T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB II
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menguraikan kajiajn pustaka yang sesuai dengan
masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka
dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai
salah satu
fungsi
manajemen
marupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin
disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat dari
pimpinan dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal
formal
atas
seluruh
pelaksanaan
wewenangnya
yang
telah
didelegasikan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Dalam mencapai tujuannya anggota organisasi dipimpin oleh
pemimpin, pimpinan yaitu orang yang secara sah menduduki suatu
jabatan
dalam
organisasi
yang
didirikan
secara
formal.
Kepemimpinan dalam masing-masing organisasi mempunyai ciri-ciri
khusus walau masih dalam satu kerangka umum kepemimpinan.
Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan tujuan dan anggota
organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu aspek manajerial
terpenting dalam kehidupan organisasi, serta merupakan faktor
penentu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Menurut sudarmayanti (2009:120) bahwa kepemimpinan
(leadership) adalah proses dalam mempengaruhi orang lain agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan seorang
pemimpin.
Oleh sebab itu organisasi mempunyai beberapa program atau
metode untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai sasaran pasti
adanya sebuah rencana-rencana akan menentukan apa yang harus
dikerjakan, tanpa adanya rencana kemungkinan besar tidak ada
organisasi yang dapat bertindak efektif. Dalam organisasi dalam
mencapai sasarannya dibutuhkan seorang menajer atau pemimpin.
8
Pimpinan inilah yang akan menentukan gaya dalam mempengaruhi
sikap karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Selanjutnya
menurut Thoha (2007:9) menjelaskan pengertian kepemimpinan
sebagai berikut adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan dalam organisasi dalam penelitian ini merupakan
kemampuan seorang pimpinan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan
sebuah kelompok atau organisasi yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
2.1.2
Teori Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan telah berkembang dari waktu ke waktu,
perkembangan itu tidak hanya mencerminkan adanya ketidakpastian
dengan teori – teori sebelumnya karena ada persoalan – persoalan
yang belum terjawab, tetapi juga mencerminkan adanya perbedaan
perspektif yang dipakai oleh para ahli. Pendekatan yang digunakan
oleh seorang pimpinan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya
bervariasi, tergantung pada factor – factor yang mempengaruhi diri
seorang pemimpin,
a. Teori sifat
Upaya untuk menilai sukses tidaknya seorang pemimpin
dalam memimpin dilakukan antara lain dengan mengamati dan
mencatat sifat – sifat dan kualitas atau mutu perilakunya yang di
pakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Menurut
Sudjana (2000:28) merumuskan sepuluh sifat pemimpin antara
lain :
a. Energy jasmaniah dan mental yaitu mempunyai
daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani
maupun rohani.
b. Kesadaran akan tujuan dan arah
9
c. Antusiasme, pekerjaan yang dilakukan mempunyai
tujuan yang bernilai, menyenangkan member
kesuksesan dan dapat membangkitkan semngat.
d. Keramahan dan kecintaan, kasih saying dan
dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk
melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi
semua
pihak
sehingga
pemimpin
dapat
mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan
e. Integritas, pemimpin harus bersikap terbuka merasa
utuh bersatu.
f.
Penguasaan teknis, setiap pemimpin harus
menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis
agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan
untuk memimpin.
g. Ketegasan dalam pengambilan keputusan
h. Kecerdasan
i.
Ketrampilan mengajar
j.
Kepercayaan
Sedangkan sifat kepemimpinan menurut Kartono (2008:5-8)
berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan salah relasi dan
pengaruh
antara
pemimpin
dengan
yang
dipimpin.
Kepemimipinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil
dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang
yang dipimpinnya.
Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan adalah a) kemampuan sebagai
pengawas, b) kecerdasan, c) inisiatif, d) energy jasmaniah dan
mental e) kesadaran akan tujuan dan arah, f) stabilitas emosi, g)
objektif,
h)
ketegasan
dalam
mengambil
keputusan,
i)
ketrampilan mengajar, j) ketrampilan berkomunikasi.
a) Teori lingkungan
Menurut Sudjana (2000:31) teori lingkungan berasumsi
bahwa kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu,
tempat, situasi dan kondisi tertentu. Suatu peristiwa yang
dianggap sangat penting dan luar biasa akan menampilkan
10
seseorang untuk menjadi pemimpin. Situasi dan kondisi
tertentu akan melahirkan permasalahan atau tantangan
tertentu dan pada gilirannyaa memerlukan pemimpin yang
berhasil. Seorang pemimpin yang berhasil dalam suatu
lingkungan belum tentu kepemimpinannya akan menjadi
jaminan keberhasilan pada lingkungan lain yang berbeda
dengan lingkungan yang disebut pertama. Dengan kata lain
suatu lingkungan tertentu akan memerlukan dan membentuk
pemimpin – pemimpinan tertentu pula.
b) Teori perilaku
Menurut George dan jones dalam Sagala (2009:51 –
52) mengatakan untuk pendekatan kepemimpinan yang
berorientasi perilaku, pemberian penghargaan terjadi ketika
seorang pemimpin memberikan penguatan secara positif
kepada bawahan agar terjadi perilaku – perilaku yang
dikehendaki. Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan
dengan baik, maka pemimpin memberikan pengakuan
melalui pujian, hadiah (reward and punishment) atau
keuntungan – keuntungan lain yang kasat maat seperti
peningkatan upah dan promosi jabatan.
Pemimpin
memberikan
penghargaan
untuk
memastikan pegawai atau bawahannya memiliki kinerja yang
optimal. Selanjutnya untuk pemimpin yang berorinetasi
menghukum terjadi ketika seorang pemimpin menanggapi
secara negative terhadap bawahan yang melakukan perilaku –
perilaku yang tidak di kehendaki. Umumnya pemimpin lebih
efektif menggunakan penguatan untuk menghentikan perilaku
– perilaku yang tidak dikehendaki jika dibandingkan dengan
menggunakan hukuman.
11
c) Teori kontingensi
Kinerja kelompok ditentukan oleh interaksi antara
gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung supaya
menciptsksn
keefektifan
kepemimpinan,
pemimpin
setidaknya menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan
yakni task oriented leadership (berorientasi pada relasi,
kemarahan dengan anggota organisasi). Menurut Tikno
(2010:81) situational approach berfokus pada dua situasi
yang dimiliki oleh para pengikut dari seorang pemimpin ysitu
(a)
kompetensi
kemampuan
dari
para
bawahan
pemahamannya dan kemandirian, (b) komitmen komitemen
dari para bawahan rasa penasaran terhadap tugas dan
keinginanuntuk melakukan hal yang terbaik serta motivasi
untuk lebih baik. Seorang bawahan dianggap memiliki
komitmen yang tinggi apabila memiliki daya juang yang kuat
untuk menyelesaikan tugas – tugas dari atasan.
d) Teori transformasi
Kepemimpinan
kepemimpinan
yang
transformasi
menekankan
merupakan
pada
usaha
menstransformasikan nilai – nilai organissi kepada anggota.
Untuk itu pemimpin harus memiliki visi misi kedepan,
memberikan inspirasi kepada bawahan, memotivasi bawahan
serta meningkatkan performa anggota untuk mencapai tujuan
organisasi. Melalui kepemimpinan transformasi
bawahan
mengakui,
Menurut
menghargai
pemimpinnya.
Handoko,Hani (2003:295) mengemukakan tiga pendekatan
dalam kepemimpinan, pendekatan yang pertama memandang
kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat – sifat, pendekatan yang
kedua mengidentifikasi perilaku – perilaku (behavior) pribadi yang
berhubungan dengan kepemimpinan efektif, dan pendekatan yang ketiga
yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan bahwa kondisi yang
12
menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi dan
pengalaman masa lalu pimpinan dan bawahan.
Berdasarkan pendapat tersebuat dapat digunakan
sebagai acuan untuk memahami tentang gaya kepemimpinan.
2.2 Pemimpin
2.2.1 Pengertian Pemimpin
Pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian
dari ahli. Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin
yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya Menurut Hasibuan
(2011:157) yang menyatakan bahwa
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan
wewenag dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain
serta bertanggung jawab pekerjaaan orang tersebut dalam
mencapai suatu tujuan .
Pemimpin yang baik bukanlah mudah, pemimpin yang baik
bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang di
takuti tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu
memimpin bawahannya mencapai suatu tujuan tertentu dan
mempunyai charisma akan memudahkan mengarahkan staf atau
bawahannya. Selanjutnya pemimpin menutut Kartono (2010:18)
yang mnyatakan bahwa
Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khusunya kecakpan dan kelebihan disuatu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapian satu atau beberapa tujuan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pemimpin dalam penelitian ini adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk
mencapai tujuan perusahaan
13
2.3 Gaya Kepemimpinan
2.3.1
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya atau style kepemimpinan banyak mempengaruhi
keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku –
perilaku bawahannya. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin
yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan tercapainya
tujuan organisasi. Gaya atau teknik yang dimiliki oleh pemimpin
sangat berpengaruh terhadap tindakan apa yng akan mereka
lakukan dalam menjalankan organisasi. Menurut Hasibuan (2011 :
162 ) Gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada dasarnya Gaya kepemimpinan merupakan salah satu
posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi,
mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada bawahan
yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar
operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.
Gaya kepemimpinan merupakan pola menyeluruh dari
tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak
tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan
kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan
sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan
menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang
keyakinan seoarng pemimpin terhadap kemampuan bawahannya.
Menurut Thoha (2010 : 49) Gaya kepemimpinan adalah norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut maka deapat disimpulkan
gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau pola
14
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar sasaran
oragnisasi tercapai.
2.3.2
Macam-macam gaya kepemimpinan
Berikut ini merupakan lima gaya kepemimpinan menurut Siagian
(2002 : 57) yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Dani,Sudarwan (2004 : 75) kata otokratik
diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk
pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa takut yang
berlebihan pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan
otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter .
Thoha,Mifta
(2010:
49)
mengartikan
kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan
atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan
yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang
menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan
memiliki idealism tinggi. Pemimpin otokratik memiliki ciriciri antara lain:
1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh
pemimpin.
2. Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai
pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide
baru.
3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak
kenal lelah.
4. Menentukan
kebijakan
sendiri
dan
kalaupun
bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
5. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan
kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh
ketidak percayaan.
15
6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu
sekarang.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut
Danim,
Sudarwan
(2004:
75)
kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa
hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang
bermutu tercapai.
Pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama
personalia organisasi itu.
2) Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen
pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung
jawab.
3) Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah
secara bersama.
4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak
melepaskan tanggung jawab pengawasan
5) Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua
arah.
Thoha, Mifta (2010: 50) mengatakan gaya
kepemimpinan
demokratis
dikaitkan
dengan
kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut
dalam
proses
pemecahan
masalah
dan
pengambilan keputusan
c. Gaya pemimpin paternalistic
1) Menanggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.
16
2) Bersikap selalu melindungi
3) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan dan inisiatif
4) Jarang memberika kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasi
5) Sering bersikap mau tahu
d. Gaya pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin
yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang
negative mengalahkan sifatnya yang positif.
e. Gaya pemimpin yang militeristik
Seorang pemimpin militeristik berbeda dengan seorang
pemimpin
modern,
menggerakkan
bawahannya
system
perintah yang sering di pergunakan dan menggerakkan
bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.
2.3.3 Indikator Gaya Kepemimpinan
Sing-sangupta (1997) dalam Mas’ud (2004) mengatakan gaya gaya
kepemimpinan terdiri dari empat indicator yaitu :
1. Cenderung otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak
membutuhkan pokok – pokok pikiran dari bawahan dan
mengutamakan kekuasaan serta prestos.
2. Cenderung pengasuh yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin
memperhatikan bawahan dalam meningkatkan karier.
3. Cebderung berorientasi pada tugas yaitu gaya kepemimpinan dimana
seorang pemimpin menuntut bawahan untuk disiplin dalam hal
pekerjaan atau tugas.
4. Cenderung partisipatif yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin
mengharapkan saran –saran dan ide – ide dari bawahan sebelum
mengambil suatu keputusan.
Sedangkan menurut Kartono,Kartini (2008:34) Indikator gaya
kepemimpinan
17
1. Sifat
Seorang pemimpin sangat berpangaruh dalam gaya kepemimpinan
untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin
yangbrhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
2. Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi
penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
keyakinan (determination), ketekunan (prestice), tahan (endurance)
dan keberanian (courge).
3. Tempramen
Tempramen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara
khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan
orang lain.
4. Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan
sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang
menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai
pemimpin baik.
5. Kepribadian
Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilan yang
ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang
dimilikinya.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan
indicator yang di kemukakan Siagian (2002 : 57).
2.4 Kinerja Karyawan
2.4.1
Defini Kinerja
Menurut Mangkunegara, (2009:18) Kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksankana tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja atau prestasi kerrja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tetentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja,target atau sasaran atau
criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati
bersama.
18
Menurut Moeheriono (2012:95) yaitu “kinerja atau
performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
dituangkan bmelalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara
langsung
berhubungan
penyampaian
jasa.
dengan
Informasi
produksi
tentang
barang
kinerja
atau
organisasi
merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi
selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yan
justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai
informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat
tersebut, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang
dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.
Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik
kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam suatu organisasi
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.5 Studi Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel SOTA (State Of The Art)/Mapping penelitian terdahulu
No.
Judul
Metodologi
Kesimpulan
1
Gaya Kepemimpinan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Kepala Sekolah Di desain penelitian deskriptif bahwa:
Sekolah
Menengah pendekatan kualitatif yang
Kejuruan
Kristen
(Smk) menggunakan
2
Jawa Tengah
Skripsi :
informan
Klaten penelitian yaitu wakil kepala
sekolah
sebagai
informan
Candra kunci dan guru serta pegawai
19
(1) Gaya
yang
kepemimpinan
digunakan
oleh
kepala
sekolah
SMK
Kristen
2
Klaten
cenderung
Tiodora
(2015)
Turnip sebagai informan pendukung
.
menggunakan
selling
dan participating
Teknik pengumpulan data
dengan
menggunakan
(2) Pelaksanaan
kepemimpinan
kepala
wawancara, observasi dan
sekolah meliputi proses
dokumentasi .
perencanaan, cenderung
Teknik
analisis
menggunakan
data
model
menggunakan
gaya
kepemimpinan
yang
interaktif yaitu reduksi data,
selling dan parcipating.
penyajian data dan penarikan
Proses pengorganisasian
kesimpulan, keabsahan data
cenderung
di lakukan dengan teknik
dengan
trianggulasi
kepemimpinan
sumber
metode.
dan
dilakukan
gaya
participating
.
proses
penggerakan cenderung
dilakukan dengan gaya
kepemimpinan
participating
yang
mengutamakan
hubungan kerja sama
dan adanya pengarahan
dan pembinaan secara
umum maupun secara
personal.
Proses
pengkoordinasian
cenderung
dilakukan
dengan
gaya
kepemimpinan
participating
mengutamakan
20
yang
hubungan kerja sama
baik
dalam
formal
kegiatan
maupun
formal
.
non
proses
pengawasan cenderung
dilakukan dengan gaya
kepemimpinan
delegating
yang
memberikan
kepercayaan
kepada
bawahan sehingga tidak
secara
terus
menerus
melakukan pengawasan
dengan
berkeliling
kelas,
mengawasi
kinerja
guru
dan
karyawan baik secara
langsung maupun tidak
langsung di tempat kerja
2
Studi Deskriptif Gaya
Tujuan penelitian ini adalah
Kepemimpinan Dan mendeskripsikan
Kinerja Karyawan Di kepemimpinan
PT. Galang Buana mengembangkan
Sentosa
Pohan
Santoso
Setiawan
yang saat ini ada di PT.
dalam
Galang Buana Sentosa
kinerja
Dan
Penelitian
Roy menggunakan
ini
jenis
penelitian
kepemimpinan
gaya
karyawan PT. Galang Buana
Susanto Sentosa.
1) Gaya
deskriptif
adalah
gaya
kepemimpinan
Demokratis,
selalu
yaitu:
memperhatikan
kebutuhan
karyawan,
Program Manajemen kualitatif
dengan
melakukan musyawarah
Bisnis,
metode
untuk hasil yang terbaik
Studi
Program menggunakan
Manajemen, wawancara.
Adapun
21
hasil
bagi
perusahaan
dan
Universitas
Kristen wawancara akan dianalisis
Petra
menggunakan
Jl. Siwalankerto 121- trianggulasi.
teknik
Dari
hasil
karyawan, memberikan
hak kepada karyawan
untuk
pengambilan
131, Surabaya
penelitian ini menunjukkan
kebijaksanaan
E-Mail:
bahwa gaya kepemimpinan
pengambilan keputusan
Pohan.Susanto@Yah
yang saat ini ada di PT.
dalam
oo.Com
Roy@Petra.Ac.Id
; Galang
Buana
Sentosa
kaitan
penyelesaian pekerjaan
adalah gaya kepemimpinan
yang
demokratis.
dilaksanakan,
Gaya
atas
sedang
kepemimpinan di PT. Galang
memberikan
Buana Sentosa saat ini sudah
kepada karyawan dalam
tepat, tetapi hendaknya PT.
hal
Galang
dihasilkan
Buana
Sentosa
kinerja
meningkatkan kualitas kerja
memberikan
dengan
dalam
cara
merekrut
motivasi
yang
karyawan,
reward
bentuk
bonus
professional untuk melatih
kepada karyawan yang
sumber daya manusia agar
menunjukkan
lebih memaksimalkan kinerja
dan
karyawan.
yang tinggi.
Kata Kunci Kepemimpinan,
tingkat
2) Gaya
prestasi,
sosialitas
kepemimpinan
kinerja, PT. Galang Buana
dalam mengembangkan
Sentosa
kinerja karyawan PT.
Galang Buana Sentosa
menunjukkan
hasil:
Kualitas kinerja yang
baik yaitu adanya sistem
standar
produksi
perusahaan,
ditetapkan
dari
kuantitas
dengan
adanya target waktu atas
22
hasil
produksi
yang
diperoleh, penghematan
waktu
yang
masih
belum maksimal karena
saat-saat tertentu waktu
yang
ditetapkan
atas
penyelesaian
project
tidak
selesai
dapat
dengan
maksimal,
efisiensi
biaya
disesuaikan
dengan
pemberlakuan
sistem
kerja perusahaan.
Sumber : data diolah 2017
2.5 Kerangka Berfikir
P
Indikator
E
Kepemimpinan :
M
1. Sifat
I
2. Kebiasaan
M
3. Tempramen
P
4. Watak
I
5. kepribadian
Gaya Kepemimpinan
Gaya
1. Gaya otokratik
2. Gaya kepemimpinan
demokratis
3. Gaya kepemimpinan
Gaya
pengambilan
keputusan
permisif
4. Gaya karismatis
5. Gaya diplomatis
N
Gambar 2.1. Kerangka berfikir penelitian “Gaya Kepemimpinan
kepala bidang perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1
Jawa Tengah”
Gaya kepemimpinan ialah pola-pola perilaku konsisten yang
diterapkan seorang pemimpin dalam bekerja, dengan dan melalui orang
23
lain yang selanjutnya dipersepsikan oleh anggota organisasi, pola
dimaksud akan membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat
menjadi pedoman dalam bekerja. Meskipun pemimpin memiliki gaya
kepeminpinan yang berbeda-beda, perlu disadari bahwa yang paling
terpenting bagaimana persepsi anggota organisasi tersebut.
Dalam upayanya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
suatu organisasi perlu didukung oleh gaya kepemimpinan yang dapat
mengarah dan memudahkan organisasi untuk melaksanakan kerja
dilapangan. Bukan tidak mungkin dalam pelaksanaan kerja sehair-hari
suatu organisasi terhambat oleh gaya kepemimpinan yang kurang
mendukung kinerjanya secara efektif yang disebabkan karena organisasi
tersebut mempunyai kompleksitas yang tinggi dalam arti mempunyai
beragam unit tugas di dalamnya untuk menyelesaikan kerjanya.
24
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menguraikan kajiajn pustaka yang sesuai dengan
masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka
dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai
salah satu
fungsi
manajemen
marupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin
disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat dari
pimpinan dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal
formal
atas
seluruh
pelaksanaan
wewenangnya
yang
telah
didelegasikan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Dalam mencapai tujuannya anggota organisasi dipimpin oleh
pemimpin, pimpinan yaitu orang yang secara sah menduduki suatu
jabatan
dalam
organisasi
yang
didirikan
secara
formal.
Kepemimpinan dalam masing-masing organisasi mempunyai ciri-ciri
khusus walau masih dalam satu kerangka umum kepemimpinan.
Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan tujuan dan anggota
organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu aspek manajerial
terpenting dalam kehidupan organisasi, serta merupakan faktor
penentu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Menurut sudarmayanti (2009:120) bahwa kepemimpinan
(leadership) adalah proses dalam mempengaruhi orang lain agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan seorang
pemimpin.
Oleh sebab itu organisasi mempunyai beberapa program atau
metode untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai sasaran pasti
adanya sebuah rencana-rencana akan menentukan apa yang harus
dikerjakan, tanpa adanya rencana kemungkinan besar tidak ada
organisasi yang dapat bertindak efektif. Dalam organisasi dalam
mencapai sasarannya dibutuhkan seorang menajer atau pemimpin.
8
Pimpinan inilah yang akan menentukan gaya dalam mempengaruhi
sikap karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Selanjutnya
menurut Thoha (2007:9) menjelaskan pengertian kepemimpinan
sebagai berikut adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan dalam organisasi dalam penelitian ini merupakan
kemampuan seorang pimpinan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan
sebuah kelompok atau organisasi yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
2.1.2
Teori Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan telah berkembang dari waktu ke waktu,
perkembangan itu tidak hanya mencerminkan adanya ketidakpastian
dengan teori – teori sebelumnya karena ada persoalan – persoalan
yang belum terjawab, tetapi juga mencerminkan adanya perbedaan
perspektif yang dipakai oleh para ahli. Pendekatan yang digunakan
oleh seorang pimpinan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya
bervariasi, tergantung pada factor – factor yang mempengaruhi diri
seorang pemimpin,
a. Teori sifat
Upaya untuk menilai sukses tidaknya seorang pemimpin
dalam memimpin dilakukan antara lain dengan mengamati dan
mencatat sifat – sifat dan kualitas atau mutu perilakunya yang di
pakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Menurut
Sudjana (2000:28) merumuskan sepuluh sifat pemimpin antara
lain :
a. Energy jasmaniah dan mental yaitu mempunyai
daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani
maupun rohani.
b. Kesadaran akan tujuan dan arah
9
c. Antusiasme, pekerjaan yang dilakukan mempunyai
tujuan yang bernilai, menyenangkan member
kesuksesan dan dapat membangkitkan semngat.
d. Keramahan dan kecintaan, kasih saying dan
dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk
melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi
semua
pihak
sehingga
pemimpin
dapat
mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan
e. Integritas, pemimpin harus bersikap terbuka merasa
utuh bersatu.
f.
Penguasaan teknis, setiap pemimpin harus
menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis
agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan
untuk memimpin.
g. Ketegasan dalam pengambilan keputusan
h. Kecerdasan
i.
Ketrampilan mengajar
j.
Kepercayaan
Sedangkan sifat kepemimpinan menurut Kartono (2008:5-8)
berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan salah relasi dan
pengaruh
antara
pemimpin
dengan
yang
dipimpin.
Kepemimipinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil
dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang
yang dipimpinnya.
Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan adalah a) kemampuan sebagai
pengawas, b) kecerdasan, c) inisiatif, d) energy jasmaniah dan
mental e) kesadaran akan tujuan dan arah, f) stabilitas emosi, g)
objektif,
h)
ketegasan
dalam
mengambil
keputusan,
i)
ketrampilan mengajar, j) ketrampilan berkomunikasi.
a) Teori lingkungan
Menurut Sudjana (2000:31) teori lingkungan berasumsi
bahwa kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu,
tempat, situasi dan kondisi tertentu. Suatu peristiwa yang
dianggap sangat penting dan luar biasa akan menampilkan
10
seseorang untuk menjadi pemimpin. Situasi dan kondisi
tertentu akan melahirkan permasalahan atau tantangan
tertentu dan pada gilirannyaa memerlukan pemimpin yang
berhasil. Seorang pemimpin yang berhasil dalam suatu
lingkungan belum tentu kepemimpinannya akan menjadi
jaminan keberhasilan pada lingkungan lain yang berbeda
dengan lingkungan yang disebut pertama. Dengan kata lain
suatu lingkungan tertentu akan memerlukan dan membentuk
pemimpin – pemimpinan tertentu pula.
b) Teori perilaku
Menurut George dan jones dalam Sagala (2009:51 –
52) mengatakan untuk pendekatan kepemimpinan yang
berorientasi perilaku, pemberian penghargaan terjadi ketika
seorang pemimpin memberikan penguatan secara positif
kepada bawahan agar terjadi perilaku – perilaku yang
dikehendaki. Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan
dengan baik, maka pemimpin memberikan pengakuan
melalui pujian, hadiah (reward and punishment) atau
keuntungan – keuntungan lain yang kasat maat seperti
peningkatan upah dan promosi jabatan.
Pemimpin
memberikan
penghargaan
untuk
memastikan pegawai atau bawahannya memiliki kinerja yang
optimal. Selanjutnya untuk pemimpin yang berorinetasi
menghukum terjadi ketika seorang pemimpin menanggapi
secara negative terhadap bawahan yang melakukan perilaku –
perilaku yang tidak di kehendaki. Umumnya pemimpin lebih
efektif menggunakan penguatan untuk menghentikan perilaku
– perilaku yang tidak dikehendaki jika dibandingkan dengan
menggunakan hukuman.
11
c) Teori kontingensi
Kinerja kelompok ditentukan oleh interaksi antara
gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung supaya
menciptsksn
keefektifan
kepemimpinan,
pemimpin
setidaknya menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan
yakni task oriented leadership (berorientasi pada relasi,
kemarahan dengan anggota organisasi). Menurut Tikno
(2010:81) situational approach berfokus pada dua situasi
yang dimiliki oleh para pengikut dari seorang pemimpin ysitu
(a)
kompetensi
kemampuan
dari
para
bawahan
pemahamannya dan kemandirian, (b) komitmen komitemen
dari para bawahan rasa penasaran terhadap tugas dan
keinginanuntuk melakukan hal yang terbaik serta motivasi
untuk lebih baik. Seorang bawahan dianggap memiliki
komitmen yang tinggi apabila memiliki daya juang yang kuat
untuk menyelesaikan tugas – tugas dari atasan.
d) Teori transformasi
Kepemimpinan
kepemimpinan
yang
transformasi
menekankan
merupakan
pada
usaha
menstransformasikan nilai – nilai organissi kepada anggota.
Untuk itu pemimpin harus memiliki visi misi kedepan,
memberikan inspirasi kepada bawahan, memotivasi bawahan
serta meningkatkan performa anggota untuk mencapai tujuan
organisasi. Melalui kepemimpinan transformasi
bawahan
mengakui,
Menurut
menghargai
pemimpinnya.
Handoko,Hani (2003:295) mengemukakan tiga pendekatan
dalam kepemimpinan, pendekatan yang pertama memandang
kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat – sifat, pendekatan yang
kedua mengidentifikasi perilaku – perilaku (behavior) pribadi yang
berhubungan dengan kepemimpinan efektif, dan pendekatan yang ketiga
yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan bahwa kondisi yang
12
menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi dan
pengalaman masa lalu pimpinan dan bawahan.
Berdasarkan pendapat tersebuat dapat digunakan
sebagai acuan untuk memahami tentang gaya kepemimpinan.
2.2 Pemimpin
2.2.1 Pengertian Pemimpin
Pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian
dari ahli. Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin
yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya Menurut Hasibuan
(2011:157) yang menyatakan bahwa
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan
wewenag dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain
serta bertanggung jawab pekerjaaan orang tersebut dalam
mencapai suatu tujuan .
Pemimpin yang baik bukanlah mudah, pemimpin yang baik
bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang di
takuti tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu
memimpin bawahannya mencapai suatu tujuan tertentu dan
mempunyai charisma akan memudahkan mengarahkan staf atau
bawahannya. Selanjutnya pemimpin menutut Kartono (2010:18)
yang mnyatakan bahwa
Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khusunya kecakpan dan kelebihan disuatu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapian satu atau beberapa tujuan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pemimpin dalam penelitian ini adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk
mencapai tujuan perusahaan
13
2.3 Gaya Kepemimpinan
2.3.1
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya atau style kepemimpinan banyak mempengaruhi
keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku –
perilaku bawahannya. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin
yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan tercapainya
tujuan organisasi. Gaya atau teknik yang dimiliki oleh pemimpin
sangat berpengaruh terhadap tindakan apa yng akan mereka
lakukan dalam menjalankan organisasi. Menurut Hasibuan (2011 :
162 ) Gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada dasarnya Gaya kepemimpinan merupakan salah satu
posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi,
mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada bawahan
yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar
operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.
Gaya kepemimpinan merupakan pola menyeluruh dari
tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak
tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan
kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan
sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan
menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang
keyakinan seoarng pemimpin terhadap kemampuan bawahannya.
Menurut Thoha (2010 : 49) Gaya kepemimpinan adalah norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut maka deapat disimpulkan
gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau pola
14
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar sasaran
oragnisasi tercapai.
2.3.2
Macam-macam gaya kepemimpinan
Berikut ini merupakan lima gaya kepemimpinan menurut Siagian
(2002 : 57) yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Dani,Sudarwan (2004 : 75) kata otokratik
diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk
pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa takut yang
berlebihan pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan
otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter .
Thoha,Mifta
(2010:
49)
mengartikan
kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan
atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan
yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang
menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan
memiliki idealism tinggi. Pemimpin otokratik memiliki ciriciri antara lain:
1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh
pemimpin.
2. Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai
pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide
baru.
3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak
kenal lelah.
4. Menentukan
kebijakan
sendiri
dan
kalaupun
bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
5. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan
kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh
ketidak percayaan.
15
6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu
sekarang.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut
Danim,
Sudarwan
(2004:
75)
kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa
hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang
bermutu tercapai.
Pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama
personalia organisasi itu.
2) Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen
pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung
jawab.
3) Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah
secara bersama.
4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak
melepaskan tanggung jawab pengawasan
5) Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua
arah.
Thoha, Mifta (2010: 50) mengatakan gaya
kepemimpinan
demokratis
dikaitkan
dengan
kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut
dalam
proses
pemecahan
masalah
dan
pengambilan keputusan
c. Gaya pemimpin paternalistic
1) Menanggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.
16
2) Bersikap selalu melindungi
3) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan dan inisiatif
4) Jarang memberika kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasi
5) Sering bersikap mau tahu
d. Gaya pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin
yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang
negative mengalahkan sifatnya yang positif.
e. Gaya pemimpin yang militeristik
Seorang pemimpin militeristik berbeda dengan seorang
pemimpin
modern,
menggerakkan
bawahannya
system
perintah yang sering di pergunakan dan menggerakkan
bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.
2.3.3 Indikator Gaya Kepemimpinan
Sing-sangupta (1997) dalam Mas’ud (2004) mengatakan gaya gaya
kepemimpinan terdiri dari empat indicator yaitu :
1. Cenderung otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak
membutuhkan pokok – pokok pikiran dari bawahan dan
mengutamakan kekuasaan serta prestos.
2. Cenderung pengasuh yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin
memperhatikan bawahan dalam meningkatkan karier.
3. Cebderung berorientasi pada tugas yaitu gaya kepemimpinan dimana
seorang pemimpin menuntut bawahan untuk disiplin dalam hal
pekerjaan atau tugas.
4. Cenderung partisipatif yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin
mengharapkan saran –saran dan ide – ide dari bawahan sebelum
mengambil suatu keputusan.
Sedangkan menurut Kartono,Kartini (2008:34) Indikator gaya
kepemimpinan
17
1. Sifat
Seorang pemimpin sangat berpangaruh dalam gaya kepemimpinan
untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin
yangbrhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
2. Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi
penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
keyakinan (determination), ketekunan (prestice), tahan (endurance)
dan keberanian (courge).
3. Tempramen
Tempramen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara
khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan
orang lain.
4. Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan
sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang
menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai
pemimpin baik.
5. Kepribadian
Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilan yang
ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang
dimilikinya.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan
indicator yang di kemukakan Siagian (2002 : 57).
2.4 Kinerja Karyawan
2.4.1
Defini Kinerja
Menurut Mangkunegara, (2009:18) Kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksankana tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja atau prestasi kerrja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tetentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja,target atau sasaran atau
criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati
bersama.
18
Menurut Moeheriono (2012:95) yaitu “kinerja atau
performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
dituangkan bmelalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara
langsung
berhubungan
penyampaian
jasa.
dengan
Informasi
produksi
tentang
barang
kinerja
atau
organisasi
merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi
selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yan
justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai
informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat
tersebut, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang
dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.
Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik
kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam suatu organisasi
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.5 Studi Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel SOTA (State Of The Art)/Mapping penelitian terdahulu
No.
Judul
Metodologi
Kesimpulan
1
Gaya Kepemimpinan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Kepala Sekolah Di desain penelitian deskriptif bahwa:
Sekolah
Menengah pendekatan kualitatif yang
Kejuruan
Kristen
(Smk) menggunakan
2
Jawa Tengah
Skripsi :
informan
Klaten penelitian yaitu wakil kepala
sekolah
sebagai
informan
Candra kunci dan guru serta pegawai
19
(1) Gaya
yang
kepemimpinan
digunakan
oleh
kepala
sekolah
SMK
Kristen
2
Klaten
cenderung
Tiodora
(2015)
Turnip sebagai informan pendukung
.
menggunakan
selling
dan participating
Teknik pengumpulan data
dengan
menggunakan
(2) Pelaksanaan
kepemimpinan
kepala
wawancara, observasi dan
sekolah meliputi proses
dokumentasi .
perencanaan, cenderung
Teknik
analisis
menggunakan
data
model
menggunakan
gaya
kepemimpinan
yang
interaktif yaitu reduksi data,
selling dan parcipating.
penyajian data dan penarikan
Proses pengorganisasian
kesimpulan, keabsahan data
cenderung
di lakukan dengan teknik
dengan
trianggulasi
kepemimpinan
sumber
metode.
dan
dilakukan
gaya
participating
.
proses
penggerakan cenderung
dilakukan dengan gaya
kepemimpinan
participating
yang
mengutamakan
hubungan kerja sama
dan adanya pengarahan
dan pembinaan secara
umum maupun secara
personal.
Proses
pengkoordinasian
cenderung
dilakukan
dengan
gaya
kepemimpinan
participating
mengutamakan
20
yang
hubungan kerja sama
baik
dalam
formal
kegiatan
maupun
formal
.
non
proses
pengawasan cenderung
dilakukan dengan gaya
kepemimpinan
delegating
yang
memberikan
kepercayaan
kepada
bawahan sehingga tidak
secara
terus
menerus
melakukan pengawasan
dengan
berkeliling
kelas,
mengawasi
kinerja
guru
dan
karyawan baik secara
langsung maupun tidak
langsung di tempat kerja
2
Studi Deskriptif Gaya
Tujuan penelitian ini adalah
Kepemimpinan Dan mendeskripsikan
Kinerja Karyawan Di kepemimpinan
PT. Galang Buana mengembangkan
Sentosa
Pohan
Santoso
Setiawan
yang saat ini ada di PT.
dalam
Galang Buana Sentosa
kinerja
Dan
Penelitian
Roy menggunakan
ini
jenis
penelitian
kepemimpinan
gaya
karyawan PT. Galang Buana
Susanto Sentosa.
1) Gaya
deskriptif
adalah
gaya
kepemimpinan
Demokratis,
selalu
yaitu:
memperhatikan
kebutuhan
karyawan,
Program Manajemen kualitatif
dengan
melakukan musyawarah
Bisnis,
metode
untuk hasil yang terbaik
Studi
Program menggunakan
Manajemen, wawancara.
Adapun
21
hasil
bagi
perusahaan
dan
Universitas
Kristen wawancara akan dianalisis
Petra
menggunakan
Jl. Siwalankerto 121- trianggulasi.
teknik
Dari
hasil
karyawan, memberikan
hak kepada karyawan
untuk
pengambilan
131, Surabaya
penelitian ini menunjukkan
kebijaksanaan
E-Mail:
bahwa gaya kepemimpinan
pengambilan keputusan
Pohan.Susanto@Yah
yang saat ini ada di PT.
dalam
oo.Com
Roy@Petra.Ac.Id
; Galang
Buana
Sentosa
kaitan
penyelesaian pekerjaan
adalah gaya kepemimpinan
yang
demokratis.
dilaksanakan,
Gaya
atas
sedang
kepemimpinan di PT. Galang
memberikan
Buana Sentosa saat ini sudah
kepada karyawan dalam
tepat, tetapi hendaknya PT.
hal
Galang
dihasilkan
Buana
Sentosa
kinerja
meningkatkan kualitas kerja
memberikan
dengan
dalam
cara
merekrut
motivasi
yang
karyawan,
reward
bentuk
bonus
professional untuk melatih
kepada karyawan yang
sumber daya manusia agar
menunjukkan
lebih memaksimalkan kinerja
dan
karyawan.
yang tinggi.
Kata Kunci Kepemimpinan,
tingkat
2) Gaya
prestasi,
sosialitas
kepemimpinan
kinerja, PT. Galang Buana
dalam mengembangkan
Sentosa
kinerja karyawan PT.
Galang Buana Sentosa
menunjukkan
hasil:
Kualitas kinerja yang
baik yaitu adanya sistem
standar
produksi
perusahaan,
ditetapkan
dari
kuantitas
dengan
adanya target waktu atas
22
hasil
produksi
yang
diperoleh, penghematan
waktu
yang
masih
belum maksimal karena
saat-saat tertentu waktu
yang
ditetapkan
atas
penyelesaian
project
tidak
selesai
dapat
dengan
maksimal,
efisiensi
biaya
disesuaikan
dengan
pemberlakuan
sistem
kerja perusahaan.
Sumber : data diolah 2017
2.5 Kerangka Berfikir
P
Indikator
E
Kepemimpinan :
M
1. Sifat
I
2. Kebiasaan
M
3. Tempramen
P
4. Watak
I
5. kepribadian
Gaya Kepemimpinan
Gaya
1. Gaya otokratik
2. Gaya kepemimpinan
demokratis
3. Gaya kepemimpinan
Gaya
pengambilan
keputusan
permisif
4. Gaya karismatis
5. Gaya diplomatis
N
Gambar 2.1. Kerangka berfikir penelitian “Gaya Kepemimpinan
kepala bidang perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1
Jawa Tengah”
Gaya kepemimpinan ialah pola-pola perilaku konsisten yang
diterapkan seorang pemimpin dalam bekerja, dengan dan melalui orang
23
lain yang selanjutnya dipersepsikan oleh anggota organisasi, pola
dimaksud akan membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat
menjadi pedoman dalam bekerja. Meskipun pemimpin memiliki gaya
kepeminpinan yang berbeda-beda, perlu disadari bahwa yang paling
terpenting bagaimana persepsi anggota organisasi tersebut.
Dalam upayanya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
suatu organisasi perlu didukung oleh gaya kepemimpinan yang dapat
mengarah dan memudahkan organisasi untuk melaksanakan kerja
dilapangan. Bukan tidak mungkin dalam pelaksanaan kerja sehair-hari
suatu organisasi terhambat oleh gaya kepemimpinan yang kurang
mendukung kinerjanya secara efektif yang disebabkan karena organisasi
tersebut mempunyai kompleksitas yang tinggi dalam arti mempunyai
beragam unit tugas di dalamnya untuk menyelesaikan kerjanya.
24