_BAB IV KUA APBD 2017 CETAK

– 27 –

BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
DAERAH

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah. Menurut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pendapatan Daerah
adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, sedangkan Belanja
Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, serta
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
4.1

Kebijakan Pendapatan Daerah
1 Pajak Daerah
a) Peningkatan Pelayanan Pajak Daerah

Mewujudkan pelayanan publik yang baik (excellent service),
terpercaya, transparan dan inovatif, melakukan Optimalisasi
pemungutan pajak daerah melalui kegiatan sosialisasi untuk
meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat serta peningkatan
kualitas
pelayanan
publik
melalui
pengembangan
sarana/prasarana pelayanan yang berbasis Teknologi Informasi
agar pelayanan yang diberikan menjadi semakin cepat, mudah,
transparan dan dekat pada masyarakat. Berbagai alternatif/ model
pilihan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang
telah dilakukan diantaranya adalah Samsat Link, Samsat Drive
Thru, Samsat Corner, Samsat Payment Point, Mobil Samsat
Keliling, e-Samsat, ATM Samsat Jawa Timur serta yang terbaru
adalah STNK Online, yaitu Pembayaran PKB dan Pelayanan
Pengesahan STNK 5 Tahunan dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan serta Retribusi Parkir Berlangganan,
yang sebelum adanya inovasi pelayanan ini hanya dapat dilakukan

di wilayah KB Samsat Domisili, saat ini Pelayanan tersebut sudah
dapat dilakukan pada seluruh KB Samsat di Jawa Timur.
b) Peningkatan Law Enforcement
Peningkatkan Law Enforcement yang dilakukan Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Timur, dengan Penagihan Pajak Daerah, melalui
beberapa langkah sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan Daerah, sebagai berikut:

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017

– 28 –
A. Penyampaian Surat Perpajakan sesuai dengan Peraturan
Perundangan, dengan Tahapan sebagai berikut :
 SKPD
(Surat
Ketetapan
Pajak

daerah),
untuk
menginformasikan jumlah pajak terutang sejak tanggal jatuh
tempo;
 STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah), untuk menagih Pajak
terhutang, sejak 31 hari setelah Jatuh Tempo Pajak, dengan
disertai Sanksi Adminsitratif, berupa Bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas)
bulan;
 (SP 1) Surat Peringatan 1, untuk menagih Pajak Terhutang
sejak 45 hari setelah Jatuh Tempo Pajak;
 (SP 2) Surat Peringatan 2, untuk menagih Pajak Terhutang
sejak 66 hari setelah Jatuh Tempo Pajak;
 Surat Paksa kepada Wajib Pajak yang belum melakukan
kewajiban pembayaran pajaknya sejak 87 hari setelah jatuh
tempo.
B. Pelaksanaan Operasi Gabungan dengan Instansi terkait yang
dilakukan bersama dengan Pelayanan Samsat keliling,
sehingga Wajib Pajak yang terlambat melakukan pembayaran
pajaknya, dapat langsung melakukan pembayaran Pajak

Daerah yang terhutang.
c) Intensifikasi Pajak Daerah
Upaya Intensifikasi dilakukan dalam batas yang yang ditentukan
oleh Undang-Undang Pajak Daerah, hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan
kondisi
perekonomian
dengan
lebih
memperhitungkan potensi, kendala, kondisi masyarakat, selain itu
upaya
Intensifikasi
dilakukan
melalui
SPKPKB
(Surat
Pemberitahuan Kewajiban Pemilik Kendaraan Bermotor) secara
Elektronis, yaitu sebuah program sosialisasi perpajakan daerah
yang menginformasikan mengenai kewajiban pembayaran pajak
kendaraan bermotor, berikut nominal pajak kendaraan bermotor

yang terutang, sebelum tanggal jatuh tempo Pajak Daerah
dilakukan dengan menggunakan media Elektronis (SMS Push).
Diharapkan Wajib Pajak dapat lebih sadar akan kewajiban
membayar pajak tepat waktu.
d) Ekstensifikasi Pajak Daerah
Mendorong Kementerian dan Lembaga Pusat terkait untuk
melakukan revisi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah, sehingga dapat mendaerahkan obyek-obyek
penerimaan yang dikelola oleh Pemerintah Pusat.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017

– 29 –
4.1.1 Target Pendapatan Daerah.
Berdasarkan proyeksi kondisi perekonomian tahun 2015 dan 2016 serta
kebijakan umum pendapatan maka proyeksi Pendapatan Daerah tahun 2017
ditargetkan sebesar Rp. 23.520.469.013.606,00

atau naik 3,78 persen
terhadap Penetapan Perda APBD Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp. 22.663.137.346.213,00. Secara lebih rinci, target Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:
1. Target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 14.844.633.633.406,00,
terdiri dari:
a. Target Pajak Daerah sebesar Rp 12.129.000.000.000,00
b. Target Retribusi Daerah sebesar Rp 116.983.858.000,00
c. Target Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar
Rp 368.333.421.106,00
d. Target Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar
Rp 2.230.316.354.300,00
2. Target Dana Perimbangan sebesar
a. Target Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak sebesar
Rp 1.673.420.408.200,00
b. Target Dana Alokasi Umum sebesar Rp 1.672.878.372.000,00
c. Target Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 5.329.536.600.000,00
3. Diasumsikan belum ada pendapatan yang bersumber dari Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah.
4.1.2 Upaya Pemerintah Daerah dalam Mencapai Target Pendapatan

Daerah
1

2

3
4
5
6

4.2

Penyampaian Pemberitahuan Kewajiban Pemilik Kendaraan
Bermotor secara Elektronis kepada Wajib Pajak sebelum jatuh tempo
Pajak Daerah, melalui SMS Push;
Pengembangan metode Pembayaran Pajak melalui Penambahan
Kerjasama dengan Lembaga Keuangan (pihak Leasing dan Otoritas
Jasa Keuangan )/ Perbankan dan Jasa layanan Swasta (Jasa Retail);
Penambahan Metode Pembayaran pada Mesin ATM Samsat;
Penyempurnaan Sistem Aplikasi Administrasi Retribusi Daerah;

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui Payment
Point Online Bank (PPOB);
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui 1.050 Kantor Pos
Cabang di seluruh Jawa Timur, dalam rangka memperluas Tax
Coverage Pembayaran Pajak di daerah pelosok di seluruh Jawa
Timur.

Kebijakan Belanja Daerah
Pengalokasian Belanja Daerah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur

untuk Tahun Anggaran 2017 disesuaikan dengan asumsi dasar ekonomi
makro, kebutuhan penyelenggaraan daerah, kebutuhan pembangunan, dan
mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku. Kebijakan terkait Belanja
Daerah untuk Tahun Anggaran 2017 yaitu sebagai berikut:

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017


– 30 –
4.2.1 Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Mengikat dan Belanja Wajib (Pasal
106 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :
1

Memenuhi Belanja Mengikat yaitu belanja yang dibutuhkan secara
terus-menerus dan dialokasikan oleh Pemda dengan jumlah yang
cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran
bersangkutan seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa.
2 Memenuhi Belanja Wajib yaitu belanja untuk terjaminnya
kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat
antara lain : Pendidikan dan Kesehatan dan/atau melaksanakan
kewajiban kepada pihak ketiga.
4.2.2 Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Prioritas dalam pencapaian visi
dan misi RPJMD :
1

Melaksanakan Program Unggulan dan Program Prioritas dalam
rangka pencapaian Visi dan Misi RPJMD.
2 Melaksanakan sasaran dan prioritas pembangunan tahun 2017

sesuai dengan arah kebijakan pembangunan tahun ketiga yang
tertuang di dalam RPJMD.
3 Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan
ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya
pengentasan kemiskinan.
4 Melaksanakan program-program yang mendukung pencapaian 9
prioritas pembangunan nasional (Nawa Cita) sebagaimana
diamanatkan pada RPJMN 2015 - 2019 serta pemenuhan ketentuan
perundang-undangan.
5 Melaksanakan
pendampingan
terhadap
program-program
pemerintah pusat serta program-program yang didanai oleh
Lembaga Keuangan Internasional.
6 Mengakomodir seluruh program pembangunan yang dijaring melalui
Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang.
7 Mengakomodir Hasil telaahan pokok-pokok pikiran DPRD, yang
merupakan hasil kajian permasalahan pembangunan daerah yang
diperoleh dari DPRD berdasarkan risalah rapat dengar pendapat

dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses yang
dituangkan dalam Laporan Hasil Reses DPRD Provinsi Jawa Timur.
4.2.3 Kebijakan terkait pengalokasian belanja penyelenggaraan Urusan Wajib
Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah (Pasal 12 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014):
1 Pendidikan
2 Kesehatan
3 Pekerjaan umum dan penataan ruang
4 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat
6 Sosial
4.2.4 Kebijakan terkait belanja hibah, bantuan sosial, subsidi, bantuan keuangan
dan belanja tidak terduga (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017

– 31 –
Tahun 2016, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :
1

2

3

4

4.3

Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah
daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak
wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah.
Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif
yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko
sosial.
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah
desa dan pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

Kebijakan Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pembiayaan Daerah diarahkan untuk mengalokasikan

potensi pembiayaan netto, yaitu selisih lebih antara penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan daerah, sebagai sumber penerimaan daerah
dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan alokasi belanja daerah dalam
prinsip penyusunan anggaran berimbang.
4.3.1 Rencana Penerimaan Pembiayaan
Sumber Penerimaan Pembiayaan berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2016 yang diperkirakan akan
mencapai Rp. 715.000.000.000,00. Perkiraan SiLPA 2016 tersebut akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan alokasi belanja daerah.
4.3.2 Rencana Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan
Daerah
diarahkan
untuk
Pembentukan Dana Cadangan sebesar Rp. 200.000.000.000,00,
Pembayaran Pokok Hutang sebesar Rp. 8.333.333.334,00, dan
Pemberiaan Pinjaman Daerah sebesar Rp. 200.000.000.000,00.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017

– 32 –
4.4

Ringkasan RAPBD 2017

Berdasarkan kebijakan dan proyeksi Pendapatan Daerah, Belanja
Daerah dan Pembiayaan Daerah, maka secara ringkas dapat disampaikan
Ringkasan RAPBD 2017 sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Persandingan Ringkasan Perda APBD 2016 dan Rancangan APBD
Tahun Anggaran 2017
NO.

URAIAN

APBD 2016

RAPBD 2017

SELISIH (+/-)

1

2

3

4

5=4-3

1

PENDAPATAN DAERAH

22.663.137.346.213

23.520.469.013.606

857.331.667.393

1.1

Pendapatan Asli Daerah

15.245.241.800.213

14.844.633.633.406

(400.608.166.807)

1.1.1

Pajak Daerah

12.579.000.000.000

12.129.000.000.000

(450.000.000.000)

1.1.2

Retribusi Daerah

111.423.347.740

116.983.858.000

1.1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
dipisahkan

365.628.869.523

368.333.421.106

1.1.4

Lain lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

2.189.189.582.950

2.230.316.354.300

3.671.161.787.000

8.675.835.380.200

5.004.673.593.200

1.847.551.635.000

1.673.420.408.200

(174.131.226.800)

1.2.2

Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum

1.672.878.372.000

1.672.878.372.000

-

1.2.3

Dana Alokasi Khusus

150.731.780.000

5.329.536.600.000

5.178.804.820.000

3.746.733.759.000

-

(3.746.733.759.000)

36.294.080.000

-

(36.294.080.000)

3.710.439.679.000

-

(3.710.439.679.000)

22.663.137.346.213

23.520.469.013.606

857.331.667.393

BELANJA DAERAH

23.050.802.946.617

23.827.135.680.272

776.332.733.655

Belanja Tidak Langsung

15.394.673.503.282

16.700.652.092.521

1.305.978.589.239

2.891.277.025.450

2.678.102.561.000

(213.174.464.450)

1.787.994.800

840.043.403

(947.951.397)

-

-

-

1.2
1.2.1

1.3

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

1.3.1

Pendapatan Hibah

1.3.4

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH

2
2.1

5.560.510.260
2.704.551.583
41.126.771.350

2.1.1

Belanja Pegawai

2.1.2

Belanja Bunga

2.1.3

Belanja Subsidi

2.1.4

Belanja Hibah

5.504.707.600.000

7.114.000.000.000

1.609.292.400.000

2.1.5
2.1.6
2.1.7

Belanja Bantuan Sosial
BBH Kepada Kab/Kota dan Pem Desa
BBK Kepada Kab/Kota dan Pem Desa

10.000.000.000
5.230.830.339.032
1.656.070.544.000

10.000.000.000
5.122.175.697.310
1.675.533.790.808

(108.654.641.722)
19.463.246.808

2.1.8

Belanja Tidak Terduga

100.000.000.000

100.000.000.000

-

2.2
2.2.1

Belanja Langsung
Belanja pegawai

7.656.129.443.335
625.129.744.421

7.126.483.587.751
590.867.662.990

(529.645.855.584)
(34.262.081.431)

2.2.2

Belanja barang dan jasa

4.797.425.072.594

5.062.337.966.521

264.912.893.927

2.2.3

Belanja modal

2.233.574.626.320

1.473.277.958.240

(760.296.668.080)

23.050.802.946.617

23.827.135.680.272

776.332.733.655

(387.665.600.404)

(306.666.666.666)

80.998.933.738

JUMLAH BELANJA DAERAH
SURPLUS/(DEFISIT)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kebijakan Umum
APBD 2017

– 33 –
NO.
3

URAIAN

RAPBD 2017

SELISIH (+/-)

387.665.600.404

306.666.666.666

(80.998.933.738)

1.095.998.933.738

715.000.000.000

(380.998.933.738)

1.095.998.933.738

715.000.000.000

(380.998.933.738)

1.095.998.933.738

715.000.000.000

(380.998.933.738)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

708.333.333.334

408.333.333.334

(300.000.000.000)

3.2.1

Pembentukan Dana Cadangan

300.000.000.000

200.000.000.000

(100.000.000.000)

3.2.2

Penyertaan Modal (Investasi Daerah)

-

-

-

3.2.3

Pembayaran Pokok Utang

8.333.333.334

8.333.333.334

-

3.2.4

Pemberiaan Pinjaman Daerah

400.000.000.000

200.000.000.000

(200.000.000.000)

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH

708.333.333.334

408.333.333.334

PEMBIAYAAN NETTO

387.665.600.404

306.666.666.666

(80.998.933.738)

-

-

-

3.1
3.1.1

PEMBIAYAAN DAERAH

APBD 2016

Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sisa Lebih Perh. Angg. TA Sebelumnya
(SILPA)
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH

3.2

3.3

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan (SILPA)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

(300.000.000.000)

Kebijakan Umum
APBD 2017