Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa Yang Pindah Ke Agama Islam Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Penduduk Indonesia tersebar dan tinggal di pulau-pulau, mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Selain itu, adanya pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis kebudayaan yang ada di

Indonesia.1

Salah satu kebudayaan luar yang mempengaruhi proses asimilasi di Indonesia adalah kebudayaan China. Catatan-catatan kesusastaraan China menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia telah mengadakan hubungan yang erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di China. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu

lintas barang-barang dari China ke Indonesia dan sebaliknya.2

China sering juga disebut Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri

oleh orang Tionghoa di Indonesia, yang berasal dari kata zhonghua dala

Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa. Di Indonesia penduduk yang

1Takiddin. “Manfaat Keanekaragaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”.


(2)

termasuk keturunan Tionghoa digolongkan sebagai warga negara Indonesia keturunan asing. Keturunan Tionghoa di Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa Tionghoa, tapi

kebanyakan berasal dari provinsi Fukien dan Kwangtung.3

Para perantau ini membawa kebudayaan dari bahasa aslinya sendiri-sendiri. Bahasa Tionghoa yang dikenal di Indonesia paling tidak terbagi atas empat kelompok bahasa yaitu Hokkien (Hokkian), Tiu-Chiu (Teo-Chiu), Hakka (Khek), dan Kanton (Kwong Fu), yang

masing-masing merupakan bahasa etnik yang berbeda dan saling tidak dipahami.4

Berdasarkan Volkstelling

Indonesia mencapai 1.233.000 (2,03%) dari penduduk Indonesia pada tahun 1930. Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi Tionghoa di Indonesia dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka. Namun ahli antropologi Amerika, G.W. Skinner, dalam risetnya pernah memperkirakan populasi masyarakat Tionghoa di Indonesia mencapai 2.505.000 (2,5%) pada

tahun 1961.5

Dalam

sensus ditanyai mengenai asal etnis mereka, hanya 1% dari jumlah keseluruhan populasi Indonesia mengaku sebagai Tionghoa. Perkiraan kasar yang dipercaya mengenai jumlah suku Tionghoa-Indonesia saat ini ialah berada di antara kisaran 4% - 5% dari seluruh jumlah

populasi Indonesia.6

Keturunan Tionghoa di Indonesia lebih mempunyai keleluasaan memeluk berbagai agama, karena di antara mereka selain memeluk agama Budha, ada pula yang menganut

sistem kepercayaan berdasarkan ajaran Kong Hu-Cu, Tao, Kristen, Katolik, dan Islam.7

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia. di akses pada tanggal 20 Maret 2015 4

Anggo, Putra. “ Sejarah Suku Bangsa Cina di Indonesi 2015

5

http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia. di akses pada tanggal 20 Maret 2015 6

7

Anggo, Putra. “ Sejarah Suku Bangsa Cina di Indonesia”. 2015


(3)

Begitu banyak alasan yang kuat untuk memeluk suatu agama pada masyarakat keturunan Tionghoa, alasan spiritual, keinginan hati, atau pun logika bahkan cinta bisa merupakan salah satu alasan bagi masyarakat Tionghoa untuk memeluk suatu agama.

Dalam memeluk suatu agama keturunan Tionghoa tentu saja dapat menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu misalnya apabila terjadi kematian akan timbul masalah kewarisan di dalam keluarganya. Sistem kewarisan yang berlaku bagi orang Timur Asing

Tionghoa adalah sesuai dengan adat dan etnis mereka tersendiri.8

Sudah cukup lama keturunan Tionghoa ada di Indonesia tidak sedikit pula yang memeluk agama Islam. Namun beberapa masyarakat sering memandangnya sebelah mata. Ada pula yang menimbulkan sengketa dalam keluarganya.

Jika keturunan Tionghoa tersebut memeluk agama Islam, maka pasti akan dikaitkan juga dengan sistem kewarisan Islam.

9

Oleh karena itu pembahasan ini menjadi suatu kajian penting yang perlu diteliti sekaligus menegaskan mengenai hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam?

2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa yang pindah

ke agama Islam ?

8

Alfinanda. “Sejarah dan Perkembangan Muslim Tionghoa Indonesia”. pada tanggal 26 Desember 2014

9


(4)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke

agama Islam

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada anak

masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Adapun kedua kegunaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Penulisan skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan perkembangan hukum di Indonesia dalam masalah pewarisan, terutama hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

2. Secara praktis

Memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman kepada para mahasiswa, akademisi dan masyarakat umum yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskritif analitis, yaitu memberikan gambaran dan memaparkan sebagian atau keseluruhan dari objek yang akan diteliti.10

10


(5)

2. Sifat penelitian

Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dan yuridis empiris. Metode yuridis normatif yaitu suatu bentuk penelitian yang tidak terlepas dari norma-norma dan

asas-asas hukum yang ada.11

Metode yuridis empiris yaitu cara prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.

Hal ini dilakukan dengan menganalisa bahan-bahan yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku dan karya ilmiah serta bahan dari internet yang berkaitan erat dengan peraturan pewarisan di Indonesia, khususnya hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah agama ke agama Islam.

12

3. Jenis data

Metode yuridis empiris ini berupaya mengamati fakta-fakta hukum yang berlaku di tengah masyarakat, titik tolak pengamatan ini berada pada kenyataan atau fakta-fakta sosial yang ada dan hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai budaya hidup masyarakat. Fakta di lapangan (dalam hal ini di Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat) dalam hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam. Metode ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

Data yang digunakan sebagai bahan analisa di dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian

lapangan.13

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada.

14

11

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 41 Data sekunder, dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu :

12


(6)

a. Bahan hukum primer, yaitu segala bentuk peraturan produk perundang-undangan yang

terkait dengan permasalahan yang dibahas;15

b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku hasil penelitian dan atau karya ilmiah serta

bahan-bahan dari internet yang relevan terhadap permasalahan yang diteliti.16

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti, kamus dan

ensiklopedia.17

4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur dengan sumber data berupa bahan hukum primer dan atau pun bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Penelitian lapangan yaitu mengumpulkan data-data dengan terjun langsung ke lapangan. Data diperoleh dengan cara wawancara. Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang narasumber. Dalam hal ini narasumber yang diwawancarai adalah :

1. Anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

2. Saudara kandung dari anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

3. Masyarakat suku Tionghoa

14

Ibid. h. 112 15

Ibid. h. 113 16

Ibid. h. 114 17


(7)

5. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

6. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di dalam hal ini di Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Sebelum pemekaran, Aceh Barat

mempunyai luas wilayah 10.097.04 km2 atau 1.010.446 Ha dan merupakan bagian wilayah

pantai barat kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Kreung Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan

luas wilayah menjadi 2.927,25 km2. Jumlah penduduk 185.577 jiwa. Mata pencaharian pokok

penduduk di Meulaboh adalah petani di sawah dan ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dan lain-lain tetapi pada umumnya yang bermukim di sekitar pantai adalah nelayan, namun ada juga yang berdagang. Penduduk di Meulaboh dominan adalah orang Aceh asli dan ada juga para pendatang seperti Tionghoa dan lain-lain

yang memang memilih menetap di Meulaboh-Aceh Barat.18

7. Analisa Data

Data yang digunakan kemudian dianalisis secara kualitatif yaitu yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

18


(8)

F. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penulisan skripsi dengan judul “Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa yang Pindah ke Agama Islam” belum pernah ditulis sebelumnya. Judul terkait Hak Waris Tionghoa adalah : Elmas Dwi Ainsyiyah Tanjung, dengan NIM 080200336 menuliskan skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Pembagian Warisan Pada Masyarakat Tionghoa (Studi di Kota Binjai)”. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Siapa saja ahli waris pada masyarakat Tionghoa dikota Binjai ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembagian harta warisan pada masyarakat Tionghoa dikota

Binjai ?

3. Bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa dikota

Binjai ?

Dengan demikian, berdasarkan perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya yang asli dan bukan merupakan hasil jiplakan dari skripsi orang lain. Skripsi ini dibuat berdasarkan hasil pemikiran sendiri, referensi dari buku-buku, undang-undang, makalah-makalah, serta media elektronik yaitu internet dan juga mendapat bantuan dari berbagai pihak. Berdasarkan asas-asas keilmuan yang rasional, jujur, dan terbuka, maka penelitian dan penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematik. Penulisan sistematik ini dibagi beberapa bagian yang disebut dengan bab yang mana masing-masing bab diuraikan permasalahannya secara tersendiri, namun masih


(9)

dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara sistematis materi pembahasan keseluruhannya ditempatkan ke dalam lima (5) bab yang terperinci sebagai berikut :

Bab I berisi pendahuluan, yang menguraikan gambaran hal-hal yang bersifat umum, yang dimulai dengan latar belakang kemudian dilanjutkan dengan permasalahan dan tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan dan metode penulisan. Bab ini ini ditutup dengan memberikan sistematika dari penulisan skripsi.

Bab II mengenai tinjauan umum tentang hukum waris. Pada bab ini sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka bab ini akan menguraikan pengertian hukum waris, serta ketentuan-ketentuan hukum waris di Indonesia menurut hukum adat, menurut hukum Islam dan menurut KUHPerdata.

Bab III menguraikan penjelasan tentang pembagian warisan menurut Kompilasi Hukum Islam, membahas mengenai unsur-unsur kewarisan seperti pewaris, ahli waris, dan harta warisan, dalam bab ini juga membahas penyelesaian sengketa warisan.

Bab IV menguraikan tentang hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, serta penyelesaian sengketa warisan pada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

Bab V berisi kesimpulan dari berbagai hal penting yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta menyampaikan saran sebagai wujud rekomendasi dari skripsi berdasarkan analisis yang dilakukan.


(1)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Adapun kedua kegunaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Penulisan skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan perkembangan hukum di Indonesia dalam masalah pewarisan, terutama hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

2. Secara praktis

Memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman kepada para mahasiswa, akademisi dan masyarakat umum yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskritif analitis, yaitu memberikan gambaran dan memaparkan sebagian atau keseluruhan dari objek yang akan diteliti.10

10


(2)

2. Sifat penelitian

Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dan yuridis empiris. Metode yuridis normatif yaitu suatu bentuk penelitian yang tidak terlepas dari norma-norma dan asas-asas hukum yang ada.11

Metode yuridis empiris yaitu cara prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.

Hal ini dilakukan dengan menganalisa bahan-bahan yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku dan karya ilmiah serta bahan dari internet yang berkaitan erat dengan peraturan pewarisan di Indonesia, khususnya hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah agama ke agama Islam.

12

3. Jenis data

Metode yuridis empiris ini berupaya mengamati fakta-fakta hukum yang berlaku di tengah masyarakat, titik tolak pengamatan ini berada pada kenyataan atau fakta-fakta sosial yang ada dan hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai budaya hidup masyarakat. Fakta di lapangan (dalam hal ini di Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat) dalam hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam. Metode ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

Data yang digunakan sebagai bahan analisa di dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian lapangan.13

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada.

14

11

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 41

Data sekunder, dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu :

12

Ibid. h. 42

13


(3)

a. Bahan hukum primer, yaitu segala bentuk peraturan produk perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas;15

b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku hasil penelitian dan atau karya ilmiah serta bahan-bahan dari internet yang relevan terhadap permasalahan yang diteliti.16

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti, kamus dan ensiklopedia.17

4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur dengan sumber data berupa bahan hukum primer dan atau pun bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Penelitian lapangan yaitu mengumpulkan data-data dengan terjun langsung ke lapangan. Data diperoleh dengan cara wawancara. Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang narasumber. Dalam hal ini narasumber yang diwawancarai adalah :

1. Anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam

2. Saudara kandung dari anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam 3. Masyarakat suku Tionghoa

14

Ibid. h. 112

15

Ibid. h. 113

16

Ibid. h. 114

17 Ibid


(4)

5. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

6. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di dalam hal ini di Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km2 atau 1.010.446 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Kreung Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan luas wilayah menjadi 2.927,25 km2. Jumlah penduduk 185.577 jiwa. Mata pencaharian pokok penduduk di Meulaboh adalah petani di sawah dan ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dan lain-lain tetapi pada umumnya yang bermukim di sekitar pantai adalah nelayan, namun ada juga yang berdagang. Penduduk di Meulaboh dominan adalah orang Aceh asli dan ada juga para pendatang seperti Tionghoa dan lain-lain yang memang memilih menetap di Meulaboh-Aceh Barat.18

7. Analisa Data

Data yang digunakan kemudian dianalisis secara kualitatif yaitu yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

18


(5)

F. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penulisan skripsi dengan judul “Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa yang Pindah ke Agama Islam” belum pernah ditulis sebelumnya. Judul terkait Hak Waris Tionghoa adalah : Elmas Dwi Ainsyiyah Tanjung, dengan NIM 080200336 menuliskan skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Pembagian Warisan Pada Masyarakat Tionghoa (Studi di Kota Binjai)”. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Siapa saja ahli waris pada masyarakat Tionghoa dikota Binjai ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembagian harta warisan pada masyarakat Tionghoa dikota Binjai ?

3. Bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa dikota Binjai ?

Dengan demikian, berdasarkan perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya yang asli dan bukan merupakan hasil jiplakan dari skripsi orang lain. Skripsi ini dibuat berdasarkan hasil pemikiran sendiri, referensi dari buku-buku, undang-undang, makalah-makalah, serta media elektronik yaitu internet dan juga mendapat bantuan dari berbagai pihak. Berdasarkan asas-asas keilmuan yang rasional, jujur, dan terbuka, maka penelitian dan penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematik. Penulisan sistematik ini dibagi beberapa bagian yang disebut dengan bab yang mana masing-masing bab diuraikan permasalahannya secara tersendiri, namun masih


(6)

dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara sistematis materi pembahasan keseluruhannya ditempatkan ke dalam lima (5) bab yang terperinci sebagai berikut :

Bab I berisi pendahuluan, yang menguraikan gambaran hal-hal yang bersifat umum, yang dimulai dengan latar belakang kemudian dilanjutkan dengan permasalahan dan tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan dan metode penulisan. Bab ini ini ditutup dengan memberikan sistematika dari penulisan skripsi.

Bab II mengenai tinjauan umum tentang hukum waris. Pada bab ini sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka bab ini akan menguraikan pengertian hukum waris, serta ketentuan-ketentuan hukum waris di Indonesia menurut hukum adat, menurut hukum Islam dan menurut KUHPerdata.

Bab III menguraikan penjelasan tentang pembagian warisan menurut Kompilasi Hukum Islam, membahas mengenai unsur-unsur kewarisan seperti pewaris, ahli waris, dan harta warisan, dalam bab ini juga membahas penyelesaian sengketa warisan.

Bab IV menguraikan tentang hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, serta penyelesaian sengketa warisan pada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.

Bab V berisi kesimpulan dari berbagai hal penting yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta menyampaikan saran sebagai wujud rekomendasi dari skripsi berdasarkan analisis yang dilakukan.


Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

1 84 70

Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa Yang Pindah Ke Agama Islam Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

3 80 79

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PADA SMA NEGERI 3 MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

0 2 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 4 70

Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa Yang Pindah Ke Agama Islam Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

1 1 7

Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa Yang Pindah Ke Agama Islam Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

0 0 1

Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa Yang Pindah Ke Agama Islam Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

0 0 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 5