Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Lampiran 2. Tumbuhan laja gowah dan rimpang laja gowah
46
Tim Mikrobiologi FK Brawijaya. (2003). Bakteriologi Medik. Cetakan Pertama.
Malang: Bayu Media Publishing.
Tisnadjaja D. (2006). Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah. Cibinong: Niaga
Swadaya. Halaman 3.
Trease, E. (1983). Pharmacognosy. Edisi kedua belas. London: Aldon Press.
Halaman 135-136.
Venn, R.F. (2008). Principles and Practices of Bioanalysis. Edisi kedua. Boca
Raton: Taylor and Francis Group. Halaman 23-25.
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. (1993). Mikrobiologi Dasar. Jilid I. Alih Bahasa:
Markam. Jakarta: Erlangga. Halaman 33-40; 218-219.
World Health Organization. (1992). Quality Control Methods For Medicinal
Plant Material. Switherland: WHO. Halaman 19-25.
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
45
Tumbuhan laja gowah
Simplisia rimpang laja gowah
Lampiran 3. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia rimpang laja gowah
47
Rimpang laja gowah segar
Simplisia rimpang laja gowah kering
Lampiran 3. (lanjutan)
48
Serbuk simplisia
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rimpang laja
gowah (Perbesaran 40 kali)
49
1
2
3
4
5
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Minyak atsiri
Berkas pembuluh (xylem)
Pati (bentuk: mirip kunci)
Parenkim
Epidermis
Lampiran 5. Bagan kerja penelitian
50
Rimpang laja gowah
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan
dipotong-potong 1-2 cm
ditimbang berat basahnya
dikeringkan
ditimbang berat keringnya
Simplisia
dihaluskan dengan blender
disimpan
Serbuk simplisia
Karakterisasi
Skrining fitokimia
96%
• Makroskopik
• Mikroskopik
• Penetapan Kadar Air
• Penetapan Kadar Sari
yang Larut Air
• Penetapan Kadar Sari
yang Larut Etanol
• Penetapan Kadar Abu
Total
• Penetapan Kadar Abu
yang Tidak Larut Asam
Pembuatan ekstrak
diperkolasi
dengan
etanol
Senyawa
Ekstrak
golongan:
•
•
•
•
•
•
•
difraksinasi
Alkaloid
Glikosida
Antrakuinon
Flavonoid
Steroid
Saponin
Tanin
Fraksi
Skrining
Fraksi
Uji aktivitas
fitokimia
Senyawa golongan:
•
•
•
•
•
•
•
Alkaloid
Glikosida
Antrakuinon
Flavonoid
Steroid
Saponin
Tanin
Lampiran 6. Bagan pembuatan ekstrak etanol rimpang laja gowah (Alpinia
imalaccensis (Burm.f.) Roscoe)
51
350 g serbuk simplisia
dimasukkan ke dalam bejana
tertutup
direndam dalam cairan penyari
etanol selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam
perkolator
ditutup mulut perkolator, dibiarkan
selama 24 jam
dibuka kran perkolator, dibiarkan
cairan perkolat menetes dengan
kecepatan 1 tetes per detik.
ditampung ke dalam botol bening
dihentikan perkolator apabila 500
mg
cairan
perkolat
terakhir
diuapkan di atas penangas air tidak
meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan
dengan
rotary
evaporator
dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak kental
(38,20 g)
Lampiran 7. Bagan pembuatan fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat rimpang
ilaja gowah
52
Ekstrak etanol rimpang laja gowah (10 g)
ditambahkan etanol dan 20 ml
iakuades
dihomogenkan
dimasukkan dalam corong pisah
diekstraksi dengan 50 ml niheksana
dikocok dan didiamkan sampai
iterbentuk dua lapisan dan
idipisahkan
Fraksi air
Fraksi n-heksana
diekstraksi dengan 50 ml
etil asetat
dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
Fraksi air
dikumpulkan
dipekatkan dengan
rotary evaporator
Fraksi n-heksana
pekat
Fraksi etil asetat
dikumpulkan
dipekatkan dengan rotary
evaporator
Fraksi etil asetat
pekat
Lampiran 8. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
53
← diambil dengan jarum ose steril
← ditanam pada media mueller hinton agar
miring
← diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
← disuspensikan dalam 10 ml media nutrient broth
steril
kekeruhan
suspensi
bakteri
←idiukur
menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 580 nm sampai diperoleh nilai
transmitan 25%
Inokulum bakteri
←idimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan
petri
← ditambahkan 15 ml media mueller hinton agar
ke dalam cawan petri
← dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media Padat
←idiletakkan pencadang kertas
yang telah
direndam ke dalam larutan uji ekstrak /fraksi
dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO
sebagai blanko
← diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
←idiukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar air simplisia rimpang laja gowah
Kadar air
=
volume II−volume I
berat sampel
54
� 100 %
a.
Berat sampel
= 5,036 g
Volume I
= 3,2 ml
Volume II
= 3,8 ml
Kadar air
3,7−3,2
x 100%
=
5,046
= 9,9088%
b. Berat sampel
= 5,014 g
Volume I
= 3,8 ml
Volume II
= 4,2 ml
Kadar air
=
4,2−3,8
5,014
x 100%
= 7,9777%
c.
Berat sampel
= 5,045 g
Volume I
= 0,6 ml
Volume II
= 1,0 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
1,0−0,6
5,045
x 100% = 7,9286%
(9,9088+7,9777+7,9286)%
3
= 8,60%
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air simplisia rimpang
laja gowah
Kadarsari =
Beratsari
100
x
× 100%
Berat sampel 20
55
a. Berat sampel = 5,0247 g
Berat sari
= 0,2992 g
Kadar sari =
0,2992 100
x
× 100%
20
5,0247
= 29,7729%
b. Berat sampel = 5,0478 g
Berat sari
= 0,2981 g
Kadar sari =
0,2981 100
x
× 100%
5,0478
20
= 29,5277%
c. Berat sampel = 5,0032 g
Berat sari
= 0,2979 g
Kadar sari =
0,2979 100
x
× 100%
20
5,0032
= 29,7709%
Kadar sari larut dalam air rata − rata =
(29,7729 + 29,5277 + 29,7709)%
3
= 29,69%
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol rimpang laja
gowah
Kadar sari =
Berat sari
100
x
× 100%
Berat sampel
20
56
a. Berat sampel = 5,0013 g
Berat sari
= 0,1888 g
Kadar sari =
0,1888 100
x
× 100%
5,0013
20
Kadar sari
=18,8751%
b. Berat sampel = 5,0123 g
Berat sari
= 0,1806 g
Kadar sari =
0,1806 100
x
× 100%
5,0123
20
Kadar sari
= 18,0157%
c. Berat sampel = 5,0034 g
Berat sari
= 0,1820 g
Kadar sari =
0,1820 100
x
× 100%
20
5,0034
Kadar sari
= 18,1876%
Kadar sari larut dalam etanol rata − rata
=
(18,8751 + 18,0157 + 18,1876)%
3
= 18,35%
57
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia rimpang laja gowah
Kadar abu total =
Berat abu
× 100%
Berat sampel
a. Berat sampel
= 2,0160 g
Berat abu
= 0,0990 g
Kadar abu total
=
0,0990
× 100%
2,0160
= 4,91 %
b. Berat sampel
= 2,0850 g
Berat abu
= 0,1040 g
Kadar abu total
=
0,1040
× 100%
2,0850
= 4,98%
c. Berat sampel
= 2,0900 g
Berat abu
= 0,1050 g
Kadar abu total
=
0,1050
× 100%
2,0900
= 5,02%
Kadar abu total rata − rata =
(4,91 + 4,98 + 5,02)%
3
= 4,97%
58
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam simplisia
rimpang laja gowah
Kadar abu yang tidaklarutdalamasam=
Sampel I
Berat abu
Berat sampel
x 100%
Berat sampel = 2,0160 g
Berat abu
= 0,0090 g
Kadar abu
=
0,0090
× 100%
2,0160
= 0,44 %
Sampel II
Berat sampel = 2,0850 g
Berat abu
= 0,0080 g
Kadar abu
=
0,0080
× 100%
2,0850
= 0,38%
Sampel III
Berat sampel = 2,0900 g
Berat abu
= 0,0060 g
Kadar abu
=
0,0060
× 100%
2,0900
= 0,28 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam rata − rata
=
(0,44% + 0,38% + 0,28)%
3
= 0,36%
59
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana,
aadan fraksi etil asetat rimpang laja gowah terhadap bakteri
aaStaphylococcus aureus
N
o.
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Fraksi n-heksana
Fraksi etil asetat
Konsent
rasi
(mg/ml) D1 D2 D3
1.
500
2.
400
3.
300
4.
200
5.
100
15,
9
15,
1
14,
4
13,
6
13,
0
-
16,
1
15,
2
14,
3
14,
0
13,
2
-
16,
2
15,
6
15,
0
14,
2
13,
1
-
D*
D1 D2 D3
D*
D1 D2 D3
16,
07
15,
30
14,
57
13,
93
13,
1
-
13,
0
11,
3
10,
9
10,
1
9,0
12,4
7
11,4
0
10,8
3
10,0
0
18,
0
16,
0
15,
2
14,
4
13,
2
-
12,
1
11,
0
10,
8
9,8
12,
3
11,
9
10,
8
10,
1
9,0 9,2
17,
9
16,
4
15,
2
14,
2
13,
9,07 4
-
18,
1
16,
0
15,
8
15,
0
13,
1
-
D*
18,
00
16,
13
15,
40
14,
50
13,
17
-
6. Blanko
Keterangan :
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama
D2 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua
D3 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan ketiga
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
- = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
60
Lampiran 11. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana,
adan fraksi etil asetat rimpang laja gowah terhadap bakteri
aEscherichia coli
N
o.
1.
Konsent
rasi
(mg/ml)
500
2.
400
3.
300
4.
200
5.
100
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Fraksi n-heksana
Fraksi etil asetat
D1
15,
8
15,
1
14,
0
13,
2
12,
6
-
D2
15,
6
15,
0
14,
2
12,
9
11,
8
-
D3
16,
2
15,
4
14,
8
13,
7
12,
0
-
D*
15,
87
15,
17
14,
33
13,
27
12,
17
-
D1
12,
3
11,
6
11,
2
10,
0
8,5
D2
12,
5
11,
7
11,
3
11,
0
8,6
D3
13,
0
12,
0
11,
2
11,
0
9,8
0
-
D*
12,
6
11,
77
11,
23
10,
67
8,9
7
-
D1
17,
0
16,
0
15,
4
14,
3
12,
7
D2
16,
8
15,
9
15,
1
14,
2
12,
7
D3
17,
8
16,
2
15,
6
14,
8
13,
0
6. Blanko
Keterangan :
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama
D2 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua
D3 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan ketiga
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
- = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
61
D*
17,
20
16,
03
15,
37
14,
43
12,
80
Lampiran 12. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang laja
gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
C
B
A
D
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
62
Lampiran 12. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang laja
gowah terhadap bakteri Escherichia coli
C
B
A
F
E
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F = Blanko (DMSO)
63
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat rimpang
laja gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
C
B
A
E
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
64
Lampiran 13. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat rimpang laja
gowah terhadap bakteri Escherichia coli
C
B
A
D
E
F
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
65
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana rimpang
laja gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
A
C
B
D
F
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
66
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana rimpang
laja gowah terhadap bakteri Escherichia coli
A
C
B
D
F
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
67
46
Tim Mikrobiologi FK Brawijaya. (2003). Bakteriologi Medik. Cetakan Pertama.
Malang: Bayu Media Publishing.
Tisnadjaja D. (2006). Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah. Cibinong: Niaga
Swadaya. Halaman 3.
Trease, E. (1983). Pharmacognosy. Edisi kedua belas. London: Aldon Press.
Halaman 135-136.
Venn, R.F. (2008). Principles and Practices of Bioanalysis. Edisi kedua. Boca
Raton: Taylor and Francis Group. Halaman 23-25.
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. (1993). Mikrobiologi Dasar. Jilid I. Alih Bahasa:
Markam. Jakarta: Erlangga. Halaman 33-40; 218-219.
World Health Organization. (1992). Quality Control Methods For Medicinal
Plant Material. Switherland: WHO. Halaman 19-25.
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
45
Tumbuhan laja gowah
Simplisia rimpang laja gowah
Lampiran 3. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia rimpang laja gowah
47
Rimpang laja gowah segar
Simplisia rimpang laja gowah kering
Lampiran 3. (lanjutan)
48
Serbuk simplisia
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rimpang laja
gowah (Perbesaran 40 kali)
49
1
2
3
4
5
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Minyak atsiri
Berkas pembuluh (xylem)
Pati (bentuk: mirip kunci)
Parenkim
Epidermis
Lampiran 5. Bagan kerja penelitian
50
Rimpang laja gowah
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan
dipotong-potong 1-2 cm
ditimbang berat basahnya
dikeringkan
ditimbang berat keringnya
Simplisia
dihaluskan dengan blender
disimpan
Serbuk simplisia
Karakterisasi
Skrining fitokimia
96%
• Makroskopik
• Mikroskopik
• Penetapan Kadar Air
• Penetapan Kadar Sari
yang Larut Air
• Penetapan Kadar Sari
yang Larut Etanol
• Penetapan Kadar Abu
Total
• Penetapan Kadar Abu
yang Tidak Larut Asam
Pembuatan ekstrak
diperkolasi
dengan
etanol
Senyawa
Ekstrak
golongan:
•
•
•
•
•
•
•
difraksinasi
Alkaloid
Glikosida
Antrakuinon
Flavonoid
Steroid
Saponin
Tanin
Fraksi
Skrining
Fraksi
Uji aktivitas
fitokimia
Senyawa golongan:
•
•
•
•
•
•
•
Alkaloid
Glikosida
Antrakuinon
Flavonoid
Steroid
Saponin
Tanin
Lampiran 6. Bagan pembuatan ekstrak etanol rimpang laja gowah (Alpinia
imalaccensis (Burm.f.) Roscoe)
51
350 g serbuk simplisia
dimasukkan ke dalam bejana
tertutup
direndam dalam cairan penyari
etanol selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam
perkolator
ditutup mulut perkolator, dibiarkan
selama 24 jam
dibuka kran perkolator, dibiarkan
cairan perkolat menetes dengan
kecepatan 1 tetes per detik.
ditampung ke dalam botol bening
dihentikan perkolator apabila 500
mg
cairan
perkolat
terakhir
diuapkan di atas penangas air tidak
meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan
dengan
rotary
evaporator
dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak kental
(38,20 g)
Lampiran 7. Bagan pembuatan fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat rimpang
ilaja gowah
52
Ekstrak etanol rimpang laja gowah (10 g)
ditambahkan etanol dan 20 ml
iakuades
dihomogenkan
dimasukkan dalam corong pisah
diekstraksi dengan 50 ml niheksana
dikocok dan didiamkan sampai
iterbentuk dua lapisan dan
idipisahkan
Fraksi air
Fraksi n-heksana
diekstraksi dengan 50 ml
etil asetat
dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
Fraksi air
dikumpulkan
dipekatkan dengan
rotary evaporator
Fraksi n-heksana
pekat
Fraksi etil asetat
dikumpulkan
dipekatkan dengan rotary
evaporator
Fraksi etil asetat
pekat
Lampiran 8. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
53
← diambil dengan jarum ose steril
← ditanam pada media mueller hinton agar
miring
← diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
← disuspensikan dalam 10 ml media nutrient broth
steril
kekeruhan
suspensi
bakteri
←idiukur
menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 580 nm sampai diperoleh nilai
transmitan 25%
Inokulum bakteri
←idimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan
petri
← ditambahkan 15 ml media mueller hinton agar
ke dalam cawan petri
← dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media Padat
←idiletakkan pencadang kertas
yang telah
direndam ke dalam larutan uji ekstrak /fraksi
dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO
sebagai blanko
← diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
←idiukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar air simplisia rimpang laja gowah
Kadar air
=
volume II−volume I
berat sampel
54
� 100 %
a.
Berat sampel
= 5,036 g
Volume I
= 3,2 ml
Volume II
= 3,8 ml
Kadar air
3,7−3,2
x 100%
=
5,046
= 9,9088%
b. Berat sampel
= 5,014 g
Volume I
= 3,8 ml
Volume II
= 4,2 ml
Kadar air
=
4,2−3,8
5,014
x 100%
= 7,9777%
c.
Berat sampel
= 5,045 g
Volume I
= 0,6 ml
Volume II
= 1,0 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
1,0−0,6
5,045
x 100% = 7,9286%
(9,9088+7,9777+7,9286)%
3
= 8,60%
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air simplisia rimpang
laja gowah
Kadarsari =
Beratsari
100
x
× 100%
Berat sampel 20
55
a. Berat sampel = 5,0247 g
Berat sari
= 0,2992 g
Kadar sari =
0,2992 100
x
× 100%
20
5,0247
= 29,7729%
b. Berat sampel = 5,0478 g
Berat sari
= 0,2981 g
Kadar sari =
0,2981 100
x
× 100%
5,0478
20
= 29,5277%
c. Berat sampel = 5,0032 g
Berat sari
= 0,2979 g
Kadar sari =
0,2979 100
x
× 100%
20
5,0032
= 29,7709%
Kadar sari larut dalam air rata − rata =
(29,7729 + 29,5277 + 29,7709)%
3
= 29,69%
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol rimpang laja
gowah
Kadar sari =
Berat sari
100
x
× 100%
Berat sampel
20
56
a. Berat sampel = 5,0013 g
Berat sari
= 0,1888 g
Kadar sari =
0,1888 100
x
× 100%
5,0013
20
Kadar sari
=18,8751%
b. Berat sampel = 5,0123 g
Berat sari
= 0,1806 g
Kadar sari =
0,1806 100
x
× 100%
5,0123
20
Kadar sari
= 18,0157%
c. Berat sampel = 5,0034 g
Berat sari
= 0,1820 g
Kadar sari =
0,1820 100
x
× 100%
20
5,0034
Kadar sari
= 18,1876%
Kadar sari larut dalam etanol rata − rata
=
(18,8751 + 18,0157 + 18,1876)%
3
= 18,35%
57
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia rimpang laja gowah
Kadar abu total =
Berat abu
× 100%
Berat sampel
a. Berat sampel
= 2,0160 g
Berat abu
= 0,0990 g
Kadar abu total
=
0,0990
× 100%
2,0160
= 4,91 %
b. Berat sampel
= 2,0850 g
Berat abu
= 0,1040 g
Kadar abu total
=
0,1040
× 100%
2,0850
= 4,98%
c. Berat sampel
= 2,0900 g
Berat abu
= 0,1050 g
Kadar abu total
=
0,1050
× 100%
2,0900
= 5,02%
Kadar abu total rata − rata =
(4,91 + 4,98 + 5,02)%
3
= 4,97%
58
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam simplisia
rimpang laja gowah
Kadar abu yang tidaklarutdalamasam=
Sampel I
Berat abu
Berat sampel
x 100%
Berat sampel = 2,0160 g
Berat abu
= 0,0090 g
Kadar abu
=
0,0090
× 100%
2,0160
= 0,44 %
Sampel II
Berat sampel = 2,0850 g
Berat abu
= 0,0080 g
Kadar abu
=
0,0080
× 100%
2,0850
= 0,38%
Sampel III
Berat sampel = 2,0900 g
Berat abu
= 0,0060 g
Kadar abu
=
0,0060
× 100%
2,0900
= 0,28 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam rata − rata
=
(0,44% + 0,38% + 0,28)%
3
= 0,36%
59
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana,
aadan fraksi etil asetat rimpang laja gowah terhadap bakteri
aaStaphylococcus aureus
N
o.
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Fraksi n-heksana
Fraksi etil asetat
Konsent
rasi
(mg/ml) D1 D2 D3
1.
500
2.
400
3.
300
4.
200
5.
100
15,
9
15,
1
14,
4
13,
6
13,
0
-
16,
1
15,
2
14,
3
14,
0
13,
2
-
16,
2
15,
6
15,
0
14,
2
13,
1
-
D*
D1 D2 D3
D*
D1 D2 D3
16,
07
15,
30
14,
57
13,
93
13,
1
-
13,
0
11,
3
10,
9
10,
1
9,0
12,4
7
11,4
0
10,8
3
10,0
0
18,
0
16,
0
15,
2
14,
4
13,
2
-
12,
1
11,
0
10,
8
9,8
12,
3
11,
9
10,
8
10,
1
9,0 9,2
17,
9
16,
4
15,
2
14,
2
13,
9,07 4
-
18,
1
16,
0
15,
8
15,
0
13,
1
-
D*
18,
00
16,
13
15,
40
14,
50
13,
17
-
6. Blanko
Keterangan :
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama
D2 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua
D3 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan ketiga
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
- = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
60
Lampiran 11. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana,
adan fraksi etil asetat rimpang laja gowah terhadap bakteri
aEscherichia coli
N
o.
1.
Konsent
rasi
(mg/ml)
500
2.
400
3.
300
4.
200
5.
100
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Fraksi n-heksana
Fraksi etil asetat
D1
15,
8
15,
1
14,
0
13,
2
12,
6
-
D2
15,
6
15,
0
14,
2
12,
9
11,
8
-
D3
16,
2
15,
4
14,
8
13,
7
12,
0
-
D*
15,
87
15,
17
14,
33
13,
27
12,
17
-
D1
12,
3
11,
6
11,
2
10,
0
8,5
D2
12,
5
11,
7
11,
3
11,
0
8,6
D3
13,
0
12,
0
11,
2
11,
0
9,8
0
-
D*
12,
6
11,
77
11,
23
10,
67
8,9
7
-
D1
17,
0
16,
0
15,
4
14,
3
12,
7
D2
16,
8
15,
9
15,
1
14,
2
12,
7
D3
17,
8
16,
2
15,
6
14,
8
13,
0
6. Blanko
Keterangan :
D1 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama
D2 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua
D3 = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan ketiga
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
- = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
61
D*
17,
20
16,
03
15,
37
14,
43
12,
80
Lampiran 12. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang laja
gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
C
B
A
D
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
62
Lampiran 12. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang laja
gowah terhadap bakteri Escherichia coli
C
B
A
F
E
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F = Blanko (DMSO)
63
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat rimpang
laja gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
C
B
A
E
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
64
Lampiran 13. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat rimpang laja
gowah terhadap bakteri Escherichia coli
C
B
A
D
E
F
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
65
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana rimpang
laja gowah terhadap bakteri Staphylococcus aureus
A
C
B
D
F
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
66
Lampiran 14. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana rimpang
laja gowah terhadap bakteri Escherichia coli
A
C
B
D
F
E
Keterangan:
A = Konsentrasi 100 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml
C = Konsentrasi 300 mg/ml
D = Konsentrasi 400 mg/ml
E = Konsentrasi 500 mg/ml
F= Blanko (DMSO)
67