PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL. pdf

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK
MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN TEORI ATOM
PADA SMA KELAS XII
Frengky1), Ketang Wiyono2), Ida Sriyanti2)
1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unsri
2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unsri

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif model tutorial untuk mata
pelajaran fisika pokok bahasan teori atom yang valid, praktis, dan mengetahui efek
potensialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
(development research ) dengan model pengembangan Rowntree yang terdiri dari tiga tahap,
yaitu: 1) tahap perencanaan; 2) tahap pengembangan; dan 3) tahap evaluasi. Pada tahap
evaluasi menggunakan model evaluasi formatif Tessmer yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1)
self evaluation; (2) expert review; (3) one-to-one evaluation; (4) small group; dan (5) field test.
Pada tahap filed test digunakan metode quasi eksperimen. Sampel diambil secara purposive
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi, angket, dan tes hasil
belajar. Data dari lembar validasi dan angket dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan
data tes hasil belajar dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada
tahap expert review nilai persentase rerata total dari validator sebesar 86,11% dengan kategori
valid, pada tahap one-to-one evaluation persentase rerata 93,83% dan pada tahap small group

persentase rerata 84,25% diperoleh persentase rerata total 89,04% dengan kategori sangat
praktis. Hasil tes pada tahap field test diperoleh N-gain 0,1. Nilai N-gain tersebut menunjukkan
bahwa efek potensial multimedia interaktif model tutorial termasuk dalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa multimedia interaktif model tutorial untuk
mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom pada SMA kelas XII yang dikembangkan telah
valid, sangat praktis dan memiliki efek potensial.
Kata kunci : development research, multimedia interaktif, model tutorial, teori atom

PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berkembang seiring dengan
kemajuan zaman. Perkembangan ini dapat terlihat dari berbagai bidang, baik dari bidang
industri, kedokteran, komunikasi, bahkan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. UNESCO
menyatakan bahwa setiap negara maju dan berkembang perlu mendapatkan akses TIK dan juga
menyediakan fasilitas terbaik untuk pendidikan, sehingga nantinya dapat dihasilkan generasi
muda yang siap berperan penuh dalam masyarakat modern dan mampu berperan dalam negara
pengetahuan. Pemerintah Indonesia telah membuat kebijaksanaan untuk penggunaan TIK. Hal
ini terlihat dari Keppres No. 50/2000 tentang pengadaan team koordinir telematika Indonesia.
Rusman (2012) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan juga ada pemanfaatan
TIK yang dikenal dengan e-Education yang ditangani oleh sekelompok kerja yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan program e-Education, dibawah naungan Menteri Pendidikan


Nasional. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan begitu penting.
Sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa mengimbangi perkembangan teknologi dalam
pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengimbanginya adalah dengan memanfaatkan TIK
dalam pembelajaran.
Berdasarkan kebijakan kurikulum 2013 dalam Permendikbud RI no 65 Tahun 2013
sesuai dengan standar kelulusan dan standar isi ada 14 prinsip yang digunakan, salah satunya
adalah pemanfaatan TIK. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dapat berupa penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran. Disamping itu komputer juga dapat digunakan untuk
pembuatan atau pengembangan media pembelajaran, dan bisa juga sebagai sistem untuk
menjalankan media pembelajaran.
Fisika merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran
di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Fisika
merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan juga membantu dalam
mengenali alam, mengingat banyak sekali konsep-konsep Fisika yang terjadi di alam. Fisika
juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara memelihara alam. Pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan, serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara
optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. Belajar Fisika tidak hanya sekedar tahu
matematika, lebih dari itu peserta didik diharapkan dapat memahami konsep-konsep yang
terkandung didalamnya. Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang banyak terkandung

materi bersifat abstrak, sehingga untuk memahami konsep yang terkandung didalamnya
dibutuhkan cara penyampaian materi ajar yang tepat oleh guru kepada peserta didik sehingga
kualitas pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu materi dalam fisika yang abstrak atau sulit untuk digambarkan adalah tentang
teori atom, ini karena atom itu berukuran mikroskopis. Hal ini memang dapat diatasi dengan
menggambarkan model atom itu sendiri dalam ukuran yang bisa dilihat oleh mata telanjang,
tetapi masalahnya tidak cukup sampai disitu, karena gambar yang dihasilkan berupa gambar
mati, sehingga pergerakan elektron-elektron, perpindahannya dan pergerakan lainnya tidak
dapat ditunjukkan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan upaya dari guru, upaya tersebut terkait
dengan berbagai komponen yang terlibat dalam pembelajaran, salah satunya dengan
pemanfaatan media pembelajaran yang tepat. Pemanfaatan ICT dapat dijadikan upaya yang
tepat, pemanfaatan ICT disini berupa pembelajaran berbasis komputer yang berupa multimedia
interaktif. Penggunaan multimedia interaktif dapat memperbesar atom-atom yang berukuran
mikroskopis, sehingga atom-atom tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang dan pergerakan

elektron-elektronpun dapat dilihat. Selain itu, pengguna dapat lebih aktif karena siswa akan
mendapat respon langsung dari multimedia berbasis komputer tersebut.
Penelitian relevan sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya,
diantaranya Rahman dkk (2011), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa media yang
dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Newton tentang Gerak untuk SMA kelas X.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Ferawati (2011), Dari hasil tes baik pretest, posttest, dan
angket pendapat guru diolah dengan menggunakan rata-rata skor gain yang dinormalkan.
Secara umum terjadi peningkatan penguasaan konsep dengan rata-rata sebesar 65,9%.
Pendapat guru tentang multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran yang
dikembangkan Ferawati umumnya menunjukan kategori setuju bahwa penggunakan
Multimedia Interaktif (MMI) dapat meningkatkan motivasi belajar, dapat memvisualisasikan
konsep-konsep yang sebenarnya abstrak, dapat membangun konsep-konsep fluida dinamis
yang seharusnya dimiliki, dan Evaluasi pada setiap sub topik dan pada akhir program sangat
membantu untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Yessica (2008) hasil penelitiannya
berdasarkan penyebaran angket menunjukkan dari berbagai macam aspek, yaitu minat siswa,
keaktifan, kemudahan penggunaan, pemahaman materi, dan tampilan, mendapat respon yang
positif dari siswa. Dan dari hasil wawancara terhadap 8 guru, mereka juga memberikan respon
positif terhadap multimedia yang dikembangkan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wiyono
dkk (2009), hasil analisisnya diperoleh bahwa peningkatan N-gain pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka masalah dalam penelitian
ini adalalah “Bagaimana cara mengahasilkan multimedia interaktif model tutorial untuk mata
pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom pada SMA kelas XII yang valid, praktis dan

memiliki efek potensial?”
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

metode

development

research

dengan

model

pengembangan Rowntree yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap
pengembangan dan tahap evaluasi (Prawiradilaga, 2008) . Pada tahap evaluasi menggunakan

model evaluasi formatif Tessmer. Pada tahap filed test digunakan metode quasi eksperimen.
Sampel diambil secara purposive sampling dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XII

IPA 2 SMAN 1 Indralaya Utara yang berjumlah 30 siswa dimana jumlah siswa laki-laki 12
siswa dan siswa perempuan 18 siswa. Alur desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

Analisis Kebutuhan
Menganalisis materi dan silabus

Tahap 1
Perencanaan
Rumusan Tujuan Pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai
dengan silabus mata pelajaran Fisika

Pengembangan Topik
Penyusunan Jabaran Materi (JM), dan
Garis Besar Isi Multimedia (GBIM)

Tahap 2

Pengembangan

Penyusunan Draft (Story Board)
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Pembuatan Flowchart dan Storyboard

Produksi Prototipe

Prototipe 1

Lanjut →

Lanjutan →

Tahap 3
Evaluasi
Prototipe 1

Self evaluation


Expert Review

One-to-one

Uji Validitas

Uji Praktikalitas

Tidak Valid

PraktisI

Valid

Prototipe 2

Revisi

Tidak Praktis


Revisi

Small Group

Tidak Praktis

Revisi

Uji Praktikalitas
PraktisI

Prototipe 3
Gambar 1. BaganField
alur desain
Test penelitian Efek Potensial?
Multimedia Interaktif Model Tutorial Pokok Bahasan Teori Atom

Tahapan-tahapan pada prosedur ini akan dijelaskan sebagai berikut: (1) analisis
kebutuhan, hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan ini berupa kompetensi yang potensial
untuk disampaikan melalui multimedia interaktif yang akan dibuat; (2) perumusan tujuan

pembelajaran, dijabarkan dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
dipilih; (3) pengembangan topik, berupa penyusunan Jabaran Materi (JM) dan Garis Besar Isi

Multimedia (GBIM); (4) penyusunan draf, pada tahap ini dilakukan pembuatan flowchart dan
storyboard dari multimedia interktif yang akan dikembangkan; (5) produksi prototipe, pada

tahap ini peneliti mulai melakukan pembuatan multimedia dengan menggabungkan komponenkomponen multimedia dengan menggunakan program komputer; (6) self evaluation adalah
penilaian oleh peneliti sendiri terhadap multimedia yang dikembangkan; (7) expert review dan
one to one, pada tahap ini dilakukan validasi terhadap multimedia interaktif yang

dikembangkan oleh ahli content, ahli construct dan ahli lay-out. Setelah dilakukan validasi
selanjutnya di uji coba terhadap 3 siswa dengan kemampuan akademik rendah, sedang, dan
tinggi dilihat berdasarkan nilai MID semester siswa; (8) small group adalah tahap uji coba
terbatas terhadap 9 siswa dengan rincian kemampuan akademik 3 dengan kemampuan rendah,
3 dengan kemampuan sedang dan 3 dengan kemampuan tinggi; (9) field test adalah tahap
pengujian lapangan dengan mengujikan produk pada subjek penelitian, metode yang
digunakan pada tahap ini adalah quasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling
dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA SMAN 1 Indralaya Utara yang berjumlah 30
siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan (1) lembar validasi ahli

digunakan untuk melihat validitas produk secara content, construct dan lay-out. Data yang
diperoleh dianalisis dengan mencari rerata total dari validator untuk mengetahui tingkat
kevalidan produk dengan menggunakan rumus

dengan:

��� =

∑�
�=1 ��



%

RTV

= rerata total hasil penilaian dari validator

Vi

= rerata hasil penilaian validator ke-i

N

= banyak validator

Khabibah dalam Yama�ari

Kemudian dikonfirmasikan dengan kategori pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kategori Tingkat Kevalidan Produk (Fikriyaturrohmah dan Rini)
Persentase (%)
76 ≤ RTV ≤ 100
56 ≤ RTV < 76
40 ≤ RTV < 56
0 ≤ RTV < 40

Kategori
Valid
Cukup Valid
Kurang Valid (revisi)
Tidak Valid (revisi)

(2) Angket disusun menggunakan Skala Likert. Dalam Skala Likert, pernyataan-pernyataan
yang diajukan berupa penyataan positif yang akan dinilai oleh responden dengan kategori
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing tanggapan diberi nilai
seperti pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Kategori Nilai Validasi Ahli (Sugiyono: 2012)
Kategori Tanggapan
Skor

SS
4

S
3

TS
2

STS
1

Data yang diperoleh dari angket akan diolah menggunakan rumus (Yamasari: 2010)
�=

dengan:
P

= Persentase penskoran siswa

Xi

= Jumlah skor yang diperoleh

Xmak

= Skor maksimum

��

����

%

Dari hasil perhitungan akan dilihat kategori tingkat kepraktisan produk berdasrkan tabel 3
berikut:
Tabel 3. Kategori Tingkat Kepraktisan Produk (Yamasari: 2010)
Persentase (%)
76 ≤ P ≤ 100
50 ≤ P < 75
25 ≤ P < 50
0 ≤ P < 25

Kategori
Sangat Praktis
Praktis
Kurang Praktis
Tidak Praktis

Pada tahap field test angket digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap produk dengan
mencari rerata tanggapan siswa dan dikonfirmasikan berdasarkan kategori pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Kategori Tanggapan Siswa terhadap produk (Rohman: 2013)
Rerata
3,51 – 4,00
2,51 – 3,50
1,76 – 2,50
1,00 – 1,75

Kategori
Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk

(3) Tes, digunakan untuk melihat hasil belajar fisika siswa yang akan digunakan untuk
mengetahui efek potensial multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika
pokok bahasan teori atom. Tes diberikan pada siswa sebelum dan sesudah menggunakan

multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom.
Hasil tes akan dihitung skor gain yang dinormalisasikan menggunakan rumus (Meltzer: 2002)

=


_ �
− �
� ��� �� � − �

Dengan kategori N-gain seperti pada tabel 5 berikut:

� �
� �

Tabel 5 Kategori N-gain (Hake: 1998)
N-gain
(< � > ≥ 0,7
0,7 > (< � > ≥ 0,3
(< � > < 0,3

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan

Hasil dari analisis silabus diperoleh kompetensi yang postensial untuk dimuat dalam
multimedia interaktif model tutorial yaitu mendeskripsikan teori atom. Atom mempunyai
ukuran yang sangat kecil, melalui multimedia interaktif ukuran atom ini dapat diperbesar
sehingga dapat dilihat oleh mata telanjang, ini sesuai dengan salah satu manfaat dari
multimedia interaktif yang dikemukakan oleh Daryanto (2010) yaitu memperbesar benda yang
berukuran sangat kecil dan tidak tampak mata. Tidak hanya itu pergerakan elektron dan pada
atom dapat dianimasikan sehingga atom yang sulit untuk dibayangkan akan lebih mudah
dipahami dengan multimedia interaktif model tutorial. Berdasarkan kompetensi yang termuat
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) peneliti merumuskan tujuan
pembelajaran yang merupakan salah satu acuan dalam pengembangan multimedia interaktif
model tutorial.
Tahap Pengembangan
Pada tahap pengembangan, peneliti melakukan penyusunan Jabaran Materi (JM) dan
Garis Besar Isi Multimedia (GBIM) yang akan dimuat dalam multimedia interaktif model
totorial. Selanjutnya peneliti membuat flowchart dan storyboard yang akan dijadikan panduan
dalam pembuatan multimedia interaktif model tutorial. Dengan berpedoman pada storyboard
peneliti melakukan produksi multimedia interaktif model tutorial. Pada proses produksi
peneliti menggunakan program komputer untuk meggabungkan beberapa aspek multimedia
yang dapat melibatkan indra penglihatan dan pendengaran siswa pada saat pembelajaran. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Asyhar (2011) yaitu pembelajaran multimedia
melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak,

dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi.
Hasil produksi kemudian disebut prototipe I.
Tahap Evaluasi
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif yang bertujuan untuk mengetahui
kevalidan, kepraktisan dan efek potensial multimedia interaktif model tutorial. Pada tahap
evaluasi ini terdiri dari:
a) Self Evaluation

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan sendiri terhadap prototipe I, hasilnya
peneliti menemukan beberapa pengetikan yang salah, tombol navigasi ynag tidak bekerja pada
salah satu halaman dan video tabung lucutan gas yang tidak tampil. Dari hasil penumuan
tersebut peneliti melakukan revisi sehingga prototipe I siap untuk validasi oleh ahli.
b) Expert Review

Prototipe I yang telah melewati tahap self evaluation selanjutnya diajukan kepada 3
orang validator untuk divalidasi. Validator melakukan pengecekan, menelaah dan mengkaji
prototipe I. Kemudian validator memberi penilaian dan komentar pada lembar validasi yang
telah disediakan. Berdasarkan penlialaian validator diperoleh persentase rerata total penilaian
validator adalah 86,11%. Dilihat dari tabel 1 persentase tersebut menunjukkan bahwa prototipe
I termasuk dalam kategori valid. Walaupun demikian prototipe I masih harus mengalami
perbaikan berdasarkan komentar dan saran validator yaitu: Pada model atom Thompson perlu
ditunjukkan dengan visual muatan (+) yang tersebar diseluruh permukaan bola; Penanaman
konsep e/m pada percobaan Millikan saat tetesannya diam ditunjukkan secara visual; Perlu
ditambahkan visualisasi gambar yang berhubungan dengan animasi/video yang ditampilkan;
Perlu di cek lagi struktur kalimat dan pengetikan yang salah; Perlu menambahkan soal-soal
latihan; Perlu ditambahkan tombol untuk merubah ukuran tampilan multimedia interaktif dari
fullscreen sehingga tidak menyulitkan ketika ingin membuka program lain. Berdsarkan

komentar dan saran tersebut peneliti melakukan revisi terhadap prototipe I sehingga prototipe
I dapat dilanjutkan pada tahap evaluasi selanjutnya.
c) One to One

Pada tahap ini prototipe I di uji cobakan pada 3 orang siswa kelas XII IPA SMA PGRI
Indralaya dengan kemampuan yang berbeda-beda yaitu masing-masing rendah, sedang dan
tinggi yang dilihat dari nilai MID semester gasal fisika kelas XII TP 2013/2014. Pada tahap ini
siswa diminta untuk melakukan pembelajaran dengan prototipe I. Setelah melakukan
pembelajaran siswa diminta untuk mengisi angket dan memberikan komentar dan saran untuk
memperbaiki prototipe I. Berdasarkan nilai angket yang diisi oleh siswa dihitung persentase

rerata total penilian siswa untuk melihat tingkat kevalidan prototipe I. Dari hasil perhitungan
diperoleh persentase rerata total penilian siswa sebesar 93,83%. Berdasarkan tabel 3 prototipe
I sudah sangat praktis. Setelah melewati tahap ini prototipe I sudah menjadi prototipe II.
d) Small Group

Pada tahap ini prototipe II diujicobakan pada 9 siswa kelas XII IPA SMA PGRI
Indralaya dengan rincian kemampuan akademik 3 siswa rendah, 3 siswa sedang dan 3 siswa
tinggi dilihat dari nilai MID semester gasal fisika kelas XII TP 2013/2014. Siswa melakukan
pembelajaran dengan dibimbing oleh peneliti seolah-olah sedang dalam pembelajaran pada
kelas sesungguhnya. Setelah proses pembelajaran selesai siswa diberi lembar angket untuk diisi
oleh siswa. Berdasarkan perhitungan nilai angket yang diisi oleh siswa diperoleh persentase
rerata total tanggapan siswa sebesar 84,25%. Berdasarkan tabel 3 prototipe II sudah sangat
praktis. Walaupun demiakian masih ada yang perlu direvisi dari komentar siswa yaitu Tombol
cek pada latihan soal pada bagian terakhir materi tidak bisa berfungsi. Setelah melakukan revisi
prototipe II sudah menjadi prototipe III.
e) Field Test

Pada tahap ini multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok
bahasan teori atom yang sudah dinyatakan valid dan sangat praktis diujicobakan pada kelas
sebenarnya dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA SMAN 1 Indralaya Utara yang
berjumlah 30 siswa dengan alokasi waktu 10 jam pelajaran (lima kali pertemuan) termasuk
pertemuan untuk tes awal dan tes akhir. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui efek potensial
dan tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika
pokok bahasan teori atom. Pada pertemuan pertama siswa diberi tes awal, selanjutnya selama
proses pembelajaran siswa menggunakan multimedia interaktif model tutorial untuk mata
pelajaran fisika pokok bahasan teori atom yang sudah valid dan sangat praktis dan di pertemuan
akhir siswa diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa. Siswa juga diminta untuk
mengisi lembar angket tanggapan terhadap multimedia interaktif model tutorial untuk mata
pelajaran fisika pokok bahasan teori atom. Dengan melihat hail belajar siswa dari nilai tes awal
dan tes akhir dicari skor gain yang dinormalisasikan, diperoleh N-gain 0,1 dan berdasarkan
tabel 5 termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan perhitungan terhadap nilai angket yang
diberikan diperoleh rerata tanggapan siswa sebesar 3,29 dengan kategori baik.
Keunggulan dan Kelemahan Produk
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terdapat keunggulan dan kelemahan dari
multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom.
Keunggulannya adalah sebagai berikut: (a) pembelajaran berpusat pada siswa; (b) siswa

mendapat fasilitas untuk mengulang jika diperlukan, dalam pengulangan tersebut siswa bebas
mengembangkan kreativitasnya; (c) menyesuaikan kemampuan belajar siswa, baik bagi siswa
yang lambat dalam memahami maupun siswa yang lebih cepat; (d) evaluasi interaktif yang
dibuat dapat langsung menampilkan hasil evaluasi siswa dan langsung terlihat apakah siswa
lulus KKM atau harus mengulang. Sedangakan Kelemahannya adalah sebagai berikut: (a)
hanya dapat digunakan di sekolah yang mempunyai fasilitas komputer saja; (b) akan sedikit
menyulitkan bagi siswa yang belum terbiasa menggunakan komputer.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan multimedia interaktif model tutorial untuk
mata pelajaran fisika pokok bahasan teori pada SMA kelas XII, maka peneliti menyimpulkan
bahwa:
1. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom
pada SMA kelas XII yang dikembangkan berdasarkan hasil expert review dengan persentase
rerata total sebesar 86,11% dikategorikan valid.
2. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom
pada SMA kelas XII yang dikembangkan berdasarkan hasil tanggapan siswa yang diperoleh
pada tahap one-to-one evaluation persentase rerata 93,83% dan pada tahap small group
persentase rerata 84,25% diperoleh persentase rerata total keseluruhan 89,04% dengan
kategori sangat praktis.
3. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom
pada SMA kelas XII mempunyai efek potensial terhadap hasil belajar siswa berdasarkan
N-gain yang diperoleh yaitu sebesar 0,1 dengan kategori rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Akker. J.Vd. 1999. Principle and Methods of Development Research in J. Van den Akker, R.
Branch. K. Gustafson. N. Nieveen and Tj. Plomp (Eds). Design Methodology and
Development Research. Dordrecht. Kluwer.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafido Persada.
Asyhar, Riyanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Ferawati. 2011. “Model Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika pada Topik Fluida Dinamis”.
Prosoding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011.
Fikriyaturrohma dan Rini Nurhakiki. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Hands-On Equations Berbantu Komputer pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel
untuk
Siswa
Kelas
VII.
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel552FE9AF59C4346253B49958E6924C43.pdf.
Tanggal akses 5 Maret 2014
Hake, Richard R. 1998. “Interactive-engagement vs traditional methods: A sixthousandstudent survey of mechanics test data for introductory physics courses”.
American Journal of Physics, 66 (1) : 64-74.
Meltzer, David E. 2002. “The relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: A possible ‘‘hidden variable’’ in diagnostic pretest scores”.
American Journal of Physics, 70 (12): 1259-1268.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Prawiradilaga, D. Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design
Principles) Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Rahman, Arif dkk. 2011. “Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi
Komputer untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang
Gerak.” Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta , 14 Mei 2011.
Rohman. 2013. Pengembangan Multimedia Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Usaha dan
Energi kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muaradua Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan. Tesis PPs Unsri Palembang: Tidak diterbitkan.
Rosmidayati. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Listrik Dinamis Menggunakan Media
Komputer Berbasis Website Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Palembang .
Tesis PPs Unsri Palembang: Tidak diterbitkan.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Suparman, M. Atwi. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: PAU – Universitas Terbuka.
Tati, dkk. 2009. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pokok
Bahasan Turunan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang”. Jurnal Pendidikan
Matematika, 3 (1): 75-89.
Tessmer, Martin. 1998. Planning and Conducting Formative Evaluations. Landon: Kogan
Page.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Wiyono, Ketang dkk. 2009. “Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Relativitas Khusus
untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA”. Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA, 3 (1): 21-30.
Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang
Berkualitas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS, pada
tanggal 4 Agustus 2010 di Surabaya.
Yessica, Gugus F. 2008. “Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Cimahi pada Jurusan
Teknik Komputer Jaringan)”. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Komunikasi, (2): 3552.
Zulkardi. (2009). Formative evaluation: What, why, when, and how (online) . Tersedia
http://www.geocities.com/zulkardi/books. Tanggal akses 13 November 2012.
. (1999). Case Study Research by Yin and Planning and Conducting Formative
Evaluation
by
Tessmer
(book
reviewed
by
Zulkardi)
(online).
http://www.geocities.com/zulkardi/reviewzulkardi.html. Tanggal akses 14 November
2012.