Mengelola Masalah Lingkungan Hidup powerpoint

Mengelola Masalah Lingkungan Hidup
Y. Lilik Rudianto
Email: y-lilik-r@feb.unair.ac.id
I. PENDAHULUAN
Pada banyak Negara, pemerintahnya aktif dalam membuat peraturan aktivitas bisnis
dalam usaha.melindungi lingkungan. Sebuah perusahaan akan mendapat sebuah penghargaan
ketika perusahaan tersebut dapat meminimalisasikan polusi dan perusahaan pesaing tidak
melakukan hal yang sama. Contoh, sebuah perusahaan memiliki peraturan untuk mengurangi
limbah ke sungai akan menekan biaya produksi. Jika perusahaan pesaing tidak melakukan hal
yang sama, perusahaan tersebut akan tidak mampu bersaing secara efektif dan kalah dalam
persaingan. Pemerintah menerapkan standar yang sama untuk setiap perusahaan.
Pemerintah di AS telah aktif terlibat dalam peraturan mengenai lingkungan sejak akhir
abad ke-19.ketika pertama kali pemerintah menyetujui perlindungan Navigable waterways.
Peraturan pemerintah mulai berkembang secara pesat sekitar tahun 1970.
Hal yang paling utama dalam peraturan tentang lingkungan.
Di AS pemerintah mempunyai tiga hal penting dalam melindungi lingkungan, yaitu :
Polusi Udara, Polusi Air dan Polusi Tanah.
1. Polusi Udara.
Masalah yang paling special dalam polusi udara adalah hujan asam. Hujan asam terbentuk
ketika emisi dari sulfur bioksid dan nitrogen oksida yang dihasilkan oleh pembakaran dari
bahan bakar fosil bercampur dengan uap air di udara dan jatuh ke tanah sebagai hujan

ataupun salju yang mempunyai tingkat keasaman lebih dari normal. Hujan asam dapat
merusakekosistem dari danau dan sungai, mengurangi lapisan tanah dan merusak hutan.
2. Polusi Air
Polusi air sama halnya dengan polusi udara, yang terjadi ketika ada limbah yang dibuang
ke saluran air yang tidak dapat dimusnahkan secara natural ataupun terbawa oleh aliran
itu.
3. Polusi Tanah
Polusi tanah terjadi ketika tanah terkontaminasi oleh sampah dan zat-zat yang berbahaya.
Di AS rata-rata orang menghasilkan 2,5 kg sampah per hari dan dari itu hanya 44% nya
yang di daur ulang, dijadikan kompos, dan dibakar. Dan sebagian besar sisanya landfill.

Alternatif Pendekatan Kebijakan
Pendekatan Kebijakan: Standard Lingkungan
Keuntungan;

- Dapat dilaksanakan di pengadilan
- Perintah pemenuhan
Kerugian :
- Melintas-standard-dewan tidak relevan secara sama pada semua bisnis.
- Membutuhkan perlengkapan peraturan besar.

- Pabrik yang lebih tua, kurang efisien bisa jadi terpaksa ditutup.
- Bisa memperlambat inovasi.
- Denda bisa jadi lebih murah dibandingkan pemenuhan
- Tidak memperbaiki pemenuhan ketika pemenuhan tercapai
Pendekatan kebijakan : Mekanisme berbasis-pasar
Kelonggaran yang bisa diperdagangkan
Keuntungan:
- Memberikan bisnis lebih banyak fleksibilitas
- Mencapai tujuan pada biaya keseluruhan lebih rendah
- Menghemat pekerjaan dengan mengijinkan beberapa pabrik yang kurang efisien untuk
tetap buka.
- Mengijinkan pemerintah dan organisasi swasta untuk membeli kelonggaran untuk
membawa mereka keluar pasar.
- Mendorong perbaikan berkelanjutan
Kerugian:
- Memberikan bisnis ijin untuk mencemari
- Kelonggaran adalah sulit untuk ditetapkan
- Bisa menyebabkan ketidakseimbangan regional dalam level polusi
- Pelaksanaan sulit.
Bebas emisi dan pajak

Keuntungan :
- Mengenakan pajak perilaku buruk (polusi) daripada perilaku baik (keuntungan) Kerugian:
- Biaya sulit ditetapkan
- Pajak bisa jadi terlalu rendah untuk mengekang polusi Insentif pemerintah
- Menghargai perilaku yang bertanggungjawab secara lingkungan
- Mendorong perusahaan untuk meningkatkan standard minimum
Kerugian
- Insentif bisa jadi tidak cukup kuat untuk mengendalikan polusi
Pendekatan Kebijakan: Penyingkapan Informasi
Keuntungan:
- Pemerintah mengeluarkan sedikit pada pelaksanaan
- Perusahaan bisa mengurangi polusi dalam cara yang paling efektif-biaya.
Kerugian:
- Tidak memotivasi semua perusahaan Penegakan Pidana dan Perdata Keuntungan:
- Bisa menghalangi kesalahan oleh perusahaan dan individual
Kerugian:
- Bisa tidak menghalangi kesalahan jika hukuman dan usaha penegakan yang dirasakan
adalah lemah.
Biaya dan Keuntungan Peraturan Lingkungan


Salah satu masalah sentral perlindungan lingkungan adalah bagaimana biaya
diseimbangkan berdasarkan keuntungan. Beberapa orang telah mempertanyakan
pilihan nilai yang mendasari pengeluaran ini, yang menyatakan bahwa biaya sehingga
pekerjaan, pengurangan investasi modal, dan produktifitas yang turun melebihi
keuntungannya. Yang lainnya, secara berlawanan, menunjuk pada keuntungan signifikan
dalam kualitas hidup dan hasil ekonomi sebuah lingkungan pembersih.
Peraturan lingkungan juga menstimulasi beberapa sektor ekonomi.Jasa lingkungan dan
industri produk, contohnya, telah tumbuh secara dramatid. Sedangkan pekerjaan yang hilang
dalam industri seperti produk-produk hutan dan pertambahan batu bara sulfur-tinggi, yang
lainnya sedang dibuat di area-area seperti recycle dan reuse, konsultasi lingkungan,
manufakturing instrument, perlengkapan manajemen limbah, dan kontrol polusi.
Lebih lanjut, peraturan lingkungan bisa menstimulasi ekonomi dengan mendorong
bisnis untuk menjadi lebih efisien dengan melindungi energi, dan lebih sedikit uang yang
dikeluarkan dalam menangani masalah yang disebabkan oleh polusi.
Biaya dan Keuntungan Peraturan Lingkungan Biaya:
- $160 milyar per tahun dikeluarkan oleh bisnis dan individual di Amerika Serikat pada
2000.
- Kehilangan pekerjaan dalam beberapa industri yang menimbulkan polusi.
- Persaingan industri intensif-modal, kotor jadi rusak. Keuntungan:
- Emisi hampir semua polutan turun sejak 1970.

- Kualitas udara dan air membaik, beberapa tempat-tempat limbah beracun dibersihkan;
perbaikan kesehatan; kecantikan alami yang dipelihara atau ditingkatkan.
- Pertumbuhan industri lainnya, seperti produk dan jasa lingkungan, pariwisata dan
perikanan.
Karena kerumitan masalah ini, ahli ekonomi membedakan biaya bersih dan keuntungan
peraturan lingkungan. Dalam beberapa hal, kontrol pemerintah melukai ekonomi, dan dalam
cara lainnya mereka membantu.

Penghijauan Manajemen
Peraturan lingkungan, seperti hukum yang mengatur udara, air dan tanah bersih
digambarkan dalam bab ini, membentuk standard hukum minimal yang harus dipenuhi
sebuah usaha. Sebagian besar perusahaan mencoba untuk memenuhi peraturan ini, meskipun
hanya untuk menghindari tuntutan hukum, denda, dan dalam kasus yang paling ekstrim,
hukum pidana. Para peneliti telah beberapa kali menunjuk pada proses perpindahan pada
manajemen lingkungan yang lebih proaktif sebagai penghijauan manajemen.
Tahap-tahap Tanggungjawab Lingkungan Perusahaan
Meskipun masalah-masalah lingkungan memaksa semua bisnis untuk dikelola dalam
cara-cara baru, tidak semua perusahaan sama-sama hijau, yang berarti proaktif dalam respon
mereka pada masalah lingkungan.Salah satu model yang secara luas digunakan
mengidentifikasi tiga tahap tanggungjawab lingkungan perusahaan.

Tahap pertama adalah pencegahan polusi, yang fokus pada “minimalisasi atau
menghilangkan limbah sebelum limbah itu diciptakan.”
Dampak kedua adalah pekerjaan mengurus produk Dalam tahap ini, manajer fokus
pada “semua dampak lingkungan yang berkaitan dengan siklus hidup penuh sebuah produk,”

dari desain sebuah produk hingga penggunaan dan pembuangan akhirnya.Akhirnya tahap
ketiga adalah teknologi bersih, dimana bisnis mengembangkan teknologi baru, inovatif yang
mendukung kelangsungan hidup/ketahanan.
Ecologically Sustainable Organization
Ecologically sustainable organization (ESO) adalah sebuah bisnis yang berorientasi
pada sebuah cara yang konsisten dengan prinsip pembangunan terus menerus. Suatu bisnis
tidak akan menggunakan sumber-sumber alami lebih 61 tepat dibandingkan penipisan sumber
alami itu atau penggantinya bisa ditemukan. Me teka akan membuat dan mengirimkan
produk secara efisien, dengan penggunaan energi minimal. Mereka akan mendesain produk
yang akan bertahan untuk waktu lama akan bahwa, ketika mereka rusak, bisa dibongkar dan
di recycle. Mereka tidak akan memproduksi limbah lebih cepat dibandingkan sistem alami
bisa menyerap dan menyebarkannya. Mereka akan bekerja dengan bisnis lainnya, pemerintah
dan organisasi-organisasi untuk mencapai tujuan ini.
Kemitraan Lingkungan
Banyak bisnis yang berusaha untuk menjadi lebih dapat bertahan (sustainable) memiliki

kemitraan yang terbentuk sukarela, kolaboratif dengan organisasi lingkungan dari pembuat
peraturan untuk mencapai tujuan spesifik, seperti yang digambarkan oleh contoh FedEx pada
awal bab ini. Kolaborasi ini, disebut kemitraan lingkungan, menarik kekuatan unik dari
patner berbeda untuk memperbaiki kualitas lingkungan atau sumber-sumber pemeliharaan.

Manajemen Lingkungan dalam Praktek
Perusahaan yang telah mulai untuk berpindah pada ketahanan lingkungan telah
mempelajari bahwa struktur baru, proses, dan insentif seringkali dibutuhkan. Beberapa
elemen-elemen organisasional yang dimiliki banyak perusahaan hijau proaktif adalah sebagai
berikut:
Manajemen
puncak
dengan
sebuah
komitmen
untuk
keberlangsungan/ketahanan.Perusahaan yang paling proaktif secara lingkungan hampir
semuanya memiliki pemimpin puncak dengan komitmen menyertai yang kuat untuk
keberlangsungan. Sebagian besar memberikan manajer lingkungan mereka otoritas yang
lebih besar dan akses pada level korporasi puncak.

Keterlibatan manajer line
Ahli staf lingkungan dan departemen khusus adalah sebagian besar efektif ketika
mereka bekerja erat dengan orang yang menjalankan operasi harian perusahaan.
Peraturan Perilaku Lingkungan. Perusahaan yang proaktif secara lingkungan
menempatkan komitmen mereka secara tertulis, seringkali dalam bentuk sebuah peraturan
perilaku atau piagam yang menyebutkan tujuan-tujuan lingkungan.
Tim-tim lintas fungsional. Elemen organisasional lainnya adalah menggunakan tim tim lintasbagian, ad hoc untuk memecahkan masalah lingkungan, termasuk
individual dari departemen yang berbeda.
Penghargaan dan insentif.Pebisnis adalah paling mungkin untuk mempertimbangkan dampak
lingkungan dari aksi mereka dan organisasi mereka mengakui dan menghargai perilaku ini.
Audit Lingkungan

Perusahaan hijau tidak hanya mengorganisir dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
lingkungan; mereka juga secara erat menelusuri kemajuan mereka untuk pemenuhan tujuan
itu.
Di tahun 1990an, dalam sebuah perkembangan paralel, banyak perusahaan multi untuk
mengaudit kinerja lingkungan mereka.Di pertengahan tahun 2000an, dalam sebuah
perubahan signifikan dalam praktek, banyak perusahaan bergerak untuk menyatukan
pelaporan sosial, lingkungan, dan pelaporan ekonomik kedalam sebuah laporan
ketahanan/keberlangsungan tunggal.

Sebuah contoh perusahaan yang membuat suatu perubahan adalah Toyota, yang
menerbitkan laporan lingkungan pertamanya di tahun 1998; sejak 2003, perusahaan telah
berpindah ke pelaporan ketahanan terintegrasi. Laporan itu menampilkan data detil mengenai
kemajuan perusahaan dalam memenuhi tujuan yang dinyatakan di masa lalu dan di masa
depan. “Di masa depan, Toyota berencana untuk melanjutkan meningkatkan pengungkapan
informasi (pada) baik aspek lingkungan dan sosial aktifitasnya,” kata wakil direktur eksekutif
perusahaan.

Environmental Management as a Competitive Advantage
Beberapa penelitian percaya bahwa perusahaan yang secara pro aktif mampu mengelola
isu lingkunga4 akan lebih dapat bertahan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
melakukannya. Hal ini telah dibuktikan oleh William Clary Ford, direktur utama dari
perusahaan Ford Motor. Dia mampu mengembangkan kendaraan bermotor dengan bahan
bakar hybrid yang lebih efisien, sebagai perubahan model dari Rouge factory miliknya yang
telah menjadi kota yang perduli terhadap fasilitas lingkungan. William Clary Ford juga
membentuk partnership untuk mengembangkan bahan bakar hydrogen (hydrogen fuel cell),
di mana mesinnya didesain dengan sumber daya energi yang diperbaharui secara
total.William mengatakan bahwa perusahaan melakukan ini semua bukan semata-mata hanya,
karena sebuah persyaratan namun lebih kepada sebuah peluang yang amat luar biasa.
Pengelolaan lingkungan yang efektif mendatangkan keunggulan yang kompetitif pada

empat aspek, yaitu sebagai berikut :
1. Cost Savings (Penghematan Biaya)
Dengan mengurangi polusi, sampah-sampah yang susah di daur ulang, mendaur ulang
bahan-bahan, serta menggunakan energi seefesien mungkin maka perusahaan dapat
menghasilkan penghematan biaya yang cukup signifikan.
2. Produk Differentation (Produk yang memiliki karakteristik berbeda dari produk yang lain)
Perusahaan dapat membangun sebuah reputasi dengan menghasilkan produk atau
jasa yang berorientasi pada lingkungan yang tentunya juga akan menguntungkan
pelanggan karena pelanggan akan merasa aman dengan menggunakan produk atau j ass
yang ramah dengan lingkungan tersebut
3. Technological Innovation (Inovasi dalam Teknologi)
Sebuah perusahaan dapat menjadi pemenang dalam persaingan bisnis apabila perusahaan
tersebut dapat menghasilkan inovasi yang baik dalam hal inovasi teknologi untuk
mengurangi polusi dan menghasilkan efisiensi.Dengan begitu, perusahaan dapat
melakukan penetrasi pasar untuk dapat mendapatkan banyak pelanggan.
4. Stategic Planning (Perencanaan Strategis)
Dengan mengelola dengan baik isu lingkungan, perusahaan dapat menjadi perusahaan
yang memiliki visi perusahaan yang dituangkan dalam sebuah strategic planning mengenai
apa saja masalah lingkungan yang dapat mempengaruhi profitabilitas pelanggan. Dengan
begitu, tujuan perusahaan akan mudah untuk diraih.


Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI PT.TELKOM KANDATEL MALANG (Studi Pada Kelompok Tani di Desa Sisir-Batu tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telkom Kandatel Malang)

3 44 50

Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Konsep Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan (Penelitian Quasi Eksperimen Di Sekolah Dasar Negeri Sirnagalih 04 Bogor)

1 45 279

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya)

0 17 77

Kerjasama Kemanan Antara Autralia - Indonesia Dalam Mengataasi Masalah Terorisme Melalui Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC)

1 25 5

Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry Z10 Pada Global Teleshop Cabang BEC Bandung

0 23 1

Gaya Hidup Wanita "Single Perent" Di Kota Bandung Dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent Dalam Lingkungan Kerjanya Di Kota Bandung)

1 25 105

Peran Migrant Care Dalam Mengatasi Masalah Perdagangan Manusia yang Terjadi Terhadap Pekerja Migran Indonesia di Malaysia 2011-2015

4 35 74

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17