PRINSIP PRINSIP EKOLOGI DASAR LEISA
[PRINSIP – PRINSIP EKOLOGI DASAR LEISA]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Secara harafiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam
rumahnyaatau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga
makhluk hidup.Menurut Haeckel (1868) dalam Suarna (2003) memberi
batasan tentang ekologisebagai hubungan yang menyeluruh antara
makhluk hidup dengan lingkungan biotik dengan abiotiknya. Suatu
konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem.Dalam suatu ekosistem
(satu unit sistem ekologi), selalu ada keseimbanganantara energi yang
masuk dengan energi yang keluar untuk menjaga agar ekosistem
tersebut dapat terus berlangsung. Ekosistem akan
mengalami pertumbuhan apabila energi yang masuk lebih besar dari
energi yang keluar.Sebaliknya, ekosistem akan mengalami kemunduran
apabila energi yang masuk lebih kecil dari energi yang keluar.Pada
hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan
aktivitasmemanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas
hidup dankesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan
pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara
lingkungan alami(sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan
lingkungan binaan (sumberdayamanusia dan buatan), sehingga sifat
interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam
keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasimaupun
eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk
pembangunan,harus seimbang dengan hasil/produk bahan alam dan
pembuangan limbah ke alamlingkungan. Prinsip pemeliharaan
keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya
pembangunan atau perubahan untuk mencapai kesejahteraanmanusia
dan keberlanjutan fungsi alam semesta. Sistem masukan dan
keluarandalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat
dikontrol dari segi sainsdan teknologi. Penggunaan perangkat hasil
teknologi diarahkan untuk tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat
‘teknologi bersih’, dan mengutamakansistem daur ulang.Pemahaman
ilmiah tentang LEISA masih sangat dini. Namun, pengetahuandan
pengalaman yang dicapai sejauh ini dalam studi agroekologi, pertanian
aslisetempat di daerah tropis dan pertanian ekologis di seluruh dunia
menunjukkan beberapa prinsip ekologi mendasar yang dapat
membimbing proses pengembangan sistem LEISA. Di sini, kami akan
mengkonsentrasikan pada prinsip-prinsip ekologis, meskipun diakui
bahwa prinsip-prinsip sosio ekonomi,
budaya, dan politik memainkan peranan yang tidak kalah pentingnya
dalamkonteks ini.Pengaruh jangka panjang dari perkembangan dunia
pertanian dan industridalam sistem petanian modern, ternyata
menghasilkan dampak negatif yang besar terhadap ekosistim alam.
Pencemaran oleh bahan-bahan kimia beracun akibattingginya intensitas
pemakaian pupuk, pestisida dan herbisida telah lamadiketahui. Pertanian
modern juga telah mengurangi keragaman spesies tanamansecara drastis
akibat penerapan sistem monokultur secara besar-besaran. Hal
ini bertentangan dengan konsep pertanian berkelanjutan, yang selain
memperhatikan pemenuhan kebutuhan manusia yang selalu meningkat
dan berubah, sekaligusmempertahankan atau meningkatkan kualitas
lingkungan dan melestarikansumber
BAB II
Dalam membangun pertanian berkelenjutan harus menyusun beberapa
teknik danstrategi agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan,
dan masalah yangmenyangkut tentang kerusakan lingkungan dapat
teratasi. Di bawah ini akandijelaskan beberapa teknik dan strategi yang
akan dilaksanakan.
Prinsip-prinsip ekologi dasar pada LEISA yang bisa
dikelompokkan sebagai berikut:
1.Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan
tanaman,khususnya
dengan mengelola bahan-bahan organik dan meningkatkankehidupan
dalam tanah.
2.Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus
unsur hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen, pemompaan unsur
hara, daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap.
3.Mengoptimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara, dan
air dengan cara pengelolaan iklim mikro, pengelolaan air, dan
pengendalianeros
4.Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan
hewanmelalui pencegahan dan perlakuan yang aman.
5.Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan sumber daya genetik
yangmencakup penggabungan dalam sistem pertanian terpadu dengan
tingkatkeanekaragaman funsional yang tinggi.
Prinsip-prinsip ini bisa diterapkan dengan berbagai macam teknik dan
strategi.Tiap-tiap strategi dan teknik memiliki pengaruh yang berbeda
dalam produktivitas, jaminan, kontinuitas, dan identitas di dalam sistem
pertanian.Pengaruh ini tergantung pada peluang dan keterbatasan
(keterbatasan-keterbatasan sumber daya).
2.1 Menjamin kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman
Proses-proses fisik, kimiawi, dan biologis di dalam tanah sangat dipengaruhioleh iklim
kehidupan tanaman dan hewan serta aktivitas manusia.
Petani harusmenyadari bagaimana proses-proses ini dipengaruhi dan bisa dimanipulasi
gunamembudidayakan tanaman yang sehat dan produktif.
Mereka harus menciptakandan/atau mempertahankan kondisi-kondisi tanah sebagai berikut :
•Ketersediaan air, udara, dan unsur hara tepat waktu dalam jumlah seimbang dan
mencukupi.
•Struktur tanah yang meningkatkan pertumbuhan akar, pertukaran unsur hara gas,
ketersediaan air, dan kapasitas penyimpanan
•Suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan pertumbuhan tanaman
•Tidak adanya unsur-unsur toksik
LEIA (Low external input agriculture) dipraktekkan di daerah yang dibersifat
kompleks, beragam, dan rentan risiko. Dipandang dari segi luas, LEIA paling banyak
dijumpai di wilayah subsahara Afrika. Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya pemiskinan penduduk pedesaan di banyak negara dengan input luar yang
semakin mahal
dan dengan semakin tidak mampunya
pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak memproduksi input HEIA sendiri, mengimpor
input tersebut.
Penggunaan LEIA secara berlebihan pada usaha tani dengan lahan sempit serta
perluasannya kelahan pertanian baru yang seringkali marginal, mengakibatkan penggundulan
hutan, degradasi tanah, dan peningkatan kerentanan terhadap serangan hama, penyakit, hujan
amat deras dan kemarau berkepanjangan. Banyak sistem pemanfataan lahan tropis tengah
berada pada keadaan menurunnya kandungan unsur hara, hilangnya vegetasi pelindung, erosi
tanah, dan disintegrasi ekonomi, dan budaya.
Dalam sistem LEIA yang berfungsi dengan baik, tanaman, pepohonan, tumbuhan
perdu lainnya, dan hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif, tetapi juga memiliki
fungsi ekologis, seperti menghasilkan bahan organik, memompa unsur hara, membuat
cadangan unsur hara dalam tanah, melindungi tanaman secara alami, dan mengendalikan
erosi. Fungsi-fungsi ini menunjang keberlanjutan dan stabilitas usaha tani dan bisa dilihat
sebagai penghasil input dalam.
Dengan menyeleksi dan memuliakan tanaman dan ternak, masyarakat memperkuat
kemampuan mereka untuk mengubah input menjadi produk yang berguna. Dalam proses ini,
sifat-sifat yang lain seperti ketahanan alami atau kemampuan bersaing akan hilang.
Dalam sistem HEIA, penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia ini telah
berjalan lebih jauh daripada yang terjadi dalam sistem LEIA. Keragaman diganti dengan
keseragaman karena alasan efisiensi teknologi dan peluang pasar.
LEIA (Low external input agriculture) dipraktekkan di daerah yang dibersifat
kompleks, beragam, dan rentan risiko. Dipandang dari segi luas, LEIA paling banyak
dijumpai di wilayah subsahara Afrika. Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya pemiskinan penduduk pedesaan di banyak negara dengan input luar yang
semakin mahal
dan dengan semakin tidak mampunya
pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak memproduksi input HEIA sendiri, mengimpor
input tersebut.
Penggunaan LEIA secara berlebihan pada usaha tani dengan lahan sempit serta
perluasannya kelahan pertanian baru yang seringkali marginal, mengakibatkan penggundulan
hutan, degradasi tanah, dan peningkatan kerentanan terhadap serangan hama, penyakit, hujan
amat deras dan kemarau berkepanjangan. Banyak sistem pemanfataan lahan tropis tengah
berada pada keadaan menurunnya kandungan unsur hara, hilangnya vegetasi pelindung, erosi
tanah, dan disintegrasi ekonomi, dan budaya.
Dalam sistem LEIA yang berfungsi dengan baik, tanaman, pepohonan, tumbuhan
perdu lainnya, dan hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif, tetapi juga memiliki
fungsi ekologis, seperti menghasilkan bahan organik, memompa unsur hara, membuat
cadangan unsur hara dalam tanah, melindungi tanaman secara alami, dan mengendalikan
erosi. Fungsi-fungsi ini menunjang keberlanjutan dan stabilitas usaha tani dan bisa dilihat
sebagai penghasil input dalam.
Dengan menyeleksi dan memuliakan tanaman dan ternak, masyarakat memperkuat
kemampuan mereka untuk mengubah input menjadi produk yang berguna. Dalam proses ini,
sifat-sifat yang lain seperti ketahanan alami atau kemampuan bersaing akan hilang.
Dalam sistem HEIA, penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia ini telah
berjalan lebih jauh daripada yang terjadi dalam sistem LEIA. Keragaman diganti dengan
keseragaman karena alasan efisiensi teknologi dan peluang pasar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Secara harafiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam
rumahnyaatau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga
makhluk hidup.Menurut Haeckel (1868) dalam Suarna (2003) memberi
batasan tentang ekologisebagai hubungan yang menyeluruh antara
makhluk hidup dengan lingkungan biotik dengan abiotiknya. Suatu
konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem.Dalam suatu ekosistem
(satu unit sistem ekologi), selalu ada keseimbanganantara energi yang
masuk dengan energi yang keluar untuk menjaga agar ekosistem
tersebut dapat terus berlangsung. Ekosistem akan
mengalami pertumbuhan apabila energi yang masuk lebih besar dari
energi yang keluar.Sebaliknya, ekosistem akan mengalami kemunduran
apabila energi yang masuk lebih kecil dari energi yang keluar.Pada
hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan
aktivitasmemanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas
hidup dankesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan
pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara
lingkungan alami(sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan
lingkungan binaan (sumberdayamanusia dan buatan), sehingga sifat
interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam
keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasimaupun
eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk
pembangunan,harus seimbang dengan hasil/produk bahan alam dan
pembuangan limbah ke alamlingkungan. Prinsip pemeliharaan
keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya
pembangunan atau perubahan untuk mencapai kesejahteraanmanusia
dan keberlanjutan fungsi alam semesta. Sistem masukan dan
keluarandalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat
dikontrol dari segi sainsdan teknologi. Penggunaan perangkat hasil
teknologi diarahkan untuk tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat
‘teknologi bersih’, dan mengutamakansistem daur ulang.Pemahaman
ilmiah tentang LEISA masih sangat dini. Namun, pengetahuandan
pengalaman yang dicapai sejauh ini dalam studi agroekologi, pertanian
aslisetempat di daerah tropis dan pertanian ekologis di seluruh dunia
menunjukkan beberapa prinsip ekologi mendasar yang dapat
membimbing proses pengembangan sistem LEISA. Di sini, kami akan
mengkonsentrasikan pada prinsip-prinsip ekologis, meskipun diakui
bahwa prinsip-prinsip sosio ekonomi,
budaya, dan politik memainkan peranan yang tidak kalah pentingnya
dalamkonteks ini.Pengaruh jangka panjang dari perkembangan dunia
pertanian dan industridalam sistem petanian modern, ternyata
menghasilkan dampak negatif yang besar terhadap ekosistim alam.
Pencemaran oleh bahan-bahan kimia beracun akibattingginya intensitas
pemakaian pupuk, pestisida dan herbisida telah lamadiketahui. Pertanian
modern juga telah mengurangi keragaman spesies tanamansecara drastis
akibat penerapan sistem monokultur secara besar-besaran. Hal
ini bertentangan dengan konsep pertanian berkelanjutan, yang selain
memperhatikan pemenuhan kebutuhan manusia yang selalu meningkat
dan berubah, sekaligusmempertahankan atau meningkatkan kualitas
lingkungan dan melestarikansumber
BAB II
Dalam membangun pertanian berkelenjutan harus menyusun beberapa
teknik danstrategi agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan,
dan masalah yangmenyangkut tentang kerusakan lingkungan dapat
teratasi. Di bawah ini akandijelaskan beberapa teknik dan strategi yang
akan dilaksanakan.
Prinsip-prinsip ekologi dasar pada LEISA yang bisa
dikelompokkan sebagai berikut:
1.Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan
tanaman,khususnya
dengan mengelola bahan-bahan organik dan meningkatkankehidupan
dalam tanah.
2.Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus
unsur hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen, pemompaan unsur
hara, daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap.
3.Mengoptimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara, dan
air dengan cara pengelolaan iklim mikro, pengelolaan air, dan
pengendalianeros
4.Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan
hewanmelalui pencegahan dan perlakuan yang aman.
5.Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan sumber daya genetik
yangmencakup penggabungan dalam sistem pertanian terpadu dengan
tingkatkeanekaragaman funsional yang tinggi.
Prinsip-prinsip ini bisa diterapkan dengan berbagai macam teknik dan
strategi.Tiap-tiap strategi dan teknik memiliki pengaruh yang berbeda
dalam produktivitas, jaminan, kontinuitas, dan identitas di dalam sistem
pertanian.Pengaruh ini tergantung pada peluang dan keterbatasan
(keterbatasan-keterbatasan sumber daya).
2.1 Menjamin kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman
Proses-proses fisik, kimiawi, dan biologis di dalam tanah sangat dipengaruhioleh iklim
kehidupan tanaman dan hewan serta aktivitas manusia.
Petani harusmenyadari bagaimana proses-proses ini dipengaruhi dan bisa dimanipulasi
gunamembudidayakan tanaman yang sehat dan produktif.
Mereka harus menciptakandan/atau mempertahankan kondisi-kondisi tanah sebagai berikut :
•Ketersediaan air, udara, dan unsur hara tepat waktu dalam jumlah seimbang dan
mencukupi.
•Struktur tanah yang meningkatkan pertumbuhan akar, pertukaran unsur hara gas,
ketersediaan air, dan kapasitas penyimpanan
•Suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan pertumbuhan tanaman
•Tidak adanya unsur-unsur toksik
LEIA (Low external input agriculture) dipraktekkan di daerah yang dibersifat
kompleks, beragam, dan rentan risiko. Dipandang dari segi luas, LEIA paling banyak
dijumpai di wilayah subsahara Afrika. Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya pemiskinan penduduk pedesaan di banyak negara dengan input luar yang
semakin mahal
dan dengan semakin tidak mampunya
pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak memproduksi input HEIA sendiri, mengimpor
input tersebut.
Penggunaan LEIA secara berlebihan pada usaha tani dengan lahan sempit serta
perluasannya kelahan pertanian baru yang seringkali marginal, mengakibatkan penggundulan
hutan, degradasi tanah, dan peningkatan kerentanan terhadap serangan hama, penyakit, hujan
amat deras dan kemarau berkepanjangan. Banyak sistem pemanfataan lahan tropis tengah
berada pada keadaan menurunnya kandungan unsur hara, hilangnya vegetasi pelindung, erosi
tanah, dan disintegrasi ekonomi, dan budaya.
Dalam sistem LEIA yang berfungsi dengan baik, tanaman, pepohonan, tumbuhan
perdu lainnya, dan hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif, tetapi juga memiliki
fungsi ekologis, seperti menghasilkan bahan organik, memompa unsur hara, membuat
cadangan unsur hara dalam tanah, melindungi tanaman secara alami, dan mengendalikan
erosi. Fungsi-fungsi ini menunjang keberlanjutan dan stabilitas usaha tani dan bisa dilihat
sebagai penghasil input dalam.
Dengan menyeleksi dan memuliakan tanaman dan ternak, masyarakat memperkuat
kemampuan mereka untuk mengubah input menjadi produk yang berguna. Dalam proses ini,
sifat-sifat yang lain seperti ketahanan alami atau kemampuan bersaing akan hilang.
Dalam sistem HEIA, penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia ini telah
berjalan lebih jauh daripada yang terjadi dalam sistem LEIA. Keragaman diganti dengan
keseragaman karena alasan efisiensi teknologi dan peluang pasar.
LEIA (Low external input agriculture) dipraktekkan di daerah yang dibersifat
kompleks, beragam, dan rentan risiko. Dipandang dari segi luas, LEIA paling banyak
dijumpai di wilayah subsahara Afrika. Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya pemiskinan penduduk pedesaan di banyak negara dengan input luar yang
semakin mahal
dan dengan semakin tidak mampunya
pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak memproduksi input HEIA sendiri, mengimpor
input tersebut.
Penggunaan LEIA secara berlebihan pada usaha tani dengan lahan sempit serta
perluasannya kelahan pertanian baru yang seringkali marginal, mengakibatkan penggundulan
hutan, degradasi tanah, dan peningkatan kerentanan terhadap serangan hama, penyakit, hujan
amat deras dan kemarau berkepanjangan. Banyak sistem pemanfataan lahan tropis tengah
berada pada keadaan menurunnya kandungan unsur hara, hilangnya vegetasi pelindung, erosi
tanah, dan disintegrasi ekonomi, dan budaya.
Dalam sistem LEIA yang berfungsi dengan baik, tanaman, pepohonan, tumbuhan
perdu lainnya, dan hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif, tetapi juga memiliki
fungsi ekologis, seperti menghasilkan bahan organik, memompa unsur hara, membuat
cadangan unsur hara dalam tanah, melindungi tanaman secara alami, dan mengendalikan
erosi. Fungsi-fungsi ini menunjang keberlanjutan dan stabilitas usaha tani dan bisa dilihat
sebagai penghasil input dalam.
Dengan menyeleksi dan memuliakan tanaman dan ternak, masyarakat memperkuat
kemampuan mereka untuk mengubah input menjadi produk yang berguna. Dalam proses ini,
sifat-sifat yang lain seperti ketahanan alami atau kemampuan bersaing akan hilang.
Dalam sistem HEIA, penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia ini telah
berjalan lebih jauh daripada yang terjadi dalam sistem LEIA. Keragaman diganti dengan
keseragaman karena alasan efisiensi teknologi dan peluang pasar.