Pedagang Buku Bekas (Studi Etnografi Asosiasi dan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka Kota Medan)

BAB II
ASOSIASI DAN PEDAGANG BUKU BEKAS LAPANGAN MERDEKA

2.1

Sejarah Asosiasi dan Pedagang Buku
Pedagang buku bekas bermula berjualan dari tahun 1960-an, dari

sekelompok masyarakat yang tinggal di Gang Buntu yang lokasinya dekat dengan
Titi Gantung. Para pedagang memanfaatkan lokasi Titi Gantung Medan untuk
berjualan buku bekas yang pada awalnya berfungsi untuk menghubungkan
kawasan perumahan penduduk dengan Lapangan Merdeka dan sebagai sarana
penghubung untuk menuju kestasiun kereta api. Seiring dengan bertambahnya
jumlah pedagang buku bekas yang berjualan maka pedagang buku bekas pun
berjualan sampai ke Jalan Irian Barat, Jalan Jawa, Jalan Veteran dan Jalan
Sutomo.
Lokasi Titi Gantung pun menjadi titik pusat buku bekas di Kota Medan.
Jumlah pedagang buku yang tercatat oleh Pemko Medan adalah sebanyak 180
pedagang pada tahun 2003. Titi Gantung adalah bangunan peninggalan Belanda
yang dibangun pada tahun 1885 yang merupakan cagar budaya Kota Medan
sebenarnya dibangun ketika dibukanya Perusahaan Kereta Api Deli Spoorweg

Maatschappij (DSM) yang kini menjadi PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Titi
Gantung bergaya khas Klasik Viktoria ini dari dahulu sampai kini tetap berdiri
dengan tembok yang kokoh, unik dan memiliki lebar 40-50 meter dengan tinggi
bangunan 7-8 meter dari permukaan jalan. Lebar Titi Gantung dengan lantai

26
Universitas Sumatera Utara

berlapis aspal sepanjang 40-50 meter berada diatas jalur rel kereta api atau di
bawahnya melintas kereta api10.
Alih fungsi jembatan Titi Gantung menjadi tempat penjualan buku bekas
dapat terjadi dikarenakan pada tahun tersebut buku termasuk barang mewah yang
sulit untuk didapat. Fungsi sebenarnya dibangun Titi gantung adalah untuk
penyeberangan dan lokasi ini yang dipilih untuk bertransaksi jual buku bekas.
Pada tahun 2003, semasa kepemimpinan Walikota Medan yaitu Drs. Abdillah,
pedagang buku akan direlokasi dengan alasan bahwa Titi Gantung merupakan
cagar budaya.
Pemindahan pedagang buku Titi Gantung kesisi timur Lapangan Merdeka
adalah sesuai dengan SK : No. 511.3/5750.B tertanggal 22 Juli 2003. Surat
tersebut menyatakan bahwa pedagang buku akan direlokasi kesisi timur Lapangan

Merdeka yang menjadi cagar budaya Kota Medan dan hak kepemilikan kios
untuk pedagang buku11. Pedagang buku akhirnya sepakat untuk direlokasi kesisi
timur Lapangan Merdeka. Pedagang sepakat untuk pindah karena lokasi berjualan
disisi timur Lapangan Merdeka merupakan inti pusat Kota Medan dan diyakini
akan menambah omset penjualan buku bekas. Lokasi tersebut telah lama tidak
digunakan sebagaimana peruntukkannya yaitu untuk kegiatan olahraga sepatu
roda. Kegiatan pedagang buku dilokasi ini juga merupakan peran serta dalam
membantu penyediaan buku murah bagi para pelajar dan mahasiswa serta warga
Medan ditengah-tengah harga buku-buku yang sangat tinggi. Wilayah ini
kemudian dikenal sebagai pusat buku bekas dan buku murah di Kota Medan.

10

(http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/09/09/91385/ingat-buku-bekaspasti-ingat-titi-gantung/#.VNuKDi58uqg).
11
Sumber didapat dari data KontraS Sumatera Utara.

27
Universitas Sumatera Utara


2.2

Klasifikasi Pedagang Buku
Dalam penelitian ini ditemukan ada tiga klasifikasi pedagang buku yang

beraktifitas melakukan perdagangan buku disisi timur Lapangan Merdeka. Namun
tidak hanya pedagang buku saja yang melakukan perdagangan buku, ada beberapa
individu yang menjadi agen buku, adapun tiga klasifikasi pedagang dalam
penelitian ini yaitu pemilik kios, penyewa kios dan agen buku.

2.2.1

Pemilik Kios
Pemilik kios adalah pedagang buku yang terdaftar di Pemerintahan Kota

Medan, mereka merupakan pedagang buku eks Titi Gantung yang dipindahkan
kesisi timur Lapangan Merdeka pada tahun 2004. Berdasarkan data yang dilansir
oleh Pemko Medan, pemilik kios berjumlah 180 orang.

2.2.2


Penyewa Kios
Penyewa kios adalah orang-orang yang berjualan buku dengan cara

menyewa lapak pemilik kios, kebanyakan penyewa kios ini masuk pada tahun
2004 disaat eks Titi Gantung direlokasi kesisi timur Lapangan Merdeka.

2.2.3

Agen Buku
Agen adalah seorang individu yang tidak memiliki kios namun

menggantukan hidup dikawasan pedagang buku dengan cara mencari konsumen
yang mencari buku dikawasan pedagang buku berjualan.

28
Universitas Sumatera Utara

2.3


Profil Asosiasi Pedagang Buku
Asosiasi adalah suatu wadah untuk mempertemukan antara sesama

pedagang buku untuk bersilaturahmi dan mempunyai visi misi bersama sehingga
mencapai tujuan sehingga dengan adanya asosiasi ini pedagang lebih solid untuk
mencapai tujuan bersama. Sampai saat ini ada dua asosiasi yang menaungi
pedagang buku bekas Lapangan Merdeka, yakni Asosiasi Pedagang Buku Bekas
Lapangan Merdeka dan Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka.

2.3.1

Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka ( ASPEBLAM )
Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka ( ASPEBLAM ) adalah

organisasi yang dibentuk oleh pedagang buku bekas pada tahun 2004 sebagai
paguyuban untuk menampung eks pedagang Titi Gantung. Asosiasi ini dibentuk
karena kebijakan Pemerintah Kota Medan yang merelokasi pedagang buku Titi
Gantung kesisi timur Lapangan Merdeka pada tahun 2004. Niatan awal
dibentuknya ASPEBLAM ini untuk mengonsolidasikan pedagang buku Titi
Gantung ke Lapangan Merdeka agar terorganisir dengan baik. ASPEBLAM

adalah asosiasi pertama yang didirikan oleh pedagang buku sebagai alat atau
wadah untuk mempererat sesama pedagang buku untuk bersilaturahmi dan juga
berguna sebagai alat perjuangan pedagang buku untuk mempersatukan pedagang
buku pada saat itu. ASPEBLAM berdiri bentuk dari kesolitan antar sesama
pedagang yang mempunyai sebuah perspektif yang sama.

29
Universitas Sumatera Utara

2.3.2

Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka (P2BLM)
P2BLM didirikan pada tanggal 01 Maret 2013, organisasi ini dibentuk dari

kesadaran berkumpul/berorganisasi dari pedagang buku bekas, sehingga yang
menjadi ciri setiap anggota adalah pedagang buku bekas Lapangan Merdeka Kota
Medan. Organisasi ini berawal dari persamaan rasa dan jiwa memiliki patriotik
pada saat terjadinya rencana perelokasian pedagang buku sisi timur Lapangan
Merdeka Medan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Medan, sehingga
organisasi ini bersifat kekeluargaan, bahu-membahu dalam menghadapi tindakan

kesewenang-wenangan yang dilakukan kepada pedagang buku sehingga nantinya
seluruh anggota akan lebih aktif berkarya, mengembangkan potensi diri masingmasing anggota dalam naungan organisasi ini dan tidak mencari keuntungan
finansial pribadi dan bertujuan mempererat tali silahturahmi sesama pedagang
buku bekas disisi timur Lapangan Merdeka Medan dengan memberikan
sumbangan baik materiil atau inmateriil dalam organisasi Persatuan Pedagang
Buku Bekas Lapangan Merdeka yang kemudian berkembang sebagai bagian
organisasi untuk kesehjahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya
sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara. SP2BLM merupakan organisasi
pedagang buku bekas yang menolak untuk direlokasi ke Jalan Pegadaian.
Pendirian organisasi ini merupakan bentuk kekecewaan pedagang buku terhadap
organisasi pedagang buku bekas sebelumnya yaitu ASPEBLAM yang memilih
sepakat untuk direlokasi ke Jalan Pegadaian oleh Pemko Medan.

30
Universitas Sumatera Utara

ANGGARAN DASAR
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
NAMA
Pasal 1

Organisasi ini bernama “ Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka
Medan “ (P2BLM).
WAKTU
Pasal 2
Organisasi ini telah didirikan sejak tanggal 01-03-2013 (satu Maret dua ribu tiga
belas) dan dijalankan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
Organisasi ini berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Medan dengan cabangcabang dan atau perwakilan- perwakilan di tempat-tempat lain menurut anggota
inti (pengurus).
CIRI
Pasal 5
Organisasi ini dibentuk dari kesadaran berkumpul / berorganisasi dari pedagang
buku bekas, sehingga yang menjadi ciri setiap anggota adalah pedagang buku
bekas Lapangan Merdeka Kota Medan
SIFAT
Pasal 7

31
Universitas Sumatera Utara


Organisasi ini dibentuk berawal dari persamaan rasa dan jiwa memiliki patriotik
pada saat terjadinya rencana perelokasian pedagang buku sisi timur Lapangan
Merdeka Medan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Medan, sehingga
organisasi ini bersifat kekeluargaan, bahu-membahu dalam menghadapi tindakan
kesewenang-wenangan yang dilakukan kepada pedagang buku sehingga nantinya
seluruh anggota akan lebih aktif berkarya, mengembangkan potensi diri masingmasing anggota dalam naungan organisasi ini dan tidak mencari keuntungan
financial pribadi.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 8
Maksud dan tujuan organisasi ini adalah :
I.

Mempererat tali silahturahmi sesama pedagang buku bekas di sisi timur
Lapangan Merdeka Medan dengan memberikan sumbangan bail materiil
atau immateriil dalam organisasi Persatuan Pedagang Buku Bekas
Lapangan Merdeka yang kemudian berkembang sebagai bagian organisasi
untuk kesehjahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya
sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Susunan Kepengurusan Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan


Merdeka Medan (P2BLM) Berikut ini adalah daftar nama pengurus organisasi
P2BLM periode 2013-2016.
Penasihat

: Nelson Nicolas Marpaung
H.Syamsul Bahri Lubis
H.Rujaya
Lunik Pasaribu
32
Universitas Sumatera Utara

Aliman Batubara
Lilik S. Lubis

Ketua

: Sainan

Wakil Ketua


: Isdawati

Wakil Ketua

: Yuan Pasaribu

Wakil Ketua

: Dedi Syahputra

Sekretaris

: M. Hasrah Siregar

Wakil Sekretaris

: M. Lindon Simatupang

Wakil Sekretaris

: Lina Br. Ginting

Wakil Sekretaris

: Sandy Sardi

Bendahara

: Arningsih

Wakil Bendahara

: Didi Siswanto

Sub Bidang

:

I.

Bidang Diklat , Keanggotaan dan Kaderisasi
1. Manarsar Panjaitan
2. Indra Sakti Lubis

II.

Bidang Ekonomi dan Koperasi
1. Agus Eko Muchtarian Lubis
2. Ilham Malagandi Batubara

III.

Bidang Sosial , Politik dan Budaya
1. Alizardi

33
Universitas Sumatera Utara

2. Erwin Effendi
IV.

Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Lingkungan Hidup
1. Ramot Lubis
2. Fadli Syahputra

V.

Bidang Keagamaan
1. M. Yusnan
2. Lisbet Tohang

2.4

Legalitas Pedagang Buku Lapangan Merdeka
Adapun yang menjadi legalitas pedagang buku bekas Lapangan Merdeka

yaitu
a. Surat Persetujuan DPRD Kota Medan No. : 646/624 Perihal Persetujuan
Revitalisasi Cagar Budaya Titi Gantung Medan dan Pemindahan Pedagang
Buku ke Lapangan Sepatu Roda, Tertanggal 11 Juli 2003, dengan
dibubuhi stempel dan tanda tangan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota
Medan An. Tom Adlin Hajar.
b. Surat Keputusan (SK) Walikota Medan No. : 510/1034/K/2003 Tentang
Penetapan Lokasi Jalan Sisi Timur Lapangan Merdeka Medan Menjadi
Lokasi Tempat Berjualan/ Kios-Kios Pedagang Buku Eks Titi Gantung,
Jalan Irian Barat, Jalan Jawa, Jalan Veteran Dan Jalan Sutomo Medan,
Tertanggal 18 Juli 2013.
c. Surat Perjanjian Pemakaian Kios Tempat Berjualan Buku Jalan Sisi Timur
Lapangan Merdeka Medan Nomor:511.3/5750.B tertanggal 22 Juli 2003 .
d. Surat Penetapan hasil Pengundian Kios Tempat Berjualan Buku Jalan Sisi
Timur Lapangan Merdeka Medan Nomor:511.3/5750. A tertanggal 16 Juli
200312.
Keberadaan pedagang buku tersebut dalam berdagang, berjualan atau
melakukan kegiatan usaha jual beli buku-buku dilokasi tersebut, telah dilegalisasi
oleh Pemerintah Kota Medan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
keberadaanya sebagai cagar budaya dan sejarah Kota Medan
12

Sumber diambil dari KontraS Sumatera Utara

34
Universitas Sumatera Utara