Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Informasi akuntansi memiliki peranan penting dalam proses pengambilan
keputusan. Para pengguna informasi ini menjadikan informasi akuntansi yang
mereka peroleh sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen.
Karakteristik informasi akuntansi diarahkan dan disediakan untuk memenuhi
kebutuhan sebagai dasar pengambilan keputusan dibidang investasi, kredit, dan
keputusan lain yang sejenis (Rosjidi, 1999).
Informasi akuntansi terkandung dalam laporan keuangan. Perusahaan
mempublikasikan laporan keuangannya untuk memenuhi kebutuhan informasi
akuntansi bagi setiap pihak pengguna informasi akuntansi. Hal ini dilakukan
karena pihak luar perusahaan tidak mempunyai otoritas atau akses secara
langsung kedalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Sehingga melalui publikasi laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhan para
pihak yang memiliki kepentingan atas informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan, sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi dan
pelaporan keuangan yang diterima secara umum atau Generally Accepted

Accounting Principles yang disingkat dengan GAAP. Yang diterima secara umum

1
Universitas Sumatera Utara

maksudnya adalah dapat diterima oleh kelompok pengguna laporan keuangan.
Suatu prinsip akuntansi yang dapat diterima secara umum pada suatu negara
belum tentu dapat diterima secara umum juga pada negara lain.
Laporan keuangan yang bermanfaat adalah laporan keuangan yang
mengandung informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar. Dimana para
pelaku pasar akan memberikan respon atau reaksi terhadap informasi yang
diperolehnya dalam laporan keuangan. Reaksi ini dapat diukur melalui return
sebagai nilai perubahan harga saham atau dengan menggunakan abnormal return
(Jogiyanto, 2000).
Krisis keuangan yang terjadi di wilayah Asia dalam kisaran tahun 1997 yang
menimpa beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia,
Korea Selatan, dan Hongkong, serta mega skandal yang melibatkan raksasaraksasa korporasi seperti Enron, Adhelpia, Worldcom, telah membuat dunia
mempertanyakan tentang standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang lebih
baik yang bisa menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya. Sehingga
diharapkan suatu standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang berkualitas

tinggi.
Semakin derasnya arus globalisasi telah menciptakan kondisi dimana batasbatas geografis antar negara bukanlah menjadi penghalang bagi para pelaku pasar
dalam melaksanakan aktivitas investasi dan perdagangan saham. Sebelumnya,
masing-masing negara menggunakan standar akuntansi dan pelaporan keuangan
yang berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan satu standar akuntansi
dan pelaporan keuangan yang berlaku secara global. Purba (2010) juga

2
Universitas Sumatera Utara

menambahkan bahwa harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan
telah dianggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap
negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Manfaat utama yang
diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah
adanya pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan
keuangan yang berasal dari berbagai negara. Sehingga memudahkan suatu
perusahaan dalam menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal.
Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak menutup diri terhadap
arus globalisasi. Sehingga pasar Indonesia terbuka bagi para pelaku pasar yang
berasal dari luar negeri. Para pelaku pasar ini juga membutuhkan informasi

akuntansi sebagai acuan dalam pengambilan keputusan mereka. Namun, menjadi
permasalahan apabila bahasa akuntansi yang berlaku di Indonesia berbeda dengan
yang mereka pahami.
Peranan Indonesia dalam perekonomian dunia semakin nyata dengan
masuknya Indonesia ke dalam perhimpunan negara dengan perekonomian yang
terbesar di dunia yaitu G-20. Dimana dari hasil pertemuan negara-negara anggota
G-20 yang berlangsung di Washington DC, 15 November 2008 silam pemerintah
Indonesia menyepakati untuk melakukan konvergensi IFRS. Adapaun prinsipprinsip G-20 yang dicanangkan adalah sebagai berikut:
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Enhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in Financial Markets
4. Reinforcing International Cooperation

3
Universitas Sumatera Utara

5. Reforming International Financial Institutions
Sehingga Indonesia melalui IAI dan Malaysia melalui MASB yang
merupakan standard setter meresponi masalah tersebut dengan melaksanakan
konvergensi dari PSAK dan FRS kepada IFRS. Sesuai rencana atau target yang

telah ditetapkan oleh IAI dan MASB, dimana mulai 1 Januari 2012 PSAK dan
FRS yang telah mengalami konvergensi sudah berlaku efektif. Sehingga sejak
tanggal tersebut perusahaan resmi menerapkan PSAK atau FRS yang telah
dikonvergensikan menjadi sesuai IFRS menjadi standar akuntansi dan pelaporan
keuangannya.
Proses konvergensi IFRS tentunya menimbulkan banyak perubahan terhadap
standar akuntansi dan pelaporan keuangan di Indonesia dan Malaysia. Perubahan
signifikan tentunya terjadi dalam laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
perusahaan yang menerapakan PSAK dan FRS yang berbasis IFRS. Tentunya
juga akan terjadi perubahan terhadap informasi akuntansi yang terkandung dalam
laporan keuangan. Pertanyaan yang muncul setelah terjadinya perubahan regulasi
terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah: “Bagaimana para
pelaku pasar meresponi fenomena tersebut?” Penelitian ini mencoba untuk
meneliti bagaimana respon atau reaksi para pelaku pasar terhadap perubahan
regulasi akuntansi dan pelaporan keuangan yang terjadi di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Analisis Reaksi
Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS)

4

Universitas Sumatera Utara

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di Bursa
Malaysia 2012.’’
1.2. Rumusan Masalah
Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi dalam suatu peristiwa
dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau
dengan menggunakan abnormal return yang merupakan selisih antara return
aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor (Jogiyanto, 2003 dalam
Wardhani 2012).
Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah: Apakah
penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) memiliki pengaruh
terhadap Reaksi Pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia atau di Bursa Malaysia pada tahun 2012.

1.3. Tujuan Peneitian
Tujuan dari penelititan ini adalah untuk menganalisis bagaimana reaksi
pasar terhadap penerapan PSAK dan FRS hasil dari konvergensi IFRS di
Indonesia dan Malaysia terutama pada perusahaan manufaktur sebelum, pada saat,
dan sesudah laporan keuangan perusahaan diterbitkan. Penelitan ini menggunakan

metodologi event study, dimana pengamatan dilakukan pada event windows (event

5
Universitas Sumatera Utara

windows) sekitaran pada saat laporan keuangan dipublikasikan yang digambarkan
sebagai berikut:

5 hari sebelum

0
pada saat
Gambar 1.1
Event Wndows

5 hari sesudah

1.4. Manfaat Penelitian
1.


Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi
perkembangan studi dan memberikan bukti empiris mengenai signaling
theory di pasar modal Indonesia dan Malaysia terkait dengan reaksi pasar
terhadap penerapan IFRS di Indonesia dan Malaysia.

2.

Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitian di bidang akuntansi dan
pasar modal.

3.

Bagi investor yang melakukan investasi di pasar modal, penelitian ini
diharapkan dapat memberi masukan sebagai acuan dalam pengambilan
keputusan investasi.

6
Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

13 120 99

Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 106

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

Analisis Komparasi Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Konvergensi Penuh International Financial Reporting Standard (IFRS) Di Indonesia (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

3 46 9

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 11

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 2

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 25

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 2

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 16

ANALISIS RELEVANSI LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 105