PENGARUH DINAMIKA KELOMPOK DAN BUDAYA KONSUMSI NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK PEMBIAYAAN MURĀBAHAH DI KSPS BMT UGT SIDOGIRI KANTOR CABANG PEMBANTU SAWAHAN SURABAYA.

(1)

PENGARUH DINAMIKA KELOMPOK DAN BUDAYA KONSUMSI

NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK

PEMBIAYAAN MUR

Ā

BAHAH DI KSPS BMT UGT SIDOGIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU SAWAHAN SURABAYA

SKRIPSI OLEH: ZAIM AZMI NIM: C04212083

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(2)

PENGARUH DINAMIKA KELOMPOK DAN BUDAYA KONSUMSI

NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK

PEMBIAYAAN MUR

Ā

BAHAH DI KSPS BMT UGT SIDOGIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU SAWAHAN SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Ilmu

Ekonomi Syariah dan Ekonomi Islam

OLEH : ZAIM AZMI NIM : C04212083

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Dinamika Kelompok dan Budaya Konsumsi

Nasabah terhadap Keputusan Memilih Produk Pembiayaan Mur

ā

bahah di KSPS

BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya”. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menitikberatkan

pada penyajian data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan

(skoring) dengan menggunakan statistik. Sedangkan jenis penelitian ini adalah

asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau pun

juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini

adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara

simultan antara dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap

keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri

Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. 2. Untuk mengetahui dan

menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial antara dinamika kelompok

dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan

mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan

Surabaya.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 89 responden nasabah yang

melakukan pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang

Pembantu Sawahan Surabaya. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang

digunakan jika populasi mempunyai anggota yang dianggap homogen, sehingga

diperoleh anggota sampel yang representatif. Uji yang digunakan untuk menguji

instrumen penelitian berupa uji validitas dan uji realibilitas. Uji hipotesis

menggunakan uji F (simultan) dan uji t (parsial).

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil uji F simultan menunjukkan

bahwa variabel dinamika kelompok dan budaya konsumsi secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan

mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan

Surabaya, dngan nilai signifikansi 0,02 lebih kecil dari 0,05 (Sig

0,02 <

0,05). 2.

Hasil uji t Parsial menunjukkan bahwa variabel dinamika kelompok tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan

mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan

Surabaya dengan nilai signifikansi 0,859 lebih besar dari 0,05 (Sig 0,

859 > 0,05).

Sedangkan variabel budaya konsumsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

nasabah memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri

Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya dengan nilai signifikansi 0,020 lebih

kecil dari 0,05

(Sig 0,020 < 0,05).


(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM...i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TRANSLITERASI ...x

\BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...11

C. Tujuan Penelitian ...11

D. Kegunaan Hasil Penelitian... 12

E. Sistematika Penulisan ...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA...15

A. Landasan Teori...15

1. Keputusan ...15

2. Dinamika Kelompok ...19

3. Budaya Konsumsi ...27

4. Pembiayaan Mura> bahah ...31

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...36

C. Kerangka Konseptual...39


(9)

BAB III METODE PENELITIAN...41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 42

D. Variabel Penelitian... 44

E. Definisi Operasional ... 45

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

G. Data dan Sumber Data ... 50

H. Teknik Pengumpulan Data ... 52

I. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN ...59

A. Diskripsi objek Penelitian ... 59

B. Penyajian dan Analisis Data... 64

BAB V PEMBAHASAN ...83

A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB VI PENUTUP ...89

A. Kesimpulan ...94

B. Saran ...95 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Transaksi Pembiayaan Mura> bahah ... 6

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan...36

Tabel 3.1. Tabel Penentuan Jumlah Sampel...44

Tabel 3.2. Indikator... 48

Tabel 4.1. Data Jumlah Nasabah yang Melakukan Pembiayaan ... 64

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel X1... 68

Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel X2... 69

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Y... 70

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas ...71

Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas ...72

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorof-Smirov Test ... 73

Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas... 76

Tabel 4.10. Hasil Uji F...79

Tabel 4.11. Hasil Uji t ...80

Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...81

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tahap Proses Pembelian ... 16

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual... 39

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BMT UGT Sidogiri KCP Sawahan ... 62

Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi ... 67

Gambar 4.3. Grafik Normal Plot ...74

Gambar 4.4. Histogram... 75


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai proyek pembangunan, namun dana pemerintah yang bersumber dari APBN sangat terbatas, untuk menutupi kebutuhan tersebut, pemerintah menggandeng dan mendorong pihak swasta untuk ikut serta berperan aktif dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta baik individual maupun kelembagaan memiliki pendanaan terbatas untuk memenuhi operasional dan pengembangan usahanya.1

Pada masa sekarang ini, Bank syariah telah mampu memberikan bantuan kepada pemerintah terutama sektor permodalan yang sangat mudah didapatkan oleh seorang pengusaha dalam menghidupkan kembali sendi-sendi investasi di Indonesia. Dengan keberadaan Bank syariah yang semakin memberikan prospek yang cerah terhadap iklim investasi di dalam Negri, mendorong munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah yang sejenis, sehingga bermunculan Baitul Māl wat Tamwīl(BMT) di seluruh Indonesia.

Lembaga Baitul Māl (rumah dana), merupakan lembaga bisnis dan sosial

yang pertama yang didirikan oleh Nabi.2 Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Para ahli ekonomi Islam dan Sarjana ekonomi Islam

1Muhammad, Manajemen Bank Syariah,(Yogyakarta: UPP, AMP, YKPN, 2003), 13. 2 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul M

āl wat Tamwīl (BMT), (Yogyakarta: UII Press, 2004), 56.


(12)

2

sendiri memiliki sedikit perbedaan dalam menafsirkan Baitul Māl ini.

Sebagian bependapat bahwa Baitul Māl ini semacam Bank sentral, seperti

yang ada saat ini. Tentunya dengan berbagai kesederhanaannya karena keterbatasan yang ada. Sebagian lagi berpendapat, bahwa Baitul Māl

semacam menteri keuangan atau bendahara Negara.3 BMT merupakan Lembaga keuangan, BMT juga menghimpun dan menyalurkan dari kepada masyarakat. Lembaga ini secara tidak langsung bersentuhan dengan masyarakat tingkat ekonomi menengah ke bawah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Lembaga keuangan Bank maupun non Bank yang bersifat formal, yang beroperasi di pedesaan, umumnya tidak dapat menjangkau masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.4

BMT hadir agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut.

Baitul Māl wat Tamwīl (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari

dua istilah yaitu Baitul Māl dan Bait at-Tamwīl. Baitul al-Māl lebih

mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti; zakat, infaq, dan shadaqah. Adapun Bait at-Tamwīl sebagai

usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. BMT memiliki berbagai macam produk yang ditawarkan dalam menjalankan usahanya, adapun berbagai macam produk yang terdapat pada BMT sebagai berikut:5

1) Wadī’ah(Titipan)

3Ibid., 57.

4Muji Haryono, Pengaruh Pelayaan terhadap Minat Nasabah BMT Al-Khautsar Kebumen, skripsi

(Yogyakarta: UIN, 2005), 2.

5Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul M

āl wat Tamwīl (BMT),(Yogyakarta: UII Press, Cet. II, 2005), 73.


(13)

3

2) Musha>rakah(Kerja sama) 3) Mud}a>rabah(Bagi hasil) 4) Ija>rah(Sewa)

5) Mura>bahah(Jual beli) 6) Ujrah(Fee)

7) Hiwa>lah(Talangan) 8) Rahn(Gadai)

Segala transaksi atau tindakan yang berhubungan dengan manusia dan manusia atau muamalahdiatur dalam fiqh muamalah, fiqh muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalaan jual beli, utang piutang, kerjasama dagang, sewa menyewa, di antara persoalan-persoalan yang muncul pada muamalah yang sering kita jumpai salah satunya adalah jual beli.6

Pada dasarnya segala bentuk atau transaksi muamalah itu boleh atau mubah kecuali ada dalil-dalil yang mengharamkannya. Jadi sebenarnya segala bentuk macam muamalah itu boleh asalkan tetap diperbolehkan oleh

syara’ terutama tentang jual beli dan lain-lainnya. Sesuai dengan kaidah

fiqh:

“Hukum asal dari muamalah adalah boleh atau mubah kecuali ada dalil yang melarangnya (mengharamkannya)”.7

6Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 50.

7MUI, DSN, BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Edisi Kedua, (Jakarta: MUI, DSN,


(14)

4

Dalam urusan materiil, salah satu bentuk tolong menolong itu adalah dengan cara menyalurkan dana pada seseorang yang membutuhkan. Sesuai dengan dalil yang ada dalam Al-Qur’ansurat al-Baqarahayat 245:

                    

“Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (QS. al-Baqarah: 245)8

Dari ayat di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasannya antara manusia satu dengan manusia yang lain harus saling tolong menolong, tetapi tolong menolong hanya untuk perbuatan baik saja menurut syara’, bukan termasuk perbuatan yang dilarang syara’. Dalam menanggulangi praktik ijon, rentenir dan semacamnya maka secara teori keberadaan BMT (Baitul Māl wat Tamwīl) harus mampu berperan aktif sebagai suatu bentuk solusi alternatif representative. Yang menjadi persoalan adalah apakah praktik Lembaga keuangan syariah yang berkembang selama ini benar-benar mencerminkan misi utama keberadaan BMT atau tidak.

Istilah Baitul Māl wat Tamwīl saat ini diartikan sebagai suatu

badan/institusi keuangan yang memadukan fungsi Baitul Māl dan Baitut Tamwīl. Baitul Māl wat Tamwīl lebih mengarah pada usaha-usaha

pengumpulan dana dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shadaqah, sedangkan Baitut Tamwīl sebagai usaha pengumpulan dan

8


(15)

5

penyaluran dana komersial, usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.9

Salah satu BMT yang berdiri saat ini adalah BMT UGT Sidogiri. Didirikan pada tanggal 6 Juni 2000 BMT UGT Sidogiri memiliki visi misi mengembangkan masyarakat UKM tanpa dana riba. Dengan prinsip non riba tersebut maka operasional BMT terdiri dari prinsip-prinsip syariah. Pengelolaan dananya pun menggunakan sistem syariah. Sehingga bagi masyarakat yang Islami, BMT UGT Sidogiri menjadi salah satu solusi untuk mengelola kelebihan uangnya.10

BMT UGT Sidogiri Mempunyai banyak Kantor Cabang di berbagai daerah, nasabahnya pun juga banyak, mereka mempunyai budaya dan status sosial yang berbeda. Salah satunya di daerah Jawa Timur, khususnya di daerah Surabaya terdapat beberapa Kantor Cabang, salah satunya adalah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. Kantor Cabang Pembantu yang beralamatkan di Jl. Girilaya No.34 Surabaya ini berdiri sejak tahun 2010.11 Pembiayaan mura>bahah merupakan salah satu produk pembiayaan yang paling diminati oleh nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, terdapat peningkatan yang signifikan antara tahun 2015 dan 2016 mengenai peningkatan jumlah

9 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, edisi-2

(Yogyakarta: Ekonisia, 2003), 96.

10Nurul Huda, Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), 363. 11Arsip KSPS BMT UGT Sidogiri KCP Sawahan Surabaya (Surabaya, 2010), 1


(16)

6

nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah di BMT tersebut. Hal itu berdasarkan hasil olahan data dibawah ini.

Tabel 1.1

Jumlah transaksi pembiayaan murabahah

Tahun Jumlah Nasabah

2015 82

2016 120

Sumber: Olahan data nasabah KSPSBMT UGT Sidogiri KCP Sawahan Surabaya (22 Maret 2016)

Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah nasabah yang melakukan transaksi pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya dari tahun 2015 ke tahun 2016. Selain itu, pembiayaan mura>bahah merupakan produk pembiayaan yang paing diminati oleh nasabah, hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Cabang Pembantu KSPS BMT UGT Sawahan Surabaya pada saat wawancara:

“Di BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, Pembiayaan jenis inilah yang paling utama dipergunakan dibanding jenis yang lain dalam melayani nasabahnya, hal ini disebabkan karena dengan akad mura>bahah lah yang paling sesuai diterapkan pada masyarakat sekitar yang sesuai dengan target pasar KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya yang merupakan kelas menengah ke bawah. Sebenarnya ada beberapa produk pembiayaan yang kami tawarkan, akan tetapi kebanyakan nasabah lebih memilih produk pembiayaan mura>bahah. Rata-rata nasabah yang mengajukan pembiayan

mura>bahah disini adalah dari kelompok pedagang. Dari sekitar 200 nasabah yang mengajukan pembiayaan itu kebanyakan lebih memilih pembiayaan dengan akad mura>bahah, yang jika dikalkulasikan jumlahnya mencapai 120 nasabah.”12

12 Abd. Rahman Aziz, Kepala Kantor Capem KSPS BMT UGT Sidogiri Indonesia Capem


(17)

7

Terkait data tersebut, akan menarik jika diteliti lebih mendalam lagi tentang ada atau tidaknya faktor perilaku konsumen yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembiayaan mura>bahah. Keputusan merupakan bagian/salah satu elemen penting dalam perilaku nasabah disamping kegiatan fisik yang melibatkan nasabah dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang serta jasa ekonomis.

Menurut Kotler dan Keller, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi.13 Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih keputusan adalah faktor sosial. Dalam hubungan sosial, seseorang akan dihadapkan dengan lingkungan atau kelompok, dari lingkungan atau kelompok akan menimbulkan pengaruh terhadap individu yang ada dalam lingkungan tersebut untuk mengikuti kebiasaan yang ada di dalam kelompok tersebut, misalkan dalam perilaku mengkonsumsi barang atau jasa. Setiap nasabah, khususnya nasabah BMT akan dihadapkan dalam situasi kelompok yang berbeda, yang mana hal itu akan mempengaruhi keputusan nasabah tersebut dalam memilih suatu produk yang akan dibeli dari BMT.

Suatu kelompok terdiri dari beberapa individu yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang yang ada dalam kelompok tersebut. Kelompok merupakan sekumpulan orang yang hidup dan saling berinteraksi. Sebagian merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang 13

Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid-I/Edisi-13, (Jakarta: Erlangga, 2009), 166.


(18)

8

mana orang tersebut secara terus menerus berinteraksi dengan mereka. Selain itu, kelompok primer cenderung bersifat informal. Namun demikian, seseorang juga termasuk kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan kelompok asosiasi perdagangan yang mana cenderung bersifat lebih formal dan mempunyai interaksi yang tidak begitu rutin.14

Dari pengaruh kelompok, akan terbentuk minat nasabah untuk membeli suatu produk. Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.15 Dinamika kelompok akan memberikan pengaruh besar kepada konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih produk yang akan ia beli, dari situlah konsumen bisa melihat dan menilai kualitas produk, terutama tentang kualitas produk pembiayaan mura>bahah yang ditawarkan oleh pihak BMT.

Di samping dinamika kelompok, faktor kebudayaan merupakan salah satu faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Dengan kata lain, merupakan faktor paling utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Para nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Sawahan Surabaya tentunya memiliki berbagai macam budaya yang berbeda, khususnya budaya dalam hal konsumsi, mereka merupakan orang dari kalangan menengah ke bawah,

14 Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2003), 194.

15 Durianto, DKK, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek.


(19)

9

sehingga dalam hal konsumsi, mereka juga akan menyesuaikan dengan status sosial mereka, bagaimana kebiasaan sehari-hari mereka dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Dari budaya konsumsi itulah akan timbul dorongan yang membuat nasabah bisa memutuskan poduk mana yang akan mereka pilih. Konsumen saling berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya (culture), budaya adalah segala nilai, pemikiran, dan simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan sesorang dan masyarakat.16

Banyak fakta-fakta yang menarik yang bisa ditemukan ketika melihat sisi lain dari kehidupan sehari-hari nasabah dari KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. Pertama: Banyak dijumpai di suatu tempat yang mana satu kelompok pedagang di suatu pasar atau komplek perumahan itu mereka sama-sama menjadi nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, hal tersebut menjadi sangat menarik untuk diteliti apakah fenomena itu karena adanya faktor dinamika kelompok di lingkungan tersebut yang mempengaruhi keputusan individu dalam membeli produk atau tidak. Kedua: Budaya dari setiap kelompok nasabah yang berbeda, terutama budaya dalam hal konsumsi, kebiasaan dan pengaruh dari lingkungan masyarakat menengah ke bawah akan mempengaruhi budaya konsumsi dari nasabah, apakah kebiasaan

16 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor:


(20)

10

dalam hal mengkonsumsi barang atau jasa tersebut berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk dari BMT khususnya produk pembiayaan

mura>bahah. Hal tersebut menjadi layak untuk diteliti.

Berdasarkan uraian di atas. Maka Peneliti akan melakukan penelitian di salah satu cabang BMT UGT Sidogiri Jawa Timur yaitu KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. Peneliti merasa tertarik untuk menjadikan “keputusan” sebagai variabel terikat (variabel Y), sedangkan untuk variabel X nya, Peneliti menggunakan dua variabel, yaitu dinamika kelompok (X1) dan budaya konsumsi (X2).

Atas latar belakang tersebut, maka Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, dengan mengangkat judul ”PENGARUH DINAMIKA KELOMPOK DAN BUDAYA KONSUMSI NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK PEMBIAYAAN MURĀBAHAHDI KSPS BMT UGT


(21)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan antara dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

2. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial antara dinamika kelompok dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.


(22)

12

D. Kegunaan hasil Penelitian

Ada dua macam keguanaan penelitian, yaitu kegunaan teoretis dan kegunaan praktis.

Adapun kegunaan teoretis dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan sumbangan terhadap bidang ilmu pengetahuan khususnya Ekonomi Syariah untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk pembiayaan mura>bahahdi lembaga keuangan Islam non Bank, khususnya di BMT UGT Sidogiri.

2. Memberikan sumbangan terhadap bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang Fiqih Muamalah khususnya tentang mura>bahahdan bisa dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi BMT UGT Sidogiri dalam mengembangkan operasionalnya, terutama dari segi pemasaran, dan produknya, agar bisa lebih baik lagi, dan meningkatkan minat dari nasabah.

2. Untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam melakukan pembiayaan, khususnya pembiayaan


(23)

13

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dikemukakan ke dalam enam bab yang dapat diuraikan satu persatu seperti dibawah ini:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk menunjang pembahasan penulisan ini, yang mencakup pengertian, keputusan, pembiayaan

mura>bahah, dinamika kelompok dan budaya konsumsi, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka konseptual, serta hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi: Jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabilitas, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(24)

14

BAB IV : Hasil Penelitian

Dalam bab ini menyajikan hasil penelitian yang berisi deskripsi umum objek penelitian dan analisis data.

BAB V : Pembahasan

Dalam bab ini memberikan gambaran umum tentang objek penelitian berupa sejarah singkat institusi yang bersangkutan, serta visi dan misi kemudian dilanjutkan dengan deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari temuan-temuan selama melakukan penelitian beserta pembahasannya.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan yang menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberikan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian penelitian berikutnya .


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Keputusan

a. Pengertian Keputusan

Menurut Kotler dan Keller, mengatakan bahwa keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen.17

Keputusan merupakan bagian/salah satu elemen penting dari perilaku nasabah disamping kegiatan fisik yang melibatkan nasabah dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang serta jasa ekonomis. Perspektif pemecahan masalah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan nasabah. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model dibawah ini :


(26)

16

Gambar 2.1. Tahap Proses Pembelian

Sumber: Kotler, 2007, 235

Pada model di atas mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Tahap hal ini tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan pembeli. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai, seperti berikut ini:18

1) Pengenalan Masalah

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. 2) Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang

18

Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2007), 236-237. Pengenalan

Masalah

Perilaku Pasca pembelian Pembelian Pencarian

Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian


(27)

17

diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang maksimal.

3) Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk promosi dan keputusan untuk pembeli. 4) Keputusan membeli

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.

5) Perilaku Pasca pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi


(28)

18

lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

Menurut Engel, Dkk., secara sistematis model dasar dari proses keputusan untuk mengungkap kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk perilaku proses keputusan. Salah satuya dari pengaruh lingkungan yang meliputi:19

a. Budaya b. Kelas sosial c. Pengaruh pribadi d. Sikap

e. Situasi

Menurut Kotler-Keller, juga dijelaskan bahwa perilaku konsumen dalam mengambil keputusan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.20 Jadi, faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis konsumen mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk.

19 James F Engel, Dkk., Perilaku Konsumen, Edisi-6 (Jakarta Barat: Binarupa Aksara, 1994), 59. 20 Philip Kotler dan Kevin Lare Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi-12, (Jakarta: Erlangga, 2008), 226.


(29)

19

2. Dinamika Kelompok

a. Pengertian Dinamika Kelompok

Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interdepedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan anggota kelompak dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh karena itu, kelompok bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. Menurut Cartwright dan Zander, dinamika kelompok merupakan suatu pengetahuan yang mengkaji kehidupan kelompok, yakni menganalisis cara-cara mengorganisir, mengelola serta pengambilan keputusan dalam kelompok.21

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama sehingga berpengaruh pada proses pengambilan keputusan dalam kelompok tersebut.


(30)

20

b. Klasifikasi Kelompok

Kelompok dapat diklasifikasikan menjadi empat dikotomi:22

1) Kelompok Primer versus Kelompok Sekunder

Kelompok primer adalah kelompok sosial dimana hubungan antar anggotanya bersifat pribadi dan berlangsung lama. Anggota-anggota kelompok itu terikat oleh kesetiaan yang kuat, dan biasanya mereka melakukan kegiatan bersama, menghabiskan waktu bersama dan merasa bahwa mereka saling mengenal satu sama lain dengan baik.

Kelompok sekunder merupakan kelompok sosial yang besar dan tidak bersifat pribadi, berdasarkan atas kesukaan dan kegiatan yang sama. Hubungan kerap kali berlangsung singkat.

2) Kelompok Formal versus Kelompok Informal

Kelompok formal terdiri dari anggota-anggota kelompok yang berinteraksi menurut struktur yang baku. Kelompok informal terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai tujuan, pengalaman, kesukaan dan kegiatan yang sama. Dalam kelompok informal tidakada struktur maupun pembagian wewenang dan kekuasaan yang baku.

3) Kelompok Besar versus Kelompok Kecil

Kelompok sosial yang besar dengan sendirinya akan memberlakukan aturan yang harus diikuti untuk menjaga


(31)

21

kestabilan kelompok itu. Dalam kelompok besar interaksi antar anggotanya tidak seerat kelompok kecil, di mana boleh dikatakan bahwa anggota kelompok kecil mengenal anggota yang lain, lebih baik daripada para anggota kelompok yang lebih besar.

4) Kelompok yang Mensyaratkan Keanggotaan versus Kelompok Simbolik.

Seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menjadi anggota dalam kelompok yang pertama. Keanggotaan dalam kelompok ini mengakibatkan seseorang menyerap nilai-nilai kelompok, mengembangkan sikap-sikap tertentu dan juga berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan sikap itu. Kelompok simbolis tidak mensyaratkan seseorag untuk menjadi anggota, walaupun orang itu bisa saja menyerap nilai-nilai, dan sikap-sikap tertentu, bahkan berperilaku sesuai dengan kelompok simbolis tersebut. Kelompok simbolis bersifat tidak nyata.

c. Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

Ada beberapa pandangan para ahli tentang pendekatan dinamika kelompok, antara lain:23

1) Pendekatan olehBalesdan Homans

Pendekatan ini mendasar pada konsep adanya aksi, interaksi dan situasi yang ada dalam suatu kelompok. Selanjutnya Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok maka 23Slamet Santosa, Dinamika Kelompok,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 8.


(32)

22

kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdepedensi, dengan adanya sifat:

a) Adanya stratifikasi kedudukan warga.

b) Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain.

c) Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar kelompok. 2) Pendekatan oleh Stogdiil

Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal. Selanjutnya Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud kelompok yang terorganisir ialah suatu kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannnya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dengan kelompok.

3) Pendekatan dari ahli psycho analysis oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger

Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Beliau mengungkapkan betapa kelompok akan dapat berbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antar anggota


(33)

23

kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dalam kelompok sehingga kelompok tersebut semakin kukuh. Sementara itu, Sigmund Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya cohesiveness (kesatuan kelompok), agar kelompok tersebut dapat bertahan lama dan berkembang.

Beliau mengungkapkan pula kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota satu dengan anggota yang lain.

4) Pendekatan dariYenningsdan Moreno

Pendekatan ini sebenarnya menggunakan konsepsi dari metode sosiometri, yang sangat cocok diterapkan dalam kelompok. Yennings mengemukakan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan dan efektif dari anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok.

Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan psikhe group dan socio group, yaitu:24

a) psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antar anggota.


(34)

24

b) Socio groupartinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari luar.

Dalam hubungannya dengan psikhe group dan socio group, Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan socio group disesuaikan dengan psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.

d. Kelompok yang Dekat dengan Pemasaran

Kelompok-kelompok yang dekat dalam kehidupan seseorang sebagai konsumen, antara lain:25

1) Keluarga dan Sanak Keluarga

Keluarga dan sanak keluarga, terutama dalam budaya yang cenderung kolektif (bukan individualis) sangat menentukan perilaku, pilihan produk dan aktivitas pembelian. Dari keluarganyalah konsumen belajar dan bersosialisasi untuk menjadi konsumen kelak di kemudian hari.

2) Teman

Dalam berteman orang memiliki suatu bentuk komitmen yang sama-sama dimengerti oleh orang-orang dalam kelompok teman tersebut. Komitmen itu bisa juga terjadi atas dasar kesamaan dalam beberapa hal, seperti minat, tujuan, kebutuhan dan lain

25


(35)

25

sebagainya. Karena komitmen itulah maka orang selalu berusaha untuk berlangganan di kafe tertentu, misalnya. Demikian pula dengan pilihan produk-produk yang lain.

3) Kelompok Sosial Formal

Kelompok ini terjadi karena terciptanya struktur di dunia kerja atau organisasi lain. Mereka yang tergabung dalam rotary club memahami perilaku yang bisa diterima dalam kelompok ini, sehingga perilaku belinya pun sedikit banyak terpengaruh oleh norma kelompok.

4) Kelompok Belanja

Dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama, apakah untuk makan, membeli pakaian, atau hanya untuk melewatkan waktu dapat disebut kelompok belanja. Bila mereka masuk ke toko, mereka memilih secara detail, mencoba dengan cermat produk yang mereka sukai, walaupun semua itu dilakukan hanya untuk sepotong kaos. Tapi bila mereka yang datang ke toko itu sendirian, maka akan langsung menuju ke tempat produk yang diinginkan, memilih, mencoba dan membeli, tanpa berkeliling, cuci mata, dan mencoba yang ini yang itu. Jadi, kelompok belanja berpengaruh pada perilaku beli konsumen.

5) Kelompok Kegiatan Konsumen

Kelompok kegiatan konsumen seringkali merupakan kekuatan kritis untuk perusahaan dan lembaga pemerintahan terkait. Mereka


(36)

26

menyuarakan keluhan konsumen atau akibat buruk yang menimpa konsumen setelah mengkonsumsi produk. Jadi, kelompok kegiatan konsumen mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi atau menolak produk.

6) Kelompok Kerja

Sejumlah waktu orang habiskan di tempat kerja lebih dari tiga puluh lima jam per minggu. Ini memberikan kesempatan yang luas bagi kelompok kerja untuk melayani sebagai pengaruh besar terhadap perilaku konsumsi anggota. Kelompok kerja menentukan juga pilihan produk. Itulah sebabnya mengapa Nescafe membuat setting iklannya ditempat kerja, dimana orang yang tidak mengkonsumsi Nescafe menjadi korban cemooh dari para rekan sekerjanya.

7) Kelompok Acuan

Kelompok rujukan/acuan (reference group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Grup referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta meyatakan perilaku seseorang. Grup referensi ukurannya beragam (dari satu hingga ratusan orang), dapat memiliki bentuk nyata (orang sebenarnya), atau tidak nyata dan simbolik (eksekutif yang berhasil atau bintang olahraga). Grup


(37)

27

referensi seseorang dapat berasal dari kelas sosial, sub budaya, atau bahkan budaya yang sama atau berbeda.

3. Budaya Konsumsi a. Pengertian Budaya

Kata Budaya atau Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta, budhayah, ialah bentuk jamak dari buddhiyang berarti budi atau akal. Demikianlah kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada Sarjana lain yang mengupas kata budaya itu sebagai perkembangan dari kata majemuk budi daya yang berarti daya dari budi.26

Budaya itu daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dan kebudayaan itu segala hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam kata antropologi budaya, tidak diadakan perbedaan arti antara budaya dan kebudayaan. Di sini kata budaya hanya dipakai untuk singkatnya saja, untuk menyigkat kata panjang antropologi kebudayaan.

Adapun kata culture (bahasa inggris) yang artinya sama dengan kebudayaan, yang berasal dari kata Latin colereyang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah, atau bertani. Dari arti ini, berkembang arti culture, sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.27

26Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), 80.

27Rohman Noto Widagdo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 22.


(38)

28

Engel, Blackwell, dan Miniard, menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya, yaitu sebagai berikut:28

1) Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space). 2) Komunikasi dan bahasa.

3) Pakaian dan penampilan. 4) Makanan dan kebiasaan makan. 5) Waktu dan kesadaran akan waktu.

6) Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah. 7) Nilai dan norma.

8) Kepercayaan dan sikap. 9) Proses mental dan belajar. 10) Kebiasaan kerja.

b. Budaya dan Konsumsi

Persepsi konsumen terhadap sesuatu termasuk bagaimana cara berpikir, percaya, dan bertindak ditentukan oleh lingkaran budaya sekitar konsumen itu berada serta kelompok yang berhubungan dengan konsumen. Seluruh pengaruh kelompok sosial pada perilaku beli konsumen diawali dari kebudayaan dimana konsumen itu tinggal.

Kebudayaan mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari secara total dan diwariskan. Hal ini mengandung arti bahwa

28 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 228.


(39)

29

kebudayaan tidak hanya mencakup tindakan yang berdasarkan naluri, tetapi juga dipelajari.29

Kebudayaan mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya menyerap ke dalam kehidupan sehari-hari, budaya menetapkan apa yang kita dengar dan makan, di mana kita tinggal dan kemana kita bepergian. Budaya mempengaruhi bagaimana kita membeli dan menggunakan produk dan kepuasan kita terhadap produk-produk tersebut.30

Menurut Schiffmann dan Kanuk dalam bukunya “Perilaku Konsumen” (2004: 356), bahwa kebiasaan konsumsi sebagai bagian dari kebiasaan yang juga merupakan salah satu cakupan dari budaya merupakan faktor yang penting karena hal tersebut merupakan akumulasi perasaan dan prioritas yang dipunyai individu mengenai masalah dan barang milik.31

c. Faktor Yang Berhubungan dengan Budaya Konsumen

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya budaya konsumen, antara lain, Faktor yang melatarbelakangi munculnya budaya konsumen:32

29Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 271. 30Ibid., 272.

31Leon Schiffmann dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Indeks, 2004), 356. 32 Mike Featherstone, (Penerjemah Misbah Zulfa Elizabeth), Posmodernisme dan Budaya Konsumen,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 134.


(40)

30

1. Faktor Lingkungan

Assael (1992) mengelompokkan faktor lingkungan yang mempengaruhi konsumen terdiri atas:

1) Budaya dan kelas sosial, 2) Pengaruh sub-budaya,

3) Pengaruh global dan lintas budaya, 4) Pengaruh kelompok rujukan,

5) Pengaruh komunikasi dalam kelompok, 6) Pengaruh keluarga,

7) Pengaruh komunikasi antar kelompok, dan 8) Pengaruh situasional.

2. Gaya hidup

Perkembangan budaya konsumen telah mempengaruhi cara-cara masyarakat mengekspresikan estetika dan gaya hidup. Dalam masyarakat konsumen, terjadi perubahan mendasar berkaitan dengan cara-cara mengekspresikan diri dalam gaya hidupnya. David Chaney mengemukakan bahwa gaya hidup telah menjadi ciri dalam dunia modern, sehingga masyarakat modern akan menggunakan gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri dan orang lain. Dalam kaitannya dengan budaya konsumen, gaya hidup dikonotasikan dengan individualitas, ekspresi diri serta kesadaran diri yang stylistic. Tubuh, busana, gaya pembicaraan, aktivitas rekreasi, dsb adalah beberapa indikator dari


(41)

31

individualisme selera konsumen. Gaya hidup adalah juga salah satu bentuk budaya konsumen. Karena gaya hidup seseorang dilihat dari apa yang dikonsumsinya, baik barang ataupun jasa. Konsumsi tidak hanya mencakup kegiatan membeli sejumlah barang atau materi, seperti televisi dan handphone. Akan tetapi, juga mengkonsumsi jasa, seperti rekreasi. Beberapa contoh dari gaya hidup yang nampak menonjol saat ini adalah nge-mall, hang out, fitness, dll.

4. Pembiayaan Mura>bahah a. Pengertian Mura>bahah

Mura>bahahdalam arti bahasa berasal dari kata ra>bahah yang asal katanya rabaha yang artinya tambahan.33 Mura>bahahmerupakan salah

satu dari bentuk jual beli amanah. Mura>bahah adalah jual beli suatu barang di mana penjual memberitahukan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

Ibnu Qudamah mendefinisikan, mura>bahahadalah menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati.34Misalnya, sesorang membeli barang kemudian menjualnya

kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. 33Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), 207.


(42)

32

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000. Pengertian mura>bahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.35 Dalam fatwa

tersebut juga dibahas mengenai ketentun umum mura>bahah dalam bank syariah, ketentuan mura>bahah kepada nasabah, jaminan, hutang, penundaan pembayaran, serta bangkrut dalam mura>bahah.36

Dari pengertian mura>bahah di atas dapat dikemukakan bahwa inti dari jual beli mura>bahah adalah penjual mendapatkan manfaat keuntungan dan pembeli mendapat manfaat dari benda yang dia beli. Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

b. Landasan Syariah

Mura>bahah merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini berlandaskan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits. Di antara landasan syariah yang memperbolehkan praktik akad jual beli mura>bahahadalah sebagai berikut:37

35Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

36 Abdul Ghofur Anshori, Payung Hukum Perbankan Syariah (UU di Bidan Perbankan, Fatwa DSN-MUI, dan Peraturan Bank Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2007), 82.

37Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 106-107.


(43)

33 1) Al-Qur’an           

“… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275).

Dalam ayat ini, Allah SWT mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan ketentuan ini, jual beli mura>bahah mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’, dan sah untuk dioperasionalkan dalam praktik pembiayaan Bank syariah karena ia merupakan salah satu jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.

                                          

“Hai orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu” (QS. Al-Nisa>: 29).

Ayat ini melarang segala bentuk transaksi yang batil. Di antara transaksi yang dikategorikan batil adalah yang mengandung bunga (riba)sebagaimana terdapat pada sistem kredit konvensional. Berbeda dengan mura>bahah, dalam akad ini tidak ditemukan uunsur bunga, namun hanya menggunakan margin. Ayat ini juga mewajibkan untuk keabsahan setiap transaksi mura>bahah harus berdasarkan prinsip kesepakatan kedua pihak yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang


(44)

34

menjelaskan dan dipahami segala hal yang menyangkut hak dan kewajiiban masing-masing.

2) Hadits

“Dari Abu Said al Khudri bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”. Hadits ini yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Majah ini merupakan dalil atas keabsahan jual beli secara umum. Hadits ini memberikan prasyarat bahwa akad jual beli mura>bahahharus dilakukan dengan adanya kerelaan masing-masing pihak ketika melakukan transaksi.

c. Syarat dan Rukun

Syarat jual beli mura>bahahantara lain:38

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Secara prinsip, jika syarat dalam a, b, atau e tidak terpenuhi, pembeli memiliki pilihan:

38 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah; Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 102-103.


(45)

35

a) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

b) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual.

c) Membatalkan kontrak.

Adapun rukun mura>bahahantara lain:

(1) Penjual yaitu pihak yang membeli barang dari pemasok dianalogikan Bank.

(2) Pembeli yaitu orang yang membutuhkan (membeli) barang dianalogikan nasabah.

(3) Barang yang akan diperjualbelikan dan harga. (4) Akad.


(46)

36

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Nama dan Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel yang Dianalisis Hasil Penelitian

1. Fina Senja Rahayu, 2013, Skripsi tentang “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nasabah dalam Memutuskan Pilihan Produk Pembiayaan Mura>bahahdi Bank Syariah Mandiri KCP Mayjend Sungkono Surabaya” untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memutuskan pilihan produk pembiayaan mura>bahahdi Bank syariah mandiri KCP Mayjend Sungkono Surabaya. -faktor syariah (X1)

-kelas sosial (X2) -kelompok referensi (X3) -persepsi stimuli pemasaran (X4) -pembiayaan mura>bahah (Y) Kelompok referensi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahahdi Bank syariah mandiri KCP Mayjend Sungkono Surabaya 2. Alima Setiyarini, 2012, Skripsi tentang “Pengaruh Persepsi Nasabah dan Margin terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Mura>bahahDi Bmt Bumi Sekar Madani” untuk mengetahui pengaruh Persepsi Nasabah dan margin terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan mura>bahahdi BMT Bumi Sekar Madani secara parsial dan simultan -Persepsi Nasabah (X1)

- Margin (X2)

- Keputusan (Y)

1. Persepsi Nasabah dan Margin secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan mura>bahah 2. Persepsi Nasabah

dan Margin secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan mura>bahah. 3. Adhi Tejo Dwi

Cahyo, 2015, Skripsi tentang “Pengaruh konsep produk, budaya konsumsi, dan keluarga terhadap Menganalisis pengaruh konsep produk, budaya konsumsi, dan keluarga terhadap perilaku konsumen -Konsep Produk (X1)

-Budaya Konsumsi (X2)

-Keluarga (X3)

-Perilaku Konsumen (Y)

1. Tidak terdapat pengaruh antara konsep produk terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi Kebab

2. Terdapat pengaruh positif secara parsial


(47)

37 perilaku konsumen dalam mengkonsumsi Kebab (studi kasus: Kebab Turki Baba Rafi) Kebab Turki Baba Rafi. antara konsep produk, budaya konsumsi, dan keluarga terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi Kebab 4. Mohaddeh, 2014, Skripsi tentang “Pengaruh Budaya Konsumtif terhadap Keputusan Pembelian Handphone Android di Lingkungan Pesantren An-Nuriyah Jemur Wonosari. Untuk mengetahui pengaruh budaya konsumtif terhadap keputusan pembelian handphone android di lingkungan Pesantren An-Nuriyah Jemur Wonosari. -Budaya Konsumtif (X) -Keputusan (Y)

Variabel Budaya Konsumtif

mempunyai pengaruh simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian handphone android di lingkungan Pesantren An-Nuriyah Jemur Wonosari.

5. Ainur Rohmah, 2008, Skripsi tentang “Pengaruh Kelompok Acuan terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (survei pada konsumen Handphone Global Teleshop Cabang Malang)”. Untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan pembelian handphone nokia (survei pada konsumen Handphone Global Teleshop Cabang Malang). -Kelompok Acuan (X) -Keputusan (Y) Variabel penelitian kelompok acuan (teman, keluarga, rekan kerja) berpengaruh secara sigifikan terhadap keputusan pembelian handphonedi Global Teleshop Cabang Malang

Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu di atas adalah sebagai berikut:

1. Fina Senja Rahayu, bedanya adalah dari variabel X nya, Peneliti hanya menggunakan dua variabel X yaitu Dinamika Kelompok (X1) dan


(48)

38

tentang faktor yang mempengaruhi Nasabah dalam memilih pembiayaan mura>bahah.

2. Alima Setiyarini, bedanya adalah variabel X nya, Peneliti hanya menggunakan 2 variabel X yaitu Dinamika Kelompok (X1) dan Budaya

Konsumsi (X2). Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang faktor

yang mempengaruhi Nasabah dalam memilih pembiayaan mura>bahah di BMT.

3. Atin Yulaifah, bedanya adalah jumlah variabel X nya, di sini Peneliti hanya menggunakan dua variabel X yaitu dinamika kelompok dan budaya konsumsi. Persamaannya dengan penelitian Saya adalah sama-sama menggunakan variabel budaya konsumsi sebagai variabel X.

4. Mohaddeh, bedanya adalah dari variabel X nya, Peneliti menggunakan dua variabel X, dan yang lebih ditekankan adalah budaya konsumsi, bukan budaya konsumtif. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang budaya konsumserisme yang mempengarungi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

5. Ainur Rohmah, bedanya adalah dari variabel X, yang mana peneliti lebih menekankan pada dinamika kelompok, bukan kelompok acuan. Persamaannya adalah sama-sama meneliti factor kelompok konsumen, dan keputusan pembelian.


(49)

39

C. Kerangka Konseptual

Gambar 1.2. Kerangka Konseptual

= Pengaruh secara parsial = Pengaruh secara simultan

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti di bawah dan kata thesa yang berarti kebenaran.39 Apabila penelitiaanya telah mendalami

permasalahan penelitianya dengan seksama serta menetapkan anggaran dasar, maka membuat teori sementara yang kebenaranya masih perlu di uji (di bawah kebenaran) inilah hipotesa.40

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin besar benar dan mungkin besar salah, akan di tolak jika salah dan akan di terima jika fakta membenarkanya. Jadi hipotesis adalah kesimpulan yang belum final, maksudnya harus di buktikan kebenaranya.41 Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 82.

40Ibid., 83.

41Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, jilid 1, (Yogyakarta: YFF Psikologi UGM, 1983), 63. Variabel X1 (Dinamika Kelompok)

Variabel X2 (Budaya Konsumsi)


(50)

40

Penulis mempunyai beberapa hipotesis yang mempengaruhi keputusan pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, yaitu:

1. H0= Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan dinamika kelompok dan

budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan dinamika kelompok dan

budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

2. H0 = Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan dinamika kelompok

dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

Ha = Secara simultan ada pengaruh signifikan dinamika kelompok dan

budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif atau analisis data statistik. Menurut Ahmad Tanzeh dan Suyitno yang dimaksud pendekatan kuantitatif adalah “Penelitian yang menitikberatkan pada penyajian data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan (skoring)dengan menggunakan statistik”.42

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau pun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.43

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah lokasi/tempat penelitian (dalam hal ini adalah sebuah lembaga keuangan non Bank). Lembaga keuangan non Bank yang menjadi objek penelitian penulis adalah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan 42Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian,(Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF), 2006), 45.


(52)

42

Surabaya. Dimana penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016. Peneliti memilih Lembaga keuangan non Bank ini dengan beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Lembaga keuangan non Bank ini merupakan salah satu lembaga

keuangan non Bank yang terkemuka di Indonesia pada umumnya dan di Surabaya pada khususnya.

2. Lembaga keuangan non Bank ini memiliki Kantor Cabang, dan Kantor

Unit, yang tersebar dibanyak daerah, sehingga lembaga keuangan non Bank ini cukup familiar bagi Masyarakat.

3. Lembaga keuangan non Bank ini memiliki karakteristik pelanggan yang

beragam.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sukardi, “Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.44

Sugiono menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan.45

44Sukardi,Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003), 53.


(53)

43

Jadi populasi bukan sekedar jumlah yang ada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik dan sifat yang dimiliki dan juga populasi tidak hanya terdiri dari benda hidup atau manusia saja. Apabila seseorang ingin meneliti seluruh elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang kami maksud dalam penelitian ini adalah nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya yang melakukan transaksi pembiayaan mura>bahahyang jika diakumulasikan jumlah totalnya adalah 120 nasabah.

Sedangkan sampling adalah suatu teknik yang dilakukan oleh penulis di dalam mengambil atau menentukan sampel penelitian.46 Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.47

Dengan demikian dapat diketahui bahwa teknik Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan jika populasi mempunyai anggota yang dianggap homogen, sehingga diperoleh anggota sampel yang representatif.

Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah

46Asrof Syafi’i, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: eLKAF, 2005), 134.


(54)

44

sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi.48 Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Peneliti menggunakan tingkat kesalahan 5%, sehingga dari total 120 populasi, sampel yang diambil berjumlah 89.

Tabel 3.1. Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu Dengan Taraf Kesalahan, 1, 5, Dan 10 %

N

Siginifikasi

1% 5% 10%

100 87 78 73

110 94 84 78

120 102 89 83

130 109 95 88

140 116 100 92

150 122 105 97

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah yang selalu ada dalam penelitian dan merupakan satuan terkecil dari objek penelitian. Menurut Suryasubrata, variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.49

Dilihat dari sebab dan akibat, variabel dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja 48Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2008), 86. 49Sumardi Suryasubrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 25.


(55)

45

dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas atau respons dari variabel bebas. Oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.50 Dalam

penelitian ini, variabel terikatnya adalah Keputusan (Y), sedangkan variabel bebasnya adalah dinamika kelompok (X1) dan budaya konsumsi (X2).

Penelitian ini menggunakan tiga variabel karena penelitian ini bersifat korelasi yaitu dinamika kelompok dan budaya konsumsi merupakan variabel bebas dan keputusan yang merupakan variabel terikat. Di mana Keputusan merupakan tolak ukur bagi dinamika kelompok dan budaya konsumsi, yang diharapkan akan berpengaruh terhadap terjadinya keputusan dalam melakukan pembiayaan mura>bahah.

2. Skala Pengukuran

Penyelesaian masalah penelitian dan untuk mempermudah analisis data, maka variabel yang digunakan harus terukur terlebih dahulu. Pengukuran variabel ini untuk mempermudah dalam membuat data kuantitatif. Cara membuat urutan kuantitatif dari data kualitatif, penulis menggunakan skala Likert yang berfungsi untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala Likert digunakan secara luas yang mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang 50Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999), hal. 24.


(56)

46

berkaitan dengan objek yang dinilai.51 Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan pada penelitian ini dengan memberikan tanda silang (x) atau ceklist (v) pada alternatif jawaban.52

Dengan skala Likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berikut ini adalah bobot nilai pengukuran indikator dari variabel tersebut diatas:

a. Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5 b. Sesuai (S) diberi skor 4

c. Cukup Sesuai (CS) diberi skor 3 d. Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2

e. Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1

E. Definisi Operasional

Ada tiga definisi operasional yang Penulis paparkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Keputusan

Keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah

51Amirullah, Metodelogi Penelitian Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002), 97. 52Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 62.


(57)

47

membeli yang dilalui oleh nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor

Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. Nasabah bisa meyakinkan diri untuk memilih, mempertimbangkan, dan menyesuaikan dengan keinginan

serta kebutuhan mereka dalam melakukan pembiayaan mura>bahah di

KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

2. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok adalah tingkah laku nasabah yang diikuti oleh nasabah lainnya yang ada dalam satu kelompok maupun dari kelompok lain. Nasabah yang hidup di dalam suatu lingkungan atau kelompok bisa memutuskan melakukan pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya karena adanya pengaruh dari dinamika dalam kelompok atau kondisi kelompok tersebut, kelompok tersebut bisa meliputi kelompok kerja, keluarga, dan teman.

3. Budaya Konsumsi

Budaya konsumsi adalah kebiasaan yang disebabkan karena adanya tuntutan nilai dan norma di mana konsumen itu tinggal. Nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya mengambil keputusan berdasarkan kebiasaan konsumsi, frekuensi konsumsi, serta waktu dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa dalam keseharian mereka, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi keputusan


(58)

48

dalam melakukan pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

4. Pembiayaan Mura>bahah

Pembiayaan mura>bahah adalah produk pembiayaan dengan sistem jual beli barang dengan harga pokok ditambah margin yang telah disepakati oleh pihak penjual dan pembeli yang ditawarkan oleh KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya yang mana produk ini menjadi salah satu produk pembiayaan yang paling diminati oleh nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

Tabel 3.2. Indikator

Variabel Idikator

Keputusan (Y) 1. Yakin dalam memutuskan

2. Pertimbangan dalam membeli produk 3. Sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Dinamika Kelompok (X1) 1. Adanya pengaruh dari kelompok acuan

2. Pengaruh dari kelompok kerja 3. Pengaruh dari keluarga 4. Pengaruh dari teman Budaya Konsumsi (X2) 1. Kebiasaan dalam konsumsi

2. Frekuensi konsumsi 3. Waktu konsumsi

Uraian di atas merupakan indikator yang digunakan Peneliti dalam melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dinamika Kelompok dan Budaya Konsumsi Nasabah Terhadap Keputusan Memilih Produk Pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya”.


(59)

49

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahan suatu instrumen. Selanjutnya disebutkan validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau instrument (bisa pertanyaan maupun pernyataan) benar-benar mampu mengungkap variabel yang akan diukur atau konsistensi internal tiap item alat ukur dalam mengukur suatu variabel. Ketentuan validitas instrumen sahih apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat.53

Kriteria instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (Pearson Correlation) adalah positif dan nilai r hitung > r tabel (0,208). Ketentuan r

tabel (0,208) diambil dari tabel “distribusi nilai r tabel signifikansi 5% dan 1%”. Peneliti mengambil tingkat signifikansi 5% dengan jumlah responden sebanyak 89 orang yang pernah membeli produk pembiayaan murabahahuntuk mengisi kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan suatu konsistensi suatu alat pengkur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten.54 Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau seperangkat pengukuran mengukur suatu konsep yang 53Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2009), 94-96.

54Husain Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2002), 135.


(60)

50

diukur. Reliabilitas instrument dilihat dari Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >

0,6.55

G. Data dan Sumber Data 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.56Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi: a. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala kantor KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, staf dan karyawan di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, Masyarakat atau dalam hal ini nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya serta semua pihak yang terkait dengan kegiatan di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya. b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan keadaan diam

dan bergerak. Sumber data ini dapat memberikan gambaran situasi, kondisi ataupun keadaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

55 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), 42.


(61)

51

c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan data-data berupa huruf, angka, gambar dan simbol-simbol yang lain. Data ini diperoleh melalui teknik dokumentasi.

2. Data

Data adalah hasil pencatatan Penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:57

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis atau petugas dari pertama. Data ini diperoleh melalui angket atau kuesioner. Data ini bersumber dari Masyarakat atau nasabah yang ada di lokasi penelitian. Dalam hal ini data diperoleh dari nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bahahKSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan biasanya berbentuk dokumen. Data ini misalnya: letak geografis, sejarah berdirinya KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya dan data yang lain-lain.

57Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian,(Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF), 2006), 28.


(62)

52

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh Peneliti untuk mengumpulkan data.58 Untuk mempermudah pengumpulan data ini, maka Peneliti harus menggunakan instrumen pengumpulan data, di mana instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.59 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi (Observation)

Dalam sebuah penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan oleh Peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh seorang Peneliti. Menurut Moh. Nazir, observasi diartikan sebagai “pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”.60

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah pedoman observasi sebagai dasar dalam melakukan observasi di lokasi penelitian. Penulis menerapkan metode ini untuk mengetahui secara langsung program dalam proses adanya transaksi pembiayaan

58Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2002), 24. 59Ibid., 25.


(63)

53

mura>bahah yang ada di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

2. Angket (Questionnaire)

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan angket untuk mencari data langsung dari para Masyarakat atau nasabah yang Peneliti ambil sebagai sampel. Angket adalah “kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang, dalam hal ini disebut dengan responden. Adapun cara menjawab dilakukan dengan cara tertulis pula”.61

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik ini untuk memperoleh data primer berupa komponen-komponen pengaruh dinamika kelompok dan budaya terhadap keputusan dalam melakukan pembiayaan murabahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah pedoman angket yang diberikan kepada responden untuk memberikan alternatif jawaban. Dalam hal ini penulis menggunakan pernyataan-pernyataan yang diajukan dan jawabannya sudah disediakan. Sehingga responden tinggal memilih di antara alternatif jawaban yang telah disediakan.

61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), 135.


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh dinamika kelompok nasabah, dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel dinamika kelompok (X1), dan budaya konsumsi (X2), secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan mura>bahah (Y) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu Sig 0,02 < 0,05.

2. Tidak terdapat pengaruh antara variabel dinamika kelompok (X1) secara parsial terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan mura>bahah (Y) dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,859> 0,05. Dan terdapat pengaruh antara variabel budaya konsumsi (X2) secara parsial terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan mura>bahah (Y) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu Sig 0,020> 0,05.


(2)

95

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya

Sehubungan dengan semakin bertambahnya nasabah dalam memilih produk pembiayaan mura>bahah, maka penelitian yang berjudul pengaruh dinamika kelompok nasabah, dan budaya konsumsi nasabah terhadap keputusan memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya dapat dijadikan acuan dalam kebijakan lembaga. Khususnya manajemen pemasaran harus lebih mampu meningkatkan promosi, mengetahui mana pangsa pasar yang dituju maupun inovasi produk. Karena dari hasil penelitian bahwa keputusan anggota memilih produk pembiayaan mura>bahah di KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya disebabkan karena adanya dua faktor yaitu dinamika kelompok dan budaya konsumsi.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa memperluas variabel independen dengan variabel yang diperkirakan mempengaruhi keputusan memilih guna memperoleh penjelasan yang lebih baik tentang fenomena atau hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan memilih. Seperti pendapatan, pekerjaan, kualitas produk, dan hubungan nasabah dengan pegawai. Serta diharapkan bisa meneliti hal-hal yang dianggap janggal sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang positif bagi banyak pihak khususnya pihak yang diteliti.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. Metodelogi Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002.

Anshori, Abdul Ghofur. Payung Hukum Perbankan Syariah (UU di Bidang Perbankan, Fatwa DSN-MUI, dan Peraturan Bank Indonesia. Yogyakarta: UII Press, 2007

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syari’ah; Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2001

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1997

. . Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Arsip KJKS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Sawahan Surabaya Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta: PT Rilis Grafika,

2009

Durianto, DKK. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001

Djuwaini, Dimyauddin.Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011

Engel, James F, Dkk., Prilaku Konsumen. Edisi-6. Jakarta Barat: Binarupa Aksara, 1994

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

Featherstone, Mike. Posmodernisme dan Budaya Konsumen. Penerjemah Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005

Hadi, Sutrisno. Metodelogi Research. Jilid-1. Yogyakarta: YFF Psikologi UGM, 1983

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007

Hasan I. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002


(4)

Huda, Nurul, Heykal Mohammad.Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010

Koentjaraningrat.Pengantar Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1982

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, Manaj emen Pemasar an. Jakarta: PT Indeks, 2007

. Manaj emen Pemasar an, Jilid-I/Edisi-13, Jakarta: Erlangga, 2009 Muhammad. Teknik Perhitungan.Yogyakarta: UII Press, 2001

. Sistem & Prosedur Oprasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2000

MUI, DSN, BI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Edisi Kedua, Jakarta: MUI, DSN, BI, 2003

Muslich, Ahmad Wardi.Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah, 2013

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002

Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Nazir, Moh. Metodologi Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2002

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press, 2004

. . Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), Cet-II. Yogyakarta: UII Press, 2005

Santosa, Slamet.dinamika kelompo. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006 Sanusi A. Metodologi Penelitian Praktis. Malang: Buntara Media, 2003

Setiadi, J Nugroho. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana, 2003

.Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, edisi-2. Yogyakarta: Ekonisia, 2003


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sudjana, Nana.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 1996

. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999

Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2007

. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2008

Sujianto, Agus Eko. Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007

.Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2009

Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003

Sumarwan, Ujang. Perilaku konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011

Suryasubrata, Sumardi. Metodologi Penelitian, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006

Syafi’i, Asrof. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: eLKAF, 2005 Tanzeh, Ahmad.Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011

Tanzeh, Ahmad dan Suyitno.Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF), 2006

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi.Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998

Umar, Husain.Research Methods in Finance and Banking. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2002

Widagdo, Rohman Noto.Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1986

Widhiarso, Wahyu. Prosedur Analisis Regresi dengan Variabel Moderator Tunggal Melalui SPSS. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2009


(6)

Sumber Skripsi

Haryono, Muji. Pengaruh Pelayaan terhadap Minat Nasabah BMT Al-Khautsar Kebumen, skripsi. Yogyakarta: UIN, 2005