Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

EVA MALINA SIMATUPANG

097017006/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S E K

O L A H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

EVA MALINA SIMATUPANG

097017006/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Eva Malina Simatupang

Nomor Pokok : 097017006

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 17 Juni 2011

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

Anggota : 1. Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak

2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 4. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 17 Juni 2011

Yang membuat pernyataan,


(6)

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 30 perusahaan. Data diperoleh berdasarkan publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Variabel yang digunakan adalah struktur modal sebagai variabel independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen, profitabilitas sebagai variabel intervening. Pengujian hipotesis pertama, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan menggunakan regresi linear sederhana. Pengujian hipotesis kedua, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas menggunakan regresi linear sederhana mengikuti model Baron dan Kenny.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening penuh.

Kata Kunci: Struktur Modal, Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Rasio Hutang terhadap Ekuitas, Rasio Pengembalian Ekuitas, Rasio Nilai Pasar terhadap Nilai Buku.


(7)

ANALYZE THE IMPACT OF CAPITAL STRUCTURE TO FIRM VALUE THROUGH PROFITABILITY AS INTERVENING VARIABLE

AT MANUFACTURING COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the impact of capital structure to firm value through profitability as intervening variable at manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.

Population from this research is all manufacturing company which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2005, 2006, 2007, 2008 and 2009. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 30 company. Data obtained on the basis of the publication of Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Variable used is capital structure as independent variable, firm value as dependent variable, profitability as intervening variable. First Hypothesis examination, influence of capital structure to company value use the simple linear regression. Second Hypothesis examination, influence of capital structure to firm value through profitability use the simple linear regression with Baron and Kenny model.

Result of this research prove that capital structure have an effect on positively and significant to firm value. Capital structure have an effect on to firm value through profitability as full intervening variable.

Keywords: Capital Structure, Firm Value, Profitability, Debt To Equity Ratio, Return of Equity Ratio, Market To Book Value Ratio.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada YESUS KRISTUS karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, sebagai tugas akhir dalam menempuh studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga menyadari penyelesaian penulisan tesis ini telah melibatkan banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, sebagai Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Pembimbing Utama yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.


(9)

4. Ibu Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak, sebagai Pembimbing Anggota yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing dalam menyusun tesis ini.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini. 6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang

telah banyak memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini. 7. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

8. Orang tua saya yaitu Bapak W. Simatupang SP.d dan Ibu N. L. Simarmata S.Pd atas segala perhatian, kasih sayang yang tulus, doa, dukungan material dan moril kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.

9. Adik-adikku Dwi P Simatupang, Astri F Simatupang, Wahyu H Simatupang, Sri R Simatupang atas segala dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

10. Seluruh keluarga besar Simatupang, Simarmata, Ambarita, Siagian, Simanungkalit dan Silaen yang telah memberikan motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara: Kakak Rianti Barus, Kakak Namira Ufrida Rahmi, Kakak Arma Yuliza, Kakak Ivo Silitonga, Ibu Rahima Purba, Bapak Ardin Doloksaribu, Bapak


(10)

Ruswan Nurmadi, Bapak Halomoan Sihombing, Bapak Azmi Romi, Ibu Suriani Ginting, Ibu Erna Sebayang dan Ibu Aryati yang telah memberikan dukungan dan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

12. Adik Lhrya M Surbakti dan Katarina M Matondang yang telah membantu dalam pengetikan tesis ini dan memberikan dukungan.

13. Kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 17 Juni 2011


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Eva Malina Simatupang

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tarutung, 14 Januari 1988

3. Agama : Kristen Protestan

4. Orangtua

a. Ayah : W. Simatupang S.Pd b. Ibu : N. L. Simarmata S.Pd 5. Anak Ke : 1 dari 5 bersaudara

6. Alamat : Jl. Langsat Raya No. 14 Perumnas Batu VI Pematang Siantar (21151)

7. Pendidikan

a. Pada tahun 1993, Lulus dari TK BHAYANGKARI Pematang Siantar. b. Pada tahun 1999, Lulus dari SDN 0912543 Pematang Siantar.

c. Pada tahun 2002, Lulus dari SMP Negeri 7 Pematang Siantar. d. Pada tahun 2005, Lulus dari SMA Negeri 4 Pematang Siantar. e. Pada tahun 2009, Lulus dari Universitas HKBP Nommensen Medan. f. Pada tahun 2011, Lulus dari Universitas Sumatera Utara.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR……….. iii

RIWAYAT HIDUP……….. vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR LAMPIRAN……….………... xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang.……… 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian……….. 8

1.3 Tujuan Penelitian………. 9

1.4 Manfaat Penelitian………... 9

1.5 Originalitas Perusahaan….……….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 11

2.1 Landasan Teori…..……….. 11

2.1.1 Struktur Modal……… 11

2.1.2 Nilai Perusahaan………. 18

2.1.3 Profitabilitas……… 20

2.1.4 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan………. 23

2.1.5 Struktur Modal dan Profitabilitas……… 25

2.1.6 Profitabilitas dan Nilai Perusahaan………. 28

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu………. 31

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL……….. 37

3.1 Kerangka Konseptual……….. 37

3.2 Hipotesis……….. 39

BAB IV METODE PENELITIAN……… 43

4.1 Desain Penelitian………. 43

4.2 Lokasi Penelitiaan……… 43

4.3 Populasi dan Sampel……… 43

4.4 Metode Pengumpulan Data………. 44

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel……. 45

4.6 Metode Analisis Data……….. 47


(13)

4.6.2 Pengujian Hipotesis……… 52

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN………... 56

5.1 Deskriptif Data……… 56

5.2 Uji Asumsi Klasik……… 56

5.2.1 Uji Normalitas……… 57

5.2.2 Uji Multikolinieritas………... 62

5.2.3 Uji Heteroskedastisitas……… 63

5.2.4 Uji Autokorelasi………. 66

5.3 Pengujian Hipotesis……….. 68

5.3.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan…. 68 5.3.2 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas………. 70

5.4 Pembahasan……….. 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………... 86

6.1 Kesimpulan……….. 86

6.2 Keterbatasan……… 88

6.3 Saran……… 88


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu……….. 35

4.1. Proses Pengambilan Sampel………. 44

4.2. Definisi dan Pengukuran Variabel………... 46

4.3. Bentuk Transformasi Data……… 48

5.1. Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi……… 56

5.2. Statistik Deskriptif Setelah Transformasi……….. 57

5.3. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Sebelum Transformasi………... 59

5.4. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi………. 61

5.5. Hasil Korelasi……… 62

5.6. Hasil Nilai Tolerance dan VIF……….. 63

5.7. Hasil Uji Park Sebelum Transformasi………... 64

5.8. Hasil Uji Park Setelah Transformasi………. 66

5.9. Hasil DW Test……… 67

5.10. Nilai R Square Hipotesis Pertama………. 68

5.11. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis Pertama……… 69

5.12. Model Hipotesis Pertama……….. 69

5.13. Nilai R Square Pengujian Kedua……….. 71

5.14. Nilai Hitung Signifikansi Pengujian Kedua……….. 72

5.15. Model Pengujian Kedua……… 72

5.1.6. Nilai R Square Pengujian Ketiga……….. 73

5.17. Nilai Hitung Signifikansi Pengujian Ketiga……….. 74

5.18. Model Pengujian Ketiga……… 74

5.19. Ringkasan Uji Hipotesis……… 76


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konseptual……….. 38

4.11. Posisi Angka Durbin Watson ………. 51

5.1. Uji Normalitas Data dengan Grafik Histogram Sebelum Transformasi……… 58

5.2. Uji Normalitas Data dengan Grafik P-P Plot Sebelum Transformasi……… 58

5.3. Uji Normalitas Data dengan Grafik Histogram Setelah Transformasi……… 60

5.4. Uji Normalitas Data dengan Grafik P-P Plot Setelah Transformasi………... 60

5.5. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi……….. 64

5.6. Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi……… 65


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Proses Pengambilan Sampel……… 94

2. Struktur Modal……… 102

3. Profitabilitas……… 103

4. Nilai Pasar terhadap Nilai Buku………. 104

5. Descriptive Statistics……….. 105

6. Descriptive Statistics……… 105


(17)

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 30 perusahaan. Data diperoleh berdasarkan publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Variabel yang digunakan adalah struktur modal sebagai variabel independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen, profitabilitas sebagai variabel intervening. Pengujian hipotesis pertama, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan menggunakan regresi linear sederhana. Pengujian hipotesis kedua, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas menggunakan regresi linear sederhana mengikuti model Baron dan Kenny.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening penuh.

Kata Kunci: Struktur Modal, Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Rasio Hutang terhadap Ekuitas, Rasio Pengembalian Ekuitas, Rasio Nilai Pasar terhadap Nilai Buku.


(18)

ANALYZE THE IMPACT OF CAPITAL STRUCTURE TO FIRM VALUE THROUGH PROFITABILITY AS INTERVENING VARIABLE

AT MANUFACTURING COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the impact of capital structure to firm value through profitability as intervening variable at manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.

Population from this research is all manufacturing company which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2005, 2006, 2007, 2008 and 2009. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 30 company. Data obtained on the basis of the publication of Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Variable used is capital structure as independent variable, firm value as dependent variable, profitability as intervening variable. First Hypothesis examination, influence of capital structure to company value use the simple linear regression. Second Hypothesis examination, influence of capital structure to firm value through profitability use the simple linear regression with Baron and Kenny model.

Result of this research prove that capital structure have an effect on positively and significant to firm value. Capital structure have an effect on to firm value through profitability as full intervening variable.

Keywords: Capital Structure, Firm Value, Profitability, Debt To Equity Ratio, Return of Equity Ratio, Market To Book Value Ratio.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut dikelompokkan menjadi beberapa sub kategori industri. Banyaknya perusahaan dalam industri dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan antar perusahaan.

Persaingan membuat setiap perusahaan berusaha meningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan seperti laba yang tinggi. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaannya adalah mengukur kemampuan struktur modal dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.

Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang optimal mampu menciptakan kondisi keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya. Struktur modal


(20)

telah menjadi salah satu faktor pertimbangan investasi yang cukup penting. Hal ini berkaitan dengan resiko dan pendapatan yang akan diterima investor. Investor memerlukan informasi perusahaan seperti laporan keuangan untuk melihat struktur modal perusahaan. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri disebut sebagai struktur modal (Sutrisno, 2001).

Teori struktur modal menjelaskan tentang pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini menerangkan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan rasio antara hutang dan ekuitas ialah bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan kebijakan pendanaan perusahaan hutang dan ekuitas untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Husnan, 2004).

Struktur keuangan merupakan cara aktiva perusahaan dibelanjai/dibiayai sedangkan struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang, saham preferen/prioritas dan modal saham biasa, (tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek). Struktur modal dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya (Weston dan Brigham, 1985). Struktur modal yang akan memaksimumkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang optimal (Husnan, 2004).

Struktur modal menerangkan sumber pendanaan. Manajer keuangan perlu mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber pendanaan yang akan


(21)

dipilih. Sumber pendanaan di dalam perusahaan dibagi dalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang.

Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih beresiko. Profitabilitas (laba) yang diperoleh perusahaan merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan di masa yang akan datang. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997). Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001). Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar aktiva (Sugihen, 2003).

Tujuan perusahaan untuk jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga nilai buku yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham (Ang, 1997). Nilai perusahaan dapat ditingkatkan melalui kebijakan hutang.


(22)

Besarnya hutang yang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan hutang merupakan penentuan berapa besarnya hutang akan digunakan perusahaan dalam mendanai aktivanya yang ditunjukkan oleh rasio antara total hutang dengan total aktiva. Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru (Brigham dan Gapenski, 1996).

Menurut Babu dan Jain (1998) terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan hutang daripada saham baru, yaitu (1) Adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar adanya hutang baru daripada saham baru. Penerbitan hutang merupakan signal adanya “good news” yaitu manajer lebih yakin atas kinerja perusahaan pada masa mendatang sehingga harga saham meningkat dengan adanya pengumuman kenaikan hutang. Harga saham yang meningkat dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Santika dan Ratnawati (2002) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eli (2008) mengenai pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta menyatakan


(23)

bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) yang membuktikan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya hutang perusahaan akan kewajiban-kewajiban yang harus ditanggung perusahaan seperti beban bunga. Bunga hutang tersebut meningkat lebih besar daripada penghematan pajak yang dapat meningkatkan probabilitas kebangkrutan sehingga menyebabkan persepsi negatif investor. Hal ini akan menurunkan harga saham yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian Modigliani dan Miller (1963) bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.

Selain daripada struktur modal, profitabilitas juga mempengaruhi nilai perusahaan. Teori signaling menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham (Bhattacarya, 1979). Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Profitabilitas (laba) merupakan


(24)

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan pengembalian atas penjualan, laba per lembar saham, pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas (kekayaan bersih).

Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan arus kas masa depan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban terhadap penyandang dana juga merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan teori signaling, peneliti memasukkan profitabilitas sebagai variabel intervening. profitabilitas dianggap mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

Penelitian tentang profitabilitas telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2001) menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilitas suatu perusahaan. Akan tetapi penelitian diatas tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2003) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitiannya adalah struktur modal sangat berpengaruh terhadap profitabilitas karena memang


(25)

struktur modal yang digunakan perusahaan untuk operasional menentukan pencapaian laba yang diinginkan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dengan judul “Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia”. Variabel independen yang digunakannya adalah umur perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa pada tahun 2002 variabel independen yaitu skala perusahaan, penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Pada tahun 2003 variabel independen skala perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan, sedangkan variabel independen lain yaitu umur perusahaan, penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan.

Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soepriyanto dan Suwarti (2004) mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan total hutang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.


(26)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, peneliti banyak melihat pengaruh langsung antara struktur modal terhadap nilai perusahaan seperti pada penelitian Eli (2008) dan Fitri (2010). Di samping itu, penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan juga masih belum menunjukkan hasil yang konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas. Penelitian ini dilakukan karena dalam beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas, struktur modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Namun peran profitabilitas sebagai variabel intervening dalam pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas masih kurang diuji oleh beberapa peneliti.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengemukakan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah profitabilitas dapat memediasi pengaruh antara struktur modal dengan nilai perusahaan?


(27)

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh

struktur modal terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening.

2. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan memberikan informasi terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan struktur modal, profitabilitas yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan melengkapi temuan empiris yang sudah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah pada masa akan datang dan memperkaya khasanah keilmuan pada umumnya.


(28)

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Eli (2008) dengan judul Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Ada di Bursa Efek Indonesia hanya melihat pengaruh langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian Eli (2008), variabel independen adalah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan sementara variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Namun Eli (2008) tidak menguji peranan intervening dalam penelitiannya. Penelitian ini menguji peranan variabel intervening yang dianggap mampu untuk menjelaskan pengaruh tidak langsung antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tinjauan literatur, peneliti menunjukkan bahwa peranan intervening yaitu profitabilitas dalam pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan belum banyak diuji.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan profitabilitas sebagai variabel intervening karena profitabilitas dianggap mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham. Sehingga permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat (Ang, 1997).


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih beresiko. Hingga kini belum ada rumus matematik yang tepat untuk menentukan jumlah optimal dari hutang dan ekuitas dalam struktur modal (Homaifar, 1994). Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

2.1.1. Struktur Modal

Struktur modal adalah pembelanjaan yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, kedua golongan tersebut merupakan dana jangka panjang. Dengan demikian struktur modal hanya merupakan sebagian


(30)

saja dari struktur keuangan. Struktur keuangan mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999). Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti rasio hutang yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005). Menurut Brigham (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu:

1. Stabilitas penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2. Struktur aktiva

Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang.

3. Leverage operasi

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.

4. Tingkat pertumbuhan

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan


(31)

yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang.

5. Profitabilitas

Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi hanya menggunakan hutang yang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.

6. Pajak

Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi.

7. Pengendalian

Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari 50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih hutang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak,


(32)

manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan hutang dapat membawa perusahaan pada resiko kebangkrutan, karena jika perusahaan bangkrut maka para manajer akan mengambil resiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan hutang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen. 8. Sikap manajemen

Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham tinggi daripada struktur modal yang lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tetap.

9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat

Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor penggunaan hutang yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur modalnya dengan memberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.

10. Kondisi pasar

Kondisi di pasar saham dan pasar obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang sangat berpengaruh struktur modal perusahaan yang optimal.


(33)

11. Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan.

12. Fleksibilitas keuangan

Mempertahankan fleksibilitas keuangan, jika dilihat dari sudut pandang operasional berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai.

Berikut ini ada tipe struktur modal yaitu: 1. Teori trade off

Sejumlah pendapat terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan

Teori trade off dari Hutang”. Perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dan utang dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham, 2001). Biaya dari hutang dihasilkan dari:

(1) Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan.

(2) Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan.

(3) Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006). Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari kesulitan keuangan dan nilai sekarang biaya keagenan dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan yang memiliki hutang (Sartono, 2001). Teori ini menganggap bahwa


(34)

penggunaan hutang 100 persen sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak hutang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan meningkatnya hutang, maka semakin tinggi probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan hutang yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya. Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan dapat mencapai 20 persen nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal:

(1) Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, pengacara, dan lainnya yang sejenis.

(2) Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal.

2. Teori pecking order

Pandangan alternatif mengenai cara manajer mendanai anggaran modal perusahaannya yang dikenal dalam literatur ekonomi keuangan sebagai “Teori

pecking order. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih

membelanjai perusahaan dengan dana internal yaitu yang berasal dari laba ditahan dan depresiasi aliran kas (Ekawati, 2004). Teori struktur modal pecking order diringkaskan dalam 4 bagian di bawah ini:

a. Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi.

b. Perusahaan lebih menyukai dana internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.


(35)

c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih menerbitkan sekuritas hutang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.

d. Dengan semakin banyaknya dana eksternal yang dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapatan pecking order akan diikuti. Ini berarti lebih menyukai utang yang berisiko artinya pada konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.

3. Teori arus kas bebas

Jensen dalam Keown (2000) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut: “arus kas bebas adalah arus kas lebih yang dibutuhkan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai sekarang neto saat didiskonto pada biaya model yang relevan”. Jensen lalu mengemukakan arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk bukan demi kepentingan pemegang saham biasa perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas dan bermain dengannya, bukan mengolahnya misalnya menjadi pembayaran dividen tunai yang lebih tinggi.

4. Signaling theory

Signaling theory mendasarkan pada asumsi bahwa manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai kesempatan investasi perusahaannya daripada investor dan tindakan manajer didasarkan pada kepentingan terbaik untuk para pemegang saham yang ada (Myers, 1984). Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan


(36)

petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Ada informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi tersebut sehingga terdapat informasi yang tidak simetri (asymmetric information) antara manajer dan pemegang saham. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Dengan kata lain, perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal, dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar (Mamduh, 2004).

2.1.2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004). Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Suharli (2006) secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah:

a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.

b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.


(37)

d. Pendekatan aktiva anatara lain metode penilaian aktiva. e. Pendekatan harga saham.

f. Pendekatan Economic Value Added (EVA).

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Jika perusahaan berjalan lancar maka nilai saham perusahaan akan semakin meningkat, namun nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak berpengaruh. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya. Ia menambahkan dalam neraca keuangan, ekuitas menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai pasar dapat menjadi ukuran nilai perusahaan. Penilaian nilai perusahaan tidak hanya mengacu pada nilai nominal. Menurutnya kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan. Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi. Tetapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai nominalnya tetap.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Tandellin (2001) mengatakan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya.


(38)

Dalam penelitian ini nilai perusahaan pasar diukur dengan rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku adalah rasio dari nilai pasar per lembar saham biasa atas nilai buku per lembar ekuitas. Indikator ini menghubungkan nilai pasar sekarang atas dasar per lembar saham terhadap nilai buku modal pemilik yang dinyatakan dalam neraca. Nilai buku per lembar saham mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu aktiva. Sedangkan nilai pasar per lembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, di mana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat di pasar, suasana psikologis yang ada di pasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik dan sebagainya (Helfert, 1997).

2.1.3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Chen, 2004). Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) profitabilitas merupakan gambaran dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.


(39)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptkan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Analisis profitabiltas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan laba suatu perusahaan. Riyanto (1999) menjelaskan bahwa: “Analisis profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba pada periode tertentu yang diukur melalui rasio-rasio profitabilitas”. Brigham (2001) menghasilkan rasio-rasio profitabilitas sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin

2. Net Profit Margin

3. Return on Investment

4. Return on Equity

5. Earning Power

Berikut ini rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi yaitu: 1. Pengembalian atas investasi (ROI). Rasio ini membandingkan laba setelah pajak


(40)

2. Pengembalian atas ekuitas (ROE). Pengeambalian atas ekuitas atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

3. Rentabilitas ekonomi. Rasio ini disebut juga earning power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio ini dihitung dengan membagi laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak) dengan total aktiva.

Pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga pengembalian atas ekuitas ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2000). Pengembalian atas ekuitas merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka pengembalian atas ekuitas berhasil dicapai. Semakin besar pengembalian atas ekuitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

Sartono (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Ang (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.


(41)

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rasio pengembalian atas ekuitas karena rasio ini sangat berhubungan dengan struktur modal yang digunakan perusahaan, baik dipengaruhi oleh proporsi hutang jangka panjang atau modal sendiri. Lukman (1998) menyatakan bahwa pengembalian atas ekuitas merupakan suatu pengukuran dari income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.

2.1.4. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan

Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara modal asing jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar cenderung untuk menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tak berwujud dalam jumlah besar meskipun memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Ini mudah dipahami karena sulit untuk memperkirakan tampilan perusahaan yang hanya memiliki goodwill, sementara tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup.

Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Driffield (2007) dalam


(42)

penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap hutang dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di Thailand. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan kata lain terdapat trade off biaya dan manfaat biaya atas penggunaan hutang. Semakin besar proporsi hutang akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh tetapi semakin besar juga biaya kebangkrutan yang mungkin timbul.

Jensen (1986) menyatakan bahwa dengan adanya hutang akan dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan arus kas bebas secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham. Menurut Gitosudarmo (2002) aturan struktur finansial konservatif menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dapat diartikan bahwa sebanyak-banyaknya modal asing harus sama besar dengan modal sendiri. Sedangkan menurut konsep cost of capital, perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. Hal ini berarti bahwa untuk


(43)

meminimumkan biaya modal rata-rata atau mengoptimalkan nilai perusahaan tidak seharusnya didasarkan pada komposisi jumlah modal asing lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.

Ross (1977) mengembangkan model di mana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Apabila manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin agar harga saham meningkat, perusahaan ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer dapat menggunakan hutang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya. Hal ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Dasar pertimbangannya adalah penambahan hutang menyebabkan keterbatasan arus kas dan meningkatnya biaya-biaya beban keuangan sehingga manajer hanya akan menerbitkan hutang baru yang lebih banyak apabila mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau sinyal positif.

2.1.5. Struktur Modal dan Profitabilitas

Secara garis besar bahwa analisis profitabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan laba suatu perusahaan. Struktur modal dapat juga dihubungkan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Husnan (2004) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jika


(44)

perusahaan memutuskan menetapkan struktur modal dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas.

Sartono (2001) menjelaskan bahwa pengembalian atas ekuitas atau return on net worth yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang semakin besar maka rasio pengembalian atas ekuitas juga semakin besar. Jika rasio pengembalian atas ekuitas besar maka menunjukkan struktur modal (penggunaan hutang) perusahaan lebih besar untuk menghasilkan laba perusahaan. Maka bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham lebih besar karena tidak ada tambahan pemegang saham baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan hutang akan semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi rasio hutang terhadap ekuitas maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001).

Profitabilitas dapat diukur melalui pengembalian atas ekuitas (Return on Equity). Pengembalian atas ekuitas berguna untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diberikan oleh perusahaan untuk untuk setiap Rupiah modal dari pemilik. Pengembalian atas ekuitas menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan pengembalian pada pemegang saham, semakin tinggi rasio


(45)

pengembalian atas ekuitas akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Tingkat profitabilitas dapat digambarkan dengan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan hal ini dapat meminimumkan biaya modal dan penggunaan hutang dan modal sendiri dalam struktur modal. Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat pengaruh pengungkit keuangan (financial leverage) dan dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu rasio hutang dan rasio hutang-ekuitas/hutang jangka panjang (Warsono, 2003).

Pengungkit keuangan (financial leverage) menunjukkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aktiva. Rasio ini bertujuan untuk mengamati seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar (asing) dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri lebih besar dari hutang. Selain itu, perusahaan harus dapat mengatur batas perimbangan antara besarnya modal sendiri dengan aktiva yang harus dibelanjai oleh modal tersebut.

Harahap (2003) dalam Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Pulp and Paper yang Masuk Pasar Modal Indonesia, menyatakan ada tiga kemungkinan keadaan ekonomi yang dapat mempengaruhi rentabilitas modal sendiri, yaitu:

a. Jika rentabilitas ekonomi lebih besar dari tingkat bunga.

Pada kondisi ini financial leverage akan mendorong peningkatan rentabilitas modal sendiri yang besar dibanding jika tidak ada financial leverage. Hal ini


(46)

berarti dalam keadaan rentabilitas ekonomi lebih besar dari tingkat bunga, makin tinggi leverage-nya, sehingga memperbesar tingkat rentabilitas modal sendiri. Sehingga penggunaan hutang pada kondisi ini akan menguntungkan, karena penggunaan hutang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari beban bunga yang timbul dari penggunaan hutang itu sendiri. Kondisi ini akan menguntungkan bagi pemegang saham.

b. Jika rentabilitas ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga. Pada kondisi ini keberadaan financial leverage justru akan menekan rentabilitas modal sendiri, artinya makin tinggi tingkat financial leverage akan memperkecil rentabilitas modal sendiri. Hal ini disebabkan penggunaan hutang tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar beban tetap dari penggunaan hutang itu sendiri. Kondisi ini akan merugikan para pemegang saham, sebab bagian laba yang diterima menjadi kecil.

c. Jika rentabilitas ekonomi sama dengan tingkat bunga. Pada kondisi ini perubahan financial leverage tidak akan mempengaruhi tingkat rentabilitas modal sendiri. Karena besarnya hasil dari penggunaan hutang sama dengan beban tetap yang ditimbulkan oleh pengunaan hutang tersebut. Sehingga hasil dari penggunaan hutang seluruhnya hanya cukup untuk membayar beban tetap dari penggunaan hutang tersebut.

2.1.6. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas yaitu Pengembalian atas ekuitas (Return on


(47)

equity/ROE) yang merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik saham. Suatu angka pengembalian atas ekuitas yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah menarik dana baru, memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.

Signaling Theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Soliha dan Taswan (2002) berpendapat bahwa profit yang tinggi memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat mendorong investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Apabila suatu perusahaan dapat menciptakan profitabilitas yang baik, maka perusahaan tersebut akan memiliki prospek yang baik pada masa yang akan datang. Perusahaan yang dapat menghasilkan profit yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan yang bagus. Hal ini akan direspon positif oleh investor yang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Laba perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus pada masa mendatang (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Prospek yang bagus tersebut akan direspon positif oleh investor.


(48)

Respon positif dari investor akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Leverage keuangan merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan pendapatan per lembar saham. Apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, maka leverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan pengembalian ini juga meningkat. Begitu juga sebaliknya bila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil dari biaya hutang, maka leverage akan mengurangi hasil pengembalian modal (Irawati, 2006).

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage dapat meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Nilai suatu perusahaan selain diukur dari tinggi rendahnya harga jual saham di pasar, juga dapat diukur dari tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas, yang selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Hal ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membagikan laba yang diperoleh kepad apara pemegang saham (pemilik perusahaan). tingkat profitabilitas tersebut dapat mencerminkan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan dividen. Peningkatan dividen dapat meminimumkan biaya modal.


(49)

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian tentang nilai perusahaan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian-penelitian tersebut antara lain: Wahyudi dan Hartini (2004) dengan judul “Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening”. Sampel penelitiannya dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah RI. Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur dengan price book ratio. Variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen. Untuk melihat pola hubungan yang mengungkap pengaruh seperangkat variabel terhadap variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pola hubungan dianalisis dengan menggunakan path analysis. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasnawati (2005) dengan judul “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun 2001 dan diperoleh populasi adalah


(50)

259 perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan price book value. Variabel indepenen adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan.

Solihah dan Taswan (2002) dengan judul “Pengaruh Kebijaksanaan Hutang terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Sampel mengunakan metode purposive sampling pada penelitian ini yaitu sebesar 95 perusahaan manufaktur yang telah go publik sejak tahun 1993 hingga tahun 1997. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasil pengujian terhadap variabel dependen kebijakan hutang (leverage ratio) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan, insider ownership berpengaruh positif tidak signifikan. Sementara itu kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Masdar Mas’ud (2008) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubungannya terhadap Nilai Perusahaan pada


(51)

Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sampel mengunakan metode purposive sampling pada penelitian ini yaitu sebesar 147 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2001 hingga tahun 2005. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value. Variabel independen terdiri dari kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan. Hasilnnya menunjukkan bahwa profitability, size, growth opportunity, asset structure, cost of financial distress, berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

Sugihen (2003) pengaruh struktur modal terhadap produktivitas aktiva dan kinerja keuangan serta nilai perusahaan industri manufaktur terbuka di Indonesia. Perusahaan yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai tahun 2005. Jumlah sampel adalah 98 perusahaan. Variabel dependen adalah produktivitas aktiva yang diukur dengan menggunakan market to book value of equity dan market to book ratio. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan return on asset dan basic earning power. Variabel independen adalah struktur modal dengan menggunakan equity to asset ratio, debt to asset ratio, aktivitas investasi diukur dengan menggunakan account receivable turnover dan inventory turnover dan fixed asset turnover, aktivitas operasi diukur dengan menggunakan gross profit margin dan operating profit margin


(52)

dan net profit margin. Pemodelnya dilakukan dengan Structural Equation Model terdiri dari model pengukuran dan model struktural. Hasilnya bahwa struktur modal secara langsung tidak berpengaruh positif terhadap aktivitas investasi, struktur modal secara langsung berpengaruh positif terhadap aktivitas operasi. Struktur modal secara tidak langsung berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja keuangan melalui aktivitas operasi, produktivitas aktiva. struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negatif terhadap nilai perusahaan.

Eli Safrida (2008) Pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 sampai tahun 2006. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling method dengan jumlah sampel sebesar 45 perusahaan. Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan market to book value. Variabel independen adalah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan. Pengujian hipotesis dialakukan dengan menggunakan regresi linier. Hasilnya adalah bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(53)

Tabel 2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama dan Tahun

Penelitian

Topik Variabel yang Digunakan Hasil yang Diperoleh

Wahyudi dan

Hartini (2004)

Implikasi struktur

kepemilikan terhadap

nilai perusahaan dengan

keputusan keuangan

sebagai variabel

intervening pada

perusahaan yang go

public yang terdaftar

pada Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur dengan price book ratio. Variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional,

keputusan pendanaan,

keputusan investasi, dan

kebijakan dividen.

Variabel intervening adalah keputusan keuangan.

Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan

investasi dan keputusan

pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasnawati (2005)

Implikasi keputusan

investasi, pendanaan,

dan dividen terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan price book

value.

Variabel indepenen adalah

keputusan investasi,

keputusan pendanaan,

kebijakan dividen.

Secara parsial keputusan

investasi, pendanaan dan

kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan

dividen dan keputusan

pendanaan. Solihah dan

Taswan (2002)

Pengaruh kebijaksanaan hutang terhadap nilai

perusahaan serta

beberapa faktor yang mempengaruhinya pada

perusahaan yang go

public di Bursa Efek

Jakarta.

Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price

book value.

Variabel independen terdiri

dari kebijakan hutang,

insider ownership,

profitabilitas perusahaan,

ukuran perusahaan.

Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Masdar Mas’ud

(2008)

Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

struktur modal dan

hubungannya terhadap

nilai perusahaan pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen adalah struktur modal dan nilai perusahaan.

Variabel independen adalah

profitability, size, growth opportunity, asset structure, cosat of financial distress, tax shields effects, struktur

modal.

Profitability, size, growth

opportunity, asset structure, cost of financial distress,

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.


(54)

Sugihen (2003) Pengaruh struktur modal

terhadap produktivitas

aktiva dan kinerja

keuangan serta nilai

perusahaan industri

manufaktur terbuka

di Indonesia.

Variabel dependen adalah produktivitas aktiva yang diukur dengan menggunakan

market to book value of equity (MVE) dan market to book ratio (MBR). Kinerja

keuangan diukur dengan

menggunakan return on

asset (ROA) dan basic earning power (BEP).

variabel independen adalah

struktur modal dengan

menggunakan equity to

asset ratio (EAR), debt to asset ratio (DAR), aktivitas

investasi diukur dengan

menggunakan account

receivable turnover (ART)

dan inventory turnover (ITO) dan fixed asset turnover

(FAT), aktivitas operasi

diukur dengan menggunakan

gross profit margin (GPM)

dan operating profit margin (OPM) dan net profit margin (NPM).

Struktur modal secara langsung

tidak berpengaruh positif

terhadap aktivitas investasi,

struktur modal secara langsung

berpengaruh positif terhadap

aktivitas operasi. Struktur modal

secara tidak langsung

berpengaruh positif signifikan

terhadap variabel kinerja

keuangan melalui aktivitas

operasi, produktivitas aktiva.

struktur modal berpengaruh

tidak langsung dan negatif

terhadap nilai perusahaan.

Eli Safrida (2008)

Pengaruh struktur modal

dan pertumbuhan

perusahaan terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur

menggunakan market to

book value

variabel independen adalah

struktur modal dan

pertumbuhan perusahaan.

Struktur modal berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan

secara bersama-sama

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan.


(55)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan (Irawati, 2006). Dalam kaitannya dengan struktur modal, dalam memperoleh sumber dana yang bersangkutan, nilai perusahaan bisa diukur dengan harga saham di pasar serta besarnya keuntungan (profitabilitas) yang diperoleh perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Oleh sebab itu biasanya seorang kreditur atau investor akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas, sebab analisa profitabilitas berguna untuk mengetahui seberapa besar hasil yang akan didapat dari investasinya dan juga dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Signaling Theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara resiko dengan tingkat pengembalian (Brigham, 2001). Perusahaan yang menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham beta memperbesar tingkat pengembalian investasi. Biaya modal rata-rata tertimbang dapat diminimumkan akibat penggunaan hutang dalam pendanaan (Keown, 2000). Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu sebagaimana yang telah


(56)

diuraikan, maka peneliti membuat kerangka konseptual seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini:

H2 H2

H1

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada Gambar 3.1, menunjukkan bahwa struktur modal merupakan variabel independen dengan indikatornya adalah rasio hutang terhadap ekuitas. Nilai perusahaan sebagai variabel dependen dengan indikatornya rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Profitabilitas sebagai variabel intervening dengan indikatornya pengembalian atas ekuitas. Variabel intervening berfungsi untuk memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel intervening berfungsi untuk menjelaskan sifat hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaanya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran

Profitabilitas (Z)

Struktur Modal (X)

Nilai Perusahaan (Y)


(1)

132 Schering Plough Indonesia Tbk

-

-

133 Bristol Myers Squibb Ina Tbk (PS)

-

-

134 Kedaung Indah Can Tbk

-

-

135 Langgeng Makmur Ind Tbk

-

-

136 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

-

-

137 Itamaraya Gold Industry Tbk

-

-

138 Tunas Alfin Tbk

-

-


(2)

Lampiran 2. Struktur Modal

NO KODE 2005 2006 2007 2008 2009

1 AQUA 0.78 0.77 0.74 0.71 0.73

2 ASII 1.11 1.41 1.17 1.21 1.00

3 AUTO 0.71 0.57 0.48 0.45 0.39

4 BATA 0.73 0.43 0.60 0.47 0.38

5 HMSP 1.55 1.21 0.94 1.00 0.69

6 INTP 0.87 0.59 0.44 0.33 0.24

7 LION 0.23 0.25 0.27 0.26 0.19

8 LMSF 0.99 0.86 1.16 0.64 0.83

9 MERK 0.21 0.20 0.18 0.15 0.23

10 MLBI 1.52 2.08 2.14 1.73 8.44

11 MYOR 0.61 0.58 0.73 1.32 1.03

12 SMGR 0.61 0.35 0.27 0.30 0.26

13 SMSM 0.61 0.53 0.65 0.62 0.80

14 SQBI 0.63 0.59 0.43 0.37 0.21

15 TCID 0.19 0.11 0.08 0.12 0.13

16 TOTO 2.93 2.24 1.88 1.84 0.91

17 TSPC 0.26 0.23 0.26 0.29 0.34

18 UNVR 0.76 0.95 0.98 1.10 1.02

19 ARNA 1.10 1.50 1.68 1.58 1.38

20 BTON 0.12 0.31 0.35 0.28 0.08

21 DLTA 0.32 0.31 0.29 0.34 0.27

22 DVLA 0.41 0.35 0.21 0.26 0.41

23 INDF 2.13 2.33 2.61 3.11 2.45

24 JPFA 7.67 4.85 3.90 3.28 1.76

25 JPRS 0.25 0.06 0.22 0.48 0.30

26 SRSN 1.47 1.06 0.79 1.04 0.89

27 SKLT 5.71 4.59 0.90 1.00 0.73

28 RDTX 0.24 0.57 0.56 0.35 0.22

29 UNTR 1.58 1.44 1.26 1.05 0.76


(3)

Lampiran 3. Profitabilitas

NO KODE 2005 2006 2007 2008 2008

1 AQUA 0.16 0.11 0.13 0.14 0.15

2 ASII 0.27 0.17 0.24 0.28 0.25

3 AUTO 0.18 0.15 0.20 0.21 0.24

4 BATA 0.14 0.11 0.17 0.58 0.18

5 HMSP 0.52 0.62 0.45 0.48 0.49

6 INTP 0.13 0.10 0.14 0.21 0.26

7 LION 0.14 0.14 0.15 0.19 0.15

8 LMSH 0.19 0.11 0.20 0.24 0.06

9 MERK 0.32 0.37 0.32 0.30 0.41

10 MLBI 0.38 0.37 0.43 0.65 3.24

11 MYOR 0.05 0.10 0.13 0.16 0.24

12 SMGR 0.23 0.24 0.27 0.31 0.33

13 SMSM 0.16 0.15 0.17 0.17 0.27

14 SQBI 0.09 0.33 0.33 0.44 0.50

15 TCID 0.20 0.16 0.17 0.14 0.14

16 TOTO 0.29 0.28 0.18 0.17 0.35

17 TSPC 0.17 0.14 0.13 0.14 0.15

18 UNVR 0.66 0.73 0.73 0.78 0.82

19 ARNA 0.21 0.15 0.19 0.19 0.19

20 BTON 0.07 0.03 0.26 0.38 0.15

21 DLTA 0.14 0.10 0.10 0.16 0.21

22 DVLA 0.18 0.13 0.11 0.14 0.13

23 INDF 0.13 0.03 0.14 0.12 0.20

24 JPFA 0.11 0.40 0.23 0.23 0.39

25 JPRS 0.21 0.15 0.19 0.18 0.01

26 SRSN 0.17 0.15 0.14 0.04 0.12

27 SKLT 4.44 0.20 0.06 0.04 0.11

28 RDTX 0.07 0.10 0.09 0.13 0.19

29 UNTR 0.26 0.20 0.26 0.24 0.28


(4)

Lampiran 4. Nilai Pasar terhadap Nilai Buku

NO KODE 2005 2006 2007 2008 2009

1 AQUA 2.05 3.24 3.36 2.87 4.91

2 ASII 2.02 2.84 4.10 1.29 3.52

3 AUTO 1.32 1.21 1.13 1.02 1.38

4 BATA 1.07 0.96 1.44 0.98 1.55

5 HMSP 8.53 7.47 7.77 4.41 4.36

6 INTP 2.32 3.51 4.36 1.99 4.72

7 LION 0.77 0.76 0.64 0.79 0.48

8 LMSH 0.86 0.69 0.69 0.91 0.58

9 MERK 3.02 3.80 4.20 2.43 5.06

10 MLBI 4.62 5.84 5.86 3.03 35.45

11 MYOR 0.70 1.28 1.24 0.70 2.18

12 SMGR 2.35 3.92 0.50 0.31 4.39

13 SMSM 1.07 1.12 1.28 1.71 2.17

14 SQBI 3.57 3.94 3.80 2.25 4.81

15 TCID 1.39 2.07 2.26 1.35 1.85

16 TOTO 1.38 1.16 1.25 1.09 0.80

17 TSPC 1.42 2.09 1.60 0.81 1.36

18 UNVR 15.01 21.26 19.13 19.20 22.77

19 ARNA 1.52 1.16 1.49 1.26 0.80

20 BTON 1.45 1.40 0.97 1.09 0.77

21 DLTA 1.42 0.83 0.56 0.62 1.68

22 DVLA 1.08 2.05 1.94 1.06 1.54

23 INDF 1.74 2.96 3.38 0.96 3.07

24 JPFA 0.98 0.95 1.45 0.42 1.38

25 JPRS 0.73 1.33 1.21 0.46 0.73

26 SRSN 4.61 4.87 11.64 3.09 1.85

27 SKLT 13.38 8.36 0.54 0.62 0.91

28 RDTX 0.76 0.76 0.47 0.81 0.71

29 UNTR 2.55 4.07 5.42 1.32 3.72


(5)

Lampiran 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SM 150 .06 8.44 .9917 1.22996

PROFIT 150 .01 4.44 .2759 .44760

NP 150 .31 35.45 3.1173 4.58269

Valid N (listwise) 150

Lampiran 6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LnSM 150 -2.81 2.13 -.4672 .93227

LnPROFIT 150 -4.61 1.49 -1.6340 .73485

LnNP 150 -1.17 3.57 .6385 .90251

Valid N (listwise) 150

Lampiran 7

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .573a .329 .320 .74444

a. Predictors: (Constant), LnPROFIT, LnSM b. Dependent Variable: LnNP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.752 .149 11.785 .000

LnSM .129 .068 .133 1.900 .059

LnPROFIT .645 .086 .525 7.512 .000


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

3 23 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 9 12

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 4

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

1 PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 103