PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU DEVELOPM (1)

PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU
DEVELOPMENT OF TEACHER PROFESSIONAL ETHICS

Latar Belakang
Kebijakan membangun Pendidikan untuk menyiapkan generasi muda bermutu dimasa
depan menjadi dambaan banyak bangsa. Kebijakan ini bersifat universal, tanpa pengecualian
ideologi negara, berbentuk republik atau kerajaan, suasana konflik atau damai, agama mayoritas
penduduk, kondisi dan system perekonomian.
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia Pendidikan. Ruh
Pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan baik bruknya atau berhasil tidaknya
Pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan strategis dalam
mengukir peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dn berpengetahuan luas.
The policy to build education to prepare the young generation of high quality in the
future is the desire of many nations. This policy is universal, without the exception of state
ideology, in the form of a republic or kingdom, an atmosphere of conflict or peace, the religion
of the majority of the population, the condition and the system of the economy.
Teacher is one of the most important components in education. Education really lies on
the teacher's shoulders. Even either the bruknya or the success or absence of Education is
essentially in the hands of teachers. Therefore, the teacher has a strategic role in carving the
students become clever, intelligent, skilled, moral and knowledgeable.
Namun kini banyak gelombang aksi tuntutan mengenai profesionalisme guru. Eksistensi

guru menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari satu kesatuan interaksi pedagogis
dalam system pengelolaan pengajaran Pendidikan (sekolah). Karena itu, sikap profesionalisme
dalam dunia Pendidikan (sekolah), tidak sekedar dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan
menjadi prinsip dasar yang melandasi aksi operasionalnya. Tuntukan demikian wajar karena
dalam dunia modern, khususnya dalam persaingan global, memerlukan sudmber daya manusia
yang bermutu dn selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus.

Sehingga perlu adanya pembahasan terkait etika profesi guru, konsep didalamnya serta
pengembangan etika profesi guru saat ini,
But now many waves of action demands regarding the professionalism of teachers. The
existence of teachers becomes an important part that can not be separated from one unity of
pedagogical interaction in the educational management system of education (school). Therefore,
the attitude of professionalism in the world of Education (school), not merely assessed formality
but must be functional and become the basic principles underlying the operational action. Such a
reasonable appointment because in the modern world, especially in global competition, requires
a quality sudmber human power and always do self improvisation continuously.
So that the necessary discussion of ethics related to the profession of teachers, the
concept therein and the development of professional ethics of teachers today,
Ranah Profesionalisasi Guru
Telah lama berkembang kesadaran public bahwa tidak ada guru, maka tidak ada pula Pendidikan

formal. Telah muncul pul akkesadaran bahwa ada Pendidikan yang bermutu, anpa kehadiran
guru yang professional dengan jumlah yng mencukupi. Pararel dengan ini muncul pra-anggapan,
jangan bermimpi menghadirka guru yang professional, kecuali persyaratan Pendidikan,
kesejahteraan, perlindungan, dan pemartabatan mereka terjamin.
Kesadaran untuk menghadirkn guru sebagai sumber daya utama pencerdas bangsa seperti yang
disajikan diatas, barangkali sama tuanya dengan sejrah peradaban Pendidikan. Dilihat dari
dimensi sifat dan substansinya, setidaknya ada empat ranah (taxonmy) yan tersedia untuk
mewujudkan guru yang benar-benar professional. Keempat ranah yag dimaksut adalah sebgai
berikut:
1. Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi
2. Induksi guru pemula berbasis sekolah
3. Profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi
4. Profesionalisasi guru berbasis individu
Idea of Teacher Professionalization

There has long been a growing public awareness that there are no teachers, so there is no formal
education. There is a growing awareness that there is a quality education, without the presence of
professional teachers with sufficient numbers. Parallels herewith appear pre-assumption, do not
dream of presenting a professional teacher, unless the requirements of Education, welfare,
protection, and their dignity are assured.

Awareness to attend the teacher as the main resource of the nation's intelligence as presented
above, is probably as old as the Education civilization. Judging from the dimensions of nature
and substance, there are at least four domains (taxonmy) available to realize a truly professional
teacher. The four domains that are being embraced are as follows:
1. Provision of university-based teachers
2. Induction of school-based novice teachers
3. Professionalization of teacher-based institutional initiatives
4. Professionalization of individual-based teachers
Model Pengembangan Profesi Guru
1. Pembinaan dan pengembangan profesi Guru
Pembinaan dan pengembangan profesi guru merupakan kewajiban sekolah dalam
rangka menempatkan guru sebagai mitra profesi yang bergerak pada pelayanan jasa.
Karenanya, pimpinan sekolah dalam hal ini memegang peranan penting untuk
memegang secara berkesinambungan.
Untuk menjaga mutu pembelajaran, lembaga pendidikan harus berupaya
memberikan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Upaya ini dilakukan untuk
memberikan dorongan para guru agar tetap mempunyai semangat dan motivasi yang
sama dalam mengemban tugasnya sebagai tenaga pendidik.
Dalam rangka untuk pengembangan dan pembinaan guru, pimpinan sekolah
menentukan aspek-aspek yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan, dan

dengan demikian harus mendapat pemberian kesempatan untuk berkembang secara wajar.

Upaya dan kreativitas kepala sekolah dalam rangka melakukan pembinaan dan
pengembangan profesionalisasi guru misalnya dapat melalui penugasan.
Teacher Professional Development Model
1. Development and development of the Teacher profession
Guidance and professional development of teachers is the obligation of schools in
order to place the teacher as a professional partner engaged in service. Therefore, the
school leadership in this case plays an important role to hold on an ongoing basis.
To maintain the quality of learning, educational institutions should strive to
provide guidance and professional development of teachers. This effort is done to
encourage teachers to keep the same spirit and motivation in carrying out their duties as
educators.
In order for teacher development and development, school leaders determine
differentiated but inseparable aspects, and thus should be given the opportunity to
develop naturally. Efforts and creativity of the principal in order to conduct guidance and
professional development of teachers for example can be through the assignment.
Penugasan tersebut merupakn bagian dari kebijakan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu guru dala melaksanakan tanggung jawabnya kepada sekolah dan
lebih-lebih yang berkenan dengan sistem pelayanan pada peserta didik.tugas-tugas yang

diberikan kepada guru sesungguhnya tidak lepas dari proses pembinaan dan sekaligus
pengembangan karier guru, serta demi mengefektifkan kegiatan proses administrasi
sekolah.
Proses penugasan yang diberikan kepada masing-masing guru mendapat
kewajiban melaksanakannya dan melaporkan atau mendiskusikan bersama guru lain,
untuk mencari masukan dan kritik. Kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
disempurnakan lagi. Dengan demikian, guru semakin memeperoleh penambahan
wawasan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya tugas-tugas yang diembannya.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru memang menjadi tanggungjawab
kepala sekolah. Tapi semua upaya yang dilakukan sangat tergantung dari kemauan dan

keantusiasan guru. Namun jika ini disadari dan dilaksanakan secara berkesinambungan,
maka proses untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah akan tetap berkembang dan
semakin baik.
The assignment is part of the school policy in order to improve the quality of
teachers in carrying out their responsibilities to the school and more so with the system of
service to the students. The tasks assigned to teachers really can not be separated from the
process of coaching and career development of teachers, as well as for streamlining
school administration processes.
The assignment process given to each teacher has the obligation to implement it

and report or discuss with other teachers, to seek input and criticism. The deficiencies are
then refined. Thus, the teacher increasingly memeperoleh knowledge insight knowledge
about how should the tasks that diembannya.
Guidance and professional development of teachers is the responsibility of the
principal. But all the efforts undertaken depend on the willingness and keantusiasan
teachers. However, if this is realized and implemented continuously, then the process to
improve the quality of school graduates will continue to grow and better.
Peningkatan mutu pembelajaran memang bukan semata-mata menjadi tugas guru,
namun sesungngguhnya menjadi tugas dan tanggung jawab semua komunitas
dilingkungan sekolah. Sehingga komitmen ini juga dilakukan dengan merekrut tenaga
guru baru minimal harus berstatus dan berjenjang sarjana (S-1), dan harus ditekuninya.
Kualitas tenaga guru memang menjadi kunci utama menuju suksesnya mutu sekolah,
sehingga kalau dimulai dari gurunya maka nuansa akademik yang ada disekolah akan
menjadi harapan dan kebanggaan para siswa yang belajar.
Kegiatan demikian ini dimaksudkan agar tenaga guru dapat memahami hal-hal
yang berkenaan dengan tugas dan fungsinya disekolah. Para guru dianjurkan
memanfaatkan dan mengoptimalkan segala media dan sarana yang telah disediakan
sekolah. Namun, semuanya akan terpulang kepada kemauan dan kemampuan guru dalam
ini mendayagunakan atau mengoperasionalkan sumber-sumber tersebut.


Improving the quality of learning is not solely the task of teachers, but actually
becomes the duty and responsibility of all communities in the school environment. So
this commitment is also done by recruiting new teachers must be at least graduate status
and tiered (S-1), and must be dilekinya. The quality of teachers is a key to the success of
school quality, so if starting from the teacher then the academic nuances that exist in the
school will be the hope and pride of students who learn.
Such activities are intended to enable teachers to understand matters relating to
their duties and functions in school. Teachers are encouraged to utilize and optimize all
media and facilities provided by the school. However, everything will be upheld to the
willingness and ability of teachers in this utilize or operationalize these sources.
2. Partisipasi pada Kegiatan Ilmiah
Salah satu upaya untuk mengembangkan profesionalisme guru adalah dengan cara
mengikutkan mereka terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah. Model pengembangan ini
merupakan terobosan yang efektif bagi guru agar mereka selalu update dengan
kebutuhannya. Model ini, dapat dijalankan melalui bentuk kerjasama antar sekolah
(negeri dan swasta) yang mempunyai kesamaan visi dalam hal pengembangan profesi
guru.
Untuk meningkatkan aktifitas performance profeional, para gurumemmang tidak
boleh merasa cukup dengan pengetahuan yang telah dimiliki selama in. sehingga untuk
itu, upaya pengembangan profesi guru harus selalu dilakukan setiap saat dengan melalui

kegiatan-kegiatan ilmiah untuk memacu dan menambah pengetahuan dan wawasan baru
bagi para guru. Kegiatan deikian ini sejatinya adalah untuk mendorong dan memotivasi
kreatifitas para guru tetap menjadi prioritas utama.
Model pengembangan tersebut harus dituangkan dalam sebuah kebijakan sekolah
yang berkelanjutan. Para tenaga pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatankegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah yang dimaksudkan disini adalah keseluruhan kegiatan
yang berkaitan dengan profesi guru, seperti pengembaangan wawasan kependidikan,
keterampilan guru, materi atau kurikulum, adinistrasi sekolah, dan lain-lain. Aktivitas
ilmiah tersebuyt dapat dilakukan dengan bermacam-macam bentuk kegiatan.

2. Participation in Scientific Activities
One effort to develop teacher professionalism is to include them in scientific
activities. This development model is an effective breakthrough for teachers to keep them
updated with their needs. This model, can be run through a form of cooperation between
schools (public and private) that have the same vision in terms of teacher professional
development.
To enhance profeional performance activities, gurumemangers should not be
satisfied with the knowledge they already possessed. so for that, the professional
development of teachers should always be done at all times through scientific activities to
spur and increase new knowledge and insight for teachers. This is the true activity to
encourage and motivate the creativity of teachers remains a top priority.

The development model should be poured into a sustainable school policy.
Educators are given the opportunity to attend scientific activities. Scientific activities
meant here are all activities related to the teaching profession, such as the advancement
of educational insight, teacher skills, materials or curriculum, school administration, and
so on. Scientific activities can be done with various forms of activities.
Bentuk kegiatan ilmiah tersebut antara lain, Pertama, program lokakarya. Untuk
peningkatan guru yang sifatnya khusus, kepala sekolah harus mengikutkan para guru
supaya terlibat pada kegiatan lokakarya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para guru
mempunyai dampak yang nyata terhadap peningkatan kemampuan guru. Melalui
kegiatan penataran para guru diusahakan memperoleh pengetahuan baru yang
berhubungan dengan pemahaman proses belajar mengajar, penguasaan bahan pengajaran,
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mancapai maksud-maksud penting dalam proses
pembelajaran,

wawasan

tentang

metode-metode


menagajar

dan

pengalaman

\-pengalaman belajar yang diminta dalam perbuatan mengajar yang kompeten, dan
efektivitas dalam bekerja denganmurid maupun anggota staff pengajar ek arah
pencapaian tujuan-tujuan organisasi sekolah secara maksimal.
Kedua, kegiatan workshop. Kepala seolah juga dapat mengikutkan guru bidang
studi dalam suatu kegiatan workshop, terutama bagi guru yang memgang bidang studi

terapan. Guru-guru yang mengajar bidang studi terapan mendapat prioritas lebih untuk
bisa mengikuti kegiatan workshop. Hasil dari kegiatan ini diharapkan para guru dapat
mengambangkan proses pembelajaran secara lebih baik dan mengarah kepada
pembelajaran yang bersifat aplikatif.
Ketiga, seminar. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus
berupaya melibatkan guru pada kegiatan seminar.

Kegiatan ini dapat bekerjasama


dengan perguruan tinggi. Bagi guru yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan dapat
memperoleh tambahan pengetahuan baru, dan bagi yang telah mengikuti seinar
diharuskan menginformasikannya kepada semua guru.
The forms of scientific activities include, First, the workshop program. For
teacher-specific improvement, the principal should include teachers to be involved in
workshop activities. This activity is intended for teachers to have a real impact on teacher
capacity building. Through upgrading activities teachers are endeavored to acquire new
knowledge related to understanding of teaching and learning processes, mastery of
teaching materials, the ability to identify and achieve key goals in the learning process,
insights into learning methods and experiences learned in action competent teaching, and
effectiveness in working with teachers and faculty members in the direction of achieving
the goals of the school organization to the fullest.
Second, workshop activities. Head as well can also include teachers in the field of
study in a workshop, especially for teachers who apply field of applied studies. Teachers
who teach applied subject areas get more priority to participate in workshop activities.
The result of this activity is expected the teachers can float the learning process better and
lead to the learning that is applicative.
Third, the seminar. To improve the professionalism of teachers, principals should
seek to involve teachers in seminars. This activity can work with universities. For
teachers who participate in the activity are expected to gain additional new knowledge,
and for those who have followed the seminar is required to inform all teachers.
3. Mengaktifkan Guru dalam Organisasi profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi, pimpinan kepala sekolah sering menmpuh
melalui forum organisasi profesi. Yaitu cara pimpinan untuk mengaktifkan para guru
kedalam berbagai kegiatan, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau
Kelompok Kerja Guru (KKG). Keterampilan guru dalam forum tersebut merupaan
tahapan penting bagi guru untuk membangun sikap profesionalnya dalam bidang materi.
Menyadari kan pentingnya kegiatan tersebut, kepala sekolah melibatkan guru
pada kegiatan MGMP. Orientasi yang diharapkan sekolah dari kegiatan seperti ini, yaitu
agar tenaga pendidikan dapat lebih mendalami dan penguasai terhadap materi yang
ditekuninya.
Untuk itu, dalam meningkatkan kompetensi guru di bidangnya, sekolah
menempatkan MGMP sebagai strategi untuk membenahi kemampuan bidang keahlian
secara terus-menerus. Sejalan dengan upaya tersebut, dalam mengembangkan profesi
guru dibidang materi, pemimpin sekolah mengharuskan para guru bidang studi benarbenar dapat berkecimpung langsung dan memperoleh hasil yang maksimal melalui
kegiatan-kegiatan yang ada.
Sebagai tenaga ahli pengajar, praktik dalam bidang studi atas program latihan
tertentu, dan sebagai personel yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa,
peran guru mata pelajaran secara wajar dituntut untuk lebih professional pada bidang dan
tugasnya.
3. Enabling Master in Professional organizations
To improve the quality of the profession, principal leaders often menmpuh
through forums of professional organizations. It is the leader's way of enabling teachers
into various activities, such as the Subject Teacher Consultative (MGMP) or Teacher
Working Group (KKG). Teacher skills in the forum are important stages for teachers to
build their professional attitude in the material field.
Recognizing the importance of these activities, principals engage teachers in
MGMP activities. The expected orientation of the school from this kind of activity, that is
for the education personnel to be more deeply and mastered the material that is involved.

Therefore, in improving the competence of teachers in the field, schools put the
MGMP as a strategy to fix the ability of the field of expertise on an ongoing basis. In line
with these efforts, in developing the profession of teachers in the field of material, school
leaders require teachers of the field of study can really dive directly and obtain maximum
results through existing activities.
As a faculty member, practice in the field of study of a particular training
program, and as a daily person directly related to the student, the role of the subject
teacher is reasonably required to be more professional in the field and task.
Peningkatan profesionalisme guru dalam MGMP digunakan antara lain; pertama,
untuk pertemuan (sillaturrahim) antara sesama profesi guru yang memiliki keahlian yang
sama untuk saling engenal, bertukar pikiran dan berdiskusi berkaitan dengan bidangnya.
Kedua, sebagai forum khusus yang difungsikan untuk memecahkan berbagai problem
yang menyangkut keprofesian. Ketiga, sebagai wahana untuk peningkatan mutu profesi
dibidangnya masing-masing.
Dengan mengaktifkan para guru dalam kegiatan MGMP, maka seorang guru
dengan cepat menegetahui masalah-masalah yang selalu dalam profesinya dan mampu
mencari alternative cara pemecahan sendiri. Sebagai guru bidang studi, masalah yang
sering muncul adalah bagaimana cara mendidik siswa dalam kelas dengan tepat,
bagaimana menghadapi siswa yang mengalami hambatan belajar dan bagaimana
kerjasama yang baik antara komponen yang bertanggungjawab dalam pendidikan, dan
seterusnya. Persoalan-persoalan seputar guru tersebut dapat dipecahkan dengan melalui
kegiatan MGMP.
Proses pengembangan kemampuan profesioanl guru melalui wadah MGMP
diarahkan untuk berbagai pengalaman mengenai seputar cara mengajar dan materi ajar.
Sesuatu yang diperoleng guru melalui MGMP tersebut kemudian diterapkan pada
kegiatan pembelajaran disekolah. Upaya ini cukup efektif khususnya bagi guru yang
masih muda (belum berpengalaman) untuk memperoleh kiat-kiat strategis dalam
mengatasi seputar masalah materi ajar, metode, dan lain-lain.

Increased professionalism of teachers in the MGMP is used, among others; first,
for a meeting (sillaturrahim) between fellow teacher professions who have the same
expertise to engage each other, exchange ideas and discuss in relation to their field.
Second, as a special forum that functioned to solve various problems related to
profession. Third, as a vehicle for improvement of professional quality in their respective
fields.
By enabling teachers in MGMP activities, a teacher quickly identifies problems
that are always in his profession and are able to find alternative ways of solving
themselves. As a teacher in the field of study, problems that often arise are how to
educate students in the classroom exactly, how to deal with students who experience
barriers to learning and how good cooperation between components responsible in
education, and so on. The problems surrounding the teacher can be solved through the
MGMP activities.
The process of developing the professional proficiency of teachers through the
MGMP venue is directed to a variety of experiences regarding teaching and teaching
materials. Something that the teacher trained through the MGMP was then applied to the
learning activities in the school. This effort is quite effective especially for young
teachers (inexperienced) to obtain strategic tips to overcome the problem of teaching
materials, methods, and others.
Upaya Guru dalam Pengembangan Sikap Profesional
1. Penguasaan dan Pengembangan materi
Sebagai seorang yang berprofesi guru, upaya melakukan penguasaan dan
pengembangan materi pelajaran meruoakan esensi yang sangat menentukan, khususnya
dalam proses belajar mengajar. Salah satu diantara sekian banyak sikap professional
dapat ditilik dari uoaya-upaya apa saja yang seharusnya dilakukan guru dalam
menguasai, memahami dan mengembangkan materi pelajaran tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauhmana
kesiapan guru dalam mempersiapkan materi pelajaran dan sekaligus mempersiapkan
peserta didiknya melalui proses belajar mengajar. Oleh karena itu, posisi strategis guru

untuk meningkatkan mutu hasil pembelajarannya sangat dipengaruhi oleh sikap
professional mengajar dan tingkat penguasaan terhadap materi dan peserta didik.
Upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran membutuhkan
sebuah keahlian dan keilmuan yang jelas. Seperti yang terkandung dalam cirri-ciri profesi
ataupun prpofesioanal bahwa salah satu ukuran kualifikasi profesionalisme guru adalah
tuntutan adanya keahlian atau keterampilan yang jelas, bukan profesi yang masih samarsamar. Sudah menjadi keharusan ilmiah, bahwa mengemban tugas sebagai profesi guru
harus memililki seperangkat pengetahuan, keterampilan dan jiwa kependidikan yang
mumpuni. Sebagai salah satu penilian terhadap kualifikasi guru bidang studi maka dapat
ditilik dari segi relevansi, antara keahlian atau keilmuan guru dengan materi bidang studi
yang dipegang dan diembannya.
Master's Efforts in the Development of Professional Attitudes
1. Mastery and Development of material
As a teacher profession, the effort to master and develop the lesson material is the most crucial
essence, especially in teaching and learning process. One of the many professional attitudes can
be traced from what efforts should be done by teachers in mastering, understanding and
developing the subject matter.
Successful implementation of education is determined by how far the readiness of teachers in
preparing the subject matter and at the same time preparing students through the process of
teaching and learning. Therefore, the teacher's strategic position to improve the quality of
learning outcomes is strongly influenced by the professional attitude of teaching and the level of
mastery of the material and learners.
Efforts to improve the quality and quality of learning require a clear skill and knowledge. As
embodied in the characteristics of the profession or the prpofesioanal that one measure of teacher
professional qualification is a demand for a skill or a clear skill, not a profession that is still
vague. It has become a scientific necessity that duty as a teaching profession should have a
comprehensive set of knowledge, skills and educational spirit. As one of the qualifications of
teachers in the field of study, it can be judged in terms of relevance, between the expertise or the
teacher's knowledge with the subject matter held and carried out.

Prespektif

ini

sangat

penting

bagi

kemajuan

sekolah

dalam

rangka

mengefektifkan proses pembelajaran kepada peserta didik. Sebab, dalam proses belajar
mengajar seorang guruberkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada siswa dengan
sebaik-baiknya. Bidang keahlian guru seharusnya sesuai dengan bidang studi yang
mereka ajarkan, meski hal ini tidak satu-satunya. Kesesuaian keahlian yang dimiliki guru
dengan bidang yang diajarkan akn semakin emmberikan motivasi, baik kepada dirinya
sendiri maupun kepada peserta didik. Kepada diri sendiri akan merasa lebih oercaya
diri(self confidance) dalam mendemonstrasikan kemampuannya.
This perspective is very important for the progress of the school in order to
streamline the learning process to the learners. Because, in the process of learning to
teach a guruberkajib to provide services to students with the best. The areas of teacher
expertise should be in accordance with the subject area they teach, although this is not the
only one. The suitability of the expertise that the teacher has with the field being taught
will be more motivated, both to himself and to the learners. To self will feel more
confidence (self confidance) in demonstrating its ability.
a. Upaya Guru dalam Memahami Materi
Selain penguasaan terhadap meteri ajar, para guru juga dotuntut untuk
meningkatkan pemahaman materi. Sebuah aspek kompetensi yang harus selalu
dikedepankan guru dalam rangka menjunjung tinggisikap profesionalnya. Apa yang
dsebut dengan professional development competency areas, pada diri guru dalam hal
ini dapat dilihat dari aspek pemahaman.
Pemahaman terhadap materi merupakan salah satu aspek substantive untuk
menambah keluasan pengetahuan guru. Seorang guru yang mampu meningkatkan
pemahamanmateri dengan swmpurna akan semakin luwes dalam menghadapi situasi
san kondisi aktivitas belajar mengajar. Semakin sempurna atau luas pemahaman
terhadap materi, maka tugas dan kewajiban guru akan semakin emberikan arti bagi
peserta didiknya.
Untuk meningkatkan oemahamannya terhadap materi, guru dapat melakukann
tiga hal. Pertama, para guru berupaya dengan cara membaca buku-buku lain yang

memiliki signifikansi dengan materi ajar. Kedua, para guru hanya memfokuskan pada
sumber bacaan dari buku acuan/ajar. Ketiga, para guru melakukan aktivitas
pemahaman dengan cara memebentuk diskus bersama guru bidang materi.
Upaya paling utamayang diminati guru dalam meningkatkan pehaman yterhadap
materi ajar yaitu dengan cara memeprkaya sumber bacaan buku-buku lain yang
relevan dengan materi yang diajarkan, selain juga dengan cara diskusi dengan teman
sesama guru bidang studi, dan yang sngat dominan diminati oleh guru, yaiyuhanya
terfokus pada sumber bacaan buku acuan saja.
Sementara itu, bagi guru yang berupaya meningkatkan pemahamannya secara
keseluruhan masih belum tampak menggembirakan. Ketiga pola acuan tersebut,
sebetulnya tidak dapat dipisahkan. Bahkan, ketika guru ingin berusaha memperbaiki
pemahamannya terhadap materi, maka hal tersebut pasti secara langsung atau tidak,
dengan otomatis akan menjadi acuan
a. Master's Efforts in Understanding Matter
In addition to mastery of teaching metrics, teachers are also dotuntut to improve
the understanding of the material. An aspect of competence that should always put
forward the teacher in order to uphold his professional attitude. What is called the
professional development competency areas, in the teacher in this case can be seen
from the aspect of understanding.
Understanding of matter is one substantive aspect to increase the breadth of
teacher knowledge. A teacher who can improve the understanding of the material
with swmpurna will be more flexible in facing the situation san condition of teaching
and learning activities. The more perfect or widespread understanding of the
material, the duties and obligations of teachers will increasingly give meaning to
learners.
To improve its understanding of the material, teachers can do three things. First,
teachers seek to read other books that have significance with teaching materials.
Secondly, teachers focus only on the sources of reading from reference books. Third,

the teachers do the activities of understanding by way of memebentuk discus with
teachers in the material field.
The most important efforts that teachers are interested in improving the
understanding of teaching materials is by memeprkaya sources of reading books
other relevant to the material taught, as well as with the way of discussion with
fellow teachers in the field of study, and the sngat dominant interest by teachers,
yaiyuhanya focused on reference books only.
In the meantime, for teachers who seek to improve their overall understanding it
still does not look exhilarating. The three reference patterns are, in fact, inseparable.
In fact, when the teacher wants to try to improve his understanding of the material,
then it must be direct or not, will automatically become a reference
b. Upaya Guru dalam Pengembangan Materi
Kegiatan pengembangan materi termasuk bagian dari tugas guru dalam
memberikan pengayaan terhadap peserta didik. Upaya pengembangan materi yang
dimaksud disini yaitu bagaimana cara guru dalam memeperkaya sumber materi baik
yang termasuk pengetahuan maupun informasi yang akan disampaikan kepada siswa.
Aktivitas ini diharapkan kepada guru supaya tidak hanya terbatas pada satu
sumber acuan/bacaan. Upaya pengembangan materi sangat penting untuk dilakukan
guru untuk mengedepankan kualitas pembelajaran yang terjadi pada aktivitas
sekolah.
Dalam proses belajar mengajar, pengembangan terhadap bahan ajar atau materi
telah menjadi tugas semua guru. Pengembangan tersebut diperlukan dalam rangka
untuk menyelaraskan antara materi yang ada dengan oerubahan dan perkembangan,
baik yang terkait dengan pola pikir siswa, maupun keterbatasan materi itu sendiri.
Karena itu, dalam hal ini pengembangan adalah proses, cara perbuatan
mengembangkan secara teratur kea rah yang lebih maju, efektif, dan berdayaguna.
Adapun aktivitas guru dalam pengembangan materi adalah memberi catatan
tambahan yang sifatnya sebagai suplemen, atau menambahkan sesuatu yang tidak

ada di buku ajar, memberi tugas membaca kepada siswa selain yang ada di buku ajar,
memperbanyak buku-buku pegangan, serta membuat dokumentasi bacaan tambahan
dan audio visual, seperti clipping, foto grafis/gambar, pemutaran VCD hasil temuan
penelitian, dan lain-lain.
b. Master's Efforts in Material Development
Material development activities include part of the teacher's task of providing
enrichment to learners. Efforts to develop the material in question here is how the
teacher in memeperkaya source material both including knowledge and information
to be submitted to students.
This activity is expected for teachers to be not limited to only one source of
reference / reading. Efforts to develop the material is very important for teachers to
put forward the quality of learning that occurs in school activities.
In the process of teaching and learning, the development of teaching materials or
materials has become the task of all teachers. Such development is necessary in order
to harmonize the existing material with changes and developments, both related to
the student's mindset, as well as the limitations of the material itself. Therefore, in
this case development is the process, the way the deed develops regularly kea rah
more advanced, effective, and efficient.
The teacher's activity in the development of the material is to give additional
notes that are supplemental, or add something that is not in the textbook, give the
task of reading to students other than in the textbook, reproduce the handbooks, and
create additional reading and audio documentation visual, such as clipping, photo
graphics / drawings, VCD playback research findings, and others.
2. Mengembangkan Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode atau cara penyampaian materi merupakan
bagian penting dari sub-komponen pendidikan. Bahkan, metode sesungguhnya sangat
menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran pendidikan. Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, guru selalu di hadapkan dengan “suatu pilihan”

metode apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi materi pelajaran, tingkatan kemampuan
siswa, atau bahkan kondisi kelas/lingkungan, dan seterusnya.
Metode adalah cara dan gaya (method and style) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Adapun yang dimaksud dengan
metode disini yaitu cara, teknik atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar disekolah. Kegiatan proses
belajar mengajar disekolah tidak dapat berjalan dengan sendirinya, tanpa dukungan cara,
gayaatau pendekatan yang sangat memadahi. Oleh karena itu, metode adalah satu
kesatuan yang melekat pada diri pribadi guru.
Menyadari begitu pentingnya metode, tugas guru sebagai fasilitator berkewajiban
dapat menggunakan cara atau teknik penyampaian pesan kepada siswa dengan tepat.
Dengan kerangka inilah guru bisa berharap tujuan pesan yang hendak disampaiakan
kepada peserta didik dapat tercapai dengan maksimal. Bahkan, sukses tidaknya interaksi
guru dengan siswa sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh metode.
Sehingga aspek metode merupakan inti yang menentukan tercapaianya sebuah
tujuan kegiatan, yakni tujuan pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa metode
pembelajaran telah tersedia bermacam-macam jenis. Hanya saja bagaimana cara
menggunakan dan memilih metode yang paling tepat. Penggunaan metode sesungguhnya
tidak terlepas dari beberapa hal: pertama, keadaan murid yang mencakup pertimbangan
tentang tingkat kecerdasan, kematangan, dan perbedaan individual dan jumlah siswa.
Kedua, tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaaan daerah kognitif maka
etodenya juga yang relevan dengan tujuannya. Ketiga,situasi yang mencakup hal yang
umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Keempat,alat-alat yang tersedia akan
mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Kelima, kemampuan dan
pengalaman mengajar tentu saja sangat menentukan, baik itu mencakup kemampuan
sisik, maupun keahlian atau keterampilan.
2. Developing Learning Methods
In the process of teaching and learning, methods or means of delivery of materials
are an important part of the education sub-component. In fact, the real method will

determine the success of an educational learning process. In the implementation of
teaching and learning process, the teacher is always faced with a "choice" of what method
if appropriate with the condition of the subject matter, the level of student ability, or even
the condition of the class / environment, and so on.
Method is the way and style (method and style) used to convey messages or
information to the communicant. The meaning of the method here is the way, techniques
or learning approach used by teachers in delivering the material in the process of teaching
and learning in school. The activities of teaching and learning process in school can not
run by itself, without the support of the way, style or approach that is very satisfactory.
Therefore, the method is a unity attached to the teacher's personal self.
Recognizing the importance of the method, the teacher's duty as a facilitator is to
be able to use the proper way or technique of delivering the message to the students. With
this framework the teacher can expect the purpose of the message to be conveyed to the
learners can be achieved with the maximum. In fact, the success or failure of teacher
interaction with students is strongly influenced and determined by the method.
So the method aspect is the core that determines the achievement of an activity
goal, that is learning objectives. As is known that the learning method has been available
various types. It's just how to use and choose the most appropriate method. The use of
real methods is inseparable from several things: first, the state of the pupil that includes
consideration of the level of intelligence, maturity, and individual differences and the
number of students. Second, the goal to be achieved, if the purpose of cognitive area
development of the etiquette is also relevant to the purpose. Thirdly, situations that
include general things such as classroom situations, environmental situations. Fourth, the
tools available will influence the choice of method to be used. Fifth, the ability and
experience of teaching is of course very decisive, whether it includes the ability of scales,
as well as skills or skills.
Penggunaan metode memang menyesuaikan dengan tujuan, materi, dan
kemampuan guru itu sendiri. Karenanya, menggunakan metode tidak bisa dengan satu
metode saja. Bahkan bila perlu bisa enggunakan metode yang variatif sesuai dengan
kondisi yang memungkinkan untuk menjamin kefektifan pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada, bahwa metode yang sering dipakai
guru adalah metode kombinasi, campuran, gabungan atau eklektik. Adapun metode yang
mereka sebut-sebut adalah metode ceramah, demonstrasi, diskusi, pemberian tugas,
Tanya jawab, praktikum, eksperimen, problem solving, dan lain-lain.
Apresiasi guru terhadap penggunaan metodekombinasi, yaitu metode yang
digunakan harus sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan.
Karena itu, metodenya bisa berubah-ubah dan tentu saa harus mengaitkan dengan suasana
kelas, aktivitas, fasilitas dan sarana prasarana sekolah.
Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan sebuah suasana yang menarik
dan menyenangkan. Berbicara mengenai menarik dan menyenangkan. Berarti harus
menyentuh pada persoalan performance atau kepribadian yang ada pada pribadi guru.
Oleh sebab itu, agar tidak kehilangan performance-nya, maka upaya untuk meningkatkan
pengembangan metode mutlak diperlukan oleh seorang guru.
Efektif tidaknya suatu proses kegiatan pembelajaran disekolah banyak ditentukan
oleh intensitas guru. Supaya bisa berjalan secara intesnsif, maka guru dituntut memiliki
metode yang kreatif untuk menciptakan kreasi-kreasi baru yang mampu menghidupkan
suasanabelajar siswa. Oleh karena itu, disinilah perlunya pengembangan metode itu
dilakukan oleh seorang guru. Guru tidak boleh berhenti dari pengembangan metode yang
dipakai.
Untuk melihat lebih jauh, para guru mengembangkan metode pembelajarn dengan
cara berbeda-beda. Adapun cara yang merek atempuh yaitu: pertama, mengikuti kegiatan
pelatihan-pelatihan yang sifatnya insidentil. Kedua, membaca buku-buku tentang metode
pembelajran yang relevan. Ketiga, dengan cara berdiskusi dan saling tukar menukar ide,
pengalaman terhadap sesama teman guru merupakan cara yang sangat efektif untuk
mengembangkan dan memperkaya wawasan metode.
The use of the method does adjust to the purpose, the material, and the ability of
the teacher. Therefore, using the method can not by one method alone. Even if it is
necessary to use a variety of methods appropriate to the conditions that enable to ensure
the effectiveness of learning.

Based on existing facts or facts, the method often used by teachers is a
combination, mixed, combined or eclectic method. The methods they mention are lecture,
demonstration, discussion, assignment, questioning, lab, experiment, problem solving,
and so on.
The teacher's appreciation of the use of methodologies, ie the method used must
be in accordance with the subject or the material to be submitted. Therefore, the method
can be volatile and of course must relate to the classroom atmosphere, activities, facilities
and school infrastructure.
In the process of learning to teach is needed an interesting and fun atmosphere.
Talk about interesting and fun. Means must touch on the issue of performance or
personality that is in the personal teacher. Therefore, in order not to lose his performance,
then efforts to improve the development of methods is absolutely required by a teacher.
The effectiveness or absence of a process of school learning activities is largely
determined by the teacher's intensity. In order to be able to walk intensively, then the
teacher is required to have a creative method to create new creations that are able to turn
on the atmosphere of students. Therefore, this is where the need for the development of
the method is done by a teacher. Teachers should not stop the development of the
methods used.
To see further, teachers develop different methods of learning. The way the brands
atempuh are: first, follow the training activities that are incidental. Second, read books on
relevant learning methods. Third, by discussing and exchanging ideas, the experience of
fellow teachers is a very effective way to develop and enrich the insights of the method.
3. Menembuhkan Kepribadian Siswa
Salah satu peran strategis yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran
adalah menumbuhkan sikap kepribadian siswa. Sebab, guru disekolah dipandang sebagai
pengganti orangtua, yang berkewajiban mengarahkan, memotivasi dan embeimbing
peserta didik agar tumbuh dan berkembang jiwa kepribadiannya. Lebih-lebih dalam
perhaulan yang semakin bebas seperti saat ini, tugas guru akan semakin menentukan
masa depan siswa.

Menumbuhkan kepribadian siswa tentu saja membutuhkan proses dan sekaligus
memerlukan kesabaran yang tinggi. Disinilah perlunya interaksi guru dan siswa secara
komunikatif dan berkelanjutan. Interaksi itu bisa langsung melalui proses pembelajaran
dikelas dan juga di luar kelas.
Dalam meningkatkan pengembangan kepribadian siswa, para guru berkewajiban
membimbing siswa dengan penuh dedikasi. Adapun upaya guru dalam menumbuhkan
siswa, yaitu: pertama, para guru memberi nasehat dan wejangan disela-sela proses belajar
mengajar. Pada waktu pembukaan guru sambil mengkondisikan siswa memulai materi
pembelajaran. Kedua,menerapkan kedisiplinandalam belajar. Para guru berusaha keras
untuk mendisiplinkan para siswa tepat waktu dalam engikuti aktivitas belajar mengajar.
Ketiga, para guru ikut memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Keempat,
membiasakan memulai pelajaran dengan do’a dan nasehat agama.
3. Healing the Student Personality
One of the strategic roles that teachers have to do in the learning process is to
develop student personality attitudes. Because, teachers in school are seen as a substitute
for parents, who are obliged to direct, motivate and embeimbing learners to grow and
develop the soul of his personality. Especially in the increasingly free present, the task of
the teacher will increasingly determine the future of the student.
Growing the personality of the students of course requires a process and also
requires a high level of patience. This is where the need for interaction of teachers and
students in a communicative and sustainable. The interaction can be directly through the
process of learning in the classroom and also outside the classroom.
In enhancing the development of student personalities, teachers are obliged to
guide students with dedication. The teacher's efforts in growing students, namely: first,
the teachers give advice and discourse on the sidelines of the learning process. At the
time of opening of the teacher while the students start learning materials. Second, apply
discipline in learning. Teachers strive to discipline students on time in engaging in
teaching and learning activities. Third, the teachers participate in solving the difficulties
faced by students. Fourth, get used to starting lessons with prayer and religious advice.

Orientasi Pengembangan Profesionalitas Guru
Seperti yang terlihat, terdengar dan mungkin telah mnejadi fakta bahwa kondisi guru
disetiap sekolah pada umumnya, dan termasuk disekolah islam seringkali dikesankan dari sikap
profesionalisme. Akhur-akhir ini, ada beberapa hal yang menjadi sorotan utama utama dalam
pembicaraan yaitu mengenai masalah mutu profesi guru.1
Menurut William Castetter,2 pengembangan dapat diphami sebagai upaya individu untuk
menumbihkan dirinya sendiri supaya mengembangkan tugas kewajibannhya, terutama pendidik
yang belum mempunyai standart in servis education, seperti pendidik yang belum memenuhi
persyaratan baik dari segi penguasaan bahan, maupun metodologi dalam melaksanakan tugasnya.
Sementara dalam pandangan Edwin B. Flippo3 prmgembangan dapat memberikan dampak
positif baikkepada dirinya sendiri maupun kepada institusi, jadi esensi yang dikemukakan oleh
kedua pandangan diatas, bahwa pengembangan merupakan tuntutan yang harus dijalankan
supaya menambah keluasan dan kefektifan dalam menjalankan tugasnya.
Mengingat beratnya tugas yang dijalankan, maka proses pengembangan profesionalisme
merupakan upaya untuk meringankan bagian-bagian dari tugas yang dipikulnya. Sehingga untuk
melakukan pengembangan harus berangkat dari komitmen dan semangat yang serius. Kalau
pengembangan dipahami sebagai komitmen pembenahan diri maka akan muncul motivasi dan
orientasi yang positif. Namun jika pengembangan hanya dipahami sebagai formalitas, maka akan
muncul kejenuhan dan membosankan.
Pengembangan profesionalitas guru dilembaga pendidikan seringkali belum sepenuhnya
dapat berjalan secara signifikan. Hal ini diakibatkan adanya ketergantungan guru terhadap
pimpinan sangat tinggi, sementara manajemen kepemimpinan sekolah kurang kondusif sehingga
justru tidak berjalan secara fungsional. Selain itu, motivasi yang masih rendah juga menyelimuti
di kalangan guru, khususnya mereka yang eksistensinya belum jelas.

1

Muchtar Buchori, Sektrum Problematika Pendidikan dii Indonesia, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1994),hlm.93
2

Willian,B.Castetter, The Personnel Fungsion In Educational Administrasi, (New York Mac
Millan Publishing co, 1981), hlm.312.
3

Edwin B. Flippo, Personel Management, (Singapiura: McGraw Hill Company Singaphore
National Printers, 1986), hlm 199.

Berdasarkan persoalan tersebut diatas, maka tidak bisa dipisahkan apabila banyak
sekolah yang mutunya rendah. Mutu yang rendah, salah satu penyebabnya adalah karena mutu
guru yang rendah. Dengan demikinan, permasalahan guru di sekolah harus diselesaikan secara
komperhensif menyangkut semu aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan karier,
perlindungan profesi, dan administrasinya.
Dalam konteks kekinian, sumber permasalahan sekolah yang terbesar adalah adanya
perubahan, sehingga permasalahan akan senantiasa ada sampai kapanpun. Karena itu, guru di
tuntut dapat menyesuaikan dengan perubahan perkembangan yang ada dalam masyarakat. Utuk
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut maka secara sadar atau tidak diperlukan
reorientasi pengembangan profesionalisme guru. Adapun pengembangan profesionalisme guru
dapat diarahkan sebagai berikut.
1. Pembenahan Kompetensi Guru
Kompetensi Guru merupakan salah satu ukuran yang ditetapkan bagi seorang
guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu
jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya. Persyaratan
yang dimaksudkan adalah penguasaan dalam proses belajar mengajar dan penguasaan
pengetahuan. Jabatan fungsional guru adalah kedudukan yangmenunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaankompetensi-kompetensi yang
secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting
ajabatan guru tersebut adalah kompetensi bidang substansi atau bidang studi
(Profesional), kompetensi bidang pembelajaran (pedagogi), kompetensi bidang
pendidikan nilai dan bimbingan (kepribadian) serta kompetensi bidang hubungan dan
pelayanan/pengabdian masyarakat (sosial).
Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai gurujuga akan lebih
dituntut aktualisasinya. Misalnya kemampuan dalam: 1) merencanakan pemeblajaran dan
merumuskan pembelajran dan merumuskan tujuan 2) mengelola kegiatan individu, 3)
menggunakan multi metode, dan memanfaatkan media, 4) berkomunikasi interaktif

dengan baik, 5) memotivasi dan memberikan respons, 6) melibatkan siswa dalam
aktivitas, 7) mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa, 8) melaksankan dan
mengelola pembelajaran, 9) menguasai materi pelajaran, 10) memeperbaiki dan
mengevaluasi pembelajran, 11) memeberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat
dan bertanggung jawab kepada konstituen serta, 12) mampu melaksanakan penelitian.
2. Memperluas Jaringan Relasi Profesi
Setelah berbicara tentang pembenahan kompetensi guru, maka pada bagian ini
akan dibicarakan mengenai jaringan profesi guru. Maksut dari jaringan profesi guru
adalah kesadaran guru terhadap pembentukan kelompok profesi untuk meningkatkan
hubungan kerjasama dalam rangka saling memberi danmenukar informasi.

Membangun Budaya Profesionalisme
Dalam rangka mendesain, merancang atau merencanakan kembali program dan kegiatan
pendidikan, setiap sekolah harus berorientasi pa