Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Terminologi Judul

Judul dari proyek yang akan dirancang adalah "Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala
Namu", dimana proyek ini akan berfungsi sebagai sebuah lembaga pendidikan formal berupa
sekolah tinggi yang berperan dalam menunjang penguasaan bahasa asing. Di dalam judul
"Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu", terdapat beberapa pengertian utama yaitu:

 Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni atau jika
memenuhi persyaratan, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi
tertentu.

 Bahasa Asing adalah bahasa milik bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui
pendidikan formal dan yang secara sosiokultural tidak dianggap sebagai bahasa
sendiri.


 Kuala Namu berasal dari dua kata yaitu "Kuala" berasal dari bahasa Melayu yang
berarti muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut, dan "Namu" atau "Namo"
berasal dari bahasa Karo yang berarti lubuk. Jadi, Kuala Namu ialah tempat
bertemu.

2.2.

Tinjauan Umum

Tinjauan umum membahas tentang sistem pendidikan secara keseluruhan.
2.2.1. Klasifikasi Sekolah
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

8
Universitas Sumatra Utara


sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Jalur pendidikan terdiri atas (www.kemdiknas.go.id) :
1. Pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan non formal, yang meliputi:
a) pendidikan kecakapan hidup,
b) pendidikan anak usia dini,
c) pendidikan kepemudaan,
d) pendidikan pemberdayaan perempuan,
e) pendidikan keaksaraan,
f)

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,

g) pendidikan kesetaraan, serta
h) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
a) lembaga kursus,

b) lembaga pelatihan,
c) kelompok belajar,
d) pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
e) majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
3. Pendidikan informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui
sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus
ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Di samping jalur pendidikan tersebut terdapat berbagai jenis pendidikan
lainnya, antara lain :
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia

enam


tahun

yang

dilakukan

melalui

pemberian rangsangan
9

Universitas Sumatra Utara

pendidikan untuk

membantu

jasmani dan rohani agar

anak


pertumbuhan
memiliki

dan

kesiapan

perkembangan

dalam

memasuki

pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk:
a) Taman Kanak-kanak (TK),
b) Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
a) Kelompok Bermain (KB),

b) Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
c) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
2. Pendidikan Kedinasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010
tentang Pendidikan Kedinasan, pengertian pendidikan kedinasan adalah
pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian
lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri.
3. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan

keagamaan

diselenggarakan

oleh


Pemerintah

dan/atau

kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
a) Pendidikan Diniyah
b) Pesantren
c) Pasraman
d) Pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
4. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan
pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh
10
Universitas Sumatra Utara


diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang
didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang
menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
5. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana
sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

2.2.2. Jenis Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia, perguruan tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan
vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1),
magister (S2), doktor (S3), dan spesialis. Perguruan tinggi dapat dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Akademi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Pasal
16, akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, atau kesenian tertentu.
2) Politeknik
Politeknik atau

sering

disamakan

dengan institut

teknologi adalah

penamaan yang digunakan dalam berbagai institusi pendidikan yang
memberikan berbagai jenis gelar dan sering beroperasi pada tingkat yang
berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik dapat merupakan

institusi pendidikan dan teknik lanjutan serta penelitian ilmiah ternama
dunia atau pendidikan vokasi profesional, yang memiliki spesialiasi dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi atau jurusan-jurusan teknis
11
Universitas Sumatra Utara

yang

berbeda

jenis.

Istilah

tersebut

juga

dapat


merujuk

pada

sekolah pendidikan menengah yang berfokus pada pelatihan vokasional.
3) Sekolah Tinggi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
pasal 16 ayat 2 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sekolah tinggi merupakan salah satu
bentuk perguruan tinggi selain akademi, politeknik, institut, dan universitas.
Penjelasan pasal 20 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan,
"Sekolah

tinggi

menyelenggarakan pendidikan

akademik

dan/atau

pendidikan vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi".
4) Institut
Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.
5) Universitas
Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.

Berbagai jenis lembaga pendidikan lainnya yang tergolong dalam perguruan
tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain :

 Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada
penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan
diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4, maksimal setara dengan
program pendidikan sarjana. Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan
gelar vokasi. Di Indonesia, gelar vokasi diatur oleh senat perguruan tinggi
dan ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan
singkatannya. Gelar vokasi yang ada di Indonesia antara lain adalah Ahli
Pratama (A.P.) , Ahli Muda (A.Ma.) , Ahli Madya (A.Md.) , Sarjana Sains
Terapan (S.S.T.)
12
Universitas Sumatra Utara

 Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan
mendapatkan gelar profesi.

2.2.3. Struktur Organisasi
Dari hasil studi banding literatur dan survey yang diperoleh, struktur
organisasi dari Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu yang akan dibangun
nantinya adalah sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TINGGI
BAHASA ASING KUALA NAMU
Ketua Sekolah
Tinggi

Pembantu

Pembantu

Pembantu

Ketua I

Ketua II

Ketua III

Ketua

Sekretaris

Jurusan

Jurusan

Jurusan Sastra
Mandarin
Perpustakaan
Bagian Kemahasiswaan

Jurusan Sastra

dan Alumni

Inggris
Lab Komputer
Jurusan Sastra
Jepang
Jurusan Sastra

Bagian Keuangan, Administrasi,

Arab

dan Kepegawaian
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu

13
Universitas Sumatra Utara

2.2.4. Kurikulum Sekolah Tinggi Bahasa Asing
Melalui hasil studi banding dan literatur, maka dihasilkan kurikulum untuk
Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu setiap jurusannya. Adapun mata kuliah
dan rencana studi program bahasa asing dibagi menjadi 4 jurusan, yaitu Sastra
Mandarin, Sastra Inggris, Sastra Jepang, dan Sastra Arab.
1.

Kurikulum Sastra Mandarin

14
Universitas Sumatra Utara

Gambar 2.1 Rencana Studi Sastra Mandarin

2.

Kurikulum Sastra Inggris

15
Universitas Sumatra Utara

16
Universitas Sumatra Utara

Gambar 2.2 Rencana Studi Sastra Inggris

3.

Kurikulum Sastra Jepang

Semester I
1. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Katolik
Pendidikan Protestan
Pendidikan Buddha
Pendidikan Hindu
2. Pendidikan Bahasa Indonesia
3. Pendidikan Bahasa Inggris
4. Dasar-Dasar Ilmu Budaya
5. Bahasa Jepang I
6. Pemahaman I
7. Percakapan / Pendengaran I
8. Huruf Jepang I
Semester II
1. Teknologi Informasi
2. Komunikasi Dan Etiket
3. Bahasa Jepang II 4
4. Pemahaman II
5. Percakapan / Pendengaran II
6. Huruf Jepang II

17
Universitas Sumatra Utara

7. Fonologi Bahasa Jepang
8. Pengantar Sejarah Jepang
Semester III
1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
2. Filsafat Ilmu Pengetahuan
3. Sejarah Pemikiran Timur Dan Barat
4. Bahasa Jepang III
5. Percakapan / Pendengaran III
6. Huruf Jepang III
7. Pengantar Linguistik Umum
8. Pengantar Ilmu Sastra
9. Sejarah Jepang Modern
Semester IV
1. Pengantar Metode Penelitian
2. Masy. dan Kebudayaan Indonesia
3. Bahasa Jepang IV
4. Percakapan / Pendengaran IV
5. Huruf Jepang IV
6. Morfologi Bahasa Jepang
7. Sintaksis Bahasa Jepang
8. Telaah Pranata Masyarakat Jepang I
9. Telaah Prosa Jepang
Semester V
1. Bahasa Indonesia Akademik
2. Bahasa Inggris Akademik
3. Bahasa Jepang V
4. Percakapan / Pendengaran V
5. Huruf Jepang V
6. Telaah Pranata Masyarakat Jepang II
7. Semantik Bahasa Jepang
8. Telaah Puisi Jepang
9. Sosiolinguistik Jepang
10. Bahasa Mandarin
Semester VI
18
Universitas Sumatra Utara

1. Kewirausahaan
2. Seni Budaya dan Pariwisata
3. Bahasa Jepang VI
4. Percakapan/Pendengaran VI
5. Huruf Jepang VI
6. Telaah Pranata Masyarakat Jepang III
7. Telaah Drama Jepang
8. Kritik Sastra Jepang
9. Ekspresi/Ungkapan
Semester VII
1. * Metode Penelitian Sastra
2. * Metode Penelitian Bahasa
3. Terjemahan I
4. Kemahiran Bahasa Jepang I
5. Telaah Wacana
6. * Seminar Linguistik
7. * Seminar Sastra
8. * Seminar Pranata Masyarakat Jepang
9. Mengarang
10. Korespondensi Bahasa Jepang
11. Statistik
Semester VIII
1. Terjemahan II
2. Kemahiran Bahasa Jepang II
3. Seminar Proposal Skripsi
4. Skripsi
4.

Kurikulum Sastra Arab
Semester I
1. Pendidikan Agama
2. Dasar-Dasar Ilmu Budaya
3. Bahasa Inggris
4. Khat

19
Universitas Sumatra Utara

5. Tasrif
6. Al-Hikam wa al-Amsal
7. Percakapan Arab I
8. Telaah Teks Arab I
Semester II
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Percakapan Arab II
3. Telaah Teks Arab II
4. Morfologi Arab I
5. Sintaksis Arab I
6. Kebudayaan Arab
7. Kaligrafi Arab
8. Fonologi Arab
9. Penguasaan Multimedia
10. Penyuntingan Teks
11. Bahasa Parsi
Semester III
1. Seni dan Budaya Indonesia
2. Bahasa Indonesia
3. Percakapan Arab III
4. Telaah Teks Arab III
5. Morfologi Arab II
6. Sintaksis Arab II
7. Komposisi Arab I
8. Balaghah I
9. Sastra Anak
10. Bahasa Ibrani
11. Bahasa Turki I
12. Bahasa Arab (Non Sastra Arab)
Semester IV
1. Percakapan Arab IV
2. Telaah Teks Arab IV
3. Komposisi Arab II
4. Terjemah I
20
Universitas Sumatra Utara

5. Balaghah II
6. Linguistik Arab
7. Menulis Kreatif
8. Semantik Arab
9. Aliran Pemikiran Arab
10. Sastra Islam
11. Bahasa Arab Amiyah
12. Bahasa Turki II
Semester V
1. Komposisi Arab III
2. Terjemah II
3. Muhadarah
4. Kajian Linguistik Arab
5. Komunikasi Massa
6. Kesusastraan Arab
7. Sosiolinguistik Arab
8. Leksikologi dan Leksikografi Arab
9. Pengantar Ekonomi Islam
10. Pemanduan Wisata
Semester VI
1. Pembelajaran Mandiri
2. Kajian Sastra Arab
3. Kajian Budaya Arab
4. Pengantar Hubungan Internasional
5. Sastra Arab Terjemahan
6. Arûdh dan Qawâfy
7. Metode Pengajaran Bahasa
8. Kewirausahaan
Semester VII
1. Kuliah Kerja Nyata
2. Bahasa Inggris Lanjut
3. Seminar Proposal
Semester VIII
1. Skripsi
21
Universitas Sumatra Utara

2.3.

Lokasi

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai lokasi proyek, yang terdiri dari kriteria
pemilihan lokasi proyek dan deskripsi lokasi sebagai tapak rancangan.
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Kriteria pemilihan lokasi berdasarkan persyaratan lokasi yang dapat dijadikan
sebagai acuan atau tolak ukur standar sebagai pertimbangan dalam pemilihan
lokasi Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu, yaitu:

Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
No.
1.

Kriteria

Lokasi

Posisi Site

Berada di kawasan bandara sebagai penunjang
fungsi bangunan dan tidak berada di kawasan
konservasi.

2.

Tinjauan terhadap Struktur Kota

Berada di kawasan strategis yang memang
diperuntukkan untuk zona pendidikan atau fasilitas
umum.

3.

Lingkungan

Berada di lingkungan dengan kepadatan rendah
dan strategis serta memiliki fungsi eksisting yang
mampu mendukung bangunan.

4.

Wilayah Pengembangan

Berada di wilayah yang termasuk dalam wilayah
pengembangan MEBIDANGBRO.

5.

Pencapaian

Dapat diakses baik dengan bus, kendaraa umum,
maupun kendaraan pribadi.

6.

Status Kepemilikan

Merupakan lahan hijau atau perkebunan warga
sekitar.

7.

Kontur Tapak / Topografi

Keadaan lahan eksisting relatif landai.

8.

Jaringan Jalan

Berada di jalan yang mudah diakses.

9.

Peraturan

Bangunan

KLB, KDB, dsb. )

(GSB, Disesuaikan dengan RDTR

Kecamatan yang

bersangkutan atau melihat keadaan sekitar site.

22
Universitas Sumatra Utara

2.3.2. Deksripsi kondisi existing lokasi sebagai tapak rancangan

Gambar 2.3 Peta Lokasi
Sumber : google earth

Adapun deskripsi lokasi tapak rancangan Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu
adalah:
Tabel 2.2 Deskripsi Lokasi Tapak Rancangan
Nama Proyek

Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu

Status

Fiktif

Pemilik

Pemerintah

Lokasi

Jalan Gambir Ujung, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang

Luas

1,5 Ha

Batas Site

Utara

Lahan kosong

23
Universitas Sumatra Utara

Peraturan

Timur

Rumah penduduk

Barat

Lahan kosong

Selatan

Lahan kosong

KDB

Maksimal 60 %

GSB

5,5 meter

KKOP

(Kawasan Berada

di

Ring

III,

yaitu

ketinggian

Keselamatan Operasi maksimum bangunan adalah 145 meter.
Penerbangan)

Gambar 2.4 Rencana Ketinggian Bangunan
Kawasan Bandara dan Sekitarnya
Bangunan eksisting

Lahan kosong

Potensi Site

A. Terletak dekat dengan kawasan bandara
B. Berada pada kawasan pengembangan
C. Transportasi lancar, baik dan bebas kemacetan
D. Luas site sesuai syarat
E. Site berada di area lahan kosong
F. Berada di lingkungan yang tenang

2.4.

Tinjauan Fungsi
2.4.1. Deskripsi penggunaan dan kegiatan
1. Pengguna dari bangunan "Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu" dapat
digolongkan atas beberapa golongan yaitu:

 Mahasiswa

Yang dimaksud dengan mahasiswa yaitu semua yang belajar, terdaftar,
mengambil dan mengikuti mata kuliah bahasa asing dan segala kegiatan yang
berkaitan dengan bahasa asing yang terdapat di Sekolah Tinggi Bahasa Asing
Kuala Namu.

24
Universitas Sumatra Utara

 Dosen / Staf Pengajar
Yang dimaksud dengan dosen atau staf pengajar adalah orang yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk membimbing ataupun mengajarkan
materi kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang terdapat di
Sekolah Tinggi Bahasa Asing Kuala Namu.

 Ketua Sekolah Tinggi

Yang dimaksud dengan ketua sekolah tinggi adalah orang yang memimpin
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, serta
hubungannya dengan lingkungan, serta membina dan melaksanakan kerjasama
dengan instansi, badan swasta dan masyarakat untuk memecahkan persoalan
yang timbul, terutama menyangkut bidang tanggung jawabnya.

 Pembantu Ketua Sekolah Tinggi

Yang dimaksud dengan pembantu ketua sekolah tinggi adalah unsur pimpinan
yang membidangi bagian yang menjadi tanggung jawabnya seperti akademik
(pendidikan dan pengajaran), kemahasiswaan, keuangan, administrasi umum,
pembinaan serta layanan kesejahteraan mahasiswa dan bertanggung jawab
langsung kepada ketua, serta apabila ketua berhalangan bertugas sebagai yang
mewakili.

 Ketua Jurusan
Yang dimaksud dengan ketua jurusan adalah unsur pimpinan yang
menjalankan kebijakan akademik dan standar mutu pendidikan yang
ditetapkan sekolah tinggi, menyusun rencana kegiatan atau program kerja
jurusan, mengkoordinasikan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat di Jurusan, melaksanakan pengembangan jurusan di bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, mengembangkan
hubungan baik dan kerjasama dengan pemangku kepentingan(stakeholder),
melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar di
tingkat jurusan, menyampaikan laporan kegiatan secara berkala.

 Sekretaris Jurusan

Yang dimaksud dengan sekretaris jurusan adalah unsur pimpinan yang
membantu tugas Ketua Jurusan seperti melaksanakan kegiatan administratif
dan

kesekretariatan

jurusan,

mengkoordinasikan

penyusunan

dan

25
Universitas Sumatra Utara

pengembangan kurikulum pendidikan jurusan, mengkoordinasikan kegiatan
proses belajar mengajar bersama dengan Kelompok Dosen Keahlian.
menyusun jadwal perkuliahan di tingkat jurusan, mengkoordinasikan kegiatan
laboratorium di lingkungan jurusan, mengkoordinasikan kegiatan Praktek
Kerja Lapangan dan atau Kuliah Kerja Nyata mahasiswa, menyusun basis data
akademik kemahasiswaan di Jurusan, menyusun basis data kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di Jurusan.

 Kepala Bagian

Yang dimaksud dengan kepala bagian adalah orang yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab di bidang tertentu pada jurusan untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pembinaan terhadap mahasiswa
maupun SDM yang menjadi bawahannya.

 Staf / Karyawan

Yang dimaksud dengan staf atau karyawan adalah orang yang bekerja pada
suatu lembaga dimana dalam hal ini berkaitan dengan sekolah tinggi dan
bertanggung jawab akan bidang yang menjadi program kerjanya.
2. Dapat ditinjau juga melalui kelompok kegiatan seperti:
2.1. Kelompok Kegiatan Utama
2.1.1. Kegiatan Belajar-Mengajar
Di dalam kegiatan belajar - mengajar terdapat 3 kegiatan umum
yaitu kegiatan pembelajaran dan kegiatan diskusi.
 Kegiatan Pembelajaran

Yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
dimana para mahasiswa akan diajarkan / diberikan pengetahuan
tentang materi pembelajaran oleh dosen atau staf pengajar
dimana kegiatan ini umumnya selalu dilakukan di dalam sebuah
ruangan kelas, yang di dalamnya sudah difasilitasi dengan sarana
dan prasarana seperti meja, kursi dan papan tulis.

 Kegiatan Diskusi

Kegiatan diskusi di dalam sebuah sekolah tinggi melibatkan
peran antara para dosen (staf pengajar) dengan para mahasiswa.
Dalam pengertiannya dimana persepsi fungsi dan pelaksanaanya
akan tetap sama saja dengan kegiatan pembelajaran, hanya saja

26
Universitas Sumatra Utara

memiliki perbedaan dalam teknik pemahaman materi dan waktu
pelaksanaan kegiatannya; sebagaimana pengertian dari kegiatan
diskusi memiliki arti yang berbeda jika ditinjau oleh pihak yang
berbeda.
2.1.2. Kegiatan Bimbingan
Di dalam kegiatan bimbingan terdapat beberapa kegiatan umum
yaitu kegiatan konselling dan kegiatan seminar.
 Kegiatan Konseling

Yang dimaksud dengan kegiatan konselling yaitu kegiatan
dimana para dosen atau staf pengajar akan melakukan konsultasi
dengan bertatap muka secara langsung dengan para mahasiswa
untuk memberikan motivasi dan membahas tentang potensi /
bakat yang terdapat di dalam dirinya sehingga diharapkan dengan
adanya kegiatan seperti ini potensi dan bakat dari mahasiswa
dapat lebih diarahkan dan dikembangkan

 Kegiatan Seminar

Yang dimaksud dengan kegiatan seminar adalah kegiatan dimana
sekolah tinggi akan mendatangkan beberapa ahli motivasi
ataupun alumni yang telah sukses untuk datang memberikan
testimoni ataupun motivasi kepada para mahasiswa. Kegiatan
seminar dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa menjadi
semakin percaya diri dan termotivasi untuk maju.
2.2. Kelompok Kegiatan Penunjang
Di dalam kelompok kegiatan penunjang terdapat kelompok kegiatan
rekreasi. Yang dimaksud dengan kegiatan rekreasi adalah kegiatan dimana
para pengguna bangunan akan merasakan bahwa kegiatan ini dapat
memberikan rasa santai dan rileks bagi pelakunya namun secara tidak
langsung juga telah memberikan pengetahuan kepada penggunanya.
Kegiatan rekreasi yang dimaksud pada bangunan bimbingan belajar akan
diisi oleh ruang komputer (multimedia) dan kantin.
2.3. Kelompok Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi :
 Kegiatan administrrasi

27
Universitas Sumatra Utara

 Kegiatan penyusunan materi kuliah
2.4. Kelompok Kegiatan Teknis
Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi kegiatan :
 Yang berhubungan dengan maintenance (perawatan)

 Yang berhubungan dengan kegiatan mekanikal dan elektrikal
2.5. Kelompok Kegiatan Pelayanan
Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi :

 Parkir dan sirkulasi kendaraan baik pengunjung, mahasiswa maupun
kendaraan dosen atau staf pengajar ataupun pihak pengelola

 Sirkulasi dan kegiatan loading / unloading barang
2.4.2. Deskripsi perilaku
Pola kegiatan utama
-Mahasiswa
IBADAH
PARKIR
ASRAMA

OLAHRAGA

KULIAH

DATANG

ISTIRAHAT

PULANG

KELOMPOK KEGIATAN
PRAKTIK

Diagram 2.2 Alur Perilaku Mahasiswa
-Dosen / Instruktur
PARKIR

DATANG

MENGAJAR

MASUK

ISTIRAHAT

PULANG

KELOMPOK KEGIATAN

Diagram 2.3 Alur Perilaku Dosen

28
Universitas Sumatra Utara

-Pengelola
PARKIR

DATANG

MASUK

BEKERJA

ISTIRAHAT

PULANG

RAPAT

Diagram 2.4 Alur Perilaku Pengelola

-Pengunjung
PARKIR

DATANG

MASUK

KELOMPOK KEGIATAN

PULANG

Diagram 2.5 Alur Perilaku Pengunjung

2.4.3. Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang
Deskripsi kebutuhan ruang Sekolah Tinggi Bahasa Asing

Tabel 2.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Pengguna
Mahasiswa

Kegiatan
Belajar formal

Kebutuhan Ruang
Ruang kelas

Karakter Ruang
- Privat
-

Dengan

pencahayaan

penghawaan dan sistem akustik
yang harus diperhatikan
- Dipakai setiap hari belajar
- Sirkulasi dalam ruang harus
diperhatikan
- Fleksibel terhadap beberapa
kegiatan
Berdiskusi

Ruang kelas

- Privat
-

Ruangan

harus

fleksibel

29
Universitas Sumatra Utara

Ruang diskusi

terhadap beberapa konfigurasi
penyusunan kursi

Melakukan

Laboratorium

praktek

- Privat
-

Dengan

kebutuhan

pencahayaan dan penghawaan
yang baik
Berolahraga

Lapangan olahraga

- Semi publik
-

Aula olahraga

Harus

fleksibel

dengan

beberapa kegiatan yang bisa
ditampung

selain

kegiatan

olahraga
Makan dan

Kantin

minum

- Semi publik
- Area makan yang cukup bagi
pengguna
- Pencahayaan dan penghawaan
harus diperhatikan

Mencari bahan

Perpustakaan

pelajaran

- Semi publik
-

Sistem

pencahayaan,

penghawaan, dan akustik harus
diperhatikan
- Sirkulasi harus diperhatikan
- Jarak antara rak buku
Menyimpan

Loker

barang

- Privat
- Dengan sirkulasi yang baik
- Kebutuhan semua mahasiswa
harus terpenuhi

Kegiatan

Ruang ekstrakulikuler - Semi publik

ekstrakulikuler

-

Ruangan

fleksibel

sesuai

dengan kegiatan
Menjaga

Ruang UKS

- Semi publik

kesehatan,

- Pencahayaan dan penghawaan

berobat

harus diperhatikan

Buang air

WC

- Privat

30
Universitas Sumatra Utara

Guru/Dosen Memarkirkan

Parkir

- Publik

Ruang kelas

- Privat

kendaraan
Mengajar

-

Dengan

pencahayaan

penghawaan dan sistem akustik
yang harus diperhatikan
- Dipakai setiap hari belajar
- Sirkulasi dalam ruang harus
diperhatikan
- Fleksibel terhadap beberapa
kegiatan
Berdiskusi

Ruang worshop

dengan
mahasiswa

- Privat
-

Ruang kelas

Ruangan

harus

fleksibel

terhadap beberapa konfigurasi
penyusunan kursi

Membimbing

Laboratorium

praktek

- Privat
-

Dengan

kebutuhan

pencahayaan dan penghawaan
yang baik
Makan dan

Kantin

minum

- Semi publik
- Area makan yang cukup bagi
pengguna

Pantry

- Pencahayaan dan penghawaan
harus diperhatikan

Berdiskusi

Ruang dosen

- Privat

dengan dosen

- Harus memenuhi jumlah dosen

lain

yang ada

Mencari bahan
pelajaran

Perpustakaan

- Semi publik
-

Sistem

pencahayaan,

penghawaan, dan akustik harus
diperhatikan
- Sirkulasi harus diperhatikan

31
Universitas Sumatra Utara

- Jarak antara rak buku
Membimbing

Ruang ekstrakulikuler - Semi publik

kegiatan

-

Ruangan

ekstrakulikuler

dengan kegiatan

Buang air

WC dosen

- Privat

Ketua

Parkir

Parkir

- Publik

Sekolah

Kegiatan

Kantor ketua sekolah

- Semi publik

Tinggi

administrasi

tinggi

Menerima tamu

Ruang tamu

- Publik

Rapat

Ruang rapat

- Semi publik

Makan dan

Pantry

- Semi publik

minum

fleksibel

sesuai

- Area makan yang cukup bagi
pengguna
Kantin

- Pencahayaan dan penghawaan
harus diperhatikan

Buang air

WC

- Privat

Pembantu

Parkir

Parkir

- Publik

Ketua

Kegiatan

Kantor pembantu

- Semi publik

administrasi

ketua sekolah tinggi

Menerima tamu

Ruang tamu

- Publik

Rapat

Ruang rapat

- Semi publik

Makan dan

Pantry

- Semi publik

minum

- Area makan yang cukup bagi
pengguna
Kantin

- Pencahayaan dan penghawaan
harus diperhatikan

Buang air

WC

- Privat

Ketua

Parkir

Parkir

- Publik

Jurusan dan

Menyusun

Kantor kepala

- Privat

Sekretaris

kurikulum

kurikulum

32
Universitas Sumatra Utara

Jurusan

Mengawasi

Kantor pengawas

- Privat

Memelihara

Kantor manajemen

- Semi publik

bangunan

bangunan

Mengatur

Kantor manajemen

keuangan

keuangan

Mengatur IT

Kantor operasional IT - Semi publik

Rapat

Ruang rapat

- Semi publik

Makan dan

Kantin

- Semi publik

pelaksanaan
kurikulum

minum

- Semi publik

- Area makan yang cukup bagi
pengguna
Pantry

- Pencahayaan dan penghawaan
harus diperhatikan

Buang air

WC

- Privat

Staf /

Membantu

Area asisten

- Semi publik

Karyawan

kegiatan

Menjaga

Kantor kepala

- Semi publik

perpustakaan

perpustakaan

administrasi

Kantor staf
perpustakaan
Memelihara

Kantor staf

bangunan

manajemen bangunan

- Semi publik

Ruang janitor

Menjaga

Ruang security

- Semi publik

Menjaga

Hunian penjaga

- Semi publik

lingkungan

sekolah

- Merupakan hunian permanen

keamanan

33
Universitas Sumatra Utara

sekolah
Makan dan

Pantry

- Semi publik

minum

- Area makan yang cukup bagi
pengguna
- Pencahayaan dan penghawaan

Kantin

harus diperhatikan

Buang air

WC

- Privat

Deskripsi besaran ruang Sekolah Tinggi Bahasa Asing
 Area Penerimaan
Tabel 2.4 Besaran Ruang Area Penerimaan
No.

Jenis Ruang

Kebutuhan
Ruang

Standar (m2)

Sumber

1.

Main Lobby

1,5 m2/org

NAD

2.

Ruang Duduk

2 m2/org

NAD

2 m2/WC

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

3.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

 Area Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 2.5 Besaran Ruang Area Pendidikan dan Pelatihan
No.

Jenis Ruang

Kebutuhan
Ruang

Standar (m2)

Sumber

1.

Ruang Kelas I

1,5 m2/org

BSNP

2.

Ruang Kelas II

1,5 m2/org

BSNP

3.

Ruang Kelas III

1,5 m2/org

BSNP

34
Universitas Sumatra Utara

4.

(14 x 8,5) m2

Ruang
Laboratorium

5.

Ruang Kaligrafi

6.

Ruang Dosen

SR

(11 X 4,5) m2

SR

4 m2/org

BSNP

2 m2/WC

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

7.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

 Area Pengelola
Tabel 2.6 Besaran Ruang Area Pengelola
No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
8.
9.

Jenis Ruang
Ruang Ketua

Kebutuhan
Ruang

Standar (m2)
12 m2/org

Sekolah Tinggi
Ruang Pembantu

12 m2/org

Ketua I
Ruang Pembantu

12 m2/org

Ketua II
Ruang Pembantu

12 m2/org

Ketua III
Ruang Ketua

12 m2/org

Jurusan
Ruang Sekretaris

12 m2/org

Jurusan
Ruang Kepala

4 m2/org

Bagian
Ruang Tata Usaha

4 m2/org

Ruang Staf

4 m2/org

Keuangan

Sumber

BSNP

BSNP

BSNP

BSNP

BSNP

BSNP

BSNP
BSNP
NAD

35
Universitas Sumatra Utara

Ruang Staf
10.

4 m2/org

Manajemen

NAD

Bangunan
11.
12.

Ruang IT

20 m2

Ruang Arsip dan

20 m2

AS
AS

Logistik

13.

Ruang Rapat

1,2 m2/org

NAD

14.

Ruang Tamu

20 m2

NAD

15.

Pantry

8 m2

AS

2 m2/WC

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

16.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

 Area Multifunction Hall
Tabel 2.7 Besaran Ruang Area Multifunction Hall
No.

Jenis Ruang

Kebutuhan
Ruang

Standar (m2)

Sumber

1,2 m2/org

NAD

1.

Hall

2.

Ruang Persiapan

5% luas hall

AS

3.

Ruang Audio

5% luas hall

AS

2 m2/WC

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

4.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

36
Universitas Sumatra Utara

 Area Perpustakaan
Tabel 2.8 Besaran Ruang Area Perpustakaan
No.

Jenis Ruang

Kebutuhan
Ruang

Standar (m2)

Sumber

1.

Ruang Baca

0,4-1,8m2/org

NAD

2.

Ruang Loker

0,15 m2/org

AS

Ruang Peminjaman

2,4 m2/org

3.

/ Registrasi

AS

4.

Ruang Katalog

1 m2

AS

5.

Ruang Fotokopi

15 m2

AS

6.

7.

10 m2/1000

Ruang Buku

buku
4 m2/org

Ruang Staf

NAD

NAD

Perpustakaan
Toilet
Wanita

WC
Wastafel

8.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

2 m2/WC

NAD

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

 Area Servis
Tabel 2.9 Besaran Ruang Area Servis

No.

Jenis Ruang

Kebutuhan

Standar (m2)

Sumber

Ruang
1.

Ruang Genset

20 m2

TSS

2.

Ruang Pompa

20 m2

TSS

3.

Ruang Panel

20 m2

TSS

4.

Ruang CCTV

12 m2

AS

37
Universitas Sumatra Utara

5.
6.

Ruang Security

9 m2

Ruang Cleaning

10 m2

AS
AS

Service

7.

Ruang Janitor

3 m2

AS

8.

Gudang

16 m2

SR

2 m2/WC

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

9.

Pria

WC
Wastafel
Urinoir

0.54m2/WC
2 m2/WC
0.54m2/WC

NAD

2 m2/WC

 Fasilitas Penunjang
Tabel 2.10 Besaran Ruang Area Fasilitas Penunjang
No.
1.

Kebutuhan

Standar (m2)

Sumber

2 m2

SR

1/3 R. Makan

BPDS

Gudang Kering

15% Dapur

BPDS

Gudang Basah

15% Dapur

BPDS

Counter

10% Dapur

BPDS

Area Sampah

10% Dapur

BPDS

Ruang Saji

40 m2

AS

Ruang Cuci

20 m2

AS

Jenis Ruang

Ruang

Kafetaria
R. Makan
Dapur

1,2 m2/org

Ruang Ganti /
Loker

NAD

Toilet
Wanita

WC
Wastafel

Pria

WC

2 m2/WC

NAD

0.54m2/WC
2 m2/WC

NAD

38
Universitas Sumatra Utara

0.54m2/WC

Wastafel

2 m2/WC

Urinoir
2.

Musholla
R. Doa

40

AS

L

10

AS

W

10

AS

Lapangan Basket

(14 x 26) m2

NAD

Lapangan Bulu

(6 x 13,3) m2

R. Wudhu

3.
4.
5.

NAD

Tangkis
Parkir
1 m2

NAD

12,5 m2

NAD

60 m2

NAD

Sepeda Motor
Mobil
Bus

Keterangan :
NAD

: Neufert Architect's Data

TSS

: Time Savers Standarts

BPDS

: Building Planning and Design Standart

SR

: Studi Ruang

AS

: Asumsi

2.4.4. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang

Beberapa persyaratan dan kriteria ruang dalam kaitannya dengan kebutuhan
ruang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.11 Deskripsi Persyaratan dan Kebutuhan Ruang
No.

Nama Ruang

Kriteria Ruang
Cahaya

Bersih

Tenang

1.

Ruang Penerimaan

v

v

v

2.

Ruang Kelas I, II,

v

v

v

Sejuk

v

Strategis

View

v

v

v

Akustik

v

III

39
Universitas Sumatra Utara

3.

Ruang Kaligrafi

v

v

v

v

v

v

4.

Ruang Dosen

v

v

v

v

5.

Laboratorium

v

v

v

v

v

v

6.

Perpustakaan

v

v

v

v

v

7.

Ruang

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Multifunction Hall
8.

Ruang Ketua
Sekolah Tinggi

9.

Ruang Pembantu
Ketua I, II, III

10.

Ruang Ketua
Jurusan

11.

Ruang Sekretaris
Jurusan

12.

Ruang Kepala
Bagian

13.

Ruang Tata Usaha

v

v

v

14.

Ruang Staf

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Keuangan
15.

Ruang Staf
Manajemen
Bangunan

16.

Ruang IT

v

v

v

v

17.

Ruang Arsip

v

v

v

v

18.

Ruang Rapat

v

v

v

v

19.

Ruang Tamu

v

v

v

v

20.

Ruang Genset

v

v

21.

Ruang Pompa

v

v

22.

Ruang Panel

v

v

23.

Ruang CCTV

v

v

24.

Ruang Security

v

v

v
v

v
v

v

v

40
Universitas Sumatra Utara

25.

Ruang Cleaning

v

v

v

Service
26.

Ruang Janitor

v

v

v

27.

Gudang

v

v

v

28.

Asrama

v

v

v

29.

Kafetaria

v

v

30.

Toilet

v

v

31.

Musholla / Area

v

v

v

v

v
v

v
v

v

v
v

v

Sembahyang

2.4.5. Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis

a. Jiangbei Foreign Language School / DC ALLIANCE

Gambar 2.5 Jiangbei Foreign Language School
Sumber : archdaily.com

Berbeda dengan tampilan lama semua fungsi bangunan yang
diperuntukkan untuk sekolah, pada proyek ini arsitek mencoba menyusun
dasar tampilan bangunan secara vertikal dengan memperhatikan sistem
pengkondisian udara yang tidak terdapat pada sekolah umum di China. Desain
ini menghadirkan ruang baru dan menciptakan keadaan yang kompleks dalam
kampus. Desain juga menerapkan konsep "Sandwich" dimana terdapat tiga
lapisan utama (3 lantai)

41
Universitas Sumatra Utara

Data Teknis :
Arsitek

: DC ALLIANCE

Lokasi

: Ningbo, Provinsi Zhejiang, China

Tim Desain

: Cui Zhe, Dong Yi,Cheng Jiujun,Shi Linlin

Klien

: Jiangbei District Public Construction Center

Luas

: 42000.0 m2

Tahun Proyek

: 2013

Fotografer

: Lyu Hengzhong

Gambar 2.6 Potret dan Denah Jiangbei Foreign Language School
Sumber : archdaily.com

42
Universitas Sumatra Utara

b. Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional Asia

Gambar 2.7 Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional Asia

Sekolah Tinggi Bahasa Asing - Persahabatan Internasional Asia adalah sebuah
Sekolah Tinggi di Medan, Indonesia. Sekolah ini, yang namanya sering disingkat
sebagai STBA-PIA atau STBA PIA didirikan pada 20 Agustus 2008 oleh
Perhimpunan Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumatera Utara - Peduli Sosial dan
Pendidikan (MITSU-PSP) dan dikelola oleh Yayasan Pendidikan Nasional
Sumatera Utara (YPNSU). STBA-PIA memiliki kampus hijau yang terletak di
Jalan K.L. Yos Sudarso Lorong 12 Lingkungan XI Glugur Kota, Medan. Sekolah
Tinggi Bahasa Asing - Persahabatan Internasional Asia bertempat di daerah
keramaian kota, Glugur Medan, berdekatan dengan kantor PLN.

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Gambar 2.10

R. Serbaguna

Inner Court

Gambar 2.11

Gambar 2.12

Gambar 2.13

Perpustakaan

R. Meeting Dosen

Aula

R. Lab. Komputer

43
Universitas Sumatra Utara

Gambar 2.14

Gambar 2.15

Gambar 2.16

R. Staff

Asrama

Kantin

Perhimpunan Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumatera Utara - Peduli
Sosial dan Pendidikan (MITSU-PSP) telah membeli tanah dan gedung bekas
pabrik permen Union, luas tanah tersebut 8000m², dan bisa dibangun seluas
5000m² bangunannya. Setelah mendapat rekomendasi dari ahli, maka bentuk
bangunan bentuk L diubah menjadi bangunan sekolah, aula dan kantor, dan
ditambah dengan bangunan sekolah yang baru, bangunan baru dan lama
berjumlah 3 tingkat, total luas bangunan menjadi 9489m². Keseluruhan bangunan
antara lain:




































Ruangan kelas : 50 ruangan
Perpustakaan : 1 ruangan
Laboratorium : 3 ruangan
Ruangan komputer : 3 ruangan
Ruangan audio : 1 ruangan
Ruangan belajar jarak jauh : 1 ruangan
Kantor guru : 3 ruangan
Ruangan tata usaha : 8 ruangan
Ruang rapat : 1 ruangan
Ruang kontrol : 1 ruangan
Aula : 1 ruangan
Klinik : 1 ruangan
Toilet : 16 ruangan
Dapur : 2 ruangan
Kantin : 2 ruangan
Ruangan pengaturan listrik dan air: 1 ruangan
Lapangan basket
Lapangan parkir : menampung 250-300 mobil
44
Universitas Sumatra Utara

2.5.

Elaborasi Tema
2.5.1. Pengertian
Telah disadari bersama bahwa masalah energi telah menjadi isu yang paling
banyak mengundang perhatian dunia. Respon keprihatinan dan bukti kepedulian
terhadap energi yang kian mengkhawatirkan tidak hanya melilit negara-negara maju,
tetapi juga melanda negara yang sedang berkembang. Salah satu bentuk konsep desain
arsitektur yang memperhatikan masalah energy dan berwawasan lingkungan adalah
Eko-arsitektur. Menurut Heinz Frick (1998), Eko diambil dari kata ekologi yang
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Ekologi Arsitektur adalah :


Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang



lebih penting dari pada sekadar kumpulan bagian



pengalaman lingkungan alam terhadap manusia



statis

Memanfaatkan pengalaman manusia, (tradisi dalam pembangunan) dan

Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang

Kerja sama, antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua
belah pihak

Gambar 2.17 Konsep Eko-arsitektur yang holistik (sistem keseluruhan)
Sumber : Frick, 1998
‘Pembangunan sebagai kebutuhan hidup manusia dalam hubungan timbal
balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur’.
Pelaksanaan dan perencanaan eko-arsitektur tidak dapat disamakan dengan
perencanaan arsitektur masa kini, karena seperti yang telah ditentukan, perencanaan

45
Universitas Sumatra Utara

eko-arsitektur harus dimengerti sebagai proses dengan titik permulaan terletak lebih
awal.
Konsep penekanan desain eko-arsitektur ini juga didasari dengan maraknya
issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada
keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi
tetap terjaga. Satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan bentuk lain dari
perusakan lingkungan adalah industri konstruksi bangunan. Sebuah wacana tentang
perlawanan terhadap Global warming pun segegra menjadi sorotan dunia saat ini,
tidak terkecuali negara Indonesia yang tercatat memiliki nilai respon tertinggi 12,6%
dari 9 negara lainnya (China, Australia dan Negara Asia Tenggara) dalam green
building survey awal tahun lalu. Meskipun demikian, Indonesia menempati posisi ke8 dengan nilai Green Building Involvementnya yang hanya bernilai 38% (konferensi
BCI Asia FuturArc Forum 2008). Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang
berwawasan lingkungan di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan.

Pola perencanaan eko-arsitektur suatu bangunan selalu memanfaatkan
peredaran alam sebagai berikut :




Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai
paru-paru hijau.
Menggunakan bahan bangunan alamiah, dan intensitas energi yang terkandung
dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus



seminimal mungkin.



utara/selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.

Bangunan sebaiknya diarahkan menurut orientasi timur-barat dengan bagian

Kulit (dinding dan atap) sebuah bangunan sesuai dengan tugasnya, harus
melindungi dirinya dari panas, angin dan hujan. Dinding bangunan harus
memberi perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding
harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya. Bangunan yang
memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak



energi.
Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan
memajukan sistem konstruksi bangunan kering.

46
Universitas Sumatra Utara




Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai
bahan bangunan dan struktur bangunan



Memperhatikan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.



lingkungan dan membutuhkan energi sedikit mungkin.

Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah

Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan
oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua maupun orang cacat
tubuh).
Pola perencanaan eko-arsitektur juga melingkupi perencanaan struktur dan

konstruksi bangunan, yang harus dapat memenuhi persoalan teknik dan persoalan
estetika, termasuk pembentukan ruang. Kualitas struktur didefenisikan sebagai :


Struktur Fungsional, menentukan dimensi goemetris yang berhubungan
dengan penggunaan atau fungsi (kebutuhan ruang, ruang gerak, ruang sirkulasi
dan sebagainya), dimensi pengaturan ruang. Dimensi fisiologis tentang
kenyamanan, penyinaran, dan penyegaran udara. Dimensi teknis dengan beban



lantai, instalasi listrik dan sebagainya.
Struktur Lingkungan, meliputi lingkungan alam (iklim, topografi, geologi,
hidrologi, serta radiasi teritis dan kosmis) serta lingkungan buatan (bangunan,
sirkulasi, prasarana teknis dan radiasi buatan). Konteks sosial dan psikologis,



sejarah, kesedian bahan baku, ekonomi dan waktu yang tersedia.



teknik serta konstruksi bangunan yang harus memenuhi tuntutan ekologis.

Struktur Bangunan, meliputi bahan bangunan, sistem penggunannya dan

Struktur Bentuk, mengandung massa dan isi, ruang antara dan segala kegiatan
mengatur ruang. Bentuk ruang tersebut dapat didefenisikan oleh dinding
pembatas, tiang, lantai, dan sebaginya serta bukaan dinding.
Suatu eko-arsitektur akan tercipta apabila dalam proses berarsitektur

menggunkan pendekatan-pendekatan desain yang ekologis (menggunakan alam
sebagai basis desain). Proses pendekatan desain arsitektur yang berbasis ekologis
dikenal dengan eko-desain (ecological design). Ecological design bermaksud
menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design,
strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan

47
Universitas Sumatra Utara

dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan
kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya.
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin
dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak
terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih
ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi.
Di banyak negara, konsep ekologi arsitektur terbukti menambah nilai jual.
Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain, pemanfaatan material berkelanjutan,
keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal,
rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan
memprioritaskan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
2.5.2. Interpretasi tema
Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perncangan
arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang
(2006), mendefinisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design
with the climate of the locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada :
integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program
bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang
rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan
bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna.
Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah, melalui 3 tingkatan; yaitu
yang pertama integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan
tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistimsistim dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan
pembuangan limbah cair, sistim pembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari
bangunan dan sebagainya. Yang ketiga adalah, integrasi penggunaan sumber daya
yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Aplikasi dari
ketiga integrasi tersebut, dilakukannya pada perancangan tempat tinggalnya, seperti
pada gambar :

48
Universitas Sumatra Utara

Gambar 2.18 Orientasi Bangunan, Pencegah Radiasi Matahari dan Atap Ganda
Rumah Tinggal Ken Yeang, di Malaysia

Menurut Metallinou (2006), bahwa pendekatan ekologi pada rancangan
arsitektur atau eko arsitektur bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech
yang spesifik, tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu
kesadaran dan keberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang
menghargai pentingnya keberlangsungan ekositim di alam. Pendekatan dan konsep
rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu melindungi alam dan ekosistim
didalamnya dari kerusakan yang lebih parah, dan juga dapat menciptakan
kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial dan ekonomi.
Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, Heinz Frick (1998),
berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi
dalam arsitektur, karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau
ukuran baku. Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur
mengandung juga dimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang dan teknik bangunan.
Ini menunjukan bahwa eko arsitektur bersifat kompleks, padat dan vital. Ekoarsitektur mengandung bagian bagian arsitektur biologis (kemanusiaan dan
kesehatan), arsitektur surya, arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi bgi
kesehatan), serta biologi pembangunan. Oleh karena itu eko arsitektur adalah istilah
holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang.

49
Universitas Sumatra Utara

Gambar 2.19 Perbandingan Siklus Energi, Materi pada Rumah Biasa dan Rumah
Ekologis
Sumber : Heinz Frick

Mendekati masalah perancangan arsitektur dengan konsep ekologi, berarti
ditujukan pada pengelolaan tanah, air dan udara untuk keberlangsungan ekosistim.
Efisiensi penggunaan sumber daya alam tak terperbarui (energi) dengan
mengupayakan energi alternatif (solar, angin, air, bio). Menggunakan sumber daya
alam terperbarui dengan konsep siklus tertutup, daur ulang dan hemat energi mulai
pengambilan dari alam sampai pada penggunaan kembali, penyesuaian terhadap
lingkungan sekitar, iklim, sosialbudaya, dan ekonomi. Keselarasan dengan perilaku
alam, dapat dicapai dengan konsep perancangan arsitektur yang kontekstual, yaitu
pengolahan perancangan tapak dan bangunan yang sesuai potensi setempat. termasuk
topografi, vegetasi dan kondisi alam lainnya.
Material yang dipilih harus dipertimbangkan hemat energi mulai dari
pemanfaatan sebagai sumber daya alam sampai pada penggunaan di bangunan dan
memungkinkan daur ulang (berkelanjutan) dan limbah yang dapat sesuai dengan
siklus di alam. Konservasi sumberdaya alam dan keberlangsungan siklus-siklus
ekosistim di alam, pemilihan dan pemanfaatan bahan bangunan dengan menekankan
pada daur ulang, kesehatan penghuni dan dampak pada alam sekitarnya, energi yang
efisien, dan mempertahankan potensi setempat. Keselarasan rancangan arsitektur
dengan alam juga harus dapat menjaga kelestarian alam, baik vegetasi setempat
maupun mahluk hidup lainnya, dengan memperluas area hijau yang diharapkan dapat
50
Universitas Sumatra Utara

meningkatkan penyerapan CO2 yang dihasilkan kegiatan manusia, dan melestarikan
habitat mahluk hidup lain.
Untuk mendapatkan hasil rancangan yang mampu selaras dan sesuai dengan
perilaku alam, maka semua keputusan dari konsep perancangan harus melalui analisis
secara teknis dan ilmiah Pemikiran dan pertimbangan yang dilakukan memerlukan
pemikiran yang interdisiplin dan holistic karena sangat kompleks dan mencakup
berbagai macam keilmuan.
Dari berbagai pendapat pada perancangan arsitektur dengan pendekatan
ekologi, pada intinya adalah, mendekati masalah perancangan arsitektur dengan
menekankan pada keselarasan bangunan dengan perilaku alam, mulai dari tahap
pendirian sampai usia bangunan habis. Bangunan sebagai pelindung manusia yang
ketiga harus nyaman bagi penghuni, selaras dengan perilaku alam, efisien dalam
memanfatkan sumber daya alam, ramah terhadap alam. Sehingga perencanaannya
perlu memprediksi kemungkinan-kemungkinan ketidak selarasan dengan alam yang
akan timbul dimasa bangunan didirikan, beroperasi sampai tidak digunakan, terutama
dari penggunaan energi, pembuangan limbah dari sistim-sistim yang digunakan dalam
bangunan. Semua keputusan yang diambil harus melalui pertimbangan secara teknis
dan ilmiah yang holistik dan interdisipliner. Tujuan perancangan arsitektur melalui
pendekatan arsitektur adalah upaya ikut menjaga keselarasan bangunan rancangan
manusia dengan alam untuk jangka waktu yang panjang. Keselarasan ini tercapai
melalui kaitan dan kesatuan antara kondisi alam, waktu, ruang dan kegiatan manusia
yang menuntut perkembangan teknologi yang mempertimbangkan nilai-kilai ekologi,
dan merupakan suatu upaya yang berkelanjutan.

Kesimpulan
Pada pendekatan ekologi, ada berbagai macam sudut pandang dan penekanan,
tetapi semua mempunyai arah dan tujuan yang sama, yaitu konsep perancangan
dengan :


Mengupayakan terpeliharanya sumber daya alam, membantu mengurangi
dampak yang lebih parah dari pemanasan global, melalui pemahaman prilaku
alam.

51
Universitas Sumatra Utara



Mengelola tanah, air dan udara untuk menjamin keberlangsu