Menerapkan Authentic Assessment Kurikulu. docx

REKAYASA IDE

Ide Kreatif Dalam Menerapkan Authentic Assessment K13 Dalam
Pembelajaran Di Sekolah

Di Ajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Hasil Belajar
Dosen : Eni Yuniastuti, S.Pd, M.Si

OLEH :
Nisa Putri Utama Sirait
(3153131023)

KELAS : C REGULER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk
terselesaikannya Tugas Rekayasa Ide. Sebagai amanat yang diberikan kepada saya didalam
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar.
Sebuah penghargaan bagi saya atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita
dapat mengkaji mengenai Ide Kreatif Dalam Menerapkan Authentic Assessment K13 Dalam
Pembelajaran Di Sekolah, yang pasti akan bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan
kita semua.
Dalam kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Dosen Pengampu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar yang telah membimbing saya.
Begitu pun saya menyadari bahwa rekayasa ide ini jauh dari sempurna, untuk sumbang
saran maupun masukan sangat saya harapkan.
Atas segala kekurangan tersebut, saya mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Demikian dari saya, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya rekayasa ide ini dapat
tercapai.
Amin.
Medan, 08 November 2017

Nisa Putri Utama Sirait

1


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

……………………………………………………………..

……………………………………………………………………….

i
ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..

1
2
2


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penilaian Afektif
2.2 Penilaian Kognitif

………………………………………………………………..
……………………………………………………………...

2.3 Penilaian Psikomotorik

………………………………........................................

3
7
11

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

……………………………………………………………………..


3.2 Saran …………………………………………………………………………….

16
16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...
17

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian   adalah   upaya   atau   tindakan   untuk   mengetahui   sejauh   mana   tujuan   yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat
untuk   mengtahui   keberhasilan   proses   dan   hasil   belajar   siswa.   Dalam   sistem   pendidikan
nasional   rumusan   tujuan   pendidikan,   baik   tujuan   kurikuler   maupun   tujuan   instruksional,
menggunakan   klasifikasi   hasil   belajar   dari   Benyamin   Bloom   yang   secara   garis   besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Salah   satu   prinsip   dasar   yang   harus   senantiasa   diperhatikan   dan   dipegangi   dalam
rangka   evaluasi   hasil   belajar   adalah   prinsip   kebulatan,   dengan   prinsip   evaluator   dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap
peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah
diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya
(aspek psikomotor).
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan­
kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta
didik, yaitu:
a)    Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b)    Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c)    Ranah keterampilan (psychomotor domain)
Dalam konteks  evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah  itulah  yang
harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. 
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana pengukuran dan penilaian ranah afektif ?
2. Bagaimana pengukuran dan penilaian ranah kognitif ?

3. Bagaimana pengukuran dan penilaian ranah psikomotorik ?

1

1.3 Tujuan
Tujuannya yaitu :
1. Mengetahui pengukuran dan penilaian ranah afektif
2. Mengetahui pengukuran dan penilaian ranah kognitif
3. Mengetahui pengukuran dan penilaian ranah psikomotorik

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 Penilaian Afektif
Ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit digarap secara
operasional. Kawasan afektif sering kali tumpang tindih dengan kawasan kognitif dan
psikomotorik. Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa
minat, sikap, motivasi, konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya. Ranah afektif menjadi
lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :

1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan
seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada
dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2) Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya parsitipasi aktif”. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mengikut sertakan drinya secara aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi
terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi dari pada jenjang receiving.
3) Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai
atau memberikan penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dri pada receiving
atau responding.
4) Organization

(=mengatur

atau

mengorganisasikan),


artinya

mempertemukan

perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada
perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari
nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai
dengan nilai yang lain.
5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau
komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Tabel Kaitan Antara Kegiatan Pembelajaran Dengan Domain Tingkatan Aspek Afektif
Sikap dan pengertian
Sikap spiritual
Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianut

Deskripsi




Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

3



Menjalankan ibadah tepat waktu.



Memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut.



Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang
Maha Esa;




Mensyukuri kemampuan manusia dalam
mengendalikan diri



Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan
sesuatu.



Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah
berikhtiar atau melakukan usaha.



Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah
tempat tinggal, sekolah dan masyarakat




Memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa



Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia.



Menghormati orang lain menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya.

Sikap sosial
1. Jujur
adalah perilaku dapat



ujian/ulangan

dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan

Tidak menyontek dalam mengerjakan



Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber)
4



Mengungkapkan perasaan apa adanya



Menyerahkan kepada yang berwenang barang
yang ditemukan



Membuat laporan berdasarkan data atau informasi
apa adanya



Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki

2. Disiplin
adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.



Datang tepat waktu



Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah



Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan
waktu yang ditentukan



Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar

3. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang



Melaksanakan tugas individu dengan baik



Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan



Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa

seharusnya dia lakukan,

bukti yang akurat

terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan



Mengembalikan barang yang dipinjam



Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang

(alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang

dilakukan

Maha Esa


Menepati janji

5



Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan
tindakan kita sendiri



Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh/diminta

4. Toleransi
adalah sikap dan tindakan
yang menghargai
keberagaman latar belakang,



Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat



Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya

pandangan, dan keyakinan


Dapat menerima kekurangan orang lain



Dapat mememaafkan kesalahan orang lain



Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan



Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri
pada orang lain



Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap)
keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat
memahami orang lain lebih baik



Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru

5. Gotong royong
adalah bekerja bersama-



kelas atau sekolah

sama dengan orang lain
untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling
berbagi tugas dan tolong

Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan



Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan



Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap
6

menolong secara ikhlas
imbalan


Aktif dalam kerja kelompok



Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok



Tidak mendahulukan kepentingan pribadi



Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang
lain



Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi
mencapai tujuan bersama

6. Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam
pergaulan baik dalam
berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma



Menghormati orang yang lebih tua.



Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.



Tidak meludah di sembarang tempat.



Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang

kesantunan bersifat relatif,
artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan

tidak tepat

waktu tertentu bisa berbeda
pada tempat dan waktu yang



Mengucapkan terima kasih setelah menerima
bantuan orang lain

lain.


Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)



Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang
lain atau menggunakan barang milik orang lain



Memperlakukan orang lain sebagaimana diri
sendiri ingin diperlakukan

7

7. Percaya diri
adalah kondisi mental atau



ragu.

psikologis seseorang yang
memberi keyakinan kuat
untuk berbuat atau bertindak

Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-



Mampu membuat keputusan dengan cepat



Tidak mudah putus asa



Tidak canggung dalam bertindak



Berani presentasi di depan kelas



Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan

Dalam penilaian afektif, teknik dan bentuk instrument yang dapat dilakukan dengan cara :
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang
lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain,
orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
2.2 Penilaian Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk
di

dalamnya

menganalisis,

kemampuan
mensistesis

memahami,
dan

menghafal,

kemampuan

mengaplikasi,

mengevaluasi.

Menurut

Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan

8

berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup

kemampuan

mengingat,

sampai

intelektual

pada

yang

kemampuan

lebih

sederhana,

yaitu

memecahkan masalah yang

menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa
ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan
aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
1) Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa
untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah
diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi
problem solving dan lain sebagianya.
2) Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori
pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan
atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata
sendiri.
3) Tingkat

penerapan

(application),

penerapan

merupakan

kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang
telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahlcan
berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi,

memisahkan

dan

membedakan

komponen-

komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi,
hipotesa

atau

kesimpulan,

dan

memeriksa

setiap

komponen

tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat
ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara
berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut
dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
5) Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan
seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen

9

dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh.
6) Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi
yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu.
Tabel Kaitan Antara Kegiatan Pembelajaran Dengan Domain Tingkatan
Aspek Kognitif
No
1

Tingkatan Deskripsi
Pengetahua Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep,
n

definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori,
prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:

2



Mengemukakan arti



Menentukan lokasi



Mendriskripsikan sesuatu



Menceritakan apa yang terjadi



Menguraikan apa yang terjadi

Pemahaman Arti:pengertian terhadap hubungan antarfaktor,

antar

hubungan

konsep,
sebab

dan

antar

akibat

data

penarikan

kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:


Mengungkapakan





pendapat dengan kata-kata sendiri
Membedakan atau membandingkan
Mengintepretasi data
Mendriskripsikan dengan kata-kata



sendiri
Menjelaskan gagasan pokok
10

gagasan

dan



Menceritakan kembali dengan katakata sendiri

3

Aplikasi

Arti:

Menggunakan

memecahkan

pengetahuan

masalah

atau

untuk

menerapkan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:

4

Analisis



Menghitung kebutuhan



Melakukan percobaan



Membuat peta



Membuat model



Merancang strategi

Artinya:

menentukan

bagian-bagian

dari

suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan
dan menunjukkan hubungan antar bagian
tersebut
Contoh kegiatan belajar:


Mengidentifikasi faktor penyebab



Merumuskan masalah



Mengajukan pertanyaan untuk mencari
informasi

5

Sintesis



Membuat grafik



Mengkaji ulang

Artinya: menggabungkan berbagai informasi
menjadi

satu
11

kesimpulan/konsepatau

meramu/merangkai

berbagai

gagasan

menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:

6

Evaluasi




Arti:

Membuat desain
Menemukan solusi masalah
Menciptakan produksi baru,dst.
mempertimbangkan dan menilai benar-

salah,

baik-buruk,

bermanfaat-tidak

bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:





Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan,dst.

Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan,
pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti
pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan
evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata
dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah
kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan
ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian
singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.

2.3 Penilaian Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Tabel Kaitan Antara Kegiatan Pembelajaran Dengan Domain Tingkatan Aspek Psikomotorik
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
12

respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan
leher dan kepala, menggenggam, memegang
Contoh kegiatan belajar:
– mengupas mangga dengan pisau
– memotong dahan bunga
– menampilkan ekspresi yang berbeda
– meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir
– meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa
II Gerakan dasar

angin
Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat

(basic fundamental Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat
movements)

ditebak
Contoh kegiatan belajar:


· contoh gerakan tak berpindah: bergoyang,
membungkuk, merentang, mendorong, menarik,
memeluk, berputar



· contoh gerakan berpindah: merangkak, maju
perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari,
meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.



· Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok,
menggunting, menggambar dengan krayon,
memegang dan melepas objek, blok atau mainan.



· Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:

III. Gerakan

memainkan bola, menggambar.
Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu

Persepsi

kemampuan perseptual

( Perceptual

Contoh kegiatan belajar:

obilities)

¨ menangkap bola, mendrible bola
¨ melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali
sambil menjaga keseimbangan
¨ memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang
ukurannya bervariasi
¨ membaca melihat terbangnya bola pingpong
13

¨ melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri
¨ menulis alfabet
¨ mengulangi pola gerak tarian
¨ memukul bola tenis, pingpong
¨ membedakan bunyi beragam alat musik
¨ membedakan suara berbagai binatang
¨ mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
¨ membedakan berbagai tekstur dengan meraba
IV. Gerakan

Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan

Kemampuan fisik dan belajar
(Psycal abilities)

Contoh kegiatan belajar:


menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu










tertentu
berlari jauh
mengangkat beban
menarik-mendorong
melakukan push-up
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut
menari
melakukan senam
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain

bola
V. gerakan terampil Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil,
(Skilled

tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit

movements)

(kompleks)
Contoh kegiatan belajar:


melakukan gerakan terampil berbagai cabang
olahraga



menari, berdansa



membuat kerajinan tangan



menggergaji



mengetik



bermain piano



memanah

14



skating



melakukan gerak akrobatik

 melakukan koprol yang sulit
VI. Gerakan indah Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan
dan kreatif



gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien

(Non-discursive

dan indah

communicatio)



gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:
v

kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis,

menari baletr
v

melakukan senam tingkat tinggi

v

bermain drama (acting)

v

keterampilan olahraga tingkat tinggi

Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi

atau

pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah
laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur
atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik
ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan
penggunaan alins ketika belajar.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih
dahulu harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat
pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam
pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai
tingkah laku yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√)
pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes
paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
a. Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang
sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik,
15

sehingga peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan
peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
b. Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan
sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik
pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi
langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi
dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale).
Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian
terentang dari sangat baik, baik, kurang, kurang, dan tidak baik.
Lembar observasi
Beri Tanda (√)
Nama Siswa Mengerjakan Tugas
(On-Task)
Damar

Tidak Mengerjakan
Tugas (Off-Task)

Catatan Guru

Ayu

Dst…..

Tabel Instrumen (alat) Asesmen Kinerja (unjuk kerja) Berpidato dengan numerical Rating
Scale
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….

16

Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No

Aspek yang dinilai

Skor
4 3 2 1

1.

Berdiri tegak menghadap penonton

2.

Mengubah ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan

3.

Berbicara dengan kata-kata yang jelas

4.

Tidak mengulang-ulang pernyataan

5.

Berbicara cukup keras untuk didengar penonton

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit digarap secara
operasional. Kawasan afektif sering kali tumpang tindih dengan kawasan kognitif dan
psikomotorik. Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa
minat, sikap, motivasi, konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya.
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya
kemampuan

memahami,

menghafal,

mengaplikasi,

menganalisis,

mensistesis

dan

kemampuan mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif
adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif
menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing
(4) organization (5) characterization by evalue or calue complex. Cakupan yang diukur
dalam ranah Kognitif adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4),
Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6). Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk
mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes
tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para mahasiswa, khususnya bagi penulis sendiri
agar lebih muda memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang dikaji dalam mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar.
18

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Akasara.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset
Sri Wardani. 2004. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

19

Dokumen yang terkait

Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan PP No.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Pada SKPD Kabupaten Ponorogo (Analysis Of The Readiness Of The Government In Implementing PP No.71 Of 2010 On Government Accounting Standards In The Dis

2 66 4

Profil Penggunaan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah se-Kota Bogor

0 34 214

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 9 7

Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada WP Orang Pribadi Di KPP Pratama Sumedang)

1 22 71

Self Assessment System Dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada KPP Pratama Bandung Karees)

1 15 74

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 6 1

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega)

0 2 1

Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

7 68 51

Assessment of Parenting Newsletters

0 9 76

Pengaruh Kemampuan Membangun Mode Representasi terhadap Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing

4 35 55