PERGUB NOMOR 093 Tahun 2017 DATA SPACIAL Bappeda

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
NOMOR 093 TAHUN 2017
TENTANG
JARINGAN DATA SPASIAL
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
Menimbang:

a. bahwa data spasial merupakan data yang berkaitan dengan unsur
keruangan belum dimanfaatkan secara optimal oleh instansi pemerintah
maupun masyarakat di Kalimantan Selatan;
b. bahwa data spasial dibutuhkan oleh instansi pemerintah
maupun
masyarakat untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam
berbagai aspek pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan;
c. bahwa penyelenggaraan pembangunan data spasial yang tertata dengan
baik dan dikelola secara terstruktur, transparan, dan terintegrasi dalam
suatu simpul jaringan provinsisangat penting dalam upaya memberikan
kemudahan pertukaran dan penyebarluasan Data Spasial antarinstansi
pemerintah dan antara instansi pemerintah dengan masyarakat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Jaringan Data Spasial Provinsi Kalimantan Selatan;

Mengingat:

1.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21
Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun
1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I
Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1106);

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

3.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

4.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal


-2(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739);

8.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4846);

9.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5599);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5502);
15. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014tentang Jaringan Informasi
Geospasial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 78);
16. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 199);
17. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta
Skala 1:50.000

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 28);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2036);
19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 100);
20. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi

-3Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 72);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN TENTANG JARINGAN DATA
SPASIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan:
1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.
4. DaerahKabupaten/Kota
Kalimantan Selatan.

adalah

Daerah

Kabupaten/Kota

di


Daerah

Provinsi

5. Bupati/Wali Kota adalah Bupati/Wali Kota di Daerah Kabupaten/Kota di Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan
KerjaPerangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah ProvinsiProvinsi Kalimatan
Selatan.
7. Badan Pusat Statistik yang selanjutnya disingkat BPS adalah Lembaga Pemerintah
yang bertugas dibidang statistik, yang secara struktural bertanggung jawab
langsung kepada Presiden dan memiliki kantor perwakilan di setiap provinsi dan
kabupaten/kota, sebagai instansi vertikal di Daerah Provinsi.
8. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda
adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
9. Penyelenggaraan Satu Data Provinsi Kalimatan Selatan adalahsuatu kegiatan yang
meliputi proses perencanaan, pengumpulan, pengolahan, verifikasi dan validasi,
diseminasi dan analisis data.
10. Geoportal adalah sistem informasi geografis yang menyajikan data dan informasi

yang seragam, lengkap, aktual, valid, dan akuntabel, yang dikelola dalam suatu
sistem yang terintegrasi untuk kebutuhan pembangunan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan.
11. PenanggungJawab Data adalah Pejabat yang
penyediaan, penyebarluasan, dan keabsahan data.

bertanggung

jawab

terhadap

12. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID
adalah pejabat yang bertanggung jawab dibidang penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
13. Forum Data adalah forum yang dibentuk untuk menjalin komunikasi dan informasi
mengenai data pembangunan, termasuk memecahkan permasalahan yang berkaitan
dengan data pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
14. Dataadalah
catatan

atau
kumpulan
fakta
atau
deskripsi
dari
sesuatu/kejadian/kenyataan yang dihadapi berupa angka, karakter, simbol,
gambar, peta, tanda, isyarat, tulisan, suara, dan bunyi yang merepresentasikan
keadaan sebenarnya atau menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi.

-415. Data Spasial adalah data hasil pengukuran, pencatatan, dan pencitraan terhadap
suatu unsur keruangan yang berada di bawahatau di atas permukaan bumi dengan
posisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat nasional.
16. Data Rahasia adalah data/atau informasi yang dikecualikan.
17. Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan data
spasial tertentu.
18. Unit Kliring adalah salah satu unit kerja pada Simpul Jaringan yang ditunjuk
sebagai pelaksana pertukaran dan penyebarluasan data spasial tertentu.
19. Wali Data adalah simpul jaringan yang bertugas mengelola data termasuk

menyempurnakan isi dari metadata dan memberlakukan standar penyebarluasan
data.
20. Metadata adalah informasi singkat atas data spasial yang berisi identifikasi,
kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan acuan data.
21. Standar Nasional Indonesia adalah standar yang
Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional.

ditetapkan

oleh

Badan

22. Spesifikasi Data Spasial adalah uraian yang berisi ketentuan teknis dalam mencapai
tujuan khusus dan penjelasan rinci sesuai dengan kekhususan data spasial
tersebut.
23. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim
Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini, meliputi:
a. Pembangunan Geoportal;
b. Pembanguan Satu Data Daerah Provinsi;
c. Pengumpulan Satu Data Daerah Provinsi;
d. Pengolahan Satu Data Daerah Provinsi;
e. Diseminasi Satu Data Daerah Provinsi;
f.

Data Rahasia;

g. Tata Cara Koordinasi Pengelolaan Satu Data Pembangunan Daerah Provinsi;
h. Forum Data; dan
i.

Insentif dan Disinsentif.
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN SATU DATA DAERAH
Pasal 3

(1) Pembangunan Geoportal dilaksanakan oleh Bappeda.
(2) Bappeda bertanggungjawab dalam pengelolaan Geoportal.
(3) Bappeda membangun Geoportal berkoordinasi dengan:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah Provinsi;
c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

-5d. Pemerintah Desa; dan
e. Masyarakat.
(4) Pihak-pihak yang berkoordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan
Sub Sistem dari Geoportal dan dapat mengakses sistem jaringan yang terkoneksi
dengan Sistem Geoportal.
(5) Untuk mengakses Geoportal dilakukan secara bertahap dan dimuat dalam rencana
induk Pengelolaan Satu Data Pembangunan.
(6) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membangun sistem pengelolaan Satu Data
Pembangunan di daerah masing- masing dan selanjutnya dintegrasikan dengan
Geoportal.
Pasal 4
Daftar Uraian lengkap mengenai pembangunan Geoportal dan Jenis Data sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
Pasal 5
(1) Pengumpulan data dilakukan oleh SKPD atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Desa, dan Lembaga lainnya sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
(2) Data yang dikumpulkan sebagimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
mencakup:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.

data pendidikan;
data kesehatan;
data pekerjaan umum;
data perumahan;
data penataan ruang;
data perencanaan pembangunan;
data perhubungan;
data lingkungan hidup;
data pertanahan;
data kependudukan dan catatan sipil;
data sosial;
data ketenagakerjaan dan keimigrasian;
data koperasi, usaha kecil dan menengah;
data penanaman modal;
datakebudayaan, pariwisata, hotel dan restoran;
data kepemudaan dan olahraga;
data otonomi daerah, pemerintahan umum, keuangan daerah, perangkat
daerah, dan persandian;
data pemberdayaan masyarakat;
data statistik;
data kearsipan;
data perpustakaan;
data komunikasi dan informatika;
data pertanian dan ketahanan pangan;
data kehutanan;
data energi, sumberdaya mineral, listrik, air, dan gas; dan
data kelautan dan perikanan.

(3) Pengumpulan data sebagimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari:

-6a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

kompilasi produk administrasi;
sistem pencatatan dan pelaporan dan sektoral;
observasi lapangan dan monitoring;
penanganan kasus;
survei;
hasil sensus; dan
cara lainya.

(4) Pengumpulan data secara langsung melalui survei sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf e, dalam pelaksanaannya di lapangan harus berkoordinasi terlebih
dahulu dengan Bappeda serta mendapatkan suvervisi dari BPS.
(5) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan secara
periodik sesuai dengan periode pengumpulan data dan diserahkan kepada Bappeda,
dengan dilengkapi metadatanya.
(6) Periode pengumpulan data ditetapkan oleh Bappeda.
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Bagian Kesatu
Wali Data
Pasal 6
(1)

Data yang sudah dikumpulkan diolah melalui tahapan pengelompokan,
penyuntingan, dan tabulasi yang selanjutnya disahkan oleh otoritas data.

(2)

Data yang dikumpulkan dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui tahapan
integrasi, analisis, atau teknik pengolahan lainya sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan.

(3)

Otorisator Data di Daerah Provinsi adalah Kepala SKPD.

(4)

Otorisator data
Kabupaten/Kota.

(5)

Otorisator data Kecamatan adalah Camat.

(6)

Data yang telah disahkan, diserahkan kepada tingkat yang lebih tinggi sesuai
dengan hirarki pengelolaan data, yaitu mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan,
Daerah Kabupaten/Kota, dan SKPD, untuk selanjutnya diserahkan kepada
Bappeda melalui Pengelola Simpul Jaringan.

(7)

Hasil dari pengelolaan data yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diolah menjadi data spasial berupa Informasi Geospasial Tematik (Peta
Tematik) dengan mengunakan peta dasar dari Badan Informasi Geospasial.

(8)

Daftar Tenis Peta Tematik menurut kewenangan SKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diuraikan lebih lanjut sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

(9)

Pengolahan data dapat dilakukan oleh Wali Data dan/atau pemilik data.

di

Daerah

Kabupaten/Kota

adalah

Kepala

Bappeda

(10) Wali Data merupakan simpul jaringan yang bertugas untuk mengelola data
termasuk menyempurnakan isi dari metadata dan memberlakukan standar
penyebarluasan data.
(11) Bappeda merupakan Wali Data di Daerah Provinsi, sedangkan
Kabupaten/Kota merupakan Wali Data di Daerah Kabupaten/Kota.

Bappeda

(12) Pemilik data merupakan yang pihak pertama kali membuat dan menerbitkan data
sesuai dengan fungsinya dan secara umum bertanggung jawab terhadap isi dan
kualitas dari data, termasuk menyusun metadata.

-7Bagian Kedua
Integrasi Data
Pasal 7
(1)

Integrasi data merupakan proses kombinasi beberapa data dari berbagai sumber
untuk menghasilkan informasi terpadu.

(2)

Integrasi data dilaksanakan oleh Bappeda selaku simpul jaringan data di Daerah
Provinsi dan untuk Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Bappeda
Kabupaten/Kota.

(3)

Proses integrasi data dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi informasi, yang
infrastruktur jaringannya disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kalimantan Selatanuntuk Daerah Provinsi dan infrastruktur jaringan
untuk Daerah Kabupaten/Kota diserahkan kepada masing-masing Daerah
Kabupaten/Kota.
BAB VI
VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA
Pasal 8

(1)

Verifikasi dan validasi data merupakan tahapan dalam pengolahan datayang harus
dilakukan di setiap jejang/tingkatan penanggungjawab data, untuk menghasilkan
data yang valid.

(2)

Bappeda dapat melakukan verifikasi dan validasi data dalam setiap tahapan
pengolahan data, meliputi:
a. metodologi;
b. proses pengolahan; dan
c. hasil.

(3)

Tim verifikasi dan validasi data ditetapkan dengan Keputusan Gubernur melalui
usulan Kepala Bappeda.

BAB VII
DISEMINASI DATA
Pasal 9
(1)

Diseminasi merupakan kegiatan dalam penyebarluasan hasil pengolahan data
dan/atau informasi kepada lembaga atau institusi yang ditugaskan dalam proses
pengambilan keputusan dalam pembangunan Daerah Provinsi.

(2)

Diseminasi data dilaksanakan oleh Bappeda melalui Pengelola Geoportal.

(3)

Data yang dilakukan Diseminasi harus sudah memiliki status informasi terbuka.

(4)

Data yang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa informasi yang wajib
diumumkan dan tersedia secara berkala, informasi yang wajib disediakan setiap
saat, dan informasi yang wajib diumumkan secara merata.

(5)

Diseminasi data/informasi terbuka dapat dilaksanakan melakukan melalui media
massa, media sosial, dan bertatap muka dengan masyarakat atau melalui jenis
sarana publikasi lainya.

-8(6)

Tata cara pemilihan, update, penetapan, dan layanan permohonan data/informasi
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
informasi publik.

BAB VIII
DATA RAHASIA
Pasal 10
(1)

Bappeda dapat menetapkan data rahasia setelah melalui proses uji konsekuensi
yang dilakukan Pengelola Geoportal dengan berdasarkan ketentuan pengecualian
informasi, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)

Pelaksanaan uji konsekuensi didasarkan pada pertimbangan secara seksama
bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar
daripada membukanya atau sebaliknya.

(3)

Jangka waktu penetapan datarahasia tidak bersifat permanen dan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4)

Untuk kepentingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, data rahasia sebagimana dimaksud pada ayat (1)dapat
diberikan setelah menempuh mekanisme uji kepentingan sesuai dengan
kententuan peraturan perundangan-undangan.
BAB IX
KOORDINASI DAN KERJA SAMA
Bagian Kesatu
Koordinasi
Pasal 11

(1)

Bappeda melaksanakan koordinasi dalam pengumpulan, pengelolaan, verifikasi,
dan validasi serta diseminasi data untuk membangun Geoportal.

(2)

Koordinasi sebagimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
Pemerintah Pusat, SKPD, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa,
masyarakat serta pihak lainnya.

(3)

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan koordinasi, setiap SKPD harus memiliki
petugas, penanggung jawab data yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(4)

Koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Desa dilaksanakan dengan petugas pengelola data pada instansi yang
bersangkutan.
Bagian Kedua
Kerja Sama
Pasal 12

(1)

Badan dapat melaksanakan kerjasama dalam pengumpulan, pengolahan,
verifikasi, dan validasi serta Diseminasi data untuk membangun Geoportal.

(2)

Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan dengan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa,
perguruan tinggi, lembaga penelitian, masyarakat serta pihak lain.

(3)

Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundangan-undangan.

-9BAB X
FORUM DATA
Pasal 13
(1)

Untuk menunjang pembangunan Geoportal, Bappedamembentuk Forum Data yang
melibatkan Pemerintah Pusat, SKPD terkait, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

(2)

Forum data dibentuk
permasalahan data.

(3)

Pembentukan forum data ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(4)

Dalam menjalankan tugasnya forum data melaksanakan pertemuan secara
periodik.

(5)

Forum Data juga dapat diselenggarakan mendadak ketika ada hal-hal yang bersifat
penting tentang data yang diusulkan oleh salah satu unsur anggota.

(6)

Dalam hal terhadap data yang bersifat penting dan memerlukan pemecahan secara
khusus, maka dibentuk panitia adhoc yang diusulkan oleh forum data untuk
ditetapkan melalui Keputusan Gubernur.

(7)

Kegiatan forum data difasilitasi oleh Bappeda.

sebagai

media

komunikasi

dan/atau

koordinasi

BAB XI
INSENTIF DAN DISINSENTIF
Bagian Kesatu
Insentif
Pasal 14
(1)

Gubernur dapat memberikan insentif kepada SKPD, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan masyarakat yang mengelola data
pembangunan daerah dengan baik dan/atau memberikan kontribusi terhadap
perwujudan sistem dan prosedur pengelolaan data dan informasi pembangunan.

(2)

Bentuk insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tunjangan
khusus, infrastruktur, program dan/atau penghargaan.

(3)

Kriteria dan jenis insentif, serta pihak penerima insentif ditetapkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur serta terlebih dahulu berkoordinasi dengan TAPD.
Bagian Kedua
Disinsentif
Pasal 15

(1)

Pemerintah Daerah Provinsi dapat memberikan disinsentif kepada SKPD,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa yang tidak mengelola
data pembangunan daerah dengan baik.

(2)

Bentuk disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran
dan/atau pembatalan pemberian bantuan.

(3)

Kriteria dan jenis disinsentif serta pihak penerima disinsentif ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan Gubernur yang penandatanganannya dimandatkan
kepada Kepala Bappeda.
BAB XII
PEMBIAYAAN
Pasal 16

- 10 -

Pembiayaan Pembangunan Sistem Pengelolaan Satu Data Pembangunan Daerah
dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. Sumber lain yang sah dan bersifat tidak mengikat.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimatan Selatan.
Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 6 November 2017
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
ttd
H. SAHBIRIN NOOR
Diundangkan di Banjarbaru
pada tanggal 6 November 2017
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN,
ttd

H. ABDUL HARIS
BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2017 NOMOR 93

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98