this PDF file KAJIAN KONSEP OPERASIONAL PEMELIHARAAN GEDUNG SMA BINA GENERASI BANGSA MEULABOH ACEH BARAT | Mawardi | Jurnal Teknik Sipil 1 SM
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321
ISSN e-2502-5295
pp. 811 - 822
KAJIAN KONSEP OPERASIONAL PEMELIHARAAN
GEDUNG SMA BINA GENERASI BANGSA MEULABOH
ACEH BARAT
Edi Mawardi1,2, T. Budi Aulia3, Abdullah 4
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: eddy_melbon@yahoo.com
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar, Meulaboh
3,4)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: aulia@unsyiah.ac.id 2,
1)
Abstract: Building school as a public facility which is a means of education for the smooth
process of teaching and learning. With the concept of operational maintenance of the building
is less good because the various functions of building facilities declined and affect the quality
and comfort of the building. If the damage to building components is left then slowly the service life of the building will decrease. Seeing the function of the building of the Senior High
School (SMA) Bina Generasi Bangsa Meulaboh, it should have got the concept of good
maintenance operations so that the reliability and feasibility of buildings in the architecture,
structure, and utilities are maintained and functioning optimally. The objectives of the study
were to find out the operational concept of building maintenance, to identify the percentage of
damage, to estimate the maintenance cost and maintenance priority sequence. Analytical
methods used statistical methods The result of the analysis is heavy damage happened to utility
component equal to 84,04%, moderate damage at component of architecture equal to 50,24%
and light damage to structural component equal to 1,56%. The calculation for maintenance
cost of 13.08% of the price of the construction of the state building, in accordance with the
Ministerial Decree No.24 / PRT / M / 2008 of the building entered the category of light
maintenance.. The result of hammer test test shows that the compressive strength value of the
structural component is low below that required by SNI 03-2847-2002 for the 225 kg / cm²
multi-storey building.
Keywords : School Building, Operational Maintenance, Cost
Abstrak: Bangunan sekolah sebagai faslitas umum yang merupakan sarana pendidikan untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Dengan konsep operasional pemeliharaan gedung yang
kurang baik menyebabkan berbagai fungsi fasilitas gedung semakin menurun dan
mempengaruhi kualitas dan kenyamanan gedung. Apabila kerusakan komponen gedung
dibiarkan maka secara perlahan umur layan gedung akan berkurang. Melihat fungsi dari
bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Generasi Bangsa Meulaboh, maka sudah
seharusnya bangunan ini mendapat konsep operasional pemeliharaan yang baik agar keandalan
dan kelayakan bangunan secara arsitektur, struktur, maupun utilitas tetap terjaga dan berfungsi
secara optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep operasional pemeliharaan gedung,
mengidentifikasikan persentase kerusakan, memperkirakan besarnya biaya pemeliharaan dan
urutan prioritas pemeliharaan. Metode analisis yang digunakan metode statistik. Hasil analisis
tersebut kerusakan berat terjadi pada komponen utilitas sebesar 84,04%, kerusakan sedang
pada komponen asitektur sebesar 50,24% dan kerusakan ringan pada komponen struktural
sebesar 1,56%. Perhitungan untuk biaya pemeliharaan sebesar 13,08% dari harga
pembangunan gedung negara, sesuai dengan permen PU No.24/PRT/M/2008 gedung tersebut
masuk katagori pemeliharaan ringan. Hasil pengujian hammer test menunjukan bahwa nilai
kuat tekan pada komponen struktural tergolong rendah dibawah yang disyaratkan SNI 032847-2002 untuk bangunan bertingkat 225 kg/cm².
Kata kunci : Bangunan Sekolah, Operasional Pemeliharaan, Biaya
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 811
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Operasional gedung secara konsisten sudah
penelitian agar dapat ditelusuri permasalahan
menjadi persyaratan yang harus dipenuhi,
dan
utamanya bagi bangunan yang difungsikan
dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
untuk kepentingan umum. Sesuai dengan Un-
menghasilkan sebuah konsep operasional
dang-Undang Dasar 1945 bahwa semua warga
pemeliharaan dan perbaikan gedung yang
Negara berhak mendapatkan pendidikan yang
optimal sehingga dapat berfungsi dengan baik.
kendala
yang
terjadi.
Dengan
layak maka pemerintah menganggarkan anggaran baik Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapa-
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bangunan Gedung
Bangunan gedung merupakan wujud
tan Belanja Daerah (APBD) serta dana
Otonomi Khusus (OTSUS) hingga 20% dari
pagu anggaran untuk kebutuhan pendidikan.
fisik hasil cipta karya manusia yang fungsi
utamanya adalah sebagai tempat manusia
Gedung sekolah merupakan salah satu fasilitas
beraktivitas sekaligus pembatas atau pelindung
umum yang perlu dipelihara dan layak pakai
dari pengaruh lingkungan luar. Menurut
demi kepentingan proses belajar mengajar.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Gen-
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
erasi Bangsa Meulaboh Kabupaten Aceh Barat,
Bangunan gedung didefinisikan sebagai wujud
bangunan
Adventist
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
Development and Relief Agency (ADRA)
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
tahun 2007 dan berada di Kecamatan Johan
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Sesuai
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
dengan pendoman pemeliharaan dan perawa-
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
tan bangunan gedung Peraturan Menteri
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008,
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial
menyatakan perawatan bangunan gedung ada-
dan budaya, maupun kegiatan khusus.
tersebut
dibangun
lah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti
bagian bangunan gedung, komponen, bahan
Pemeliharaan Bangunan Gedung
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
bangunan dan/atau prasarana dan sarana agar
bangunan gedung tetap laik fungsi. SMA Bina
Umum
Nomor
24/PRT/M/2008
Generasi Bangsa Meulaboh sudah seharusnya
Pedoman
bangunan ini mendapat perbaikan agar
Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
keandalan dan kelayakan bangunan secara
gedung adalah kegiatan menjaga keandalan
arsitektur, struktur, maupun utilitas tetap
bangunan
terjaga dan berfungsi secara optimal. Namun,
sarananya agar bangunan gedung selalu laik
berdasarkan survey awal mengindikasikan
fungsi.
bahwa kondisi bangunan sekolah ini kurang
pemeliharaan yang baik perlu dibentuk
terawat
struktur organisasi kegiatan pemeliharaan.
812 -
sehingga
perlu
dilakukannya
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Pemeliharaan
gedung
Agar
dan
tentang
beserta
Perawatan
prasana
terciptanya
dan
kegiatan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Pada struktur kegiatan pemeliharaan gedung
jenis, yaitu : rusak ringan, rusak sedang dan
sebaiknya
rusak berat. Batasan mengenai ketiga jenis
memiliki
sekurang-kurangnya
empat departemen yaitu teknik (engineering),
kerusakan
tata graha (house keeping), layanan pelanggan,
berikut :
serta administrasi dan keuangan. Pekerjaan
1.
perawatan
meliputi
perbaikan
tersebut
didefinisikan
sebagai
Kategori kerusakan struktur :
a. Rusak ringan adalah kerusakan pada
dan/atau
penggantian bagian bangunan, komponen,
komponen
bahan bangunan, dan/atau prasarana dan
mengurangi fungsi layan struktur secara
sarana berdasarkan dokumen rencana teknis
keseluruhan, yaitu retak kecil pada
perawatan
balok,
bangunan
gedung,
dengan
struktur
kolom
yang
dan
dinding
tidak
yang
mempertimbangkan dokumen pelaksanaan
mempunyai lebar celah antara 0,075
kontruksi.
hingga 0,6 cm.
a.
Rehabilitasi
adalah
memperbaiki
b. Rusak sedang adalah kerusakan pada
bangunan yang telah rusak sebagian
komponen
dengan maksud menggunakan sesuai
mengurangi kekuatan tetapi kapasitas
dengan fungsi tertentu yang tetap, baik
layan secara keseluruhan dalam kondisi
arsitektur maupun struktur bangunan
aman, retak besar pada balok, kolom
gedung
dan dinding yang mempunyai lebar
tetap
dipertahankan
seperti
semula, sedang utilitas dapat berubah.
b.
c.
struktur
yang
dapat
celah lebih besar dari 0,6 cm.
Renovasi adalah memperbaiki bangunan
c. Rusak berat adalah kerusakan pada
yang telah rusak berat berat sebagian
komponen
struktur
dengan maksud menggunakan sesuai
mengurangi
kekuatannya
fungsi tertentu yang dapat tetap atau
kapasitas layan struktur sebagian atau
berubah, baik arsitektur, struktur maupun
seluruh bangunan dalam kondisi tidak
utilitas bangunannya
aman, yaitu terjadi apabila dinding
Restorasi adalah memperbaiki bangunan
pemikul beban terbelah dan runtuh,
yang telah rusak berat sebagian dengan
bangunan terpisah akibat kegagalan
maksud menggunakan untuk fungsi
unsur pengikat dan 50% elemen utama
tertentu yang dapat tetap atau berubah
mengalami kerusakan atau tidak layak
dengan tetap mempertahankan arsitektur
huni (Dirjen Cipta Karya, 2006).
bangunannya sedangkan struktur dan
utilitas bangunannya dapat berubah.
2.
yang
dapat
sehingga
Kategori kerusakan arsitektur :
a. Rusak ringan adalah kerusakan yang
tidak mengganggu fungsi bangunan
Klasifikasi Jenis Kerusakan Bangunan
Klasifikasi jenis kerusakan dari setiap
komponen pemeliharaan dibagi ke dalam tiga
dari segi arsitektur, seperti kerusakan
pada
pekerjaan
mengelupasnya
finishing,
cat
yang
yaitu
tidak
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 813
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
menimbulkan gangguan fungsi dan
secara terencana sesuai dengan spesifikasi
estetika serta tidak menimbulkan
bahan yang dipakai dan disesuaikan dengan
bahaya sedikitpun kepada penghuni.
kondisi
b. Rusak sedang adalah kerusakan yang
mempengaruhi
selama
yang
mungkin
masa
pakainya.
dapat mengganggu fungsi bangunan
Pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan
dari
(fungsi,
harus diberikan secara dini dan teratur guna
kenyamanan, estetika) seperti kerusa-
mencegah meluasnya kerusakan pada bagian
kan pada bagian bangunan yaitu
komponen lainnya.
segi
arsitektur
pecahnya kaca jendela dan pintu yang
Berikut merupakan beberapa konsep
dapat mengurangi estetika bangunan
pemeliharaan dan perbaikan yang dapat
dan mengurangi kenyama-nan pada
dilakukan :
penghuni.
1. Pemeliharaan
c. Rusak berat adalah kerusakan yang
sangat
mengganggu
fungsi
dan
estetika bangunan serta mengakibatkan hilangnya rasa nyaman dan dapat
menimbulkan
bahaya
kepada
penghuni.
3.
lingkungan
tindakan
rutin
pada
komponennya
yaitu
bangunan
sebelum
atau
mengalami
kerusakan.
2. Perbaikan ringan (repairing), yaitu suatu
usaha
untuk
bangunan
Kategori kerusakan utilitas :
(maintenance),
mengembalikan
atau
kinerja
komponennya
pada
keadaan awal.
a. Rusak ringan adalah rusak kecil atau
3. Perbaikan
dengan
perkuatan
tidak berfungsinya sub komponen
(strengthening),
utilitas yang tidak akan menimbulkan
meningkatkan kemampuan bangunan atau
gangguan atau mengurangi fungsi
komponennya untuk melampaui kemam-
komponen utilitas.
puan awalnya.
yaitu
usaha
untuk
b. Rusak sedang adalah kerusakan atau
tidak berfungsinya sub komponen
utilitas yang menimbulkan gangguan
atau mengurangi fungsi komponen.
c. Rusak berat adalah rusak atau tidak
Estimasi
Biaya
Standar
Pembiayaan
Pembiayaan untuk perawatan/perbaikan
bangunan gedung pemerintah sesuai peraturan
berfungsinya sub komponen utilitas
Manteri
yang dapat menimbulkan gangguan
24/PRT/M/2008 standar biaya perawatan
berat
gedung pemerintah.
atau
mengakibatkan
tidak
berfungsinya secara total komponen
utilitas.
Pekerjaan
Konsep pemeliharaan harus dilakukan
Umum
Nomor
Intensitas kerusakan bangunan dapat
digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
1. Biaya
Konsep Pemeliharaan dan Perbaikan
814 -
dan
Perawatan
untuk
tingkat
kerusakan ringan, biayanya maksimum
adalah sebesar 35% dari harga satuan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
tertinggi
pembangunan
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
Pengujian Mutu Beton
Hammer Test
tipe/klas dan lokasi yang sama.
2. Biaya
Perawatan
untuk
Hammer test merupakan suatu pengujian
tingkat
non-destructive untuk memperkirakan nilai
kerusakan sedang, biayanya maksimum
kuat tekan beton pada suatu elemen struktur
adalah sebesar 45% dari harga satuan
menggunakan alat palu beton untuk keperluan
tertinggi
pengendalian mutu beton di lapangan bagi
pembangunan
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
perencanaan
tipe/klas dan lokasi yang sama.
pelaksanaan pekerjaan (SNI 03-4430-1997).
3. Biaya
Perawatan
untuk
adalah sebesar 65% dari harga satuan
pembangunan
adalah
seni
memperkirakan kemungkinan jumlah biaya
yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang
didasarkan atas suatu imformasi yang tersedia
menghitung
suatu
jumlah
pekerjaan
banyaknya
yaitu
volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga
disebut sebagai kubikasi pekerjaan satuan
yang digunakan menurut Civil Engineering
Standardization Methods of Measurement
(CESMM) adalah meter kubik untuk volume,
meter segi untuk luas, metersegi untuk
panjang, persamaan yang digunakan untuk
V(m³) = p(m) x l(m) x t(m)
V = volume (m³)
l = Lebar (m)
P = panjang (m)
t = tinggi (m)
penelitian ini sebagai berikut :
Observasi, diperoleh dari pengamatan
langsung
terhadap
kondisi
Observasi
dilakukan
komponen
gedung
gedung.
terhadap
yaitu
tiga
struktur,
arsitektur dan utilitas. Untuk komponen
gedung secara visual terhadap tiga
elemen yaitu kolom, balok dan plat lantai.
Untuk komponen arsitektur dilakukan
pengecekan kerusakan secara visual
terhadap beberapa elemen yaitu dinding,
lantai, langit-langit, kusen, pintu dan
jendela.
Untuk
komponen
utilitas
dilakukan pemerikasaan visual terhadap
instalasi listrik dan air serta alat-alat
sanitasi apakah masih berfungsi secara
menghitung volume:
Keterangan :
Proses pengumpulan data primer dalam
struktur dilakukan pengecekan kerusakan
pada waktu itu.
Volume
Pengumpulan data primer
a.
tipe/klas dan lokasi yang sama.
biaya
pengawasan
METODE PENELITIAN
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
Estimasi
atau
tingkat
kerusakan berat, biayanya maksimum
tertinggi
dan
(2.1)
baik. Hasil dari observasi diperoleh tingkat kerusakan masing-masing komponen.
Dari nilai tersebut dapat dikategorikan
persentase kerusakan bangunan dalam
tiga kategori yaitu rusak ringan, rusak
sedang,
atau rusak berat. Selain
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 815
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
b.
observasi secara visual, dilakukan men-
masalah
gukur volume yang harus dilakukan per-
pengumpulan
baikan.
sekunder dan pembuatan kuisioner untuk
Wawancara, dilakukan terhadap key
mendapatkan data primer.
dan
tujuan
literatur
penelitian,
sebagai
data
informant yang menjadi pengelola atau
b. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari
penanggung jawab pengopersian gedung
pembagian kuisioner kepada responden,
SMA Bina Generasi Bangsa Meulaboh
melakukan wawancara, observasi lapangan.
tersebut. Wawancara dilakukan terhadap
Setelah
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat
pengolahan dan analisis data, penyusunan
selaku pengelola keuangan. Selain itu
laporan penelitian berdasarkan hasil dan
juga dilakukan wawancara kepada ang-
pembahasan yang diperoleh sehingga
gota DPRK Komisi C sebagai pengawas
didapat suatu kesimpulan untuk menjawab
pendidikan dan Kabag Pembangunan
permasalahan yang diteliti.
data
terkumpul
dilakukan
Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat
dengan
tujuan
menggali
informasi
Pengujian Hammer Test
Hammer Test merupakan suatu pengujian
mengenai perbaikan/perawatan gedung
mutu beton tanpa merusak beton (non-
agar dapat pengoprasian kembali.
destructive test). Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan satu alat yang disebut
Pengumpulan data sekunder
Untuk
pengumpulan
data
sekunder
palu
beton.
Pada
penelitian
pengujian
diperoleh data perencanaan awal gedung
dilakukan pada elemen struktural bangunan
untuk mengetahui spefikasi gedung, serta data
yaitu kolom, balok dan plat lantai. Pada
struktur
pengujian hammer test, tidak semua sampel
organisasi
pengelolaan
gedung
harus diuji. Cukup dipilih sampel yang bisa
sekolah tersebut.
mewakili dari keseluruhan sampel. Untuk
Objek Penelitian
kolom dipilih sampel yang menanggung
untuk
momen terbesar yaitu pada kolom bagian
mengumpulakan data dalam penelitian ini
tengah gedung yang menopang balok dengan
antara lain angket (kuisioner), alat perekam
bentang terpanjang sebanyak empat kolom per
wawancara/tape recorder, kamera digital,
lantai. Untuk balok dipilih dua bentang per
hammer test, meteran, tangga dan alat tulis
lantai yaitu arah memanjang dan melintang
lainya.
dengan panjang bentang terbesar.
Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen
yang
digunakan
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
Data hasil evaluasi kerusakan bangunan
tahap, yang terdiri dari :
a. Tahap
816 -
persiapan
Evaluasi Persentase Kerusakan
berupa
perumusan
yang didapat dari hasil survey dihitung
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
diperlihatkan pada Tabel 2 dan Gambar 4.
prosentase kerusakan ringan, sedang dan berat
yang tejadi pada komponen struktur, arsitektur
3.
3 dan Gambar 5.
dan utilitas sebagai berikut :
1.
Persentase
Kerusakan
Ringan
4.
diperlihatkan pada Tabel 1 dan Gambar 3.
2.
Persentase
Kerusakan
Persentase Kerusakan Berat Berat Tabel
Nilai kerusakan keseluruhan diperlihatkan pada Tabel 4 dan Gambar 6.
Sedang
Tabel .1 Prosentase Komponen Kerusakan Ringan
Bidang
Komponen
Rusak
Vol.
Vol.
Satuan
Awal
Rusak
(%)
bbidang
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Kolom
Retak 0,075-0,6 cm
m²
152
3
1,99
Balok
Retak 0,075-0,6 cm
m²
195
2,5
1,28
Plat Lantai
Retak 0,075-0,6 cm
m²
205
3
1,46
Dinding
Retak 0,075-0,6 cm
m²
560
13
2,32
Pengecatan Ulang
m²
1310
1310
100
Pintu
Cat kusam/terkupas
Bh
8
8
100
Jendela
Cat kusam/terkupas
Bh
104
104
100
Penutup langit-langit
Cat Kusam/terkupas
m²
96
96
100
Atap
Cat Lisplang
m²
54
54
100
Bola Lampu
Terpasang/berfungsi
Buah
65
62
80
Kerusakan Ringan
100
80
1,76
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 3. Grafik Persentase Kerusakan Ringan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 817
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 2 Prosentase Komponen Kerusakan Sedang
Bidang
bbidang
Struktur
Komponen
Rusak
Kolom
Balok
Plat Lantai
Dinding
Lantai/ Penutupnya
Pintu
Terkupas Selimut beton
Terkupas Selimut beton
Terkupas Selimut beton
Plesteran Kembali
Dasar Lantai
Kunci rusak/ganti
Pasang Ensel
Hak angin terlepas
Kunci rusak/ganti
Pasang Engsel
Ganti Plafon
Terlepas Seng Genteng
Pasang Kembali
Tidak berfungsi
Tidak berfungsi
Jendela
Arsitektur
Utilitas
Penutup langit2
Atap
Stop kontak
Saklar
Vol.
Awal
Vol.
Rusak
(%)
m²
m²
m²
m²
m²
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
m²
m²
152
195
205
560
552
8
16
208
104
208
96
510
2
4
11
18
552
6
3
72
33
52
30
510
1,32
2,05
5,37
3,21
100
75
18,75
34,62
31,73
25
31,25
100
Buah
Buah
16
26
12
18
75
69,23
Satuan
Kerusakan Sedang
72,12
46,62
2,91
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 4.Grafik Persentase Kerusakan Sedang
Tabel 3 Prosentase Komponen Kerusakan Berat
Bidang
Komponen
Rusak
bbidang
Kolom
struktur
Balok
Plat Lantai
Pintu
Daun
pintu
lengkap
terpasang
ArsitekJendela
Daun
pintu
lengkap
tur
terpasang
Instalasi listrik
Tidak berfungsi/ Rehab
Utilitas
kembali
Instalasi Air
Tidak berfungsi/ Rehab
kembali
Washtafel
Pasang Baru
818 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Satuan
Vol.
Awal
Vol.
Rusak
(%)
Bh
16
1
6,25
Bh
Titik
104
81
2
81
1,92
100
Buah
2
2
100
Buah
2
2
100
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Kerusakan Berat
100,0
4,09
0,0
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 5. Grafik Persentase Kerusakan Berat
Tabel 4 Rekaputilasi Prosentase Kerusakan
Kerusakan
Struktur (%)
Ringan
1,76
Arsitektur
(%)
100,00
Sedang
Berat
Nilai Rata-rata
Kerusakan
2,91
0,00
1,56
46,62
4,09
50,24
Utilitas
(%)
80,00
72,12
100,00
84,04
Nilai Kerusakan Keseluruhan
84,04
50,24
1,56
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 6 Grafik Prosentase Nilai Kerusakan Keseluruhan
beberapa elemen struktur bangunan dengan
Pengujian hammer test
Selain prosentase kerusakan bangunan,
menggunakan alat uji “concrete hammer test”
dilakukan pula pengujian mutu beton pada
type N/NR. Hasil uji mutu beton merupakan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 819
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
data pengujian yang diambil secara acak pada
plat lantai sebesar 186,01 kg/cm2. Dari hasil
bangunan gedung, mengingat jika dilakukan
diatas dapat dilihat bahwa nilai kuat tekan rata-
pengujian pada keseluruhan bangunan gedung,
rata terendah terdapat pada kolom lantai II
akan merusak sebagian besar elemen non
yaitu 145,55 kg/cm2. Secara struktural, nilai
struktural/arsitektural bangunan. Rekapitulasi
perkiraan kuat tekan beton yang diperoleh
dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada
tergolong rendah untuk bangunan gedung
Tabel 5.
bertingkat. Nilai kuat tekan beton untuk
Selain identifikasi terhadap kerusakan
bangunan
gedung
bertingkat
yang
gedung, dilakukan pula pengujian hammer test
dipersyaratkan sesuai SNI 03-2847-2002
dengan tujuan untuk melihat perkiraan nilai
sebesar 225 kg/cm2.
kuat tekan beton pada elemen kolom, balok
dan plat lantai. Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai
perkiraan kuat tekan beton rata-rata untuk
Biaya Pemeliharaan/Rehabilitasi
Biaya pemeliharaan dihitung dengan cara
elemen kolom yaitu 220,8 kg/cm2 pada lantai I
mengalikan jumlah volume pekerjaan pemeli-
dan 145,55 kg/cm2 pada lantai II, untuk
haraan dengan harga satuan pekerjaan.
elemen balok sebesar 191,39 kg/cm2 pada
kebutuhan biaya untuk masing-masing kom-
lantai I dan 206,46 kg/cm2 pada lantai II serta
ponen kerusakan pada bangunan gedung
diperlihatkan pada tabel 6.
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hammer Test pada Bangunan
No.
Lantai
Kode
1
K-I 1
2
K-I 2
3
4
I
5
K-I 3
20,53 MPa
209,40 Kg/cm2
K-I 4
17,05 MPa
173,90 Kg/cm2
18,14 MPa
185,05 Kg/cm2
19,38 MPa
197,74 Kg/cm2
15,17 MPa
154,70 Kg/cm2
15,39 MPa
157,05 Kg/cm2
13,15 MPa
134,10 Kg/cm2
13,37 MPa
136,34 Kg/cm2
23,55 MPa
240,24 Kg/cm2
16,93 MPa
172,68 Kg/cm2
16,51 MPa
168,37 Kg/cm2
16,29 MPa
166,17 Kg/cm2
21,91 MPa
2
7
K-II 1
8
K-II 2
9
K-II 3
II
B-II 1
12
B-II 2
14
15
820 -
25/30
25/35
25/30
K-II 4
11
13
20,79 MPa
20,27 MPa
B-I 2
10
25/35
P-II 1
Plat
Lantai
Nilai Kuat
Tekan Ratarata
Nilai Kuat Tekan
212,02 Kg/cm2
206,79 Kg/cm2
B-I 1
6
Dimensi
Struktur
P-II 2
P-II 3
T = 12 cm
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
223,48 Kg/cm
200,53 Kg/cm2
191,39 Kg/cm2
145,55 Kg/cm2
206,46 Kg/cm2
186,01 Kg/cm2
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 6 Nilai Kondisi dan Biaya Pemeliharaan
No
Komponen/elemen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kolom Retak
Kolom Terkupas Selimut Beton
Balok Retak
Balok Terkupas Selimut Beton
Plat Lantai Retak
Plat Lantai Terkupas Selibut Beton
Dinding Retak
Dinding Plesteran
Ganti Penutup Plafon
Permukaan Penutup Lantai/ Keramik
Ganti Seng Genteng
Cat Bidang Tembok
Cat Bidang Kayu
Cat Bidang Plafon
Pintu Ganti Kunci
Pintu Ganti Ensel
Jendela Ganti Ensel
Jendela Ganti Kunci
Jendela Ganti Hak Angin
Daun Pintu Lengkap terpasang
Jendela Kaca Lengkap terpasang
Pasang Bola Lampu
Pasang Stok Kontak
Pasang Saklar
Instalasi Listrik`
Instalasi Air Bersih
Wastafel
Jumlah
Indek
Kondisi
Biaya
Pemeliharaan
96,71
98,68
98,72
97,95
98,54
94,63
97,68
96,79
68,75
0,00
91,71
0,00
0,00
0,00
25,00
18,75
75,00
68,27
65,38
93,75
98,08
20,00
25,00
30,77
0
0
0
1.500.000,900.000,1.250.000,1.800.000,1.500.000,4.950.000,3.900.000,1.232.845,1.491.150,127.544.016,59.874.000,20.305.000,6.331.700,2.523.360,720.000,75.000,780.000,330.000,720.000,600.000,700.000,4.960.000,360.000,540.000,450.000,700.000,2.500.000,248.573.071,-
Tabel 7. Biaya pembangunan gedung baru
Luas Bangunan
Nama Gedung
(M²)
SMA Bina Generasi Bangsa
448
Dari tabel 6. dapat disimpulkan jumlah
Umur
Layan
60-90
60-90
60-90
60-90
60-90
60-90
10-30
10-30
7-15
60-90
10-20
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
10-30
10-30
3-5
5-15
5-15
10-30
3-5
15-30
Harga Satuan Gedung Negara
Per-M² (Rp)
4.240.000,-
Jenis Komponen
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Total Biaya
(Rp)
1.899.520.000,-
tipe dan daerah yang sama.
biaya pemeliharaan gedung SMA Bina
Generasi Bangsa Meulaboh
sebesar Rp.
248.537.071,- sedangkan untuk bangun baru
sekolah
SMA
tersebut
sesuai
perbandingan biaya rehabilitasi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
dengan
keputusan Bupati Aceh Barat No. 340 Tahun
2017 sebesar Rp. 1.899.520.000,-
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan
sebesar :
13,08 % dari biaya bangun baru, Sesuai
permen PU No 28/PRT/M/2008 maka SMA
Bina Generasi Bangsa Meulaboh termasuk
pemeliharaan ringan dengan biaya rehabilitasi
≤ 35% dari harga satuan tertinggi bersadarkan
pembahasan penelitian pada SMA Bina
Generasi Bangsa Meulaboh Kab. Aceh Barat
dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
1.
Hasil
mengidenfikasi kerusakan pada
gedung SMA Bina Generasi Bangsa,
kerusakan berat terjadi pada komponen
utilitas sebesar 84,04%, rusak sedang
terdapat pada komponen asitektur sebesar
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 821
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
50,24 %, serta kerusakan ringan terjadi
2.
Badan Standarisasi Nasional, 1997, SNI
pada komponen struktur sebesar 1,56%.
03-4430-1997Metode
Hasil
Elemen Struktur Beton Dengan Alat
pengujian
hammer
test
Palu Beton Tipe N dan NR, Jakarta.
menunjukkan bahwa kualitas komponen
struktural pada bangunan SMA Bina
Ervianto, W.I., 2007, Studi Pemeliharaan
rendah
Bangunan Gedung (Studi Kasus
dibawah yang disyaratkan, sesuai SNI
Gedung Kampus), Jurnal Teknik
03-2847-2002 untuk bangunan bertingkat
Sipil, Vol.7 No.3 Hal 212-223,
225 kg/cm². .
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Generasi
3.
Pengujian
Dari
Bangsa
hasil
pemeliharaan
tergolong
perhitungan
gedung
biaya
SMA
Kementrian
Pekerjaan
Umum,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Bina
Generasi Bangsa sebesar 13,08% dari
Nomor
harga pembangunan gedung baru. Sesuai
Pedoman
dengan Permen PU No.24/PRT/M/2008
Gedung Negara, Jakarta.
gedung
tersebut
masuk
katagori
Kementrian
pemeliharaan ringan.
45/PRT/M/2007
Pekerjaan
Nomor
Berdasarkan hasil yang didapat, maka
ada beberapa saran yang dapat dikemukakan
untuk mewujudkan pemeliharaan gedung
24/PRT/M/2008
2008,
tidak semakin bertambah parah.
lebih
Pemeliharaan
Perawatan
Bangunan
mengenai kekuatan elemen struktural
gedung SMA Bina Generasi Banggsa
Meulaboh, Metode dan tata cara perbaikan
dapat dikonsultasikan dengan pihak yang
dan
Gedung,
–
Undang
Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung, Jakarta.
Rita,
lanjut
tentang
Pedoman
Undang
gedung yang mengalami kerusakan agar
2015,
optimalisasi
Pemeliharaan
Bangunan
Gedung
Penyelamat
Sistim
Pada
(Escape
Building) di Kota Banda Aceh, Tesis,
Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
professional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan
ke-14, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
822 -
Umum,
Pemerintah Republik Indonesia, 2002,
1. Perlu dilakukan perbaikan pada komponen
kajian
Pembangunan
Jakarta.
sebagai berikut:
dilakukan
Teknis
tentang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Saran
2. Perlu
2007,
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321
ISSN e-2502-5295
pp. 811 - 822
KAJIAN KONSEP OPERASIONAL PEMELIHARAAN
GEDUNG SMA BINA GENERASI BANGSA MEULABOH
ACEH BARAT
Edi Mawardi1,2, T. Budi Aulia3, Abdullah 4
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: eddy_melbon@yahoo.com
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar, Meulaboh
3,4)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: aulia@unsyiah.ac.id 2,
1)
Abstract: Building school as a public facility which is a means of education for the smooth
process of teaching and learning. With the concept of operational maintenance of the building
is less good because the various functions of building facilities declined and affect the quality
and comfort of the building. If the damage to building components is left then slowly the service life of the building will decrease. Seeing the function of the building of the Senior High
School (SMA) Bina Generasi Bangsa Meulaboh, it should have got the concept of good
maintenance operations so that the reliability and feasibility of buildings in the architecture,
structure, and utilities are maintained and functioning optimally. The objectives of the study
were to find out the operational concept of building maintenance, to identify the percentage of
damage, to estimate the maintenance cost and maintenance priority sequence. Analytical
methods used statistical methods The result of the analysis is heavy damage happened to utility
component equal to 84,04%, moderate damage at component of architecture equal to 50,24%
and light damage to structural component equal to 1,56%. The calculation for maintenance
cost of 13.08% of the price of the construction of the state building, in accordance with the
Ministerial Decree No.24 / PRT / M / 2008 of the building entered the category of light
maintenance.. The result of hammer test test shows that the compressive strength value of the
structural component is low below that required by SNI 03-2847-2002 for the 225 kg / cm²
multi-storey building.
Keywords : School Building, Operational Maintenance, Cost
Abstrak: Bangunan sekolah sebagai faslitas umum yang merupakan sarana pendidikan untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Dengan konsep operasional pemeliharaan gedung yang
kurang baik menyebabkan berbagai fungsi fasilitas gedung semakin menurun dan
mempengaruhi kualitas dan kenyamanan gedung. Apabila kerusakan komponen gedung
dibiarkan maka secara perlahan umur layan gedung akan berkurang. Melihat fungsi dari
bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Generasi Bangsa Meulaboh, maka sudah
seharusnya bangunan ini mendapat konsep operasional pemeliharaan yang baik agar keandalan
dan kelayakan bangunan secara arsitektur, struktur, maupun utilitas tetap terjaga dan berfungsi
secara optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep operasional pemeliharaan gedung,
mengidentifikasikan persentase kerusakan, memperkirakan besarnya biaya pemeliharaan dan
urutan prioritas pemeliharaan. Metode analisis yang digunakan metode statistik. Hasil analisis
tersebut kerusakan berat terjadi pada komponen utilitas sebesar 84,04%, kerusakan sedang
pada komponen asitektur sebesar 50,24% dan kerusakan ringan pada komponen struktural
sebesar 1,56%. Perhitungan untuk biaya pemeliharaan sebesar 13,08% dari harga
pembangunan gedung negara, sesuai dengan permen PU No.24/PRT/M/2008 gedung tersebut
masuk katagori pemeliharaan ringan. Hasil pengujian hammer test menunjukan bahwa nilai
kuat tekan pada komponen struktural tergolong rendah dibawah yang disyaratkan SNI 032847-2002 untuk bangunan bertingkat 225 kg/cm².
Kata kunci : Bangunan Sekolah, Operasional Pemeliharaan, Biaya
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 811
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Operasional gedung secara konsisten sudah
penelitian agar dapat ditelusuri permasalahan
menjadi persyaratan yang harus dipenuhi,
dan
utamanya bagi bangunan yang difungsikan
dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
untuk kepentingan umum. Sesuai dengan Un-
menghasilkan sebuah konsep operasional
dang-Undang Dasar 1945 bahwa semua warga
pemeliharaan dan perbaikan gedung yang
Negara berhak mendapatkan pendidikan yang
optimal sehingga dapat berfungsi dengan baik.
kendala
yang
terjadi.
Dengan
layak maka pemerintah menganggarkan anggaran baik Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapa-
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bangunan Gedung
Bangunan gedung merupakan wujud
tan Belanja Daerah (APBD) serta dana
Otonomi Khusus (OTSUS) hingga 20% dari
pagu anggaran untuk kebutuhan pendidikan.
fisik hasil cipta karya manusia yang fungsi
utamanya adalah sebagai tempat manusia
Gedung sekolah merupakan salah satu fasilitas
beraktivitas sekaligus pembatas atau pelindung
umum yang perlu dipelihara dan layak pakai
dari pengaruh lingkungan luar. Menurut
demi kepentingan proses belajar mengajar.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Gen-
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
erasi Bangsa Meulaboh Kabupaten Aceh Barat,
Bangunan gedung didefinisikan sebagai wujud
bangunan
Adventist
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
Development and Relief Agency (ADRA)
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
tahun 2007 dan berada di Kecamatan Johan
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Sesuai
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
dengan pendoman pemeliharaan dan perawa-
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
tan bangunan gedung Peraturan Menteri
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008,
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial
menyatakan perawatan bangunan gedung ada-
dan budaya, maupun kegiatan khusus.
tersebut
dibangun
lah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti
bagian bangunan gedung, komponen, bahan
Pemeliharaan Bangunan Gedung
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
bangunan dan/atau prasarana dan sarana agar
bangunan gedung tetap laik fungsi. SMA Bina
Umum
Nomor
24/PRT/M/2008
Generasi Bangsa Meulaboh sudah seharusnya
Pedoman
bangunan ini mendapat perbaikan agar
Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
keandalan dan kelayakan bangunan secara
gedung adalah kegiatan menjaga keandalan
arsitektur, struktur, maupun utilitas tetap
bangunan
terjaga dan berfungsi secara optimal. Namun,
sarananya agar bangunan gedung selalu laik
berdasarkan survey awal mengindikasikan
fungsi.
bahwa kondisi bangunan sekolah ini kurang
pemeliharaan yang baik perlu dibentuk
terawat
struktur organisasi kegiatan pemeliharaan.
812 -
sehingga
perlu
dilakukannya
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Pemeliharaan
gedung
Agar
dan
tentang
beserta
Perawatan
prasana
terciptanya
dan
kegiatan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Pada struktur kegiatan pemeliharaan gedung
jenis, yaitu : rusak ringan, rusak sedang dan
sebaiknya
rusak berat. Batasan mengenai ketiga jenis
memiliki
sekurang-kurangnya
empat departemen yaitu teknik (engineering),
kerusakan
tata graha (house keeping), layanan pelanggan,
berikut :
serta administrasi dan keuangan. Pekerjaan
1.
perawatan
meliputi
perbaikan
tersebut
didefinisikan
sebagai
Kategori kerusakan struktur :
a. Rusak ringan adalah kerusakan pada
dan/atau
penggantian bagian bangunan, komponen,
komponen
bahan bangunan, dan/atau prasarana dan
mengurangi fungsi layan struktur secara
sarana berdasarkan dokumen rencana teknis
keseluruhan, yaitu retak kecil pada
perawatan
balok,
bangunan
gedung,
dengan
struktur
kolom
yang
dan
dinding
tidak
yang
mempertimbangkan dokumen pelaksanaan
mempunyai lebar celah antara 0,075
kontruksi.
hingga 0,6 cm.
a.
Rehabilitasi
adalah
memperbaiki
b. Rusak sedang adalah kerusakan pada
bangunan yang telah rusak sebagian
komponen
dengan maksud menggunakan sesuai
mengurangi kekuatan tetapi kapasitas
dengan fungsi tertentu yang tetap, baik
layan secara keseluruhan dalam kondisi
arsitektur maupun struktur bangunan
aman, retak besar pada balok, kolom
gedung
dan dinding yang mempunyai lebar
tetap
dipertahankan
seperti
semula, sedang utilitas dapat berubah.
b.
c.
struktur
yang
dapat
celah lebih besar dari 0,6 cm.
Renovasi adalah memperbaiki bangunan
c. Rusak berat adalah kerusakan pada
yang telah rusak berat berat sebagian
komponen
struktur
dengan maksud menggunakan sesuai
mengurangi
kekuatannya
fungsi tertentu yang dapat tetap atau
kapasitas layan struktur sebagian atau
berubah, baik arsitektur, struktur maupun
seluruh bangunan dalam kondisi tidak
utilitas bangunannya
aman, yaitu terjadi apabila dinding
Restorasi adalah memperbaiki bangunan
pemikul beban terbelah dan runtuh,
yang telah rusak berat sebagian dengan
bangunan terpisah akibat kegagalan
maksud menggunakan untuk fungsi
unsur pengikat dan 50% elemen utama
tertentu yang dapat tetap atau berubah
mengalami kerusakan atau tidak layak
dengan tetap mempertahankan arsitektur
huni (Dirjen Cipta Karya, 2006).
bangunannya sedangkan struktur dan
utilitas bangunannya dapat berubah.
2.
yang
dapat
sehingga
Kategori kerusakan arsitektur :
a. Rusak ringan adalah kerusakan yang
tidak mengganggu fungsi bangunan
Klasifikasi Jenis Kerusakan Bangunan
Klasifikasi jenis kerusakan dari setiap
komponen pemeliharaan dibagi ke dalam tiga
dari segi arsitektur, seperti kerusakan
pada
pekerjaan
mengelupasnya
finishing,
cat
yang
yaitu
tidak
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 813
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
menimbulkan gangguan fungsi dan
secara terencana sesuai dengan spesifikasi
estetika serta tidak menimbulkan
bahan yang dipakai dan disesuaikan dengan
bahaya sedikitpun kepada penghuni.
kondisi
b. Rusak sedang adalah kerusakan yang
mempengaruhi
selama
yang
mungkin
masa
pakainya.
dapat mengganggu fungsi bangunan
Pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan
dari
(fungsi,
harus diberikan secara dini dan teratur guna
kenyamanan, estetika) seperti kerusa-
mencegah meluasnya kerusakan pada bagian
kan pada bagian bangunan yaitu
komponen lainnya.
segi
arsitektur
pecahnya kaca jendela dan pintu yang
Berikut merupakan beberapa konsep
dapat mengurangi estetika bangunan
pemeliharaan dan perbaikan yang dapat
dan mengurangi kenyama-nan pada
dilakukan :
penghuni.
1. Pemeliharaan
c. Rusak berat adalah kerusakan yang
sangat
mengganggu
fungsi
dan
estetika bangunan serta mengakibatkan hilangnya rasa nyaman dan dapat
menimbulkan
bahaya
kepada
penghuni.
3.
lingkungan
tindakan
rutin
pada
komponennya
yaitu
bangunan
sebelum
atau
mengalami
kerusakan.
2. Perbaikan ringan (repairing), yaitu suatu
usaha
untuk
bangunan
Kategori kerusakan utilitas :
(maintenance),
mengembalikan
atau
kinerja
komponennya
pada
keadaan awal.
a. Rusak ringan adalah rusak kecil atau
3. Perbaikan
dengan
perkuatan
tidak berfungsinya sub komponen
(strengthening),
utilitas yang tidak akan menimbulkan
meningkatkan kemampuan bangunan atau
gangguan atau mengurangi fungsi
komponennya untuk melampaui kemam-
komponen utilitas.
puan awalnya.
yaitu
usaha
untuk
b. Rusak sedang adalah kerusakan atau
tidak berfungsinya sub komponen
utilitas yang menimbulkan gangguan
atau mengurangi fungsi komponen.
c. Rusak berat adalah rusak atau tidak
Estimasi
Biaya
Standar
Pembiayaan
Pembiayaan untuk perawatan/perbaikan
bangunan gedung pemerintah sesuai peraturan
berfungsinya sub komponen utilitas
Manteri
yang dapat menimbulkan gangguan
24/PRT/M/2008 standar biaya perawatan
berat
gedung pemerintah.
atau
mengakibatkan
tidak
berfungsinya secara total komponen
utilitas.
Pekerjaan
Konsep pemeliharaan harus dilakukan
Umum
Nomor
Intensitas kerusakan bangunan dapat
digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
1. Biaya
Konsep Pemeliharaan dan Perbaikan
814 -
dan
Perawatan
untuk
tingkat
kerusakan ringan, biayanya maksimum
adalah sebesar 35% dari harga satuan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
tertinggi
pembangunan
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
Pengujian Mutu Beton
Hammer Test
tipe/klas dan lokasi yang sama.
2. Biaya
Perawatan
untuk
Hammer test merupakan suatu pengujian
tingkat
non-destructive untuk memperkirakan nilai
kerusakan sedang, biayanya maksimum
kuat tekan beton pada suatu elemen struktur
adalah sebesar 45% dari harga satuan
menggunakan alat palu beton untuk keperluan
tertinggi
pengendalian mutu beton di lapangan bagi
pembangunan
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
perencanaan
tipe/klas dan lokasi yang sama.
pelaksanaan pekerjaan (SNI 03-4430-1997).
3. Biaya
Perawatan
untuk
adalah sebesar 65% dari harga satuan
pembangunan
adalah
seni
memperkirakan kemungkinan jumlah biaya
yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang
didasarkan atas suatu imformasi yang tersedia
menghitung
suatu
jumlah
pekerjaan
banyaknya
yaitu
volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga
disebut sebagai kubikasi pekerjaan satuan
yang digunakan menurut Civil Engineering
Standardization Methods of Measurement
(CESMM) adalah meter kubik untuk volume,
meter segi untuk luas, metersegi untuk
panjang, persamaan yang digunakan untuk
V(m³) = p(m) x l(m) x t(m)
V = volume (m³)
l = Lebar (m)
P = panjang (m)
t = tinggi (m)
penelitian ini sebagai berikut :
Observasi, diperoleh dari pengamatan
langsung
terhadap
kondisi
Observasi
dilakukan
komponen
gedung
gedung.
terhadap
yaitu
tiga
struktur,
arsitektur dan utilitas. Untuk komponen
gedung secara visual terhadap tiga
elemen yaitu kolom, balok dan plat lantai.
Untuk komponen arsitektur dilakukan
pengecekan kerusakan secara visual
terhadap beberapa elemen yaitu dinding,
lantai, langit-langit, kusen, pintu dan
jendela.
Untuk
komponen
utilitas
dilakukan pemerikasaan visual terhadap
instalasi listrik dan air serta alat-alat
sanitasi apakah masih berfungsi secara
menghitung volume:
Keterangan :
Proses pengumpulan data primer dalam
struktur dilakukan pengecekan kerusakan
pada waktu itu.
Volume
Pengumpulan data primer
a.
tipe/klas dan lokasi yang sama.
biaya
pengawasan
METODE PENELITIAN
bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk
Estimasi
atau
tingkat
kerusakan berat, biayanya maksimum
tertinggi
dan
(2.1)
baik. Hasil dari observasi diperoleh tingkat kerusakan masing-masing komponen.
Dari nilai tersebut dapat dikategorikan
persentase kerusakan bangunan dalam
tiga kategori yaitu rusak ringan, rusak
sedang,
atau rusak berat. Selain
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 815
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
b.
observasi secara visual, dilakukan men-
masalah
gukur volume yang harus dilakukan per-
pengumpulan
baikan.
sekunder dan pembuatan kuisioner untuk
Wawancara, dilakukan terhadap key
mendapatkan data primer.
dan
tujuan
literatur
penelitian,
sebagai
data
informant yang menjadi pengelola atau
b. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari
penanggung jawab pengopersian gedung
pembagian kuisioner kepada responden,
SMA Bina Generasi Bangsa Meulaboh
melakukan wawancara, observasi lapangan.
tersebut. Wawancara dilakukan terhadap
Setelah
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat
pengolahan dan analisis data, penyusunan
selaku pengelola keuangan. Selain itu
laporan penelitian berdasarkan hasil dan
juga dilakukan wawancara kepada ang-
pembahasan yang diperoleh sehingga
gota DPRK Komisi C sebagai pengawas
didapat suatu kesimpulan untuk menjawab
pendidikan dan Kabag Pembangunan
permasalahan yang diteliti.
data
terkumpul
dilakukan
Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat
dengan
tujuan
menggali
informasi
Pengujian Hammer Test
Hammer Test merupakan suatu pengujian
mengenai perbaikan/perawatan gedung
mutu beton tanpa merusak beton (non-
agar dapat pengoprasian kembali.
destructive test). Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan satu alat yang disebut
Pengumpulan data sekunder
Untuk
pengumpulan
data
sekunder
palu
beton.
Pada
penelitian
pengujian
diperoleh data perencanaan awal gedung
dilakukan pada elemen struktural bangunan
untuk mengetahui spefikasi gedung, serta data
yaitu kolom, balok dan plat lantai. Pada
struktur
pengujian hammer test, tidak semua sampel
organisasi
pengelolaan
gedung
harus diuji. Cukup dipilih sampel yang bisa
sekolah tersebut.
mewakili dari keseluruhan sampel. Untuk
Objek Penelitian
kolom dipilih sampel yang menanggung
untuk
momen terbesar yaitu pada kolom bagian
mengumpulakan data dalam penelitian ini
tengah gedung yang menopang balok dengan
antara lain angket (kuisioner), alat perekam
bentang terpanjang sebanyak empat kolom per
wawancara/tape recorder, kamera digital,
lantai. Untuk balok dipilih dua bentang per
hammer test, meteran, tangga dan alat tulis
lantai yaitu arah memanjang dan melintang
lainya.
dengan panjang bentang terbesar.
Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen
yang
digunakan
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
Data hasil evaluasi kerusakan bangunan
tahap, yang terdiri dari :
a. Tahap
816 -
persiapan
Evaluasi Persentase Kerusakan
berupa
perumusan
yang didapat dari hasil survey dihitung
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
diperlihatkan pada Tabel 2 dan Gambar 4.
prosentase kerusakan ringan, sedang dan berat
yang tejadi pada komponen struktur, arsitektur
3.
3 dan Gambar 5.
dan utilitas sebagai berikut :
1.
Persentase
Kerusakan
Ringan
4.
diperlihatkan pada Tabel 1 dan Gambar 3.
2.
Persentase
Kerusakan
Persentase Kerusakan Berat Berat Tabel
Nilai kerusakan keseluruhan diperlihatkan pada Tabel 4 dan Gambar 6.
Sedang
Tabel .1 Prosentase Komponen Kerusakan Ringan
Bidang
Komponen
Rusak
Vol.
Vol.
Satuan
Awal
Rusak
(%)
bbidang
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Kolom
Retak 0,075-0,6 cm
m²
152
3
1,99
Balok
Retak 0,075-0,6 cm
m²
195
2,5
1,28
Plat Lantai
Retak 0,075-0,6 cm
m²
205
3
1,46
Dinding
Retak 0,075-0,6 cm
m²
560
13
2,32
Pengecatan Ulang
m²
1310
1310
100
Pintu
Cat kusam/terkupas
Bh
8
8
100
Jendela
Cat kusam/terkupas
Bh
104
104
100
Penutup langit-langit
Cat Kusam/terkupas
m²
96
96
100
Atap
Cat Lisplang
m²
54
54
100
Bola Lampu
Terpasang/berfungsi
Buah
65
62
80
Kerusakan Ringan
100
80
1,76
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 3. Grafik Persentase Kerusakan Ringan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 817
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 2 Prosentase Komponen Kerusakan Sedang
Bidang
bbidang
Struktur
Komponen
Rusak
Kolom
Balok
Plat Lantai
Dinding
Lantai/ Penutupnya
Pintu
Terkupas Selimut beton
Terkupas Selimut beton
Terkupas Selimut beton
Plesteran Kembali
Dasar Lantai
Kunci rusak/ganti
Pasang Ensel
Hak angin terlepas
Kunci rusak/ganti
Pasang Engsel
Ganti Plafon
Terlepas Seng Genteng
Pasang Kembali
Tidak berfungsi
Tidak berfungsi
Jendela
Arsitektur
Utilitas
Penutup langit2
Atap
Stop kontak
Saklar
Vol.
Awal
Vol.
Rusak
(%)
m²
m²
m²
m²
m²
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
m²
m²
152
195
205
560
552
8
16
208
104
208
96
510
2
4
11
18
552
6
3
72
33
52
30
510
1,32
2,05
5,37
3,21
100
75
18,75
34,62
31,73
25
31,25
100
Buah
Buah
16
26
12
18
75
69,23
Satuan
Kerusakan Sedang
72,12
46,62
2,91
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 4.Grafik Persentase Kerusakan Sedang
Tabel 3 Prosentase Komponen Kerusakan Berat
Bidang
Komponen
Rusak
bbidang
Kolom
struktur
Balok
Plat Lantai
Pintu
Daun
pintu
lengkap
terpasang
ArsitekJendela
Daun
pintu
lengkap
tur
terpasang
Instalasi listrik
Tidak berfungsi/ Rehab
Utilitas
kembali
Instalasi Air
Tidak berfungsi/ Rehab
kembali
Washtafel
Pasang Baru
818 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Satuan
Vol.
Awal
Vol.
Rusak
(%)
Bh
16
1
6,25
Bh
Titik
104
81
2
81
1,92
100
Buah
2
2
100
Buah
2
2
100
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Kerusakan Berat
100,0
4,09
0,0
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 5. Grafik Persentase Kerusakan Berat
Tabel 4 Rekaputilasi Prosentase Kerusakan
Kerusakan
Struktur (%)
Ringan
1,76
Arsitektur
(%)
100,00
Sedang
Berat
Nilai Rata-rata
Kerusakan
2,91
0,00
1,56
46,62
4,09
50,24
Utilitas
(%)
80,00
72,12
100,00
84,04
Nilai Kerusakan Keseluruhan
84,04
50,24
1,56
Struktur
Arsitektur
Utilitas
Gambar 6 Grafik Prosentase Nilai Kerusakan Keseluruhan
beberapa elemen struktur bangunan dengan
Pengujian hammer test
Selain prosentase kerusakan bangunan,
menggunakan alat uji “concrete hammer test”
dilakukan pula pengujian mutu beton pada
type N/NR. Hasil uji mutu beton merupakan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 819
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
data pengujian yang diambil secara acak pada
plat lantai sebesar 186,01 kg/cm2. Dari hasil
bangunan gedung, mengingat jika dilakukan
diatas dapat dilihat bahwa nilai kuat tekan rata-
pengujian pada keseluruhan bangunan gedung,
rata terendah terdapat pada kolom lantai II
akan merusak sebagian besar elemen non
yaitu 145,55 kg/cm2. Secara struktural, nilai
struktural/arsitektural bangunan. Rekapitulasi
perkiraan kuat tekan beton yang diperoleh
dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada
tergolong rendah untuk bangunan gedung
Tabel 5.
bertingkat. Nilai kuat tekan beton untuk
Selain identifikasi terhadap kerusakan
bangunan
gedung
bertingkat
yang
gedung, dilakukan pula pengujian hammer test
dipersyaratkan sesuai SNI 03-2847-2002
dengan tujuan untuk melihat perkiraan nilai
sebesar 225 kg/cm2.
kuat tekan beton pada elemen kolom, balok
dan plat lantai. Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai
perkiraan kuat tekan beton rata-rata untuk
Biaya Pemeliharaan/Rehabilitasi
Biaya pemeliharaan dihitung dengan cara
elemen kolom yaitu 220,8 kg/cm2 pada lantai I
mengalikan jumlah volume pekerjaan pemeli-
dan 145,55 kg/cm2 pada lantai II, untuk
haraan dengan harga satuan pekerjaan.
elemen balok sebesar 191,39 kg/cm2 pada
kebutuhan biaya untuk masing-masing kom-
lantai I dan 206,46 kg/cm2 pada lantai II serta
ponen kerusakan pada bangunan gedung
diperlihatkan pada tabel 6.
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hammer Test pada Bangunan
No.
Lantai
Kode
1
K-I 1
2
K-I 2
3
4
I
5
K-I 3
20,53 MPa
209,40 Kg/cm2
K-I 4
17,05 MPa
173,90 Kg/cm2
18,14 MPa
185,05 Kg/cm2
19,38 MPa
197,74 Kg/cm2
15,17 MPa
154,70 Kg/cm2
15,39 MPa
157,05 Kg/cm2
13,15 MPa
134,10 Kg/cm2
13,37 MPa
136,34 Kg/cm2
23,55 MPa
240,24 Kg/cm2
16,93 MPa
172,68 Kg/cm2
16,51 MPa
168,37 Kg/cm2
16,29 MPa
166,17 Kg/cm2
21,91 MPa
2
7
K-II 1
8
K-II 2
9
K-II 3
II
B-II 1
12
B-II 2
14
15
820 -
25/30
25/35
25/30
K-II 4
11
13
20,79 MPa
20,27 MPa
B-I 2
10
25/35
P-II 1
Plat
Lantai
Nilai Kuat
Tekan Ratarata
Nilai Kuat Tekan
212,02 Kg/cm2
206,79 Kg/cm2
B-I 1
6
Dimensi
Struktur
P-II 2
P-II 3
T = 12 cm
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
223,48 Kg/cm
200,53 Kg/cm2
191,39 Kg/cm2
145,55 Kg/cm2
206,46 Kg/cm2
186,01 Kg/cm2
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 6 Nilai Kondisi dan Biaya Pemeliharaan
No
Komponen/elemen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kolom Retak
Kolom Terkupas Selimut Beton
Balok Retak
Balok Terkupas Selimut Beton
Plat Lantai Retak
Plat Lantai Terkupas Selibut Beton
Dinding Retak
Dinding Plesteran
Ganti Penutup Plafon
Permukaan Penutup Lantai/ Keramik
Ganti Seng Genteng
Cat Bidang Tembok
Cat Bidang Kayu
Cat Bidang Plafon
Pintu Ganti Kunci
Pintu Ganti Ensel
Jendela Ganti Ensel
Jendela Ganti Kunci
Jendela Ganti Hak Angin
Daun Pintu Lengkap terpasang
Jendela Kaca Lengkap terpasang
Pasang Bola Lampu
Pasang Stok Kontak
Pasang Saklar
Instalasi Listrik`
Instalasi Air Bersih
Wastafel
Jumlah
Indek
Kondisi
Biaya
Pemeliharaan
96,71
98,68
98,72
97,95
98,54
94,63
97,68
96,79
68,75
0,00
91,71
0,00
0,00
0,00
25,00
18,75
75,00
68,27
65,38
93,75
98,08
20,00
25,00
30,77
0
0
0
1.500.000,900.000,1.250.000,1.800.000,1.500.000,4.950.000,3.900.000,1.232.845,1.491.150,127.544.016,59.874.000,20.305.000,6.331.700,2.523.360,720.000,75.000,780.000,330.000,720.000,600.000,700.000,4.960.000,360.000,540.000,450.000,700.000,2.500.000,248.573.071,-
Tabel 7. Biaya pembangunan gedung baru
Luas Bangunan
Nama Gedung
(M²)
SMA Bina Generasi Bangsa
448
Dari tabel 6. dapat disimpulkan jumlah
Umur
Layan
60-90
60-90
60-90
60-90
60-90
60-90
10-30
10-30
7-15
60-90
10-20
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
3-5
10-30
10-30
3-5
5-15
5-15
10-30
3-5
15-30
Harga Satuan Gedung Negara
Per-M² (Rp)
4.240.000,-
Jenis Komponen
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Non Struktural
Total Biaya
(Rp)
1.899.520.000,-
tipe dan daerah yang sama.
biaya pemeliharaan gedung SMA Bina
Generasi Bangsa Meulaboh
sebesar Rp.
248.537.071,- sedangkan untuk bangun baru
sekolah
SMA
tersebut
sesuai
perbandingan biaya rehabilitasi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
dengan
keputusan Bupati Aceh Barat No. 340 Tahun
2017 sebesar Rp. 1.899.520.000,-
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan
sebesar :
13,08 % dari biaya bangun baru, Sesuai
permen PU No 28/PRT/M/2008 maka SMA
Bina Generasi Bangsa Meulaboh termasuk
pemeliharaan ringan dengan biaya rehabilitasi
≤ 35% dari harga satuan tertinggi bersadarkan
pembahasan penelitian pada SMA Bina
Generasi Bangsa Meulaboh Kab. Aceh Barat
dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
1.
Hasil
mengidenfikasi kerusakan pada
gedung SMA Bina Generasi Bangsa,
kerusakan berat terjadi pada komponen
utilitas sebesar 84,04%, rusak sedang
terdapat pada komponen asitektur sebesar
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 821
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
50,24 %, serta kerusakan ringan terjadi
2.
Badan Standarisasi Nasional, 1997, SNI
pada komponen struktur sebesar 1,56%.
03-4430-1997Metode
Hasil
Elemen Struktur Beton Dengan Alat
pengujian
hammer
test
Palu Beton Tipe N dan NR, Jakarta.
menunjukkan bahwa kualitas komponen
struktural pada bangunan SMA Bina
Ervianto, W.I., 2007, Studi Pemeliharaan
rendah
Bangunan Gedung (Studi Kasus
dibawah yang disyaratkan, sesuai SNI
Gedung Kampus), Jurnal Teknik
03-2847-2002 untuk bangunan bertingkat
Sipil, Vol.7 No.3 Hal 212-223,
225 kg/cm². .
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Generasi
3.
Pengujian
Dari
Bangsa
hasil
pemeliharaan
tergolong
perhitungan
gedung
biaya
SMA
Kementrian
Pekerjaan
Umum,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Bina
Generasi Bangsa sebesar 13,08% dari
Nomor
harga pembangunan gedung baru. Sesuai
Pedoman
dengan Permen PU No.24/PRT/M/2008
Gedung Negara, Jakarta.
gedung
tersebut
masuk
katagori
Kementrian
pemeliharaan ringan.
45/PRT/M/2007
Pekerjaan
Nomor
Berdasarkan hasil yang didapat, maka
ada beberapa saran yang dapat dikemukakan
untuk mewujudkan pemeliharaan gedung
24/PRT/M/2008
2008,
tidak semakin bertambah parah.
lebih
Pemeliharaan
Perawatan
Bangunan
mengenai kekuatan elemen struktural
gedung SMA Bina Generasi Banggsa
Meulaboh, Metode dan tata cara perbaikan
dapat dikonsultasikan dengan pihak yang
dan
Gedung,
–
Undang
Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung, Jakarta.
Rita,
lanjut
tentang
Pedoman
Undang
gedung yang mengalami kerusakan agar
2015,
optimalisasi
Pemeliharaan
Bangunan
Gedung
Penyelamat
Sistim
Pada
(Escape
Building) di Kota Banda Aceh, Tesis,
Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
professional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan
ke-14, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
822 -
Umum,
Pemerintah Republik Indonesia, 2002,
1. Perlu dilakukan perbaikan pada komponen
kajian
Pembangunan
Jakarta.
sebagai berikut:
dilakukan
Teknis
tentang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Saran
2. Perlu
2007,
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur