Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Onset Menarke pada Siswi di SMP Santo Thomas 1 Medan Tahun 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dalam kilogram dan tinggi badan (TB) dalam meter
persegi. Pada anak-anak dan remaja, perhitungan IMT berkorelasi dengan umur.
Indeks Massa Tubuh dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan
kadar adipositas dalam tubuh seseorang. Indeks Massa Tubuh tidak mengukur
lemak tubuh seseorang secara langsung, namun penelitian menunjukkan bahwa
IMT berkorelasi dengan pengukuran lemak tubuh secara langsung, seperti skinfold
thickness measurements, bioelectrical impedance, densitometry (underwater
weighing), dual energy x-ray absorptiometry (DXA) dan metode lainnya.1
Parameter ukuran tubuh, seperti IMT, memiliki korelasi yang kuat dengan
onset menarke. Tingginya kadar lemak subkutan dan IMT pada usia prapubertas
(5-9 tahun) diikuti dengan meningkatnya kemungkinan terjadinya menarke dini (<
11 tahun).2 Simpanan lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan
pertumbuhan, salah satunya untuk kematangan seksual. Lemak merupakan salah
satu zat gizi yang diperlukan untuk menjadi prekursor dalam pembentukan
hormon seksual seperti estrogen, androgen, dan progesterone.3
Menurut
World
Health
Organization
(WHO)
tahun
2007,
remaja
dikategorikan dalam umur 10-19 tahun. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan
perkembangan seksual. Tanda pubertas yang umum digunakan pada remaja putri
adalah pertumbuhan payudara dan menarke.4
Menarke merupakan onset menstruasi dan salah satu kejadian penting dalam
kehidupan wanita. Meskipun merupakan penanda pubertas yang lambat, menarke
merupakan indikator valid dan peristiwa yang lebih mudah diingat bila
dibandingkan dengan peristiwa proses kematangan seksual lainnya.5 Menarke
merupakan puncak dari rangkaian peristiwa yang kompleks yang meliputi
pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium untuk memproduksi ovum
ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi
pembuahan.6
1
Universitas Sumatera Utara
2
Menarke terjadi pada rata-rata umur 13 tahun, sedangkan perimenarke 11-15
tahun, umur saat menarke maju rata-rata 3-4 bulan tiap 10 tahun (berdasarkan
penelitian yang diadakan pada tahun 1830-1990, di Norwegia, Perancis, Inggris,
Islandia, Jepang, Amerika, dan China). Umur saat menarke terutama dipengaruhi
oleh faktor genetik juga faktor eksternal seperti diet yang tidak sehat, stress atau
faktor psikologis turut berperan.7
Pada penelitian Velimir et al. menyebutkan bahwa onset usia menarke
memiliki korelasi dengan persentase jaringan lemak tubuh. Hormon primer yang
dihasilkan dari jaringan lemak yaitu leptin, merupakan mediator aksis
hipotalamus-hipofisis-gonad untuk maturasi ovarium dan fungsi reproduksi.8
Secara khusus umur menarke didapatkan lebih awal pada anak obesitas (lebih dari
30% di atas berat normal untuk umur). Namun, hal ini masih kontroversi,
sedangkan tertundanya menarke sering disebabkan oleh malnutrisi berat.7
Sebagaimana penjelasan diatas, onset menarke terjadi pada usia remaja. Hal
ini menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswi Sekolah
Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan dan menghubungkannya dengan IMT.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan onset usia
menarke di SMP Santo Thomas 1 Medan?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan onset usia menarke di SMP Santo Thomas 1 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur yang bersifat
normoweight, overweight, dan obesitas.
2.
Untuk
mengetahui
usia
menarke.
Universitas Sumatera Utara
3
1.4.
1.
Manfaat Penelitian
Sebagai informasi bagi seluruh siswi SMP Santo Thomas 1 Medan mengenai
hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan onset usia menarke dini di
sekolah tersebut.
2.
Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah didapat
di
bangku
kuliah.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dalam kilogram dan tinggi badan (TB) dalam meter
persegi. Pada anak-anak dan remaja, perhitungan IMT berkorelasi dengan umur.
Indeks Massa Tubuh dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan
kadar adipositas dalam tubuh seseorang. Indeks Massa Tubuh tidak mengukur
lemak tubuh seseorang secara langsung, namun penelitian menunjukkan bahwa
IMT berkorelasi dengan pengukuran lemak tubuh secara langsung, seperti skinfold
thickness measurements, bioelectrical impedance, densitometry (underwater
weighing), dual energy x-ray absorptiometry (DXA) dan metode lainnya.1
Parameter ukuran tubuh, seperti IMT, memiliki korelasi yang kuat dengan
onset menarke. Tingginya kadar lemak subkutan dan IMT pada usia prapubertas
(5-9 tahun) diikuti dengan meningkatnya kemungkinan terjadinya menarke dini (<
11 tahun).2 Simpanan lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan
pertumbuhan, salah satunya untuk kematangan seksual. Lemak merupakan salah
satu zat gizi yang diperlukan untuk menjadi prekursor dalam pembentukan
hormon seksual seperti estrogen, androgen, dan progesterone.3
Menurut
World
Health
Organization
(WHO)
tahun
2007,
remaja
dikategorikan dalam umur 10-19 tahun. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan
perkembangan seksual. Tanda pubertas yang umum digunakan pada remaja putri
adalah pertumbuhan payudara dan menarke.4
Menarke merupakan onset menstruasi dan salah satu kejadian penting dalam
kehidupan wanita. Meskipun merupakan penanda pubertas yang lambat, menarke
merupakan indikator valid dan peristiwa yang lebih mudah diingat bila
dibandingkan dengan peristiwa proses kematangan seksual lainnya.5 Menarke
merupakan puncak dari rangkaian peristiwa yang kompleks yang meliputi
pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium untuk memproduksi ovum
ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi
pembuahan.6
1
Universitas Sumatera Utara
2
Menarke terjadi pada rata-rata umur 13 tahun, sedangkan perimenarke 11-15
tahun, umur saat menarke maju rata-rata 3-4 bulan tiap 10 tahun (berdasarkan
penelitian yang diadakan pada tahun 1830-1990, di Norwegia, Perancis, Inggris,
Islandia, Jepang, Amerika, dan China). Umur saat menarke terutama dipengaruhi
oleh faktor genetik juga faktor eksternal seperti diet yang tidak sehat, stress atau
faktor psikologis turut berperan.7
Pada penelitian Velimir et al. menyebutkan bahwa onset usia menarke
memiliki korelasi dengan persentase jaringan lemak tubuh. Hormon primer yang
dihasilkan dari jaringan lemak yaitu leptin, merupakan mediator aksis
hipotalamus-hipofisis-gonad untuk maturasi ovarium dan fungsi reproduksi.8
Secara khusus umur menarke didapatkan lebih awal pada anak obesitas (lebih dari
30% di atas berat normal untuk umur). Namun, hal ini masih kontroversi,
sedangkan tertundanya menarke sering disebabkan oleh malnutrisi berat.7
Sebagaimana penjelasan diatas, onset menarke terjadi pada usia remaja. Hal
ini menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswi Sekolah
Menengah Pertama Santo Thomas 1 Medan dan menghubungkannya dengan IMT.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan onset usia
menarke di SMP Santo Thomas 1 Medan?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan onset usia menarke di SMP Santo Thomas 1 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur yang bersifat
normoweight, overweight, dan obesitas.
2.
Untuk
mengetahui
usia
menarke.
Universitas Sumatera Utara
3
1.4.
1.
Manfaat Penelitian
Sebagai informasi bagi seluruh siswi SMP Santo Thomas 1 Medan mengenai
hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan onset usia menarke dini di
sekolah tersebut.
2.
Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah didapat
di
bangku
kuliah.
Universitas Sumatera Utara