HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMUN IREMBANG ipi140448
127
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMUN I
REMBANG
Sri Ernawati
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
Abstract
Recently, many mischief and crime actions such as the act of fighting, beating,
and other crime actions had been situated by teenagers. The phenomenon indicates the
increase of aggressive behaviors among teenagers. The problem can no longer be
considered as common mischievousness behavior, due to the negative effects. The taking
place of the events could be caused by teenager’s over-confidence. The over-convidence
teenager tends to fail to judge his flaws objectively, so that he always feels that he’s
perfect and better than anyone else.
Based on mentioned problems, researcher wants to find out the correlation
between self-confidence and aggressive behavioral tendency, to answer the question
whether self-confidence dos affect teenager’s aggressive behavioral tendency. There are
two variables served in this inquiry : 1) The tendency of aggressive behavior as
dependent variable, and 2) self-confidence as independent variable.
Population in the research consists of second grade student of SMUN I Rembang.
Sampling technique of the research uses Cluster Random Sampling, where all classes
have the chance to be examined as research subject. There are 35 research subjects who
are treated as try-out subject, and 72 research subjects who are anaysed for the research
purpose.
In this research, the data collecting methodology used questionnaire which has
already been tested its validity and reliability. The data analyzing technique uses
Correlation Product Moment.
The result of the data analysis shows these results : there are positive correlation
between self-confidence and the aggressive behavioral tendencies of the student of SMUN
I Rembang. This can be seen with the rate of rxy = 0,435 with p < 0,01.
The level of subject’s self confidence can be classified as high, while the subject’s
aggressive behavioral tendencies can be classified as low. The effective contribution of
self confidence to aggressive behavioral tendencies is 18,9 percent. It can be concluded
that there are 81,1 percent of other factors that can add contribution to affect the
aggressive behavioral tendencies like temperature anf disindividuation.
Keywords : Aggressive behavior, Self-confidence, Teenager
128
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Abstrak
Akhir – akhir ini banyak terjadi tindak kenakalan dan kejahatan yang dilakukan oleh
remaja seperti perkelahian antar pelajar, pengeroyokan dan tindakan kriminil lainnya. Hal
tersebut menunjukkan semakin meningkatnya tindakan agresif yang dilakukan remaja.
Problem tersebut sudah tidak bisa ditolerir sebagai kenakalan biasa karena akibat yang
ditimbulkan bersifat sangat negatif. Peristiwa tersebut mungkin disebabkan karena rasa
percaya diri remaja yang terlalu tinggi. Karena remaja yang sangat percaya diri
cenderung tidak dapat melihat kekurangan dirinya secara obyektif, sehingga dia selalu
ingin sempurna dan merasa lebih baik dari orang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin mengetahui “ apakah benar
kepercayaan diri dapat berpengaruh pada perilaku agresif remaja?”. Adapun variabel
penelitian ini adalah : 1. Kecenderungan perilaku agresif sebagai variabel tergantung, 2.
Kepercayaan diri, sebagai variabel bebas.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMUN I Rembang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling, maksudnya semua
kelas mempunyai kesempatan yang sama sebagai subyek penelitian. 35 subyek sebagai
subyek try-out dan 72 dianalisis untuk penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket, dan angket yang
digunakan sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sedang analisa data yang
digunakan adalah korelasi product moment.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecenderungan perilaku agresif
pada siswa-siswi SMUN I Rembang. Hal ini ditunjukkan dengan rxy = 0,435 dengan p<
0,01
Kepercayaan diri yang ada pada subyek tergolong tinggi dan kecenderungan perilaku
agresif subyek tergolong rendah. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap
kecenderungan perilaku agresif adalah 18,9 %. Hal ini berarti masih ada 81,1% faktor
lain yang dapat mempengaruhi kecenderungan perilaku agresif seperti temperatur dan
deindividuasi.
Kata kunci : Kepercayaan diri, Perilaku agresif, Remaja
129
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
agresif bisa dikatakan juga sebagai
PENDAHULUAN
perilaku
Kenakalan remaja merupakan
yang
dipelajari
dari
lingkungan, bukan yang diwariskan.
Dari tahun ke tahun sudah
suatu fenomena yang kompleks dan
sering terjadi pada remaja. Di mana
sedemikian parahnya
remaja sebagai kelompok masyarakat
kenakalan remaja di sekitar kita
yang sedang mencari identitas diri,
sehingga
tumbuh
mengkhawatirkan.
dan
berkembang
dalam
peningkatan
banyak
yang
Kecenderungan
kondisi lingkungan yang beragam.
kenakalan remaja tersebut semakin
Dalam
bermasyarakat
membahayakan masyarakat, seperti
sering mengakibatkan remaja merasa
merampok, perkelahian massal yang
kesulitan
mengadakan
berakibat pembunuhan dan lainnya.
penyesuaian terhadap kondisi yang
Tingkah laku remaja yang demikian
ada. Adanya kegagalan remaja dalam
itu memang bisa disebabkan oleh
mengatasi
sering
adanya tekanan yang mereka rasakan
menyebabkan kompensasi. Di mana
dari lingkungan tetapi bersumber
kompensasi yang terjadi tidak selalu
pada keinginan untuk menyatakan
positif , tetapi dapat juga berupa
ketidaksetujuannya terhadap situasi
kenakalan
kecenderungan
yang mendukung dirinya. Dimana
Terlebih
jika
situasi yang tidak menyenangkan
dibarengi dengan rasa percaya diri
biasanya akan memunculkan reaksi
yang tinggi.
atau perilaku menyimpang dalam diri
kehidupan
berlaku
untuk
masalah
atau
agresif.
Kecenderungan
agresif
remaja
terhadap
lingkungannya.
menurut Dember (1984) merupakan
Kecenderungan perilaku agresif pun
suatu perpaduan antara keyakinan
dapat dipengaruhi oleh aspek-aspek
individu terhadap individu lain dan
frustrasi, efek senjata, alcohol dan
terhadap suatu obyek, dengan respon
obat-obatan, agresi tersinggung.
dimunculkan,
Agresi manusia ada delapan
individu yang bersangkutan terhadap
jenis menurut Buss (1987), yaitu : 1)
individu lain dengan obyek yang
Agresi fisik pasif langsung, 2) Agresi
sama dan sejenis. Dimana perilaku
fisik pasif langsung, 3) Agresi fisik
emosional
yang
130
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
aktif tidak langsung, 4) Agresi Fisik
mencoba
pasif tidak langsung, 5) Agresi
individualitas
Verbal Aktif Langsung, 6) Agresi
Remaja mengalami kehidupan yang
verbal pasif langsung, 7) Agresi
semakin luas dan ia membutuhkan
verbal aktif tidak langsung, 8) Agresi
rasa solidaritas dari teman-temannya.
verbal pasif tidak langsung.
Rasa ini akan membuat remaja
Seiring dengan hal tersebut,
merasa
untuk
remaja
segala
menunjukkan
dan
otonominya.
semakin percaya diri karena ia
rasa percaya diri sangat diperlukan
mengaktualisasikan
untuk
tidak
sendirian.
mampu
Kadang
melupakan
potensi yang dimilikinya. Karena
keluarganya sendiri bahkan dirinya
kepercayaan diri merupakan suatu
sendiri. Di dalam kelompoknya itu
keyakinan yang dimiliki seseorang
remaja kan merasa aman, kuat dan
bahwa dirinya mampu berperilaku
dapat mempelajari kehidupan social
seperti
dengan sesame atau lawan jenisnya.
yang
dibutuhkan,
tidak
Rasa kepercayaan diri yang
tergantung pada orang lain dan
melihat kenyataan secara obyektif.
Rasa percaya diri itu sendiri
begitu tinggi pada seorang remaja
akan cenderung membuat remaja itu
dapat dibagi menjadi 3, yaitu rasa
berlaku
kepercayaan diri tinggi, normal dan
kepercayaan diri yang over tersebut,
rendah.
yang
remaja merasa dirinya adalah orang
berpengaruh antara lain keyakinan
yang paling benar dan super. Apalagi
akan
Dimana
jika ditunjang dengan lingkungan
bertanggung
jawab,
yang kurang mendukung. Remaja
akan cenderung melakukan hal-hal
Pada massa remaja pengaruh
membentuk
dengan
optimis,
rasional dan realistis.
lingkungan
karena
diri,
kemampuan
obyektif,
aspek
agresif,
sangat
besar
dalam
kepercayaan
dalam
yang
merugikan
orang
lain
(cenderung agresif).
Berdasar
uraian
dirinya. Pada masa transisi, remaja
dikemukakan
biasanya mengalami krisis identitas
bermaksud untuk mengetahui apakah
yang merupakan fenomena pribadi.
benar
Dimana pada masa itu, remaja
kepercayaan
remaja
di
atas,
yang
yang
diri
penulis
mempunyai
yang
over
131
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
convidence (terlalu tinggi) itu akan
dengan angket kecenderungan
cenderung
perilaku
melakukan
tindakan
agresif.
Dimana
semakin tinggi skornya maka
agresif.
semakin tinggi kecenderungan
perilaku agresif.
METODE
Definisi Operasional
Populasi,
1.
Pengambilan Sampel
Kepercayaan Diri
Yaitu
merupakan
dan
Teknik
suatu
keyakinan pada diri seseorang
Populasi dalam penelitian ini
akan kemampuan dirinya, tidak
adalah siswa kelas dua SMU N 1
selalu tergantung kepada orang
Rembang,
jadi
populasinya
lain, mampu berfikir positif
berbentuk
“finit”,
maksudnya
sehingga
jumlahnya
relative
tetap
pada
penelitian
ia
dapat
mempertanggungjawabkan
apa
pasti.Sampel
yang dilakukannya serta dapat
berbentuk
cluster
melihat
kenyataan
penelitian
ini
obyektif.
Hal
secara
atau
sampel.
sampelnya
ini
Pada
adalah
diungkap
sebagian siswa-siswi SMU N 1
dengan angket kepercayaan diri.
Rembang yang duduk di kelas
Dimana semakin tinggi skor
dua.Teknik
maka
yang dipakai pada penelitian ini
ini
semakin
tinggi
pengambilan
sampel
adalah cluster random sampling.
kepercayaan dirinya.
2.
Sample
Kecenderungan Perilaku Agresif
Alat ukur yang digunakan dalam
untuk
penelitian ini terdiri dari dua buah
melakukan suatu tindakan atau
skala, yaitu skala kepercayaan diri
perbuatan
mengandung
dan skala kecenderungan perilaku
bahaya, menyakiti, melukai atau
agresif, dalam bentuk pilihan ganda
merugikan
dengan empat alternative jawaban.
Yaitu
kecenderungan
yang
diri
sendiri
atau
orang lain serta tidak dapat
Penyusunan
diterima
kepercayaan
masyarakat
lingkungannya. Hal ini diungkap
butir-butir
diri
berdasar
angket
pada
aspek-aspek yang dikemukakan oleh
132
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Lauster (1992) yaitu 1) keyakinan, 2)
yang negative. Hal tersebut terjadi
optimis,
4)
karena remaja yang sangat percaya
tanggungjawab, 5) rasionalitas dan
diri cenderung tidak dapat melihat
realitas.
kekurangan dirinya secara objektif,
3)
obyektif,
Penyusunan
butir-butir
angket
kecenderungan
agresif
berdasarkan
untuk
perilaku
aspek-aspek
sehingga
ia
akan
selalu
ingin
sempurna dan lebih baik dari orang
lain (Lauster dalam Sa’idah, 1995).
yang dikemukakan oleh Koeswara
Sumbangan efektif kepercayaan
(1988) yaitu frustrasi, efek senjata,
diri terhadap kecenderungan perilaku
alkohol
agresif
dan
obat-obatan,
agresi
sebesar
18,9%.
Artinya
kepercayaan diri bukan satu-satunya
tersinggung.
factor
yang
mempengaruhi
timbulnya kecenderungan perilaku
HASIL DAN PEMBAHASAN
agresif. Tetapi masih ada factorBerdasar
yang
hasil
diperoleh
moment
diketahui
data
faktor lain yang dapat mempengaruhi
product
timbulnya kecenderungan perilaku
0.435
agresif (Willis,1981). Factor-faktor
analisis
dengan
rxy =
dengan p < 0.01 yang berarti ada
tersebut, antara lain :
hubungan positif antara kepercayaan
a. Kondisi pribadi remaja yaitu
diri dengan kecenderungan perilaku
kelainan yang dibawa sejak
agresif pada siswa SMA I Rembang.
lahir baik fisik atau psikis,
Dengan demikian, hipotesis yang
lemahnya
penulis
terhadap lingkungan, kurang
ajukan
terbukti,
bahwa
control
diri
semakin over convidence individu,
mampu menyesuaikan
diri
maka
dengan
dan
saemakin
tinggi
kecenderungan perilaku agresifnya.
lingkungan
kurangnya dasar keagamaan.
merupakan
b. Lingkungan keluarga yang
sesuatu yang sangat penting dalam
kurang member kasih saying
kehidupan
dan
Kepercayaan
diri
seseorang.
Tetapi
kepercayaan diri yang berlebihan
justru akan mengakibatkan perbuatan
perhatian,
keadaan
ekonomi keluarga yang lemah
133
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
dan keluarga yang kurang
situasional. Penelitian ini
harmonis.
menemukan bahwa beberapa kondisi
c. Lingkungan masyarakat yang
kurang
sehat,
keterbelakangan
pendidikan
berpengaruh
terhadap
juga
seseorang
untuk menjadi agresif melalui proses
kognitif
seperti
pengaruh
pada masyarakat, pengaruh
temperature
norma-norma baru dari luar.
perseorangan yang ditentukan oleh
d. Lingkungan sekolah, seperti
kurangnya perhatian guru.
maupun
pengaruh
pemikiran individu terhadap maksud
pelaku.
Goodhart
(Sulistyo,
1999)
pada
mengemukakan bahwa satu proses
kepercayaan diri yaitu sangat tinggi
dalam cognitive processing adalah
(171,84 – 206,4), tinggi (137,18 –
evaluasi. Individu akan mengevaluasi
171,84), sedang (102,72 – 137,28),
peristiwa dari positif atau negative
rendah (68,16 – 102,72) dan sangat
dengan
Kategori
rendah
(33,6
yang
–
ada
68,16).
Untuk
melibatkan
aspek-aspek
identitas diri dan pandangan terhadap
variabel kepercayaan diri dengan
dunia.
mean empiric 153,208 dan mean
informasi dalam suatu situasi akan
hipotetik
menentukan
120
tergolong
tinggi.
Bagaimana
Sedang pada kecenderungan perilaku
seseorang.
agresif yang ada yaitu sangat tinggi
Ketika
pemrosesan
bentuk
perilaku
menghadapi
situasi
(125,3 – 150,5), tinggi (100,1 –
seperti tertabrak sepeda atau terkena
125,3), sedang (74,9 – 100,1), rendah
tumpahan susu, maka orang yang
(49,7 – 74,9) dan sangat rendah (24,5
mempunyai atribusi yang positif
– 49,7). Variabel kecenderungan
menilainya sebagai kecelakaan, hal
perilaku
yang
agresif
dengan
mean
memang
terjadi.
empiric 59,75 dan mean hipotetik
Penilaian
87,5 terletak pada kategori rendah.
kecenderungan agresifnya menjadi
Hal tersebut dapat terjadi karena
pengaruh factor hasil proses belajar,
kondisi
internal
dan
factor
tersebut
harus
menyebabkan
rendah, begitu pun sebaliknya.
134
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
SIMPULAN
1.
Ada
hubungan
sangat
positif
signifikan
kepercayaan
yang
antara
diri
dengan
kecenderungan perilaku agresif,
yaitu
semakin
kepercayaan
tinggi
diri
(over
convidence), maka akan semakin
tinggi
kecenderungan
untuk
berperilaku agresif.
2.
Kepercayaan diri yang ada pada
subjek tergolong tinggi.
3.
Kecenderungan perilaku agresif
Azwar, S. 1986. Reliabilitas dan
Validitas Interpretasi dan
Komputasi.
Yogyakarta
:
Liberty.
-------------. 1992. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta : Liberty.
Bandura, A.1997. Social Learning
Theory. New Jersey : Prentice
Hall.
Berkowitz, L. 1993. Aggression It’s
Causes, Consequences and
Control. New York : Mc. Graw
Hill, Inc.
Brennecke, J.H. dan Amick, R.G.
1978. Psychology and Human
Exprence. Land.ed. California
Gleoncol Publishing Co.Inc
yang ada pada subjek tergolong
rendah.
4.
Sumbangan efektif kepercayaan
diri
terhadap
kecenderungan
perilaku agresif 18,9%. Hal ini
menunjukkan
bahwa
kecenderungan perilaku agresif
tidak hanya dipengaruhi oleh
kepercayaan diri saja, tetapi
81,1%
factor
lain
ikut
Daradjat, Z. 1985. Kesehatan
Mental. Jakarta : PT. Gunung
Mulia.
_________. 1990. Problem Remaja
di Indonesia. Jakarta : Bulan
Bintang.
Faizah, A. 1994. Hubungan Antara
Konsep Diri dan Persepsi
Terhadap Kondisi Sekolah
dengan Perilaku Agresif Pada
Remaja. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Psikologi UMS.
mempengaruhinya.
Gerungan, W.A. 1988. Psikologi
Sosial. Bandung : P.T. Eresco
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,
R.
1992.
Rahasia
Membangun Kepercayaan Diri
(terjemahan Rita Waryadi).
Jakarta : CV. Rajawali
Hadi, S. 1981. Metodologi Research
Jilid II. Yogyakarta : Penerbit
Fakultas Psikologi UGM
135
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
______. 1984. Metodologi Research
Jilid III. Yogyakarta : Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Hambly, K. 1987. Bagaimana
Meningkatkan Rasa Percaya
Diri
(terjemahan
FX.
Budiyanto). Jakarta : Arcan
Hurlock,
E.B.
1978.
Child
Development. New York : Mc.
Grow Hill Book Company.
__________.
1979.
Child
th
Development (6 .ed). Tokyo :
Mc.Grow Hill Kagakusha Ltd.
Jersild, A.T. 1964. The Psychology
of Adolescence. New York :
The Mac Millan Company.
Khumas, A. 1997. Peran Agresi
terhadap Perilaku
Agresif
Anak-anak.
Skripsi.
Yogyakarta
:
Fakultas
Psikologi UGM.
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia.
Bandung : P.T. Eresco
Monks, F.J., Knoers, AMP dan
Haditono, S.R. 1985. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Mutiara, I. 1999. Hubungan Antara
Kepercayaan
Diri
dan
Asertivitas dengan Kecemasan
dalam
Komunikasi
Interpersonal. Skripsi. Srakarta
: Fakultas Psikologi UMS.
Rokhmat, J. 1994. Psikologi
Komunikasi.
Cetakan
kesembilan. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Sai’dah, M. 1995. Hubungan Antara
Pemenuhan
Kebutuhan
Psikologi dengan Kepercayaan
Diri Pada Remaja. Skripsi.
Surakarta : Fkultas Psikologi
UMS.
Sarwono, S.W. 1994. Psikologi
Remaja. Surabaya : Usaha
Nasional.
Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan
Tentang
Validitas
dan
Reliabilitas The Test of Self
Confidence.
Laporan
Penelitian.
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi UGM.
Supriyana, R. 1994. Hubungan
Antara Intensitas Melihat Film
Kekerasan di TV dengan
Tindak
Agresi.
Skripsi.
Surakarta : Fakultas Psikologi
UMS.
Lauster, P. 1988. The Personality
Test. London : Ran Books.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi
Kepribadian. Yogyakarta :
Rake Press.
________. 1992. Tes Kepribadian
(terjemahan
D.H.
Gulo),
Jakarta : Bumi Aksara
Maslow, A.N. 1970. Motivation and
Personality. New York :
Herper and New Publisher.
Susetya, Y.F. 1999. Hubungan
Antara Berpikir Positif dan
Jenis
Kelamin
dengan
Kecenderungan Agresi Reaktif
Remaja. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian
Psikologi
136
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Psikologikal. No. 7, tahun III.
Hal. 51 – 63.
Walgito, B. 1983. Kesehatan Mental.
Yogyakarta
:
Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMUN I
REMBANG
Sri Ernawati
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
Abstract
Recently, many mischief and crime actions such as the act of fighting, beating,
and other crime actions had been situated by teenagers. The phenomenon indicates the
increase of aggressive behaviors among teenagers. The problem can no longer be
considered as common mischievousness behavior, due to the negative effects. The taking
place of the events could be caused by teenager’s over-confidence. The over-convidence
teenager tends to fail to judge his flaws objectively, so that he always feels that he’s
perfect and better than anyone else.
Based on mentioned problems, researcher wants to find out the correlation
between self-confidence and aggressive behavioral tendency, to answer the question
whether self-confidence dos affect teenager’s aggressive behavioral tendency. There are
two variables served in this inquiry : 1) The tendency of aggressive behavior as
dependent variable, and 2) self-confidence as independent variable.
Population in the research consists of second grade student of SMUN I Rembang.
Sampling technique of the research uses Cluster Random Sampling, where all classes
have the chance to be examined as research subject. There are 35 research subjects who
are treated as try-out subject, and 72 research subjects who are anaysed for the research
purpose.
In this research, the data collecting methodology used questionnaire which has
already been tested its validity and reliability. The data analyzing technique uses
Correlation Product Moment.
The result of the data analysis shows these results : there are positive correlation
between self-confidence and the aggressive behavioral tendencies of the student of SMUN
I Rembang. This can be seen with the rate of rxy = 0,435 with p < 0,01.
The level of subject’s self confidence can be classified as high, while the subject’s
aggressive behavioral tendencies can be classified as low. The effective contribution of
self confidence to aggressive behavioral tendencies is 18,9 percent. It can be concluded
that there are 81,1 percent of other factors that can add contribution to affect the
aggressive behavioral tendencies like temperature anf disindividuation.
Keywords : Aggressive behavior, Self-confidence, Teenager
128
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Abstrak
Akhir – akhir ini banyak terjadi tindak kenakalan dan kejahatan yang dilakukan oleh
remaja seperti perkelahian antar pelajar, pengeroyokan dan tindakan kriminil lainnya. Hal
tersebut menunjukkan semakin meningkatnya tindakan agresif yang dilakukan remaja.
Problem tersebut sudah tidak bisa ditolerir sebagai kenakalan biasa karena akibat yang
ditimbulkan bersifat sangat negatif. Peristiwa tersebut mungkin disebabkan karena rasa
percaya diri remaja yang terlalu tinggi. Karena remaja yang sangat percaya diri
cenderung tidak dapat melihat kekurangan dirinya secara obyektif, sehingga dia selalu
ingin sempurna dan merasa lebih baik dari orang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin mengetahui “ apakah benar
kepercayaan diri dapat berpengaruh pada perilaku agresif remaja?”. Adapun variabel
penelitian ini adalah : 1. Kecenderungan perilaku agresif sebagai variabel tergantung, 2.
Kepercayaan diri, sebagai variabel bebas.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMUN I Rembang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling, maksudnya semua
kelas mempunyai kesempatan yang sama sebagai subyek penelitian. 35 subyek sebagai
subyek try-out dan 72 dianalisis untuk penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket, dan angket yang
digunakan sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sedang analisa data yang
digunakan adalah korelasi product moment.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecenderungan perilaku agresif
pada siswa-siswi SMUN I Rembang. Hal ini ditunjukkan dengan rxy = 0,435 dengan p<
0,01
Kepercayaan diri yang ada pada subyek tergolong tinggi dan kecenderungan perilaku
agresif subyek tergolong rendah. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap
kecenderungan perilaku agresif adalah 18,9 %. Hal ini berarti masih ada 81,1% faktor
lain yang dapat mempengaruhi kecenderungan perilaku agresif seperti temperatur dan
deindividuasi.
Kata kunci : Kepercayaan diri, Perilaku agresif, Remaja
129
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
agresif bisa dikatakan juga sebagai
PENDAHULUAN
perilaku
Kenakalan remaja merupakan
yang
dipelajari
dari
lingkungan, bukan yang diwariskan.
Dari tahun ke tahun sudah
suatu fenomena yang kompleks dan
sering terjadi pada remaja. Di mana
sedemikian parahnya
remaja sebagai kelompok masyarakat
kenakalan remaja di sekitar kita
yang sedang mencari identitas diri,
sehingga
tumbuh
mengkhawatirkan.
dan
berkembang
dalam
peningkatan
banyak
yang
Kecenderungan
kondisi lingkungan yang beragam.
kenakalan remaja tersebut semakin
Dalam
bermasyarakat
membahayakan masyarakat, seperti
sering mengakibatkan remaja merasa
merampok, perkelahian massal yang
kesulitan
mengadakan
berakibat pembunuhan dan lainnya.
penyesuaian terhadap kondisi yang
Tingkah laku remaja yang demikian
ada. Adanya kegagalan remaja dalam
itu memang bisa disebabkan oleh
mengatasi
sering
adanya tekanan yang mereka rasakan
menyebabkan kompensasi. Di mana
dari lingkungan tetapi bersumber
kompensasi yang terjadi tidak selalu
pada keinginan untuk menyatakan
positif , tetapi dapat juga berupa
ketidaksetujuannya terhadap situasi
kenakalan
kecenderungan
yang mendukung dirinya. Dimana
Terlebih
jika
situasi yang tidak menyenangkan
dibarengi dengan rasa percaya diri
biasanya akan memunculkan reaksi
yang tinggi.
atau perilaku menyimpang dalam diri
kehidupan
berlaku
untuk
masalah
atau
agresif.
Kecenderungan
agresif
remaja
terhadap
lingkungannya.
menurut Dember (1984) merupakan
Kecenderungan perilaku agresif pun
suatu perpaduan antara keyakinan
dapat dipengaruhi oleh aspek-aspek
individu terhadap individu lain dan
frustrasi, efek senjata, alcohol dan
terhadap suatu obyek, dengan respon
obat-obatan, agresi tersinggung.
dimunculkan,
Agresi manusia ada delapan
individu yang bersangkutan terhadap
jenis menurut Buss (1987), yaitu : 1)
individu lain dengan obyek yang
Agresi fisik pasif langsung, 2) Agresi
sama dan sejenis. Dimana perilaku
fisik pasif langsung, 3) Agresi fisik
emosional
yang
130
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
aktif tidak langsung, 4) Agresi Fisik
mencoba
pasif tidak langsung, 5) Agresi
individualitas
Verbal Aktif Langsung, 6) Agresi
Remaja mengalami kehidupan yang
verbal pasif langsung, 7) Agresi
semakin luas dan ia membutuhkan
verbal aktif tidak langsung, 8) Agresi
rasa solidaritas dari teman-temannya.
verbal pasif tidak langsung.
Rasa ini akan membuat remaja
Seiring dengan hal tersebut,
merasa
untuk
remaja
segala
menunjukkan
dan
otonominya.
semakin percaya diri karena ia
rasa percaya diri sangat diperlukan
mengaktualisasikan
untuk
tidak
sendirian.
mampu
Kadang
melupakan
potensi yang dimilikinya. Karena
keluarganya sendiri bahkan dirinya
kepercayaan diri merupakan suatu
sendiri. Di dalam kelompoknya itu
keyakinan yang dimiliki seseorang
remaja kan merasa aman, kuat dan
bahwa dirinya mampu berperilaku
dapat mempelajari kehidupan social
seperti
dengan sesame atau lawan jenisnya.
yang
dibutuhkan,
tidak
Rasa kepercayaan diri yang
tergantung pada orang lain dan
melihat kenyataan secara obyektif.
Rasa percaya diri itu sendiri
begitu tinggi pada seorang remaja
akan cenderung membuat remaja itu
dapat dibagi menjadi 3, yaitu rasa
berlaku
kepercayaan diri tinggi, normal dan
kepercayaan diri yang over tersebut,
rendah.
yang
remaja merasa dirinya adalah orang
berpengaruh antara lain keyakinan
yang paling benar dan super. Apalagi
akan
Dimana
jika ditunjang dengan lingkungan
bertanggung
jawab,
yang kurang mendukung. Remaja
akan cenderung melakukan hal-hal
Pada massa remaja pengaruh
membentuk
dengan
optimis,
rasional dan realistis.
lingkungan
karena
diri,
kemampuan
obyektif,
aspek
agresif,
sangat
besar
dalam
kepercayaan
dalam
yang
merugikan
orang
lain
(cenderung agresif).
Berdasar
uraian
dirinya. Pada masa transisi, remaja
dikemukakan
biasanya mengalami krisis identitas
bermaksud untuk mengetahui apakah
yang merupakan fenomena pribadi.
benar
Dimana pada masa itu, remaja
kepercayaan
remaja
di
atas,
yang
yang
diri
penulis
mempunyai
yang
over
131
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
convidence (terlalu tinggi) itu akan
dengan angket kecenderungan
cenderung
perilaku
melakukan
tindakan
agresif.
Dimana
semakin tinggi skornya maka
agresif.
semakin tinggi kecenderungan
perilaku agresif.
METODE
Definisi Operasional
Populasi,
1.
Pengambilan Sampel
Kepercayaan Diri
Yaitu
merupakan
dan
Teknik
suatu
keyakinan pada diri seseorang
Populasi dalam penelitian ini
akan kemampuan dirinya, tidak
adalah siswa kelas dua SMU N 1
selalu tergantung kepada orang
Rembang,
jadi
populasinya
lain, mampu berfikir positif
berbentuk
“finit”,
maksudnya
sehingga
jumlahnya
relative
tetap
pada
penelitian
ia
dapat
mempertanggungjawabkan
apa
pasti.Sampel
yang dilakukannya serta dapat
berbentuk
cluster
melihat
kenyataan
penelitian
ini
obyektif.
Hal
secara
atau
sampel.
sampelnya
ini
Pada
adalah
diungkap
sebagian siswa-siswi SMU N 1
dengan angket kepercayaan diri.
Rembang yang duduk di kelas
Dimana semakin tinggi skor
dua.Teknik
maka
yang dipakai pada penelitian ini
ini
semakin
tinggi
pengambilan
sampel
adalah cluster random sampling.
kepercayaan dirinya.
2.
Sample
Kecenderungan Perilaku Agresif
Alat ukur yang digunakan dalam
untuk
penelitian ini terdiri dari dua buah
melakukan suatu tindakan atau
skala, yaitu skala kepercayaan diri
perbuatan
mengandung
dan skala kecenderungan perilaku
bahaya, menyakiti, melukai atau
agresif, dalam bentuk pilihan ganda
merugikan
dengan empat alternative jawaban.
Yaitu
kecenderungan
yang
diri
sendiri
atau
orang lain serta tidak dapat
Penyusunan
diterima
kepercayaan
masyarakat
lingkungannya. Hal ini diungkap
butir-butir
diri
berdasar
angket
pada
aspek-aspek yang dikemukakan oleh
132
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Lauster (1992) yaitu 1) keyakinan, 2)
yang negative. Hal tersebut terjadi
optimis,
4)
karena remaja yang sangat percaya
tanggungjawab, 5) rasionalitas dan
diri cenderung tidak dapat melihat
realitas.
kekurangan dirinya secara objektif,
3)
obyektif,
Penyusunan
butir-butir
angket
kecenderungan
agresif
berdasarkan
untuk
perilaku
aspek-aspek
sehingga
ia
akan
selalu
ingin
sempurna dan lebih baik dari orang
lain (Lauster dalam Sa’idah, 1995).
yang dikemukakan oleh Koeswara
Sumbangan efektif kepercayaan
(1988) yaitu frustrasi, efek senjata,
diri terhadap kecenderungan perilaku
alkohol
agresif
dan
obat-obatan,
agresi
sebesar
18,9%.
Artinya
kepercayaan diri bukan satu-satunya
tersinggung.
factor
yang
mempengaruhi
timbulnya kecenderungan perilaku
HASIL DAN PEMBAHASAN
agresif. Tetapi masih ada factorBerdasar
yang
hasil
diperoleh
moment
diketahui
data
faktor lain yang dapat mempengaruhi
product
timbulnya kecenderungan perilaku
0.435
agresif (Willis,1981). Factor-faktor
analisis
dengan
rxy =
dengan p < 0.01 yang berarti ada
tersebut, antara lain :
hubungan positif antara kepercayaan
a. Kondisi pribadi remaja yaitu
diri dengan kecenderungan perilaku
kelainan yang dibawa sejak
agresif pada siswa SMA I Rembang.
lahir baik fisik atau psikis,
Dengan demikian, hipotesis yang
lemahnya
penulis
terhadap lingkungan, kurang
ajukan
terbukti,
bahwa
control
diri
semakin over convidence individu,
mampu menyesuaikan
diri
maka
dengan
dan
saemakin
tinggi
kecenderungan perilaku agresifnya.
lingkungan
kurangnya dasar keagamaan.
merupakan
b. Lingkungan keluarga yang
sesuatu yang sangat penting dalam
kurang member kasih saying
kehidupan
dan
Kepercayaan
diri
seseorang.
Tetapi
kepercayaan diri yang berlebihan
justru akan mengakibatkan perbuatan
perhatian,
keadaan
ekonomi keluarga yang lemah
133
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
dan keluarga yang kurang
situasional. Penelitian ini
harmonis.
menemukan bahwa beberapa kondisi
c. Lingkungan masyarakat yang
kurang
sehat,
keterbelakangan
pendidikan
berpengaruh
terhadap
juga
seseorang
untuk menjadi agresif melalui proses
kognitif
seperti
pengaruh
pada masyarakat, pengaruh
temperature
norma-norma baru dari luar.
perseorangan yang ditentukan oleh
d. Lingkungan sekolah, seperti
kurangnya perhatian guru.
maupun
pengaruh
pemikiran individu terhadap maksud
pelaku.
Goodhart
(Sulistyo,
1999)
pada
mengemukakan bahwa satu proses
kepercayaan diri yaitu sangat tinggi
dalam cognitive processing adalah
(171,84 – 206,4), tinggi (137,18 –
evaluasi. Individu akan mengevaluasi
171,84), sedang (102,72 – 137,28),
peristiwa dari positif atau negative
rendah (68,16 – 102,72) dan sangat
dengan
Kategori
rendah
(33,6
yang
–
ada
68,16).
Untuk
melibatkan
aspek-aspek
identitas diri dan pandangan terhadap
variabel kepercayaan diri dengan
dunia.
mean empiric 153,208 dan mean
informasi dalam suatu situasi akan
hipotetik
menentukan
120
tergolong
tinggi.
Bagaimana
Sedang pada kecenderungan perilaku
seseorang.
agresif yang ada yaitu sangat tinggi
Ketika
pemrosesan
bentuk
perilaku
menghadapi
situasi
(125,3 – 150,5), tinggi (100,1 –
seperti tertabrak sepeda atau terkena
125,3), sedang (74,9 – 100,1), rendah
tumpahan susu, maka orang yang
(49,7 – 74,9) dan sangat rendah (24,5
mempunyai atribusi yang positif
– 49,7). Variabel kecenderungan
menilainya sebagai kecelakaan, hal
perilaku
yang
agresif
dengan
mean
memang
terjadi.
empiric 59,75 dan mean hipotetik
Penilaian
87,5 terletak pada kategori rendah.
kecenderungan agresifnya menjadi
Hal tersebut dapat terjadi karena
pengaruh factor hasil proses belajar,
kondisi
internal
dan
factor
tersebut
harus
menyebabkan
rendah, begitu pun sebaliknya.
134
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
SIMPULAN
1.
Ada
hubungan
sangat
positif
signifikan
kepercayaan
yang
antara
diri
dengan
kecenderungan perilaku agresif,
yaitu
semakin
kepercayaan
tinggi
diri
(over
convidence), maka akan semakin
tinggi
kecenderungan
untuk
berperilaku agresif.
2.
Kepercayaan diri yang ada pada
subjek tergolong tinggi.
3.
Kecenderungan perilaku agresif
Azwar, S. 1986. Reliabilitas dan
Validitas Interpretasi dan
Komputasi.
Yogyakarta
:
Liberty.
-------------. 1992. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta : Liberty.
Bandura, A.1997. Social Learning
Theory. New Jersey : Prentice
Hall.
Berkowitz, L. 1993. Aggression It’s
Causes, Consequences and
Control. New York : Mc. Graw
Hill, Inc.
Brennecke, J.H. dan Amick, R.G.
1978. Psychology and Human
Exprence. Land.ed. California
Gleoncol Publishing Co.Inc
yang ada pada subjek tergolong
rendah.
4.
Sumbangan efektif kepercayaan
diri
terhadap
kecenderungan
perilaku agresif 18,9%. Hal ini
menunjukkan
bahwa
kecenderungan perilaku agresif
tidak hanya dipengaruhi oleh
kepercayaan diri saja, tetapi
81,1%
factor
lain
ikut
Daradjat, Z. 1985. Kesehatan
Mental. Jakarta : PT. Gunung
Mulia.
_________. 1990. Problem Remaja
di Indonesia. Jakarta : Bulan
Bintang.
Faizah, A. 1994. Hubungan Antara
Konsep Diri dan Persepsi
Terhadap Kondisi Sekolah
dengan Perilaku Agresif Pada
Remaja. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Psikologi UMS.
mempengaruhinya.
Gerungan, W.A. 1988. Psikologi
Sosial. Bandung : P.T. Eresco
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,
R.
1992.
Rahasia
Membangun Kepercayaan Diri
(terjemahan Rita Waryadi).
Jakarta : CV. Rajawali
Hadi, S. 1981. Metodologi Research
Jilid II. Yogyakarta : Penerbit
Fakultas Psikologi UGM
135
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
______. 1984. Metodologi Research
Jilid III. Yogyakarta : Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Hambly, K. 1987. Bagaimana
Meningkatkan Rasa Percaya
Diri
(terjemahan
FX.
Budiyanto). Jakarta : Arcan
Hurlock,
E.B.
1978.
Child
Development. New York : Mc.
Grow Hill Book Company.
__________.
1979.
Child
th
Development (6 .ed). Tokyo :
Mc.Grow Hill Kagakusha Ltd.
Jersild, A.T. 1964. The Psychology
of Adolescence. New York :
The Mac Millan Company.
Khumas, A. 1997. Peran Agresi
terhadap Perilaku
Agresif
Anak-anak.
Skripsi.
Yogyakarta
:
Fakultas
Psikologi UGM.
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia.
Bandung : P.T. Eresco
Monks, F.J., Knoers, AMP dan
Haditono, S.R. 1985. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Mutiara, I. 1999. Hubungan Antara
Kepercayaan
Diri
dan
Asertivitas dengan Kecemasan
dalam
Komunikasi
Interpersonal. Skripsi. Srakarta
: Fakultas Psikologi UMS.
Rokhmat, J. 1994. Psikologi
Komunikasi.
Cetakan
kesembilan. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Sai’dah, M. 1995. Hubungan Antara
Pemenuhan
Kebutuhan
Psikologi dengan Kepercayaan
Diri Pada Remaja. Skripsi.
Surakarta : Fkultas Psikologi
UMS.
Sarwono, S.W. 1994. Psikologi
Remaja. Surabaya : Usaha
Nasional.
Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan
Tentang
Validitas
dan
Reliabilitas The Test of Self
Confidence.
Laporan
Penelitian.
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi UGM.
Supriyana, R. 1994. Hubungan
Antara Intensitas Melihat Film
Kekerasan di TV dengan
Tindak
Agresi.
Skripsi.
Surakarta : Fakultas Psikologi
UMS.
Lauster, P. 1988. The Personality
Test. London : Ran Books.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi
Kepribadian. Yogyakarta :
Rake Press.
________. 1992. Tes Kepribadian
(terjemahan
D.H.
Gulo),
Jakarta : Bumi Aksara
Maslow, A.N. 1970. Motivation and
Personality. New York :
Herper and New Publisher.
Susetya, Y.F. 1999. Hubungan
Antara Berpikir Positif dan
Jenis
Kelamin
dengan
Kecenderungan Agresi Reaktif
Remaja. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian
Psikologi
136
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. 1 No. 2, Agustus 2012
Psikologikal. No. 7, tahun III.
Hal. 51 – 63.
Walgito, B. 1983. Kesehatan Mental.
Yogyakarta
:
Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.