Kompetensi IPA Terintegrasi Mahasiswa Pendidikan IPA dengan Pendekatan STM

(1)

KOMPETENSI IPA TERINTEGRASI DENGAN PENDEKATAN SAINS-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (S-T-M)

MAHASISWA S1 PENDIDIKAN IPA

Insih Wilujeng

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran kompetensi mahasiswa S1

pendidikan IPA sebagai calon guru IPA SMP, yang meliputi content competence (kompetensi isi) dan pedagogy competence (kompetensi pedagogi) tentang IPA terintegrasi dengan pendekatan S-T-M. Kompetensi isi meliputi pemahaman tentang IPA terintegrasi dengan scientific methods dan pemahaman tentang interdisipliner bidang IPA. Kompetensi pedagogi meliputi kemampuan mahasiswa merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran IPA terintegrasi dengan pendekatan S-T-M. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subyek penelitian 30 mahasiswa S1 pendidikan IPA, semester VI di FMIPA

Universitas Negeri Yogyakarta. Data diperoleh menggunakan instrumen tes IPA terintegrasi I (integrasi IPA dengan scientific methods) dan instrumen tes IPA terintegrasi II (pemahaman konsep interdisipliner IPA); instrumen penilaian pengembangan peta kompetensi dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi; instrumen penilaian RPP dan instrumen penilaian peer teaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah mahasiswa S1 pendidikan IPA dengan X´ = 72,43 dan Y´ =

91,28 dengan N-gain = 0,68; terdapat peningkatan kompetensi pemahaman interdisipliner bidang IPA untuk soal obyektif dengan X´ = 45,95 dan Y´ = 89,05 dengan N-gain = 0,80; terdapat peningkatan kompetensi pemahaman interdisipliner bidang IPA untuk soal subyektif dengan X´ = 39,52 dan Y´ = 88,57 dengan N-gain = 0,81. Kompetensi mahasiswa dalam merencanakan pembelajaran IPA terintegrasi berkategori baik (dilihat dari skor rata-rata

kemampuan mengempangkan peta kompetensi dan silabus = 2,9 (range skor 1-4) dan skor rata-rata pengembangan RPP = 2,9 (range skor 1-4). Kompetensi

mahasiswa dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran berkategori kurang baik, karena skor rata-rata penilaian peer teaching = 3,25 (range skor 1-5)

Kata-kata kunci: content competence, pedagogy competence, IPA terintegrasi, pendekatan S-T-M

*) Pendidikan IPA SPS UPI Bandung (E-mail: insihuny@yahoo.co.id) Pendahuluan

Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003: 8) menyebutkan bahwa rekomendasi untuk guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah adalah bahwa


(2)

guru-guru IPA harus memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya.

Program studi jenjang S1 pendidikan IPA FMIPA UNY memiliki tujuan

menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan dengan gelar Sarjana Pendidikan Sains bidang keahlian IPA (S.Pd., Si.) yang memiliki kompetensi dasar tenaga pendidik bidang IPA yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

1. Kompetensi pendidikan bidang IPA, yaitu kompetensi melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan pendidikan IPA, serta kompetensi melakukan penyebaran bidang pendidikan IPA melalui pendidikan dan pelatihan (diklat).

2. Kompetensi menghadapi masa depan, yaitu kompetensi

menghadapi dan memahami kecenderungan pendidikan IPA, serta memanfaatkan hal tersebut untuk memajukan pendidikan IPA 3. Kompetensi dasar-dasar IPA dan rumpun IPA yang cukup untuk

studi lanjut. (Kurikulum 2002, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ,2007: 58-59)

Pusat kurikulum, balitbang Depdiknas telah menyusun panduan

pengembangan pembelajaran IPA terpadu sejak tahun 2005, namun kenyataan di lapangan hampir semua guru IPA SMP masih belum menerapkan pembelajaran IPA terpadu tersebut dengan berbagai alasan. Hasil isian angket dari guru-guru IPA SMP/MTs di wilayah Yogyakarta dari 4 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota dengan 20 orang guru IPA SMP dapat ditemukan beberapa alasan belum dilaksanakannya pembelajaran IPA terpadu antara lain adanya ketakutan para guru tentang muatan materi kurikulum tidak tersampaikan; tidak adanya contoh-contoh pembelajaran IPA terintegrasi/IPA terpadu di beberapa buku teks serta belum diperolehnya langkah-langkah pengembangan pembelajaran IPA terintegrasi/IPA terpadu bagi guru SMP. Pemahaman para guru tentang IPA terpadupun ternyata masih banyak yang mengalami kesalahan secara konsep. Hasil wawancara dengan para guru IPA pada saat pelaksanaan Bimbingan Teknis IPA Terpadu yang

diadakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah di Bogor pada tanggal 9-12 Agustus 2009 dan di Yogyakarta pada tanggal 13-16


(3)

Agustus 2009 terbukti bahwa IPA terpadu dipahami sebagai gabungan antara bidang-bidang IPA (gabungan materi fisika, kimia dan biologi), juga IPA terpadu dipahami bahwa keterpaduan terletak pada gabungan para guru dengan latar belakang pendidikan IPA yang berbeda (guru berlatar belakang pendidikan biologi, pendidikan fisika dan pendidikan kimia).

Berdasar pada kondisi nyata di lapanganm tersebut, maka FMIPA UNY yang sejak tahun perkuliahan 2007/2008 telah membuka program studi

pendidikan IPA, maka dituntut untuk merespon dan menindaklanjuti kebijakan pemerintah, terutama Balitbang DepDikNas tentang pembelajaran IPA terpadu yang secara nyata dituntut untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP/MTs agar memiliki kompetensi dalam IPA terintegrasi. Bentuk

persiapan dituangkan dalam pengembangan program perkuliahan IPA terintegrasi dan pembelajarannya. Mata kulian teori IPA terintegrasi dan pembelajarannya memiliki tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam menguasai interdisipliner bidang IPA dan memiliki kemampuan serta keterampilan

merencanakan kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai standar Kurikulum SMP/MTs, sedangkan mata kuliah praktik IPA terintegrasi dan pembelajarannya memiliki tujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan, mengelola maupun mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi sesuai standar Kurikulum SMP/MTs. Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa S1

pendidikan IPA semester 6 yang merupakan mahasiswa angkatan pertama dari program studi pendidikan IPA di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Standar pembelajaran IPA mengisyaratkan, bahwa aktivitas dalam pembelajaran IPA harus dilengkapi aktivitas berpikir kritis dan kreatif dan tidak membatasi pada rutinitas atau belajar hafalan. Siswa harus dibuat sadar pada keterampilan-keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir yang mereka gunakan dalam pembelajaran mereka. Mereka harus ditantang dengan pertanyaan dan masalah tingkat tinggi dan diperlukan untuk memecahkan masalah

memanfaatkan berpikir kreatif dan kritis. Proses pembelajaran IPA harus membuat siswa memperoleh pengetahuan, ketuntasan keterampilan dan


(4)

merealisasikan pembelajaran IPA yang sesuai hakikat IPA, salah satunya adalah dengan pendekatan S-T-M. Pembelajaran bermakna terjadi jika siswa dapat menghubungkan pembelajaran mereka dengan pengalaman sehari-hari. Pembelajaran bermakna terjadi dalam pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual dan S-T-M. Tema pembelajaran dan tujuan

pembelajaran yang membawa unsur-unsur S-T-M digabung dalam kurikulum. Pendekatan S-T-M mengharapkan pembelajaran sains mengambil tempat melalui penyelidikan dan diskusi didasarkan pada isu-isu sains dan teknologi dalam masyarakat. Dalam pendekatan S-T-M, pengetahuan sains dan teknologi

dibelajarkan dengan aplikasi prinsip-prinsip sains dan teknologi dampaknya pada masyarakat (Curriculum Development Center : 2002)

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subyek penelitian. Penelitian dilakukan di program studi S1 pendidikan IPA, semester VI, FMIPA Universitas Negeri

Yogyakarta dengan jumlah subyek penelitian 30 mahasiswa.

Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan empat instrumen, meliputi Instrumen 1a, yaitu instrumen tes IPA terintegrasi I (integrasi IPA dengan metode ilmiah) dan Instrumen 1b, yaitu instrumen tentang tes pemahaman konsep IPA terintegrasi (interdisipliner IPA obyektif dan subyektif); Instrumen 2, yaitu penilaian pengembangan peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi, Instrumen 3, yaitu penilaian RPP dan Instrumen 4 penilaian peer teaching.

Hasil dan Pembahasan Penelitian

1. Kompetensi pemahaman IPA terintegrasi

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dari Instrumen 1a dan 1b diperoleh hasil, bahwa kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah


(5)

mahasiswa S1 pendidikan IPA FMIPA UNY diperoleh skor rata-rata uji awal ( ´

X ) = 72,43 dan skor rata-rata uji akhir ( Y´ ) = 91,28 dengan N-gain = 0,60. Kompetensi integrasi interdisipliner bidang IPA untuk tema Pencemaran lingkungan dan Mengatasinya khusus soal obyektif diperoleh skor rata-rata uji awal ( X´ ) = 45,95 dan skor rata-rata uji akhir ( Y´ ) = 89,05 dengan N-gain = 0,80; untuk soal subyektif diperoleh skor rata-rata uji awal ( X´ ) = 39,52 dan skor rata-rata uji akhir ( Y´ ) = 88,57 dengan N-gain = 0,81.

Dari 13 tujuan perkuliahan khusus (TPK) untuk integrasi IPA dengan metode ilmiah hanya 1 TPK yang dimana 67,0% siswa yang menjawab benar, yaitu TPK tentang “diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis”, TPK lainnya lebih dari 75% mahasiswa menjawab benar. Kompetensi interdisipliner bidang IPA, kompetensi tentang perubahan fisika dan perubahan kimia zat 81,3% mahasiswa menjawab benar, kompetensi tentang pemisahan campuran 39,2% mahasiswa menjawab benar, kompetensi tentang larutan dan sifat-sifatnya 40,0% mahasiswa menjawab benar,

kompetensi tentang lambang unsur dan rumus kimia sederhana 33,3% mahasiswa menjawab benar dan kompetensi tentang saling ketergantungan dalam ekosistem 93,3% mahasiswa menjawab benar.

Deskripsi kompetensi tes IPA terintegrasi digambarkan oleh Grafik 1 berikut.

IPA terintegrasi I IPA terintegrasi II (O) IPA terintegrasi II (S) 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

72.43

45.95

39.52

91.28 89.05 88.57

60

80 81

Skor uji awal Skor Uji akhir N-gain


(6)

Grafik 1. Skor uji awal dan uji akhir tes IPA terintegrasi I

Persentasi mahasiswa menjawab benar setiap tujuan perkuliahan khusus dan setiap bidang interdisipliner IPA digambarkan oleh Grafik 2a dan 2b.

0 20 40 60 80 100 120

Column2

Grafik 2a. Persentase mahasiswa menjawab benar setiap tujuan perkuliahan khusus(TPK)

K-1 K-2 K-3 K-4 K-5

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Column3

Keterangan:

K-1: Perubahan fisika dan kimia zat

Grafik 2b.

Persentasi mahasiswa menjawab benar setiap kompetensi materi


(7)

K-2: Pemisahan campuran K-3: Larutan dan Sifatnya

K-4: Lambang unsur dan rumus kimia sederhana K-5: saling ketergantungan dalam ekosistem

2. Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi

Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus dinilai dengan Instrumen 2 (penilaian peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi). Aspek-aspek yang dinilai untuk peta kompetensi meliputi : pemetaan IPA terintegrasi, tema, analisis isi dan proses; sedangkan untuk silabus aspek yang dinilai meliputi: identitas silabus pembelajaran IPA terintegrasi, isi utama silabus (tujuan, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran), isi pendukung silabus (teknik asesmen, bentuk instrumen, alokasi waktu dan sumber belajar)

Deskripsi kompetensi makasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus digambarkan oleh grafik 3 berikut

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.5

2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2

Series 3

Grafik 3. Skore kelompok mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus

Keterangan :

Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik dan skor 4 = sangat baik Setiap skor memiliki kriteria masing-masing.


(8)

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat

Rata-rata skor mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi adalah 2,9 (baik)

3. Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP

Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP dinilai dengan Instrumen 3 (penilaian RPP). Aspek-aspek yang dinilai dalam pengembangan RPP meliputi : identitas RPP, perumusan tujuan dan indikator pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan asesmen.

Deskripsi kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP digambarkan oleh grafik 3 berikut

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.4

2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3

Series 3

Keterangan:

Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik dan skor 4 = sangat baik Setiap skore memiliki kriteria masing-masing.

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi

Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat


(9)

4. Kompetensi mahasiswa dalam peer teaching

Kompetensi mahasiswa dalam peer teaching dinilai dengan Instrumen 4 (penilaian peer teaching). Aspek-aspek yang dinilai untuk peer teaching meliputi : bagian pendahuluan (pemotivasian siswa, apersepsi dan

penyampaian tujuan); bagian kegiatan inti (pengorganisasian siswa dalam pembelajaran, bimbingan pada siswa, keruntutan pembelajaran, penciptaan peluang siswa belajar aktif, pelaksanaan penilaian proses, pemberian umpan balik, bagian penutup (kesimpulan materi, pemantapan); lain-lain (penguasaan materi, kesesuain pembelajaran dengan KD, mengimplementasikan

pembelajaran IPA terintegrasi, mengimplementasikan prinsip-prinsip S-T-M, dan penggunaan sumber belajar dan media).

Deskripsi kompetensi makasiswa dalam pelaksanaan peer teaching digambarkan oleh Grafik 4 berikut.

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.9

3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6

Column3

Keterangan:

Skor 1 = sangat tidak baik; skor 2 = tidak baik; skor 3 = kurang baik, skor 4 = baik dan skor 5 = sangat baik

Setiap skor memiliki kriteria masing-masing.

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi

Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat


(10)

Kesimpulan

Kompetensi mahasiswa S1 pendidikan IPA dalam IPA terintegrasi tentang integrasi

IPA dengan metode ilmiah sudah sangat baik, hanya 1 TPK tentang diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis yang belum bisa tuntas dicapai mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil tes subyektif tes IPA terintegrasi II, dimana dalam soal subyektif mahasiswa diminta membuat rancangan-rancangan tentang konsep pencemaran lingkungan dan mengatasinya dengan berbagai interdisipliner bidang IPA.

Kompetensi mahasiswa dalam IPA terintegrasi II (pemahaman konsep) materi IPA fisika dan biologi bisa tuntas, sedang materi kimia belum tuntas (>70%

mahasiswa menjawab benar). Kompetensi mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan IPA terintegrasi berkategori baik (skor peta kompetensi dan silabus = 2,9 serta skor RPP= 2,9 untuk range skor 1-4), sedangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran IPA terintegrasi masih kurang baik (skor peer teaching = 3,25 untuk range skor 1-5)

Daftar Pustaka

NSTA. (2003). Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003 Curriculum Development Center. (2002), Integrated Curriculum for Secondary

School (Curriculum Specification. Science Form 2. Ministry of Education Malaysia

Carribbean Examination Council. 2007. Integrated Science. Carribbean Certificate of Secondary Level Competence

---.(2007).Kurikulum 2002 FMIPA . Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta

---. (2005). Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum. Balitbang. DepDikNas.

--- (2004). Standar-standar Guru Pemula untuk SMP/MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI. Departemen Pendidikan Nasional.


(11)

Terpadu Sekolah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama


(1)

Grafik 1. Skor uji awal dan uji akhir tes IPA terintegrasi I

Persentasi mahasiswa menjawab benar setiap tujuan perkuliahan khusus dan setiap bidang interdisipliner IPA digambarkan oleh Grafik 2a dan 2b.

0 20 40 60 80 100 120

Column2

Grafik 2a. Persentase mahasiswa menjawab benar setiap tujuan perkuliahan khusus(TPK)

K-1 K-2 K-3 K-4 K-5

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Column3

Keterangan:

K-1: Perubahan fisika dan kimia zat

Grafik 2b.

Persentasi mahasiswa menjawab benar setiap kompetensi materi


(2)

K-2: Pemisahan campuran K-3: Larutan dan Sifatnya

K-4: Lambang unsur dan rumus kimia sederhana K-5: saling ketergantungan dalam ekosistem

2. Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi

Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus dinilai dengan Instrumen 2 (penilaian peta kompetensi dan silabus IPA terintegrasi). Aspek-aspek yang dinilai untuk peta kompetensi meliputi : pemetaan IPA terintegrasi, tema, analisis isi dan proses; sedangkan untuk silabus aspek yang dinilai meliputi: identitas silabus pembelajaran IPA terintegrasi, isi utama silabus (tujuan, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran), isi pendukung silabus (teknik asesmen, bentuk instrumen, alokasi waktu dan sumber belajar)

Deskripsi kompetensi makasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus digambarkan oleh grafik 3 berikut

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.5

2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2

Series 3

Grafik 3. Skore kelompok mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus

Keterangan :

Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik dan skor 4 = sangat baik Setiap skor memiliki kriteria masing-masing.


(3)

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat

Rata-rata skor mahasiswa dalam mengembangkan peta kompetensi dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi adalah 2,9 (baik)

3. Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP

Kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP dinilai dengan Instrumen 3 (penilaian RPP). Aspek-aspek yang dinilai dalam pengembangan RPP meliputi : identitas RPP, perumusan tujuan dan indikator pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan asesmen.

Deskripsi kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP digambarkan oleh grafik 3 berikut

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.4

2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3

Series 3

Keterangan:

Skor 1 = kurang; skor 2 = cukup; skor 3 = baik dan skor 4 = sangat baik Setiap skore memiliki kriteria masing-masing.

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi

Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat


(4)

4. Kompetensi mahasiswa dalam peer teaching

Kompetensi mahasiswa dalam peer teaching dinilai dengan Instrumen 4 (penilaian peer teaching). Aspek-aspek yang dinilai untuk peer teaching meliputi : bagian pendahuluan (pemotivasian siswa, apersepsi dan

penyampaian tujuan); bagian kegiatan inti (pengorganisasian siswa dalam pembelajaran, bimbingan pada siswa, keruntutan pembelajaran, penciptaan peluang siswa belajar aktif, pelaksanaan penilaian proses, pemberian umpan balik, bagian penutup (kesimpulan materi, pemantapan); lain-lain (penguasaan materi, kesesuain pembelajaran dengan KD, mengimplementasikan

pembelajaran IPA terintegrasi, mengimplementasikan prinsip-prinsip S-T-M, dan penggunaan sumber belajar dan media).

Deskripsi kompetensi makasiswa dalam pelaksanaan peer teaching digambarkan oleh Grafik 4 berikut.

Tema-1 Tema-2 Tema-3 Tema-4 Tema-5 Tema-6 2.9

3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6

Column3

Keterangan:

Skor 1 = sangat tidak baik; skor 2 = tidak baik; skor 3 = kurang baik, skor 4 = baik dan skor 5 = sangat baik

Setiap skor memiliki kriteria masing-masing.

Tema-1 : Sang Surya; tema-2 : Listrik di Tubuhku, tema-3 : Pertumbuhan si Hijau; tema-4: Kesehatan lambung dan ususku; tema-5 : Nutrisi

Lengkap, Tubuh Kuat; tema-6 : Makanan Sehat, Badan Kuat


(5)

Kesimpulan

Kompetensi mahasiswa S1 pendidikan IPA dalam IPA terintegrasi tentang integrasi

IPA dengan metode ilmiah sudah sangat baik, hanya 1 TPK tentang diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis yang belum bisa tuntas dicapai mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil tes subyektif tes IPA terintegrasi II, dimana dalam soal subyektif mahasiswa diminta membuat rancangan-rancangan tentang konsep pencemaran lingkungan dan mengatasinya dengan berbagai interdisipliner bidang IPA.

Kompetensi mahasiswa dalam IPA terintegrasi II (pemahaman konsep) materi IPA fisika dan biologi bisa tuntas, sedang materi kimia belum tuntas (>70%

mahasiswa menjawab benar). Kompetensi mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan IPA terintegrasi berkategori baik (skor peta kompetensi dan silabus = 2,9 serta skor RPP= 2,9 untuk range skor 1-4), sedangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran IPA terintegrasi masih kurang baik (skor peer teaching = 3,25 untuk range skor 1-5)

Daftar Pustaka

NSTA. (2003). Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003 Curriculum Development Center. (2002), Integrated Curriculum for Secondary

School (Curriculum Specification. Science Form 2. Ministry of Education Malaysia

Carribbean Examination Council. 2007. Integrated Science. Carribbean Certificate of Secondary Level Competence

---.(2007).Kurikulum 2002 FMIPA . Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta

---. (2005). Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum. Balitbang. DepDikNas.

--- (2004). Standar-standar Guru Pemula untuk SMP/MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI. Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Terpadu Sekolah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama