Bahan Ajar Pidana PENEGAKAN HUKUM

EFREN NOVA,SH.MH

Pokok Bahasan I
 1. Pengertian Penegak Hukum dan

penegakan hukum ditinjau dari fungsi
hukum
 2.Arti yang diberikan pada hukum serta
hukum sebagai lembaga
kemasyarakatan
 3. Kepastian hukum dan keadilan

Pokok Bahasan II :
Penegakan Hukum Pidana
 1. sistim penegakan hukum dalam

hukum pidana
 2. Proses penegakan hukum Pidana
 3. Faktor- faktor yang mempengaruh
penegakan hukum Pidana


Pokok Bahasan III
:Kesadaran hukum Masyarakat
 1. Pengertian kesadaran hukum

masyarakat
 2. Perubahan-perubahan masyarakat
dan perubahan hukum
 3. Teori-teori tentang perubahan
sosial dan perubahan hukum

Pokok Bahasan IV : Hubungan
Kesadaran Hukum dengan Kepatuhan
Hukum
 1. Pengetahuan hukum dan

kepatuhan hukum
 2.sikap hukum dan kepatuhan
hukum
 3. Pola prilaku hukum dan kepatuhan
hukum


Daftar Bacaan
 1. Soejono Soekanto, Faktor-faktor

penegakan hukum
 2.

PENGERTIAN
 PENEGAKAN HUKUM ADALAHMERUPAKAN

KEGIATAN MENYERASIKAN HUBUNGAN
NILAI-NILAI YANG TERJABARKAN DALAM
KAIDAH HUKUM ATAU PANDANGAN
MENILAI SECARA MANTAP DAN
MENGEJAWANTAH SIKAP TINDAK SEBAGAI
RANGKAIAN PENJABARAN NILAI TAHAP
AKHIR UNTUK MENCIPTAKAN,
MEMELIHARA DAN MEMPERTAHANKAN
KEDAMAIAN DALAM HIDUP.


• PENEGAKAN HUKUM MELIPUTI :
• PENEGAKAN HUKUM DALAM ARTI LUAS(

PENEGAKAN HUKUM DALAM SEMUA
BIDANG HUKUM)
-dibidang hukum pidana
- dibidang hukum perdata
- dibidang hukum administrasi negara
• PENEGAKAN HUKUM DALAM ARTI
SEMPIT( PENEGAKAN HUKUM PIDANA)

Pembangunan Hukum
 Pembangunan hukum adalah, menciptakan

ketertiban dan kepastian hukum
 Langkah-langkah pembangunan hukum :
 1. melakukan kodifikasi dan unifikasi hukum
 2. menertibkan fungsi lembaga-lembaga

hukum

 3. meningkatkan kemampuan dan
kewibawaan penegak hukum

Tahap-tahap Pembangunan hukum
 Praamandemen UUD 1945
 1. Pembangunan hukum masa orde lama

- masih bersifat plularisme

- keberadaan penegak hukum belum solid krn
terjadinya ketegangan antar lembaga penegak
hukum
 2. Pembangunan hukum masa orde baru

- peralihan dari hukum yang represif menuju
kepada hukum yang otonom dengan
menekankan pada ciri rule of law
 3. Pembangunan hukum masa transisi

- belum terwujudnya supremasi hukum



Politik hukum nasional
 1. prinsip dan penegasan bahwa negara RI

adalah negara hukum. Paham negara
hukum mengandung pengertian bahwa
kekuasaan negara dan kehidupan dalam
negara ditegakan berdasarkan prinsip rule
of law
 2. pembangunan dan pembinanaan hukum
harus berlandaskan pancasila dan undangundang dasar 1945, dan harus dapat
menampung kebutuhan-kebutuhan hukum
dan rasa keadilan masyarakat yang
berkembang kearah modernisasi.

 3. pembangunan hukum jangka

panjang bertujuan mengganti tata
hukum yang sekarang dengan tata

hukum baru yang dapat memberikan
respons kepada kebutuhan masyarakat
indonesia
 4. paham unifikasi dan kodifikasi
bertolak, dari pandangan bahwa
selayaknya dinegara kesatuan ini
terdapat satu hukum yang berlaku bagi
warga negara

SISTIM PENEGAKAN HUKUM
 PENYERASIAN ANTARA NILAI-NILAI

DENGAN KAIDAH-KAIDAH , SERTA
DENGAN PERILAKU NYATA DARI
MANUSIA

TIGA HAL BERLAKUNYA
HUKUM:
 1. BERLAKUNYA HUKUM SECARA YURIDIS,


MENURUT HANS KELSEN BAHWA HUKUM
BERLAKU YURIDIS, APABILA PENENTUANYA
BERDASARKAN PADA KAEDAH YANG LEBIH
TINGGIN TINGKATNYA.
 2. BERLAKUNYA HUKUM SECARA
SOSIOLOGIS, APABILA DIPAKSAKAN
BERLAKUNYA OLEH PENGUASA TERLEPAS
DARI APAKAH MASYARAKAT MENERIMA
ATAU MENOLAKNYA

 3. BERLAKUNYA HUKUM SECARA FILOSOFIS,

BAHWA HUKUM TERSEBUT SESUAI DENGAN
CITA-CITA HUKUM, SEBAGAI NILAI YANG
TERTINGGI MISALNYA PANCASILA .

 KESIMPULAN : AGAR HUKUM ITU BERFUNGSI

DENGAN BAIK MAKA HARUS MEMENUHI
KETIGA HAL DIATAS.

 YURIDIS SAJA DIBERLAKUKAN MAKA HUKUM
ITU AKAN MATI
 SOSIOLOGIS DIBERLAKUKAN MAKA HUKUM
ITU AKAN MENJADI ATURAN PEMAKSA
 FILOOFIS DIBERLAKUKAN MAKA HUKUM HANYA
MERUPAKAN CITA- CITA

SUPREMASI HUKUM
 Penggunaan hukum yang

berkeadilan sebagai landasan
pengambilan keputusan oleh
lembaga legislatif, yudikatif dan
eksekutif
 Lembaga pengadilan yang
indenpenden, bebas dan tidak
memihak
 Aparatur hukum yang profesional

AGAR HUKUM DAPAT BERFUNGSI

DENGAN BAIK :
 ADA 4 FAKTOR YAITU :
 1. HUKUM ATAU PERATURAN ITU SENDIRI
 2. MENTALITAS APARAT PENEGAK HUKUM
 3. FASILITAS DAN SARANA
 4. KESADARAN HUKUM MASYARAKAT
 KESIMPULAN : KEEMPAT FAKTOR TERSEBUT

SALING BERKAITAN DAN MERUPAKAN INTI
DARI SISTIM PENEGAKAN HUKUM

Beberapa Faktor Penyebab
Agar Patuh Pada Hukum
 1. Kepentingan –kepentingan para warga

masyarakat terlindung oleh hukum, bahwa
hukum yang baik dan biasanya dipatuhi
masyarakat adalah hukum yang berisikan
nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat.
 2. Compliance, orang patuh pada hukum

karena didasarkan pada harapan akan
suatu imbalan atau sebagai usaha untuk
menghindarkan diri dari sanksi atau
hukuman yang mungkin dijatuhkan
manakal hukum dilanggar.

lanjutan
 3. Identification, seseorang mematuhi

hukum karena identifikasi , arti dia
mematuhi hukum bukan nilai yang
sesungguhnya dari kaidah itu , akan
tetapi ingin memelihara hubungan
dengan warga-warga lainnyayang
sekelompok. Atau yang ingin
dipelihara adalah hubungan dengan
pemimpin –pemimpin kelompok

lanjutan
 Internalization, bahwa orang patuh


pada hukum adalah karena kaedahkaedah hukum itu ternyata sesuai
dengan nilai-nilai yang menjadi
pegangan warga masyarakat. Ini
berarti bahwa para warga masyarakat
mematuhi hukum atas dasar alasan –
alasan yang mendalam, yakni adanya
penjiwaan dari kaidah tadi dalam diri
mereka

SUPREMASI
 Penegakan hukum pada prinsip :

- persamaan di muka hukum
- berkeadilan dan fair
- due process of law
- pemajuan dan perlidungan HAM
 Partisipasi Publik
 Keberadaan mekanisme kontrol yang
efektif bagi penyelenggara kekuasaan
negara

PERMASALAHAN
 Mispersepsi akan makna demokrasi
 Belum dilaksanakannya good governance
 Tingginya konflik sosial yang belum

terselesaikan
 Kelangkaan pemimpin yang mampu
mengayomi, mengayemi dan membina
 Kelemahan manajemen ( hukum,
personel dan operasional)
 Belum meratanya tingkat pendidikan
masyarakat

Substansi Hukum
 Belum semua hukum mengandung

keadilan
 Kurangnya sinkronisasi dan harmoni
hukum

Khusus Dalam Bidang
Hukum
Struktur Hukum
- kewenangan yang tumpang tindih
- lemahnya koordinasi
- tingginya tingkat intervensi
Hal diatas hendaknya dilakukan :
Penegasan diferensiasi fungsional antar lembaga penegak
hukum
Optimalisasi manajemen disemua lembaga penegak
hukum :
1. Rekruimen
2. Pendidikan
3. Penempatan
4. Promosi dan mutasi
5. Penggajian
6. sarana


KEPASTIAN HUKUM DAN
KEADILAN
 Fungsi Hukum adalah, untuk

mengatur hubungan antara
warganya dan hubungan antar
manusia agar kehidupan dalam
masyarakat berjalan lancar dan
tertib.
Akibatnya tugas hukum adalah untuk
mencapai kapastian hukum dan
keadilan dalam masyarakat

KEPASTIAN HUKUM
 Adalah, mengharuskan diciptakannya

peraturan-peraturan umum, agar tercipta
suasana yang aman dan tentram dalam
masyarakat maka peraturan-peraturan
tersebut harus ditegakan serta
dilaksanakan dengan tegas.
 Pelaksanaan hukum harus diabadikan
untuk kepentingan masyarakat serta
kepastian hukum harus diwujudkan
dalam tertib hukum

KEADILAN
 Adalah, merupakan suatu

keseimbangan yang membawa
ketenteraman didalam hati orang
yang apabila diganggu akan
menimbulkan kegoncangan atau
dapat dikatakan keadilan senantiasa
mengandung suatu unsur
penghargaan, penilaian dan
pertimbangan

Mana yang didahulukan
antara kepastian hukum dan
 Pada masyarakat
keadilan
? yang demokratis dan berpegang

pada prinsip rule of law atau Rechtstaat hukum
telah mencerminkan rasa keadilan masyarakat
karena hukum tersebut bersifat asfiratif, sehingga
hukum yang ditegakanmencerminkan rasa
keadilan dan kepastian hukum, sebagaimana yang
telah diaspirasikan oleh masyarakat
 Pada negara-negara yang sedang dalam masa
transisi menuju demokrasi dan menuju ke negara
yang menganut prinsip rule of law atau rechtstaat,
hukum yang berlaku belum sepenuhnya
mencerminkan rasa keadilan masyarakat karena
hukum tersebut belum aspiratif

 Pada saat hukum akan ditegakan

untuk menjamin adanya kepastian
hukum , maka ada kemungkinan
rasa keadilan masyarakat akan
terganggu, sehingga dalam situasi
yang demikian ada konflik atau
benturan kepentingan antara
kepastian hukum dengan rasa
keadilan masyarakat

Faktor-faktor diperlukan untuk mencapai
suasana kehidupan masyarakat hukum yang mampu
menegakan kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat

 1.Adanya suatu perangkat hukum yang

demokratis/ aspiratif
 2.adanya struktur birokrasi
kelembagaan hukumyang efisien dan
efektif serta transparan dan akuntabel
 3. adanya aparat hukum dan profesi
hukum yang profasional dan memiliki
integritas moral yang tinggi
 4. adanya budaya yang menghormati .
Taat dan mejunjung tinggi nilai-nilai
hukum dan HAM, menegakan
supremasi hukum

Menyiapkan Suatu Perangkat hukum
yang Demokratis
 Suatu masyarakat yang terbuka dan

demokratis, transparan
 Suatu kelembagaan politik yang
terbuka dan demokratis
 Suatu kelembagaan perwakilan
rakyat yang dihasilkan oleh suatu
pemilu yang demokratis.
 Suatu pemerintah/eksekutif yang
lahir dari pemilu yang demokratis

Struktur birokrasi yang
efektif dan efisien
 Prosedur penegakan hukum harus ditata

seefektif dan seefisien mungkin untuk
mencapai kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat
 Mekanisme kerja lembaga-lembaga hukum
harus efektif dan efisien, transparan dan
tidak bertele-tele
 Diperlukan kelembagaan hukum yang
memiliki struktur kewenangan dan
mekanisme kerja yang jelas, agar masyarakat
dapat memperoleh kepastian mereka harus
kemana dan melalui proses yang bagaimana

Aparat Penegak Hukum /Profesi Hukum
Yang Profesional dan memiliki
Integritas Moral yang tinggi
1.

2.

Walaupun perangkat aturan –aturan hukum
sudah sempurna dalam suatu negara,
namun untuk menegakan hukum juga
tergantung kepada pemahaman aparat
hukum terhadap hukum yang berlaku.
Kemampuan propesional dan integritas
aparat penegak hukum sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain :
- kecerdasan personal
- proses dan kualitas pendidikan hukum
yang ditempuh
- proses dan kualitas pendidikan profesi
yang ditempuh

Budaya hukum masyarakat
yang menjunjung tinggi rule
of
 1. law
selalu menghormati nilai-nilai
hukum dan HAM demi tegaknya
keadilan dan kepastian hukum
 2. budaya masyarakat yang tulus,
ikhlas dan apa adanya.

Kesimpulan
 Kepastian Hukum dan Keadilan

adalah dua faktor yang saling
menunjang didalam
mempertahankan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan
didalam masyarakat



Kesadaran Hukum
Masyarakat
Adegium
: Setiap orang dianggap tahu Undang-

undang
 Apakah benar setiap setiap orang mengetahui
UU yang sudah diundangkan dalam lembaran
negara ?
 Bagaimana tahap-tahap pembentukan undangundang tersebut ?
 Kesadaran hukum masih merupakan cita-cita?

Kesadararan hukum yang
mana yang merupakan
 1. Apa kesadaran akan Undangcita-cita?

Undang ?
 2. Apa kesadaran akan hak dan
kewajiban setiap orang ?
 3. Apa kesadaran Undang-Undang
yang telah dikeluarkan telah
diketahui dan mengikat setiap
orang?

Tahap-tahap Pembentukan
UU
 Tahap inisiasi, adalah tahap muncul suatu

gagasan dalam masyarakat.

 Tahap sosio- politis, pematangan dan

penajaman gagasan
 Tahap Yuridis, adalah penyusunan
bahan kedalam rumusan hukum
sampai diundangkan

Pembuatan Hukum yang baik
menurut Montesqui :
 1. gaya bahasanya hendaklah padat dan







sederhana, kalimat-kalimat yang berlebihan dan
retorik hanya hanya merupakan hal yang
berlebihan dan menyesatkan
2. istilah-istilah yang dipilih hendaklah bersifat
mutlak dan relatif sehingga mempersempit
kemungkinan untuk adanya perbedaan pendapat.
3. hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang
aktual
4. hendaknya jangan rumit, karena akan
diperlakukan untuk umum
5. hendaknya mencakup tiga unsur ; keadilan ,
kegunaan dan kepastian

Pengertian Kesadaran
Hukum
 1. Dalam GBHN, kesadaran hukum

adalah setiap warga negara Indonesia
harus selalu sadar dan taat kepada
hukum dan kewajiban negara untuk
menegakan dan menjamin kepastian
hukum
 2. Berl Kutchinsky, mengambarkan
sebagai keterkaitan antara aturan
hukum dengan pola-pola tingkah laku
dan fungsi hukum dalam masyarakat .

 3. Mertokusumo, kesadaran hukum itu pada

hakekatnya adalah kesadaran yang ada
pada setiap manusia tentang apa hukum itu
atau apa seharusnya hukum itu, suatu
kategori tertentu dari kejiwaan manusia
untuk dapat membedakan antara hukum
dan tidak hukum.
 4. Paul sholten, hukum bukan suatu karya
seni yang adanya hanya untuk dinikmati
oleh orang yang mengamatinya, ia bukan
suatu hasil kebudayaan yang adanya untuk
menjadi bahan pengkajian secara logisrasional. Hukum diciptakan untuk
dijalankan.

Dalil kesadaran hukum
masyarakat
 Semakin tinggi kesadaran hukum

seseorang maka semakin tinggi pula
ketaatannya /kepatuhanya terhadap
hukum, dan sebaliknya semakin rendah
kesadaran hukum seseorang akan
semakin kurang pula kepatuhannya
terhadap hukum
 Kesadaran hukum masyarakat dinegara
yang sudah maju adalah lebih tinggi
dari pada kesadaran hukum

Menurut Soejono Soekanto
ada 4 indikator kesadaran
 1. Pengetahuan hukum,adalah pengetahuan
hukum:

tentang perilaku tertentu yang diatur oleh hukum.
 2. Pemahaman hukum, adalah sejumlah informasi
yang dimiliki seseorang mengenai isi dari
peraturan dari hukum,tujuan dan manfaat hukum
 3. sikap hukum adalah suatu kecenderungan
untuk menerima hukum sebagai adanya,
penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu
yang bermanfaat atau atau menguntungkan jika
hukum itu ditaati
 4. Pola perilaku hukum adalah, untuk melihat
apakah suatu peraturan berlaku atau tidak dalam
masyarakat , karena terkait dengan budaya
hukum melalui aspek-aspek kognitif

Faktor-faktor yang menghambat
peningkatan kesadaran hukum
masyarakat

 1. faktor kecerdasan masyarakat yang

masih rendah dan belum merata.
 2. tingkat kehidupan sosial ekonomi
masyarakat
 3. latar belakang budaya yang masih
diliputi sikap partenalisme . Masyarakat
selalu pasrah kepada mereka yang
memegang kekeuasaan
 4. belum ditemukan pola operasional
penyuluhan hukum yang efektif.

Peningkatan Kesadaran Hukum
Masyarakat tidak terlepas
dari
:
 1. meningkatkan
sikap mental aparat

penegak hukum, dapat dilakukan dengan :
- meningkatkan pembinaan ketertiban
aparat hukum sesuai dengan fungsi dan
wewenang masing-masing.
- peningkatan pembinaan profesionalisme
- pembinaan peningkatan sikap mental
2. Tegaknya hukum dan keadilan
3. Melindungi harkat dan martabat manusia
4. Menegakan ketertiban dan kepastian
hukum

Perobahan masyarakat dan
perubahan hukum
 Teori tentang Masyarakat oleh Talcott

Parsons yang mengemukakan
tentang kerangka masyarakat yang
serba meliputi itu bertitik tolak dari
tindakan individu , tindakan
seseorang itu ditempatkan dalam
suatu kaitan sosial tertentu. Tindakan
seseorang itu ditempatkan dalam
kerangka suatu sistim yang besar dan
terurai dan terbagai kedalam sub-sub
sitim


Realitas Terakhir


- sub sistim budaya
 Tindakan individu - sub sistim sosial

- sub sistim kepribadian

- sub sistim organisasi

kepribadian


alam fisik organik

Apa itu perubahan
sosial?
 Adalah suatu restrukturisasi dalam

cara-cara dasar dimana orang
didalam masyarakat terlibat satu
dengan lainnya mengenai
pemerintahan, ekonomi, pemdidikan,
agama,kehidupan keluarga dan
aktivitas-aktivitas lainnya.

Hukum sebagai instrumen
dari perubahan sosial :
Maka harus dilakukan :
1. Identitas perubahan, adalah fenomena
sosial tertentu yang sedang mengalami
tranformasi .
2. Arah perubahan , sebagai posisi dimasa
depan dari suatu entitas dalam
hubungannya dengan posisi awalnya.
3. Besaran perubahan, dapat dipandang
dalam perubahan yang marjinal.
Komprehensif dan revolusioner.
4. Laju perubahan, adalah domensi temporal
dariperubahan. ( misal : cepat/lambat)

Hubungan timbal balik
antara hukum dan perubahan
sosial
 Ada 2 pendapat :
 1. hukum ditentukan oleh perasaan

keadilan dan sentimen moral dari
populasi legislasi hanya mencapai
hasil bila tetap berada dekat secara
relatif dengan norma-norma sosial
yang berlaku
 2. hukum khususnya legislasi adalah
wahana, melalui mana evoluasi sosial
yang terprogram dapat dilakukan .

Perubahan sosial sebagai
sebab perubahan hukum
 Banyak pakar sosiologi dan pakar hukum

menyatakan bahwa tehnologi adalah
salah satu dari kekuatan pengubah besar
untuk perubahan hukum ( miller,1976)
 Hukum telah dipengaruhi oleh tehnologi
dalam 3 hal :
 1. kontribusi tehnologi kepada perbaikan
tehnik hukum dengan memberikan
instrumen yang harus digunakan dalam
menerapkan hukum
 ( mis : melalui sidik jari atau penguji
kebohongan )

Lanjutan…..
 2. efek tehnologi dalam proses formulasi

dan penerapan hukum sebagai akibat dan
perubahan-perubahan yang diakibatkan
oleh tehnologi dalam iklim sosial dan
intelektual dimana proses hukum
dieksekusi, ( dengar pendapat melalui TV)
 3. tehnologi mempengaruhi substansi
dari hukum dengan menghasilkan maslah
baru dan persyaratan baru yang harus
diurus oleh hukum.