Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Chapter III V

41

BAB III
KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN
PINJAMAN BANTUAN MODAL BAGI USAHA KECIL DALAM PROGRAM
KEMITRAAN PADA PT. AP II

A. PT. ANGKASA PURA II (Persero)
1.

Sejarah PT. Angkasa Pura II (Persero)
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama

Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20
tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26
tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret
1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November
2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi
berubah menjadi PT. AP II.50
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan

pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara
dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan
penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar
dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

50

Sejarah PT. AP II, op.cit.

41

Universitas Sumatera Utara

42

Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha
yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana
prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara

Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan),
Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II
(Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung),
Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan
Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari
berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi
kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan,
diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara
BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good CorporateGovernance” (2006), Juara I
“Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan
sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance
pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009,
Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed
Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most
On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III
Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best
Prize ‘IN ACRAFT Award 2010’ in category natural fibers, GCG Award 2011 as

Universitas Sumatera Utara


43

Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010,
Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau
Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award
2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja
terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara
kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II
(Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good
Airport

Services

untuk

Bandara


Internasional

Minangkabau

dan

Bandara

Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive
Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3
(Cengkareng)
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan
kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham.

PT

AP II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan
perlindungan konsumen kepada pengguna jasabandara, menerapkan praktik tata
kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya
serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan

sekitar bandara melalui program kemitraan dan bina lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

44

2.

Unit Fungsi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di
PT. AP II
Dalam rangka pelaksanaan Program Kemitraan, BUMN Pembina yaitu PT.

AP II membentuk Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan struktur
sesuai dengan beban tugas Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada PT. AP II terdiri atas
2 (dua), yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Program kemitraan
adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh
dan

mandiri,


sedangkan

Program

Bina

Lingkungan

pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN.

merupakan

51

program

Tesis ini membahas

mengenai pelaksanaan perjanjian pemberian pinjaman bantuan modal bagi usaha

kecil dalam program kemitraan pada PT. AP II sehingga pembahasan hanya
difokuskan mengenai Program Kemitraan PT. AP II.
Berdasarkan KEPDIR PT. AP II Nomor KEP.01.02.08/01/2014 Bab I Huruf E,
Unit Fungsi PKBL terdiri atas:
a.

Melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan usaha
kecil dan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha perusahaan.

b.

Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan kegiatan PKBL.

c.

Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun
eksternal perusahaan dalam kegiatan pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan
sosial masyarakat.

51


Pasal 1 angka 6 dan 7 pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

45

d.

Unit PKBL Kantor Pusat melaksanakan fungsi pembinaan Unit PKBL Kantor
Cabang.

e.

Tugas lainnya yang ditetapkan dalam Keputusan Organisasi.
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka PT. AP II senantiasa melaksanakan

perencanaan setiap tahun dan pelaksanaan serta melakukan evaluasi dan pembinaan
terhadap usaha kecil guna pemberdayaan sosial masyarakat di wilayah kerja PT. AP

II Kantor Cabang Kualanamu Deli Serdang.
PT. AP II memeriksa administrasi dan keuangan perusahaan Mitra Binaan
guna me-monitoring dan memantau perkembangan usaha Mitra Binaan tersebut.
Disamping itu, PT. AP II juga berkoordinasi dengan pihak terkait baik internal
(bagian perencanaan dan bagian pengawasan) maupun eksternal yang ada di
Kabupaten Deli Serdang seperti Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Selain itu secara periodik Kantor Pusat PT. AP
II melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap Mitra Binaan yang
memperoleh pinjaman program kemitraan.
PT. AP II menindaklanjuti penyaluran pinjaman bergulir dengan melakukan
pemantauan

(monitoring)

atas

penggunaan,

pengelolaan


maupun

tingkat

pengembaliannya agar seluruh Mitra Binaan agar berusaha dengan sungguh-sungguh
dan mengembalikan dana pinjaman tepat waktu. Beberapa contoh kegiatan pelatihan
yang diselenggarakan tahun 2012 adalah :

Universitas Sumatera Utara

46

a.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Meningkatkan Kinerja Mitra Binaan
Angkasa Pura II (Persero)” di Kantor Cabang Bandara Husein Sastranegara
tanggal 28-29 Juni 2012 yang diikuti oleh 34 Mitra Binaan dari Kantor Cabang
Husein Sastranegara.

b.


Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Bagaimana Menjadi Pengusaha Yang
Sukses Dunia Akhirat“ di kantor Cabang Bandara Internasional Minangkabau
tanggal 05 Juli 2012 yang diikuti oleh 52 Mitra Binaan dari Kantor Cabang
Internasional Minangkabau.

c.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Menjadi Pengusaha Sukses Dunia &
Akhirat” di Kantor Cabang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II tanggal 22
September 2012 yang diikuti oleh 58 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Sultan
Mahmud Badaruddin II.

d.

Pelatihan ESQ Basic Training BUMN di Jakarta International EXPO Kemayoran
tanggal 11 Oktober 2012 yang diikuti oleh 93 Mitra Binaan dari Kantor Cabang
Utama Soekarno-Hatta dan Kantor Cabang Halim Perdanakusuma.

e.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Melalui Nilai-nilai Pribadi Luhur Agar
Sukses Dunia Akhirat” di Hotel Serena Bandung tanggal 22-23 Oktober 2012
yang diikuti oleh 30 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Husein Sastranegara.

f.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pengusaha
Kecil Sukses Mitra Binaan Angkasa Pura II (Persero)” di Hotel Novotel tanggal
23 Oktober 2012 diikuti oleh 65 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Depati Amir.

Universitas Sumatera Utara

47

g.

Pelatihan Mitra Binaan Program Kemitraan Tahun 2012 di Hotel Aston
Tanjungpinang tanggal 5 November 2012 yg diikuti oleh 34 Mitra Binaan dari
Kantor Cabang Raja Haji Fisabilillah.

h.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Diklat Manajemen Usaha Mitra Binaan
Angkasa Pura II (Persero)” di Wisma Hijrah Aceh tanggal 07-08 November 2012
diikuti oleh 50 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Sultan Iskandar Muda.

i.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Pelatihan Manajemen Usaha Kecil” di
Aula BKKBN Pontianak tanggal 27 Desember 2012 yang diikuti oleh 20 Mitra
Binaan dari Kantor Cabang Supadio.

j.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Pelatihan Mitra Binaan Tahun 2012 PT.
AP II” di Kampus LPP Perkebunan Medan tanggal 19-20 Desember 2012 yang
diikuti oleh 25 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Polonia.

k.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “Pengembangan Spirit Wirausaha” di Hotel
Dyan Graha Pekanbaru tanggal 26-27 Desember 2012 yang diikuti oleh 50 Mitra
Binaan dari Kantor Cabang Sultan Syarif Kasim II.

l.

Pelatihan Mitra Binaan dengan tema “ Pelatihan Administrasi Dasar dan
Motivasi Mitra Binaan” di Hotel Grand Pasifik Bandung tanggal 20-21
Desember 2012 yang diikuti oleh Mitra Binaan dari Kantor Cabang Husein
Satranegara.
Beberapa contoh kegiatan promosi/pameran yang diselenggarakan tahun 2012

adalah:

Universitas Sumatera Utara

48

a.

Pameran INACRAFT yang diselenggarakan dari tanggal 25-29 April 2012
bertempat di JCC yang diikuti oleh 8 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Halim
Perdanakusuma Jakarta, Kantor Cabang Husein Sastranegara Bandung, Kantor
Cabang Polonia Medan, Kantor Cabang Supadio Pontianak, Kantor Cabang
Sultan Thaha Jambi, Kantor Cabang Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang,
dan Kantor Cabang Utama Soekarno-Hatta.

b.

Pameran Indonesia Fashion & Craft yang diselenggarakan dari tanggal 08-12
Agustus 2012 bertempat di JCC yang diikuti oleh 10 Mitra Binaan dari Kantor
Cabang Utama Soekarno-Hatta, Kantor Cabang Halim Perdanakusuma, dan
Kantor Cabang Husein Sastranegara.

c.

Pameran Bandung Air Show 2012 yang diselenggarakan dari tanggal 27-30
September 2012 bertempat di Bandara Husein Sastranegara yang diikuti oleh 4
Mitra Binaan.

d.

Pameran Index Dubai yang diselenggarakan dari tanggal 24-27 September 2012
bertempat di Dubai Uni Emirat Arab yang diikuti oleh 1 Mitra Binaan dari
Kantor Cabang Utama Soekarno - Hatta.

e.

Pameran Banten Expo yang diselenggarakan dari tanggal 25-30 September 2012
bertempat Serang yang diikuti oleh 1 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Utama
Soekarno-Hatta.

f.

Pameran Gebyar Potensi Unggulan dan Wisata Banten yang diselenggarakan dari
tanggal 11-14 Oktober 2012 bertempat di Summarecon Mall Serpong yang
diikuti oleh 2 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Utama Soekarno-Hatta.

Universitas Sumatera Utara

49

g.

Pameran Expo Pangan Kuliner Nusantara yang diselenggarakan dari tanggal 27
s/d 30 November 2012 bertempat di Hotel Tiara Convention Medan yang diikuti
oleh 1 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Polonia.

h.

Pameran Intrade Malaysia yang diselenggarakan dari tanggal 27-29 November
2012 bertempat di Menara MATRADE Kuala Lumpur Malaysia yang diikuti
oleh 2 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Husein Sastranegara dan Kantor Cabang
Halim Perdanakusuma.

Pada tahun 2013, PT. AP II menghadirkan 12 Mitra Binaan dalam pameran
kerajinan INACRAFT 2013-International Handicraft Trade Fair. PT. AP II
menghadirkan 12 Mitra Binaan dalam pameran kerajinan INACRAFT 2013International Handicraft Trade Fair 24-28 April 2013 di Balai Sidang Jakarta
Convention Center.
Selain mengikuti pameran bertaraf lokal, PT. AP II juga menfasilitas 2 (dua)
Mitra Binaannya dari cabang Bandara Halim Perdanakusuma dan cabang Bandara
Husein Sastranegara untuk mengikuti Pasar Malam Indonesia 2013 di Den Haag,
Belanda pada tanggal 20-24 Maret 2013. Pameran ini diselenggarakan oleh Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Belanda dalam rangka mempromosikan keunikan
Indonesia. Peserta pameran didatangkan langsung dari negara kepulauan di Indonesia,
antara lain: perdagangan, budaya dan produk-produk investasi.
3.

Sumber Dana
Di dalam Pasal 8 ayat 1 PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015,

sumber dana Program Kemitraan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

50

1)

Penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri
pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4 % (empat
persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya;

2)

Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan;

3)

Hasil bunga deposito, dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan yang ditempatkan; dan

4)

Sumber lain yang sah.
Sedangkan dalam KEPDIR PT. AP II Nomor Kep.01.02.08/01/2014 Bab II

Huruf A ayat 2, sumber dana PKBL berasal dari:
1) Anggaran perusahaan yang diperhitungkan sebagai biaya, maksimal sebesar 2%
(dua persen) dari laba bersih perusahaan tahun sebelumnya dan ditetapkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan. Dalam kondisi tertentu
(dalam hal perusahaan tidak memperoleh laba) besaran dana Program Kemitraan
yang berasal dari anggaran perusahaan yang diperhitungkan sebagai biaya dari
laba bersih.
2) Saldo dana Program Kemitraan yang berasal dari penyisihan sebagian laba
perusahaan yang teralokasi sampai akhir tahun 2012.
3) Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagian dari bagi hasil, bunga deposito
dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban
operasional.
4) Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain (jika ada).

Universitas Sumatera Utara

51

Dari kedua paparan tersebut di atas, sumber dana untuk pemberian pinjaman
bantuan modal yang diterapkan oleh PT. AP II telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada.
PT. AP II selama ini telah menyalurkan dana program kemitraan sejak tahun
2000 s/d November 2015 sebesar Rp. 22.487.700.000,- (dua puluh dua milyar empat
ratus delapan puluh tujuh juta tujuh ratus ribu rupiah) dengan jumlah Mitra Binaan
sebanyak 1.197 (seribu seratus sembilan puluh tujuh) Mitra Binaan dengan wilayah
penyaluran dana adalah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Hal ini sesuai
dengan isi Pasal 6 ayat (1) dan (2) PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015
yang menyebutkan bahwa “BUMN Pembina dapat menyalurkan dana Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di seluruh wilayah Indonesia tetapi dengan
tetap

mengutamakan

wilayah

di

sekitar

BUMN

termasuk

kantor

cabang/perwakilannya”.
Berikut tabel penyaluran dana yang telah diberikan kepada Mitra Binaan
untuk Tahun 2014 dan 2015:
Tabel 1. Daftar Penyaluran Dana Tahun 2014 dan 2015
No. TAHUN
1.

2014

DAERAH

JUMLAH
MITRA BINAAN

JUMLAH DANA YANG
TELAH DIBERIKAN

a. Deli Serdang
b. Medan
c. Serdang Bedagai

21
Rp. 1.344.000.000,10
Rp. 700.000.000,2
Rp.
76.000.000,TOTAL
33
Rp. 2.120.000.000,2.
2015
a. Deli Serdang
22
Rp. 1.315.000.000,b. Medan
13
Rp. 1.040.000.000,TOTAL
35
Rp. 2.355.000.000,Catatan: Data diambil dari wawancara dengan Bapak Sonni Susanto, Junior
Manager PKBL.

Universitas Sumatera Utara

52

Berdasarkan tabel di atas dan hasil wawancara dengan Bapak Sonni Susanto,
diketahui bahwa pada tahun 2015 hanya daerah Deli Serdang dan Medan yang
diberikan pinjaman dana. Hal ini dilaksanakan agar pemberian dana dapat terfokus di
domisili PT. AP II.52
4.

Penggunaan Dana
Pasal 9 ayat (1) PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 menyebutkan

bahwa dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk :
a.

Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aset tetap dalam
rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

b.

Pinjaman tambahan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka pendek
dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan.
Berdasarkan KEPDIR PT. AP II Nomor KEP.01.02.08/01/2014 Bab II Huruf

A ayat 3, penggunaan dana PKBL adalah sebagai berikut:
a.

Pinjaman kepada usaha kecil untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian
aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, dapat diberikan
dalam bentuk dana/uang atau berupa fisik.

b.

Pinjaman khusus yang digunakan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan
kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan dalam jangka
pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan dan rekanan usaha Mitra
Binaan, dengan jangka waktu pinjaman maksimum 1 (satu) tahun.
52

Wawancara dengan Bapak Sonni Susanto (Wawancara dengan Bapak Sonni Susanto III), di
Deli Serdang, tanggal 25 Januari 2016.

Universitas Sumatera Utara

53

c.

Beban pembinaan
1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi
dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan
serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan program kemitraan.
2) Beban pembinaan bersifat hibah maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana
program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.
3) Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau hanya untuk
kepentingan Mitra Binaan.

d.

Beban Operasional
Digunakan untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan yang dananya
bersumber dari jasa administrasi pinjaman, marjin, bagian dari bagi hasil, bunga
deposito dan/atau jasa giro Unit PKBL program kemitraan. Beban operasional
untuk Program Kemitraan menjadi beban BUMN Pembina sebagaimana
tercantum dalam Pasal 13 PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015.
Besarnya beban operasional tersebut ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran
PKBL. Beban operasional digunakan untuk membiayai kegiatan Unit PKBL
yang berkaitan dengan kegiatan operasional program kemitraan sebagai berikut:
1) Biaya survei.
2) Biaya monitoring.
3) Biaya kerja sama penagihan (pelaksanaan kerja sama sesuai persetujuan
Direksi/Senior General Manager/General Manager).
4) Biaya administrasi bank.

Universitas Sumatera Utara

54

5) Pengadaan dan pemeliharaan alat kerja.
6) Biaya rapat koordinasi.
7) Biaya kegiatan karyawan unit program kemitraan yang berkaitan dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan fungsi
pembinaan, administrasi dan keuangan.
8) Biaya tenaga outsourcing pelaksana PKBL.
9) Biaya pendampingan promosi/pameran Mitra Binaan.
10) Biaya administrasi lainnya sesuai persetujuan Direksi/Senior General
Manager/General Manager.
Apabila dana beban operasional yang tersedia pada Program Kemitraan tidak
mencukupi untuk membiayai kegiatan, maka dapat diberikan tambahan biaya yang
dianggarkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) perusahaan sebagai beban
perusahaan.
Apabila pada akhir tahun terdapat sisa dana dari beban operasional, maka sisa
dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai beban operasional tahun berikutnya
dan/atau sebagai tambahan sumber dana program kemitraan.
Rincian anggaran beban pembinaan dan beban operasional dituangkan dalam
Rencana Kerja Anggaran (RKA) PKBL.
5.

Kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga Penyalur
Untuk

meningkatkan

optimalisasi

pelaksanaan

program

kemitraan,

perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga
Penyalur. Hal ini sesuai dengan Pasal 7 PERMEN BUMN No. PER-

Universitas Sumatera Utara

55

09/MBU/07/2015 bahwa apabila diperlukan, BUMN Pembina dapat bekerjasama
dengan BUMN lain untuk membantu tugas penyaluran Program Kemitraan BUMN
tersebut dan kerjasama tersebut harus dituangkan dalam perjanjian yang memuat hak
dan kewajiban masing-masing pihak.
Kerjasama antara Perusahaan dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga
Penyalur dituangkan di dalam perjanjian kerjasama yang sekurang-kurangnya
memuat: 53
1.

Para pihak yang melakukan kerjasama.

2.

Maksud dan tujuan kerjasama.

3.

Jumlah dana program kemitraan yang dikerjasamakan.

4.

Hak dan kewajiban masing-masing pihak.

5.

Jangka waktu kerjasama.

6.

Sanksi.

7.

Keadaan memaksa (force majeure).

8.

Penyelesaian perselisihan.

B. Usaha Kecil
1.

Pengertian Usaha Kecil
Dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2008 bahwa yang dimaksud Usaha

Kecil adalah “Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

53

Bab II Bagian J KEPDIR PT. AP II Nomor KEP.01.02.08/01/2014 tentang Sistem dan
Prosedur Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PT. AP II.

Universitas Sumatera Utara

56

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini.”
Sedangkan dalam Pasal 1 butir 8 pada PERMEN BUMN No.PER09/MBU/07/2015, Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan.
Dalam

Bab

I

huruf

D

angka

9

KEPDIR

PT.

AP

II

No.

KEP.01.02.08/01/2014, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
lecil/usaha perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang
mempunyai omzet per tahun setinggi-tingginya Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) atau asset/aktiva setinggi-tingginya Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2.

Asas dan Tujuan Usaha Kecil
Dalam Pasal 2 UU No. 20 Tahun 2008 bahwa Usaha Kecil berasaskan :

a.

Kekeluargaan.
Asas yang melandasi upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah sebagai bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan
kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahterahan seluruh rakyat Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

57

b.

Demokrasi Ekonomi.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah diselenggarakan sebagai

kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran
rakyat.
c.

Kebersamaan.
Asas yang mendorong peran seluruh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Dunia Usaha secara bersama-sama dalam kegiataannya untuk mewujudkan
kesejahterahan rakyat.
d.

Efisiensi Berkeadilan.
Asas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk
mewujudkan iklim usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif dan
berdaya saing.
e.

Berkelanjutan.
Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan

melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilakukan secara
berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.
f.

Berwawasan lingkungan.
Asas pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilakukan

dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan
lingkungan hidup.
g.

Kemandirian.

Universitas Sumatera Utara

58

Asas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dilakukan
dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan dan kemandirian
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
h.

Keseimbangan Kemajuan.
Asas pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berupaya

menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
i.

Kesatuan Ekonomi Nasional.
Asas pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan

bagian dari pembangunan kesatuan ekonomi nasional.

3.

Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan Usaha Kecil
Prinsip pemberdayaan Usaha Kecil yang tertuang pada Pasal 4 UU No. 20

Tahun 2008 yaitu :
a.

Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

b.

Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

c.

Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

d.

Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

e.

Penyelenggaran perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara terpadu.
Sedangkan pemberdayaan tujuan pemberdayaan Usaha Kecil pada Pasal 5 UU

No. 20 tahun 2008 yaitu :

Universitas Sumatera Utara

59

a.

Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.

b.

Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

c.

Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

4.

Kriteria Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil yang telah tertuang pada Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2008

yaitu :
a.

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Pasal 3 ayat (1) PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 menyebutkan

usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah :
a.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil

Universitas Sumatera Utara

60

penjualan tahunan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah);
b.

Milik warga negara Indonesia;

c.

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Menengah atau Usaha Besar;

d.

Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk usaha mikro dan koperasi;

e.

Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan;

f.

Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun; dan

g.

Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).
Dalam praktek, umumnya semua Mitra Binaan yang memperoleh pinjaman

Program Kemitraan tidak memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 100.000.000,(seratus juta rupiah). Begitu juga mengenai hasil penjualan tahunan tidak lebih dari
Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) karena Mitra Binaan yang memperoleh
pinjaman Program Kemitraan itu adalah usaha kecil.
C. Syarat dan Prosedur Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal
PT. AP tidak langsung menerima calon Mitra Binaan yang mengajukan
proposal kepadanya. PT. AP II terlebih dahulu meneliti prospek dan kelayakan
usahanya, sehingga Mitra Binaan yang memiliki kriteria khususlah yang dapat

Universitas Sumatera Utara

61

menerima bantuan modal dari PT. AP II. Hal ini bertujuan agar Mitra Binaan yang
diberikan bantuan modal dapat berkembang menjadi usaha yang lebih baik.54
Prosedur Pemberian Bantuan Pinjaman Modal oleh BUMN program
kemitraan tidak dapat dipisahkan dari ketentuan-ketentuan hukum perjanjian yang
berlaku bagi semua perjanjian. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1319 KUH
Perdata, yang menyatakan semua perjanjian baik yang bernama maupun perjanjian
tidak bernama tunduk pada peraturan-peraturan umum dalam Buku III KUH Perdata.
Kemitraan dapat dihubungkan dengan KUH Perdata yang mengacu pada
Buku III tentang Perikatan. Perikatan sendiri mempunyai pengertian dua pihak atau
lebih yang saling mengikatkan diri dalam suatu perjanjian. Perikatan mempunyai 2
(dua) sumber sesuai dengan Pasal 1233 KUH Perdata, yaitu perikatan yang
bersumber dari undang-undang dan perikatan yang bersumber dari perjanjian. Dilihat
dari proses pemberian pinjaman maka kerja sama antara BUMN selaku pembina dan
Mitra Binaannya bersumber pada undang-undang dan perjanjian. Kemitraan
merupakan implementasi dari beberapa peraturan perundang-undangan yang relevan
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Perjanjian antara para pihak biasanya
dituangkan dalam suatu perjanjian tertulis (kontrak) dan kontrak yang dibuat
merupakan suatu undang-undang bagi para pihak yang saling mengikatkan dirinya,
kontrak tersebut harus dipatuhi, hal ini berlaku juga dalam perjanjian antara PT. AP II,
dengan Mitra Binaannya sesuai dengan Pasal 1338 ayat (2) Jo. Pasal 1340 KUH
Perdata. Bila salah satu pihak tidak melaksanakan perjanjian sesuai apa yang telah
54

Wawancara dengan Bapak Sonni Susanto I, op.cit.

Universitas Sumatera Utara

62

diperjanjikan maka akan mendapatkan akibat hukum sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku.
Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan program kemitraan
usaha kecil agar tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN.
Dana program kemitraan diberikan dalam bentuk pinjaman untuk membiayai
modal kerja dan/atau pembelian aset tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan
penjualan sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf a PERMEN BUMN No. PER09/MBU/07/2015, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis perjanjian yang sesuai
untuk kerjasama ini adalah perjanjian kredit antara BUMN Pembina dengan Mitra
Binaannya.
Dalam Pasal 11 PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tata cara
penyaluran pinjaman dana Program Kemitraan yaitu :
1.

Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana dan/atau proposal kegiatan usaha
kepada BUMN Pembina, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai
berikut :
a. Nama dan alamat unit usaha;
b. Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha;
c. Bukti Identitas diri pemilik/pengurus;
d. Bidang usaha;
e. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang;

Universitas Sumatera Utara

63

f. Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan beban,
neraca atau data yang menunjukan keadaan keuangan serta hasil usaha);
g. Rencana usaha dan kebutuhan dana;
h. Surat Pernyataan tidak sedang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.
2.

BUMN pembina melaksanakan evaluasi dan seleksi atas permohonan yang
diajukan oleh calon Mitra Binaan.

3.

Dalam hal BUMN Pembina memperoleh calon Mitra Binaan yang potensial,
sebelum dilakukan perjanjian pinjaman, calon Mitra Binaan tersebut harus
terlebih dahulu menyelesaikan proses administrasi terkait dengan rencana
pemberian pinjaman oleh BUMN Pembina bersangkutan.

4.

Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat
perjanjian / kontrak yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama dan alamat BUMN Pembina dan Mitra Binaan.
b. Hak dan kewajiban BUMN Pembina dan Mitra Binaan.
c. Jumlah pinjaman dan peruntukannya.
d. Syarat-syarat pinjaman (sekurang-kurangnya jangka waktu pinjaman, jadwal
angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman).
e. BUMN Pembina dilarang memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan
yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.
Proses pemberian pinjaman dari PT. AP II kepada Mitra Binaannya menurut

KEPDIR PT. AP II Nomor KEP. 01.02.08/01/2014 dilakukan melalui beberapa tahap,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

64

1.

Kantor Pusat
a. Pelaku usaha kecil mengajukan permohonan pinjaman kepada Deputi Direktur
PKBL, dengan proposal yang dilampiri:
1) Rencana usaha dan kebutuhan penggunaan dana.
2) Pas foto terbaru suami isteri/penanggung jawab berikutnya masingmasing 1 (satu) lembar.
3) Foto kopi KTP suami isteri/penanggung jawab berikutnya yang masih
berlaku.
4) Foto kopi kartu keluarga.
5) Izin usaha (untuk pinjaman di atas Rp. 50.000.000,-) atau Surat
Keterangan berusaha dari Lurah/Kepala Desa setempat (untuk pinjaman
sampai dengan Rp. 50.000.000,-).
6) Nama, alamat dan denah lokasi tempat tinggal dan tempat usaha.
7) Foto usaha.
8) Perkembangan kinerja usaha:
a) Arus kas, perhitungan pendapatan dan beban, neraca untuk pinjaman
di atas Rp. 50.000.000,-.
b) Data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha unuk
pinjaman sampai dengan Rp. 50.000.000,-.
b. Unit PKBL melalui seleksi, evaluasi administrasi dan survei lapangan atas
proposal yang diterima.

Universitas Sumatera Utara

65

c. Berdasar hasil evaluasi dan survei proposal yang layak diberi pinjaman
diajukan oleh Deputi Direktur PKBL kepada Direktur Keuangan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Deputi Direktur PKBL memberitahukan persetujuan proposal kepada calon
Mitra Binaan.
e. Unit PKBL menginformasikan dengan koordinator BUMN Pembina setempat
tentang rencana pemberian pinjaman atas proposal yang akan dievaluasi.
f. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman diatur sebagai berikut:
1) Oleh Direktur Keuangan atau Deputi Direktur PKBL sesuai dengan
kewenangannya (Perusahaan).
2) Calon Mitra Binaan:
a)

Usaha perorangan: pemilik usaha atau penanggung jawab usaha.

b) PT/CV: oleh Direktur Utama.
c)

Koperasi oleh Ketua dan Sekretaris/Bendahara sesuai Rapat Anggota
Tahunan (RAT).

3) Perjanjian pinjaman dibuat rangkap 2 (dua) beramaterai cukup, masingmasing untuk perusahaan dan Mitra Binaan.
g. Untuk perlindungan pembayaran piutang, bila diperlukan unit PKBL dapat
memfasilitasi kerjasama Mitra Binaan dengan perusahaan asuransi.
h. Pelaku usaha kecil (Mitra Binaan) menyerahkan tanda perikatan pinjaman dan
untuk Koperasi tidak diharuskan, kecuali ada kesepakatan untuk menyerahkan
tanda perikatan ketika dilakukan survei.

Universitas Sumatera Utara

66

i. Deputi Direktur PKBL melaporkan pelaksanaan pemberian pinjaman kepada
Direktur Keuangan.
2.

Kantor Cabang
a. Pelaku usaha kecil mengajukan permohonan pinjaman kepada Senior General
Manager/General Manager c.q Manager SME-CD (Kantor Cabang Bandara
Soekarno Hatta), Finance Manager (Kantor Cabang Kualanamu), dan
Finance Administration & Comercial Manager (Kantor Cabang lainnya)
setempat dengan melampirkan proposal permohonan pinjaman.
b. Kantor Cabang melaporkan rencana evaluasi dan survei lapangan untuk calon
Mitra Binaan harus mendapatkan persetujuan Deputi Direktur PKBL.
c. Kantor Cabang melaksanakan evaluasi administrasi dari calon Mitra Binaan,
survei lapangan calon Mitra Binaan dapat dilakukan bersama-sama dengan
petugas PKBL Kantor Pusat.
d. Hasil evaluasi/survei yang layak diberi pinjaman, diajukan oleh Kantor
Cabang kepada Deputi Direktur PKBL untuk mendapatkan persetujuan
Direktur Keuangan.
e. Kantor Cabang menginformasikan dengan Koordinator BUMN Pembina
setempat tentang rencana pemberian pinjaman atas proposal yang telah
disetujui.
f. Proposal yang telah mendapat persetujuan, maka General Manager
memberitahukan calon Mitra Binaan tentang persetujuan pinjaman.
g. Penandatangan surat perjanjian pinjaman atas nama:

Universitas Sumatera Utara

67

1) General Manager/Finance Senior Manager untuk Kantor Cabang Utama
Bandara Soekarno Hatta.
2) Calon Mitra Binaan:
a) Usaha perorangan: pemilik usaha atau penanggung jawab usaha.
b) PT/CV: oleh Direktur Utama.
c) Koperasi oleh Ketua dan Sekretaris/Bendahara sesuai Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
3) Perjanjian pinjaman dibuat rangkap 2 (dua) bermeterai cukup, masingmasing untuk perusahaan dan Mitra Binaan.
h. Untuk perlindungan pembayaran piutang, bila diperlukan unit PKBL dapat
memfasilitasi kerjasama Mitra Binaan dengan perusahaan asuransi.
i. Pelaku usaha kecil (Mitra Binaan) menyerahkan tanda perikatan pinjaman dan
untuk Koperasi tidak diharuskan, kecuali ada kesepakatan untuk menyerahkan
tanda perikatan ketika dilakukan survei.
j. Kantor Cabang melaporkan pelaksanaan pemberian pinjaman kepada Direksi,
dengan tembusan kepada Deputi Direktur PKBL.

Dalam KEPDIR PT. AP II No. KEP.01.02.08/01/2014 terdapat Pemberian
Pinjaman Khusus. Pinjaman khusus digunakan untuk membiayai kebutuhan dana
pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan
dalam jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan dan rekanan

Universitas Sumatera Utara

68

usaha Mitra Binaan, dengan jangka waktu pinjaman maksimum 1 (satu) tahun. Tata
cara pemberian pinjaman khusus Program Kemitraan, yaitu:
1.

Kantor Pusat
a. Pelaku usaha kecil (Mitra Binaan) mengajukan permohonan pinjaman kepada
Deputi Direktur PKBL dengan melampirkan kontrak atau Surat Keputusan
surat pesanan pengadaan barang/jasa dari rekanan Mitra Binaan.
b. Unit PKBL mengadakan evaluasi administrasi dan lapangan atas proposal
yang diajukan, apabila hasil evaluasi dipandang layak untuk diberi pinjaman,
maka Deputi Direktur PKBL mengajukan usulan kepada Direktur Keuangan
untuk mendapatkan persetujuan pinjaman.
c. Apabila Mitra Binaan telah mendapat persetujuan untuk mendapatkan
pinjaman, maka Deputi Direktur PKBL memberitahukan:
1) Persetujuan pinjaman kepada Mitra Binaan.
2) Mitra Binaan menyerahkan asli surat perjanjian pengadaan barang/jasa.
3) Menyerahkan surat pernyataan bersedia membayar pinjaman dari rekanan
Mitra Binaan atas kewajiban Mitra Binaan.
4) Selanjutnya perusahaan, Mitra Binaan dan rekanan Mitra Binaan
menandatangani surat perjanjian pinjaman.
5) Perjanjian pinjaman dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan bermaterai
cukup, masing-masing untuk perusahaan, Mitra Binaan dan rekanan Mitra
Binaan.

Universitas Sumatera Utara

69

2.

Kantor Cabang
a. Calon Mitra Binaan mengajukan permohonan pinjaman kepada Senior
General Manager/General Manager dengan melampirkan kontrak/SPK
pengadaan barang/jasa dari rekanan Mitra Binaan.
b. Unit PKBL Kantor Cabang melaksanakan evaluasi administrasi.
c. Permohonan pinjaman yang telah dievaluasi diajukan kepada Deputi Direktur
PKBL, untuk mendapat persetujuan Direktur Keuangan.
d. Setelah mendapat persetujuan, Deputi Direktur PKBL memberitahukan
kepada Kantor Cabang agar melaksanakan survey lapangan.
e. Pelaksanaan survey/evaluasi dapat didampingi petugas PKBL Kantor Pusat.
f. Dalam hal hasil evaluasi dinyatakan layak diberikan pinjaman, maka Kantor
Cabang mengajukan usulan persetujuan kepada Deputi Direktur PKBL untuk
disampaikan kepada Direktur Keuangan.
g. Apabila calon Mitra Binaan telah mendapat persetujuan pinjaman, maka:
1) Kantor Cabang memberitahukan persetujuan pinjaman.
2) Mitra Binaan menyerahkan kontrak/SPK asli pengadaan barang/jasa antara
Mitra Binaan dengan rekanan Mitra Binaan.
3) Mitra Binaan menyerahkan surat pernyataan bersedia membayar atas
kewajibannya.
4) Selanjutnya
Administration

Senior
and

General

Manager/General

Commercial

Manager

dan

Manager/Finance
Mitra

Binaan

menandatangani surat perjanjian pinjaman.

Universitas Sumatera Utara

70

5) Perjanjian pinjaman dibuat rangkap 3 (tiga) dengan bermaterai cukup,
masing-masing untuk perusahaan, Mitra Binaan dan rekanan Mitra Binaan.
6) Kantor Cabang melaporkan pelaksanaan pemberian pinjaman kepada
Deputi Direktur PKBL.
Diharapkan semua proses yang ada dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku,
agar proses penyaluran dana pinjaman modal untuk Mitra Binaan usaha tersebut
dapat berjalan dengan lancar, sehingga kedua belah pihak dapat mengambil manfaat
dari program tersebut.
D. Analisis Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Pemberian Pinjaman
Bantuan Modal
Apabila dilihat dari materi yang terdapat dalam pasal-pasal Perjanjian
Pemberian Pinjaman Bantuan Modal, maka perjanjian tersebut menimbulkan atau
memberikan hak dan kewajiban bagi para pihak untuk dipatuhi/dilaksanakan. Hak
dan kewajiban para pihak tersebut termasuk perjanjian timbal balik yang memberi
hak dan kewajiban bagi para pihak untuk dilaksanakan. Hak yang terdapat pada salah
satu pihak menjadi kewajiban yang harus ditanggung oleh pihak lain. Dalam hal ini
terlihat bahwa hak PT. AP II yang telah dikemukakan di atas merupakan kewajiban
dari Mitra Binaannya, demikian juga sebaliknya, hak Mitra Binaan menjadi
kewajiban PT. AP II.
Di dalam Pasal 5 PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 disebutkan
bahwa BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1.

Membentuk unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan;

Universitas Sumatera Utara

71

2.

Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang ditetapkan oleh Direksi;

3.

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan;

4.

Melakukan evaluasi dan seleksi atas permohonan pinjaman yang diajukan oleh
dan untuk menetapkan calon Mitra Binaan;

5.

Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan
dan dana Program Bina Lingkungan kepada masyarakat;

6.

Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan;

7.

Mengadministrasikan kegiatan pembinaan;

8.

Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan;

9.

Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan secara berkala kepada Menteri.

Di dalam Pasal 4 PERMEN BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 disebutkan
bahwa Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1.

Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana dan/atau proposal yang
menjadi dasar pemberian pinjaman oleh BUMN Pembina;

2.

Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati dengan BUMN Pembina; dan

3.

Menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada BUMN
Pembina sesuai dengan perjanjian.

Universitas Sumatera Utara

72

Dalam

Bab

II

Huruf

G

angka

2

KEPDIR

PT.

AP

II

No.

KEP.01.02.08/01/2014 kewajiban Mitra Binaan yaitu :
1.

Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang tertuang dalam
proposal pengajuan pinjaman yang telah disetujui;

2.

Mengelola dana pinjaman dengan baik, untuk perkembangan usaha dan modal
kerja sesuai dengan tujuan di dalam perjanjian yang telah disepakati;

3.

Menyelenggarakan pencatatan keuangan/pembukuan usaha Mitra Binaan dengan
tertib dan dapat menyampaikan laporan kegiatan usaha ke unit PKBL untuk
Kantor Pusat atau Pelaksana PKBL untuk Kantor Cabang secara periodik;

4.

Apabila Mitra Binaan tidak mampu membuat laporan, petugas monitoring dapat
membantu memberikan informasi pembuatan laporan dimaksud;

5.

Membayar angsuran pinjaman tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati;

6.

Melaksanakan kewajiban lain sebagaimana tersebut dalam kontrak.
Perjanjian Kredit (judul Perjanjian Pemberian Bantuan Modal PT. AP II)

terdiri dari 9 pasal yang berisi :
1.

Pasal 1 mengenai pokok perjanjian;

2.

Pasal 2 mengenai tujuan penggunaan dana dan masa berlakunya pinjaman;

3.

Pasal 3 mengenai bukti perikatan;

4.

Pasal 4 mengenai pelaksanaan yang ditunjuk;

5.

Pasal 5 mengenai hak dan kewajiban;

6.

Pasal 6 mengenai sanksi;

Universitas Sumatera Utara

73

7.

Pasal 7 mengenai penyelesaian tunggakan;

8.

Pasal 8 mengenai perselisihan;

9.

Pasal 9 mengenai penutup.

Ketentuan-ketentuan di dalam Pasal 1, 2, dan 4 mengenai pokok perjanjian,
tujuan penggunaan dana dan masa berlakunya pinjaman, serta pelaksanaan yang
ditunjuk merupakan ketentuan yang berbeda pada masing-masing Mitra Binaan.
Ketentuan-ketentuan ini tergantung dari permintaan dan merupakan hasil dari
kesepakatan antara PT. AP II dengan masing-masing Mitra Binaan. Sedangkan isi
Pasal 3, 5, 6, dan 7 perjanjian merupakan hak absolut PT. AP II. PT. AP II
menetapkan klausula-klausula tersebut untuk dipenuhi dan ditaati oleh Mitra
Binaan.55 Klausula-klausula inilah yang disebut dengan klausula baku.
Terkait dengan klausula baku Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal,
di dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut UU No. 8 Tahun 1999) dirinci
mengenai larangan untuk pencantuman klasula baku di dalam setiap dokumen
dan/atau perjanjian apabila :
1.

Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;

2.

Menyatakan bahwa pelaku usaha menolak penyerahan kembali barang yamg
dibeli konsumen;

55

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

74

3.

Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang
dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;

4.

Menyatakan pemberian kuasa di konsumen kepada pelaku usaha baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang
berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;

5.

Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan
jasa yang dibeli oleh konsumen;

6.

Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau
mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;

7.

Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh
pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;

8.

Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk
pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang
dibeli oleh konsumen secara angsuran.

Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen
atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud di atas dinyatakan
batal demi hukum.
Klausula baku yang terdapat pada Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan
Modal tercantum pada :
1.

Pasal 3 mengenai Bukti Perikatan.

Universitas Sumatera Utara

75

Mitra Binaan wajib menyerahkan bukti itikad baik (jaminan) kepada PT. AP II
sesuai yang disepakati sebagai perikatan untuk pinjaman tersebut. Bukti itikad
baik tersebut akan dikembalikan oleh PT. AP II kepada Mitra Binaan setelah
seluruh pinjaman telah dilunasi oleh Mitra Binaan. Namun apabila 6 (enam)
bulan setelah jatuh tempo pelunasan pinjaman, Mitra Binaan belum melunasi
pinjaman, maka bukti itikad baik yang dititipkan kepada

PT. AP II bukan lagi

menjadi tanggung jawab PT. AP II apabila terjadi hal-hal yang di luar kehendak
dan kekuasaan PT. AP II seperti hilang, terbakar dan lain-lain.
Melihat dari klausula tersebut, maka bukti perikatan Mitra Binaan yang sifatnya
penting bagi Mitra Binaan akan menjadi tidak tersimpan dengan baik sehingga
apabila terjadi kehilangan, kebakaran atau hal-hal lain yang mengakibatkan
hilang atau musnahnya bukti perikatan Mitra Binaan tidak dapat berbuat apapun.
2.

Pasal 5 mengenai Hak dan Kewajiban.
a) Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh PT. AP II, yaitu:
(1) Berhak memberikan bimbingan dan pengembangan usaha kepada Mitra
Binaan;
(2) Berhak mengawasi, memantau dan meminta laporan Mitra Binaan tentang
pemanfaatan pinjaman sesuai dengan maksud dan tujuan perjanjian ini;
(3) Berhak untuk menahan bukti perikatan, sepanjang Mitra Binaan belum
memenuhi kewajiban terhadap Mitra Binaan.
b) Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh Mitra Binaan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

76

(1) Berhak untuk memanfaatkan pinjaman tersebut untuk kepentingan usaha
sesuai dengan pemberian pinjaman.
(2) Wajib memberikan laporan kepada PT. AP II tentang pemanfaatan
pinjaman tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan perjanjian ini.
(3) Wajib mengelola, memelihara dan menjaga keutuhan serta melaksanakan
angsuran pengembalian pokok beserta jasa administrasi atas pinjaman
tersebut dengan memperhatikan tujuan pinjaman.
(4) Berhak untuk menyampaikan laporan perkembangan usaha kepada
PT. AP II setiap triwulan selambat-lambatnya tanggal 10 (sepuluh) tahun
pertama triwulan berikutnya.
Mengenai hak pemantauan perkembangan usaha Mitra Binaan oleh PT. AP II,
KEPDIR PT. AP II Nomor KEP.01.02.08/01/2014 dalam huruf G angka 1
menyebutkan bahwa pemantauan dilakukan dengan monitoring, terhitung
sejak penyaluran diterima oleh Mitra Binaan sampai dengan pelunasan
pinjaman. Monitoring dapat dilaksanakan sebagai berikut:
(1) Aktif, monitoring perkembangan usaha berdasarkan peninjauan lapangan
ke lokasi Mitra Binaan minimal 1 (satu) kali selama pembinaan, dan
dibuat laporan pelaksanaan monitoring kepada atasan.
(2) Pasif, monitoring perkembangan usaha berdasarkan hasil laporan Mitra
Binaan, korespondensi dan komunikasi dengan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

77

(3) Pemantauan dilaksanakan selama masa pembinaan (sesuai dengan surat
perjanjian pinjaman) kecuali ada permintaan penjadwalan kembali dari
Mitra Binaan.
3.

Pasal 6 mengenai Sanksi.
Pasal ini memperlihatkan bahwa PT. AP II dapat membatalkan perjanjian dan
menarik kembali sebahagian atau seluruh pinjaman yang diberikan kepada Pihak
Kedua apabila Pihak Kedua tidak menaati kewajiban yaitu memberikan laporan
kepada PT. AP II tentang pemanfaatan pinjaman, mengelola, memelihara dan
menjaga keutuhan serta melaksanakan angsuran pengembalian pokok beserta
jasa administrasi atas pinjaman tersebut dengan memperhatikan tujuan pinjaman,
dan menyampaikan laporan perkembangan usaha kepada PT. AP II setiap
triwulan selambat-lambatnya tanggal 10 (sepuluh) tahun pertama triwulan
berikutnya, serta menurut evaluasi Pihak Pertama pinjaman tidak digunakan
sesuai dengan tujuan pemberian pinjaman.
Ketentuan sanksi berdasarkan KEPDIR PT. AP II No. KEP. 01.02.08/01/2014
terdiri atas 4 (empat) bagian yaitu:
a) Peringatan I
Berupa konfirmasi piutang yang diberikan kepada Mitra Binaan atas
keterlambatan pembayaran yang sudah jatuh tempo hingga mencapai 2 (dua)
bulan.
b) Peringatan II

Universitas Sumatera Utara

78

Apabila 2 (dua) setelah peringatan I, Mitra Binaan tidak juga merespon, maka
kepada Mitra Binaan diberi Peringatan II.
c) Peringatan III
Apabila 2 (dua) setelah peringatan II, Mitra Binaan tidak menyelesaikan
piutang diberikan Peringatan III.
d) Bukti Tanda Keseriusan Pinjaman tetap disimpan PT. AP II selama pinjaman
belum dilunasi.
Klausula-klausula tersebut ditetapkan oleh PT. AP II agar Mitra Binaan terhindar
dari kelalaian sehingga PT. AP II dapat menyelesaikan kewajibannya dengan
tepat waktu dan lancar.
Pasal 1266 KUH Perdata menyebutkan syarat batal dianggap selalu dicantumkan
dalam persetujuan yang timbal balik, andaikata

Dokumen yang terkait

Aspek Yuridis Pemberian Pembiayaan Modal Kerja pada Perbankan Syariah dengan Menggunakan Akad Mudharabah (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Utama)

4 81 101

Tinjauan Yuridis Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha Kepada Ekonomi Kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan

3 61 100

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 26 90

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL MENENGAH DALAM PROGRAM KEMITRAAN DI PT.POS INDONESIA (PERSERO) WILAYAH POS II PADANG.

0 2 6

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PINJAMAN DANA ANTARA PENGUSAHA KECIL DAN BUMN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DI PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

0 0 1

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

0 4 13

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

0 0 2

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

0 0 20

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

0 0 20

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bagi Usaha Kecil Dalam Program Kemitraan pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

0 0 3