Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai kewajiban
penyampaian laporan keuangan berkala. Dan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang “Jangka Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan
Publik”:
Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan
dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya
adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar
modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya
kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik)
yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan
tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai
dengan teori kepatuhan (compliance theory). Teori kepatuhan akan mendorong

13
Universitas Sumatera Utara

perusahaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk dalam peraturan
mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waktu.

2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)
“Teori pemberian sinyal menyatakan bahwa investor dapat menduga
arus kas yang datang dengan mengamati suatu sinyal, seperti jumlah dividen.
Sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberikan
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi” (Sawir, 2004:118).
“Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan bahwa pada dasarnya

laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif
maupun negative kepada pemakainya” (Sulistyanto, 2008:65). “Secara lebih
formal, pengaruh pemberian sinyal berasumsi bahwa terdapat asimetri
(ketidakseimbangan) informasi antara pihak manajemen dan para pemegang
saham” (Horne, 2007:253).
Berdasarkan penjelasan diatas, teori sinyal menekankan pada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, sehingga
pasar akan menentukan mana perusahaan yang berkualitas baik dan mana
perusahaan yang berkualitas buruk. Dengan demikian, dalam penelitian ini,

14
Universitas Sumatera Utara

salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang
dilakukan oleh suatu emiten.
Perusahaan yang yakin bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek
yang baik di masa mendatang akan cenderung mengomunikasikan berita
tersebut kepada para investor. Oleh karena itu, perusahaan yang berkualitas

tersebut akan member sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangan
perusahaan secara tepat waktu.

2.2 Ketepatan Waktu Publikasi Pelaporan Keuangan
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi
yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan, hal ini dikarenakan informasi yang tercantum dalam laporan keuangan
tersebut masih bersifat baru dan tidak out of date, sehingga dapat dijadikan
pedoman bagi investor bahwa laporan tersebut bersifat baik untuk menjadi dasar
pengambilan keputusan. Apabila infromasi disampaikan dalam waktu yang lama
maka akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam
mempengaruhi kualitas keputusan.
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang
harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila penyelesaian penyajian laporan
keuangan terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan, maka relevansi dan
manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang
(Mamduh, 2003:35).
15
Universitas Sumatera Utara


Kerelevanan suatu laporan keuangan dapat diperoleh apabila laporan
keuangan tersebut dapat disajikan dengan tepat waktu. Ketepatan waktu tidak
menjamin relevansi tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa adanya ketepatan
waktu. Maka dari itu, ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan untuk melihat
kualitas dan transparansi laporan keuangan.
Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha
mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan
keuangan (SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par 43). Dapat dikatakan bahwa
membuat laporan keuangan perusahaan mempertimbangan trade off antara
relevansi dan keandalan (reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut (Kieso, 2002 :
51).
Dyer dan McHug menyatakan, ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu:
1) Keterlambatan Audit (Auditor’s Report Lag)
Keterlambatan audit yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
2) Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag)
Keterlambatan pelaporan yaitu interval jumlah hari antara tanggal
laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEI.
3) Keterlambatan Total (Total Lag)

Keterlambatan total yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode
laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh BEI.

Tuntutan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dituangkan dalam
Keputusan Ketua BAPEPAM & LK nomor: Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak
tanggal 10 November 2008, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan
harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan
16
Universitas Sumatera Utara

disampaikan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana ditegaskan pula
bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari
akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah
diaudit kepada BAPEPAM & LK.
Oleh karena itu penyampaian laporan keuangan harus segera disajikan dalam
kurun waktu yang sudah ditentukan. Penyampaian pelaporan keuangan publik di
Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar
modal, yang telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2,

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 yang berlaku sejak
tanggal 30 September 2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan
berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia.

2.3 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keuangan. Laporan keuangan
hanyalah salah satu media dalam penyampaian informasi posisi dan keadaan suatu
entitas. Berbeda halnya dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan
merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting
bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi
perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara
ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. FASB (Financial

17
Universitas Sumatera Utara

Accounting Standards Board) juga menyatakan pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi yang berguna baik bagi investor yang sudah ada maupun

investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambilan keputusan
investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional.
Pelaporan dan publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan laporan
tengah tahunan yang tidak diaudit adalah bersifat wajib, sedangkan penyampaian
laporan keuangan triwulan bersifat sukarela.
Tujuan dasar dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna. Hal ini merupakan hal rumit karena adanya beberapa alternatif
pelaporan. Dalam aktivitas pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang
berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek
tersebut antara lain :
1.

Lembaga yang terlibat, misalnya penyusunan standar, badan
pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan
entitas pelapor

2.

Peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted Accounting

Principles).

Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460/BL/2008
tanggal 10 November 2008 juga mengatur perihal pelaporan laporan keuangan
kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah
tanggal Laporan Keuangan Tahunan. IAI (2009:8) mengemukakan salah satu

18
Universitas Sumatera Utara

kendala informasi yang relevan dan andal adalah tepat waktu, apabila terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dengan demikian, pelaporan keuangan
mempunyai peranan penting karena pelaporan keuangan bertujuan sebagai suatu
acuan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.4 Manfaat Laporan Keuangan
Menurut IAI (2004) ada beberapa pihak yang dapat merasakan manfaat laporan
keuangan, yang dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yakni :
a.


Pihak Internal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan.
1.

Pengelola (direksi dan manajemen)
Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan,
melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi keuangan
yang diberikan akurat, maka pengelola bisa mengambil keputusan
dengan jernih berdasarkan data-data yang dimiliki.

2.

Karyawan
Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait
dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaaan. Hal ini memberikan
gambaran apakah perusahaan mampu memberikan balas jasa dan
menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu
yang lama.

19
Universitas Sumatera Utara

b.

Pihak Eksternal, yaitu pengambil keputusan yang berkaitan dengan
berhubungan mereka dengan perusahaan.
1.

Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan membayar deviden.

2.


Pemberi Pinjaman (Kreditor)
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Laporan keuangan dapat
membantu pihak pemberi pinjaman untuk menentukan besar plafon,
bungan dan jangka waktu yang diberikan. Kreditor membutuhkan
informasi tentang profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk
menjawab

beberapa

pertanyaan

seperti:

apakah

kita

akan

meminjamkan uang? Jika ya, apa saja persyaratannya?
3.

Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan krediotor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
20
Universitas Sumatera Utara

berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
4.

Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan

informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat
dalam

perjanjian

jangka

panjang

dengan

atau

tergantung

perusahaan. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka
panjang dan langgeng.
5.

Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena ini
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.

6.

Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti
pada perekonomian nasional

termasuk jumlah orang yang

dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan

keuangan

dapat

membantu

masyarakat

dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
21
Universitas Sumatera Utara

2.5 Faktor - faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan yang telah diaudit, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat (4) faktor saja yang
merupakan faktor efektif yang memberikan pengaruh besar terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu:

2.5.1 Debt to equity ratio
Debt to equity ratio merupakan salah satu dari financial leverage

yaitu perbandingan total liabilities terhadap stock holder equity. Tingginya
debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan.

Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat
kewajiban yang tinggi. Wild (2005 : 215) menyatakan bahwa :
Rasio leverage keuangan (financial leverage ratio) mengukur
hubungan antara total aktiva dengan modal ekuitas biasa yang
digunakan untuk mendanai aktiva. Semakin besar proporsi aktiva
yang dibiayai oleh modal ekuitas saham biasa, semakin rendah rasio
leverage keuangan. Untuk perusahaan yang berhasil menggunakan
leverage, rasio leverage keuangan yang tinggi meningkatkan
pengembalian ekuitas. Sejalan dengan hal tersebut, risiko terkait
dengan perubahan dalam profitabilitas lebih tinggi jika rasio
leverage keuangan lebih tinggi.
Leverage merupakan alat ukur untuk menilai seberapa jauh

22
Universitas Sumatera Utara

perusahaan bergantung

kepada

kreditur

dalam

membiayai

asset

perusahaan. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari
utang perusahaan kepada kreditur. Semakin tinggi tingkat leverage suatu
perusahaan, menunjukkan tingkat utang perusahaan tinggi. Selain itu
semakin

tinggi

tingkat

leverage

suatu perusahaan akan cenderung

mendapatkan tekanan untuk menyediakan laporan keuangan secepatnya
bagi pihak kreditor dan bagi para semua pihak yang membutuhkannya.
Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga
perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam
pelaporan keuangan.

2.5.2. Liquidity ratio
Liquidity

ratio

mengacu

pada

ketersediaan

sumber

daya

(kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang telah jatuh tempo, dengan melihat aset lancar perusahaan relatif
terhadap hutang lancarnya.

Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah
menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan baik. Mamduh (2009:77) menyatakan bahwa,
23
Universitas Sumatera Utara

likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang
lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Sedangkan
menurut Agus Sartono (2001:114) berpendapat bahwa likuiditas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
Mudrajad (2002:279) menyatakan bahwa tujuan dan manfaat
likuiditas, antara lain seperti berikut:
1. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana diwaktu yang akan
datang.
2. Mencari sumber- sumber dana untuk mencukupi jumlah yang
dibutuhkan.
3. Melakukan penatausahaan dana dan arus dana masuk dan keluar
(cash flow).

Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi merupakan kabar baik
bagi perusahaan karena perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan
yang baik. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik
dengan tingkat likuiditas yang tinggi cenderung tepat waktu dalam
menerbitkan laporan keuangannya.
.
2.5.3 Ukuran Perusahaan
Salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi

ketepatan

waktu

penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Total aktiva
dari perusahaan dapat digunakan menjadi salah satu faktor penentu
24
Universitas Sumatera Utara

ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Selain itu, besar kecilnya
perusahaan sebuah perusahaan juga dapat dilihat dari total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Semakin besar
hal tersebut, maka semakin besar pula ukuran sebuah perusahaan.
Owusu dan Anash (2000:7) menyatakan bahwa “perusahaan besar
menyampaikan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan
perusahaan kecil”. Karena menurut Dyer dan Mc Hug (dalam
Wirakusuma, 2004:1206) manajemen perusahaan besar, memiliki
dorongan

untuk

mengurangi

penundaan

audit

dan

penundaan

pengumuman laporan keuangan, karena perusahaan besar senantiasa
diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan oleh
agen regulator. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak dan
kompleks informasi yang terdapat di dalam perusahaan tersebut.
Dengan demikian, manajemen harus dapat mengolah informasi tersebut
dengan baik untuk dapat dilaporkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Apabila manajemen tidak mengolah informasi tersebut dengan
baik, maka informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu dan tidak
mencerminkan kondisi perusahaan. Dengan demikian dikatakan bahwa
ukuran perusahaan sebagai suatu faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu dalam penyampaian laporan keuangan.

2.5.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)
25
Universitas Sumatera Utara

Manajemen perusahaan akan menghasilkan laporan keuangan yang
akan memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi para
penggunanya. Karena informasi yang ada di dalam laporan keuangan
merupakan dasar pengguna laporan keuangan dalam mengambil
keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut harus disajikan
secara lengkap, akurat dan terpercaya. Selain itu, laporan keuangan juga
harus disajikan sesuai dengan ketentuan dan standar akuntansi yang
berlaku. Perusahaan akan menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik
(KAP) dalam meningkatkan mutu dari informasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan perusahaan.
Dalam meningkatkan mutu dan kredibilitas dari laporan keuangan,
perusahaan akan menggunakan auditor yang berasal dari kantor akuntan
publik yang besar serta memiliki reputasi atau nama baik. Kantor
akuntan publik yang memiliki kriteria seperti ini terdiri dari KAP yang
berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal
yang dikenal dengan Big Four World Wide Accounting Four . The Big
Four adalah suatu kelompok kantor akuntan internasional yang

menangani bagian terbesar pekerjaan audit dari perusahaan-perusahaan
publik. Di Indonesia kategori KAP The Big Four terdiri dari:
1.

KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP

Osman, Ramli, Satrio dan rekan.
2.

KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono,

Sarwoko dan Sandjaja.
26
Universitas Sumatera Utara

3.

KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP

Haryanto Sahari dan rekan.
4.

KAP

KPMG

(Klynveld

Peat

Goerdeler),

Marwick

yang

bekerjasama dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja
Kantor akuntan publik yang besar dapat menghasilkan kualitas
audit yang lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik yang kecil.
Oleh

karena

itu,

dapat

disimpulkan

bahwa

perusahaan

yang

menggunakan jasa kantor akuntan publik yang besar cenderung lebih
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya yang telah
diaudit kepada publik.

2.6 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2004: 47), kerangka konseptual merupakan “penjelasan
sementara gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antar
variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori
yang telah diuraikan”. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian
terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:

27
Universitas Sumatera Utara

Debt to equity ratio (X1)

Liquidity (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Ketepatan Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
(Y)

Reputasi KAP (X4)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.6.1 Debt to equity ratio
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu

perbandingan total hutang terhadap total modal sendiri yang dimiliki
perusahaan (Owusu dan Anash, 2000:10). Wahyu Adhy Noor (2010)
menyatakan bahwa tingkat leverage keuangan yang diukur dengan
menggunakan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian ini sejalan
dengan penelitian Dwiyanti (2010) yang menyatakan bahwa debt to equity
ratio tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

28
Universitas Sumatera Utara

keuangan. Berdasarkan argumen tersebut, hipotesis awal yang dapat
dikembangkan adalah :
H1: Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.

2.6.2 Liquidity ratio
Melalui variabel liquidity ratio akan ditunjukkan kemampuan sebuah
perusahaan untuk melunasi kewajiban/hutang lancar jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar perusahaan. Rasio likuiditas mencerminkan
tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Penelitian
Hilmi dan Ali (2008) menghasilkan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang
yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya.

Perusahaan yang memilki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung tepat
waktu dalam penyampaian laporan keuangan karena tingkat kelancaran
(liquid) perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi para investor dan kreditor. Maka dari itu, maka
hipotesis awal yang diambil adalah:
H2 : Liquidity ratio berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.

29
Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Ukuran Perusahaan
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat dinilai dari beberapa aspek, seperti total nilai asset, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Namun pada penelitian
ini, ukuran perusahaan ditentukan dari total aktiva perusahaan. Perusahaan
besar sering berargumen untuk lebih cepat dalam menyampaikan laporan
keuangan karena beberapa alasan. Karena perusahaan besar memiliki lebih
banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang
canggih dan memiliki sistem pengendalian intern yang kuat dan perusahaan
besar mendapat pengawasan yang lebih dari investor dan regulator serta lebih
menjadi sorotan publik.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiky Lusiana Kusumosari (2015)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara positif berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pendapat ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dhea Tiza Marathani (2012) bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara parsial terhadap ketepatan waktu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu
penyampaian

laporan keuangan.

2.6.4 Reputasi KAP
Suatu laporan keuangan atau informasi akan kinerja perusahaan harus
dapat disajikan dengan akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, perusahaan
30
Universitas Sumatera Utara

kemudian

menggunakan

jasa

kantor

akuntan

publik

(KAP)

untuk

melaksanakan pekerjaan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa
kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi atau nama baik. Kualitas
audit laporan keuangan dapat dilihat dari reputasi KAP yang dimilikinya. Hal
ini biasanya ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan
kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big
Four Worldwide Accounting Firm (Big 4).

Hal ini tentunya mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyelesaian
audit laporan keuangan

sehingga dapat dilihat bahwa reputasi KAP

berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhea Tiza Marathani
(2012) yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh secara parsial
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
H4: Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.

2.7 Hipotesis Penelitian
Menurut Hanafiah (2003:19), hipotesis merupakan “suatu pernyataan
sementara yang maenjadi dasar tentang bagaimana fakta-fakta tersebut akan
diiterpretasikan dan dijelaskan”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka
konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
31
Universitas Sumatera Utara

Debt to equity ratio, liquidity, ukuran perusahaan dan reputasi KAP

berpengaruh secara parsial dan simultan

terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan perusahaan ke publik.

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai
kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan telah banyak
dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian tersebut antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ
Periode 2004-2006)” menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan
publik, dan reputasi KAP memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan leverage,
ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ketepatan waktu.
Wahyu Adhy Noor (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada
Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008”. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan,
kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan
publik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran
perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi
kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu
32
Universitas Sumatera Utara

penyampaian laporan keuangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dhea Tiza Marathani (2012) yang
berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012), mengidentifikasikan bahwa rasio
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan leverage secara masing-masing
(parsial) berpengaruh atau signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan
keuangan ke publik, sedangkan opini audit dan kualitas auditor (KAP) tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan
keuangan ke publik. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Hilmi
dan Ali (2008) dan Wahyu Adhy Noor (2010) yang menyatakan bahwa reputasi
KAP berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan
sependapat dengan penelitian Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa opini
auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
Kiky Lusiana Kusumosari (2015) melakukan penelitian mengenai ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI selama periode 2010-2012. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan. Hasil
penelitian ini mengindentifikasi bahwa ukuran perusahaan secara signifikan
berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas
33
Universitas Sumatera Utara

dan likuiditas tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2010) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI” menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan
berpengaruh positif, sedangkan debt to equity, kualitas auditor, dan pergantian auditor
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Kiky
Lusiani yang menyatakan faktor profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.

Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada
Tabel 2.1 berikut:

34
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Kiky
Lusiana
Kusumosari
(2015)

Judul
Penelitian
Analisis
Pengaruh
Profibilitas,
Likuiditas dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Ketepatan
Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar di
BEI
Tahun
2010-2012

Wahyu
Analisis FaktorAdhy Noor faktor
yang
(2010)
Mempengaruhi
Ketepatan
Waktu
Pelaporan
Keuangan Pada
Perusahaan
yang Listing di
Bursa
Efek
Indonesia
Periode 20062008.

Variabel
Dependen:
Ketepatan
Waktu
Independen:
Profitabilitas,
Likuiditas,
dan
Ukuran
Perusahaan.

Dependen:
Ketepatan
Waktu
Independen:
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Kompleksitas
Operasi
Perusahaan,
Kepemilikan
Publik dan
Reputasi
Kantor
Akuntan
Publik.

Metode
Analisis
Regresi
Logistik

Regresi
Logistik

Hasil Penelitian
Ukuran
perusahaan
secara
signifikan
berpengaruh
pada
ketepatan
waktu
pelaporan keuangan,
sedangkan
profitabilitas
dan
likuiditas
tidak
berpengaruh
pada
ketepatan
waktu
pelaporan keuangan
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
.

Bahwa profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
kompleksitas operasi
perusahaan,
kepemilikan publik,
dan reputasi kantor
akuntan
publik
berpengaruh
signifikan
terhadap
ketepatan
waktu
penyampaian laporan
keuangan.

35
Universitas Sumatera Utara

Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Hilmi dan Analisis FaktorAli
faktor
yang
(2008)
Mempengaruhi
KetepatanWaktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
(Studi Empiris
pada
Perusahaanperusahaan yang
Terdaftar di BEJ
Periode 20042006)
Dhea Tiza Faktor-faktor
Marathani
yang
(2012)
Mempengaruhi
Ketepatan
Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
(Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia Tahun
2010-2012)
Dwiyanti
Analisis Faktor(2010)
faktor
yang
Mempengaruhi
Ketepatan
Waktu
Pelaporan
Keuangan pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI

Variabel

Metode
Analisis
Regresi
Logistik

Hasil Penelitian

Dependen:
Ketepatan
Waktu
Independen:
Profitabilitas,
Leverage,
Likuiditas,
Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Publik,
Reputasi
KAP, Opini
Auditor
Regresi
Dependen:
Logistik
Ketepatan
Waktu
Independen:
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage,
Opini Audit,
Kualitas
Auditor dan
Ukuran
Perusahaan

Profitabilitas,
likuiditas,
kepemilikan publik,
dan reputasi KAP
memiliki
pengaruh
yang
signifikan,
sedangkan
leverage,ukuran
perusahaan, dan opini
auditor tidak memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
ketepatan waktu.

Regresi
Dependen:
Ketepatan
Logistik
Waktu
Independen:
Debt
to
Equity,
Profitabilitas,
Struktur
Kepemilikan,
Kualitas
Auditor,
Pergantian
Auditor

Profitabilitas
dan
Struktur Kepemilikan
berpengaruh positif,
sedangkan debt to
equity,
kualitas
auditor,
dan
pergantian
auditor
tidak
berpengaruh
terhadap
ketepatan
waktu.

Rasio
profitabilitas,
likuiditas,
ukuran
perusahaan,
dan
leverage secara parsial
berpengaruh terhadap
ketepatan
waktu
publikasi
laporan
keuangan ke publik,
sedangkan opini audit
dan kualitas auditor
(KAP)
tidak
berpengaruh
positif
terhadap
ketepatan
waktu.

36
Universitas Sumatera Utara

Sumber: Data diolah penulis (2016)
Tabel 2.1 menunjukkan telah ada penelitian sejenis pada waktu sebelumnya
dan melalui penelitian-penelitian terdahulu yang tercantum pada tabel tersebut
inilah yang menjadi masukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang
sejenis. Melalui kesimpulan dan saran yang telah diberikan oleh peneliti-peneliti
terdahulu, maka ini menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua peneliti terdahulu
memberikan saran untuk menambah jangka waktu penelitian, menggunakan
variabel lainnya, serta menggunakan jenis usaha lainnya yang terdaftar di BEI.

37
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN KUALITAS AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

0 8 82

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 3 89

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 121

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 0 10

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 0 12

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 0 5

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Liquidity, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ke Publik di Indonesia Periode 2011-2013

0 0 7

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 24

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SOLVABILITAS,DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Terdaftar Di

0 0 17