Laporan Praktikum Biologi id. pdf

BIOLOGI OLEH :

Alfonsus Rodriques Tampung

Anggi Kusuma Wardani

Eduardus Dimas Satyo P

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA

MALANG 2012

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan Rahmat dan PenyertaanNya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Biologi dengan lancar.

Laporan ini disusun sebagai tugas akhir sebelum Ujian Akhir Semester (UAS) biologi dilaksanakan dan sebagai bukti penulis bahwa selama ini telah mengikuti praktikum Biologi. Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan dalam laporan ini, sehingga demi sempurnanya laporan ini penulis sangat berterimakasih atas saran-saran ataupun masukan yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pemakainya.

Penyusun

PENGENALAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

1.1 Pendahuluan

Panca Indra manusia, mempunyai kemampuan yang terbatas, banyak masalah mengenai organisme yang ingin dipecahkannya hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Ada berbagai jenis mikroskop, yang paling sederhana adalah kaca pembesar. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optis . Tetapi biasanya yang disebut dengan mikroskop adalah suatu alat yang terdiri dari beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung menjadi suatu mikroskop majemuk. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.

Berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibagi menjadi dua yaitu : mikroskop cahaya dan mikroskop elektron . Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi :

1. mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan

2. mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar)

2. mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal). Mikroskop yang biasa menghasilkan bayangan yang terlihat hanya memiliki ukuran panjang dan lebar hanya sedikit gambaran mengenai tingginya. Benda atau obyek yang akan diselidiki dengan mikroskop ini harus mempunyai ukuran yang tipis dan kecil, sehingga dapat ditembus 2. mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal). Mikroskop yang biasa menghasilkan bayangan yang terlihat hanya memiliki ukuran panjang dan lebar hanya sedikit gambaran mengenai tingginya. Benda atau obyek yang akan diselidiki dengan mikroskop ini harus mempunyai ukuran yang tipis dan kecil, sehingga dapat ditembus

Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, cermin pengatur cahaya, lensa objektif, dan lensa okuler.

Bagian non-optik (mekanik), yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

1.2 Alat dan Bahan

No. Nama Alat

Gambar

Fungsi

1. Gunting Untuk menggunting bahan yang akan dijadikan preparat, untuk di fiksir

2. Gelas Arloji Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, Tempat saat menimbang bahan kimia, Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

3. Jarum Preparat untuk memindahkan biakan untuk ditanam / ditumbuhkan ke media baru. Jarum preparat biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum

sehingga dapat berpijar jika terkena panas.

4. Pinset Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda yang sangat kecil atau lembek dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

5. Pisau Untuk memotong atau membedah bagian-bagian organ tumbuhan

6. Cutter Untuk memotong - motong obyek dari suatu benda

7. Pipet Tetes Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah

dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.

8. Kaca Preparat Untuk menutup obyek yang diamati

9. Beaker Glass Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, Memanaskan cairan, media pemanasan cairan

10. Kaca Penutup Digunakan untuk menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.

1.3 Cara Kerja

Membawa mikroskop dengan cara tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang kaki mikroskop.

Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup.

Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.

Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling kecil.

Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop.

Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.

Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan. Cermin datar digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).

Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.

Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja mikroskop.

Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.

Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung.

Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati preparat dengan lebih jelas.

1.4 Pembahasan

1.4.1 Bagian – Bagian Mikroskop dan Fungsinya

Gambar 1.1 Mikroskop Cahaya

Okuler

Lensa Okuler adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat, berfungsi untuk membuat bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. sehingga bayangan tersebut dapat langsung dilihat oleh mata.

Tabung Mikroskop (tubus)

Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.

Revolver

Berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

Cermin (reflektor)

Terdiri dari dua jenis cermin : cermin datar dan cermin cekung. Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

Objektif

Lensa Objektif berada dekat pada objek yang diamati. Lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Dimana lensa ini diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. Untuk memperoleh objektif yang baik perlu diperhatikan pembesaran dan daya pisahnya.

Makrometer (pemutar kasar)

Makrometer berfungsi untuk menaikturunkan tabung mikroskop secara cepat.

Mikrometer (pemutar halus)

Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil dari pada makrometer.

Kondensor

Fungsi kondensor adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Alat ini dapat di putar dan dinaikturunkan. Kondensor mempunyai 2 bagian yaitu :

a. Susunan lensa untuk mengumpulkan sinar – sinar sebelum masuk ke dalam mikroskop.

b. Diafragma untuk mengatur sinar – sinar tepi yang masuk ke dalam mikroskop. Dengan adanya diafragma ini kesalahan – kesalahan aberasi sferik dan aberasi astigmatima akan berkurang.

Beberapa macam kondensor yang digunakan pada mikroskop yaitu :

1. Kondensor untuk mikroskop biasa

2. Kondensor untuk mikroskop dengan bidang pemandangan gelap (dark field illumination)

3. Kondensor untuk mikroskop fase kontras

Pada prinsip konstruksi kondensor untuk bidang pemandangan gelap, sinar –sinar yang masuk kondensor tidak diteruskan masuk kedalam mikroskop. Apabila ada obyek maka sinar – sinar yang keluar itu akan dipantulkan sebagian masuk ke dalam mikroskop. Sehingga dengan demikian preparat akan terlihat sebagai benda-benda yang terang pada bidang pemandangan yang gelap.

Diafragma

Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor

Meja mikroskop

berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.

Penjepit kaca

Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.

Lengan mikroskop

Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindah mikroskop. Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau direbahkan

Sendi inklinasi (pengatur sudut)

Untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

Kaki mikroskop

berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Pada kaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana ( model student ).

1.4.2 Perbesaran

Pembesaran yang dapat dicapai suatu mikroskop majemuk adalah kerja dua sistem lensa, lensa obyektif yang terdekat dengan obyek yang diamati dan lensa okuler yang terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa obyektif memberikan pembesaran mula – mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan Pembesaran yang dapat dicapai suatu mikroskop majemuk adalah kerja dua sistem lensa, lensa obyektif yang terdekat dengan obyek yang diamati dan lensa okuler yang terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa obyektif memberikan pembesaran mula – mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan

Makin pendek jarak titik api suatu lensa makin kuat pembesarannya. Misalnya obyektif yang mempunyai pembesaran minimal (satu kali) mempunyai jarak titik api 55 mm, sedangkan obyektif yang mempunyai perbesaran maksimal (120x) mempunyai jarak titik api 1,5 mm.

Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn). Rumus:

1.4.3 Pembentukan Bayangan

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat maya, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, maya, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.

Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

Keterangan:

S (Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter S’ (Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter

PP = titik dekat pengamat dalam meter

f (Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.

Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

S (Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter S’ (Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter

PP = titik dekat pengamat dalam meter

f (Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

1.4.4 Panjang Mikroskop

Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing- masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.

A. Mata berakomodasi maksimum

d = Si (Ob) + So (Ok)

B. Mata tak berakomodasi

d = Si (Ob) +f (Ok)

Keterangan: d = panjang mikroskop dalam meter Si (Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter So (Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter

f (Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter

1.4.5 Macam – Macam Mikroskop

Selain mikroskop biasa, ada pula mikroskop – mikroskop lain seperti :

1. Mikroskop Ultra Violet

Mikroskop ini menggunakan sinar ultra violet dengan panjang gelombang lebih pendek dari cahaya putih untuk melihat organisme. Mikroskop UV dapat melihat objek yang lebih kecil dari objek yang terlihat oleh mikroskop cahaya. Bayangan yang dihasilkan tercatat pada film fotografi, sehingga mikroskopis tidak melihat bayangan objek secara langsung. Perbesaran yang mungkin dengan mikroskop UV kira-kira sama dengan perbesaran mikroskop cahaya.

2. Mikroskop Fase Kontras

Mikroskop ini berbeda dengan mikroskop biasa. Mikroskop fase kontras dilengkapi dengan diafragma khusus yaitu diafragma dengan celah berbentuk cincin dan lensa obyektifnya dilengkapi dengan diafraksi. Pada mikroskop biasa perbedaan indeks bias sangat kecil pada obyek tidak dapat terlihat, tetapi dengan adanya lempeng diafraksi pada susunan lensa obyektif, maka perbedaan indeks bias yang kecil pada obyek itu dapat terlihat dengan jelas. Hal ini memungkinkan membedakan perbedaan – perbedaan struktur dengan jelas.

3. Mikroskop Elektron

Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel.

BAB II BENDA – BENDA HIDUP DALAM SEL

2.1 Pendahuluan

Kata sel berasal dari bahasa latin Cella yang artinya ruang kosong. Dalam pengertian yang lebih berkembang sel didefinisikan sebagai suatu unit biologi terkecil dibatasi oleh membran semi permiabel dan mempunyai kemampuan untuk berproduksi dalam suatu medium bebas dari sistem kehidupan yang lain. Pada definisi ini, pengertian unit biologi terkecil dan satuan heriditas dari makhluk hidup. Ketiga peranan sel tersebut, membuat sel mempunyai sifat totipotensi, yaitu mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lengkap apabila ditempatkan pada lingkungan yang sesuai.

Sel pada berbagai makhluk hidup, pada berbagai makhluk hidup : mempunyai bentuk, ukuran, sifat yang sangat beragam dan berbeda – beda. Perbedaan ini lebih banyak diperuntukkan pada peran dan fungsi yang juga berbeda – beda. Walaupun begitu, secara umum berdasarkan struktur yang membangun sel, maka setiap sel sedikitnya mempunyai tiga komponen utama, yaitu :

1. Membran sel dan atau dinding sel Yang memisahkan bagian dalam sel dari bagian luar dan juga mengatur lalu lintas materi dan energi dari dalam dan luar.

2. Sitoplasma Meliputi beberapa substansi di dalam membran sel, termasuk di dalamnya, air, garam, gula, enzim ke dalam sel.

3. Nukleus atau inti Bagian terpenting dari sel yang berperan sebagai pengendali dan pengontrol aktivitas sel, dan juga sebagai tempat pembuatan dan penyimpanan bahan – bahan genetik dan berperan dalam pewarisan sifat – sifat organisme.

4. Mitokhondria Khusus menghasilkan energy ATP (Adenosin Tri Phosphat) yang digunakan untuk menyempurnakan kerja seluler.

Bentuk Sel

Sel mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Di dalam tubuh tumbuhan tinggi, diperkirakan ada lebih dari 200 macam sel. Demikian pula pada manusia, ataupun hewan – hewan yang ada disekitar lingkungan kita. Bentuk – bentuk itu misalnya : kubus, prisma, bundar, seperti benang, bola, pipih, globuler, segi banyak, cakram, bentuk – bentuk khusus dan lain – lain.

Antara sel hewan dan tumbuhan terdapat perbedaan yang menyolok berkaitan dengan hal bentuk. Bentuk sel tumbuhan cenderung tetap karena adanya dinding sel yang dibangun dari selulosa dan hemi selulosa yang cukup kaku. Sedang pada sel hewan bentuknya tidak tetap atau kaku. Beberapa perbedaan sel hewan dan tumbuhan yang lain dapat kita telusuri melalui pengamatan mikroskop.

Tipe Sel

Berdasarkan Organisasinya sel dibedakan menjadi 2 tipe sel, yaitu : Sel Prokariotik (primitif) : Sel dengan inti tidak nyata. Sel ini memiliki materi genetic berupa DNA yang tidak dibungkus membran inti. DNA pada sel prokariotik berbentuk sirkuler atau disebut nukleoid. Di luar nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain dengan ukuran yang lebih kecil yang disebu plasmid. Sel Eukariotik

: Sel yang mempunyai inti yang nyata. Terjadi pemisahan antara inti sel dan sitoplasma. Kesatuan inti sel dan sitoplasma pada sel eukariotik disebut protoplasma.

Istilah prokariotik dan eukariotik berasal dari bahasa Yunani “ Kariyon ” yang berarti inti (nukleus). Jadi prokariotik adalah bekal inti dan eukariotik adalah inti sesungguhnya. Perbedaan kedua tipe sel ini sesungguhnya akan lebih banyak bias kita perhatikan dengan melihat organel selnya, karena pada tingkat inilah kedua tipe sel berbeda.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat

- Mikroskop binokuler

- Kaca Preparat - Kaca Penutup - Beaker Glass - Pipet Tetes - Cutter - Air

2.2.2 Bahan

- Bawang Merah - Canna - Hydrilla - Wortel

2.3 Cara Kerja

1. Sel Bawang Merah Sayat setipis mungkin bawang merah dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

2. Sel pada tangkai daun Canna Sayat setipis mungkin tangkai daun tanaman canna dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

3. Sel pada tumbuhan air / hydrilla Sayat setipis mungkin tangkai hydrilla dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

4. Sel Wortel

Sayat setipis mungkin wortel dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

2.4 Hasil Pengamatan

Preparat : Bawang Merah ( Allium cepa ) Famili

: Amaryllidaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 100x Gambar

Preparat : Canna ( Canna indica ) Famili

: Cannaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 100x Gambar

Preparat : Hydrilla ( Hydrilla verticillata ) Famili

: Hydrocharitaceae

Dilihat : Air Pembesaran : 100x Gambar

Preparat : Wortel ( Daucus carota ) Famili

: Apiaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 100x Gambar

2.5 Pembahasan

Membran inti

Gambar Susunan sel tumbuhan pada umumnya

Struktur Tumbuhan dan Fungsinya :

a. Dinding Sel

Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan

Dinding sel tersusun atas selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan dan untuk mengekalkan bentuk sel

Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan diluar dengan bahan didalam sel

Dinding sel terdiri dari selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg

Fungsi dinding sel :

Memberi bentuk sel

Melindungi bagian sebelah dalam dan mengatur transportasi zat

Menyokong tumbuhan yang tidak berkayu

b. Membran Plasma

Tersusun atas karbohidrat, protein dan lemak

Fungsi membran plasma :

Pelindung bagi sel agar sel tidak keluar

Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel

Melakukan seleksi dalam atau luar sel (selektif permeabel)

c. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

Terdapat pada semua sel tumbuhan dan hewan

Berbentuk setumpuk saku pipih berkelok-kelok yang dibatasi membran

Di hasilkan oleh RE halus

Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom

Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekresi sel

Fungsi badan golgi :

Memodifikasi protein dengan menambahkan oligosakarida

Membentuk lisosom

Untuk sekresi pada mukosa

d. Ribosom (Ergastoplasma)

Bagian paling kecil yang tersuspensi/tersebar di dlama sitoplasma

Terdapat dalam sel hati kurang lebih 25%

Ada yang melekat di RE (sehingga menjadikan RE tersebut dinamakan RE kasar dan ada pula yang soliter)

Fungsi ribosom :

Mensintesa protein, protein yang baru di sintesa dikemas dalam satu organel yang dibatasi membran

e. Vakuola (Rongga Sel)

Berisi garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris, alkaloid, enzim, butir-butir pati

Fungsi vakuola :

Sebagai pengatur tekanan turgor

Tempat menyimpan cadangan makanan, pigmen, minyak astiri dan sisa metabolisme

f. Nukleus

Merupakan inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan sel bisa keluar masuk

Secara kimia terdiri dari DNA, RNA dan protein (histon)

Dalam nukleus terdapat kromosom yang berfungsi untuk pembelahan sel

Fungsi nukleus :

Mengendalikan metabolisme sel

Tempat penggandaan dan transkripsi DNA

Pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik

Nukleus terdiri dari : Selubung Nukleus, Kromatin, dan Nukleolus

g. Nukleolus

 Butiran bersifat asam yang terletak di inti sel.  Jumlahnya bisa 1,2,3 tergantung spesiesnya.  Ukurannya sebanding dengan aktivitas sel.  Sel aktif nukleolusnya besar, misalnya pada oosit, sel neuron, dan sel sekretori.  Pada sel tidak aktif ukuran nukleolusnya kecil. Komposisinya terdiri dari protein

terutama protein fosfat, tRNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, DNA, dan nukleotida.

Fungsi Nukleolus :  Tempat pembuatan protein yang akan digunakan untuk membuat ribosom

 Tempat menggandakan sintesis RNA. Dalam menjalankan fungsinya, nukleolus dikontrol oleh bagian kromosom yang

mengandung gen tertentu yang dinamakan nucleolar organizer.

h. Retikulum Endoplasama (RE)

 Berbentuk tabung pipih berpasang-pasangan  Terbagi dua : 1. RE kasar > retikulum yang pada membrannya menempel

ribosom, berfungsi untuk sintesa protein

2. RE halus > tanpa ribosom, berfungsi mensintesa lemak,

fosfolipid dan steroid

 Struktur RE hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron

Fungsi Retikulum Endoplasma :  Sebagai alat transportasi zat-zat didalam sel itu sendiri

i. Mitokondria (The Power House)

Benda bulat berbentuk tongkat mempunyai 2 lapis membran

Ukurannya 0,2--5 micrometer

Jumlahnya dalam sel berbeda-beda

Terdapat pada sel saraf dan sel otot

Respirasi seluler menghasilkan energi melalui metabolisme aerob

Lapisan didalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan krista

Fungsi mitokondria :

Mengandung enzim-enzim yang melakukan oksidasi makanan dan mensintesa ATP untuk energi pada sel

Tempat terjadinya respirasi sel menghasilkan energi

j. Peroksisom (Badan Mikro)

Bentuk dan ukuran sama seperti lisosom

Mengandung enzim, terutama katalase, yang mengkatalisisr perombakan H 2 O 2 yang berbahaya pada metabolisme

Fungsi peroksisom :

Merubah lemak menjadi karbohidrat

Menghasilkan enzim oksidatif untuk membentuk H 2 O 2 untuk merombak lemak

Menghasilkan enzim katalase untuk mengubah H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2

k. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel, terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan

Fungsi mikrotubulus :

Membentuk protein tubulin

Penyusun spindel, sentriol, silia & flagela

Berperan penting dalam pembelahan sel

l. Mikrofilamen

 Berbentuk serat tipis panjang, penampang 5--6 micrometer  Terdiri dari protein aktin dan miosin (contohnya pada otot)

Fungsi mikrofilamen :  Membantu pergerakan sel sewaktu terjadi pembelahan, sitoplasma dan kontraksi

otot

m. Sitoplasma

 Merupakan cairan sel dalam sel (sitosol)  Didalamnya terdapat berbagai organel sel

Fungsi sitoplasma :  Sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel

n. Sentriol/Sentrosom

Terdapat dalam sitoplasma pada permukaan luar nukleus, yang terdiri dari sebaris silinder sebanyak 9 mikrotubuli

Sebelum sel membelah, sentriol akan berduplikasi untuk membentuk benda basal, silia, dan flagela

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun meiosis)

Fungsi sentrosom :

Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada hewan

Mensintesis mikrotubul silia dan flagela

Menghasilkan gelendong pada sel hewan

Sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis

o. Kloroplas

Merupakan plastida yang paling penting pada semua tumbuhan, kecuali fungi, bakteri, dan tumbuhan parasitik.

Di dalam tumbuhan, kloroplas tersebar di jaringan mesofil daun dan diklorenkim, juga ditemukan pada sitoplasma alga.

Ukuran kloroplas bervariasi dengan diameter rata-rata 4 – 6 µm dan panjang antara

80 – 100 µm.

Jumlah kloroplas secara normal adalah 20 – 50 di dalam sel tumbuhan, tapi pada alga hanya ada satu kloroplas.

Fungsi kloroplas :

berperan dalam proses fotosintesis.

p. Tonoplas (Membran Vakuola)

 Membran tunggal yang menyelimuti vakuola dan memisahkan sitosol dari getah

tumbuhan serta sangat penting bagi sel tumbuhan dan sel cendawan

Fungsi Tonoplas :  mengangkut linarut keluar-masuk vakuola

 Sebagai selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma

q. Membran Inti

 setiap membran inti tersusun dari dua lapis phospolipid yang hanya permeable

terhadap molekul kecil non polar.

Fungsi Membran Inti :  sebagai pembatas yang memisahkan kandungan inti sel dengan sitoplasma

r. Plasmodesmata

 tabung membran plasma yang mengelilingi sebuah untai retikulum endoplasma

tergulung (ER) disebut desmotubule

 saluran sempit yang bertindak sebagai jembatan antar sel-sel sitoplasma untuk

memfasilitasi komunikasi dan transportasi bahan antara sel tumbuhan

Fungsi Plasmodesmata :  menghubungkan sel yang satu dengan sel lainnya melalui retikulum endoplasma

dengan celah yang disebut desmotubule

 memberikan suatu rute yang mudah untuk pergerakan ion-ion, molekul-molekul

kecil seperti gula dan asam amino, dan makromolekul seperti RNA antar sel.

s. Plastida

 Organel pada sel – sel tumbuhan yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan  Merupakan organel dengan membran ganda, sehingga mempunyai membran luar

dan membran dalam.

Fungsi Plastida :  Sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam – lemak, dan Terpen yang diperlukan

untuk pertumbuhan sel tumbuhan.  Fungsi plastida tergantung pada macam – macam morfologinya :

1. Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari: • Amiloplas (untak menyimpan amilum) • Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak). • Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi

menghasilkan klorofil sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya : • Karotin (kuning) • Fikodanin (biru)

• Fikosantin (kuning) • Fikoeritrin (merah)

BAB III BENDA – BENDA MATI DALAM SEL

3.1 Pendahuluan

Suatu sel dikatakan mati jika di dalam sel tidak terkandung protoplas (dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat – zat kehidupan). Benda non protoplasmik / benda mati dalam sel terdiri dari substansi organik dan anorganik, cair ataupun padat. Non protoplasmik dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Cair : cairan sel (terdapat pada rongga vakuola), minyak dan lemak.

2. Padat :

a. Ca Oksalat : terdapat pada parenkim xylem dan floem

b. Tepung Amilum : terdapat pada sel – sel daun dan dalam alat penyimpan makanan. Perbedaan tepung didasarkan pada letak hylus dalam butir tepung dan lamella yang mengelilingi hylus (Konsentris : hylus di tengah, Eksentris : hylus di tepi).

c. Butir – butir Aleuron / Prorin : merupakan protein pasif dal vakuola bersama butir aleuron sebagai protein amorf. Sehingga aleuron : protein yang termasuk globulin (butir – butir besar), terdiri dari : protein amorf, protein kristal, dan protein globulin.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

- Mikroskop binokuler - Kaca Preparat - Kaca Penutup

- Beaker Glass - Cutter - Pipet Tetes - Air

3.2.2 Bahan

- Kentang - Singkong - Ketela Rambat - Jagung - Daun Jeruk - Begonia sp

3.3 Cara Kerja

1. Sel Pada Kentang Sayat setipis mungkin daging kentang dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

2. Sel Pada Singkong Sayat setipis mungkin daging singkong dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

3. Sel Ketela Rambat Sayat setipis mungkin daging ketela rambat dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

4. Sel Jagung Sayat setipis mungkin daging Jagung dengan silet yang tajam, kemudian ambil air yang terkandung dalam jagung diletakkan di atas obyek glass tanpa ditetesi air kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

5. Sel Daun Jeruk Sayat setipis mungkin daun jeruk dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

6. Sel Begonia sp Sayat setipis mungkin daun begonia sp dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

3.4 Hasil Pengamatan

Preparat : Kentang ( Solanum tuberosum ) Famili

: Solanaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Singkong ( Manihot esculenta ) Famili

: Euphorbiaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Ketela Rambat ( Ipomoea batatas )

Famili : Convolvulaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Jagung ( Zea mays ) Famili

: Poaceae Dilihat

:- Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Daun Jeruk ( Citrus × hystrix ) Famili

: Rutaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Begonia sp ( Begonia ) Famili

: Begoniaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

3.5 Pembahasan

1. Kristal Ca-oksalat

Kristal ini memang cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-tumbuhan. Lazimnya terdapat dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak jarang pula terdapat dalam sel-sel parenkhim floem ( “phloem parenchyma”) dan parenkhim silemm ( “xylem parenchyma”).

Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus. Kristal-kristal ini dapat berbentuk: (1) Kristal dengan bentuk Prisma Teratur Biasanya terdapat dalam sel-sel di bawah epidermis dari daun jeruk, yang letaknya yang umum yaitu pada jarak-jarak tertentu dari lapisan sel tersebut.

(2) Kristal dengan bentuk Jarum Kristal dengan bentuk jarum ini banyak terdapat dalam sel-sel daun mirabilis . Bentuk ini terdapat pada daun mirabilis jalapa .

(3) Kristal dengan bentuk butir-butiran kecil

Kristal ini da lam bahasa Inggris dinamakan “Crystal sands”, umumnya terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhan Amaranthus (bayam).

(4) Kristal dengan bentuk rafida Merupakan Kristal bentuk jarum yang letaknya sejajar satu sama lain, biasanya terdapat dalam sel-sel parenkhim dari jaringan-jaringan yang lunak. Selnya mengandung lender dan berdinding tipis, misalnya dalams sel-sel jaringan yang tergolong monocotyledoneae . Rafida misalnya terdapat pada endocarp buah aren ( Angera pinnata ), akan menimbulkan rasa gatal-gatal kalau tersinggung atau termakan.

(5) Kristal dengan bentuk kelenjar (driuse) Kristal yang berbentuk kelenjar atau “globose masses” atau juga “druse” hanya

terdapat dalam sel-sel tertentu dengan bentuknya yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-bentuk lainnya). Pada sel-sel serat terkandung diketemukan Kristal oksalat yang memenuhi ruangan sel ( lumen ).

Dapat ditambahkan, bahwa kristal-kristal oksalat akan dapat larut apabila terhadapnya dibubuhkan: asam cuka dan sedikit dipanaskan dan akan terbentuk gelembung-gelembung

CO 2 ; atau dengan pemberian HCL atau H 2 SO 4 .

2. Butir – butir Aleuron

Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-protein pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Pada hakikatnya protein pasif ini adalah benda non protoplasmik (ergastic substances atau benda_benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal, kedua-duanya lazim terdapat bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati. Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam endoperm, perisperm atau embrio dari biji-bijian.

Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin , butir-butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak (Ricinus communis).Pada butir-butir yang besar ini lazimnya terdiri dari :

(1) Protein amorf (2) Protein kristal (3) Protein globoid.

Yang dimaksud dengan protein amorf yaitu protein tidak berbentuk, protein kristal yaitu protein yang memiliki bentuk yang beraturan, persegi lima atau persegi enam. Sedangkan protein globoid adalh protein yang banyak mengandung zat phytin, yaitu garam yang mengandung Ca dan Mg dengan suatu asam (asam mesoinosith hexaphospor).

Lapisan aleuron ialah lapisan sel yang berada di bawah kulit buah yang penuh mengandung butir-butir kecil protein, sedangkan yang dimaksud dengan gluten adalah protein yang menyusun butir-butir aleuron. Lapisan aleuron terdapat misalnya pada butir- butir gandum, padi dan lain sebagainya. Butir-butir protein selain terdapat pada vakuola, kadang-kadang terdapat pula dalam :

(1) Sitoplasma, sebagai misal pada sel-sel umbi kentang yang letaknya di tepi (2) Plastida (3) Dalam inti sel (nukleus), misalnya dalam tumbuh-tumbuhan yang tergolong keluarga

scrophulariaceae. Selain terdapat sebagai glubulin, protein pasif yang merupakan aleuron ini terdapat juga sebagai albumin, glutelin ataupun protamin.

3. Amylum

Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati dalam sel ini dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas . Lazimnya merupakan tepung- tepung yang dibentuk oleh kloroplas disebut tepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk oleh amiloplas diebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji dan lain-lain. Kadar tepung kadang-kadang mencapai tingkat yang tinggi, sekitar 20% dari berat keseluruhan, bahkan dalam biji-bijian kadang-kadang dapat mencapai sekitar 70% dari berat biji segar. Terjadinya tepung transitoris dapat dikemukakan sebagai berikut:

(a) Tepung asimilasi dalam proses menuju ke tempat penimbunan makanan, di bawah

pengaruh enzim-enzim amylase dan diastase telah diubah menjadi gula yang dapat larut ke dalam air.

(b) Di tengah perjalanan (sebelum sampai ke tempat penimbunan makanan) gula yang

telah terjadi dan larut dalam air mengalami pengendapan-pengandapan sementara, dan terbentuk tepung transitoris.

Tentang tepung cadangan, bagi tiap jenis tumbuh-tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan tertentu.

Perbedaan macam-macam tepung ini dapat berdasarkan letak hilus dalam butir-butir tepung. Butir tepung yang terbentuk itu besarnya berkisar antara 17-20 mikron. Perbedaan di atas menghasilkan adanya 2 macam butir-butir tepung yaitu (1) yang konsentris, dan yang (2) eksentris.

 Butir tepung konsentris Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella:

(1) Hilusnya terletak di tengah-tengah, (2) Letak lamella mengelilingi hilus.

Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis ketela, seperti misalnya pada ketela rambat ( Ipomoea batatas ), ketela pohon ( Manihot utilissima ), dan lain-lain.

 Butir tepung eksentris Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella:

(1) Hilusnya terletak di pinggir, (2) Letak lamella mengelilingi hilus.

Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan tidak pernah bundar, banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti kentang ( Solanum tuberosum ).

Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph, diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:

(a) Monoadelph Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain. (b) Diadelph Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus , yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing- (a) Monoadelph Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain. (b) Diadelph Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus , yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing-

Pada butir tepumg phaseolus vulgaris , tedapat korosi . Yang dimaksud dengan korosi adalah “peristiwa perubahan pada butir tepung sebagai akibat digunakannya oleh tumbuhan, sehingga pengaruh enzim-enzim amylase dan distase berubah menjadi gula yang larut dalam air. Tapi larutnya ini tidak secara sekaligus melainkan secara sedikit demi sedikit, dan akibatnya maka butir-butir tepung tadi seakan-akan terkerat- kerat”.

Selanjutnya kalau kita melakaukan pengamatan pada butir tepung dengan menggunakan mikroskop yang untuk ini digunakan cahaya polarisasi, maka akan tampak suatu susunan seperti kristal merupakan sfaeorokristal . Sfaeorokristal ini terdiri dari unsur- unsur kristal yang letaknya radial dan disebut trikhit .

Dalam suatu proses pelarutan tepung diperlukan pemanasan, karena butir-butir tepung itu dalam air dingin tidak melarut. Dengan pemanasan maka butir-butir tepung itu akan berubah menjadi lendir (semacam kanji). Dengan asam sulfat pekat tepung akan dihidrolisa menjadi gula. Bila tepung itu dipanaskan secara kering, akan berubah menjadi suatu zat yang larut dalam air, yaitu dekstrim .

4. Hilus / Hilum

Yang dimaksud dengan hilus ialah titik permulaan terbentuknya butir tepung , (hilum atau titik inisial).

5. Lamela

Lamella adalah garis-garis halus yang mengelilingi hilus . Lamela merupakan lapisan pada amilum. Lamela terbentuk karena pemadatan molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan amilum.

BAB IV STOMATA DAN FOTOSINTESIS

4.1 Pendahuluan

Proses Fotosintesis terjadi disemua bagian tanaman yang berwarna hijau dan cukup cahaya. Klorofil tidak larut jika ada dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, benzol, dan kloroform.

Bagian – bagian kulit / epidermis daun ada yang disebut dengan „Stomata‟ yang berhubungan dengan ruang – ruang pada mesofil dimana karbondioksida, oksigen, uap air dan gas – gas lain bergerak keluar masuk dalam daun. Stomata berbentuk membran pada bagian kulit epidermis dilingkari oleh dua “Guard Cell”. Pada permukaan daun, bagian atas kebanyakan tanaman mempunyai 200 stomata / m 2 , pada tanaman berisi 350.000 stomata : “guard cell” yang melingkari stomata berfungsi sebagai pembuka dan penutup stomata.

4.2 Alat dan Bahan

4.2.1 Alat

- Mikroskop binokuler - Kaca Preparat - Kaca Penutup - Beaker Glass - Cutter - Pipet Tetes - Air

4.2.2 Bahan

- Rumput - Daun Kedelai - Daun Jagung

4.3 Cara Kerja

1. Sel Pada Rumput

Sayat setipis mungkin rumput dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

2. Sel Pada Daun Kedelai Sayat setipis mungkin daun kedelai dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

3. Sel Pada Daun Jagung Sayat setipis mungkin daun jagung dengan silet yang tajam, kemudian diletakkan di atas obyek glass dan ditetesi air satu dua tetes kemudian ditutup dengan cover glass. Amati dengan mikroskop, dengan pembesaran lemah dan kuat.

4.4 Hasil Pengamatan

Preparat : Rumput - Rumputan ( Panicoideae ) Famili

: Poaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Daun Kedelai ( Glycine max merril ) Famili

: Fabaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

Preparat : Daun Jagung ( Zea mays ) Famili

: Poaceae Dilihat

: Air Pembesaran : 4 x 10 Gambar

4.5 Pembahasan

1. Epidermis Atas

Tersusun dari selapis tipis sel yang bentuknya seperti batu bata. Umumnya sel-sel itu tidak memiliki kloroplas. Padabeberapa daun terdapat lapisan lilin yang menutup epidermis. Berfungsi untuk melindungi jaringan yang berada dibawahnya dan untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun.

2. Jaringan Palisade

Tersusun dari sel-sel yang memanjang dalam posisi tegak dan berisi banyak kloroplas (perangkat sel tumbuhan yang di dalamnya terdapat klorofil dan perangkat fotosintesis lainnya). Jaringan itu dapat satu lapis atau beberapa.

Jaringan Palisade (Jaringan Tiang) berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis.

3. Xylem

Xylem (Pembuluh Kayu) Berfungsi sebagai alat transportasi zat anorganik (mineral) dan air dan mengokohkan tumbuhan. Untuk mengedarkan air dan garam mineral dari akar sampai ke bagian tubuh tumbuhan lainnya.

4. Phloem

Phloem (Pembuluh Tapis) Berfungsi sebagai alat transportasi zat anorganik (hasil asimilasi) dan untuk mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Persatuan antara xylem dan phloem akan membentuk ikatan pembuluh.

5. Epidermis Bawah

Epidermis bawah biasanya mengandung sel-sel penutup yang mengelilingi celah yang disebut stoma. Karbondioksida berdifusi ke dalam daun melalui stoma yang membuka dan oksigen serta air berdifusi keluar daun melalui stoma yang membuka. Berfungsi untuk melindungi jaringan yang berada diatasnya dan untuk mengatur menutup dan membukanya stomata serta mengendalikan pertukaran gas.

6. Stomata

Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada tumbuhan hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas : sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.

BAB V PEMBELAHAN SEL

5.1 Pendahuluan

Reproduksi pada tingkat seluler dilakukan terutama dengan jalan membelah diri. Sebelum sel mampu membelah diri, akan didahului oleh aktivitas pertumbuhan sel yang bersangkutan. Proses ini akan diulangi lagi oleh sel – sel anaknya hingga volume seluruhnya akan menjadi beberapa kali sel induknya. Pertumbuhan organisme hidup berlangsung secara berirama. Pada umumnya setiap sel memiliki dua periode dalam siklus hidupnya, yaitu : 1) Periode Interfase, dan 2) Periode Pembelahan . Proses tersebut selalu diulang – ulang oleh setiap generasi sel, tetapi tidak sama dengan hal waktu yang dibutuhkan.

Adapun tiga macam pembelahan sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung, pada proses pembelahan ini tidak tampak adanya kromosom, proses pembelahan ini dimulai dengan proses perpanjangan inti dan diikuti penyempitan ditengahnya dan kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Pembelahan mitosis sering juga disebut pembelahan tidak langsung. Pada proses pembelahan ini secara umum bisa dibagi kedalam 2 proses pembelahan.

a. Kariokinesis yaitu proses pembelahan menyangkut substansi inti.

b. Sitokinesis yaitu proses pembelahan menyangkut substansi diluar inti. Pembelaha Meiosis disebut juga pembelahan reduksi. Ini merupakan proses pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin dari suatu organisme. Pada latihan ini, yang akan kita lihat langsung adalah hanya pembelahan mitosis saja. Tetapi praktikan diwajibkan membandingkan terhadap pembelahan yang lain melalui pustaka. Melihat proses pembelahan dapat kita lakukan dengan memperhatikannya pada jaringan – jaringan tanaman yang sedang aktif membelah. Biasanya kita dapat perhatikan pada bagian ujung – ujung tanaman, misalnya saja pada ujung akar Allium cepa (bawang merah) yang masih tumbuh.

Jika umbi bawang pangkalnya ditaruh didalam air dan dibiarkan selama beberapa hari ditempat yang gelap, maka akar – akar putih akan keluar dan tumbuh kedalam airnya. Sebagian pertumbuhan ini disebabkan karena perkembangan sel.

Jika ujung akar dipotong ditaruh kedalam air dan diamati pada mikroskop, kita mengharapkan melihat pembelahan mitosis namun hanya sedikit dari tahapan – tahapan proses ini dapat diamati, karena terlalu banyak sel yang bertumpuk – tumpuk menjadi satu. Akar dapat dengan cepat dan mudah disiapkan sedemikian rupa hingga satu per satu sel atau bagian – bagian dari sel dapat diamati dengan jelas.

Prosedur lain yang mungkin, dengan sepotong akar yang diwarnai dengan perlahan – lahan disebut jenuh, dengan perlahan – lahan dibuat jenuh dengan suatu zat penguat, paraffin misalnya.

Dengan menggunakan mikrotom akar dipotong dalam sayatan – sayatan dengan sangat tipis, kemudian sayatan – sayatan itu direkatkan pada obyek glass. Medium perekatnya adalah zat yang mudah menyerap, dengan demikian kita dapatkan preparat permanen.

5.2 Alat dan Bahan

5.2.1 Alat

- Mikroskop binokuler - Kaca Preparat - Kaca Penutup - Beaker Glass - Pipet Tetes - Petridish - Cutter

5.2.2 Bahan

- Akar Bawang Merah -

Alkohol 96 % -

Aceto Carmin -

Larutan Carnoy

5.3 Cara Kerja

1. Tuangkan larutan HCl alcohol 96 % kedalam gelas arloji kurang lebih 3 mm

2. Potong akar bawang merah pada pangkalnya, sayat sedikit akar tersebut dan biarkan selama 5 menit pada larutan alcohol.

3. Pindahkan akar bawang merah kedalam gelas arloji yang berisi larutan carnoy 3 mm selama 3 menit

4. Letakkan akar tersebut diatas obyek glass dan ditetesi dengan aceto carmin kemudian tutup dengan cover glass.

5. Amati bagian – bagian akar bawang merah dengan mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat.

5.4 Hasil Pengamatan

Preparat : Akar Bawang Merah ( Allium cepa ) Famili

: Amaryllidaceae Dilihat