BAHAN AJAR HUKUM PIDANA SEMESTER II

Email : ayulinanda@gmail.com
Phone : 082352602001














Literatur yang digunakan dalam mata kuliah Hukum Pidana, sbb:
Peraturan Perundang-undangan:
KUHP
Buku Teks:
Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta 2007

Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Yarsif Watapone, Jakarta,
2005
Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten), di Dalam
KUHP, Sinar Grafika, Jakarta 2009
Bara Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Konsep Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya,
Bandung 1997
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Muladi dan Barda Nawawi, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni,
Bandung 1989
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni Bandung, 1986

Reading Material (Literatur)
 Posisi Keilmuan
 Pengertian Hukum Pidana
 Jenis-Jenis Hukum Pidana
 Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana
 Sejarah Hukum Pidana di Indonesia dan
Sumber Hukum Pidana di Indonesia

 Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia
 Hubungan Ilmu Hukum Pidana dengan Ilmuilmu Lainnya


Di indonesia mengadopsi sistem hukum
Eropa Kontinental yang berasal dari Hindia
Belanda.
 Dapat dilihat dari sumber hukum pidana
yang telah di kodifikasi : KUHP/WvS
(Wetboek van Straftrecht)
 Secara keilmuan, mengenal adanya:


◦ Hukum
◦ Hukum
◦ Hukum
◦ Hukum
◦ Hukum

Pidana – Hukum Perdata

Acara Pidana – Hukum Acara Perdata
Tata Negara – Hk PTUN –Hk Adm Negara
dagang - Hukum Bisnis
Lingkungan - hukum Sumber Daya Alam



Pada dasarnya bidang keilmuan hukum yang
hakiki, ada tiga:
◦ Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata
Negara



Tiga dasar bidang keilmuan hukum tersebut
yang melahirkan banyak hukum – hukum
lainnya :
◦ Hukum Pidana -> Hk Acara Pidana -> TIPIKOR
◦ Hukum Perdata -> Hk Acara Perdata -> Hk Dagang
◦ Hukum Tata Negara -> Hk Adm Negara ->Hk PTUN




Sejatinya, banyak ilmuwan hk yg
membedakan lebih konkrit konteks, Hukum
Pidana, dan Hk Perdata

• Tuntutan
• Benar dan Salah
• Melalui
Pengadilan Negeri
 Hukum Pidana -> PUBLIC ->
• Negara Mewakili
Korban yang
(Menyangkut Hajat Hidup Orang Hak
Dirugikan

Banyak)

• Gugatan

• Menang dan
kalah
• Melalui
Pengadilan
 Hukum Perdata -> PRIVATE ->
Negeri dan
Agama
(Menyangkut Hajat Hidup Pribadi • Pihak yang
dirugikan
Antar orang dgn orang, orang
menggunakan
dirinya sendiri
Dan masyarakat)
untuk meminta
keadilan






Pompe: Hk Pidana adl semua aturan hk yg
menentukan terhadap perbuatan apa yg
seharusnya dijatuhi pidana, dan apakah macam
pidana itu
Moeljatno: Bagian drpd keseluruhan hk yg
berlaku di suatu negara, yg mengadakan dasardasar dan aturan-aturan untuk:
◦ Menentukan perbuatan mana yg tdk boleh dilakukan,
dilarang dgn disertai ancaman/sanksi berupa pidana
tertentu bg barangsiapa melanggar larangan tsb.
◦ Menentukan kpn dan dlm hal apa kpd mrk yg telah
melanggar larangan dpt dikenakan atau dijatuhi
pidana sebagaimana yang telah diancamkan

Materiel-Formil
 Umum-Khusus
 Dikodifikasikan-Tidak dikodifikasikan
 Nasional-Lokal
 Tertulis-Tidak Tertulis
 Internasional-Nasional
 Hk Obyektif (Ius Poenale)-Hk Subjektif (Ius

Puniendi)


Sumber Hk: KUHP
 Berlaku di Indonesia: Tahun 1946 (setelah
kemerdekaan RI) dgn UU No 1 Th 1946
 Merupakan warisan kolonial belanda
diberlakukan di indonesia sjk 1 Jan 1918
 Sumber lain: UU Khusus (Korupsi, Narkotika,
dll)
 Ada sanksi pidana, pertanggungjawaban
pidana, dan tindak pidana


Sumber Hk: KUHAP
 Mengatur ttg tata cara proses peradilan di
Indonesia meliputi penyidikan, penuntutan,
dan peradilan
 Berlaku Tahun 1981, dgn UU No 8 Tahun
1981





Melindungi Kepentingan Hukum
orang/masyarakat/negara dari perbuatan
yang hendak menyeranganya, dengan cara
mengancam dengan sanksi berupa pidana
bagi org lain, karena demikian hk pidana
harus dianggap sebagai ultimum
remedium (sarana terakhir jk hk lain
tidak mampu)

Aliran Klasik (Beccaria, JJ Rousseau,
Montesquieu), melindungi individu dari
kekuasaan penguasa
 Aliran Modern: Melindungi
individu/masyarakat dari kejahatan









Crimineel Wetboek Voor Het Koninkrijk Holland, 
tahun 1795, berlaku 1809-1811
Code Penal (Perancis, Napeleon Bonaparte),
berlaku 1811-1886
Wetboek Van Straftrecht Nederlansch, dibuat
1881, berlaku 1886
Wetboek Van Straftrecht Nederlansch Indie
(WvSNI),  berlaku 1 Jan 1918
Wetboek Van Straftrecht (WvS) (KUHP),  UU No
1 Tahun 1946 ttg Peraturan Hk Pidana Indonesia
UU No 73 Th 1958 memberlakukan UU No 1 Tahun
1946 utk Seluruh Wilayah Indonesia




Sumber hukum pidana bisa diklasifikasikan
menjadi tiga macam
1. Sumber hukum tertulis dan terkodifikasi misalnya
UU 1/1946 (KUHP) atau UU 8/1981 (KUHAP)





KUHP Sistematika KUHP, sbb:
Buku I Aturan Umum Pasal 1-103, Bab I-IX
Buku II Kejahatan, Pasal 104-488, Bab X-XXXXI
Buku III Pelanggaran, Pasal 489-569, Bab XXXXI-XXXXXX

2. Sumber hukum tertulis tetapi tidak terkodifikasi
(tersebar ke dalam peraturan per-UU-an yang
lain). Misalnya UU Korupsi, UU Psikotropika, UU
Narkoba, UU Pencucian Uang.
3. Sumber hukum tidak tertulis dan tidak

terkodifikasi: hukum adat.



Asas Legalitas
◦ Nullum delictum nulla poena sine praevia lege
poenali
◦ Tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) KUHP “Tiada
suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perundangundangan yang telah ada, sebelum perbuatan di
lakukan”
◦ Tujuannya : memberikan jaminan kepada orang
untuk tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh
alat penegak hk

Asas Teritorial
 Asas ini diatur juga dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam
pasal 2 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan
pidana dalam perundang-undangan Indonesia
diterapkan bagi setiap orang yang melakukan
suatu tindak pidana di Indonesia”.
 Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam
pasal 3 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan
pidana perundang-undangan Indonesia
berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah
Indonesia melakukan tindak pidana didalan
kendaraan air atau pesawat udara Indonesia”.


Asas Personal (Nasionaliteit aktif)
yakni apabila warganegara Indonesia
melakukan ke-jahatan meskipun terjadi di
luar Indonesia, pelakunya dapat dikenakan
hukum pidana Indonesia, apabila pelaku
kejahatan yang hanya dapat dikenakan
hukum pidana Indonesia—-sedangkan
perbuatan pidana yang dilakukan
warganegara Indonesia di negara asing
yang telah menghapus hukuman mati,
maka hukuman mati tidak dapat dikenakan
pada pelaku kejahatan itu, hal ini diatur
dalam pasal 6 KUHP.


Asas Perlindungan (Nasional Pasif)
Tolak pangkal pemikiran dari asas
perlindungan adalah bahwa setiap negara
yang berdaulat wajib melindungi
kepentingan hukumnya atau kepentingan
nasionalnya. Ciri utamanya adalah
Subjeknya berupa setiap orang tidak
terbatas pada warga negara saja, selain itu
tidak tergantung pada tempat, ia
merupakan tindakan-tindakan yang
dirasakan sangat merugikan kepentingan
nasional indonesia yang karenanya harus
dilindungi.




Kepentingan nasional tersebut ialah:
◦ Keamanan ideologi negara, pancasila dan
haluan Negara;
◦ Keamanan perekonomian;
◦ Keamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan



Asas Universal
Asas universal adalah asas yang menyatakan
setiap orang yang melakukan perbuatan
pidanan dapat dituntut undang-undang
hukum pidana Indonesia di luar wilayah
Negara untuk kepentingan hukum bagi
seluruh dunia. 











Kriminologi: etiologi kriminal (menentukan sebabsebab dari kejahatan) dan politik kriminal
(menemukan cara-cara pemberantasannya.
Viktimilogi: mempelajari tentang korban termasuk
hub antara korban dan pelaku serta interaksi antara
korban dgn Kejahatan dan menyangkut hub korban
dgn sistem peradilan
Sosiologi Hk: memusatkan perhatian pada sebab
timbulnya peraturan pidana tertentu, serta
efektifitasnya dalam masy
Filsafat Hk: merenungkan nilai-nilai hk pidana,
berusaha merumuskan, dan menyerasikan nilai-nilai
yang berpasangan, tetapi mungkin bertentangan.
Politik Hk: tindakan memilih nilai-nilai dan
menerapkan nilai-nilai tersebut di dalam kenyataan







Ilmu Forensik: Berkaitan dengan kedokteran forensik yang
mempelajari hal ikhwal manusia atau organ manusia dengan
hakikatnya peristiwa kejahatan
Penologi: mempelajari mengenai masalah dan sarana-sarananya
tentang cara perlakuan/pemidanaan terhadap pelaku kejahatan
sehingga dalam hk pidana sangat strategis karena menentukan
dalam berhasilnya pemberian sanksi kepada pelaku. Sanksi apa
yang tepat untuk pelaku, serta bagaimana pelaksanaannya
dalam hukum pidana menjadi sasaran penologi.
Statistik: melakukan pengamatan masal dengan menggunakan
angka-angka yang merupakan salah satu pendorong
perkembangan ilmu pengetahuan sosial abad ke-17 agar dapat
mengetahui perkembangan kejahatan yang terjadi di
masyarakat seperti perkembangan antara tingkat pencurian
dengan tingkat kenaikan harga gandum terdapat kesejajaran
(positif).

22