HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN. pdf

HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS OLEH NETTY PRATIWI 057023012 / AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Dalam Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH NETTY PRATIWI 057023012 / AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

Telah diuji

Pada tanggal : 6 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Drg. Lina Natamiharja, SKM

Anggota : Prof. Drg. Monang Panjaitan, M.S

Drs. Amru Nasution, M.Kes

dr. Surya Darma, MPH

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 20 Agustus 2007

( Netty Pratiwi )

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

Judul Tesis : Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja

Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai Tahun 2006

Nama Mahasiswa

: Netty Pratiwi

Nomor Pokok

Program Studi

: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi

: Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

Menyetujui Komisi Pembimbing :

( Prof. drg. Lina Natamiharja, SKM ) ( Prof. drg. Monang Panjaitan, MS )

Ketua

Anggota

Ketua Program Studi, Direktur SPs USU

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal Lulus : 6 Agustus 2007

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 NETTY PRATIWI

Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Komunitas Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Tingginya angka penderita penyakit gigi dan mulut di Kota Binjai kemungkinan disebabkan karena belum baiknya pengelolaan organisasi UKGS di Puskesmas. Hal ini melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik organisasi UKGS dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS Puskesmas di Kota Binjai.

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe explanatory (survey penjelasan). Populasi penelitian adalah 8 buah puskesmas dan SD di Kota Binjai. Sampel penelitian adalah 3 puskesmas dengan karakteristik organisasi baik, cukup dan kurang serta siswa kelas 6 SD yang diambil secara purposive sampling. Jumlah sampel untuk siswa kelas 6 SD adalah 378 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawacara berpedoman pada kuesioner penelitian untuk data karakteristik organisasi dan cakupan pelayanan UKGS, data status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diperoleh dengan pemeriksaan gigi secara langsung dalam rongga mulut. Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik Korelasi Pearson dan T-test unpaired.

Hasil analisis uji statistik Korelasi Pearson menunjukkan ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS puskesmas dengan OHIS dan CPITN siswa SD. Melalui uji statistik T-test unpaired ternyata tidak ada perbedaan OHIS dan CPITN antara lokasi terdekat dan terjauh dari puskesmas. Tidak ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS puskesmas dengan DMF-T siswa SD yang mana rerata D jauh lebih besar dibandingkan dengan rerata F siswa SD di Kota Binjai.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur karakteristik organisasi UKGS puskesmas untuk melaksanakan program UKGS di SD 25% baik, 62,5% cukup dan 12,5% kurang. Cakupan perawatan terhadap siswa kelas selektif masih kurang di Puskesmas Kota Binjai. Indeks OHIS dan CPITN siswa SD berhubungan dengan karakteristik organisasi UKGS puskesmas, sedangkan dengan DMF-T tidak berhubungan yang mana rerata F jauh lebih kecil dibandingkan rerata D. Disarankan agar menerapkan program kumur-kumur dengan larutan fluor atau pengolesan larutan fluor pada gigi siswa SD, serta melaksanakan perawatan/penambalan gigi siswa kelas selektif.

Kata Kunci : karakteristik organisasi, kinerja, UKGS

vi

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

RELATION OF ORGANIZATIONAL CHARACTERISTIC WITH THE PERFORMANCE PROGRAM OF UKGS ( SCHOOL DENTAL HEALTH EFFORT) AT BINJAI TOWN IN 2006 NETTY PRATIWI

Master Program of Community Health Policy and Administration Post Graduate School of North Sumatera University

ABSTRACT

The height number of patients in dental and oral disease at Binjai town is possibility due to not good management of organizational of school dental health effort at health centres. This was the background of the study. The aim of this study was to know how organizational characteristic of school dental health effort and its relation with the performance program of school dental health effort at Binjai town.

The type of this study was an explanatory survey. Population were eight health centres and elementary school students at Binjai town. The sample were three health centres with good , enough and less organizational characteristic and elementary school students grade six who were taken by purposive sampling. The total samples of elementary school students were 378 people. Collecting data was done by interview based on research questioner for the data of organizational characteristic and coverage service of school dental health effort. Data of dental and oral health status of elementary school students was obtained directly in oral cavity. Statistical analysis was done with Pearson Correlation and T-Test (unpaired).

The results of statistical test analysis with Pearson Correlation showed that there were relations between organizational characteristic of school dental health effort at health centre with OHIS and CPITN of elementary school students. Statistical tests with T-test Unpaired showed that there were no differences of OHIS and CPITN between of closest and furthermost location from health centre. There was no correlation between organizational characteristic of school dental health effort at health centre with DMF-T of elementary school students which the mean of D is higher than the mean of F of elementary school students at Binjai Town.

The research concluded that organizational characteristic element of school dental health effort at health centre to perform school dental health effort in elementary school is 25% good, 62,5% enough and 12,5% less. Coverage of selective class students treatment still less in health centres at Binjai Town. OHIS and CPITN index of elementary school student was related to the organizational characteristic of school dental health effort at health centre, while there was no correlated with DMF-T which the mean of F smaller than the mean of D. Suggested that to carry out the fluoride mouth rinse program or fluoride topical application at elementary school students, and also perform the treatment / filling tooth of selective class students.

Keywords : organizational characteristic, performance, UKGS.

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas berkat Rahmad dan Ridho yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul “Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai Tahun 2006”.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini selain atas upaya penulis, juga tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B., MSc., Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS., Ketua Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat pada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

3. Ibu Prof. Drg. Lina Natamiharja, SKM., Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan dorongan, semangat dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

4. Bapak Prof. Drg. Monang Panjaitan, M.S., Anggota Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes., Anggota Komisi Pembanding

vii

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

6. Bapak dr. Surya Darma, MPH., Anggota Komisi Pembanding

7. Seluruh dosen dan Pegawai Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Pasca Sarjana USU.

8. Seluruh teman-teman Mahasiswa Pasca Sarjana USU, di Puskesmas Limau Sundai Binjai dan Dinas Kesehatan Binjai yang telah membantu memberi support dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ayahanda H. Agustono dan Ibunda Hj. Sufni Yus yang telah berperan sangat besar dalam mendidik dan membesarkan penulis serta membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Suami Zunaidi, SE dan anak-anak tercinta Cynthia, Aditya dan Cinta yang selalu memberikan dorongan, kesabaran dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekhilafan selama mengikuti pendidikan pada program studi pascasarjana ilmu kesehatan masyarakat USU ini, dan semoga amalan-amalan yang telah diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT, Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, 20 Agustus 2007 Penulis

( Netty Pratiwi )

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Netty Pratiwi Tempat/Tgl Lahir : Medan/ 21 Maret 1969 Alamat : Jl. Jati 49 Pulo Brayan Bengkel Medan Suami : Zunaidi, SE Anak : 1. Cynthia Pratiwi

2. Aditya Waskita

3. Cinta Sabrina

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 060871 Medan Tamat Tahun 1981

2. SMPN 9 Medan Tamat Tahun 1984

3. SMAN 3 Medan Tamat Tahun 1987

4. Fakultas Kedokteran Gigi USU Tamat Tahun 1992 Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun 1994-1999 Staf Pengajar di Sekolah Pengatur Rawat

Gigi Bukit Tinggi Sumatera Barat.

2. Tahun 1999-sekarang Dokter Gigi di Puskesmas Limau

Sundai Kota Binjai.

viii

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................... 37

4.2. Karakteristik Organisasi UKGS............................................................. 39

4.3. Kinerja Program UKGS......................................................................... 41

4.4. Hasil Uji Statistik.................................................................................... 45

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Organisasi UKGS........................................................ 49

5.2. Kinerja Program UKGS....................................................................

5.3. Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS 53

5.4. Keterbatasan Penelitian....................................................................

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan....................................................................................... 59

6.2. Saran................................................................................................. 60

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris

2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus

3.1. Puskesmas dan SD Terpilih Berdasarkan Lokasi dan Jarak dari Puskesmas di Kota Binjai

3.2. Jumlah sampel pada SD Terpilih berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai

3.3. Klassifikasi Tingkat Keparahan Karies Gigi Menurut WHO

4.1. Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan per Kecamatan di Kota Binjai

4.2. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Binjai

4.3. Jumlah Tenaga Medis Puskesmas Per Kecamatan di Kota Binjai

4.4. Jumlah murid SD/MI dan Puskesmas Per Kecamatan Kota Binjai

4.5. Kategori Karakteristik Organisasi UKGS

4.6. Kategori Puskesmas Berdasar Karakteristik Organisasi 40

4.7. Cakupan Pelayanan UKGS berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai

4.8. Rerata dan Kategori OHIS siswa SD berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai

4.9. Rerata dan Tingkat DMF-T siswa SD berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai

4.10. Rerata DMF-T , Decay dan Filling pada Siswa SD lokasi Terdekat dan Terjauh dari Puskesmas Terpilih di Kota Binjai

4.11. Rerata dan Status CPITN (Sektan Gusi Sehat) siswa SD Berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai

4.12. Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan OHIS Siswa SD Kota Binjai

4.13. Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks OHIS Siswa SD pada Lokasi Terdekat dan Terjauh di Kota Binjai

4.14. Hubungun Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks CPITN (Sektan Gusi Sehat) Siswa SD pada Sekolah Dasar di Kota Binjai

4.15. Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks CPITN Siswa SD Berdasarkan Lokasi terjauh dan Terdekat di Kota Binjai

4.16. Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks DMF-T rata-rata Siswa SD di Kota Binjai

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

2. Surat Izin Penelitian

3. Daftar Pertanyaan / Kuesioner

4. Hasil Analisis Statistik

xi

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

DAFTAR ISTILAH

CIS : Calculus Index Simplified CPITN

: Community Periodontal Index of Treatment Needs DMF-T

: Decay Missing Filling Teeth MI

: Madrasah Ibtidaiyah ODIS

: Oral Debris Index simplified OHIS

: Oral Hygiene Index Simplified PTI

: Performed Treatment Index SD

: Sekolah Dasar SKRT

: Survei Kesehatan Rumah Tangga UKS

: Usaha Kesehatan sekolah UKGS

: Usaha Kesehatan Gigi Sekolah WHO

: World Health Organization

xii

NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH)KOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Salah satu pokok program Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI, 2003) adalah pokok program upaya kesehatan. Program yang termasuk dalam Upaya Kesehatan ini adalah Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Sasaran yang ingin dicapai melalui Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular khusus untuk kesehatan gigi dan mulut adalah: (1). Turunnya secara bermakna insiden dan prevalensi penyakit gigi sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. (2). Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Prevalensi karies gigi pada anak kelompok usia 12 tahun cenderung meningkat dari 69,74% pada tahun 1978 menjadi 76,92% pada tahun 1995 ( Depkes RI, 1999). Hasil studi morbiditas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) - Surkenas (Survei Kesehatan Nasional) 2001 menunjukkan bahwa secara umum antara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60 persen penduduk. Sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah 33 persen dan meningkat dengan bertambahnya umur. Hasil SKRT 2001 memperlihatkan bahwa indeks DMF-T pada penduduk umur 10 tahun ke atas sebesar 5,3 yang berarti bahwa jumlah kerusakan gigi rata-rata per orang adalah 5 gigi. Sementara nilai F (gigi di tambal) sangat rendah pada semua Prevalensi karies gigi pada anak kelompok usia 12 tahun cenderung meningkat dari 69,74% pada tahun 1978 menjadi 76,92% pada tahun 1995 ( Depkes RI, 1999). Hasil studi morbiditas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) - Surkenas (Survei Kesehatan Nasional) 2001 menunjukkan bahwa secara umum antara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60 persen penduduk. Sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah 33 persen dan meningkat dengan bertambahnya umur. Hasil SKRT 2001 memperlihatkan bahwa indeks DMF-T pada penduduk umur 10 tahun ke atas sebesar 5,3 yang berarti bahwa jumlah kerusakan gigi rata-rata per orang adalah 5 gigi. Sementara nilai F (gigi di tambal) sangat rendah pada semua

Untuk mencapai Visi Program Kesehatan Indonesia Sehat 2010, di bidang kesehatan gigi dan mulut mengacu pada indikator oral health global goal WHO, disesuaikan dengan kemampuan sumber daya dan kondisi kesehatan gigi masyarakat pada tahun 1995, Indonesia menetapkan indikator derajat kesehatan gigi dan mulut antara lain untuk kelompok umur 12 tahun yang harus dicapai pada tahun 2010 sebagai berikut: Indeks DMF-T < 2 dan 70% sekstan gusi sehat > 3 (Depkes RI, 1999).

Kompleksitas masalah kesehatan gigi seperti diuraikan di atas cenderung relatif merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kota Binjai. Kota Binjai adalah salah satu Kota di Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai 8 Puskesmas yang berada pada 5 Kecamatan terdiri atas 18 Puskesmas Pembantu (Dinas Kesehatan Kota Binjai). Jumlah penduduk Kota Binjai sekitar 237 904 jiwa yang terdiri atas 154 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah

murid sekitar 31 613 jiwa (BPS Kota Binjai, 2005). Menurut Kasubdis Yankes Dinas Kesehatan Kota Binjai Dra.Umur Pandia Apt, di Kota Binjai masih banyak dijumpai kasus karies gigi pada anak-anak sekolah dasar, hal ini juga masih merupakan masalah nasional sampai sekarang yang mana kemampuan dan kesadaran untuk membersihkan serta merawat gigi dan mulut masih kurang dan penyakit ini cenderung meningkat setiap dasawarsa. Di Kota Binjai telah dilaksanakan program untuk menanggulangi masalah karies gigi pada anak-anak sekolah dasar yaitu melalui Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, namun murid sekitar 31 613 jiwa (BPS Kota Binjai, 2005). Menurut Kasubdis Yankes Dinas Kesehatan Kota Binjai Dra.Umur Pandia Apt, di Kota Binjai masih banyak dijumpai kasus karies gigi pada anak-anak sekolah dasar, hal ini juga masih merupakan masalah nasional sampai sekarang yang mana kemampuan dan kesadaran untuk membersihkan serta merawat gigi dan mulut masih kurang dan penyakit ini cenderung meningkat setiap dasawarsa. Di Kota Binjai telah dilaksanakan program untuk menanggulangi masalah karies gigi pada anak-anak sekolah dasar yaitu melalui Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, namun

Laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2006 menyatakan bahwa penyakit gigi dan mulut termasuk dalam 10 penyakit terbesar menurut kunjungan pasien ke Puskesmas. Diperkirakan 65 % masyarakat Kota Binjai menderita penyakit gigi dan mulut. Penilaian tersebut tertuang di laporan SP2TP Puskesmas yang dibuat setiap bulannya dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinas Kesehatan Kota Binjai).

Tingginya angka penderita penyakit gigi dan mulut di Kota Binjai kemungkinan disebabkan karena belum baiknya pengelolaan organisasi UKGS di Puskesmas. Organisasi UKGS Puskesmas memiliki karakteristik berbeda yang ditentukan berdasarkan sub variabel yang terdiri atas sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah serta monitor dan evaluasi. Apabila organisasi UKGS dikelola dengan baik, maka dapat meningkatkan kinerja Program UKGS sehingga dicapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan organisasi.

Kinerja program UKGS ditentukan oleh variabel penentu yaitu : cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi dan mulut. Cakupan pelayanan UKGS terdiri atas beberapa sub variabel yaitu : cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi massal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah (Depkes RI, 1996).

Sedangkan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah ditentukan berdasarkan sub variabel yang terdiri atas Indeks DMF-T, CPITN dan OHIS berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan program UKGS. Penetapan lokasi adalah untuk melihat status kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar pada lokasi terdekat dan terjauh dari Puskesmas terpilih, sehingga diketahui apakah pelaksanaan program UKGS di sekolah dasar berjalan dengan baik atau tidak.

Untuk menganalisis bagaimana karakteristik organisasi dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS Puskesmas di Kota Binjai maka akan dilakukan penelitian dengan menganalisis karakteristik organisasi yang terdiri atas beberapa sub variabel yaitu sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah serta monitor dan evaluasi . Karakteristik organisasi ini kemudian dihubungkan dengan kinerja Program UKGS yang ditentukan berdasarkan pendekatan variabel cakupan pelayanan UKGS serta pendekatan variabel status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian : bagaimanakah karakteristik organisasi UKGS (sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas , unit sekolah, monitor dan evaluasi) dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS (cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi dan mulut) di Kota Binjai Tahun 2006.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Menganalisis karakteristik organisasi UKGS (sarana dan prasarana, petugas , biaya operasional, unit sekolah, monitor dan evaluasi) di Kota Binjai.

2. Menganalisis kinerja program UKGS yaitu cakupan pelayanan UKGS (cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah) dan status kesehatan gigi dan mulut (indikator Indeks DMF-T, CPITN dan OHIS)

3. Menganalisis gambaran karakteristik organisasi UKGS Puskesmas (baik, sedang, kurang) dan hubungannya dengan cakupan pelayanan UKGS di Kota Binjai.

4. Menganalisis hubungan antara karakteristik organisasi UKGS Puskesmas (baik, cukup, kurang) dengan status kesehatan gigi dan mulut (OHIS, CPITN DMF-T) berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan program UKGS.

1.4. Hipotesis

Ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS Puskesmas dengan status kesehatan gigi dan mulut (OHIS, CPITN, DMF-T) siswa SD di Kota Binjai.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai dalam mengambil kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Kota Binjai.

2. Sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.

3. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas lain di Kota Binjai dalam hal peningkatan kesehatan gigi siswa SD.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Menurut Azwar (1996), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Yang dimaksud dengan Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Salah satu kegiatan Puskesmas adalah Usaha Kegiatan Gigi Sekolah (UKGS). Pengertian UKGS menurut Depkes RI (1996) adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa sekolah dasar (SD) dalam suatu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal. UKGS merupakan komponen kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas, dengan memanfaatkan sekolah terutama SD sebagai tempat untuk pusat kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di luar gedung Puskesmas.

Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa SD sebagai mitra kerja Puskesmas dalam pelaksanaan UKGS mempunyai potensi yang Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa SD sebagai mitra kerja Puskesmas dalam pelaksanaan UKGS mempunyai potensi yang

Kegiatan UKGS (Departemen Kesehatan RI, 2000) dilakukan sesuai keadaan tenaga dan fasilitas di Puskesmas, dan dibagi dalam 3 tahap / paket, yaitu:

1. Tahap I atau paket minimal UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :

a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung Fluor minimal 1 kali / bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.

Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi.

b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung Fluor minimal 1 kali / bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Tahap III atau paket optimal UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai, dipakai sistem inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 (dua) tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi).

b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum Dep.Dik.Nas.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care of demand)

g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih (kelas I, III, V dan VI) sesuai kebutuhan (treatment need).

h. Rujukan bagi yang memerlukan.

2.2. Organisasi UKGS

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003), sering dijumpai definisi organisasi yang sangat beragam, bahkan keberagaman pengertian organisasi dapat dikatakan jumlahnya adalah sebanyak pemikirnya. Klasifikasi definisi organisasi secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu : pertama, organisasi dipandang sebagai kumpulan orang; kedua, organisasi dipandang sebagai proses pembagian kerja; ketiga, organisasi dipandang sebagai sistem. Organisasi yang dimaksud tidak lebih adalah sebagai sekumpulan orang, yang di dalamnya melakukan kerjasama dengan melalui pola hubungan yang bersifat sekunder, sehingga tidak ada terikat kaitan emosional, yang terintegrasi dalam sebuah lingkungan sosial yang lebih luas, dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, dalam rangka mencapai tujuan.

Sebagai suatu persekutuan dan ataupun sistem, tidaklah sulit dipahami bahwa di dalam organisasi terdapat berbagai bagian, komponen atau sub sistem Sebagai suatu persekutuan dan ataupun sistem, tidaklah sulit dipahami bahwa di dalam organisasi terdapat berbagai bagian, komponen atau sub sistem

Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi antara lain : mempunyai pendukung, tujuan, kegiatan, pembagian tugas, perangkat organisasi, pembagian dan pendelegasian wewenang serta kesinambungan kegiatan dan kesatuan perintah dan arah (Azwar, 1996).

Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Organisasi UKGS Puskesmas yang didukung oleh tenaga medis dan non medis, bertujuan mencapai kinerja program UKGS yang maksimal, mempunyai petugas khusus UKGS, mempunyai perangkat organisasi yaitu Dinas Kesehatan dan Unit Sekolah dengan pembagian dan pendelegasian wewenang masing-masing.

2.2.1. Sarana dan prasarana Menurut Depkes RI (1992), sarana dan prasarana diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan Program UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan peralatan pemeriksaan gigi untuk skrining dan yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa keterbatasan sumber mendukung pelaksanaan Program UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan peralatan pemeriksaan gigi untuk skrining dan yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa keterbatasan sumber

2.2.2. Biaya operasional Biaya operasional diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Program

UKGS sehingga dapat memaksimalkan kinerja Program UKGS. Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit (Azwar, 1996).

Berdasarkan penelitian Ramola (2006), biaya operasional untuk program UKGS seperti dana pembinaan petugas/tenaga non dental, biaya transportasi untuk petugas belum tersedia. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam, yakni:

a. Seluruhnya bersumber dari anggaran Pemerintah

b. Sebagian ditanggung oleh masyarakat Disini, masyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dengan diikutsertakannya masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-cuma (Azwar, 1996).

2.2.3. Petugas Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata

ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan

dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian Ramola (2006), motivasi dan tanggung jawab petugas kesehatan gigi di Puskesmas masih rendah. Kehidupan organisasi untuk bahagian yang lebih besar digerakkan oleh sumber daya manusia, bahkan sumber daya manusia sangat dominan fungsinya dalam kehidupan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu lebih dipahami dan ditangani secara serius, bila diharapkan peningkatan produktivitas dalam usaha merealisasi tujuan organisasi. Sumber daya manusia harus ditarik, diseleksi dan ditempatkan secara tepat, kemudian dikembangkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya serta dimotiver sedemikian rupa agar ia memberi manfaat bagi kelangsungan hidup organisasi (Manullang, 1987).

Menurut Depkes RI (1992), Program UKGS dijalankan oleh petugas yang berasal dari Puskesmas. Tenaga di Puskesmas ditugaskan mengurus kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut, melaksanakan UKGS dan menjadi anggota Tim Pelaksana UKS di sekolah. Jika tidak ada tenaga kesehatan gigi, tugas tersebut diserahkan pada tenaga kesehatan lain yang telah dilatih tentang kesehatan gigi dan mulut.

2.2.4. Unit sekolah Unit Sekolah merupakan tempat dilaksanakannnya kegiatan UKGS dimana objek UKGS adalah siswa sekolah dasar . Pemerintah melalui Puskesmas telah memanfaatkan SD sebagai wahana pelayanan kesehatan melalui kegiatan UKS yang berdimensi luas diantaranya UKGS. Pelaksanaan UKGS memposisikan Puskesmas sebagai unit organisasi pelayanan kesehatan yang 2.2.4. Unit sekolah Unit Sekolah merupakan tempat dilaksanakannnya kegiatan UKGS dimana objek UKGS adalah siswa sekolah dasar . Pemerintah melalui Puskesmas telah memanfaatkan SD sebagai wahana pelayanan kesehatan melalui kegiatan UKS yang berdimensi luas diantaranya UKGS. Pelaksanaan UKGS memposisikan Puskesmas sebagai unit organisasi pelayanan kesehatan yang

2.2.4.1. Komite sekolah. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Keterlibatan orang tua atau wali murid merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memaksimalkan kinerja Program UKGS. Salah satu perwujudan keterlibatan orang tua murid dalam kehidupan sekolah adalah dibentuknya Komite Sekolah (Wright,1994). Berdasarkan penelitian Lubis (2005), dapat disimpulkan bahwa komite sekolah sebagai mitra kerja Puskesmas dalam pelaksanaan UKGS mempunyai potensi yang memadai untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya UKGS.

Jesse (1998) mengatakan bahwa orang tualah yang paling berperan dalam pemeliharaan kesehatan anak. Orang tua dapat mendukung dan membangun semangat anak-anak mereka untuk membiasakan memelihara kesehatan gigi dan mulut, karena orang tua mempunyai peranan penting dalam hidup anak-anak sehari-hari dan kebiasaan berperilaku hidup sehat, ini juga harus dilaksanakan setiap anggota keluarga (Prasetyo, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Herawati

(1998) dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan kesehatan anak oleh orang tua menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan kualitas kesehatan anak.

Terdapatnya hubungan sinergis antara sekolah dan orang tua perlu dipahami bahwa pihak pertama yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Fungsi sekolah adalah membantu, apalagi jika diingat bahwa sehari-hari anak didik lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah, oleh karena itu perlu dijalin hubungan sinergis antara orang tua sebagai pihak ”penanggung jawab” dan membantu mendidik anak yang bersangkutan (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Keterlibatan orang tua dalam penyusunan kebijakan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap kegiatan dan program sekolah, pada gilirannya dapat mendorong mereka untuk mendukung penggalangan dana dan fasilitas guna pelaksanaan program dan kegiatan sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Orang tua mempunyai peran penting dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, diharapkan dapat mendorong dan mengawasi anak dalam perawatan sendiri di rumah. Tenaga kesehatan harus berperan sebagai motivator dalam merubah sikap dan perilaku orang tua untuk melaksanakan perannya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anaknya (Departemen Kesehatan R.I., 1996)

2.2.4.2. Kepala sekolah/guru. Diharapkan keterlibatan sekolah dalam pelaksanaan program UKGS khususnya dalam hal ini keterlibatan kepala sekolah/ guru. Sebagaimana diketahui 2.2.4.2. Kepala sekolah/guru. Diharapkan keterlibatan sekolah dalam pelaksanaan program UKGS khususnya dalam hal ini keterlibatan kepala sekolah/ guru. Sebagaimana diketahui

2.2.5. Monitor dan evaluasi Untuk upaya kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996; 2000) menggunakan istilah Monitor (Pemantauan) dan Evaluasi. Monitor atau pemantauan adalah suatu proses pengamatan yang terus menerus dilakukan dan berkesinambungan. Pemantauan UKGS harus dilaksanakan setiap bulan untuk pengawasan dan pengendalian rencana pelaksanaan kegiatan. Evaluasi (penilaian) adalah pengukuran pencapaian tujuan dan target mulai dari kebijaksanaan dan perencanaan yang hakekatnya merupakan hasil pelaksanaan dari kebijakan dan perencanaan itu sendiri. Penilaian UKGS dilaksanakan setiap tahun melalui Stratifikasi Puskesmas. Perlu adanya pemantauan dan evaluasi sehingga prestasi semua tenaga pengelola/pelaksana dalam upaya meningkatkan pelayanan UKGS dapat diketahui.

2.3. Kinerja Program UKGS

Kinerja program UKGS dapat dianalisis berdasarkan pendekatan cakupan pelayanan UKGS dan pendekatan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar.

2.3.1. Cakupan pelayanan UKGS

Salah satu efektifitas suatu organisasi dapat dinilai dari cakupan. Sedangkan yang dimaksud dengan efektifitas (WHO,1987) adalah mencapai hasil sepenuhnya seperti yang benar-benar diinginkan, setidak-tidaknya berusaha mencapai hasil semaksimal mungkin. Jadi untuk program UKGS diharapkan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Depkes RI (1996) yang meliputi: cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah.

2.3.2. Status kesehatan gigi dan mulut Berdasarkan penelitian Ramola (2006) disimpulkan bahwa berdasarkan pemeriksaan klinis dijumpai persentase dan rata-rata gigi berlubang lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang sudah ditambal (F), persentase dan rata-rata gigi indikasi cabut (Mi) lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang sudah dicabut (Me), disamping itu kondisi penyakit periodontal terlihat sektan sehat > 3 persentasenya masih rendah.

2.3.2.1. Indeks DMF-T. Untuk mengetahui kinerja program UKGS maka dilakukan pemeriksaan terhadap murid-murid yang berusia 12 tahun yaitu kelas 6 yang ditentukan sebagai indikator derajat kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 adalah apabila indeks DMF-T < 2.

Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan melalui indeks karies gigi. DMF rata-rata adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa.

Index Decayed, Missing dan Filled Teeth (DMFT) terdiri atas :

a. Komponen D (decayed) yang meliputi : gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal.

b. Komponen M (missing) terdiri dari Mi (missing indicated) yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan harus dicabut, Me (missing extracted) yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut.

c. Komponen F (Filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna.

2.3.2.2. Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal, baik macam maupun besarnya kebutuhan perawatan dapat diketahui melalui indeks CPITN. Ada beberapa prinsip kerja CPITN yaitu :

1. Indikator : Ada tiga indikator untuk status periodontal yang digunakan untuk penilaian ini :

a. Ada/tidaknya perdarahan gusi

b. Kalkulus supra atau sub-gingival

c. Saku periodontal, terbagi atas dangkal (4-5 mm) dan dalam (6mm atau lebih) Digunakan suatu sonde yang dirancang khusus, ringan dengan ujung

berbentuk bola dengan garis tengah 0,5 mm, yang mempunyai garis hitam terletak antara 3,5 dan 5,5 mm dari ujung bola digunakan, disebut WHO Periodontal Examining Probe.

2. Sekstan Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan yaitu : Sekstan 1 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang atas Sekstan 2 : gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas Sekstan 3 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas Sekstan 4 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah Sekstan 5 : gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan gigi 1,2,3 kanan rahang bawah Sekstan 6 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah

Suatu sekstan hanya diperiksa bilamana di sekstan tersebut terdapat dua gigi atau lebih dan tidak berindikasi pencabutan. Bila tinggal sebuah gigi saja pada suatu sekstan, gigi tersebut dimasukkan ke sekstan di dekatnya.

3. Gigi Indeks Untuk orang-orang muda sampai dengan usia 19 tahun hanya enam gigi yang diperiksa yaitu : 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Hal ini untuk mencegah tercatatnya saku gusi palsu (false pocket) sehubungan dengan erupsi gigi molar kedua. Untuk alasan yang sama, bilamana pemeriksaan dilakukan pada anak-anak usia dibawah

15 tahun, maka tidak dilakukan pencatatan dalamnya saku gusi/pockets, hanya dilakukan pencatatan atas ada/tidaknya perdarahan atau karang gigi saja.

2.3.2.3. Oral Hygiene Index Simplified (OHIS). Indeks oral higiene dapat ditentukan dari jumlah gigi yang diperiksa

yaitu hanya 6 buah gigi tertentu dengan permukaan yang diperiksa tertentu pula.

Bukal labial bukal

lingual labial lingual

Bila salah satu gigi tersebut diatas tidak ada, dapat diganti dengan gigi tetangganya. Indeks oral higiene ini dapat diukur bila paling sedikit ada 2 gigi dari

6 gigi yang ditentukan. Gigi-gigi yang diperiksa/diukur adalah gigi-gigi yang sudah erupsi sempurna. Indeks Oral Higiene terdiri atas indeks oral debris dan indeks kalkulus.

1. Indeks Oral Debris Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat diatas permukaan gigi yang terdiri atas mucin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga.

Tabel 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris

Skor Kriteria

0 Tidak ada debris atau stain

1 Debris menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi Ada extrinsik stain yang tidak tergantung pada luas permukaan

gigi yang ditutupi walaupun tanpa debris

2 Debris menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi

3 Debris menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

2. Indeks Kalkulus

Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan, bakteri-bakteri dan sel-sel ephitel yang telah mati. Ada dua macam kalkulus : Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan, bakteri-bakteri dan sel-sel ephitel yang telah mati. Ada dua macam kalkulus :

b. Kalkulus sub gingival adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur dengan darah.

Tabel 2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus

Skor Kriteria

0 Tak ada karang gigi 1 Karang gigi supra gingival yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi 2 Karang gigi supra gingival yang menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau adanya bercak karang gigi sub gingival yang tidak melingkari leher gigi 3 Karang gigi supra gingival yang menutupi lebih dari 2/3 dari permukaan gigi dan atau karang gigi sub gingival yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi

2.4. Landasan Teori

Menurut Pintauli (2003) yang mengutip pendapat Susilo, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi tidak terkecuali Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan yang fungsional. Tanpa manajemen maka semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Azwar (1996) batasan tentang organisasi banyak macamnya, diantaranya adalah pengelompokan dan pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Menurut Pintauli (2003) yang Menurut Azwar (1996) batasan tentang organisasi banyak macamnya, diantaranya adalah pengelompokan dan pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Menurut Pintauli (2003) yang

Karakteristik organisasi UKGS Puskesmas di Kota Binjai ditentukan berdasarkan sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah, monitor dan evaluasi. Karakteristik organisasi UKGS Puskesmas tersebut selanjutnya dihubungkan dengan kinerja program UKGS yang terdiri atas pendekatan cakupan pelayanan UKGS serta pendekatan status kesehatan gigi dan mulut siswa SD berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan UKGS.

Cakupan pelayanan UKGS yang ditetapkan oleh Depkes RI (1996) terdiri atas empat macam indikator yaitu : cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih/selektif yang menerima perawatan, dan frekuensi kunjungan petugas ke SD untuk melakukan pembinaan.

Status kesehatan gigi dan mulut menurut Depkes RI (1999), antara lain ditetapkan berdasarkan indikator status karies gigi, status penyakit periodontal dan ditambahkan dengan status kebersihan rongga mulut. Status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diambil berdasarkan lokasi sekolah terjauh dan terdekat dari Puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan langsung pada rongga mulut siswa berdasarkan tiga macam indikator pengukuran yaitu : pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMF-T dari WHO, pemeriksaan gingivitis dan periodontitis Status kesehatan gigi dan mulut menurut Depkes RI (1999), antara lain ditetapkan berdasarkan indikator status karies gigi, status penyakit periodontal dan ditambahkan dengan status kebersihan rongga mulut. Status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diambil berdasarkan lokasi sekolah terjauh dan terdekat dari Puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan langsung pada rongga mulut siswa berdasarkan tiga macam indikator pengukuran yaitu : pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMF-T dari WHO, pemeriksaan gingivitis dan periodontitis

2.4. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen

Variabel Dependen

Karakteristik Organisasi Kinerja Program UKGS

UKGS

1. Sarana dan prasarana

1. Cakupan pelayanan

a. Kartu dan status alat tulis UKGS

b. Alat peraga a.Cakupan sekolah

c. UKGS Kit yang melaksanakan

d. Bahan dan obat-obatan UKGS

e. Sarana transportasi b.Cakupan sekolah yang

2. Biaya Operasional melaksanakan sikat

a. Sumber dari pemerintah gigi masal

b. Sumber masyarakat c.Cakupan siswa jenjang

3. Petugas kelas terpilih (selektif)

a. Petugas di Dinas yang memperoleh Kesehatan

perawatan

b. Petugas di Puskesmas d.Frekuensi pembinaan

c. Petugas di Sekolah petugas ke SD

4. Unit Sekolah

2. Status kesehatan gigi

a. Komite Sekolah dan mulut :

b. Kepala Sekolah/guru

a. Indeks DMF-T

5. Monitor dan Evaluasi - Cakupan siswa

b. Indeks CPITN

c. OHIS

Variabel Moderator

Lokasi sekolah

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe eksplanatory (survei penjelasan), yang dimaksudkan untuk menganalisis hubungan karakteristik organisasi dengan kinerja program UKGS.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di puskesmas dan sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Kota Binjai. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan Juli 2007.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi terdiri atas 2 kelompok, kelompok pertama adalah puskesmas di Kota Binjai yang seluruhnya berjumlah 8 buah dan tenaga kesehatan gigi yang terdiri atas dokter gigi dan perawat gigi, sedang kelompok kedua adalah Sekolah Dasar dan murid-muridnya.

Pengambilan sampel dilakukan secara 4 tahap : Tahap pertama, seluruh puskesmas di Kota Binjai diteliti karakteristik organisasinya, yang dikategorikan baik, cukup dan kurang.

24

Tahap kedua, secara purposif diambil 1 puskesmas dengan kategori baik, cukup dan kurang. Tahap ketiga, pada masing-masing puskesmas terpilih ditetapkan satu sekolah dasar yang lokasinya terjauh dan satu sekolah dasar lokasi terdekat, sehingga diperoleh 6 SD sebagai sampel. Namun pada pelaksanaannya ternyata jumlah murid kelas 6 pada sekolah terpilih tidak mencukupi jumlah sampel sehingga dilakukan penambahan pada SD lokasi terjauh sebanyak 3 SD dan pada lokasi terdekat ditambah sebanyak 1 SD. Jadi jumlah sampel SD menjadi 10 unit. Jarak terdekat dari puskesmas ke sekolah adalah 0,1-0,5 km, dan jarak terjauh dari puskesmas ke sekolah adalah 2-5 km (Tabel 3.1).

Tabel 3.1.

Puskesmas dan SD Terpilih Berdasarkan Lokasi dan Jarak dari Puskesmas

di Kota Binjai

No Puskesmas Kriteria Lokasi Terdekat Lokasi Terjauh Total SD SD Jarak SD Jarak

(km)

(km)

1 Binjai Kota

2 2 Kebun Lada Cukup 020272

5 3 Tanah Tinggi Kurang

Jumlah 4 SDN

6 SDN