Konsep Masyarakat dalam Filsafat Pendidi

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Menurut kami, manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang

paling baik. Sejak sebelum lahir, dan sejak lahir, sampai manusia itu kembali
kepada Allah, manusia senantiasa mengalami yang namanya proses pendidikan.
Dengan pendidikan manusia diharapkan mampu menjadi manusia yang sebaikbaiknya manusia di mata Allah.
Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan manusia lain, yang
saling berinteraksi dan hidup bermasyarakat. Di Indonesia terdiri dari beberapa
agama dan kepercayaan, namun mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.
Indonesia merupakan salah satu negara islam. Namun, sekarang ini susah
membedakan mana yang Muslim dan Mana yang NonMuslim. Untuk itu kami
sebagai Mahasiswa Muslim senantiasa berusaha memakai karateristik manusia
Muslim sesungguhnya dalam kehidupan ini.
1.2.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ummah ?

2. Apa saja unsur pembentuk masyarakat ?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat Muslim ?
4. Seperti apa peran,tugas, dan tanggung jawab masyarakat Muslim terhadap
pendidikan Islam ?

1.3.

Tujuan

1. Mengerti mengenai Ummah
2. Mengetahui unsur-unsur pembentuk masyarakat
3. Tau bagaimana karakteristik masyarakat Muslim
4. Paham akan peran, tugas, dan tanggung jawab masyarakat Muslim terhadap
1

pendidikan Islam

PEMBAHASAN
KONSEP MASYARAKAT DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
OLEH

KHAIRUNNISA RANGKUTI
MEDI JUIANA
RIBDA HARIYANI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
RIBDAHARIYANI02@GMAIL.COM

A. Pengertian Al-Umma
Di

dalam

buku

karangan

Haris

Hermawan

dijelaskan


bahwa

masyarakat dalam Islam sering diistilahkan dengan ummat atau umma.
Istilah umma berasal dari kata ‘amma, artinya bermaksud (qashada) dan
berniat keras (‘azima). Pengertian seperti ini terdiri atas tiga arti yaitu
“gerakan” dan “tujuan” serta “ketetapan hati yang sadar”. Dan sepanjang kata
‘amma itu pada mulannya mencakup arti “kemajuan” maka tentunya
2

memperlihatkan diri sebagai kata yang terdiri atas empat arti yaitu usaha,
gerakan, kemajuan, dan tujuan.Menurut al-Asfihani kata ummat diartikan
sebagai semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang
sama, waktu atau tempat yang sama, baik perhimpunannya secara terpaksa
atau kehendak mereka sendiri. Kata umat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak
52 kali dalam bentuk tunggal al-Damighani yang merinci sembilan pengertian
yaitu kata panjang, kaum, pemimpin, generasi silam, umat Islam, orang-orang
kafir, dan seluruh umat manusia.1
Dalam


buku

karangan

Al

Rasyidin

kata

masyarakat

selalu

dideskripsikan sebagai individu-individu manusia yang memiliki kesamaan,
baik dalam karakteristik maupun tujuan. Boleh jadi pengertian tersebut
diambil dari kosa kata Arab yaitu Syaraka yang bisa berarti persekutuan,

syirkah atau syarika yang bermakna persekutuan, persrikatan, perkumpulan,
atau perhimpunan.2

Berdasarkan definisi diatas maka kami selaku pembuat makalah
berpndapat bahwa Umma artinya adalah umat manusia. Berhubung
pembahasan makalah ini mengenai konsep masyarakat Islam dalam filsafat
pendidikan Islam maka kami berpendapat bahwa umma adalah masyarakat
Muslim. Berarti kami disini akan membahas mengenai masyarakat muslim
dan bagaimana hubungannya dengan pendidikan Islam. Masyarakat Muslim
merupakan sebutan bagi masyarakat yang beragama Islam.
Menurut kami masyarakat Muslim adalah kumpulan orang-orang yang
beragama Islam yang bersatu secara sengaja atau tidak sengaja dengan
adanya tujuan tertentu. Di dalam Al-Qur’an umat yang diartikan sebagai
segolongan/kelompok terdapat dalam beberapa surah diantara sebagai
berikut:
1. Surah an- Naml : 83
Haris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia,2009),hlm.50.
2
Al Rasyidin, Falsafah pendidikan Islam,(Bandung:Citapustaka Media Perintis,2008)hlm,32.
1

3


َ‫ﻋ ﻮ ﻥ‬
ُ َ‫ﻢ ﻳُﻮﺯ‬
ْ ‫ﺏ ﺑِﺂﻳَﺎﺗِﻨَﺎ َﻓُﻬ‬
ُ ‫ﺟﺎ ِﻣﻤَّﻦْ ﻳَُﻜِّﺬ‬
ً ْ‫ﺸﺮُ ِﻣﻦْ ُﻛﻞِّ ُﺃَّﻣﺔٍ َﻓﻮ‬
ُ ‫ﺤ‬
ْ َ‫ﻭَﻳَﻮَْﻡ ﻧ‬
Artinya:

“Dan ingatlah hari (ketika) kami kumpulkan dari tiap umat segolongan orangorang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka dibagi dalam kelompok”.3
2. Surah al-Qashas : 23

‫ۖ ﻭََﺃﺑُﻮﻧَﺎ‬

‫ﻢ‬
ُ ‫ﺟَﺪ ِﻣﻦْ ُﺩﻭﻧِِﻬ‬
َ َ‫ﺴُﻘﻮﻥَ ﻭَﻭ‬
ْ َ‫ﻋَﻠﻴْﻪِ ُﺃَّﻣﺔً ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻳ‬
َ ‫ﺟَﺪ‬

َ َ‫ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﻭَﺭََﺩ َﻣﺎَﺀ َﻣْﺪﻳَﻦَ ﻭ‬
‫ﻋﺎُﺀ‬
َ ِّ‫ﺼِﺪﺭَ ﺍﻟﺮ‬
ْ ُ‫ﺣﺘَّﻰٰ ﻳ‬
َ ‫ﺴِﻘﻲ‬
ْ َ‫ﺧﻄْﺒُُﻜﻤَﺎ ۖ َﻗﺍﻟَﺘَﺎ ﻟَﺎ ﻧ‬
َ ‫ﺍْﻣﺮََﺃﺗَﻴْﻦِ ﺗَُﺬﻭَﺩﺍﻥِ ۖ َﻗﺍﻝَ َﻣﺎ‬
‫ﺦ َﻛﺒِﻴﺮ‬
ٌ ْ‫ﺷﻴ‬
َ

Artinya :

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan, ia menjumpai disana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya,dan ia menjumpai di
belakang orang banyak itu dua orang wanita yang sedang menghambat
ternaknya. Musa berkata “apakah maksudmu dengan berbuat begitu?” Kedua
wanita itu menjawab, “kami tidak dapat meminumkan ternak kami sebelum
pengembala pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami
adalah orang yang telah lanjut umurnya”.4

3. Surah Ali-Imran : 104

ِ‫ﻋﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨَْﻜﺮ‬
َ َ‫ﺨﻴْﺮِ ﻭَﻳَْﺄُﻣﺮُﻭﻥَ ﺑِﺍﻟْﻤَْﻌﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨَْﻬﻮْﻥ‬
َ ْ‫ﻋﻮﻥَ ِﺇﻟَﻰ ﺍﻟ‬
ُ ‫ﻢ ُﺃَّﻣﺔٌ ﻳَْﺪ‬
ْ ‫ﻭَﻟْﺘَُﻜﻦْ ِﻣﻨُْﻜ‬
َ‫ﺤ ﻮ ﻥ‬
ُ ‫ﻢ ﺍﻟْﻤُْﻔِﻠ‬
ُ ‫ﻫ‬
ُ َ‫ۚ ﻭَُﺃﻭﻟَٰﺌِﻚ‬
Artinya :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.5

3

Lihat (Q.S.An-Naml:83).

Lihat (Q.S.Al-Qasas:23).
5
Lihat (Q.S.Ali- Imran:104).
4

4

4. Surah Ali-Imran : 110

ِ‫ﻋﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨَْﻜﺮ‬
َ َ‫ﺖ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺗَْﺄُﻣﺮُﻭﻥَ ﺑِﺍﻟْﻤَْﻌﺮُﻭﻑِ ﻭَﺗَﻨَْﻬﻮْﻥ‬
ْ ‫ﺟ‬
َ ِ‫ﺧﺮ‬
ْ ‫ﺧﻴْﺮَ ُﺃَّﻣﺔٍ ُﺃ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ُ‫ُﻛﻨْﺘ‬
‫ﻢ‬
ُ ‫ۚ ِﻣﻨُْﻬ‬

‫ﻢ‬

ْ ‫ﺧﻴْﺮًﺍ ﻟَُﻬ‬
َ َ‫ﺏ ﻟََﻜﺎﻥ‬
ِ ‫ﻫﻞُ ﺍﻟِْﻜﺘَﺎ‬
ْ ‫ۗ ﻭَﻟَﻮْ ﺁَﻣﻦَ َﺃ‬

ِ‫ﺏﺍﻟَّﻠﻪ‬
ِ َ‫ﻭَﺗُﺆِْﻣﻨُﻮﻥ‬

َ‫ﺳُﻘﻮﻥ‬
ِ ‫ﻢ ﺍﻟَْﻔﺎ‬
ُ ‫ﻫ‬
ُ ُ‫ﺍﻟْﻤُﺆِْﻣﻨُﻮﻥَ ﻭََﺃْﻛﺜَﺮ‬
Artinya :

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah...”.6
Kami sepakat bahwa dari empat surah diatas, terdapat kata umat yang
diartikan sebagai sekelompok orang. Kumpulan dari beberapa individu
itulah yang sering disebut dengan masyarakat.Masyarakat yang beragam

Islam adalah masyarakat Muslim, masyarakat Muslim pastinya yakin akan
merasakan pendidikan Islam dari buayan sampai liang lahat. Masyarakat
Muslim pasti sadar akan pentingnya pendidikan dan pentingnya menuntut
Ilmu. Setiap kejadian di dalam hidup harus diyakini sebagai pelajaran
untuk menuju kebaikan.

B. Unsur-Unsur Pembentuk Masyarakat
Sebelum kita membahas mengenai apa-apa saja unsur yang membentuk
masyarakat, sebaiknya kami paparkaan terlebih dahulu definisi dari unsur.
Menurut kami unsur adalah hal-hal, komponen-komponen yang menjadi
syarat untuk terbentuknya sekelompok golongan atau masyarakat.
Menurut Ali Syariati ada empat unsur yang membentuk masyarakat yaitu
sebagai berikut:
1. Berhimpunnya sejumlah individu
6

Lihat (Q.S. Ali-Imran:110).

5

2. Semua individu tersebut sepakat akan adanya tujuan yang sama
3. Setiap individu dalam kumpulan tersebut saling membantu dalam
pencapaian tujuan yang sama
4. Adanya kepemimpinan yang sama yang disepakati secara bersama.7
Untuk

lebih

singkatnya

kami

mencoba

menyimpulkan

dan

menambahkan unsur-unsur yang terdapat di atas dengan kalimat kami
sendiri, dan kami berpendapat bahwa unsur-unsur pembentuk masyarakat
yaitu:
1. Adanya individu yang bergabung
2. Adanya tujuan yang sama
3. Adanya kerjasama
4. Adanya pemimpin dan kepemimpinan
5. Adanya interaksi atau hubungan timbal-balik
6. Adanya wadah
7. Adanya keinginan untuk bersatu
8. Adanya rasa toleransi antar sesama ummah
9. Adanya sistem di dalamnya
10. Harus ada kasih sayang
11. Sikap suka sama suka

C. Karakteristik Masyarakat Muslim
Menurut

pendapat

kami

yang

dimaksud

dengan

karakteristik

masyarakat Muslim adalah ciri khas yang ada dan harus dimiliki masyarakat
Muslim yang sesuai dengan aturan Islam yang dapat dijadikan sebagai jati diri
sebagai pemeluk agama Islam sesungguhnya.
Di dalam buku karangan Al Rasyidin dipaparkan bahwa karakteristik
masyarakat Muslim adalah sebagai berikut:
7

Ibid,hlm,32.

6

1. Masyarakat yang sepenuhnya dilandasi oleh keimanan yang kokoh.
Keimanan itu berfungsi sebagai pendorong sekaligus penyeimbang dalam
segala proses kemajuan yang terjadi dalam masyarakat. Di smping itu,
dengan keimanannya , masyarakat tersebut akan kemuliaan dan
ketinggian
2. Masyarakat dimana masing-masing anggotanya bekerjasama untuk saling
memerintahkan kepada yang ma’rufatau segala bentuk kebaikan yang
tidak bertentanagn dengan nilai-nilai gama
3. Masyarakat yang anggotanya senantiasa berikhtiar untuk mencegah
setiap kemungkaran, yaitu segala bentuk pelanggaran terhadap yang
ma’ruf
4. Masyarakat yang anggotanaya menjadikan musyawarah sebagai salah
satu pilar penyangga kehidupan masyarakat
5. Masyarakat yang menegakkan nilai-nilai keadilan, sebagai bahagian dari
yang ma’ruf.

6. Masyarakat dimana di dalamnya tercipta persaudaraan sesama warga
masyarakat. Persaudaraan tersebut bukan hanya sebatas sesama Muslim,
tetapi mencakup Ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah ‘ubudiyyah (persaudaraan
dalam ketundukan kepada Allah), Ukhuwah wathahiyyah wa al-nasab
(persaudaraan sebangsa dan seketurunan), ukhuwah fi din al-Islam
(persaudaraan antar sesama Muslim).8

Sedangkan menurut al-Syabany, ciri-ciri atau karakteristik Islam dapat
diidentifikasi dari:
1. Imannya kepada Allah, kepada paa nabi dan rasul, kepada kitab-kitab Allah,
kepada hari akhir atau kebangkitan, dan kepada hari perhitungan atau
8

Ibid,hlm,35-36.

7

perkumpulan di padang Mahsyar
2. Agama menempati posisi tertinggi, dimana segala urusan dikembalikan
kepadaNya
3. Penilaian yang tertinggi, diberikan kepada akhlak dan tata susila
4. Ilmu dijadikan sebagai baris atau asas, baik dalam menetapkan aqidah
dan agama atau cara dalam mencapai kemajuan,kemakmuran,dan
produktivitas
5. Menghormati dan mnjaga kehormatan insan, tanpa membedakan warna
kulit, kebangsaan, agama, harta atau keturunan
6. Keluarga dan kehidupan bekeluarga mendapat perhatian besar, dimana
wanita dihormati dan dipandang sebagai benteng mempertahankan
masyarakat
7. Dinamis, artinya berubah dan berkembang terus-menerus ke arah
kebaikan
8. Kerja atau amal mendapat perhatian sungguh-sungguh dan dijadikan
sebagai neraca untuk menentukan kemanusiaan manusia
9. Nilai dan peranan harta diperhitungkan untuk memelihara kehormatan
manusia dan pembangunan masyarakat
10. Kekuatan dan keteguhan dilentur oleh agama, akhlak, dan ukuran
kebenaran, keadilan, kasih sayang, dan ciri-ciri insaniyah yang luhur
dijadikan tujuan
11. Masyarakat yang terbuka, bisa menerima pengaruh yang baik dari
masyarakat lain atau ilmu pengetahuan
12. Dan bersifat insaniyah, saling mengasihi, ramah,mesra, tolong-menolong
antara satu sama lain.9
Dalam buku karangan Hasan Langgulung terdapat salah satu prinsip
tentang masyarakat Islam yang dijadikan sebagai karakteristik masyarakat
Muslim. Prinsip ini menyatakan dan meyakini bahwa masyarakat Islam
mempunyai sikap dan cirinya tersendiri, ada

hal yang membedakan dari

masyarak lain. Ini menyebabkan masyarakat Islam benar-benar menjadi
masyarakat ideal yang menjadi contoh manusia sejagat untuk menikmati
9

Ibid, hlm,36.

8

kebahagiaan, kemakmuran dan memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani.
Masyarakat yang mengimbangi tuntutan dunia dan akhirat, pembinaan fisik,
akal, dan rohani. Mengimbangi tuntutan pribadi dan orang ramai. Masyrakat
yang benar-benar boleh dianggap masyarakat Islam adalah masyarakat yang
menerapkan Islam dalam aspk akidah, ibadah, akhlak, undang-undang dan
sistem Islam. Masyarakat yang mengtauhidkan Allah dalam akidah dan
ibadah. Kekuasaan mutlak yang memerintah terserah kepada penentuan Allah.
Agama, akhlak, ilmu dan kemuliaan diri insan dan institusi keluarga cukup
diberi perhatian. Kerja dan harta dinilai sewajarnya dan dijadikan sebagai
harta yang punya fungsi sosial. Kekuasaan atau kekuatan dihormati dan
diatasi oleh prinsip agama, akhlak, dan budi pekerti luhur. Digalakkan sifat
toleransi dan terbuka untuk menerima arus kemajuan atau nilai kebudayaan
dari luar yang tidak menggugat ciri kepribadian dan nilai kebudayaan
masyarakat Muslim. Segala yang bisa menghasilkan perpaduan, solidaritas
dan kerjasama antara anggota masyarakat Islam digalakkan. Segala ciri dan
nilai yang harus dimiliki oleh masyarakat Muslim itu dihormati dan dijaga.10
D. Peran Masyarakat Muslim Terhadap Pendidikan Islam
Dalam filsafat pendidikan Islam, masyarakat dituntut untuk berpikir dan
bertindak secara bijak. Dalam perspektif Islam, manusia harus merealisasikan
tujuan kemanusiaannya di alam semesta, baik sebagai syahid Allah, ‘abd Allah,
maupun khalifah Allah. Dalam konteks ini Allah menjadikan alam smesta sebagai
wahana

manusia

untuk

dijadikah

bersyahadahakan

keberadaan

dan

kemahakuasaanNya. Wujud nyata yang menandai syahadah itu dalah penunaian
fungsi sebagai makhluk seperti ibadah dan pelaksanaan tugas-tugas sebagai
khalifah. Dalam hal ini alam semesta merupakan institusi pendidikan. Yakni
tempat dimana manusi dididik, dibina , dilatih dan dibimbing agar berkemampuan
merealisasikan atau mewujudkan fungsi dan tugasnya. Karena alam ini bukan
hanya syahadah saja, tetapi ada alam ghaib, maka sebagai wilayah studi objek
telaah pendidikan Islam tidak hanya berkaitan dengan gejala-gejala yang dapat
diamati, tetapu juga mencakup segala sesuatu yang tidak dapat diamati. Melalui
10

Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang),hlm,167-168.

9

proses pendidikan di alam semesta inilah, kelak Allah akan menilai siapa diantara
hambaNya yang mampu
meraih prestasi terbaik. Pendidikan Islam berfungsi mengarahkan para pendidik
dalam membina generasi penerus yang mandiri,cerdas, dan berkepribadian.11
Menurut kami, pendidik merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki
peran dalam mendidik. Seorang pendidik bisa menggunakan metode kisah atau
bercerita dalam proses pendidikan. Dengan metode kisah maka akan membuat
kemudahan dan kemenarikan dalam proses belajar mengajar.
Dalam salah satu Jurnal Tazkia dijelaskan, dalam pendidikan Islam kisah
mempunyai fungsi edukatifyang tidak dapat diganti dengan bentuk penyampaian
selain bahasa. Hal ini disebabkan karena kisah Qur’ani dan nabawi memiliki
keistimewaan yang mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna.
12

Di dalam salah satu Jurnal Tarbiyah dijelaskan untuk dapat melaksanakan
tugas dan fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi ini,
maka Allah anugerahkan berbagai potensi pada manusia. Potensi ini merupakan
modal bagi manusia untuk dapat melanjutkan kehidupan di muka bumi ini. Maka
dalam upaya penyempurnaan potensu ini manusia membutuhkan pendidikan.
Untuk mengembangkan potensi fisik dan psikis kearah kesempurnaan maka
pendidikan Islam seharusnya merupakan suatu upaya penciptaan situasi dan
kondisi yang benar-benar kondusif bagi pengembangan dimensi material dan non
material, integral dan seimbang antara pendidikan jismiyah dan ruhiyah. Maka
pendidikan yang tidak seimbang akan menghasilkan manusia yang terpecah diri
dan kepribadiannya. Maka ketika kepribadian manusia terpecah ia tidak akan
mampu merealisasikan tujuan dan fungsi penciptaannya secara baik dan
sempurna. Kedua unsur yang ada dalam diri manusia haruslah terarah dan
dilakukan dengan proporsional. Maksudnya dalam pembinaan unsur ini dilakukan
Dedi Sahputra Napitupulu, Esensi Alam Semesta Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
( Tazkiya:Jurnal Pendidikan Islam,2017),Vol,VI,No.1.
12
Junaidi Arsyad, Metode Kisah dan Relavansinya Dengan Pendidikan islam Kontemporer, ( Tazkiya:
Jurnal Pendidikan Islam,2017)
11

10

dengan terntegrasi. Dimana hal ini dapat diukur dari ciri yang timbul dari
perbuatan manusia itu sendiri.13

Menurut kami peran masyarakat Muslim terhadap pendidikan Islam salah
satu perannya adalah dengan membangun tempat-tempat pendidikan Islam.
Contohnya dengan membangun Surau dan Pesantren. Hal ini pasti sangat
bermanfaat terhadap pendidikan Islam.
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah Jurnal karya Asnil Aida Ritonga
bahwa Surau sangat bermanfaat dalam proses pendidikan Islam. Manfaat dari
Surau antara lain adalah:
1. Sebagai tempat beribadah anak didik
2. Menanamkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan
3. Menanamkan rasa solidaritas sosial
4. Menyadarkan hak-hak dan kewajiban sebagai insan pribadi dan sosial
serta insan sebagai warga negara
5. Memberi rasa ketentraman, kekuatan dan kemakmuran potensi-potensi
rohani manusia melalui pendidikan kesabaran, keberanian, perenungan
optimisme, dan pengadaan penelitian.
Sebagai suatu proses permulaan dan pembentukan, siistem surau ini
dilakukan dengan memberikan contoh dan suri tauladan. Mereka diajari
bagaimana berlaku sopan-santun, ramah-tamah, tulus ikhlas,amanah dan
kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil, menepati janji, serta
menghormati adat istiadat yang ada.
Dalam sejarah tercatat, tokoh-tokoh besar yang mempunyai pengaruh
luas banyak lahir dari Surau. Mereka dididik dan dibesarkan dalam lingkungan

13

Ahmad Fuadi, Esensi Manusia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
(Tarbiyah:2016),vol.XXIII,No.2.

11

Surau. Contohnya, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang pernah
menjadi Multi Mazhab Syafi’i dan Imam Mesjid Al-Haram, Syekh Thahir
Jalaludin yang pernah menjadi Mufti di Malaysia, Syekh Janan Thaib yang
menjadi guru besar di Makkah. Ketokohan mereka tidak dapat dilepaskan
sepenuhnya dari Surau atau bolh dikata pernah mendapat pendidikan di
Surau.14

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam
yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
yang santri-santrinya mnrima pendidikan agama melalui sistem pengajian
atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan
kepemimpinan seorang atau beberapa oranag kyai .
Lembaga pendidikan yang disebut pesantren sebagai pusat penyiaran
Islam tertua yang lahir dan berkembang seirama dengan masuknya Islam di
Indonesia. Pada awal berdirinya, pondok pesantren umumnya sangat
sederhana. Kegiatan pembelajaran biasanya dilaksanakan di Mushala atau
masjid oleh kyai untuk mengajarkan mangaji. Lama kelamaan menjadi
pengajian, ini berkembang seiring dengan prtambahan jumlah santri dan
pelebaran tempat belajar sampai menjadi sebuah lembaga.15
Dengan demikian betapa berperannya masyarakat apabila masyarakat
membangun lembaga-lembaga pendidikan, akan terjadi kemajuan pendidikan
Islam. Masyarakat Muslim seharusnya menggunakan hartanya dalam
kebaikan, seperti membangun pendidikan Islam.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam buku karangan Hasbullah

Dasar-dasar Ilmu pendidikan bahwa masyarakat yang merupakan lembaga
Asnil Aidah Ritonga, Pertumbuhan dan Perkembangan Institusi Pendidikan Awal di Indonsia
Pesantren dan Surau,(Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam,2017).
14

15

Ibid,jurnal.

12

ketiga sebagai lembaga pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan
pendidikan itu sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuan dan
keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta
masyarakat yang ada. Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, maka
jangan harap pendidikan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana yang
diharapkan. Masyarakat memiliki pengarauh yang sangat besar terhadap
berlangsungnya sebagai aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Baik
melalui jalur sekolah maupun jalur non sekolah. Berikut ini adalah beberapa
peran masyarakat terhadap pendidikan (sekolah):
1. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
2. Masyarakat brperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap
membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat
3. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan
4. Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah
5. Masyarakat sebagai sumber pembelajaran dan laboratorium tempat
belajar.16
Masyarakat sangat memberikat pengaruh terhadap proses pendidikan
contonya:
1. Dengan melihat apa yang terjadi di Masyarakat, anak didik akan
mendapatkan pengalaman langsung sehingga mereka dapat memiliki
pengalaman yang konkret dan mudah diingat
2. Pndidikan membina anak-anak berasal dari masyarakat, dan akan kembali
ke masyarakat
3. Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang mungkin sendiri belum
mengetahuinya.
Dalam buku ilmu pendidikan karangan Rosdiana Abu Bakar peran
masyarakat yaitu sekolah melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam
beberapa bidang yaitu:

16

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2012),h.100-101.

13

1. Kerjasama dalam pendidikan Moral dan Pancasila
2. Kerjasasama dalam pndidikan olahraga
3. Kerjasama dalam pendidikan kesenian
4. Kerjasama dalam bidang pendidikan keterampilan.17
Fungsi masyarakat dalam pendidikan:
1. Mengawasi jalannya nilai-nilai sosio-budaya bangsa
2. Menyalurkan aspirasi masyarakat
3. Membantu dan meningkatkan kualitas keluarga.18

Berdasarkan penjelasan penjelasan di atas, kami menyimpulkan bahwa
masyarak sangat berperan dalam pendidikan, khususnya masyarakat Islam
sangat dalam pengaruhnya terhadap pendidikan Islam. Adapun peran-peran
masyarakat Muslim menurut kami yaitu:
1. Masyarakat

Muslim

adalah

masyarakat

yang

berlandaskan

dan

berkehidupan berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan para Ulama
2. Masyarakat Muslim menjadi contoh pendidikan akhlak bagi masyarakat
lain
3. Masyarakat yang menjadi pendidik akan menjadi pendidik yang tauladan
4. Dengan hartanya masyarakat mampu membangun lembaga pendidikan
isla
5. Melalui ilmu dan pengetahuannya masyarakat Muslim mampu menjadi
pendidik yang bijak
6. Melalui keramah tamahan masyarakat Muslim akan menjadi keselarasan
17
18

Rosdiana Abu Bakar, Ilmu pendidikan,(Medan:Gema Insani,2015)h.173-174.
Ibid,h.177-178.

14

7. Dengan sikap terbuka masyarakat Muslim akan membuat keharmonisan
8. Dengan sikap toleransi masyarakat Islam maka akan terjalin hubungan
baik
9. Masyarak Islam akan menjadi masyarakat yang mampu bergaul dengan
masyarakat lain sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk tercapainya
tujuan pendidikan
10. Pendidikan akhlak yang dimiliki masyarakat Muslim menjadi bekal yang
jitu dalam pendidikan Islam.
Dilihat dari lingkungan pendidikan masyarakat disebut lingkungan
pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan
berencana kepada seluruhanggotanya tapi tidak sistematis.19

PENUTUP
Kesimpulan
Ummah artinya adalah masyarakat Muslim. Istilah Ummah digunakan
masyarakat Muslim. Unsur-unsur pembentuk masyarakat adalah hal-hal yang dapat
membntuk masyarakat. Unsur-unsur pembentuk masyarakat antara lain adalah
berkumpulnya individu-individu, adanya tujuan yang sama, adanya keyakinan yang
sama, adanya kerjasama, dan adanya kepentingan.
Karakteristik masyarakat Muslim pasti berbeda dengan masyarakat
nonMuslim, sebab Muslim adalah Islam, sedangkan Islam adalah agama yang paling
19

Fuad ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan,(Jakarta:PT Rineka Cipta,1997),h.85.

15

benar. Karakteristik masyarakat Muslim pastinya berakhlak.Masyarakat Muslim
sangat memiliki peran penting dalam pendidikan Islam, dengan akhlak dan fitrah
yang dimiliki akan memberi pengaruh dalam pendidikan Islam dan
perkembangannya.
Saran
Makalah ini kami selesaikan dengan tidak mudah, dengan kerja keras, dan
dengan usaha yang semaksimal mungkin. Hal ini kami lakukan pastinya demi
mendapatkan hasil makalah yang sesuai. Walau demikian tentunya kami menyadari
kekurangan dalam makalah kami ini, hal itu pastinya karena kurangnya ilmu dan
pengetahuan kami. Untuk itu kami mengucapkan permohonan maaf kepada Desen
kami dan kepada rekan-rekan sekalian. Ambillah hal positif yang bisa didapat dari
makalah ini dan berikan kepada kami saran, kritik, dan hal yang bersifat membangun
lainnya. Hal itu pastinya demi kebaikan kami.

DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Rosdiana Abu.2015.Ilmu Pendidikan.Medan:Gema Insani.
Hasbullah.2012.Ilmu pendidikan Islam.Jakarta: Rajawali Pers.
Hermawan, Haris. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

16

Ihsani, Fuad.1997. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Langgulung, Hasan. Falsafah Pendidikan Islam.Jakarta: Bulan Bintang.
Rasyidin, Al.2008. Falsafah Pendidikan Islam.Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Jurnal Pendidikan Islam. Ahmad Fuadi. Esensi Manusia dalam Perspektif Filsafat

pendidikan Islam. Tarbiyah:2016.
Jurnal Pendidikan Islam. Asnil Aida Ritonga. Pertumbuhan dan Perkembangan

Institusi Pendidikan Awal di indonesi.Tazkiya:2017.
Jurnal Pendidikan Islam.Dedi Sahputra Napitupulu.Esensi Alam Semesta Perspektif

Filsafat Pendidikan Islam.Tazkiya:2017.
Jurnal Pendidikan Islam. Junaidi Arsyad. Metode Kisah dan Relavansinya Dengan

pendidikan Islam kontemporer.Tazkiya:2017.

17

18