Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terh

MAKALAH OPSI 2013

Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap Gangguan
Belajar (Retardasi Mental) pada Anak

Kelompok Bidang Penelitian : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora
Bidang Ilmu

: Pendidikan dan Psikologi

Nama Lengkap
NIS
Kelas
Nama Lengkap
NIP
Bidang studi yang diampu

Peneliti
: Kevinaldo Barevan
: 111210016
: XI

Pembimbing
: Annetha Novika Adnan
: 19841101 201001 2 017
: Sosiologi

SMA NEGERI 2 BOGOR
Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung, Bogor. Telp (0251) 8318761
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.
2013

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul makalah
2. Kelompok Bidang Penelitian
3. Bidang Ilmu
4. Ketua Tim Penelitian
Nama Lengkap
NIS
Kelas
E-mail
Asal Sekolah

Alamat Sekolah
Telepon/faks

: Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap
Gangguan Belajar (Retardasi Mental) pada Anak
: Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora
: Pendidikan dan Psikologi
: Kevinaldo Barevan
: 111210016
: XI
: jacksonkevin.kj@gmail.com
: SMAN 2 Bogor
: Jalan Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Tanah Sareal.
Bogor, Jawa Barat.
: (0251) 8318761

Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap
Gangguan Belajar (Retardasi Mental) pada Anak belum pernah disertakan dalam lomba apapun,
dan dikerjakan dengan melibatkan 1 (satu) orang peneliti, pembimbing sebanyak 1 orang, dengan
rincian sebagai berikut:


Nama Lengkap
NIS
Kelas
Nama Lengkap
NIP
Bidang studi yang diampu

Peneliti
: Kevinaldo Barevan
: 111210016
: XI
Pembimbing
: Annetha Novika Adnan, S.Sos
: 19841101 201001 2 017
: Sosiologi

Bogor, 29 Juli 2013
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bogor


Peneliti,

Dra. Sri Eningsih, M.Pd
NIP. 19590208 198501 2 001

Kevinaldo Barevan
NIS. 111210016

ii

PERNYATAAN ORISIONALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap
: Kevinaldo Barevan
NIS
: 111210016
Kelas
: XI
Sekolah
: SMA Negeri 2 Bogor

Alamat Sekolah
: Jalan Keranji Ujung no.1 Budi Agung. Bogor 16165
Telepon/Faximile
: (0251) 8318761
Alamat Rumah
: Taman Sari Persada. Orchid, blok C3 No. 11. Bogor, Jawa Barat
Telepon/Handphone : (0251) 7541377, 085714548559
Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap
Gangguan Belajar (Retardasi Mental) pada Anak adalah
1) Sepenuhnya ditulis oleh peneliti dengan rincian sebagai berikut
Peneliti
Nama Lengkap
: Kevinaldo Barevan
NIS
: 111210016
Kelas
: XI
2) Dikerjakan di bawah pembimbing
Nama Lengkap
NIP

Bidang studi yang diampu

: Annetha Novika Adnan, S.Sos
: 19841101 201001 2 017
: Sosiologi

3) Orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi
maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari ditemukan
kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang kami lakukan
sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pembimbing Penelitian,

Bogor, 29 Juli 2013
Yang membuat pernyataan
Penelitian,

Annetha Novika Adnan, S.Sos
NIP. 19841101 201001 2 017


Kevinaldo Barevan
NIS. 111210016
Kepala Sekolah

Dra. Sri Eningsih, M.Pd
NIP. 19590208 198501 2 001
iii

Abstrak
Nama

: Kevinaldo Barevan

Judul Karya Ilmiah

: Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap Gangguan Belajar
(Retardasi Mental) pada Anak

Karya ilmiah ini membahas tentang Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap

Gangguan Belajar (Retardasi Mental) pada Anak. Retardasi mental didefinisikan sebagai suatu
keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai dengan
terjadinya kendala dalam melakukan keterampilan selama masa perkembangan. Lebih lanjut hal
ini akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik, dan sosial. Retardasi mental merupakan suatu gejala yang terdiri dari fungsi
intelektual yang subnormal, terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial dan dapat diamati
pada masa perkembangan.
Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena
terjadinya kelainan pada sistem tubuh pada anak akibat faktor pranatal, psikososial, dan genetik
yang menyebabkan terjadinya retardasi mental dan berakibat kepada gangguan belajar pada anak
tersebut.
Hasil penelitian menemukan bahwa retardasi mental dapat mempengaruhi proses belajar.
Retardasi mental dapat dicegah dengan memberikan nutrisi yang baik pada anak. Mengetahui
dengan mengkonsultasikan dengan dokter mengenai efek atau dampak yang terjadi pada anak
ketika orangtua mengalami penyakit yang dapat mengakibatkan dampak yang buruk pada anak
yang dilahirkan. Banyak sumber menyatakan bahwa retardasi mental dapat dideteksi sebelum
terjadi kelahiran, melalui konsultsi mengenai genetik dan diagnosis antennal. Serta seorang
penyandang retardasi mental dapat berkembang seiring dengan proses perawatan dan proses
belajar yang diberikan.
Pada akhirnya, gangguan belajar pada anak penyandang retardasi mental biasanya berupa

masalah dalam memusatkan perhatian, kesulitan dalam mengingat informasi, mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bahasa, mengalami kesulitan dalam menentukan strategi self
regulation-nya (kemampuan seseorang untuk mengatur tingkah lakunya sendiri), tidak tahu
bagaimana memulai interaksi dengan orang lain, kurang termotivasi dan cenderung mudah putus
asa, dan terhambat dalam hampir semua prestasi akademis.

Kata Kunci:
Retardasi Mental, Kelainan Sistem Tubuh, Gangguan Belajar.

iv

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Analisis Kelainan pada Sistem Tubuh terhadap
Gangguan Belajar (Retardasi Mental) pada Anak”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Pertama saya sampaikan terima kasih kepada pembimbing saya, Ibu Annetha Novika

Adnan,S.Sos yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang
ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap
semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Tidak lupa saya
berterimakasih kepada keluarga saya yang telah banyak memberikan bantuan secara moril
maupun materil.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka semua. Amin.
Bogor, 29 Juli 2013

              Penulis        

v

Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................................

i

Lembar Pengesahan...................................................................................................


ii

Pernyataan Orisionalitas.............................................................................................

iii

Abstrak

............................................................................................................

iv

Kata Pengantar...........................................................................................................

v

Daftar Isi

vi

............................................................................................................

Bab I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................

3

Bab II: Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Retardasi Mental.........................................................................

4

2.2 Definisi Gangguan Belajar........................................................................

5

2.3 Faktor Penyebab Retardasi Mental...........................................................

6

Bab III: Metodologi
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...............................................................

11

3.2 Waktu Penelitian.......................................................................................

12

3.3 Kehadiran Peneliti.....................................................................................

12

3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................

12

3.5 Analisis Data.............................................................................................

14

3.6 Tahap-Tahap Penelitian.............................................................................

16

Bab IV: Hasil dan Pembahasan..................................................................................

17

Bab V :Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan.............................................................................................

23

5.2 Saran.......................................................................................................

24

Daftar Pustaka............................................................................................................

25

Lampiran-lampiran....................................................................................................

27

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan yang wajar dalam masyarakat maka seorang individu harus dapat
memenuhi pola-pola tingkah laku yang benar. Pengetahuan mengenai pola-pola tingkah laku
ini dapat diperoleh oleh seorang individu melalui interaksi dengan anggota-anggota
masyarakat lainnya dalam kehidupan sehari-hari; yaitu dengan cara mengamati, berlatih, dan
menyerap informasi mengenai pola-pola tingkah laku yang benar (Spencer, 1982 : 106-111)
Pada anak penyandang retardasi mental, keharusan untuk menjalankan pola-pola tingkah
laku yang benar ini, sukar untuk dipenuhi. Hal ini disebabkan karena adanya suatu hambatan
pada diri anak penyandang retardasi mental tersebut, yang berupa kelemahan-kelemahan atau
kelainan-kelainan mental yang mereka derita. Karena kelemahan-kelemahan atau kelainankelainan mental yang dideritanya, anak penyandang retardasi mental ini seringkali
menunjukan tingkah laku yang aneh dan bisa dianggap tidak sesuai atau tidak benar.
Salah satu contoh sederhana bisa kita lihat seorang anak penyandang retardasi mental
yang telah berusia delapan tahun, tapi belum mampu untuk makan dan berpakaian sendiri.
Dimana untuk anak-anak yang normal, makan dan berpakaian sendiri merupakan kegiatan
yang amat mudah dan sudah mereka lakukan sendiri rata-rata pada usia lima atau enam
tahun.1
Inteligensi merupakan sesuatu yang dibanggakan oleh para orang tua pada anak-anaknya.
Jika anak mendapat prestasi tinggi di sekolah, seringkali para orang tua berbesar hati dan
memberikan pujian dan hadiah-hadiah. Tetapi jika anak berprestasi rendah, seringkali para
orang tua menghukum anak tersebut. Berbagai macam faktor mempengaruhi prestasi belajar,
di antaranya tingkat inteligensi (HI atau IQ = intelligence quotient ), skala nilai dan patokan
sosial, serta kemampuan dididik atau dilatih.2

1

Diana Damayanti, Essay: “Cara pengasuhan anak penyandang retardasi mental : Tiga kasus keluarga Jawa di
Jakarta” (Jakarta: Universitas Indonesia, 1984), 1
2
Andy Hidayat, Thesis: “Indeks Sefalometri dan Tangan Anak Laki-laki dengan Berbagai Tingkat Retardasi
Mental” (Jakarta: Universitas Indonesia, 2002), 1

1

Contoh lain kasus anak yang mengalami retardasi mental terjadi pada Aji seorang anak
berusia 12 tahun yang seharusnya ia sudah kelas enam SD bersama teman-teman sebayanya,
tetapi karena kemampuan intelektualnya rendah ia masih saja duduk di kelas empat SD.
Menurut gurunya, ia agak lambat dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,
Aji dari kelas satu sampai kelas tiga SD untuk masing-masing tingkat ditempuh dua tahun.
Keadaan ini membuat orang tua Aji memindahkan sekolah umum ke sekolah luar biasa
(Wardoyo, 2006).
Contoh di atas merupakan gambaran penting dalam retardasi mental yaitu fungsi
intelektual umumnya berada di bawah rata-rata. Diperjelas oleh Munzert (2002) bahwa
intelegensi anak yang mempunyai IQ sedang antara 95-100, sedangkan penderita retardasi
mental IQ di bawah 50. Ditambahkan oleh Lombanotobing (2001) bahwa retardasi mental
merupakan ganguan perkembangan fungsi penyesuaian yang melibatkan kecakapan dalam
komunikasi, merawat diri, tinggal di rumah, kecakapan sosial-interpersonal, bekerja,
berekreasi, kesehatan, dan keselamatan.3
Untuk mengetahui penyebab-penyebab gangguan belajar atau Learning Disability (LD)
yang dikarenakan oleh tiga komponen yaitu kemampuan intelektual yang rendah, onset pada
saat lahir atau awal masa kanak-kanak, dan penurunan kemampuan hidup/adaptif atau dalam
garis besar retardasi mental. Penelitian-penelitian menggunakan wawancara yang terstruktur
dengan baik, observasi perilaku yang rinci, dan wawancara dengan pengasuh mengungkapkan
bahwa prevalensi beberapa gangguan psikiatri (termasuk gangguan perilaku) meningkat pada
orang dengan gangguan belajar, terutama mereka yang tinggal di tempat perawatan, tetapi
tidak menyatu dengannya. Namun demikian, membuat diagnosis psikiatri yang spesifik sulit
untuk dilakukan (terutama pada orang dengan retardasi mental sedang atau berat) karena
adanya keterbatasan bahasa yang timbul bersamaan. Gangguan perilaku lebih sering pada
retardasi mental yang lebih berat, terjadi pada hampir 40% anak dan 20% orang dewasa
dengan retardasi mental berat.
Berdasarkan etiologinya, retardasi mental dapat dibagi menjadi retardasi mental primer
dan sekunder. Penyebab retardasi mental primer dapat berupa kelainan kromosom atau
pengaruh pranatal yang tidak jelas. Retardasi mental sekunder disebabkan oleh faktor-faktor
luar yang diketahui dan selanjutnya faktor-faktor ini mempengaruhi otak pada waktu pranatal,
perinatal, atau pascanatal.
3

Gadiesz, “Retardasi Mental” (http://aquw-bian.blogspot.com/2010/02/retardasi-mental.html, diakses 10 Juni
2013)

2

Dalam usaha untuk mencari perbedaan ciri-ciri morfologi yang disebabkan oleh faktorfaktor tersebut, banyak dilakukan penelitian terhadap penderita retardasi mental sekunder
yang telah dilaporkan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut
menunjukan adanya teratogen yang menyebabkan kelainan organik sebagai etiologi retardasi
mental berat. Pada penelitian-penelitian tersebut, terdapat penelitian yang menemukan adanya
perbedaan fisik dan mental antar penderita retardasi mental primer maupun retardasi mental
sekunder.4

1.2 Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.

Apa yang dimaksud dengan gangguan belajar akibat retardasi mental?
Faktor-faktor seseorang dapat mengalami retardasi mental?
Bagaimana upaya pencegahan dan penanganan terhadap retardasi mental?
Apakah kelainan pada sistem tubuh mempengaruhi gangguan belajar?

1.3 Tujuan Penelitian
a.
b.
c.
d.

Untuk mengetahui gangguan belajar akibat retardasi mental
Untuk mengetahui penyebab retardasi mental
Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan retardasi mental
Untuk mengetahui hubungan fungsi tubuh terhadap gangguan belajar

BAB II
4

Andy Hidayat, Op.Cit., 2.

3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Retardasi Mental
Retardasi mental didefinisikan sebagai suatu keadaan perkembangan jiwa yang
terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai dengan terjadinya kendala dalam melakukan
keterampilan selama masa perkembangan. Lebih lanjut hal ini akan berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.
Retardasi mental merupakan suatu gejala yang terdiri dari fungsi intelektual yang subnormal,
terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial dan dapat diamati pada masa perkembangan.5
Menurut Dr.Nora L Sondakh,MA, ia mendefinisikan retardasi mental ialah seseorang
dengan kemampuan intelektual berada di bawah angka rata-rata akibat perkembangan
intelektual yang abnormal dan dapat dilihat pada kesukaran dalam belajar dan adaptasi sosial.6
Menurut Burton, seorang siswa dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau
yang bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya.
Kegagalan belajar ini, seperti siswa dalam batas tertentu tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pengajaran tertentu, siswa tidak dapat
mencapai prestasi yang semestinya sesuai dengan potensinya, siswa gagal kalau tidak dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangannya, dan lain–lain.
Untuk anak-anak dengan retardasi mental, sudah seharusnya mendapatkan kelas
khusus dimana guru mengajarkan keterampilan pokok misalnya konsep uang, konsep waktu,
keterampilan hidup mandiri, perawatan diri dan kebersihan, akses masyarakat, kegiatan
rekreasi, dan pelatihan kejuruan dan melatih anak agar anak dapat menerapkannya didalam
kehidupannya. Sehingga walaupun anak tersebut mengalami kekurangan dari segi kognitif,
dia tetap dapat bertahan dalam lingkungannya.7
Upaya pencegahan retardasi mental dapat dilakukan dengan memberikan nutrisi yang
baik pada anak. Mengetahui dengan mengkonsultasikan dengan dokter mengenai efek atau
dampak yang terjadi pada anak ketika orangtua mengalami penyakit yang dapat
5

Andy Hidayat, Op.Cit., 1
Andda Noorika, “Studi Kasus Retardasi Mental pada Anak”
(http://pustakasari379.blogspot.com/2013/03/studi-kasus-retardasi-mental-pada-anak.html, diakses 3 Mei 2013)
7
Yohanti Viomanna, “Bagaimana cara pengajaran yang efektif terhadap anak dengan retardasi mental?”
(http://10109yvs.blogspot.com/2011/04/bagaimana-cara-pengajaran-yang-efektiv.html, diakses 18 Mei 2013)
6

4

mengakibatkan dampak yang buruk pada anak yang dilahirkan. Banyak sumber menyatakan
bahwa retardasi mental dapat dideteksi sebelum terjadi kelahiran, melalui konsultsi mengenai
genetik dan diagnosis antennal. Secara khusus retardasi mental dapat diketahui melalui
amniosentesis atau sampel vili korion, dengan pilihan terminasi kehamilan. Peningkatan
perawatan pada saat perinatal juga mengurangi resiko cidera otak. Serta dapat dilakukan
penatalaksanaan dari masalah hormonal atau metabolik sebelum terjadi retardasi mental.8

2.2 Definisi Gangguan Belajar
Gangguan belajar (learning disability) mengacu kepada retardasi mental pada sistem
klasifikasi terbaru, memiliki tiga komponen utama, yaitu kemampuan intelektual yang rendah,
onset pada saat lahir atau awal masa kanak-kanak dan penurunan adaptif/hidup. Gangguan
belajar terdapat pada sekitar 1,5% dari populasi, dimana 80% mengalami gangguan belajar
ringan, 12% mengalami gangguan belajar sedang, dan 7% mengalami gangguan belajar berat.
Hanya sekitar 1% dari jumlah total menderita gangguan belajar yang sangat berat. Prevalensi
gangguan belajar belum menurun walaupun baru-baru ini terdapat penurunan insidensi
gangguan belajar berat.
Gangguan belajar dapat diartikan berdasarkan istilah, sebagai gangguan utama yang
menyebabkannya, ketidakmampuan yang diakibatkannya, dan kerugian sosial yang dihasilkan
(termasuk masalah keluarga). Gangguan intelektual diklasifikasikan sebagai ringan (IQ 5070), sedang (IQ 35-49), berat (IQ 20-34), dan sangat berat (IQ

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22