Tingkah Laku Makan Kambing Muara (Capra Aegagrus Hircus) Di Desa Batubinumbun Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan protein hewani untuk masyarakat Indonesia meningkat setiap
tahun, sejalan dengan pertambahan populasi penduduk. Salah satu upaya
pemenuhan kebutuhan protein tersebut adalah dengan meningkatkan budidaya
ternak. Komoditi yang masih menyimpan potensi untuk dikembangkan di
Indonesia adalah ternak kambing. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan produksi ternak kambing, antara lain dengan jalan menyilangkan
antara spesies lokal dengan spesies unggul.
Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi oleh
manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa pulang anak
kambing dari hasil buruannya. Anak-anak kambing tersebut dipelihara di desa
sebagai hewan kesayangan, kemudian dimanfaatkan untuk diambil susu, daging
dan kulitnya (Blakely dan Bade, 1998).
Perkembangan populasi ternak kambing cenderung meningkat setiap
tahun. Pada tahun 2012 jumlahnya 17.433.000, sementara pada tahun 2013
jumlahnya sudah meningkat menjadi 17.905.860. Lebih dari setengah kambing di
Indonesia tersebar di Pulau Jawa, sedangkan di Pulau Sumatera sekitar setengah
dari populasi kambing di Jawa. Populasi kambing di Pulau Sumatera dan Jawa
ada sekitar 82,7% dari total populasi kambing yang ada. Sisanya, kurang dari 20%

tersebar di beberapa pulau, mulai dari yang paling banyak, yaitu Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, Maluku, Kalimantan, dan Papua. Jawa Tengah merupakan
provinsi dengan populasi ternak kambing terbesar, sedangkan Bangka Belitung
merupakan provinsi dengan populasi terendah (Sodiq dan Zainal, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Kambing muara dijumpai di daerah kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli
Utara di propinsi Sumatera Utara. Penampilannya kambing ini nampak gagah,
tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat
kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing muara lebih
besar dibandingkan dengan kambing kacang dan diduga kambing prolifik.
Kebutuhan daging kambing di Sumatera Utara setiap tahun semakin meningkat
sementara jumlah peternak kambing yang ada masih terbilang kurang mencukupi.
Hal ini juga disebabkan kurangnya pemahaman peternak dalam manajemen
pemeliharaan kambing yang meliputi penanganan penyakit, pakan, perhatian
peternak yang kurang baik dan lainnya sehingga banyak peternak enggan
memelihara kambing. Pengetahuan peternak yang kurang baik dalam tingkah laku
biologi kambing juga sering menyebabkan kambing tidak dapat berproduksi
seperti yang diharapkan.

Pemahaman mengenai tingkah laku kambing muara dapat memberikan
informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh kambing dalam hidupnya.
Tingkah laku makan kambing muara dapat menunjang pemenuhan nutrisi
kambing dari pakannya. Informasi ini penting bagi peternak dalam upaya
mengkondisikan lingkungan dan merancang manajemen yang sesuai dengan
kebutuhan kambing muara.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkah laku makan kambing muara (Capra aegagrus hircus) di Desa
Batubinumbun, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
Tingkah laku makan kambing muara (Capra aegagrus hircus) di Desa
Batubinumbun, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki
perbedaan frekuensi tingkah laku makan pada setiap kelompok yang ada.

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan informasi bagi peneliti, peternak dan masyarakat umum
mengenai tingkah laku makan kambing muara (Capra aegagrus hircus) untuk
merancang manajemen pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan kambing muara
(Capra aegagrus hircus).

Universitas Sumatera Utara