Model Pembelajaran Kooperatif (1). docx

1. Teknik Jigsaw
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dalam satu kelompok yang
bekerja sama dan bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dalam
teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran
yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim /
kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa
yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan asal. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara

kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:
Kelompok asal
ABCD
ABCD
ABCD

ABCD

AAA

BBB

CCC
Kelompok ahli

ABCD
ABCD
ABCD
DDD


Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :


Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok



Siswa melakukan diskusi dengan kelompok asal dan kelompok ahli yang
difasilitasi atau didampingi oleh guru



Presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan
agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan.



Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.




Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya.

2. NHT (Number Heads Together)
Pembelajaran kooperatif tipe lebih menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Ciri khas dari NHT yaitu guru hanya menunjuk
seorang siswa dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini merupakan upaya sangat
baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok, serta
adanya saling ketergantungan antar individu dalam kelompok sehingga menigkatkan
ketrampilan dan kemampuan kreatif siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok
dan sebagainya
Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk

mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, kemudian menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan dengan langkah berikut.

1. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan
membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Pembentukan kelompok. Kelompok dibentuk secara heterogen . Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda.
3. Diskusi masalah. Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum. Siswa menyelesaikan ini dengan diskusi dan
berpedoman pada berbagai sumber yang akurat
4. Presentasi hasil diskusi. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan
para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Memberi kesimpulan. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir
dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap antara lain
adalah : (1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (2) memperbaiki kehadiran, (3)
penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, (4) perilaku mengganggu menjadi
lebih kecil, (5) konflik antara pribadi berkurang, (6) pemahaman yang lebih
mendalam, (7) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar
lebih tinggi
3. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan cara pengarahan,
buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara
kolaboratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual
dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan
individual dan berikan reward. STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya
kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang
diajarkan oleh guru.

Model STAD ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada
prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung
jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta
adanya penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak,
setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat

nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Model STAD memiliki dua
dampak sekaligus pada diri para siswa yaitu dampak instruksional dan dampak
sertaan. Dampak instruksional yaitu penguasaan konsep dan ketrampilan,
kebergantungan positif, pemrosesan kelompok, dan kebersamaan. Dampak sertaan
yaitu kepekaan sosial, toleransi atas perbedaan, dan kesadaran akan perbedaan.
Kelemahan yang mungkin ditimbulkan dari penerapan metode STAD ini adalah
adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok
memahami kompetensinya.
4. TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan

keunggulan

pembelajaran

kooperatif

dan


pembelajaran

idnidvidual. Tipe ini paling sering diterapkan dikelas. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah
setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan
dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:


Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran
secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.



Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan
skor dasar atau skor awal.




Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda .



Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam
diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman
satu kelompok.



Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.



Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.




Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).

5. Team Games Tournament (TGT)
Pada pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT), peserta
didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan empat peserta
didik yang masing-masing anggotanya melakukan turnamen pada kelompoknya
masing-masing. Pemenang turnamen adalah peserta didik yang paling banyak
menjawab soal dengan benar dalam waktu yang paling cepat.
6. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Tipe CIRC dalam model pembelajaran kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang
diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik, dan dalam proses pembelajarannya
bertujuan membangun kemampuan peserta didik untuk membaca dan menyusun
rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya.

Purwaningtyas, E.2012. Efektivitas model pembelajaraan kooperatif Tipe
numbered heads together (nht) Ditinjau dari kreativitas dan

karakter siswa Di smp negeri 15 yogyakarta dalam

http://eprints.uny.ac.id/7567/1/P%20-%2033.pdf
10 april 2014

diunduh