222 mengantar produk kukm 98
Mengantar Produk KUKM
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
1 ke Tingkat Global
Usaha kecil dan menengah serta koperasi (KUKM) tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski
kerap dianggap "rendah", akan tetapi sumbangsih sektor KUKM tidak dapat dimungkiri.
Bahkan, sektor ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional kala diterpa
krisis. Bicara soal potensi KUKM, Indonesia patut berbangga. Bukan cuma karena pelaku
KUKM sangat besar jumlahnya-mencapai 51,6 juta unit usaha dan menyerap | sejjitar 90
lapangan kerja-tetapi kekayaan budaya masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke memang luar biasa kaya. Jika dikemas dengan baik, keunikan budaya tiap-tiap suku
dan daerah memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Persoalannya adalah "kemasan". Kerap kali, produk KUKM belum mampu mewujudkan nilai
ekonomisnya karena kemasannya belum cukup layak untuk dijual. Untuk itu, Kementerian
KUKM sebagai salah satu instansi terkait, berupaya keras untuk meningkatkan citra serta
memberdayakan pelaku usaha KUKM. Akan tetapi, seperti ditegaskan Deputi Menteri Negara
KUKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Ikhwan Asrin, SE, MSi, upaya yang dilakukan
bukanlah bersifat charity, melainkan yang mengarah pada kemandirian.
"Branding"
Kemasan menjadi penting karena dapat menciptakan kepercayaan publik. Tanpa kepercayaan
pelanggan, sulit untuk memasarkan produk KUKM. Terkait dengan pemasaran, menurut Ikhwan
salah satu hal yang penting dilakukan adalah melakukan branding. Itu sebabnya antara lain
dibangun Gedung SMESCO Indonesia. "Gedung ini digunakan untuk mempromosikan serta
menjadi etalase produk KUKM," ujar Ikhwan.
Etalase ini penting agar pelaku KUKM memiliki akses pemasaran. Dalam rangka itu mulai hari
ini, Rabu . (14/10) hingga Minggu (18/10) digelar SMESCO - Festival bertempat di Jakarta
Convention Center. Ajang tahunan yang digelar sejak tahun 2003 ini tadinya merupakan
panrieran KUKM yang dilakukan pada tingkat provinsi, sebelum akhirnya disatukan di tingkat
nasional.
Khusus untuk gelaran ketujuh tahun ini, SMESCO Festival melakukan terobosan yakni menjalin
kolaborasi dengan SMESCO International sehingga nama event ini menjadi The 7th SMESCO
Festival 2009 in Conjunction with SMESCO International Expo 2009. Embel-embel internasional
bukan sekadar tempelan, karena ajang ini memang dihadiri oleh peserta dari sejumlah negara
jiran, yaitu Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. "Ke depannya kita harap dapat lebih
berkembang lagi menjadi tingkat Asia," ujar Ikhwan.
Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah Festival Karya Kreatif KUKM. Hal itu sejalan
dengan dicanangkannya tahun 2009 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif oleh Pemerintah. Peserta
festival berasal dari dinas yang membidangi KUKM seluruh Indonesia, KUKM binaan
perusahaan, serta KUKM dari negara-negara ASEAN yang berjumlah sekitar 600 KUKM.
Acara
1/2
Mengantar Produk KUKM
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
Meski bertujuan memperluas akses pasar kepada pelaku KUKM, ajang ini tak cuma diisi
kegiatan pameran atau promosi produk dan karya KUKM. Namanya juga "festival", ajang ini
diramaikan beragam kegiatan seperti seminar, talkshow, workshop, lomba, hingga demo. Para
pelaku KUKM dari berbagai daerah hingga negara jiran akan berbagi ilmu sehingga dapat
menambahkan wawasan dan memberi inspirasi kepada para pelaku KUKM lain.
Misalnya saja dari Thailand akan mempresentasikan seputar sutera Thai (Thai silk) yang sudah
terkenal. Sementara dari Vietnam akan membahas strategi pengembangan ekonomi dan
meningkatkan hubungan bilateral. Akan halnya dari Filipina membahas pelang bisnis.
Sedangkan dari Indonesia akan membahas perkembangan bisnis waralaba. Yang menarik juga
adalah digelarnya berbagai perlombaan untuk berbagai tingkat usia, dari anak-anak hingga
remaja, misalnya lomba peragaan busana tingkat anak-anak dan remaja.
Ada juga lomba desain kulit. Ikhwan menuturkan, yang diperhatikan bukan hanya
bagus-tidaknya tetapi juga laku-tidaknya. "Kerap kali antara perajin dan pengusaha jalan
sendiri-sendiri. Melalui ajang seperti
ini, terjalin komunikasi antara kedua belah pihak sehingga karya perajin dapat menjadi produk
yang layak dijual," ujar Ikhwan.
Bicara soal target, Ikhwan mengatakan pihaknya berharap ada kenaikan sekitar 10 persen dari
penyelenggaraan sebelumnya, baik dari nilai transaksi maupun jumlah pengunjung.
Pada akhirnya, berbagai upaya pemberdayaan KUKM ini memiliki sejumlah nilai strategis.
Seperti diu- raikan Ikhwan, melalui upaya-upaya ini diharapkan terjadi pemerataan dan keadilan
dalam berusaha serta menyerap tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mengurangi
pengangguran dan menekan jumlah orang miskin. [ACA]
Sumber : Kompas
2/2
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
1 ke Tingkat Global
Usaha kecil dan menengah serta koperasi (KUKM) tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski
kerap dianggap "rendah", akan tetapi sumbangsih sektor KUKM tidak dapat dimungkiri.
Bahkan, sektor ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional kala diterpa
krisis. Bicara soal potensi KUKM, Indonesia patut berbangga. Bukan cuma karena pelaku
KUKM sangat besar jumlahnya-mencapai 51,6 juta unit usaha dan menyerap | sejjitar 90
lapangan kerja-tetapi kekayaan budaya masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke memang luar biasa kaya. Jika dikemas dengan baik, keunikan budaya tiap-tiap suku
dan daerah memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Persoalannya adalah "kemasan". Kerap kali, produk KUKM belum mampu mewujudkan nilai
ekonomisnya karena kemasannya belum cukup layak untuk dijual. Untuk itu, Kementerian
KUKM sebagai salah satu instansi terkait, berupaya keras untuk meningkatkan citra serta
memberdayakan pelaku usaha KUKM. Akan tetapi, seperti ditegaskan Deputi Menteri Negara
KUKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Ikhwan Asrin, SE, MSi, upaya yang dilakukan
bukanlah bersifat charity, melainkan yang mengarah pada kemandirian.
"Branding"
Kemasan menjadi penting karena dapat menciptakan kepercayaan publik. Tanpa kepercayaan
pelanggan, sulit untuk memasarkan produk KUKM. Terkait dengan pemasaran, menurut Ikhwan
salah satu hal yang penting dilakukan adalah melakukan branding. Itu sebabnya antara lain
dibangun Gedung SMESCO Indonesia. "Gedung ini digunakan untuk mempromosikan serta
menjadi etalase produk KUKM," ujar Ikhwan.
Etalase ini penting agar pelaku KUKM memiliki akses pemasaran. Dalam rangka itu mulai hari
ini, Rabu . (14/10) hingga Minggu (18/10) digelar SMESCO - Festival bertempat di Jakarta
Convention Center. Ajang tahunan yang digelar sejak tahun 2003 ini tadinya merupakan
panrieran KUKM yang dilakukan pada tingkat provinsi, sebelum akhirnya disatukan di tingkat
nasional.
Khusus untuk gelaran ketujuh tahun ini, SMESCO Festival melakukan terobosan yakni menjalin
kolaborasi dengan SMESCO International sehingga nama event ini menjadi The 7th SMESCO
Festival 2009 in Conjunction with SMESCO International Expo 2009. Embel-embel internasional
bukan sekadar tempelan, karena ajang ini memang dihadiri oleh peserta dari sejumlah negara
jiran, yaitu Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. "Ke depannya kita harap dapat lebih
berkembang lagi menjadi tingkat Asia," ujar Ikhwan.
Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah Festival Karya Kreatif KUKM. Hal itu sejalan
dengan dicanangkannya tahun 2009 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif oleh Pemerintah. Peserta
festival berasal dari dinas yang membidangi KUKM seluruh Indonesia, KUKM binaan
perusahaan, serta KUKM dari negara-negara ASEAN yang berjumlah sekitar 600 KUKM.
Acara
1/2
Mengantar Produk KUKM
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
Meski bertujuan memperluas akses pasar kepada pelaku KUKM, ajang ini tak cuma diisi
kegiatan pameran atau promosi produk dan karya KUKM. Namanya juga "festival", ajang ini
diramaikan beragam kegiatan seperti seminar, talkshow, workshop, lomba, hingga demo. Para
pelaku KUKM dari berbagai daerah hingga negara jiran akan berbagi ilmu sehingga dapat
menambahkan wawasan dan memberi inspirasi kepada para pelaku KUKM lain.
Misalnya saja dari Thailand akan mempresentasikan seputar sutera Thai (Thai silk) yang sudah
terkenal. Sementara dari Vietnam akan membahas strategi pengembangan ekonomi dan
meningkatkan hubungan bilateral. Akan halnya dari Filipina membahas pelang bisnis.
Sedangkan dari Indonesia akan membahas perkembangan bisnis waralaba. Yang menarik juga
adalah digelarnya berbagai perlombaan untuk berbagai tingkat usia, dari anak-anak hingga
remaja, misalnya lomba peragaan busana tingkat anak-anak dan remaja.
Ada juga lomba desain kulit. Ikhwan menuturkan, yang diperhatikan bukan hanya
bagus-tidaknya tetapi juga laku-tidaknya. "Kerap kali antara perajin dan pengusaha jalan
sendiri-sendiri. Melalui ajang seperti
ini, terjalin komunikasi antara kedua belah pihak sehingga karya perajin dapat menjadi produk
yang layak dijual," ujar Ikhwan.
Bicara soal target, Ikhwan mengatakan pihaknya berharap ada kenaikan sekitar 10 persen dari
penyelenggaraan sebelumnya, baik dari nilai transaksi maupun jumlah pengunjung.
Pada akhirnya, berbagai upaya pemberdayaan KUKM ini memiliki sejumlah nilai strategis.
Seperti diu- raikan Ikhwan, melalui upaya-upaya ini diharapkan terjadi pemerataan dan keadilan
dalam berusaha serta menyerap tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mengurangi
pengangguran dan menekan jumlah orang miskin. [ACA]
Sumber : Kompas
2/2