01 Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi Mata Uang Asing
A. KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing
dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian
diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis
internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan
standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing dan
menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan
Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa : Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut
valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing
atau memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10 diberikan
beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional antara lain:
a.

kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan
assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan
disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.

b. Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu
bagian integral dari perusahaan pelapor.

c.

pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atagu dibayar
yang jumlahnya pasti atau deapat kditentukan.

d.

nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau
penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
yang wajar.

2. Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan
Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang
domestik, meliputi ;
a.

Metode Lancar-Tak lancer, yang menjabarkan akun-akun lancar pada kurs sekarang serta akunakun tidak lancar pada kurs histories.

b.


Metode Moneter-Non moneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs
sekarang serta aktiva dan kewajiban non moneter pada kurs histories.

c.

Metode Temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip akuntansi
yang sama.

d. Metode Kurs Sekarang, yang menjabarkan seluruh aktliva dan kewajiban pada kurs sekarang.
B. TUJUAN PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
1. Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.

Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari
perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.

b.

Menggambarkan dalam laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari masingmasing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan
dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.


2. Konsep mata uang fungsional
Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama
perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas
mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah sebagai berikut:
a.

Harga jual
Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan
ditingkat local atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri
tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.

b. Pasar penjualan
Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara
perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
c.

Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local
dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang

fungsional.

d. Pendanaan
Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam
operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang

akan datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang
fungfsional.
e.

Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.

C. DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain
yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi
untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
a.

Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.


b.

Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan
dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.

c.

Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.

d. Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis
merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot
sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada
tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian atau
trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau
mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang dilibatkan.
1. Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli
dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs
tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak

dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan
tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang berbeda.
2. Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran serta unit
pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam dua cara:
a.

Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing
( dinyatakan dalam rupiah).

b. Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic
(dinyatakan dalam mata uang asing).
D. TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai dan
dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar
luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah
trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional
suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan transaksi mata uang
asing.
1. Ketentuan dalam PSAK

Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata uang asing
dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain kontrak
berjangka, maka:
a.

Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan
dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang
fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal tersebut.

b. Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional
dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
c.

pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan
kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.

d. Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap
harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.

e.

Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

2. Penjabaran pada Kurs Spot
Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa
transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot yang terjadi pada tanggal

tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10
menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba
rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi
berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui pada priode kurs.
Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa priode
akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan kurs
untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika
tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran bukan
pada pencatatan transaksi pertama.
3. Pembelian yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing (perusahaan Indonesia)
a.


Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.

b. Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah transaksi tersebut merupakan keuntungan/ kerugian .
c.

Pada saat dilakukan pembayaran dicatat dengan kurs spot yang berlaku.

4. Penjualan yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing
a.

Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.

b. Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah merupakan keuntungan /kerugian dari pertukaran.
c.

Pada saat pelunasan selisih dari kurs yang berlaku dengan kurs tutup buku diakui sebagai
keuntungan /kerugian pertukaran.

d. Dikonversikan menjadi mata uang fungsional entitas.

 Contoh kasus.
PT ABC menjual barang kepada Salford LTD seharga RP 30.000.000 atau 15.000 Mark pada saat
kurs RP 2000 dan menerima pembayaran pada saat kurs Rp. 1920 . Selain itu PT ABC juga
membeli barang dagang kepada perusahaan XYZ seharga Rp. 10.000.000 atau 10.000 ringgit
pada saat kurs Rp 1.000 dan membayar hutang tersebut ketika kurs 1.100
Penyelesaian.
a.

Transaksi Penjualan

1. Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan :
Piutang dagang
Penjualan

Rp. 30.000.000
Rp. 30.000.000

Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd sebesar Rp 30.000.000
Saat Pembayaran :

Kas

Rp. 30.000.000
Piutang dagang

Rp. 30.000.000

Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd
2. Jika tagihan dalam Mark Jerman
Saat penjualan :
Piutang dagang

Rp. 30.000.000

Penjualan

Rp. 30.000.000

Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd, tagihan untuk 15.000 Mark
Saat pembayaran ;
Kas

Rp.28.800.000

Kerugian pertukaran mata uang asin Rp. 1.200.000
Piutang dagang

Rp. 30.000.000

Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd,( 15.000*Rp 1.920)
b. Transaksi Pembelian
1. Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan
Persediaan

Rp. 10.000.000

Hutang dagang

Rp. 10.000.000

Untuk mencatat pembelian kepada XYZ tagihan Rp. 10.000.000
Saat pembayaran
Hutang dagang

Rp. 10.000.000

Kas

Rp. 10.000.000

Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ
2. ika tagihan dalam Ringgit Malaysia
Saat penjualan
Persediaan

Rp. 10.000.000

Hutang dagang

Rp.10.000.000

Untuk mencatat pembelian dari XYZ tagihan untuk 10.000 Ringgit
Saat pembayaran
Hutang dagang

Rp. 10.000.000

Kerugian pertukaran mata uang asingRp. 1.000.000
Kas

Rp 11.000.000

Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ( 10.000 Ringgit *Rp 1.100 )
5. Penyesuaian ke Kurs Sekarang
PSAK No.10 mengatur bahwa keuntungan atau kerugian dalam transaksi mata uang asing tidak
boleh ditangguhkan sampai mata uang asing dikonversikan kedalam mata uang domestic atau
hutang dan piutang dibayar / diterima. Jumlah-jumlah ini harus disesuaikan untuk mencerminkan
kurs sekarang pada tanggal neraca dan semua keuntungan / kerugian yang timbul dari
penyesuaian harus diperhitungkan kedalam laba-rugi periode terjajdinya.
 Contoh kasus :
PT. Abuba membeli barang dagangan dari perusahaan Malaysia pada tanggal 1 Desember 19X8
sebesar 10.000 Ringgit, pada saat kurs Spot untuk Ringgit Malaysia Rp. 770. PT.Abuba
melakukan tutup buku pada tganggal 31 Desember 19X8 Saat kurs Spot Rp.765 dan melunasi
hutang tersebut pada tanggal 30 Januari 19X9 saat kurs Spot Rp. 775.
Jurnal 1 Desember 19X8
Persediaan

Rp. 7.700.000

Hutang dagang

Rp. 7.700.000

Untuk mencatat pembelian barang dagang pada Malaysia ( 10.000.Ringgit*Rp 770 )
Jurnal 31 Desember 19X8
Hutang dagang

Rp. 50.000

Keuntungan pertukaran mata uang asing Rp 50.000
Untuk menyesuaikan hutang dagang dengan kurs akhir tahun[10.000 Ringgit* (770-765)]

Jurnal 30 Januari 19X9
Hutang dagang

Rp. 7.650.000

Kerugian pertukaran mata uang

Rp. 100.000

Kas

Rp. 7.750.000

Untuk mencatat pembayaran total kepada perusahaan Malaysia ( 10.000 Ringgit *Rp775)
 Contoh Kasus :
Pada tanggal 16 Desember 19X8 menjual barang dagangan ke Malaysia sebesar 20.000 Ringgit
saat kurs Spot Rp 760 . PT. Abuba melakukan tutup buku pada tanggal 31 Desember 19X8 saat
kurs spot Rp 765 . Perusahaan Malaysia melunasi hutangnya tanggal 15 Januari 19X9 pada kurs
Spot Rp. 770 dan PT, Abuba mengkonversikan Ringgit tersebut ke Rupiah tanggal 20 Januari
19X9 saat kurs Spot 772,5.
Jurnal 16 Desember 19X8
Piutang dagang

Rp. 15.200.000

Penjualan

Rp. 15.200.000

Untuk mencatat penjualan ke perusahaan Malaysia ( 20.000 Ringgit * Rp 760 )
Jurnal 31Desember 19X8
Piutang dagang

Rp.100.000

Keuntungan pertukaran mata uang

Rp.100.000

Untuk menyesuaikan piutang dagang pada akhir tahun [20.000Ringgit*(Rp765-Rp7600)]
Jurnal 15 Januari 19X9
Kas

Rp. 15.400.000

Piutang dagang

Rp.15.300.000

Keuntungan pertukaran mata uang

Rp. 100.000

Untuk mencatat pelunasan hutang oleh perusahaan Malysia (20.000Ringgit*Rp770)
Dan mengakui keuntungan untuk tahun 19X9 [20.000Ringgit*(770-765)]
Jurnal tanggal 20 Januari 19X9

Kas

Rp. 15.450.000
Keuntungan pertukaran mata uang

Rp. 50.000

Kas

Rp 15.400.000

Untuk mengkonversikan 20.000Ringgit menjadi Rupiah ( 20.000 Ringgit*772.5)
E. KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk
menghindari resiko memegang hutang dan piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari
resiko fluktuasi nilai mata uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak
berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan
datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10 menyatakan bahwa
transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valut asing melalui pembelian tunai
dengan penjualan kembali secara berjangka. Empat situasi dimana kontrak berjangka ini
digunakan adalah sebagai berikut:
a.

Spekulasi

 Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan kurs
 Keuntungan dan kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward ( kurs
tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang melakukan hedging
dengan pialang )
 Efek pendapatan sama dengan kerugian dan keuntungan pertukarfan yhang diakui
b. Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih.
 Bertujuan untuk mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada.
 Keuntungabn dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta
kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban bersih.
 Premium dan diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa
kontrak berjangka.
 Efek pendapatan sama dengan amortisasi dari premium atau diskon ( saling ofset keuntungan dan
kerugian )
c.

Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.

 Hedging dcapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak berubah.

 Bertujuan untuk mengimbangi exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada
masa yang akan datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic.
 Keuntungan dan kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi
transaksi selanjutnya keuntungan dcan kerugian yang ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadcap harga transaksi.
 Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai pendapatan atau ditangguhkan
dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap hargab transaksi.
d. Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.
 Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam sebuah entitas luar negeri
 Keuntungabn dan kerugian pertukarfan diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan
mengimbangi pennyesuaian ekuitas yang dicatat dalam investasi bersih.

Dokumen yang terkait

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PADA SISWA KELAS IVB SEMESTER 2 SDN SUMBERJATI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 20

1 28 19

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Kualitas penagajaran guru SDN Grogol selatan 01 Pagi Jakarta Selatan

0 26 87

Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (Ptk Pada Siswa Kelas Iv Mis Al-Husna Kota Tangerang)

1 36 118

Pengaruh Penerapan Trade Related Investment Measures World Trade Organization Terhadap Peningkatan Investasi Asing Di China

3 57 141

Studi Perbandingan Sikap Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Think Pair Share Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

3 49 84

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80