Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang T2 942009010 BAB V

Bab V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

telah

dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan MBS di
Gugud Ki Hajar Dewantoro, peneliti menyimpulkan
dengan

merujuk

pada


rumusan

masalah

sebagai

berikut:
1. Pelaksanaan MBS
Secara umum ketiga sekolah telah melaksanakan
MBS. Berdasarkan prinsip Transparansi, Akuntabilitas,
dan Partisipsi Masyarakat, MBS belum dilaksanakan
dengan efektif. Pada prinsip transparansi manajemen,
sekolah belum memiliki dokumen perencanaan seperti
program

jangaka

pendek,

menengah,


danjangka

panjang, media informasi bagi masyarakat belum
terlibat dalam perencanaan program sekolah. Pada
Prinsip

Akuntabilits

efektif,

dimana

telah

sekolah

pertanggungjawaban

berjalan

telah

dengan

memiliki

dokumen

penyelenggaraan

pelaporan

hasil

penyelenggaraan

mengambil

langkah-langkah


pelaksanaan

program

masyarakat

belum

sebagai

sekolah.

sekolah,

sekolah,
tindak

Prinsip

dilaksanakan


cukup

dan
lanjut

partisipasi

cukup

efektif.

Partisipasi masyarakat masih terbatas pada bantuan
yang bersifat fisik, sedangkan bantuan yang berupa
jasa (pemikiran, keterampilan, finansial, dan moral)
124

belum

berjalan


dengan

baik.

Masyarakat

melalui

komite telah memberikan kritik/saran kepada sekolah,
dan adanya kepedulian stakeholders terhadap upaya
sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah.
2. Hambatan Pelaksanaan MBS
Hambatan yang terjadi dibedakan menjadi dua
yaitu hambatan yang bersifat teknis, dan non teknis.
Hambatan

teknis

seperti


masih

terjadi

beberapa

pelanggaraan terhadap perundangan yang berlaku. Ini
terjadi

pada

SDN

Kategori

III.

Pada


prinsip

transparansi masih terdapat sikap keengganan sekolah
terhadap

publik

sebagaimana

terjadi

pada

SDN

Kategori I dan SDN Kategori III. Sedangkan hambatan
non teknis antara lain a). Kurangnya pengetahuan
kepala sekolah, pendidik, dan komite dalam menyusun
KTSP;


b).

Kurangnya

komunikasi

antara

sekolah

dengan komite sekolah sehingga keterlibatan komite
terbatas serta jauhnya jarak tempun pendidik dari
rumah ke sekolah. Hal ini terjadi di SDN Kategori III; c).
Adanya

perda

melibatkan

yang


membatasi

masyarakat

sekolah

berperanserta

untuk

terhadap

penyelenggaraan sekolah secara maksimal yaitu dengan
adanya larangan bagi sekolah negeri untuk menarik
sumbangan pengembangan institusi. Hal ini dialami
oleh SDN Kategori I dan SDN Kategori III.

125


3. Kinerja Pendidik
Pelaksanaan MBS berdampak pada kinerja
pendidik

dan

peningkatan

mutu

sekolah.

Kinerja

Pendidik tergolong pada kategori sangat baik pada SDN
Kategori I dan SDN Kategori II dan kategori baik pada
SDN Kategori III. Kondisi ini mencerminkan secara
kelompok telah mencapai sasaran organisasi dan dalam
memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan oleh organisasi.

B. Implikasi
Tujuan umum MBS adalah untuk meningkatkan
kinerja sekolah. Meningkatnnya kinerja sekolah akan
dapat

meningkatkan

keyakinan

dan

kepercayaan

publik terhadap penyelenggaraan sekolah serta dapat
membangun suatu team work yang solid bagi kemajuan
sekolah. Oleh karena itu, aspek-aspek transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat sangat perlu
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dalam
usaha menciptakan sekolah yang bersih dan wibawa,
menghindari terjadinya penyimpangan dan pelanggaran
perundangan.
Temuan

pelaksanaan MBS di SDN Kategori II

menunjukkan hasil kerja team work yang solid dengan
diraihnya beberapa kejuaraan baik tingkat kecamatan
dan kabupaten. Meskipun sebagai sekolah imbas,
ternyata

mampu

meningkatkan

keyakinan

dan

kepercayaan publik terhadap sekolah. Hal ini pula
126

Komite

Sekolah

sebagai

mampu

melaksanakan

perannya

Advisory Agency (pemberi pertimbangan);

Supporting Agency (Pendukung) baik yang berwujud
finansial,

pemikiran

maupun

tenaga

dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
Controlling Agency (Pengontrol) dalam transparansi dan
akuntabilitas penyelengaraan pendidikan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan; dan Mediator. Untuk
itu, usaha untuk mempertahankan kondisi tersebut
mutlak diperlukan. Begitu pula pada SDN Kategori I,
meskipun

masih

belum

mampu

mewujudkan

transparansi dengan baik.
Temuan di SDN Kategori III menunjukkan bahwa
betapa

pentingnya

transparansi

dan

akuntabilitas

dalam rangka memperoleh dukungan publik terhadap
penyelenggaraan sekolah. Kuatnya dukungan publik
akan

meningkatkan

peranserta

masyarakat

dalam

usaha mewujudkan tujuan sekolah.

C. Saran
1.

Implikasi Teoritik

Implikasi teoritik hasil penelitian ini mendukung teori
Fattah (2004), bahwa MBS sebagai suatu pendekatan
politik yang bertujuan untuk melakukan redesain
terhadap

pengelolaan

sekolah

dengan

memberikan

keleluasaan pada kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja
sekolah

yang

mencakup

pendidik,

siswa,

sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat

kepala
Kondisi

127

sebagaimana

telah

dilaksanakan

oleh

SDN

Kategori II meskipun sebagai sekolah imbas. MBS
secara

nyata

telah

mendorong

partisipasi

stakeholders (intern dan ekstern) secara sinergis
mendorong tercapainya peningkatan mutu dengan
tercapainya berbagai prestasi sekolah. Hasil yang
dicapai SDN Kategori II memperkukuh penelitian
Sumantri (2007) bahwa efektivits MBS di SMP 4
dan

SMP

7

transparansi

Magelang

berjalan

ditinjau

cukup

baik,

dari
dan

aspek

perolehan

output berupa prestasi akademik dan non akademik.
2.

Implikasi Terapan

a. Untuk Sekolah. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa indikator prinsip transparansi manajemen,
akuntabilitas, dan partisipasi belum dilaksanakan
secara maksimal. Keterlibatan stakeholders belum
nampak secara nyata pada SDN Kategori I dan III.
Sebaiknya

menjadi

komitmen

bersama

antara

sekolah dengan stakeholders secara bersma-sama
merencanakan
mengakses

program

aspirasi

sekolah

yang

stakeholders.

mampu

Terjalinnya

kerjasa sama antara sekolah dengan stakeholders
akan meningkatkan kontribusi baik secara moral,
finansial, dan material kepada sekolah. Dalam
proses pembelajaran, sekolah masih menggunakan
KTSP yang dipergunakan merupakan adopsi dan
belum tentu sesuai dengan kondisi sekolah, oleh
karena

itu

sangat

bijaksana

apabila

sekolah

berupaya menyusun KTSP sendiri melalui workshop
dengan menghadirkan berbagai pihak/akademisi
128

yang

mengusai

transparansi,

kurikulum.

akuntabilitas

Mengingat
akan

bahwa

meningkatkan

kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap
sekolah,

alangkah

bijaksana

apabila

sekolah

menyediakan media informasi yang memudahkan
masyarakat mengetahui penggunaan dana yang
diperolah sekolah.
b. Bagi Dinas Pendidikan. MBS akan berjalan dengan
baik dan lancar jika terjadi sinergi yang baik antara
sekolah, Pemerintah dan masyarakat. Oleh karena
itu regulasi yang dapat menghambat pelaksanaan
MBS seyogyanya segera dicabut untuk memberi
peluang

yang

lebih

besar

bagi

masyarakat

berpartisipasi terhadap penyelenggaraan sekolah.
Untuk kelancaran pelasanaan MBS dan pemenuhan
SPM, seyogyanya diadakan pembinaan lebih intensif
untuk
mampu

peningkatan

kinerja

meningkatkan

pendidik

kinerja

sehingga

sekolah.

Dalam

rangka pembentukan team work yang solid dan
pemenuhan standar pelayanan minimal, dibutuhkan
terpenuhinya tenaga pendidik di sekolah. Hal perlu
menjadi perhatian khusus bagi Dinas Pendidikan
dalam rangka standar pelayanan minimal pendidik.
Mengingat angka persentase kinerja pendidik yang
belum maksimal, akan lebih bermakna apabila
pembinaan

secara

intensif

diarahkan

pada

perencanaan RPP, penyusunan program evaluasi,
analisis hasil evaluasi dan program perbaikan dan
pengayaan.

129

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan T2 942011015 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan T2 942011015 BAB II

2 11 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan T2 942011015 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan T2 942011015 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang T2 942009010 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang T2 942009010 BAB II

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang T2 942009010 BAB IV

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Gugus Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

0 0 58