Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Oreocrhomis niloticus dengan Pemberian Tepung Kayu Manis Cinnamomum burmannii Chapter III V

13

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei
2016. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Laboratorium Fisiologi Hewan, Departemen Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 unit akuarium ukuran 60 x 45 x
45 cm3, aerator, pH meter, DO meter, termometer, timbangan digital, selang sifon,
ember, alat tulis, kamera digital, alat bedah, split,

tanggok kecil, cok sambung,

blender, wadah pengering, gelas ukur, ember, penggaris, selang air, dan terpal
berwarna hitam.
Bahan yang digunakan adalah 40 ekor bibit ikan nila dengan bobot 20-50

g, tagging (alat penanda), pakan buatan berupa pelet apung, kertas milimeter,
kertas label, tissue gulung, alkohol 70%, air PDAM yng telah diendapkan selama
1 malam, aquadest dan kayu manis Cinamomum burmannii.

3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental
yang telah dimodifikasi (Barus et al., 2014). Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan, dan 10 kali ulangan yang telah dimodifikasi. Adapun perlakuan dalam
penelitian ini adalah :
1) Perlakuan S0: Tanpa tepung kayu manis (Kontrol)
2) Perlakuan S1: Pemberian tepung kayu manis 0,5%
3) Perlakuan S2: Pemberian tepung kayu manis 1%
4) Perlakuan S3: Pemberian tepung kayu manis 1,5%

Universitas Sumatera Utara

14


3.3.2. Persiapan Ikan Uji (Aklimatisasi)
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini ikan nila dengan bobot 20-50 g
(dengan umur relatif sama). Sebelum ikan dimasukan ke dalam wadah uji, ikan
terlebih dahulu diaklimatisasi selama satu minggu. Selama aklimatisasi ikan uji
diberi perlakukan sama seperti pemberian pakan pelet.

3.3.3. Persiapan Pakan
Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan buatan pelet ikan nila yang
dicampur dengan tepung kayu manis sesuai dengan perlakuan. Pakan yang
digunakan untuk kontrol tidak mengandung tepung kayu manis. Sedangkan dosis
0,5% mengandung 0,5 g tepung kayu manis dan 100 g pakan, dosis 1%
mengandung 1 g tepung kayu manis dan 100 g pakan dan 1,5 % mengandung 1,5
g tepung kayu manis dan 100 g pakan. Adapun tahapan pencampuran kayu manis
dalam pakan ialah :
Tepung kayu manis sesuai dosis terlebih dahulu dicampur dengan progol
(2-3 g/kg pakan) yang berfungsi sebagai perekat pakan dan tepung kayu manis
dalam satu wadah dan diaduk sampai merata. Kemudian, tepung kayu manis yang
telah diaduk merata dengan progol diberi air dengan dosis 150 ml/kg pakan.
Selanjutnya, pakan (pelet) dituang ke dalam wadah tepung kayu manis bersama
progol yang telah dilarutkan dalam air. Lalu diaduk campuran tersebut, sampai

seluruh tepung kayu manis lengket merata pada pakan. Jika seluruh tepung kayu
manis sudah lengket kemudian dikering anginkan campuran tersebut sampai
kering selama 60 menit. Jika selama pengeringan terjadi perubahan warna dan
bau maka pakan tersebut dibuang dan harus dibuat kembali.

3.3.3. Perlakuan Ikan
Wadah yang digunakan adalah akuarium berjumlah 4 buah berukuran 60 x 45 x
45 cm3. Akuarium dicuci menggunakanair mengalir kemudian disemprot alkohol
dan dikeringanginkan. Setelah itu, akuarium diisi dengan air sekitar 65% dari
volumenya dan diberi aerator sebagai penyuplai oksigen. Setelah aklimatisasi,
ikan ditebar sebanyak 10 ekor per akuarium/media uji. Pengamatan dilakukan

Universitas Sumatera Utara

15

setiap 10 hari sejak ikan uji dimasukan kedalam media. Pengamatan dilakukan
selama 60 hari.
Ikan diaklimatisasi terlebih dahulu terhadap media budidaya. Setelah masa
aklimatisasi selesai, ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk

menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan. Kemudian ikan ditimbang,
ukur panjang dan difoto lalu dimasukkan ke dalam akuarium.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari dengan pemberian pakan
sebanyak dua kali sehari yakni pada jam 10.00 dan 15.00 WIB pada masingmasing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan sama yaitu 3% dari
bobot berat ikan, yang membedakan hanya perlakuannya.
Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan penyifonan setiap hari.
Jumlah volume air yang disifon sebanyak 10% dari wadah pemeliharaan. Kualitas
sebagai pendukung yang diukur adalah suhu, pH dan oksigen terlarut (DO).
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 1 minggu sekali.

3.3.4 Pengamatan Hasil
Pengamatan dilakukan setiap 10 hari sekali selama 60 hari pemeliharaan.
Pengamatan hasil meliputi: laju pertumbuhan, sintasan, panjang, bobot ikan, total
bobot, berat ikan dan konsumsi pakan.

3.3.4.1. Pengukuran Panjang Ikan
Pengukuran panjang meliputi panjang total ikan dari ujung mulut sampai ujung
ekor ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan meteran berskala millimeter.
Perhitungan panjang dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (1979), yaitu:
Pm = Pt – P0

Keterangan :
Pm : Pertumbuhan panjang mutlak ikan (cm)
Pt : Panjang ikan pada waktu ke-t (cm)
P0 : Panjang ikan pada waktu ke-0 (cm)

Universitas Sumatera Utara

16

3.3.4.2 Pengukuran Berat Ikan
Pertambahan berat dihitung dengan rumus Effendie (1979), yaitu:

Wm = Wt – W0
Keterangan :
Wm
Wt
W0

: Pertambahan berat mutlak ikan (g)
: Berat ikan pada waktu ke-t (g)

: Berat ikan pada waktu ke-0 (g)

3.3.4.3 Bobot Rata-rata
Untuk menghitung bobot rata-rata ikan digunakan rumus:
Wt (gr/ekor)=
Wt
Nt

: Bobot total ikan saat akhir
: Jumlah ikan saat akhir
(Efendie, 2002)

3.3.4.4. Laju Pertumbuhan Berat Spesifik (Specific Growth Rate)
SGR = [(

Keterangan

:

Wt

Wo
t
SGR

)- 1] × 100%

: Bobot pada waktu akhir penelitian (gram)
: Bobot pada waktu awal penelitian (gram)
: Waktu pemeliharaan (bulan)
: Laju pertumbuhan bobot spesifik
(Huisman, 1988)

3.3.4.5 Laju Pertumbuhan Panjang Spesifik (Specific Length Rate)
SGR = [(

Keterangan

:

Lt

Lo
t
SGR

)- 1] × 100%

: Panjang pada waktu akhir penelitian (cm)
: Panjang pada waktu awal penelitian (cm)
: Waktu pemeliharaan (bulan)
: Laju pertumbuhan panjang spesifik
(Huisman, 1988)

Universitas Sumatera Utara

17

3.3.4.6 Kelangsungan Hidup
Untuk mengetahui kelangsungan hidup ikan uji digunakan rumus sebagai berikut :
SR =


×100%

Dimana :
SR
Nt
No

: Kelangsungan Hidup ikan uji %
: Jumlah Ikan uji padan akhir penelitian (ekor)
: Jumlah ikan uji pada awal penelitian (ekor)
(Effendie, 1979)

3.3.4.8 Efisiensi Pakan Ikan
Efesiensi pemberian pakan dihitung dari persentase jumlah biomassa ikan
yang dihasilkan dibandingkan dengan jumlah pakan yang diberikan. Efesiensi
pakan dihitung dengan menggunakan rumus

EP =

Keterangan : EP

Bt
B0
Bd
F

× 100%

: Efesiensi Pakan
: Bobot pada akhir penelitian (gram)
: Bobot pada awal penelitian (gram)
: Bobot ikan yang mati (gram)
: Banyaknya pakan yang diberikan (gram)
(Takeuchi, 1988)

3.3.4.9 Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati mencakup kadar oksigen terlarut
(Dissolved Oxygen), suhu, dan pH. Pengamatan dilakukan sebanyak satu kali
dalam setiap pengamatan pengamatan terhadap ikan dengan mengambil sampel
air dari setiap perlakuan. Pengamatan kualitas iar dilakukan pada saat pagi hari.


Universitas Sumatera Utara

18

3.3.5 Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antar perlakuan, dan jika ada perlakuan mana
yang berbeda dan dilanjutkan dengan uji duncan. Data yang didapatkan akan
ditabulasikan dan dianalisis dengan program SPSS ver 22.0 digunakan untuk
menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
survival rate ikan nila.

Universitas Sumatera Utara

19

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertambahan Panjang dan Berat Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh pertambahan panjang dan berat
ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan pemberian konsentrasi perlakuan tepung
kayu manis yang bervariasi yaitu kontrol, 0,5%, 1%, dan 1,5% selama 60 hari
seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pertambahan panjang rata-rata ikan nila selama pengamatan
dengan pemberian tepung kayu manis
Pengamatan hari ke- (cm)
no
perlakuan
10
20
30
40
50
1
Kontrol
0,28
0,94
1,61
2,71
3,94
2
Konsentrasi 0,5 %
0,53
1,1
1,71
2,55
3,96
3
Konsentrasi 1%
0,6
0,65
1,26
2,1
3,01
4
Konsentrasi 1,5%
0,29
0,46
1,08
1,82
2,56

60 hari

60
4,61
5,13
3,68
3,15

Hasil pada Tabel 1 terlihat bahwa penambahan panjang ikan nila sejak
awal sampai akhir waktu pengamatan yang tertinggi diperoleh pada perlakuan
dengan konsentrasi 0,5% yaitu 5,13 cm, sedangkan penambahan panjang yang
terendah diperoleh pada perlakuan konsentrasi 1,5% yaitu 3,51 cm. Ikan yang
mengalami pertambahan panjang dikarena dengan adanya campuran tepung kayu
manis memberikan kelebihan nutrisi pada pakan sehingga nutrisi yang diperoleh
dari kayu manis digunakan untuk pertumbuhan ikan. Perlakuan konsentrasi 1%
dan 1,5% tidak mengalami pertambahan yang tinggi dikarenakan pakan yang
dicampur kayu manis pada konsentrasi yang tinggi mengalami perubahan aroma
sehingga ikan cenderung tidak memakan pakan yang diberikan. Ikan yang
dipelihara pada konsentrasi 0,5% sangat aktif diberikan pakan karena pakan pada
konsentrasi 0,5% tidak mengalami perubahan aroma pakan.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dalam dan
faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah faktor keturunan antara lain sex dan
umur. Faktor luar meliputi kualitas air (pH, DO, suhu, amonia, dan salinitas) serta
parasit dan penyakit (Effendi, 1997).

Universitas Sumatera Utara

20

Pertumbuhan benih ikan terjadi akibat adanya asupan makanan yang
masuk kedalam tubuh dan diubah menjadi energi untuk aktivitas dan
metabolisme. Ukuran bukaan mulut akan menjadi salah satu faktor mudah
tidaknya proses masuk makanan ke dalam tubuh. Ukuran makanan ikan yang
lebih besar dari bukaan mulut akan menyebabkan kemampuan memakan makanan
akan terhambat dan pertumbuhan pun akan terhambat (Effendi 1997).

Tabel 2. Pertambahan rata-rata berat ikan nila selama pengamatan 60 hari Dengan
pemberian tepung kayu manis
Pengamatan hari ke- (g)
No
Perlakuan
10
20
30
40
50
60
1 Kontrol
1,27
1,58
3,73
6,43
9,55 13,06
2 Konsentrasi 0,5 %
2,22
2,54
5,55
8,9
13,01 16,58
3 Konsentrasi 1%
3,52
4,01
4,51
7,11
9,88 12,68
4 Konsentrasi 1,5
2,12
4,09
4,23
6,91
10,11 11,91
Hasil pada Tabel 2 terlihat bahwa penambahan berat ikan nila sejak awal
sampai akhir waktu pengamatan yang tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan
konsentrasi 0,5% yaitu 16,58 gram, sedangkan penambahan berat yang terendah
pada perlakuan dengan konsentrsi 1,5%

yaitu 11,91 gram. Penurunan dan

penambahan berat ikan disebabkan ikan mempunyai kemampuan merespon yang
berbeda-beda terhadap pemberian pakan dengan campuran kayu manis pada
konsentrasi tertentu karena pakan mengalami perubahan aroma sehingga ikan
cenderung tidak memakan pakan. Faktor eksternal seperti faktor fisik kimia air
juga mempengaruhi pertumbuhan ikan, dikarenakan ikan memiliki kemampuan
merespon terhadap perubahan faktor fisik yang berbeda. Ikan yang dipelihara
pada konsentrasi 0,5% tidak mengalami persaingan yang tinggi dalam
mendapatkan ruang gerak, oksigen serta pakan sehingga tidak menganggu
pertumbuhan ikan.
Menurut Effendi (2002), pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan
pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Pertumbuhan ini
merupakan proses biologis yang kompleks dimana banyak faktor yang
mempengaruhinya.

Universitas Sumatera Utara

21

Menurut Effendi (2006), pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi umur, jenis kelamin, genetik, kemampuan
mendapatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal yang
meliputi suhu air, kandunagn oksigen terlarut, kualitas dan kuantitas makanan
serta ruang gerak ikan. Selanjutnya Effendy (2002), menjelaskan bahwa selain
dipengaruhi oleh suhu, pertumbuhan ikan juga ditentukan oleh pakan, kecepatan
pertumbuhan juga dipengaruhi oleh keturunan ikan itu sendiri.
Menurut Zonneveld et al (1991), pertumbuhan terjadi karena terdapat
kelebihan energi yang berasal dari pakan setelah dikurangi dengan energi untuk
metabolisme dan energi yang terkandung dalam feses.
4.2 Laju Pertumbuhan Spesifik Panjang Ikan Nila yang diberi Tepung Kayu
Manis
Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh laju pertumbuhan spesifik panjang
ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan pemberian konsentrasi perlakuan tepung
kayu manis yang bervariasi yaitu kontrol, 0,5%, 1%, dan 1,5% selama 60 hari
seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Laju pertumbuhan spesifik panjang ikan nila selama 60 hari dengan
pemberian tepung kayu manis
No
Perlakuan
SGR %
1
Kontrol
36,98%a
2
Konsentrasi 0,5%
60,89%b
3
Konsentrasi 1%
28,13%ab
4
Konsentrasi 1,5%
26,54%ab
Keterangan : huruf superscrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan nyata (P