SISTEM ATAS PENILAIAN KELAYAKAN NASABAH MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAT TAMWIL USAHA GABUNGAN TERPADU (BMT UGT) SIDOGIRI CABANG DEMAK SURABAYA.

(1)

SISTEM ATAS PENILAIAN KELAYAKAN NASABAH MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAT TAMWIL USAHA GABUNGAN TERPADU (BMT UGT)

SIDOGIRI CABANG DEMAK SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Moch Reza Nidzom Fahmi B04212012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR ABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Moch Reza Nidzom Fahmi, B04212012. Sistem Atas Penilaian Kelayakan Nasabah Mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (BMTUGT) Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Dan Ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Skripsi ini tentang sistem penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan tentang sistem yang d igunakan oleh BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya dan faktor-faktor apa sajakah yang digunakan BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya untuk menilai kelayakan nasabah dalam menerima pembiayaan mudharabah.

Data penelitian didapatkan dari wawancara secara langsung dengan kepala cabang BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya dan Account Officer. Mereka menangani hal-hal yang terkait pembiayaan khususnya pembiayaan mudharabah. Hal ini peneliti didukung dengan data yang relevan terhadap permasalahan yang penulis angkat. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa terdapat modifikasi teori yang digunakan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang demak Surabaya. Sistem yang digunakan olehnya menggunakan sistem komponen pada penilaian pada pembiayan yang saling berkaitan antara pengurus satu dengan yang lain untuk mencapai sasaran. Sistem memiliki agenda seperti rapat anggota bulanan maupun tahunan. Evaluasi dibahas pada rapat anggota. Sistem memiliki teori yang tidak terpisahkan. Dalam menganalisis penilaian pembiayaan mudharabah, Penelitian ini memaparkan bahwa BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya menggunakan faktor penilaian 6C dalam analisis pembiayaan yaitu character,

capacity, capital, collateral, condition of economic dan compliance.

Keyword : Sistem, Penilaian, Kelayakan Nasabah, Mudharabah, BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.


(7)

1

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL DALAM) ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II : KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori ... 13

C. Paradigma Islam ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 31


(8)

2

F. Teknik Validitas Data ... 35

G. Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 38

1. Struktur Organisasi ... 39

2. Visi-Misi ... 42

3. Produk Pembiayaan ... 42

B. Penyajian Data ... 45

1. Sistem BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya ... 45

2. Faktor – Faktor Penilaian kelayakan nasabah ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran dan Rekomendasi ... 83

C. Keterbatasan penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

3

DAFTAR TABEL

Tabel: 2.1 sistem saling berhubungan dan memiliki fungsi ... 14

Tabel 4.1 Tujuan sistem BMT UGT Sidogiri ... 49

Tabel 4.2 penilaian AO Keterangan Finalisasi : Layak Dan Terealisasi ... 62 Tabel 4.3 penilaian AO Keterangan finalisasi : Tidak Layak Dan Tidak Terealisasi .... 63


(10)

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 4.2 struktur BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya ... 40 Gambar 4.3 denah lokasi penelitian ... 44


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul Mal Wat Tamwil, selanjutnya bisa disingkat BMT, adalah

suatu lembaga keuangan yang berasaskan ekonomi dan akadnya berasaskan syariah. Fahrur Ulum mengatakan “ Sejak awal pendiriannya, kemunculan

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) diharapkan oleh banyak kalangan mampu

menunjang pemberdayaan ekonomi masyarakat”.1

BMT diyakini mampu meningkatkan perekonomian kaum miskin dan menunjang pembangunan ekonomi.

BMT merupakan sebuah lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan BMT tersebut. BMT diharapkan mampu memberikan pelayanan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BMT memberikan jasa pembiayaan uang, penyimpanan uang, dan jasa yang lain, seperti transfer uang.

Pengusaha dan wirausaha membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Modal bisa didapatkan dengan meminjam kepada BMT selaku pemilik modal. BMT memberikan pinjaman atau pembiayaan kepada nasabah yang sudah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. BMT

1

Fahrur Ulum, 2014, “Optimalisasi Intermediasi Dan Pembiayaan BMT Menuju Pemberdayaan Ekonomi masyarakat,” Islamica (No.1, Vol.9, tahun 2014), Hal 161-192.


(12)

2

memberikan penilaian kelayakan nasabah untuk menjadi acuan dalam memberikan dan merealisasikan pembiayaan.

BMT memiliki sistem penilaian. Sistem mempunyai suatu kumpulan bagian yang saling berhubungan dan ketergantungan. Sistem diatur sedemikian rupa oleh BMT, sehingga sistem BMT menghasilkan fungsi dan manfaat secara keseluruhan. Sistem berfungsi sebagai jalan untuk menghubungkan satu sama lain. Sistem memadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan dari bawahan, sehingga pengurus dapat melakukan kerjasama yang terarah untuk tercapainya tujuan lembaga keuangan ini.

Dalam melakukan penilaian terhadap nasabah, BMT memiliki lima aspek yang menjadi acuan dasar penilaian. Penilaian ini memiliki dasar yang sama dengan perbankan pada umumnya di Indonesia. Bank memiliki tingkat kesehatan keuangan. Tingkat kesehatan dapat diketahui dengan istilah CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity).2 Kelima aspek tersebut adalah modal, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Hal ini mempunyai banyak kesamaan dengan prinsip pemberian kredit. Prinsip tersebut biasa dikenal dengan konsep 6C, yaitu character (karakter), capacity (kemampuan mengembalikan hutang), collateral (jaminan), capital (modal), compliance (kepatuhan terhadap Hukum) dan

condition of economy (situasi dan kondisi ekonomi).3

2 Oktafida anggraeni, “

Penilaian Tingkat kesehatan Bank Dengan menggunakan metode camel Pada PT. Bankpembangunan daerah Jawa tengahTahun 2006-2009”, Skripsi, (Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, hal.3, 2011.)

3

Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, 2005, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor : Gahlia Indonesia, Hal.79


(13)

3

BMT UGT Sidogiri memiliki gambaran umum tentang profil. Gambaran umum tersebut dapat dilihat melalui website

http://www.bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-6.html.

BMT usaha gabungan terpadu Sidogiri, selanjutnya bisa disingkat menggunakan “BMT UGT Sidogiri”.

BMT UGT Sidogiri mulai beroperasi pada tanggal 5 Rabiul Awal 1421H atau 6 Juni 2000M. Di Surabaya, kemudian mendapatkan badan hukum koperasi dari kanwil dinas koperasi PK dan M provinsi Jawa Timur dengan SK Nomor: 09/BH/KWK.13/VII/2000 tertanggal 22 Juli 2000. BMT UGT Sidogiri didirikan oleh beberapa orang yang berada dalam satu kegiatan urusan guru tugas pondok pesantren Sidogiri (Urusan GT PPS) yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan pimpinan madrasah, alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan para simpatisan yang menyebar di wilayah Jawa Timur. Dalam setiap tahun BMT UGT Sidogiri membuka beberapa unit pelayanan anggota di kabupaten/kota yang dinilai potensial. Pada saat, ini BMT UGT Sidogiri telah berusia tiga belas tahun dan sudah memiliki 230 unit layanan Baitul Maal Wat Tamwil atau jasa keuangan syariah dan satu unit pelayanan transfer. Pengurus akan terus berusaha melakukan perbaikan dan pengembangan secara berkesinambungan pada semua bidang baik organisasi maupun usaha. Untuk menunjang hal tersebut maka anggota koperasi dan penerima amanat perlu memiliki karakter STAF, yaitu Shiddiq (jujur), Tabligh (transparan), Amanah (dapat dipercaya) dan Fathanah (profesional).4

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya merupakan lembaga keuangan mikro. Dalam operasionalnya, ia menerapkan sistem sesuai dengan syariah Islam. Lembaga ini fokus memberikan jasa keuangan kepada segmen ekonomi mikro dan menengah. Ia mempunyai visi “Terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan landasan syariah Islam dan terwujudnya budaya ta’awun dalam kebaikan dan ketakwaan di bidang sosial ekonomi.”

4


(14)

4

BMT UGT Sidogiri mempunyai misi, yaitu “Menerapkan dan memasyarakatkan syariah Islam dalam aktivitas ekonomi. BMT UGT Sidogiri menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah di bidang ekonomi adalah adil, mudah, dan maslahah. BMT UGT Sidogiri meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota. Ia melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (Shiddiq atau jujur,

Tabligh atau komunikatif, Amanah atau dipercaya, Fatonah atau profesional).”

BMT UGT Sidogiri memiliki beberapa produk. Salah satu Produk BMT UGT Sidogiri adalah pembiayaan mudharabah. BMT UGT Sidogiri mengkhususkan pembiayaan mudharabah. Salah satunya adalah UGT (usaha gabungan terpadu) MUB (modal usaha barokah) yang nilainya sampai dengan Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Pembiayaan khusus tersebut memiliki persyaratan, bahwa anggota harus membuat laporan penggunaan dana setiap satu bulan. Usaha yang dijalankan sudah berjalan selama satu tahun. Nasabah menyerahkan laporan keuangan setiap tiga bulan terakhir. Persyaratan lainnya meliputi administrasi kelengkapan anggota.5 Landasan hukum tersendiri adalah Allah berfirman:

َإ اعْن ْْا ة ي ب مكل ْت حأ ۚ دوقعْلاب اوفْ أ اونمآ نيذلا ا يأ اي

ي حم رْيغ ْمكْي ع ٰى ْتي ام

ديري ام مكْحي َ إ ۗ ٌ رح ْمتنأ دْيصلا

(

1

(

Artinya :

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang


(15)

5

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”6

BMT UGT Sidogiri bertujuan untuk mempermudah nasabah dalam transaksi dan pembiayaan usaha. Akan tetapi, BMT sering kali mengalami beberapa kendala pembiayaan yang dihadapinya. Kendala tersebut adalah rawan akan tidak amanahnya seorang nasabah. Dalam proses pembiayaan, staf marketing Account Officer (AO) diharapkan lebih selektif, sehingga calon nasabah layak menerima pembiayaan atau tidak. Ia menganggap penilaian kelayakan nasabah begitu penting.

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya memerlukan adanya penilaian terhadap kelayakan nasabah pembiayaan. hal ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya ketidaktepatan sasaran nasabah dalam menerima pembiayaan yang ia ajukan. Account Officer memerlukan hubungan baik dengan kepala cabang untuk mengevaluasi penilaian nasabah yang layak atau tidak layak dalam menerima pembiayaan. Nasabah memiliki kriteria yang amanah adalah sasaran utama BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya untuk merealisasikan pembiayaan.

Dengan melihat keadaan yang demikian, BMT perlu adanya selektifitas dalam sasaran pembiayaan. Dengan menerapkan sistem penilaian kelayakan nasabah, BMT tidak perlu menghawatirkan akan terjadinya kelalaian nasabah yang tidak amanah.

6


(16)

6

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini terfokus pada sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Dari fokus penelitian ini, terumuskan dua masalah, yaitu :

1. Bagaimana sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang digunakan BMT UGT Sidogiri untuk menilai kelayakan nasabah mudharabah?

C. Tujuan Penelitian

Dengan menggunakan rumusan masalah di atas, dapat ditulis tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk menggambarkan sistem atas penilaian BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya terhadap kelayakan nasabah mudharabah.

2. Untuk menggambarkan faktor-faktor BMT menilai kelayakan nasabah mudharabah.

D. Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan pasti memiliki manfaat. Pertama, manfaat teoritis, yaitu mengembangkan ilmu di bidang sistem, khususnya dalam penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi teoritis tentang teori-teori manajemen dakwah, terutama mengenai sistem penilaian kelayakan nasabah mudharabah yang dapat dipergunakan untuk suatu lembaga profit. Kedua, manfaat praktis, yaitu hasil penelitian skripsi ini diharapkan dapat dijadikan


(17)

7

masukan bagi BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Ia bisa dijadikan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan yang menyangkut keputusan terrealisasinya pembiayaan nasabah mudharabah.

E. Definisi Konsep 1. Sistem.

Menurut Mulyadi yang dikutip Hardyanti, mengatakan bahwa “Definisi suatu sistem pada dasarnya adalah merupakan rangkaian dari beberapa fungsi yang mempunyai tujuan sama.”7 Pengertian ini bermaksud, bahwa sistem terdiri dari rangkaian-rangkaian yang mempunyai beberapa fungsi untuk tujuan yang sama. Sistem bersifat fungsional, sehingga kepala cabang dan AO (Account Officer) mempunyai fungsi terhadap penilaian atas nasabah mudharabah.

2. Penilaian Kelayakan Nasabah

Penilaian kelayakan nasabah adalah suatu proses mengambil keputusan dengan menelaah sumber-sumber informasi yang diperoleh. Hal ini BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya membuat suatu keputusan dengan ukuran baik dan buruk yang dinilai dari aspek kelayakan nasabah. Usia, kepribadian, pekerjaan, keadaan ekonomi dan kepatuhan hukum seseorang adalah acuan dasar untuk menilai kelayakan nasabah. Hal ini dapat digunakan untuk mengambil keputusan BMT UGT

7

Hardyanti Setyasari, ”Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro Guna Meminimalisir Terjadinya Kredit Bermasalah” (Studi Pada Pt Bpr Nusumma Jatim Cabang


(18)

8

Sidogiri Cabang Demak Surabaya, bahwa nasabah layak atau tidak menerima pembiayaan.

Nasabah adalah seseorang individu atau kelompok yang mendaftarkan diri sebagai anggota bank maupun non bank sebagai nasabah simpanan dan pembiayaan. Al-Mudharabah adalah perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pemilik modal. Pemilik modal bersedia membeayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha. Ia bersedia untuk mengelola proyek tersebut dengan bagi hasil.8

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Usaha Gabungan Terpadu (UGT)

adalah lembaga keuangan atau lembaga profit yang berlandaskan pada ekonomi mikro yang akadnya berasaskan syariah. BMT UGT Cabang Demak Surabaya ini beralamat di Jalan Demak 137 Surabaya.

Berdasarkan uraian di atas, muncul sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah di Baitul Mal Wat Tamwil usaha gabungan terpadu Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Hal ini dapat dipahami dengan mudah untuk memfokuskan penelitian tentang sistem atas penilaian kelayakan terhadap pembiayaan nasabah mudharabah.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibagi menjadi lima bab. Setiap bab akan diuraikan sesuai dengan sub-sub bab yang ditujukan untuk mempermudah penyususnan penelitian. Fokus pembahasan penelitian ini adalah sistem atas

8


(19)

9

penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Dari fokus di atas, terumuskan rumusan masalah penelitian.

Rumusan masalah dapat membentuk metode penelitian. Jenis data penelitian menjadi langkah awal untuk menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Data dan informasi digali melalui pendekatan penelitian tersebut. Data dan informasi merupakan bahan untuk menjabarkan teori sistem dan penilaian kelayakan nasabah, sehingga rumusan masalah menghasilkan beberapa jenis data yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

Dalam fokus penelitian, peneliti perlu mempunyai intensitas secara teoritis yang akan dibahas pada bab kedua. Teori tersebut adalah teori tentang sistem dan penilaian kelayakan nasabah. Teori sistem meliputi elemen-elemen, fungsi, dan tujuan. Teori penilaian kelayakan nasabah tersebut meliputi 6C antara lain Character (karakter), Capacity (kemampuan), Capital (modal), Collateral (jaminan), Compliance (kepatuhan hukum), Condition Of

Economy (kondisi ekonomi). Teori tersebut dianggap sebagai data mentah dan

perlu diolah kembali dengan melakukan penajaman akurasi data di lapangan yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

Bab ketiga, berangkat dari rumusan masalah dengan metode penelitian yang sudah dikemukakan. Dalam membahas metode penelitian, jenis data penelitian menjadi pijakan awal dalam menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Data-data penelitian yang digali merupakan penjabaran teori sistem dan penilaian kelayakan nasabah. Data yang digali tidak terlepas dari data-data


(20)

10

yang telah diidentifikasikan. Berdasarkan data ini, informan dapat diketahui, bagaimana teknik pengumpulan data dan teknik analisa data ditentukan.

Bab keempat, membahas data yang sudah diperoleh dan dibagi menjadi dua sub-bab. Sesuai dengan rumusan masalah, data dijabarkan dari fokus penelitian, yaitu data tentang sistem penilaian dan faktor-faktor penilaian nasabah. Hal ini memungkinkan dapat menghasilkan teori yang saling memperkuat. Data memperkaya teori, dan teori saling berlawanan.

Data yang ditemukan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dibahas secara singkat pada bab keempat. Hal ini terdapat dua kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan ini, saran-saran diajukan dengan dua sasaran. Sasaran yang sesuai dengan kegunaan penelitian, yakni sasaran teoritis dan praktis.


(21)

BAB II

TEORI SISTEM DAN PENILAIAN KELAYAKAN NASABAH

A. Penelitian Terdahulu

Sistem penilaian kelayakan nasabah terbagi menjadi tiga kajian, yaitu sistem, metode dan kelayakan. Kajian sistem dikemukakan oleh Satriyo1, Aditya2, Hardyanti3, Claudio4, Romi5, Angga6, Dana7, dan Wulansari8. Kajian tentang metode dikemukakan oleh Ralis 9, Lusiana 10, dan Agung11.

1

Satriyo Nugroho, ”Rancangan Bangunan sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan Calon Nasabahpembiayaan Murabahah”, Skripsi, (Jakarta:Fakultas Sains Teknologi, 2011) 2 Aditya Bhakti Persada, “Evaluasi Sistem dan Pemberian Kredit Bagi Nasabah Baru Pada PT.

BPR SUKADANA Surakarta”, Skripsi, (Surakarta: Fakultas Ekonomi Akuntansi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009)

3

Hardyanti Setyasari, ”Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro Guna Meminimalisir Terjadinya Kredit Bermasalah(Studi Pada PT BPR Nusumma Jatim Cabang

Malang)”, Jurnal Administrasi Bisnis, (No.1, Vol.22, 2015), hal.2

4 Claudio Yosia Tumbel, “

Aspek-Aspek Penilaian Dalam Pemberian Kredit Bank”, Jurnal Lex Privatum, (No.3, Vol.3, 2015), hal.44-51

5 Romi Yuniardi, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Pembiayaan Nasabah Bmt Mujahidin Pontianak Dengan Menggunakan Fuzzy Tsukamoto”, Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi, (No.1, Vol.2, 2013),hal.1-6

6Angga sukmana putra, “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah Dengan Metode Ahp (Analytical Hierarky Process) pada Koperasi Karya Manunggal”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro, 2014) 7Dana Sari Hardiani Dewi, “Sistem Dan Prosedur Pemberian Pembiayaan Nasabah Pada Kowanu

(Koperasi Warga Nu Nugraha) Usp Kudus”, Skripsi, (Kudus: Fakultas Ekonomi Akuntansi,Universitas Muria Kudus, 2012)

8Amalia Rahmah Wulansari, “Prosedur Pemberian Kredit Multiguna Beserta Penilaian Kelayakan

Kredit Berdasarkan Analisis 5c pada pt. Bpr Nguter Surakarta”, Skripsi, (Surakarta: Fakultas Ekonomi Perbankan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013)


(22)

12

Kajian tentang kelayakan yang dikemukakan oleh Ulul12, Hary13, Zakiyani14, Cicin15, Djamal16, Hayati17, Khristianita18, dan Nadia19.

9

Ralis Merizka, “ Penentuan Kredibilitas Nasabah dalam Menentukan Kelayakan Pengajuan Kredit Menggunakan Metode Saw dan Fmadm (Fuzzy Multiple A Tribute Decision”, Skripsi, (Semarang:Fakultas Ilmu Teknologi Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, 2015)

10 Lusiana Dwi Jayanti, “

Implementasi Metode Weighted Product Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada BPR BKK Karanganyar Kab. Pekalongan”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Komunikasi, Unidus Semarang, 2014)

11Agung Triyadi, Riska Susilawati “

Klasifikasi Calon Nasabah Pembiayaan Pada PT. Sinar mitra

sepadon finance menggunakan algoritma c4.5” Jurnal Protekinfo, (No.-, Vol.2, 2015), hal.1-4 12 Ullul Hr, “Analisis Kelayakan Nasabah Dalam P

emberian Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Tulungagung”, Skripsi, (Tulungagung: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Perbankan, IAIN Tulungagung, 2015)

13Hary Iswanto, “Studi Tentang Analisis Keuangan Untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Pada Nasabah PT. Bank Jabar Kantor Cabang Utama Bandung”, Skripsi, (bandung: Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama, 2005)

14 Irkhalia Zakiyani, “ Analisi

s Kelayakan Nasabah Pembiayaan Modal Kerja (Studi Kasus di KJKS Binama Semarang)”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ekonomi Perbankan Syariah, Uin Walisongo, 2015)

15 Cicin Suryani, “ Analisis Kelayakan Bank Terhadap Pemberian Pembiayaan Modal Kerja (Mikro) Kepada Calon Nasabah Di Bank BRI Syariah KCP Setya Budi”, Skripsi (Bandung: Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung, 2015)

16

Pandi Afandi, “Analisis Implementasi 5C Bank BPR Dalam Menentukankelayakan Pemberian Kredit Pada Nasabah (Studi Kasus Pada BPR bank Salatiga Dan PT BPR Kridaharta Salatiga)”, Jurnal Among Makarti, (No.3, Vol.5, 2010)

17Salmi Hayati, “Kelayakan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro”,

Skripsi, (Jakarta : Fakultas Syariah Dan Hukum, Uin Syarif Hidayatullah 2011)

18

Eva latifah, “Analisis Kelayakan Pembiayaan Pengembangan Usaha Mebel Kayu Pada Bank Syariah (Studi kasus : PT."X" di Bekasi)”, Tesis, (Bogor: sekolah pasca sarjana, ITB, 2007) 19Nadia Purnama Noor Handayati, “

Peranan Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Dalam Efektifitas Penilaian Permohonan Kredit (nasabah) (survey pada PT. BPR. Karya djatnika sadaya cabang bandung), Skripsi, (Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, 2015)


(23)

13

Penelitian di atas mempuanyai persamaan dengan skripsi ini. Persamaannya terletak pada sistem penilaian kelayakan nasabah. Penelitian ini terletak pada metode. Perbaedaan penelitian ini dengan Ralis, Lusiana, dan Agung terletak pada metode perbankan Syariah.

B. Kerangka Teori

1. Sistem

Sistem berasal dari kata systema dari bahasa Yunani. Sistem mengandung arti keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian. Sistem dipergunakan untuk menunjukan banyak hal. Sistem sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode. Sistem merupakan suatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain untuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai suatu himpunan, sistem didefinisikan bermacam-macam pula. Tatang mengutip pendapat Awad mendefinisikan sistem sebagai “Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.”20

a. Komponen Sistem

Sistem memiliki komponen interaksi yang saling berhubungan untuk memiliki fungsi dan tujuan. Sistem bekerja sama membentuk kesatuan yang sama. Komponen dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Winardi mengutip pendapatnya Webster yang mengatakan ”Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen diantara mana terdapat adanya hubungan hubungan. Kerapkali dalam literatur dapat diketemukan kata-kata tambahan,

20


(24)

14

elemen-elemen mana ditujukan ke arah pencapaian sasaran tertentu.”21 Definisi yang dikemukakan lebih dijelaskan dengan contoh berikut :

sistem Elemen-elemen Tujuan/sasaran

Administrasi perusahaan

Buku-buku, perkiraan-perkiraan, komputer-komputer, manusia

Laporan operasi-operasi finansial dan nilai dari badan usaha.

Tabel: 2.1 sistem saling berhubungan dan memiliki fungsi

1) Perangkat lunak, program komputer, struktur data, dan dokumen berhubungan berfungsi untuk mempengaruhi metode logis, prosedur dan control yang dibutuhkan.

2) Perangkat keras dan perangkat elektronik memberikan kemampuan perhitungan dan perangkat elektromagnetik yang memberikan fungsi dunia eksternal.

3) Manusia dan pemakai adalah operator perangkat keras dan perangkat lunak.

4) Database merupakan kumpulan informasi yang besar dan terorganisasi. Database diakses melalui perangkat lunak.

5)Dokumentasi, manual, formulir, dan informasi adalah data yang menggambarkan penggunaan atau pengoperasian sistem.

21


(25)

15

6)Prosedur adalah langkah yang menentukan penggunaan masing-masing elemen sistem.

Sistem tidak peduli berapapun kecilnya selalu mengandung komponen atau subsistem. Subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Sistem memiliki banyak definisi yang kurang lengkap, karena ia hanya menyebut suatu benda yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Sistem dipandang sebagai anggapan bahwa bagian yang saling berkaitan itu sama-sama bergerak. Sistem melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan wujud benda tersebut.

b. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai sauatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Luar Sistem (Environment)

Luar sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Sistem penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.


(26)

16

Sistem input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energy yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energy yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh, di dalam sistem computer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya. Data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem (output)

Sistem output merupakan hasil dari energy yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.

g. Sasaran Sistem

Sistem perlu memiliki tujuan dan sasaran. Jika tidak mempunyai sasaran, operasi sistem tidak akan berguna.22

Sistem penilaian memiliki suatu kumpulan bagian yang saling berhubungan dan ketergantungan. Sistem diatur sedemikian rupa, sehingga menghasilkan tujuan yang menyeluruh. Hal ini berkaitan dengan organisasinya yang merupakan proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan. Sistem organisasi mempunyai satuan yang terpisah. Apabila organisasi ingin mencapai tujuan, maka organisasi tersebut harus mengutamakan kesatuan organisasi. Sistem lembaga keuangan berguna untuk meminimalisir terjadinya kelalaian nasabah yang tidak amanah. Sistem lembaga keuangan tersebut sebagai jalan untuk

22

Satriyo Nugroho, ”Rancangan Bangunan sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan Calon Nasabahpembiayaan Murabahah”, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Sains Teknologi, 2011)


(27)

17

menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan pekerjaan dari bawahan, sehingga terdapat kerjasama yang terarah untuk tercapainya tujuan lembaga keuangan ini.

2. Penilaian Kelayakan Nasabah

Bank konvensional maupun bank syariah memberikan kredit kepada nasabah. Ia berupaya memberikan pelayanan yang baik dan selektif, agar investasinya aman dan menguntungkan. Bank menerapkan prinsip-prinsip dalam menilai calon debitornya, yaitu sebagai berikut.23

1. Character (watak)

Watak calon nasabah penting untuk diperhatikan. Kredit adalah kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada calon nasabah, sehingga calon nasabah merupakan pihak yang benar-benar dapat dipercaya dan beritikad baik untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan kondisi perusahaan, apabila calon nasabah tidak didukung watak yang baik, maka ia tidak akan memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran pinjamannya.

2. Capacity (Kemampuan)

Apabila bank sudah memahami tentang watak nasabah, setelah itu, bank melihat dari segi Capacity (kemampuan). Bank memiliki tujuan memahami kemampuan calon nasabah. Hal ini dapat mengukur tingkat kemampuan nasabah untuk membayar. Ia mengukur kemampuan calon nasabah dengan menguraikan ke dalam manajerial dan finansial.

23

Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, 2005, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Gahlia Indonesia, Bogor, Hal.79


(28)

18

3. Capital (Modal)

Modal (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan. Modal mempunyai selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ia tunaikan. Modal berasal dari investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan.

4. Collaterral (Jaminan)

Jaminan adalah pengikat antara pemilik modal dengan orang yang ingin meminjam. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pinjaman yang diberikan. Jaminan perlu diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga apabila nasabah terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan kepada bank dapat dipergunakan secepat mungkin.24 Penilaian terhadap collateral ini dapat di tinjau dari dua segi, yaitu:

a) Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan.

b) Segi yuridis, yaitu agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.

5. Compliance (Kepatuhan Hukum)

Compliance adalah penilaian bank terhadap nasabah yang mempunyai

track record dengan kepatuhan hukum. Nasabah patuh terhadap hukum

24Rosita Ayu Saraswati, 2012, “

Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Calon Debitur Dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektivitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung,” Nominal (No.1, Vol.1, tahun 2012), hal.5-7.


(29)

19

merupakan penilaian yang diterapkan oleh pihak bank. Hal ini berdampak positif bagi pihak bank.

6. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Bank perlu memeriksa kondisi ekonomi calon nasabah. Bank perlu memastikan bahwa kondisi ekonomi calon nasabah perlu dalam keadaan yang baik. Hal ini bertujuan agar calon nasabah mampu mencukupi kebutuhan pokoknya dan tidak terlilit hutang lain.25

Djohan mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Satriyo: “ Tujuh unsur dalam konsep 7P, sebenarnya mempunyai kesamaan dengan konsep 6C. misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter”. Sedangkan unsur tujuan, prospek dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 6C. Unsur perlindungan dalam 7P dapat disamakan dengan kolateral dalam konsep 6C konsep 7P, yaitu:26

1. Personality (Kepribadian)

Bank mencari data kepribadian calon debitur. Data calon debitur meliputi riwayat hidup seperti data (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha atau pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri dan anak), social

standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat

tentang diri si peminjam). Hal ini merupakan penunjang mencari kepribadian calon debitur.

25

Ibid, hal.7

26

Satriyo nugroho, ”Rancangan Bangunan sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan Calon Nasabahpembiayaan Murabahah”, Skripsi, (jakarta: fakultas sains teknologi, 2011)


(30)

20

2. Purpose (Tujuan)

Bank mencari data tentang tujuan debitur mengajukan kredit. Bank perlu mengetahui apakah debitur akan menggunakan dana kredit untuk berdagang atau untuk membeli rumah atau untuk tujuan lainnya. Selain itu, apakah nasabah menggunakan kredit sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan.

3. Prospect

Prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan

usaha. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha calon nasabah selama beberapa bulan atau tahun. Prospect meliputi perkembangan keadaan ekonomi perdagangan atau perdagangan sektor usaha calon nasabah. Bank mengetahui kekuatan keuangan perusahaan yang didapat dari earning power (kekuatan pendapatan atau keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.

4. Payment

Bank mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran nasabah kembali dari pinjaman yang akan diberikan. Hal ini bank memperoleh perkiraan dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan, dan pendapatan. Bank memperkirakan kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman dapat ditinjau dari waktu dan jumlah pengambilannya.


(31)

21

5. Profitability

Bank menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.

6. Protection

Bank menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah bank menilai dalam bentuk jaminan barang atau asuransi.

7. Party

Party merupakan hal yang bertujuan untuk mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Bank menentukan klasifikasi dan perlakuan yang bertujuan untuk memberikan fasilitas kepada calon debitur.

Analisis yang digunakan oleh pihak lembaga keuangan untuk kelayakan debitur, antara lain:

a. Bank mengevaluasi kapasitas calon debitor.

b. Bank menilai kemampuan nasabah dalam memasarkan produk yang meliputi purchasing power, kemampuan berkompetisi, dan market share. c. Bank mengetahui kondisi keuangan nasabah yang dapat dilihat dari


(32)

22

d. Bank mengukur kemampuan manajemen, meliputi struktur, dan susunan serta pengalaman manajemen.

e. Bank mengukur kemampuan teknis berupa peralatan produksi usahanya. f. Bank mengukur tingkat kemampuan yuridis, berupa status hukum badan

usaha, izin usaha, dan sengketa-sengketa.

g. Bank menilai dari segi sosial ekonomi debitur dan dapat dilihat dari persepsi masyarakat sekitar terhadap perusahaan debitor.

3. Nasabah Mudharabah di Baitul Mal wat Tamwil (BMT)

Di Indonesia, Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) diartikan sebagai lembaga keuangan non profit dan lembaga keuangan profit. Sudarsono mengatakan sebagaimana yang dikutip Ismail, “Baitul mal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan penyaluran dana yang non profit seperti zakat, infaq, dan shadaqah. Hal ini berkaitan dengan pengembangan waqaf tunai. Baitul tanwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial”, Sedangkan pengertian Bait Wa Tanwil menurut Aziz yang dikutip Ismail “Rumah penyimpanan harta milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga. Baitul Mal Wat Tanwil (BMT) melakukan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam peningkatan kualitas ekonomi masyarakat. BMT mendorong kegiatan menabung dan penunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.”27

Al-Mudharabah yang ditinjau dari segi bahas mempunyai pengertian : berjalan di muka bumi untuk berniaga atau mencari penghasilan. Prinsip

27

Ismail Nawawi, 2009, Ekonomi Kelembagaan Syaria: Dalam Pusaran Perekonomian Global Sebuah Tuntutan dan Realitas, CV.Putra Media, Surabaya, Hal.2


(33)

23

pokok (standar) minimal pembiayaan mudharabah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut.

a. Mudharabah adalah suatu pengaturan seseorang yang berpartisipasi dengan menyediakan sumber pendanaan. Ia perlu menyediakan tenaganya dan dengan mengikut sertakan bank, unit turst, reksadana atau institusi, dan orang lainnya.

b. Seorang mudharib yang menjalankan bisnis dapat diartikan sebagai orang pribadi, sekumpulan orang, atau suatu badan hukum dan badan usaha.

c. Rabbul mal perlu menyediakan investasinya dalam bentuk uang atau

sejenisnya. selain piutang, Rabbul mal memberikan nilai valuasi yang disepakati bersama dengan melimpahkan pengelolaan sepenuhnya pada mudharib.

d. Mudharib perlu melakukan pengelolan usaha Mudharabah secara

eksklusif. Ia membuat kerangka mandat yang ditetapkan dalam kontrak mudharabah.

e. Mudharib dan shahibul mal yang mendapatkan keuntungan harus

membagi dalam suatu proporsi yang telah disepakati pada awal kontrak. Pembagian keuntungan tidak boleh ada pihak yang berhak untuk memperoleh nilai imbalan atau renumerasi yang ditetapkan di muka.28

C. Perspektif Islam

Allah SWT memberi manusia dua nikmat yaitu, manhaj Al-Hayah (Sistem) dan Wasilah Al-Hayah (Sarana). Sistem adalah suatu keseluruhan

28


(34)

24

aturan kehidupan manusia yang berpedoman dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bentuk sistem tersebut adalah berupa kewajiban dan larangan akan melakukan segala sesuatu. Aturan sistem tersebut dikenal sebagai hukum lima, yaitu : wajib, sunnah (mandub), mubah, makruh, dan haram.29 Aturan sistem tersebut dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia. Keselamatan manusia diatur oleh sistem sepanjang hidup mereka baik yang menyangkut keselamatan agama, diri (jiwa dan raga), akal, harta benda, serta keselamatan nashab keturunan. Hal ini merupakan kebutuhan pokok atau primer (Al–Haajatal Dharuriyyah). Sistem dilaksanakan dalam kehidupan secara terus menerus (konsisten). Sistem memiliki semua kegiatan akan menciptakan tatanan kehidupan yang baik dan disebut dengan hayatan

Thayyibah.

Agama Islam mengajarkan bersikap adil kepada siapapun, termasuk kepada calon nasabah. Lembaga keuangan yang memberikan tugas kepada staf karyawan dan memutuskan layak atau tidaknya seseorang dalam menerima pembiayaan perlu adanya landasan yang digunakan untuk menentukan kualitas dari staff karyawan atau nasabah.

Allah SWT berfirman:

ْنَأ ِسانلا َنْيَ ب ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلَْأ ٰىَلِإ ِتاَناَمَْْا اودَؤُ ت ْنَأ ْمُكُرُمْأَي َهللا نِإ

ِلْدَعْلاِب اوُمُكْحَت

ۚ

ِهِب ْمُكُظِعَي امِعِن َهللا نِإ

ۗ

اًريِصَب اًعيِمَس َناَك َهللا نِإ

29

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, hal. 10


(35)

25

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.30

Maksud dari “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya adalah setiap hambanya hendaklah menyampaikan amanat dan tidak sama sekali mengurangi atau menambahi sesuai yang ada. Di dalam penilaian kelayakan nasabah, ayat di atas begitu berkaitan. Penilaian kelayakan nasabah perlu adanya keseimbangan. Dalam menilai kelayakan nasabah, bank perlu menerapkan aturan yang tidak berat sebelah dalam memberikan keputusan untuk terealisasinya pembiayaan.

Lembaga keuangan perlu menerapkan keadilan yang sudah terkandung dalam Al-Qur’an. Konsep keadilan ada dua poin yang sesuai untuk memutuskan kelayakan nasabah dalam menerima pembiayaan, antara lain :

1. Muhsin

Muhsin adalah orang yang merasa kehadiran Allah SWT dalam setiap

aktivitasnya. Muhsin merupakan orang yang selalu instropeksi diri dalam upaya untuk tidak melakukan kesalahan. Potensi sepiritual ini sudah tertanam pada hati nurani setiap manusia mengingat pada diri manusia yang selalu waspada dan berfungsi melindunginya dari perbuatan tercela. Hati nurani adalah tempat

30


(36)

26

bersemayamnya kesadaran alami manusia tentang kejahatan dan kebaikan, sesuai dengan ilham Tuhan kepada masing-masing pribadi.

Paparan di atas mendeskripsikan, muhsin sebagai orang yang merasakan kehadiran dan kebersamaan dengan Allah. Kekuatan spiritual ini melahirkan semangat untuk melakukan perbuatan baik. Kekuatan spiritual ini memperindah secara terus menerus serta membentengi diri dari perbuatan buruk. Perbuatan buruk berpotensi merusak eksistensinya, baik dalam dimensi hubungan dengan-Nya maupun dalam hubungan dengan makhlukNya.31 Lembaga keuangan perlu menekankan hal ini kepada kepala cabang maupun staf karyawan, karena muhsin merupakan perbuatan yang menuntun segala sesuatu kearah kebaikan dan merasa selalu diawasi oleh Allah SWT. Kepala cabang dan staf karyawan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.

2. Amanah

Amanah berasal dari bahasa Arab. Amanah diambil dari kata “

amuna-yamunu-amanah” yang bermakna “yang harus ditepati” atau “titipan yang

harus ditunaikan”. Amanah memiliki arti khusus, yaitu pengembalian harta benda seseorang kepada orang lain yang menitipkan kepadanya. Ia wajib memelihara barang titipan dan bertanggung jawab terhadap barang titipan tersebut. Ia tidak berhak terhadap barang tersebut. Jika orang yang menitipkan barang itu minta kembali barangnya, maka ia harus segera

31

Slamet Firdaus, 2011. “Konsep Manusia Ideal Dalam Al-Qur’an(Studi Profil Al-Muhsin Dalam Perspektif Tafsir Ayat-Ayat Ihsan)” Desertasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 80.


(37)

27

mengembalikannya.32 Amanah adalah hak dan kewajiban yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual. Amanah dibebankan kepada seorang untuk dijaga dan dipelihara. Amanah merupakan hak-hak Allah atas hambanya dan hak-hak manusia antara sesamanya.

Amanah adalah perbuatan yang perlu diterapkan oleh lembaga keuangan kepada kepala cabang, staff karyawan, maupun calon nasabahnya. Seorang kepala cabang dan staff karyawan yang menerapkan perbuatan amanah akan membuat sistem dan aturan yang berlaku tetap berjalan konsisten. Staff karyawan mengemban amanah dari kepala cabang dalam tugasnya untuk lebih selektif menilai kelayakan calon nasabah. Kepala cabang dan staff karyawan perlu adanya jalinan kerjasama yang bagus kepada nasabah. Nasabah perlu menerapkan amanah dalam menjalankan kewajiban kepada lembaga keuangan, sehingga ia akan selalu menepatinya dalam mengembalikan pembiayaan yang ia dapatkan.

32Aji Maulana, 2008. “Implementasi Konsep Amanah Dan Fatha

nah Pada Pengelolaan Zakat Badan Amilzakat Nasional (BAZNAZ)” Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 105.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dinilai lebih tepat untuk menganalisa penelitian ini, karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Permasalahan yang dianalisa dalam penelitian ini adalah sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Mc.Milan berpendapat, bahwa karakteristik penelitian kualitatif adalah objektif, akurat, tepat, dapat dibuktikan, menjelaskan, kenyataan empiris, logis dan sesuai kondisi nyata. 1

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif deskriptif, karena jenis penelitian ini lebih relevan dengan judul yang akan diteliti. Jenis penelitian ini dinilai mampu menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian. Jenis deskriptif adalah jenis penelitian dengan cara menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Hal ini tidak bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.2

B. Lokasi Penelitian

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Usaha Gabungan Terpadu (UGT)

Sidogiri adalah lembaga keuangan atau lembaga profit yang berlandaskan

1

Ismail Nawawi Uha, 2012, Metoda Penelitian Kualitatif, Dwiputra Pustaka Jaya. hal . 65

2


(39)

29

pada ekonomi mikro yang akadnya berasaskan syariah. BMT UGT Cabang Demak Surabaya ini beralamat di Jalan Demak 137 Surabaya.

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan baik dari jurusan maupun dari peneliti. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian tersebut mudah dalam birokrasinya. Peneliti berharap pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar tanpa halangan sesuatu apapun.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini hampir semua bersifat primer. Jenis data ini digali langsung dari observasi, kecuali data-data kepustakaan yang dapat dikatakan sebagai data sekunder. Data yang digali disesuaikan dengan fokus dan rumusan masalah. Hal ini disesuaikan dengan teori yang relevan. Jenis data ini memiliki sinkronisasi dengan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang jelas. Peneliti berusaha mencari informasi yang mengarah kepada penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus bisa berperan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dibantu oleh pihak yang benar-benar mengetahui tentang sistem dan penilaian kelayakan nasabah yang berada di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

2. Sumber Data

Informan merupakan orang yang memberi informasi tentang segala sesuatu yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data yang


(40)

30

digali meliputi sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah di BMT UGT sidogiri Cabang Demak Surabaya. Informan memiliki kedudukan yang penting di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Informan tersebut mewakili semua pemaparan informasi atau keterangan yang dibutuhkan pada rumusan masalah. Informan tersebut adalah:

a. Kepala cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

b. Staff Account Officer (AO) BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

Banyaknya data yang harus digali oleh peneliti. Peneliti membagi sumber data menjadi dua. Sumber data tersebut adalah Data primer dan sekunder. Berikut data primer dan sekunder dalam penelitian ini :

1) Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data peneliti untuk tujuan yang khusus. Sumber data peneliti bersumber dari BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Data yang diambil adalah data tentang sistem atas penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Data tersebut bersumber dari pihak BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya, yakni kepala cabang. Hal ini dikarenakan kepala cabang bertugas untuk menentukan aturan sistem internal cabang. Selain itu, kepala cabang juga bertugas memeberikan penilaian atas kelayakan nasabah yang bersumber dari AO (Account officer).


(41)

31

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh setelah data primer. Hal ini tidak menutup kemungkinan peneliti sulit atau tidak mendapatkan data tersebut, karena ada sesuatu hal yang bersifat privasi. Peneliti menggunakan data sekunder sebagai sarana memperoleh data, karena data sekunder merupakan data pendukung yang berasal dari seminar, buku-buku, maupun literatur lain. Data pendukung tersebut membahas tentang sistem, penilaian nasabah, dokumentasi pengajuan pembiayaan dan lain sebagainya.

D. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahapan peneltian. peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian dari Lexy J. Moleong. Menurut Maleong, tahap-tahap penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra-lapangan

Tahap pra lapangan memiliki beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti. Hal ini terkait tahapan pra lapangan, antara lain:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian adalah usulan penelitian yang diajukan kepada Prodi Manajemen Dakwah. Usulan tersebut berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi di lapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian.


(42)

32

b. Memilih Lapangan Penelitian

Peneliti memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian dipilih sebagai objek penelitian yakni BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. c. Mengatur Perizinan

Pada tahapan ini, peneliti mengurus surat perizinan pada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Setelah itu, peneliti mengurus surat perizinan. Selanjutnya, Peneliti menyerahkan surat perizinan kepada objek penelitian yaitu BMT UGT Sidogiri Cabang demak surabaya.

d. Menjajaki dan Memilih Lapangan

Tahapan ini peneliti melakukan penjajakan dan menanyakan hal-hal yang ringan pada sumber data. Artinya, peneliti hanya melakukan perkenalan dengan objek yang akan diteliti. Hal ini peneliti belum sampai pada menyikapi bagaimana peneliti masuk kedalam lapangan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan informan yang akan memberikan data atau informasi mengenai permasalahan penelitian. Dengan bantuan pihak HRD (Human Resources Department), peneliti menetapkan pihak kepala cabang dan Account officer (AO)BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya sebagai informan utama.


(43)

33

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Tahapan selanjutnya, peneliti menyiapkan perlengkapan antara lain: daftar pertanyaan wawancara, peralatan tulis, recorder (perekam), kamera dan laptop. Hal ini dilakukan untuk kelancaran dalam penelitian ini.

e. Etika Penelitian

Pada tahapan terakhir, peneliti perlu menjaga etika. Sebab, tahapan ini menyangkut hubungan dengan orang lain yang berkenaan dengan data yang diperolehnya. Dengan menjaga etika yang baik, peneliti menjalin suatu kerjasama yang menyenangkan antara kedua belah pihak. Berikut ini hal yang harus dilakukan peneliti untuk menjaga etika :

1) Peneliti mengucapkan salam ketika masuk kantor, karena kantor merupakan objek penelitian.

2) Peneliti melakukan jabat tangan, serta menyapa dengan senyuman yang ramah.

3) Peneliti meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. 4) Peneliti diharapkan berpakaian sopan ketika mendatangi lokasi

penelitian.

5) Peneliti harus mentaati peraturan yang ada. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Peneliti perlu mengerjakan tahap pekerjaan lapangan. Hal ini dapat diuraikan dan dibagi menjadi tiga bagian antara lain :


(44)

34

Dalam meneliti pekerjaan lapangan, peneliti perlu memahami latar belakang penelitian terlebih dahulu. Selain itu, peneliti perlu mempersiapkan diri baik fisik maupun mental agar waawancara berjalan dengan baik.

b. Memasuki Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti melakukan survei ke lapangan untuk mencari data-data atau informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

c. Tahap Penulisan laporan

Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil data yang diperoleh selama penelitian di lapangan. Peneliti menulis laporan yang disusun berdasarkan fakta sebenarnya.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode dalam pengumpulan data.3 Metode tersebut antara lain wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang telah ditentukan akan digali dengan studi kepustakaan, studi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari sumber literasi. Data tersebut berupa buku-buku, literatur-literatur, dokumen resmi, tulisan ilmiah dan sumber kepustakaan lainnya. Hal ini berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dengan teknik ini merupakan data sekunder.

Data dan informasi dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan di lapangan dari objek penelitian yaitu wawancara. Wawancara adalah suatu

3


(45)

35

proses interaksi dan komunikasi. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Data dan informasi yang digali mengenai sistem penilaian dan penilaian kelayakan nasabah mudharabah. Data tersebut digali dari beberapa orang responden. Responden adalah orang yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan peneliti dengan mewawancarainya. Teknik dokumentasi dilaksanakan untuk mengetahui kondisi internal perusahaan. Data dan hasil dokumentasi adalah data jumlah karyawan, sejarah perusahaan, struktur lembaga, job description (definisi tugas) dan data-data lainnya.

F. Tehnik Validasi Data

Data dalam penelitian ini menjadi valid, apabila peneliti melakukan perpanjangan penelitian, triangulasi, dan diskusi dengan para ahli. Perpanjangan penelitian dilakukan dengan memperbanyak intensitas kegiatan di lapangan. Artinya peneliti diharapkan terlibat dalam lokasi penelitian. Hal ini memungkinkan, karena lokasi penelitian ini dekat dengan domisili peneliti. Selain itu, objek penelitian memiliki sistem yang lengkap sehingga cocok untuk menggali data yang sesuai dengan judul penelitian.

Triangulasi berarti meminta konfirmasi atas data yang telah diperoleh peneliti. Konfirmasi ini dilakukan peneliti dengan memberikan laporan penelitian terlebih dahulu kepada informan yang diteliti. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan koreksi. Setelah itu, laporan penelitian dapat dipublikasikan.


(46)

36

Dalam permasalahan penelitian, peneliti perlu mendiskusikan dengan para ahli. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat suatu data. Upaya ini dilakukan pada saat penelitian dimulai hingga pembuatan laporan penelitian. Peneliti mengharap mendapatkan masukan penting untuk menambahkan kualitas data penelitian.

G. Teknik Analisa Data

Bogdan dan Biklen berpendapat, “Secara konseptual analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan. Hal ini dilakukan untuk peningkatan pemahaman mengenai materi tersebut. Selain itu, untuk memungkinkan penyajian apa yang sudah ditemukan kepada orang lain”.4

Dalam merencanakan analisis data, peneliti menggunakan teknik taksomonik untuk menggali data-data yang ditemukan di lapangan. Teknik taksomonik merupakan teknik untuk menguraikan domain. Teknik ini terfokus dalam memilah bab menjadi beberapa sub domain. Hal ini menyertakan bagian-bagian khusus yang lebih terperinci. Teknik ini dilakukan dengan memecah konsep-konsep dalam permasalahan yang dibahas menjadi data-data paling kecil dan lebih konkrit.

Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan tiga teknik. Teknik tersebut biasa digunakan dalam penelitian kualitatif.

4


(47)

37

Teknik yang digunakan yaitu Data Reduction (reduksi data), Display data, dan

Consclusion Drawing. Data Reduction adalah suatu cara membuat konsep

data dan menggalinya di lapangan. Display data adalah cara menguraikan dan menampilkan data-data secara sistematis dan apa adanya. Conclusion drawing adalah teknik untuk menarik suatu kesimpulan yang representatifdengan permasalahan yang telah dirumuskan. Dalam pembahasan, metode induktif digunakan dalam penelitian ini, kemudian hasil penelitian dihubungkan dengan kajian teoritis yang digunakan untuk menemukan sisi idealitas dan realitas.


(48)

BAB IV Hasil penelitian

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah berdirinya BMT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

Pada tahun 2000, para pengurus BMT Sidogiri ingin mengembangkan misinya ke seluruh Indonesia. Ia menentukan daerah yang terdapat alumni pesantren Salafiyah Sidogiri. Hal ini BMT Sidogiri pertama kalinya mendirikan cabang di daerah Surabaya. Dengan pembukaan ini, BMT Sidogiri menyertakan nama yang diberikan adalah BMT usaha gabungan terpadu yang disingkat menjadi UGT Sidogiri. Seiring berjalannya waktu, BMT UGT Sidogiri memiliki omzet dan penghasilan yang selalu berkembang. BMT UGT Sidogiri mendirikan tempat Cabang ke dua yang bertempat di Jember. hal ini berlanjut hingga sekarang, Sehingga BMT UGT Sidogiri telah membuka Cabang sekitar kurang lebihnya sebanyak 257 unit cabang BMT UGT Sidogiri yang telah berdiri.

Kehadiran BMT UGT Sidogiri Cabang Demak di Jalan Demak No 137 Surabaya adalah didasari oleh keprihatinan atas maraknya praktek riba yang terjadi di daerah tersebut. Dalam hal ini demi mensyiarkan syariah Islam, BMT UGT Sidogiri mengurangi serta membersihkan praktek riba. Pasar adalah objek sasaran para rentenir untuk melakukan praktek riba. dan BMT UGT Sidogiri membentuk tim survei untuk memilih lokasi pendirian BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Dalam survei tersebut, tim survei memilih lokasi di jalan Demak No 137 Surabaya. Tim survey mendirikan


(49)

39

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak di sekitar pusat perbelanjaan pasar Tembok dan Pasar Demak di sekitarnya. Tim survei memilih lokasi tersebut, karena pasar merupakan tempat beredarnya uang yang dikhawatirkan terjadi adanya serta berkembangnya praktek riba.

Selain itu, tim survey mempunyai alasan lain dipilihnya lokasi tersebut. Lokasi tersebut berdekatan dengan pasar. Pasar merupakan sumber potensial untuk mendapatkan anggota atau calon nasabah. Anggota dan calon nasabah mayoritas pedagang di pasar yang ingin menabung dan meminjam modal usaha kepada BMT untuk menjalankan usahanya. Hal ini juga sebagai promosi BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya untuk mempromosikan ke pedagang yang lain.

2. Struktur organisasi BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya

KEPALA CABANG

Samsul Arifin

Account Officer

1. Al - Amin

2. H. Mansur

Kasir

1. Sofwan (Tabungan)

2. Muchdor (Pembiayaan)

WAKIL KEPALA CABANG

Baihaqi, SS.

Capem Wilayah Surabaya

1. Account Officer

2.Teller


(50)

40

Gambar. 4.2 struktur BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya Definisi Tugas:

a. Kepala Cabang

1) Kepala cabang merumuskan dan mengajukan usulan kebijakan umum BMT. Kebijakan umum tersebut digunakan untuk masa yang akan mendatang. Kebijakan umum tersebut diberikan kepada direktur umum agar tercapai kelanjutan dari organisasi perusahaan. Kepala cabang Bertanggung jawab atas semua proses jalannya BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

2) Kepala cabang menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran perusahaan dan rancangan kerja untuk tahun buku yang baru kepada dewan pengawas.

3) Kepala cabang mengajukan neraca dan perhitungan laba atau rugi tahunan serta laporan-laporan berkala lainnya kepada direktur untuk mendapatkan penilaian

4) Kepala cabang menyetujui pemindahan tangan saham-saham kepada pemilik baru yang di tunjuk dan dipilih oleh pemegang saham lama. Setelah itu, kepala cabang perlu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pada anggaran dasar pada saat rapat anggota mengenai pemindahan tangan saham.

5) Kepala cabang memberi persetujuan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus dibayarkan kepada pegawai BMT.


(51)

41

b. Accountofficer

Account officer (AO) adalah petugas BMT yang ditugaskan untuk

membantu direksi dalam menangani tugas-tugas. Ia memiliki tugas dan tanggungantara lain:

1) AO bertugas untuk memasarkan produk-produk BMT kepada masyarakat yang tergolong potensial.

2) AO membuat jadwal penghimpunan dana baik tabungan, deposito, maupun angsuran.

3) AO menjaga dan membina hubungan baik dengan nasabah.

4) AO memproses pengajuan pembiayaan dari calon debitur. Proses tersebut meliputi pemeriksaan kelengkapan data survei lapangan, analisa pembiayaan, serta persetujuan pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) AO melakukan kegiatan penjemputan dana sesuai jadwal atau tempo yang sudah dibuat dan disetujui oleh kepala cabang BMT.

6) AO memberikan laporan secara tertulis dan meminta persetujuan kepala cabang atas penjemputan dana yang telah dilakukan setiap hari. c. Kasir

Kasir memiliki Tugas dan tanggung antara lain :

1) Kasir memberi pelayanan penarikan dan penyetoran uang cek atau blyet giro nasabah kepada bank secara tepat, cermat, lancar dan ramah. 2) Kasir bertugas meminta cash teller dari manajer operasional setiap


(52)

42

3. Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri a. Visi

1) Terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan landasan syariah Islam.

2) Terwujudnya budaya ta’awun dalam kebaikan dan ketakwaan di bidang sosial ekonomi.

b. Misi

1) Menerapkan dan memasyarakatkan syariah Islam dalam aktivitas ekonomi.

2) Menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah di bidang ekonomi adalah adil, mudah, dan maslahah.

3) Meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota

4) Melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (shiddiq (jujur), tabligh (komunikatif), amanah (dipercaya), fatonah (profesional).

4. Produk pembiayaan BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya

a. Mudharabah (bagi hasil)

BMT memiliki pembiayaan dengan menggunakan akad mudharabah. Modal kerja sepenuhnya dari BMT UGT. Anggota (nasabah) menyediakan usaha dan manajemennya. Hasil dan keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan ketentuan hasil.


(53)

43

BMT memiliki produk pembiayaan dengan menggunakan akad

Murabahah. Akad murabahah pembayarannya dilakukan pada saat jatuh

tempo dan satu kali pelunasan beserta mark-up (laba) sesuai dengan kesepakatan bersama.

b. Musyarakah (penyertaan)

BMT memiliki produk pembiayaan menggunakan Akad musyarakah. Akad musyarakah adalah pembiayaan yang sebagian modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Kedua pihak bekerja dan memiliki hak untuk turut serta mewakili atau menggugurkan haknya dalam memanajemen usaha tersebut. Keuntungan dari usaha ini akan dibagi menurut proporsi penyertaan modal sesuai dengan kesepakatan bersama.

c. Bai’ Bitsamani Al ajil (investasi)

BMT mempunyai produk pembiayaan menggunakan akad bai’ bitsamani

al ajil. Akad tersebut adalah pembiayaan dengan sistem jual beli yang

dilakukan secara angsuran terhadap pembelian suatu barang. Jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh anggota sebesar jumlah harga barang yang telah di mark up yang telah disepakati bersama.

Nasabah perlu mengikuti syarat-syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk dalam bertransaksi menggunakan pembiayaan BMT UGT Sidogiri adalah:

1) Nasabah mengisi formulir permohonan pembukaan tabungan. 2) Nasabah memfoto copy KTP suami dan istri.


(54)

44

4) Nasabah memfoto copy akta nikah. 5) Nasabah memfoto copy jaminan.

6) Nasabah memfoto copy legalitas bagi badan usaha. 7) Nasabah sudah menjadi anggota atau mitra usaha. 8) Nasabah membuka rekening tabungan.

5. Lokasi BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya adalah salah satu cabang dari BMT UGT Sidogiri pusat yang berada di Pasuruan. Ia didirikan di pusat kota Surabaya yang beralamat di JL. Demak, Tembok Dukuh, Bubutan Kota Madya Surabaya, Jawa Timur. BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya

memiliki nomor telepon 031-5483484 dan alamat email

redaksi.bmtugtsidogiri@gmail.com.


(55)

45

B. Penyajian Data

1. Sistem di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya

Salah satu bentuk sistem, BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya memiliki sistem yang tidak saling terpisahkan dari beberapa devisi. Tugas tersebut bertujuan untuk mencapai pelaksanaan tugas. Kepala cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya tidak membiarkan biarkan setiap devisi untuk berjalan sendiri, agar sistem yang ada di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya berjalan maksimal. Sistem BMT UGT Sidogiri Cabang Demak surabaya merupakan satu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. Sistem memandang BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya sebagai satu kesatuan yang menyeluruh. Ia merupakan sebagian dari sistem yang lebih besar yaitu lingkungan organisasi itu sendiri. Sistem ini menyatakan satu kegiatan dari organisasi. Organisasi tersebut berpengaruh terhadap kegiatan dari setiap bagian atau divisi lainnya.

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya menerapkan sistem ini, karena seorang kepala cabang berhubungan dengan pihak-pihak staf, dan devisi yang lain. Staf dan karyawan memandang kepala cabang dengan kepercayaan penuh. Kepala cabang mempunyai wewenang segala keputusan. Wewenang dan keputusan tersebut disebar luaskan keseluruh elemen pengurus dan staff. Wewenang dan keputusan dipadukan dengan baik. Wewenang dan keputusan disesuaikan dengan AD dan ART (anggaran dasar dan anggaran rumah tangga) yang ada di dalam BMT UGT Sidogiri. AD dan ART (anggaran dasar dan anggaran rumah tangga) memiliki aturan, bahwa anggota


(56)

46

atau nasabah pemilik dan sekaligus pengguna jasa BMT UGT Sidogiri, sebagai konswekuensinya. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi BMT UGT Sidogiri. Pengurus dan pengawas sebagai penerima amanat dari anggota dan pelaksana keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan yang sudah diambil dalam rapat anggota. BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya memiliki sistem dalam penilaian, antara lain:

a. Administrasi Pembiayaan BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya memiliki administrasi pembiayaan. Hal ini dilakukan guna berjalannya proses pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. Nasabah melakukan langkah awal pengajuan pembiayaan dengan mendatangi pihak kasir. Pihak kasir akan memberikan brosur terkait pembiayaan. Pihak kasir memberikan lampiran yaitu brosur pembiayaan BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Brosur membantu nasabah dalam mengetahui syarat dan ketentuan pembiayaan.

Administrasi BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya memiliki salah satu komponen yaitu computer. Computer berfungsi untuk menginput data nasabah pengajuan pembiayaan. setelah itu, proses pengajuan nasabah akan diproses dengan melakukan konfirmasi. Konfirmasi dilaksanakan melalui via telfon. Kasir melakukan konfirmasi yang di hubungkan dengan pihak Account Officer (AO). AO memiliki tugas untuk survey lokasi dan wawancara. Ia melaksanakan tugas dari


(57)

47

konfirmasi kasir yang di setujui oleh kepala cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya.

b. Rapat Anggota dan Evaluasi Penilaian

Kepala cabang dengan anggota diharapkan mempunyai hubungan yang baik dalam komunikasi. Anggota kepala cabang memiliki kegiatan dan tugas masing-masing. Kepala cabang dan anggota perlu adanya evaluasi dalam penilaian yang transparan dan diwujudkan dalam bentuk :

1) Rapat anggota tahunan (RAT) yang dilaksanakan setahun sekali pada bulan januari.

2) Rapat anggota semester yang dilaksanakan pada setiap akir bulan.

Rapat anggota dilaksanakan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya melakukan evaluasi dalam penilaian pembiayaan di dalam rapat anggota. Account Officer memaparkan bahwa pentingnya evaluasi dalam penilaian

“Ya segalanya,, terutama sektor pembiayaan karena vital yaa , penanganan seperti yang macet dan lain-lainnya yang banyak memang ini dari sektor pembiayaan”

Rapat anggota yang dilakukan setiap bulan perlu adanya evaluasi. Evaluai penilaian dilaksanakan guna melaporkan segala kegiatan pembiayaan. Pembiayaan sering ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kelalaian nasabah yang tidak amanah oleh account officer. Laporan pembiayaan disampaikan kepada kepala cabang dan seluruh jajaran pengurus ketika rapat anggota dilaksanakan.


(58)

48

Rapat anggota merupakan hal yang penting bagi sistem di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Dengan adanya evaluasi, BMT berharap adanya solusi terkait masalah-masalah pembiayaan yang vital. Pembiayaan yang vital yaitu kelalaian nasabah yang tidak amanah.

Pihak

Jabatan yang di hubungi

Tujuan

INTERNAL

Rapat anggota

a. Menyepakati keputusan bersama sesuai dengan adanya laporan kegiatan cabang-cabang di seluruh Indonesia

b. Laporan dan rekomendasi atas prestasi dan kinerja karyawan atau staf dan SDM yang lainnya.

Kepala cabang

a. Koordinasi absensi dan

pelaksanaan job desc pengurus cabang khususnya di bidang

Account Officer (AO).

b. Mengusulkan segala kebutuhan pembelian inventaris

c. Melaporkan segala kegiatan di kantor cabang.

Account officer (AO)

a. Koordidasi rencana dan pencapaian target.

b. Evaluasi kinerja pemasaran. c. Memberikan laporan kepada

kepala cabang atas hasil lapangan terkait pengajuan pembiayaan oleh nasabah.


(59)

49

d. Hasil Evaluasi Pembiayaan Dalam Rapat Anggota setiap bulan.

Evaluasi merupakan salah satu hal yang begitu penting di dalam BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Ia dibutuhkan oleh BMT untuk mengetahui tugas-tugas pengurus selama satu bulan terakhir, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan terutama dalam hal pembiayaan. Rapat anggota juga dilaksanakan setiap tahun di BMT UGT sidogiri Cabang Demak Surabaya. Evaluasi memberikan hasil antara lain :

1) Pengurus melaporkan keuangan selama satu bulan terakhir kepada kepala cabang.

2) Pengurus memahami dengan baik SOP dan AD atau ART BMT UGT Sidogiri Cabang Surabaya.

3) Pengurus meningkatkan pendampingan dalam peelaksanaan pembiayaan oleh nasabah

4) Pengurus mampu membaca laporan keuangan dan menilai pengawasan kerja

e. Finalisasi Pembiayaan Oleh Account Officer

BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya ini memiliki sistem aturan. Sistem aturan dirumuskan oleh kepala cabang melalui administrasi yang ada. Ia tetap mengacu kepada AD dan ART (anggaran dasar dan anggaran rumah tangga) dan (SOP) standar operasional dari BMT Sidogiri pusat. Sistem penilaian yang ada di BMT UGT Cabang Demak Surabaya, berangkat dari calon nasabah yang akan melaksanakan akad pembiayaan mudharabah. Calon nasabah mudharabah datang kepada kasir untuk


(60)

50

meminta infomasi terkait pembiayan yang diajukan. Kasir memberikan informasi kepada nasabah terkait prosedur pembiayaan. kasir menginput data nasabah pembiayaan dan akan menkonfirmasi melalui via telfon. Kasir memberikan konfirmasi kepada kepala cabang untuk menugaskan

Account officer (AO). Account officer bertugas untuk mewawancarai dan

mensurvei lokasi dan keberadaan usaha nasabah. AO akan memeriksa kelengkapan administrasi dari calon nasabah tersebut. Setelah itu, calon nasabah sudah memenuhi persyaratan. AO melaksanakan analisa terhadap calon nasabah yang sudah memenuhi persyaratan. Analisa tersebut berangkat dari data-data yang sudah didapat dari nasabah terkait syarat pengajuan. setelah menganalisa, AO datang kepada kepala cabang untuk mengkonfirmasikan hasil analisa data nasabah tersebut. Kepala cabang yang memiliki wewenang memberi keputusan layak atau tidaknya nasabah tersebut dalam menerima pembiayaan.

Kepala cabang berhak memberikan penilaian. Ia merupakan pemegang amanah dari pengurus pusat (BMT UGT Sidogiri Pusat di Pasuruan) untuk bertanggung jawab di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Sistem yang digunakan BMT UGT Sidogiri bersifat terstruktur. Rapat anggota, AD dan ART dan SOP adalah pemilik segala keputusan aturan yang nantinya akan di sebar luaskan ke cabang-cabang seluruh Indonesia. Rapat anggota digunakan sebagai landasan yang menentukan keputusan terhadap kelangsungan terjadinya bertambahnya anggota atau nasabah. Standar operasional perusahaan (SOP) adalah acuan


(1)

83

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan analisa dan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. BMT UGT memiliki tujuan dalam mengembangkan ekonomi umat. Saran yang diajukan oleh peneliti antara lain:

1. Sistem yang digunakan tetap berpegang teguh pada AD dan ART dan selalu mengutamakan profesionalismenya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan membuat BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. 2. Kepala cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya harus

intens mengawasi jalannya analisa pembiayaan dari awal pengajuan hingga proses perealisasian atau menganalisa layak tidaknya calon nasabah mudharabah.

3. BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya mensosialisasikan aturan pembiayaan sesuai isi SOP agar calon nasabah menyiapkan segala syarat yang hendak diajukan untuk menerima pembiayaan.

4. Bagi calon nasabah yang mengajukan pembiayaan mudharabah hendaknya mengajukan permohonan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Demak Surabaya. Selain itu, hendaknya calon nasabah mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan transparasi dan kemampuan. Hal ini dilakukan agar calon nasabah mendapatkan


(2)

84

pembiayaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan nasabah yang dimiliki.

C. Keterbatasan Penelitian

Dari awal hingga akhir penelitian, peneliti mengalami beberapa kendala dalam proses penelitian yaitu tentang efisiensi waktu. Kendala tersebut dijelaskan peneliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini dirasa kurang maksimal karena terkendala masalah sarana seperti laptop. Hal tersebut berdampak pada keterlambatan peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya.

2. Keterbatasan penelitian selanjutnya adalah dalam menunggu konfirmasi penelitian dari BMT UGT Sidogiri yang membuat peneliti harus menunggu waktu yang cukup lama. Peneliti berharap agar pihak BMT UGT bisa memperbaiki hal yang terkait dengan konfirmasi penelitian, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.


(3)

Daftar Pustaka

Aditya Bhakti Persada, “Evaluasi Sistem dan Pemberian Kredit Bagi Nasabah

Baru Pada PT. BPR SUKADANA Surakarta”, skripsi, (Surakarta:

Fakultas Ekonomi Akuntansi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009) Agung Triyadi, Riska Susilawati “ Klasifikasi Calon Nasabah Pembiayaan Pada

PT. Sinar mitra sepadon finance menggunakan algoritma c4.5” Jurnal Protekinfo, (No.-, Vol.2, 2015),

Aji Maulana, 2008. “Implementasi Konsep Amanah Dan Fathanah Pada

Pengelolaan Zakat Badan Amilzakat Nasional (BAZNAZ)” Skripsi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Amalia Rahmah Wulansari, “Prosedur Pemberian Kredit Multiguna Beserta Penilaian Kelayakan Kredit Berdasarkan Analisis 5c pada pt. Bpr Nguter Surakarta”, Skripsi, (Surakarta: Fakultas Ekonomi Perbankan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013)

Angga sukmana putra, “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah Dengan Metode Ahp (Analytical Hierarky Process) Pada Koperasi Karya Manunggal”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro, 2014)

Al-Qur’an, Adz-zaariyat 56 Al-Qur’an, an-nissa’ 58 Al-Qur’an, Al-maidah:1

Ascarya, 2007, Akad dan produk bank syariah, PT Rajagrafindo, Jakarta

Cicin Suryani, “ Analisis Kelayakan Bank Terhadap Pemberian Pembiayaan Modal Kerja (Mikro) Kepada Calon Nasabah Di Bank BRI Syariah KCP Setya Budi”, Skripsi (Bandung: Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung, 2015)

Claudio Yosia Tumbel, “Aspek-Aspek Penilaian Dalam Pemberian Kredit Bank”,

jurnal Lex privatum, (No.3, Vol.3, 2015)

Dana Sari Hardiani Dewi, “Sistem Dan Prosedur Pemberian Pembiayaan Nasabah

Pada Kowanu (Koperasi Warga Nu Nugraha) Usp Kudus”, Skripsi,

(Kudus: Fakultas Ekonomi Akuntansi,universitas muria kudus, 2012 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam


(4)

86

Press, Jakarta

Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, 2005, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Gahlia Indonesia, Bogor

Eva latifah, “Analisis Kelayakan Pembiayaan Pengembangan Usaha Mebel Kayu Pada Bank Syariah (Studi kasus : PT."X" di Bekasi)”, Tesis, (Bogor: sekolah pasca sarjana, ITB, 2007)

Fahrur Ulum, 2014, “Optimalisasi Intermediasi Dan Pembiayaan BMT Menuju Pemberdayaan Ekonomi masyarakat,” Islamica (No.1, Vol.9, tahun 2014), Hardyanti Setyasari, ”Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro Guna Meminimalisir Terjadinya Kredit Bermasalah” (Studi Pada Pt Bpr Nusumma Jatim Cabang Malang)”, Jurnal Administrasi Bisnis, (No.1, Vol.22, 2015)

http://www.bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-6.html, diposting pada tanggal 15 mei 2011.

Irkhalia Zakiyani, “ Analisis Kelayakan Nasabah Pembiayaan Modal Kerja (Studi

Kasus di KJKS Binama Semarang)”, Skripsi, (Semarang: Fakultas

Ekonomi Perbankan Syariah, Uin Walisongo, 2015)

Ismail nawawi, 2009, ekonomi kelembagaan syaria: dalam pusaran perekonomian global sebuah tuntutan dan realitas, CV.putra media, Surabaya

Ismail Nawawi Uha, 2012, Metoda Penelitian Kualitatif, Dwiputra Pustaka Jaya

Iswanto, “Studi Tentang Analisis Keuangan Untuk Menilai Kelayakan Pemberian

Kredit Pada Nasabah PT. Bank Jabar Kantor Cabang Utama Bandung”, Skripsi, (bandung: Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama, 2005)

Lusiana Dwi Jayanti, “Implementasi Metode Weighted Product Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada BPR BKK Karanganyar Kab. Pekalongan”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Komunikasi, Unidus Semarang, 2014)

Lexy J.Meleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosada Karya

Nadia Purnama Noor Handayati, “Peranan Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Dalam Efektifitas Penilaian Permohonan Kredit (nasabah) (survey


(5)

87

pada PT. BPR. Karya djatnika sadaya cabang bandung), Skripsi, (Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, 2015)

Oktafida anggraeni, “Penilaian Tingkat kesehatan Bank Dengan menggunakan metode camel Pada PT. Bankpembangunan daerah Jawa tengahTahun 2006-2009”, Skripsi, (Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2011.)

Pandi Afandi, “Analisis Implementasi 5C Bank BPR Dalam

Menentukankelayakan Pemberian Kredit Pada Nasabah (Studi Kasus Pada BPR bank Salatiga Dan PT BPR Kridaharta Salatiga)”, Jurnal Among Makarti, (No.3, Vol.5, 2010)

Ralis Merizka, “ Penentuan Kredibilitas Nasabah Dalam Menentukan Kelayakan Pengajuan Kredit Menggunakan Metode Saw dan Fmadm (Fuzzy Multiple A Tribute Decision”, Skripsi, (Semarang:Fakultas Ilmu Teknologi Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, 2015)

Romi Yuniardi, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Pembiayaan Nasabah Bmt Mujahidin Pontianak Dengan Menggunakan Fuzzy Tsukamoto”, Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi, (No.1, Vol.2, 2013)

Rosita Ayu Saraswati, 2012, “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Calon Debitur Dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektivitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung,” Nominal (No.1, Vol.1, tahun 2012)

Salmi Hayati, “Kelayakan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro”, Skripsi, (Jakarta : Fakultas Syariah Dan Hukum, Uin Syarif Hidayatullah 2011)

Satriyo nugroho, ”Rancangan Bangunan sistem Pendukung Keputusan Penilaian

Kelayakan Calon Nasabahpembiayaan Murabahah”, skripsi, (jakarta:

fakultas sains teknologi, 2011)

Slamet Firdaus, 2011. “Konsep Manusia Ideal Dalam Al-Qur’an(Studi Profil Al -Muhsin Dalam Perspektif Tafsir Ayat-Ayat Ihsan)” Desertasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sugiono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, alfabeta Sugiono, 2010, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta


(6)

88

Tatang M.amirin, 1984, Pokok-pokok Teori Sistem, CV.Rajawali, Jakarta

Ullul Hr, “Analisis Kelayakan Nasabah Dalam Pemberian Pembiayaan

Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Tulungagung”, Skripsi, (Tulungagung: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Perbankan, IAIN Tulungagung, 2015)

Winardi, 1989, Teori sistem dan analisis sistem, Mandar Maju, Bandung Kelayakan Calon Nasabahpembiayaan Murabahah”, skripsi, (jakarta: fakultas sains teknologi, 2011)