Perkembangan PSAK eff 2015 2016 15112017

PERKEMBANGAN
PSAK 2015 sd 2016

PSAK eff 2016
NO

STATUS

1

Amandemen PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri – eff 1 Jan 2016

2

Amandemen PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas
Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016

3

Amandemen PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan

Amortisasi – eff 1 Jan 2016

4

Amandemen PSAK 19: Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan
dan Amortisasi – eff 1 Jan 2016

5

Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja – eff 1 Jan 2016

6

Amandemen PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016

7

Amandemen PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi
Bersama – eff 1 Jan 2016


8

Amandemen PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016

9

ISAK 30: Pungutan– eff 1 Jan 2016

10

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) – eff 28 Sep 2016

PSAK eff 2015
NO

STATUS

1


PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]

2

PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]

4

PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]

6


ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]

8

PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]

9

PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

10

PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]

11


PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]

12

PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian (1 Jan 2015]

13

PSAK 48: Penurunan Nilai Aset (1 Jan 2015]

14

PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (1 Jan 2015]

15

PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan (1 Jan 2015]

16


PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, (1 Jan 2015]

KERANGKA KOSEPTUAL

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptul disahkan pada
tanggal 28 September 2016

Perubahan yang dilakukan
• Bab 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan
Umum
• Bab 2 Entitas Pelapor
• Bab 3 Karakteristik Kualitatif Informasi
Keuangan yang Berguna
• Bab 4 KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa

Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN
UMUM


• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan
umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim
terhadap entitas, serta perubahan sumber daya dan klaim

BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN

• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI
KEUANGAN YANG BERGUNA

• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian;
ketepatwaktuan; keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna


BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994) PENGATURAN
YANG TERSISA

• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran;
Konsep pemeliharaan modal dan penetapan laba

PSAK 4

Ketentuan LK Tersendiri
Ketentuan
Ketentuan

Hanya
Hanyauntuk
untuk
entitas
entitas
terkonsolidasi
terkonsolidasi


Penyajian
Penyajian

•• Investasi
Investasidicatat
dicatat
dengan
dengan
menggunakan
menggunakan
metode
metodebiaya
biaya
atau
atauekuitas
ekuitas
(amd
(amd2015)
2015)

•• Dividen
Dividendiakui
diakui
saat
saat ditetapkan
ditetapkan

Pengungkapan
Pengungkapan

Sebagai
Sebagai
bagian
bagiandari
dari
informasi
informasi
tambahan
tambahan


etode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015

Penyusunan LK Tersendiri
• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku
kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas
asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.; atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK
15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual

Penyusunan LK Tersendiri
• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak,
ventura bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan
keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.
• Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas
tersebut memilih menggunakan metode ekuitas,
maka dividen tersebut diakui sebagai pengurang
jumlah tercatat investasi.

PSAK 15

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama PSAK 15
 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh
signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto
dari pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.


Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee
+/- penghasilan komprehensif

 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka
investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki
kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru
setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.

Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada
entitas investasi atau ventura bersama dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali jika investasi
tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan
metode ekuitas
• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak
langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit
perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait
investasi  dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58

Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan 
PSAK 55. Nilai wajar sisa kepentingan diangggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset
keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui
selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah
yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif
lain menggunakan dasar yang sama jika investee
melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura
bersama atau sebaliknya, maka entitas melanjutkan
penerapan metode ekuitas dan tidak mengukur
kembali kepentingan yang tersisa.

Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan
25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara
melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar
200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan
membagikan dividen 150.0000
Jan.1

Investasi jangka panjang
500.000
Kas
500.000
Des.31 Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
50.000
Penghasilan komprehensif lain
10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas
37.500
Investasi Jangka Panjang
37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)

Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT.
Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan
30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo
penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500. Investasi
tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS).
31 Des Kas
4.000
Investasi jangka pendek (afs)
Investasi jangka panjang
Keuntungan penjualan investasi
Penghasilan komprehensif lain
Penghasilan dari investasi

2.000
3.000
3.000
500
500

Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 2.000
Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%, nilai
buku 1.000)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

Contoh
• Pada 1 Januari 2014, PT Andika membeli 30% saham berhak
suara PT Semeru sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi
untuk
tahun 2014
2017 Porsi laba (rugi) Nilai tercatat
Tahun
Labasd
(rugi)
PT Serbaneka

utk PT. Aneka

2014

(10.000)

(3.000)

1.000

2015

(8.000)

(2.400)

(1.400)

2016

4.000

1.200

(200)

2017

6.000

1.800

1.600

• Nilai tercatat investasi:
– Tahun 2014 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2015 Rp 0
– Tahun 2016 Rp 0
– Tahun 2017 Rp 1.600

PSAK 19

Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan







Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
Model Biaya dan Model Revaluasi
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
Akuisisi melalui hibah pemerintah
Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali
memenuhi konsep pengembangan

Pengakuan dan Pengukuran
1.
1.Perolehan
Perolehanterpisah
terpisah
2.
2.Akuisisi
Akuisisisebagai
sebagaibagian
bagiandari
dari
kombinasi
kombinasibisnis
bisnis

Biaya perolehan = harga beli dan
segala biaya yang dapat dikaitkan
secara langsung
Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3.
3.Pengakuisisian
Pengakuisisiandengan
dengan
hibah
hibahpemerintah
pemerintah

Diakui pada nilai wajar atau pada
nilai nominalnya

4.
4.Pertukaran
Pertukaranaset
aset

Nilai wajar, kecuali tidak ada
substansi komersial (nilai tercatat
aset yang dilepas)

5.
5.Goodwill
Goodwillyang
yangdihasilkan
dihasilkan
internal
internal

Tidak boleh diakui sebagai aset
(tidak dapat teridentifikasi)

6.
6.Aset
Asettidak
tidakberwujud
berwujudyang
yang
dihasilkan
dihasilkaninternal
internal

Aset Tidak Berwujud - Internal
• Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua
tahap:
1.Tahap Riset, dan
2.Tahap Pengembangan
Riset adalah penelitian
orisinal dan terencana
yang dilaksanakan dengan
harapan memperoleh
pembaruan pengetahuan
dan pemahaman teknis
atas ilmu yang baru

Pengembangan adalah penerapan
temuan riset atau pengetahuan
lainnya pada suatu rencana atau
rancangan produksi bahan baku, alat,
produk, proses, sistem, atau jasa
yang sifatnya baru atau yang
mengalami perbaikan substansial,
sebelum dimulainya produksi
komersial atau pemakaian

ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan
• Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan,
diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset
tersebut

Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1
Riset
Riset
1.000
1.000

Tanggal 2

Tanggal 3

Pengembangan 11 Pengembangan
Pengembangan 22
Pengembangan
8.000
400
8.000
400

Dibebankan dan
tidak dapat
disajikan kembali

Dikapitalisasi sebagai
aset tidak berwujud =
biaya perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai
Tanggal 2 –
Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan
siap digunakan

PSAK 19 – Penyesuaian 2015
Mengklarifikasi bahwa ketika entitas menggunakan model
revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada
jumlah revaluasiannya, sehingga jumlah tercatat aset bruto
dan akumulasi penyusutan diperlakukan dengan salah satu
cara berikut:
• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan
revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya
disesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah
tercatat bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan
akumulasi rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
aset.

PSAK 48

Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah
yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya
pelepasandengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil
dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus
segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus
disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi
setelah dikurangi nilai sisa.

Identifikasi Aset Penurunan Nilai
Akhir
Menilai
apakah terdapat indikasi suatu aset
periode
mengalami penurunan nilai

Jika ada
indikasi

Entitas mengestimasi j

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:
– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).


Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas



Aset tidak berwujud yang belum digunakan



Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Carrying
Amount

Recoverabl
e Amount 
Nilai
tertinggi

Nilai
Aset

Nilai Wajar
dikurangi Biaya
Penjualan
Nilai Pakai

Akumulasi
Penyusutan
dan
Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai

Recovered
Recovered
through
through sale
sale
Recovered
Recovered
through
through use
use

Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai
terhadap pabrik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta

Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan
nilai

Rp 360 juta

Rp 410 juta

Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama
kecuali nilai pakai dari pabrik sebesar Rp 350 juta.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai

Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai

Cr. Akulumasi penurunan nilai Rp 40 juta
Illustration 11-15

Rp 400 juta

Rp 360 juta

Rp 360 juta

Rp 40 juta

Rp 350 juta

Unit Penghasil Kas (UPK)
• Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak dapat
ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.

• Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan
aset individual  menentukan nilai terpulihkan dari
unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset
dari unit penghasil kas = UPK).
– Unit penghasil kas aset  kelompok terkecil
dari aset yang termasuk aset tersebut dan
menghasilkan
arus
kas
masuk
yang
independen dari arus kas masuk dari aset atau
kelompok aset lain.

PSAK 48
Par 67

PSAK 48
Lihat Par
67: Contoh

Unit Penghasil Kas
Rugi Penurunan Nilai
• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari
unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah
tercatatnya.
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit)
dengan urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat
atas setiap goodwill yang dialokasikan ke
unit penghasil kas tersebut (kelompok dari
unit); dan
(b)selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas
dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam
unit tersebut (kelompok dari unit).

PSAK 48
Par 98

Pertama,
Pertama,
Goodwill
Goodwill

Kemudia
Kemudia
npro
nprorata
rata

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
• Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode-periode sebelumnya untuk aset selain
goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,
terdapat perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir
diakui.
• jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset,
(ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya.
• Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai

PSAK 48
Par 109

Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill
Nilai buku
Penurunan Nilai
Nilai setelah penurunan nilai

Properti

Pabrik &
Peralatan

Total

10

20

30

60

(10)

(2)

(3)

(15)

0

(18)

27

45

PSAK 50

Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan







IAS 32

IAS 39

PSAK 50

PSAK 55

Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas
keuangan dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas






Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan
dan hedging.

IFRS 7
PSAK 60
 Pengungkapan
instrumen
keuangan dan
risiko

Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas

Instrumen
ekuitas entitas
lain

Hak
kontraktual

Kontrak
diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas

Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual

kontrak yang diselesaikan
dengan instrumen ekuitas entitas

Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya

Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
►aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
►kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

►Aset Keuangan

 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas
lain; atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi berpotensi
untung; atau
 Kontrak yang akan diselesaikan
dengan penerbitan instrumen
ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif

►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan atau kewajiban
keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi
tidak menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin
diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif

Ketentuan Umum Penyajian
• Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

Penyajian Liabilitas dan Ekuitas
• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan
secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Saham Treasuri
• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya,
maka instrumen tersebut (saham treasuri)
dikurangkan dari ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen
ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki
oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain
dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan
yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung
di ekuitas.

PSAK 55

Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur
pada nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas
dimiliki hingga
jatuh tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual

Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan
yang diukur
pada nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Kewajiban
Lainnya

Instrumen
Ekuitas

Instrumen
Derivatif

Instrumen
Lindung Nilai

Instrumen
Ekuitas Biasa

Derivatif
Biasa

Atas Nilai
Wajar

Instrumen
Ekuitas
Majemuk

Derivatif
Melekat

Atas Arus Kas

Instrumen
Ekuitas
Sinstesis

Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri

PSAK 55


Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:




Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya

Pengukuran aset keuangan


Nilai wajar




Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)



Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan,
berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.



Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.



Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas
risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.



Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah
harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang
dimiliki adalah harga permintaan (asking price).



Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan,
utang ditentukan lebih dahulu.

PSAK 55– Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

 Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
 Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
 Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
 Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara
kolektif.

 Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan
AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
Untuk AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
 Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging

Pengukuran Awal
• 46

Aset dan Kewajiban
Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi

Tidak diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi

Nilai wajar

Nilai wajar ditambah
Biaya Transaksi

(biaya transaksi expense)

(biaya transaksi dikapitalisasi)

Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi

FVTPL
HTM

Neraca

Nilai wajar

Biaya
Keuntun Bunga Penurun Pembalik
Transaksi gan atau dan
an Nilai
an
Kerugia Dividen
Penurun
n Nilai
an Nilai
Wajar
Dibebankan

Biaya
Dikapitalisasi
Diamortisas
i

Biaya
Dikapitalisas
Pinjaman
diamortisa
i
Diberikan dan
si
Piutang

Laba atau Laba atau By default
rugi
rugi

By default

-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi

Laporan Keuntunga Bunga Penuruna Pemuliha
Jenis /
Posisi
n atau
dan
n Nilai
n
Biaya
Keuangan Kerugian Dividen
Penuruna
Transaksi
Nilai Wajar
n Nilai
Utang/
Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi
komprehensi
f lain*

AFS

Laba Rugi

Ekuitas/
Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi
komprehensi
komprehens
f lain*
if lain
Ekuitas:
Harga
Tidak dapat perolehan
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi

-

Laba Rugi Laba Rugi

Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

-

Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receiva
ble

HTM

Diijinkan jika
ada perubahan
intensi.

Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus
memenuhi
TAINTING RULE

FVTPL

AFS

Suku bunga efektif
• 50

• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset
dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di
masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi
dan biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku
bunga yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung
amortisasi premium atau diskon

Ilustrasi Provisi
Enitas
Enitas AA memberikan
memberikan pinjaman
pinjaman Rp
Rp 600.000
600.000 bunga
bunga 8%,
8%,
tahunan.
tahunan. Bunga
Bunga sebesar
sebesar 8%
8% kali
kali total
total pinjaman
pinjaman dibayarkan
dibayarkan
setiap
setiap akhir
akhir tahun
tahun dan
dan pokok
pokok dilunasi
dilunasi pada
pada akhir
akhir tahun
tahun
ketiga.
ketiga. Entitas
Entitas AA membebankan
membebankan provisi
provisi 4%,
4%, yang
yang dipotong
dipotong
dari
dari pinjaman
pinjaman yang
yang diberikan
diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar
600.000 dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga
efektif. Tingkat bunga yang menyamakan nilai kini kas
yang akan diterma dengan nilai pinjaman 576.000

Ilustrasi Provisi 1
Tidak ada provisi
600,000
Pembayaran
PV
8% 1
48,000
44,444
2
48,000
41,152
3
48,000
38,104
3
600,000
476,299
600,000
Dengan provisi 4%
576,000
Pembayaran PV
9.59708% 1
48,000
43,797
2
48,000
39,962
3
48,000
36,462
3
600,000
455,779
576,000

• Tingkat suku bunga
efektif lebih besar
karena nilai uang
yang diberikan lebih
kecil.
• Perusahaan tetap
akan memperoleh
pembayaran bunga
8% dari pokok
• Tingkat suku bunga
efektif dihitung
sebesar 9,59708%.

Ilustrasi Provisi… Lanjutan
Piutang
576.000
Piutang
576.000
Kas
576.000
Kas
576.000
(sebagai
(sebagai alternatif
alternatif pinjaman
pinjaman dapat
dapat dicatat
dicatat sebesar
sebesar
600.000
600.000 dan
dan dikurangi
dikurangi diskon
diskon sebesar
sebesar 4.000)
4.000)
  
Jurnal
Jurnal pembayaran
pembayaran bunga
bunga akhir
akhir tahun
tahun pertama
pertama dan
dan
amortisasi
amortisasi biaya
biaya transaksi
transaksi
Kas
48.000
Kas
48.000
Pinjaman
7.279
Pinjaman yang
yang diberikan
diberikan
7.279
Pendapatan
55.279
Pendapatan bunga
bunga
55.279
Pendapatan
Pendapatan bunga
bunga dihitung
dihitung dari
dari bunga
bunga efektif
efektif

Penurunan Nilai – Konsep Umum
Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah
terdapat bukti objektif penurunan nilai

Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian
penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus
kas di masa depan

Impairment of Financial Assets
Measured at Amortized Cost
Test for impairment for
Financial Assets
Not Individually
Significant

Individually Significant
Individually
Fail

Pass
Collectively tested
with similar credit
risk

Individually
Fail

Pass

Collectively

PSAK 56

PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan
dan antar periode.
LPS Dasar =

EPS

=

Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata
Tertimbang Saham Biasa
LPS
Dasar

LPS
Dilusian

+/+
atau
-/-

Penyesuaian
atas Efek
berpotensi
saham biasa
yang dilutif

57

Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan
rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham.
Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.
Obligasi 6% dengan nilai total 1.000.000 yang dapat dikonversi
menjadi 20.000 saham biasa. Bunga terkait dengan utang obligasi
tersebut sebesar 62.000.
Obligasi 7% dijual dengan total 1.000.000 pada 1 april 2014 dan
dapat dikonversi menjadi 32.000 saham. Bunga terkait dengan
obligasi tersebut untuk tahun 2014 sebesar 80.000
EPS Dasar 210.000 / 100.000 = 2.1
58

Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
Menghitung Diluted EPS, dimulai dari EPS Dasar 2,1
Basic
EPS
210.000

6% Debentures

7% Debentures

+ 62.000 x (1 – 0,40) +$80,000 x (1 – 0,40) x 9/12
=

100.000

Basic EPS =
2,10

+

20.000

Pengaruh
LPS= 1,86

+

24.000

Pengaruh LPS = 1,50
LPS Dilusian = 1,97
59

PSAK 57

Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a)

Memiliki kewajiban kini

(b)

Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c)

Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Contoh
• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan
mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas,
meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas
untuk mengembalikan uang konsumen.
1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang
menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan
mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.

Contoh

• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak
Penghasilan.
• Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai
penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan
yang berlaku di bidang jasa keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan
belum dilakukan.
1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu
pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

PSAK 58

PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang
dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi,
manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen
terhadap rencana penjualan aset.

– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas
aset tersebut dihentikan
– Aset yang Dimiliki untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan
terpisah dari pos lainnya.
– Jika rencana penjualan tidak dilakukan maka asset direklasifikasi ke
kelompok asset awal. Jika asset tersebut didepresiasikan maka
depresiasi akan dihitung dari saat asset diklasifikasikan sebagai asset
tidak lancer dimiliki untuk dijual.

PSAK 58 – Penyesuaian 2016
• PSAK 58 (Penyesuaian 2016) mengklarifikasi bahwa perubahan dari
satu metode pelepasan ke metode pelepasan lainnya dianggap
sebagai rencana awal yang berkelanjutan dan bukan sebagai rencana
pelepasan baru.
• Penyesuaian ini juga mengklarifikasi bahwa perubahan metode
pelepasan ini tidak mengubah tanggal klasifikasi sebagai aset atau
kelompok lepasan.

Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
JIKA
Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui
transaksi penjualan daripada melalui pemakaian
berlanjut

• Syarat yang harus terpenuhi:
– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

Pengukuran – contoh 1






PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya
perolehan Rp100juta.
Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun.
Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk
dijual”.
Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta.
Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

a.

Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:
– Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
– Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80
– Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar
Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur
sebesar Rp73juta.

b.

Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar
Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)

Contoh 1
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi
Cr.Aset tetap

Rp27juta
Rp100juta

• 30 Juni 2008
Dr. Kas

Rp77juta

Cr. Aset dimiliki utk dijual

Rp73juta

Cr. Keuntungan penjualan aset

Rp4juta

Pengukuran – Contoh 2
• Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp40juta
dan biaya menjual Rp2juta. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp30juta.
• 1 Desember 2007
– Nilai tercatat = Rp73juta
– Nilai wajar – biaya menjual = Rp40 – Rp2 juta = Rp38juta
– Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar
Rp38juta (lebih rendah)
– Rugi penurunan nilai diakui = Rp73 – Rp38 juta = Rp35juta






Jurnal 1 Des 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp38juta
Dr. Akumulasi penyusutan
Rp27juta
Dr. Rugi penurunan nilai
Rp35juta
Cr. Aset tetap
Rp100juta
Jurnal 30 Juni 2008, terdapat tambangan kerugian karena aset terjual dengan harga
30juta
Jurnal
Dr. Kas
Rp30juta
Dr. Kerugian penjualan aset
Rp 8juta
Cr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp38juta

PSAK 65

Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain
menyajikan laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau
memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki


Kekuasaan atas invesste



Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee



Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee
untuk mempengaruhi imbal hasil investor.

 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa

Kehilangan pengendalian – entitas induk
(31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh
SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf
32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi
yang dapat diatribusikan pada entitas induk.
Nilai investasi
tercatat

Reklasifikasi
ke Saldo
Laba

SELISIH

Keuntungan/
Kerugian dlm LR

Saham / Aset
diterima
(pembayaran)
Nilai wajar
investasi tersisa

Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai
pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki
> 1% hak suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)





C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua
pihak lain (masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak
lain yang masingmasing memegang 1%.
C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk
mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.

Contoh
• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain
memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya
dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh
75% AAA tidak memiliki kekuasaan atas BBB


AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain
memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya
dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh
75% AAA memiliki kekuasaan atas BBB?

Contoh Kehilangan Pengendalian
• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB
diklasifikasikan sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
Investasi pada Barata (aset keuangan) 130
Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak)
500
Keuntungan
380
Keuntungan =
85% 
750 - 85% x 500 = 325
15%  130 – 15%x 500 = 55
Total 380

Contoh tidak Kehilangan
Pengendalian
• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)
• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500
Kas

500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%)
Keuntungan (ekuitas)
100

400

PSAK 66

Pengaturan Bersama PSAK 66


Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.



Karakteristik pengaturan bersama:
 Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual


Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada
dua atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut



Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan
mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat
dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian



Jenis pengaturan :
 operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan,
beban
 Ventura bersama  investasi, metode ekuitas

Ventura Bersama dan Operasi Bersama

80

Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama

Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait
dengan kepentingannya dalam operasi bersama:
• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki
bersama
• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang
terjadi bersama.
• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang
dihasilkan dari operasi bersama;
• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh
operasi bersama; dan
• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang
terjadi secara bersama-sama.

Contoh - Konstruksi
• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka
membentuk pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan
pemenuhan kontrak dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan
antara dua kota. Pengaturan kontraktual tersebut menentukan bagian
partisipasi A dan B dan menetapkan pengendalian bersama atas pengaturan,
yang subjek pengaturan tersebut adalah penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak
yang akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B,
menyepakati kontrak dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait
dengan pengaturan dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z
adalah bahwa para pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan
kewajiban terhadap liabilitas entitas.

Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam
pengaturan dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam
pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam
pengaturan berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A
dan B berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan

• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu
yang ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A
dan B menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator
atas dasar ‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi
kepada pemerintah atas nama para pihak.

Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang
bentuk hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan
kendaraan terpisah (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z
adalah aset dan liabilitas para pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan
yang telah disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual mereka,
yang menyatakan bahwa A dan B memiliki hak atas aset, dan kewajiban
terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang dilakukan melalui entitas
Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka
bagian mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian
mereka atas setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya
utang dagang kepada pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang
disetujui oleh mereka. Masing-masing pihak juga mengakui bagiannya atas
pendapatan dan beban yang dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan
kepada pemerintah melalui entitas Z.

PSAK 67

Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67


Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang
dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian,
pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.



Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
 Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang
dimiliki dalam aktivitas & arus kas
 Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan
risiko; konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya
pengendalian



Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak
keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan



Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan;
sifat dan perubahan risiko

PSAK 68

Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS  menggunakan konsep yang sama

• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a
liability in an orderly transaction between market participants at the
measurement date.”
IFRS 13 para 9

Assets
CM o r RM

Defined
Benefit

FV pl
an
PUC p assets le
ss
lan ob
ligatio
& arb
n
itrary
rul e s
FV pl
a

n ass
PUC
plan o ets less
arbitr bligation &
ary ru
les

Biological
assets
lue
Fair va to
s ts
less co
sell
lue
Fair va to
sts
less co
sell

ir
Fa

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org

ue
FV
M

us

l
va

or

io

Financial

Am
C

st
Co

Etc

Assets

Inv
Property

M
FV

us

Inventory

Intangible

or

Va
r
io

PP&E

Ni l

CM

Va
r

Cost

Cost

Ni l

st
Co

Lo
we
r
so of
m C
e or
FV N
M RV

RM
CM or

Hirarki Fair Value

Yes

91

Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*

Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian

* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya

Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda

No

No

Yes

Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
91

Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3

PENYERAHAN ASET
DARI PELANGGAN
ISAK 27

Ruang Lingkup
• Diterapkan untuk akuntansi pengalihan aset tetap oleh entitas yang
menerima pengalihan.
• Perjanjian dalam interpretasi ini adalah perjanjian dimana entitas
menerima aset tetap dari pelanggan dan entitas harus menggunakan
aset untuk menghubungkan pelanggan ke suatu jaringan atau
menyediakan akses berkelanjutan kepada pelanggan atas pasokan
barang atau jasa atau untuk keduanya. Entitas menerima kas yang
harus digunakan hanya untuk mengkonstruksi atau memperoleh aset.
• Permasalahan
– Apakah definisi aset terpenuhi?
– Jika definisi aset terpenuhi, bagaimana aset tetap alihan diukur pada
saat pengakuan awal?
– Jika pada saat pengukuran awal aset tetap diukur pada nilai wajar,
bagaimana saldo kredit yang dihasilkan dari transaksi pengalihan
tersebut dicatat?
– Bagaimana entitas mencatat pengalihan kas dari pelanggannya?

93

Definisi Aset
• Ketika entitas menerima pengalihan aset tetap, entitas menilai
apakah aset tetap alihan memenuhi definisi aset dalam KDPPLK
paragraf 49(a) “aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan.”
– Entitas yang mengendalikan aset pada umumnya dapat menggunakan
aset tersebut sesuai dengan keinginannya. Misal: menukar aset tersebut
dengan aset lain, menggunakannya untuk memproduksi barang atau
jasa,
– Entitas mempertimbangkan seluruh fakta dan situasi yang relevan ketika
menilai pengendalian atas aset yang dialihkan.

94

Pengakuan dan Pengukuran
• Jika definisi aset terpenuhi, maka entitas mengakui aset alihan
sebagai aset tetap sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap paragraf 07
• Mengukur biayanya pada saat pengakuan awal sebesar nilai wajar
sesuai dengan PSAK 16 paragraf 24.
• PSAK 23: menyatakan bahwa “Jika barang dijual atau jasa diberikan
untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak serupa,
maka pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang
menghasilkan pendapatan.”
– Pengalihan atas aset tetap akan diperlakukan sebagai pertukaran barang
atau jasa yang tidak serupa.
– Entitas mengakui pendapatan sesuai dengan PSAK 23.

• Entitas mengidentifikasi jasa yang dapat diidentifikasi secara terpisah
yang termasuk dalam perjanjian.

95

Pengakuan Pendapatan
• Jika hanya satu jasa yang diidentifikasi, maka entitas mengakui
pendapatan ketika jasa telah dilaksanakan sesuai dengan PSAK 23:
Pendapatan paragraf 19.
• Jika terdapat lebih dari satu jasa yang dapat diidentifikasi secara
terpisah, maka PSAK 23: Pendapatan paragraf 12 mensyaratkan
bahwa nilai wajar dari jumlah imbalan yang diterima atau terutang
dari perjanjian, dialokasikan pada setiap jasa, dan kriteria pengakuan
PSAK 23 diterapkan atas setiap jasa tersebut.
• Jika suatu jasa berkelanjutan diidentifikasi sebagai bagian dari
perjanjian, periode dimana pendapatan diakui atas jasa tersebut
pada umumnya ditentukan berdasarkan persyaratan dalam
perjanjian dengan pelanggan. Jika perjanjian tidak menetapkan
suatu periode tertentu, maka pendapatan diakui selama periode
yang tidak lebih dari umur manfaat aset alihan yang digunakan untuk
menyediakan jasa berkelanjutan.
96

Pencatatan Pengalihan Aset
• Ketika entitas menerima pengalihan kas dari pelanggan, entitas
menilai apakah perjanjian tersebut termasuk dalam ruang lingkup
Interpretasi ini sesuai dengan paragraf 06.
• Jika ya, entitas menilai apakah konstruksi atau perolehan aset tetap
tersebut memenuhi definisi aset sesuai dengan paragraf 09 dan 10.
• Jika definisi aset terpenuhi, entitas mengakui aset tetap pada biaya
perolehan sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap dan mengakui
pendapatan sesuai dengan paragraf 13–20 sebesar kas yang
diterima dari pelanggan.

97

PENGAKHIRAN
LIABILITAS KEUANGAN
ISAK 28

Latar Belakang

Debitur dan
Kreditur
menegosiasik
an kontrak

Mengakhiri
Sebagian
atau seluruh
liabilitas

Dengan
penerbitan
instrumen
ekuitas
kepada
kreditur

Pertukaran utang dengan ekuitas
(debt for equity swaps)’.
Referensi
• Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
• PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
• PSAK 22: Kombinasi Bisnis
• PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
• PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
• PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham
• PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

99

Interpretasi
• Penerbitan instrumen ekuitas entitas kepada kreditur untuk mengakhiri
seluruh atau sebagian liabilitas keuangan merupakan jumlah yang
dibayarkan sesuai PSAK 55: paragraf 41.
• Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan (a