.

10.Praanggapan

Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.

11.Grafis

Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan dan ditonjolkan (yang berarti anggapan penting) oleh seseorang yang diamati dari teks. Grafis ini biasa muncul lewat bagian


(38)

29

tulisan yang dibyat lain dibandingkan tulisan lain. Elemen grafis ini memberikan efek kognitif, dalam arti mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan/ difokuskan.

12.Metafora

Dalam suatu wacana, pemakaian metafora tertentu ini bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.

b) Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah, dimana mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Dalam pandangan Van Djik, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan juga ideologi. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan pada pemakaian bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.22 c) Analisis Sosial

Dimensi ketiga dari analisis Van Djik adalah analisis sosial. Dimana, wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis

22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media (Yogyakarta : LKiS, 2006), hlm. 259


(39)

30

intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.

Terdapat dua poin penting yang ada dalam analisis mengenai masyarakat yaitu kekuasaan (power) dan akses (acces). Dan penjelasaanya sebagai berikut.23

1) Praktik Kekuasaan

Kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok tersebut untuk mengontrol kelompok lain. Kekuasaan yang dipahami oleh Van Djik ini juga berbentuk persuasif. Dimana, tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.

2) Akses Mempengaruhi Wacana

Dalam pandangan Van Djik kali ini, kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengakses pada media. Dan, kesempatan yang lebih besar untuk mempengaruhi khalayak.

3) Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach) Analisis wacana ini memusatkan pada bagaimana wacana dan perubahan sosial. Fairclough banyak dipengaruhi oleh Foucault dan pemikiran dari Julia Kristeva dan Bakhtin. Wacana disini dipandang


(40)

31

sebagai praktis sosial. Dengan memandang wacana sebagai praktik sosial, ada hubungan antara dialektis antara praktik diskursif tersebut dengan identitas dan kelas sosial tertentu.

Disini, wacana juga melekat dalam situasi, institusi, dan kelas sosial tertentu. memaknai wacana dengan seperti itu, dapat membantu menjelaskan bagaimana wacana dapat memproduksi dan mentransformasikannya.

b. Karakteristik Analisis Wacana Kritis

Adapun karakteristik penting dari analisis wacana kritis adalah sebagai berikut :24

1) Tindakan

Prinsip pertama wacana ini dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dengan pemahaman seperti ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Wacana bukan ditempatkan didalam ruang tertutup dan internal. Dengan pemahaman seperti ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Kedua, wacana ini dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, dan bukan sesuatu yang diluar kendali atau diekspresikan diluar kesadaran

24 Aris, Badara, Analisis Wacana :Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media (Jakarta:KENCANA, 2012), hlm. 28


(41)

32

2) Konteks

Analisis wacana kritis ini mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana disini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Guy Cook juga mengatakan bahwa analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana disini adalah bahasa tidak bisa dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata, bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Dan, bahasa disini dipahami dalam konteks secara keseluruhan.

Guy Cook juga menyebutkan bahwa ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana yaitu, teks, konteks, dan wacana sendiri. Teks adalah sebuah bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak dilembar kertas akan tetapi semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Sedangkan konteks, memasukkan semua semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Seperti, partisipasi dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya. Dan untuk wacana disini, kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama.

Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Tidak hanya kognisi dalam arti umum yang dibutuhkan dalam hal ini,


(42)

33

melainkan juga gambaran yang spesifik dari budaya yang dibawa. Wacana dianggap sebagai wilayah yang konstan, yang terjadi dimana saja dan kapan saja, serta dalam situasi apa saja. Wacana dibentuk sehingga harus ditafsirkan dalam kondisi dan situasi yang khusus. Sedangkan dalam wacana kritis, mendefinisikan teks dan percakapan pada situasi tertentu, contohnya wacana ini berada dalam situasi sosial tertentu.

Meskipun demikian tidak semua konteks ini dimasukkan dalam analisis, hanya yang relevan dan dalam banyak hal berpengaruh atas produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan dalam analisis. Yang pertama adalah, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, agama, dalam banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan sosial yang mendasarinya.

3) Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, maka dalam hal ini wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Dan, salah satu aspek yang terpenting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu.


(43)

34

Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya diperoleh kalau dapat memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial politik , dan suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada saat melakukan analisis sangat perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.

4) Kekuasaan

Analisis wacana kritis ini juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisisnya. Setiap wacana yang muncul dalam bentuk teks, percakapan, atau apapun itu tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan merupakan salah stu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Hal ini mengimplikasikan analisis wacana kritis tidak membatasi dirinya pada detail teks atau struktur wacana saja tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya tertentu.

Dalam pemakaian bahasa, bukan hanya pembicara, penulis, dan pendengar atau pembaca, ia juga bagian dari kategori sosial tertentu, bagian dari kelompok profesional, agama, komunitas atau masyarakat tertentu. dan dalam hal ini, mengimplikasikan analisis wacana kritis tidak membatasi dirinya pada detil teks atau struktur wacana saja, akan tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya tertentu.


(44)

35

Dalam hubungannya dengan wacana, kekuasaan ini sangat perlu untuk dapat melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Kontrol disini tidak harus selalu dalam bentuk fisik dan langsung, tetapi juga kontrol secara mental atau psikis. Untuk bentuk kontrol terhadap wacana tersebut dapat bermacam-macam. Bisa berupa kontrol atas konteks, yang secara mudah dapat dilihat dari siapakah yang boleh dan harus berbicara, sementara siapa juga yang hanya dapat mendengar dan mengiyakan saja.

Selain konteks, kontrol tersebut juga diwujudkan dalam bentuk mengontrol struktur wacana. Dimana, seseorang yang memiliki lebih besar kekuasaan bukan hanya menentukan bagian mana yang perlu ditampilkan dan mana yang tidak. Ini misalnya dapat dilihat dari penonjolan atau pemakaian kata-kata tertentu.

5) Ideologi

Ideologi ini merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.

Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana dalam pendekatan semacam ini dipandang sebagai medium


(45)

36

melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi dan mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki, sehingga terlihat absah dan benar.

Dalam perspektif ini, ideologi mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak personal atau individual. Kedua adalah, ideologi meskipun bersifat sosial, dia hanya digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi, akan tetapi juga membentuk identitas diri kelompok , yang memberdakan dengan kelompok lain.

Ideologi disini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi antar anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan seperti ini, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Dan oleh sebab itu, analisis wacana tidak dapat menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana.

2. Pengertian Media Massa

Media massa adalah merupakan singkatan dari Media Komunikasi Massa, dan memiliki arti sebagai sarana dalam menyampaikan pesan-pesan aspirasi bagi masyarakat. Selain itu juga, sebagai alat untuk menyiarkan berita


(46)

37

ataupun pesan kepada masyarakat luas. Sedangkan menurut Leksikon, komunikasi media massa merupakan saran penyampaian pesan yang berhubungan dengan masyarakat secara luas. Contohnya adalah seperti koran, majalah tabloid yang merupakan media cetak, sedangkan media elektronik ada televisi, radio, dll.25

Dalam kehidupan masyarakat modern peranan dari media ini sangatlah penting. Menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories, ada enam perspektif dalam melihat peran media diantaranya adalah :26

1) Melihat media massa sebagai window on event and experience. Atau media dipandang sebagai jendela yang memungkin khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau, media merupakan sarana belajar untuk mengetahui peran peristiwa.

2) Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world. Atau, cermin dari berbagai peristiwa yang ada dunia.

3) Memandang media massa sebagai filter, atau gate keeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak.

4) Media massa dipandang sebagai guide, atau petunjuk jalan atau interpreter yang menerjemahkan dan menunjukkan arah–arah atas berbagai ketidakpastian atau alternatif yang beragam.

25 Ashadi Siregar. Sketsa-Sketsa Media Masa (jakarta : Bentang. 1995),hlm. 36

26 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 24


(47)

38

5) Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan atau umpan balik.

6) Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sebagai tempat informasi melainkan juga menjadi partner komunikasi.

Adapula fungsi dari media massa menurut Mc. Quail adalah :27

1) Informasi : Dimana media massa ini menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia yang menunjukkan hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan. 2) Korelasi : Media massa menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna

peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relaif.

3) Kesinambungan : Dalam hal ini, media massa mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya yang baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4) Hiburan : Media massa disini juga menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, serta meredakan ketegangan sosial.

27

Ibnu Hamad. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Analysis Terhadap Berita-Berita Politik (Jakarta: Granit, 2004). Hlm. 38


(48)

39

5) Mobilisasi : Media massa berfungsi untuk mengampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama. 28

a) Menggiring Opini Publik

Pembentukan opini publik dibentuk oleh publik yang selektif, karena itu setiap masalah selalu ada publiknya sendiri-sendiri. Karena opini sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian attitude. Disini ada lima faktor yang membentuk opini publik, yang diantaranya adalah :29

1) Adanya isu (Presence of an issue), dimana harus ada konsensus yang sesungguhnya.

2) Nature of Publics, harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan dengan persoalan itu.

3) Pilihan yang sulit (Complex of preferences), yang mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat tentang isu.

4) Suatu pernyataan atau opini (Expression of Opinion), berbagai pertanyaan bertumpuk sekitar isu.

5) Dan, jumlah orang yang terlibat (Number of person involved), opini publik adalah besarnya masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu.

28 Ibid., 3

29 Imar Dalilah,“ Media Penggiring Opini

Publik”,http://imardalilah.blogspot.com/2014/01/media -penggiring-opini-publik//(kamis,17 November,2016, 15.30)


(49)

40

Dengan demikian, media semakin marak digunakan dalam menggiring opini publik/masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan demikian media juga telah menjadi alat pembentuk dari citra. Dari berbagai peristiwa dan informasi yang sampai kepada masyarakat melalui media tidak terlepas dari peranan media massa dalam hubungannya dengan penyajian informasi dan cara media menginterpretasi suatu kejadian. Setiap berita yang sampai ke masyarakat akan memiliki banyak penafsiran dan tanggapan yang tergantung pada gaya bahasa (penyajian) dan juga cara penyampaiannya.

Gaya bahasa yang hiperbola biasanya sangat berpengaruh bagi masyarakat yang menerima berita tersebut. Dan, selalu ada kepentingan yang melatarbelakangi cara seseorang mengungkapkan suatu fakta kedalam sebuah berita. Dan, disini sangat dibutuhkan subjektivitas dari seorang wartawan dalam membuat dan menyiarkan berita tersebut.

3. Hubungan Media dengan Politik

Kajian mengenai media di negara-negara berkembangn ini cenderung lebih menekankan dominasi atau hegemoni kekuasaan sebuah negara. Dimana, media digunakan sebagai alat propaganda negara atau menjadi alat kepentingan untuk melestarikan ideologi penguasa (hegemoni). Dan dalam hal ini, ada kepentingan yang cukup signifikan dari pemegang kekuasaan untuk menggunakan media sebagai alat politik dalam mencapai tujuannya.30

30 Siti Aminah, “Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik”, Journal Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik, unair.ac.id, Vol. 19 No. 3 (Juli 2006), hlm. 4


(50)

41

Media pada dasarnya memiliki karakter yang bermacam-macam dan sangat banyak. Terlihat dari kenyataan, bahwa media cetak sering kali meliput tentang isu-isu politik. dan, seiring dengan kekuasaan negara yang semakin melemah di seluruh dunia, sensor dari negara menjadi lemah juga. Susan Pharr seorang pengamat dari Jepang menjelaskan konsep peran politik dari media.31

Adanya empat pandangan yang saling berlawanan dalam hal ini yang diantaranya adalah : Pertama, media sebagai penonton (spectator). Kedua, media sebagai penjaga (watchdog). Ketiga adalah, media sebagai pelayan (servant). Dan keempat adalah, media sebagai penipu (trickster). Pharr juga memandang media sebagai penipu, dimana sebuah kosa kata yang dibuat oleh media tersebut aalah dibuatnya sendiri. Dan, menurutnya penipu disini merupakan partisipasi aktif dalam proses politik.32

Analisis media dari barat juga cenderung melihat hubungan partisipan dalam konteks hubungan formal dan informal antara organisasi media dan juga partai politik. Dan dalam konteks Asia Tenggara, definisi ini masih belum memadai. Hubungan partisan harus dipahami sebagai rangkaian keseluruhan dari hubungan antar-praktisi, dan secara paralel dengan dunia media dan politik.33

Teori politik media dengan mengambil pilihan rasional yang bersifat bebas terhadap subyeknya ini berdasarkan pada teori Downs. Anthony Downs

31

Agus Sudibyo. Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 10

32 William L. Rivers, et, al. Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta : Kencana, 2003), hlm. 277


(51)

42

mendapat temuan tentang proses politik dari partai saat berkompetisi untuk memperebutkan dukungan pemilih rasional. Dari temuan risetnya benar-benar dapat menjelaskan berbagai fitur yang paling penting dalam politik demokrasi pada umumnya.

Hubungan politik dengan media ini sangatlah erat, bukan hanya media dan politik adapula politik media. Dimana, politik media adalah sebagai produk dari perilaku yang berorientasi pada tujuan (goal-orientation behaviour) dari aktor-aktor utama dalam sistem politik. yaitu, seorang politisi, jurnalis, dan juga masyarakat. Ada beberapa kesulitan tertentu dalam memahami politik media atau bahkan peruangan politik yang lainnya. Karena, setiap orang dal melakukan hal politik melakukan sesuatu yang diharapkan dan dilakukan oleh orang lain terhadap mereka secara signifikan.34

Sedangkan dalam hal ini, media dapat dipahami debagai sebuah titik pertemuan dari banyak kekuatan yang berkonflik dalam masyarakat moder, dan karena itu pula tingkat kerumitan isu dalam media ini sangatlah tinggi. Hubungan antara pemerintah, media dan juga politik. dan juga media dengan masalah globalisasi dan lokalitas, keduanya merupakan hal yang paling kontroversial dalam kajian media pada umumnya.

Media dan politik ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama ada hubungannya dengan orang banyak. Keduanya sama-sama membutuhkan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Media dan politik ini berjalan dengan harmoni. Dimana media massa biasanya memediasi kegiatan politik dari para politisi


(52)

43

kepada masyarakat. Dan juga sebaliknya, media juga bisa memediasi opini , tuntutan, atau reaksi masyarakt kepada politisi. Dan, media massa adalah ruang lalu lintas bagi segala macam ide-ide yang menyangkut kepentingan orang banyak.35

Akan tetapi, karena sangat eratnya hubungan antar media dan politik tidak selamanya akan berdampak baik. Permasalahnnya adalah bagaimana media massa tersebut dapat bertindak adil atas berbagai kepentingan yang telah dimediasinya. Ada begitu banyak kepentingan yang terjadi, dan bagaimana media massa menempatkan secara proporsionalnya. Dan, apa yang menyebabkan sebuah kegiatan politik dari golongan tertentu lebih dikedepankan ketimbang kepentingan politik lain dari golongan yang lain juga. Didalam menghadapi dunia politik, media massa tidak jarang menemui kesulitan-kesulitan tersendiri. Di satu sisi, media dituntut untuk melaksanakan fungsinya agar pembaca, pendengar, atau masyarakat lebih memiliki sikap kritis, kemandirian, dan kedalam berfikir. Akan tetapi, di sisi lain pragmatisme ekonomi yang menuntut media mengadopsi logika politik praktis yang terpatri pada spektakuler, sensasional, dan manipulatif.

B. Penelitian Terdahulu

1. Judul : Analisis Wacana Terhadap Teks Berita Tuntutan

Pembubaran FPI Pada SKH Kompas Edisi Februari 2012

35Sora N,“ Pengertian Media Massa dan Menurut Para

Ahli”.http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian


(53)

44

Oleh : Khuriyati

NIM : 08210036

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Persamaan : Persamaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan analisis wacana.

Perbedaan : Perbedaannya adalah, yang pertama fokus masalah

yang diteliti. Karena dalam penelitian ini berfokus pada permasalahan pembubaran FPI, sedangkan penelitian saya adalah mengenai pemberitaan di salah satu media. Kedua adalah, penelitian ini hanya menggunakan pendekatan analisis wacana. Sedangkan saya dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis.

2. Judul : Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat

Oleh : Beti Winanjar Wati

NIM : 08210144026

Jurusan : Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Persamaan : Persamaannya adalah penelitian yang dilakukan sama-sama dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis.

Perbedaan : Perbedaanya adalah dalam penelitian ini yang

digunakan adalah media cetak, sedangkan penelitian saya dengan menggunakan media elektronik (televisi).

3. Judul : Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa


(54)

45

Oleh : Christo Riko Lado

NIM : -

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Persamaan : Penelitian yang dilakukan sama-sama dengan

menggunakan pendekatan analisis wacana ktitis, dan juga menggunakan media Metro TV sebagai objek penelitian.

Perbedaan : Perbedaannyaa adalah dalam penelitian ini yang di

teliti adalah program Mata Najwa pada episode “Balada Perda”.

Sedangkan dalam penelitian yang akan saya lakukan adalah meneliti pemberitaan menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 di Metro TV


(55)

46

46 BAB III

GAMBARAN UMUM METRO TV

A. Subjek Penelitian (Metro TV)

Profil dari Metro TV T(Televisi Berita)

METRO TV merupakan salah satu televisi berita pertama yang ada di Indonesia, yang didirikan pada tanggal pada tanggal 25 November 2000. Selain itu, merupakan salah satu anak perusahan dari MEDIA GROUP milik dari Surya Paloh.

Surya Paloh yang dulu merupakan salah satu politisi partai Golkar, akan tetapi saat ini merupakan Ketua Umum Partai Nasdem. Ia merintis usahanya dibidang pers tepatnya dia mendirikan surat kabar PRIORITAS. Akan tetapi, dianggap terlalu berani maka media ini dicekal oleh pemerintahan pada tanggal 29 Juni 1987.

Beliau mengambil alih Media Indonesia yang saat ini tercatat sebagai surat kabar terbesar setelah Kompas pada tahun 1898. Setelah itu Surya Paloh membangun sebuah televisi berita yang seiring waktu mengukuti perkembangan teknologi yang dari media cetak ke media elektronik. Dalam didirikannya METRO TV ini bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia.39

39 Izay Biografi, “Sejarah Metro TV”,

http://www.izaybiografi.com/2017/02/sejarah-metro-tv.html//(Sabtu, 8 April 2017, 22.00)


(56)

47

Selain menayangkan berita, METRO TV juga menayngkan berbagai program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni, dan juga kebudayaan yang bertujuan mencerdaskan bangsa. Dalam presentase METRO TV ini memang lebih banyak menayangkan berita, dimana 70% berita (news) dan 30% program non berita (non news) yang edukatif.

METRO TV ini sendiri memiliki visi yaitu, untuk menjadi stasiun televisi di Indonesia yang berbeda dengan stasiun televisi yang lainnya. Dan, menjadi televisi nomor satu dalam program beritanya, serta menyajikan program hiburan dan juga gaya hidup yang berkualitas. Serta memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.

Sedangkan misi yang dimiliki stasiun televisi ini adalah, untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan juga etika. Selain itu, untuk memberikan nilai tambah ke industri pertelevisian dengan memberikan pandangan bari, mengembangkan penyajian informasi berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.40

40 Yanda Dedot, “Sejarah Awal Stasiun Metro TV”,

http://yandadedot.bolgspot.co.id/2012/04/sejarah-awal-metro-tv//(Sabtu, 8 April 2017, 22.10)


(57)

48

Dan yang terakhir adalah, METRO TV ini dapat mencapai kemajuannya yang signifikan dengan membangun dan menambah aset, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya dan juga menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

Metro TV ini dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota, dan tersebuar di seluruh Indonesia. Dan, dipancarkan dari 52 transmisi. Sama dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya, pada tahap awal tantangan terbesar bagi perusahaan ini adalah kebutuhan untuk membangun infrastruktur, fasilitas dan tim, semua dalam skala waktu yang pendek dari sembilan bulan.

Perusahaan ini telah membawa gelombang yang baru dari gaya hidup dan kualitas program hiburan yang alternatif untuk melengkapi dominasinya di sektor industri. Produksi yang canggih dan bergaya dari METRO TV ini yang telah memberikan kehidupan baru kedalam industri pertelevisian, bahkan para khalayak umum sangat senang menikmati acara-acara yang disuguhkan oleh METRO TV. Karena, hanya televisi ini yang berbeda dengan televisi-televisi lainnya yang ada di Indonesia.

Pada tahun 2006 visi dari perusahaan ini adalah mencapai peringkat nomor satu untuk kualitas dan pengiriman berita serta tingkat loyalitas yang sangat tinggi dan kedua khalayak umum dan pengiklanan. Perusahaan ini juga mengambil tanggung jawab perusahaan terhadap pemegang saham dan karyawan yang serius. Dan, meskipun konsisten dalam berkendara kedepan ntuk mencapai tingkat yang signifikan pertumbuhan, keuntungan, untuk


(58)

49

meningkatkan aset, kesejahteraan dan kualitas hidup karyawan METRO TV tetaplah penting.

Siaran Metro TV dapat ditangkap melalui televisi kabel diseluruh Indonesia, dengan melalui satelit palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, China Selatan, India, Taiwan, Makau, Papua New Guinea, dan sebagian Australia, dan juga Jepang. Metro TV juga memiliki 19 buah mobil satelit untuk dapat menayangkan secara live kejadian-kejadian yang berlangsung di tempat. Dan, peralatan tersebut berupa 12 buah mobil SNG (Satelit News Gathering) dan 7 buah mobil ENG (Electronic News Gathering). Secara keseluruhan untuk selalu tampil ke depan sebagai televisi terbaik yang mampu mengatasi gejolak pasar, perhatian METRO TV sangatlah dicurahkan kepada. Dan, strategi dari METRO TV sendiri adalah :

Peningkatan dan pendayagunaan sara operasi dan teknologi sehingga dapat memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi pemilik pesawat televisi.

1. Penyajian program yang menarik dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan pemirsa baik berupa hiburan, pengetahuan, informasi aktual dan akurat, serta pengembangan kreativitas untuk melahirkan program-program acara baru yang menarik, memuaskan pemirsa dan dapat ditanggung jawabkan.

2. Pemasaran iklan yang menunjang biaya operasional dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas.


(59)

50

3. Peningkatan peran, kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia, melalui program pelatihan dan pemeliharaan motivasi kerja karyawan melalui berbagai perlindungan dan kesejahteraan.

4. Pengembangan usaha yang tetap berorientasi kepada kepentigan masyarakat baik berupa penyajian program hiburan, informasi dan pengetahuan serta program-program sosial.

Sedangkan untuk target pemirsa dari METRO TV sendiri yaitu, dimana METRO TV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang menyajikan tayangan berita sebagai tayangan utama dalam penyiarannya, dengan rata-rata sekitar 70% tayangannya bersifat berita (News) dan memiliki presentase 30% tayangan non berita (Non News). Sasaran pemirsa METRO TV adalah semua lapisan masyarakat yang membutuhkan informasi berita yang hangat yang sedang menjadi pemberitaan di masyarakat.

METRO TV memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang di yakini METRO TV sesuai dengan selera lokal.

Terdapat beberapa program dari METRO TV, yang diantaranya adalah : 1. Metro Hard News, merupakan salah satu sub program berita yang ada di

METRO TV. Deskripsi dari Metro Hard News adalah :

2. Suara Anda, dimana merupakan salah satu sub program berita yang ada di METRO TV. Dan, berikut adalah deskripsi dari program suara anda :


(60)

51

3. Headline News, merupakan salah satu sub program berita yang ada di METRO TV. Deskripsi dari program ini sendiri adalah :

B. Berita Menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 di METRO TV

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa METRO TV juga merupakan salah satu televisi swasta yang ada di Indonesia. Seperti media televisi yang lainnya, METRO TV juga memberikan tayangan-tayangan yang sangat bermanfaat bagi khalayak. Khususnya tayangan beritanya baik mengenai politik dan pemerintahan, kriminal, ekonomi, pendidikan, dan juga sosial dan budaya.

Salah satu pemberitaan yang ditanyangkan METRO TV yaitu berita mengenai PILKADA Serentak yang di lakukan oleh beberapa kabupaten/kota dan juga gubernur di Indonesia. Dan, salah satunya adalah DKI Jakarta yang juga ikut serta dalam PILKADA Serentak. Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 ini ada tiga pasangan calon, yang diantaranya adalah pasangan calon nomor 1 adalah Agus-Silvy. Nomor 2, Ahok-Djarok (calon pasangan gubernur petahana). Dan nomor 3, adalah Anies-Sandi.

Dengan adanya ajang kontestasi pemilihan kepala daerah di berbagai daerah di Indonesia tentu saja seluruh media baik elektronik maupun cetak memberitakannya. Ini juga yang dilakukan oleh METRO TV, yang merupakan salah satu pelopor televisi berita. Dan, berita mengenai pemilihan gubermur DKI Jakarta ini merupakan berita yang paling ramai, dan sangat di nanti-nanti setiap perkembangannya oleh seluruh khalayak umum.


(61)

52

METRO TV sangat rutin menayangkan berita mengenai pemilihan gubernur DKI Jakarta. Dapat dilihat, mulai dari sebelum di tetapkannya calon gubernur dan wakil gubernur, pada saat pendaftaran pasangan calon gubernur DKI Jakarta, pada masa kampanye yang merupakan masa-masa yang sangat kental akan unsur perpolitikan, dan sampai dengan terjadinya proses pemilihan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017.

Karena ini pula METRO TV sempat tidak dipercaya oleh khalayak dalam memberitakan mengenai pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Ada beberapa yang mengatakan bahwa METRO TV ini cenderung membela salah satu pasangan calon, yang tidak lain didukung oleh partai dari pemilik televisi tersebut.

Dan, bahkan ada berita yang beredar bahwa KPI akan mencabut izin siaran yang dimiliki oleh METRO TV. Akan tetapi, sampai saat ini berita yang berdar tersebut belum ada buktinya dan sampai saat ini METRO TV tetap tayang dan memberikan informasi sekaligus berita terkait dengan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.

Berita mengenai pemilihan gubernur (Pilgub) DKI 2017 ini sudah mulai ditayangkan sejak bulan Agustus, dan bahkan sampai saat ini setelah terselenggaranya pemilihan tersebut. Tidak hanya itu, berita mengenai Pilgub ini akan selalu ditayangkan sampai selesainya pemilihan Gubernur putaran kedua yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April 2017.

Selama menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017 secara langsung, dengan itu pula berita-berita yang disajikan selalu terkait


(62)

53

dengan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Mulai dari pendaftaran sampai saja penetapan calon tetap. Hanya saja dalam penelitian ini akan dibatasi edisi tanggal berapa saja berita mengenai Pilgub DKI Jakarta ditayangkan di METRO TV yaitu berita mulai tanggal 1 Februari 2017 sampai 14 Februari 2017. Adapun data mengenai pemberitaan Pilgub DKI Jakarta 2017 adalah sebagai berikut.

Edisi 1 Februari 2017 (18.30 WIB) Prime Time News

Topik Anies Klaim Dapat Dukungan dari Dua Mantan

Pemimpin KPK

Isi Berita Calon Gubernur nomor urut 3 Anies Baswedan, menanggapi

santai terkait dukungan mantan Ketua KPK Antasari Azhar ke kubu pasangan cagub-cawagub Basuki-Djarot. Ia enggan berkomentar lebih terkait dukungan tersebut.

Tak mau kalah dengan Ahok-Djarot dirinya pun bilang telah mendapatkan dukungan dari mantan pimpinan KPK yakni Bambang Widjajanto dan Adnan Pandu Praja di Pilgub DKI kali ini.

Anies memastikan jika dukungan mantan dua pucuk pimpinan KPK tersebut murni karena kesamaan visi dan misi menyoal permasalahan di Jakarta. Ia sama sekali tidak menjanjikan embel-embel materi dan jabatan.


(1)

125

Jakarta. Khusunya kepada calon gubernur dan wakil gubernur yang akan datang bahwa dia jangan pernah melupakan janjinya. Banyaknya janji-janji yang di berikan pada saat kampanyenya ini yang diharapkan oleh seluruh warga Jakarta untuk ditepatinya.

Kemenangan dari Anies-Sandi ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik dalam merubah Ibu Kota. Untuk menjadi lebih baik dari pemerintahan yang sebelumnya. Walaupun memberikan selamat dalam kemenangan Anies-Sandi, tetap saja Metro TV mengatakan bahwa banyak sekali janji yang sudah dibuat pasangan gubernur terpilih di periode berikuitnya. Diharapkan kemenangannya ini tidak mengecewakan warga DKI Jakarta yang sudah terbuai oleh janji-janjinya.


(2)

126 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan juga pembahasan yang ada dalam penyajian data dan juga analisis data terkait dengan penelitian yang berjudul Pemberitaan Menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV dengan menggunakan analisis wacana kritis, yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bentuk bentuk kalimat yang dalam pemberitaan menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV, yang diambil dari edisi tayangan 1,2,3,4,5 dan 10 Februari2017 ditambah 20 April 2017. Dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dari Van Djik. Dari kalimat-kalimat yang ada pada berita tersebut dianalisis dengan beberapa elemen wacana. Yaitu, elemen tematik, skematik, latar, leksikon dan grafis. Yang ada pada tayangan berita edisi 1-10 Februari, ditambah pada periode 20 April 2017. Dengan menggunakan beberapa elemen tersebut, dapat menganalisis berita, sehingga dapat mengetahui apa maksud dari setiap kata dan juga kalimat yang ada pada berita. Dari berita-berita yang ditayangkan tersebut, banyak penggunaan kalimat yang mengakibatkan pengertian lain kepada khayalak yang membaca atau melihat berita tersebut.

2. Berita Pemilihan Gubernur yang ditayangkan di Metro TV setelah dianalisis dan dikaitkan dengan politik. Pemilik dari Metro TV sendiri


(3)

127

adalah Surya Palloh yang merupakan politisi dari Partai Nasdem. Partai Nasdem adalah salah satu partai pendukung dari salah satu calon maka dari sini Metro TV di pertanyakan kenetralitasannya. Dan, setelah dilihat dari beberapa berita tersebut. Pemilik media memiliki peran penting dalam setiap apa yang ditayangkan oleh media tersebut. dari berita-berita yang dibuat sample ada indikasi bahwa pemilik media yang ingin mempengaruhi opini masyarakat terhadap berita tersebut. karena, pada tayangan berita soal Ahok-Djarot hampir tidak memperlihatkan kekurangan dari pasangan ini. Dia lebih melihatkan bahwa pasangan Ahok-Djarot ini yang paling baik dari pasangan yang lainnya. Sedangkan untuk tayangan berita pada pasangan calon gubernur yang lainnya seperti Agus-Sylvi dan juga Anies-Sandi, lebih sering memberitakan yang kesannya menjatuhkan pasangan tersebut. Walaupun ada berita yang juga memperlihatkan sikap baik dari pasangan Agus-Sylvi dan juga Anies-Sandi.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, berdasarkan dari kesimpulan. Dapat memberikan saran kepada pihak yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama. Bahwa dalam penelitian ini penulis masih banyak jauh dari kesempurnaan, karena adanya kendala bagi penulis untuk dapat melakukan wawancara dengan pihak Metro TV terkait berita Pilgub yang ditayangkan. Sebaiknya setiap melihat atau membaca berita sebaiknya di pahami dan di analisis. Apalagi untuk saat ini banyak sekali berita-berita yang masih kurang


(4)

128

untuk bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Terkadang, ada beberapa tayangan dari berita-berita yang didalamnya ada unsur politik. Gunanya untuk menarik keuntungan bagi kelompok tertentu. Untuk para media massa baik itu berupa televisi, koran, majalah dll. Sebaiknya harus memegang teguh kode etik jurnalistik. Harus netral dalam memberikan informasi kepada khayalak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana : Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta : Kencana

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Burton, Graeme. 2000. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi. Yogyakarta: Jalasutra

Darma, Y. A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Eriyanto. 2006. Analisis Wacana, Pengantar analisis teks media. Yogyakarta : LKiS

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita-Berita Politik. jakarta: Granit

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : Rineka Cipta

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Siregar, Ashadi. 1995. Sketsa-Sketsa Media Massa. Jakarta: Bentang Sobur, A. 2009. Analisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.

Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Nuansa


(6)

Wahidin, Samsul. 2012. Dimensi Etika dan Hukum Profesionalisme Pers. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wardana, Veven Sp. 1997. Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jurnal dan Website

A. Rifqi Amin,

http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/penelitian-kepustakaan/ “PenelitianKepustakaan” (Kamis, 17 November 2016)

Beti, Winanajar. “Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat”, Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Jurusan Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).

Imar Dalilah, http://imardalilah.blogspot.com/2014/01/media-penggiring-opini-publik/“Media Penggiring Opini Publik” (Kamis, 17 November 2016)

Izay Biografi, “Sejarah Metro TV”,

http://www.izaybiografi.com/2017/02/sejarah-metro-tv.html//(Sabtu, 8 April 2017, 22.00)

Metro TV News, http://m.metrotvnews.com/search.berita-pilkada/ “Berita Pilkada” (Selasa, 31 Januari 2017, 19.00)

Ridho Rinaldi,

http://ridhorinaldy.wordpress.com/analisis-media-massa/”AnalisisMedia Massa” (Jum’at, 18 November 2016)

Siti Aminah. “Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik”. Journal Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik. UNAIR. Vol. 19 No.3. Surabaya, hlm 4, Juli 2006.

Sora N, http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian-media-massa-dan-menurut-para-ahli/“Pengertian Media Massa dan Menurut Para Ahli” (Jum’at, 18 November 2016)

Sunarsih. 2010. Analisi Wacana Kritis Terhadap Wacana Israel dan Palestina dalam Ensiklopedi Digital Microsoft Student Encarta 2009. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.