ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL id 1

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah
Manajemen Strategi Sektor Publik Pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Raja Haji

Oleh :
RAJA DINDA AMALLIA :14101052
ADI SUMARSONO

:14101001

EKA AFRIANA

:14101016

RIO DARMANSYAH

:13101093

AIDIL SARAH


:15101001

NUR APNI PRAMITA

:15101116

ALWIS KURNIANTO

:15101003

Dosen Pembimbing :
Riau Sujarwani,S.sos., MPM
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
TANJUNG PINANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan

Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami membahas Analisis Lingkungan Eksternal.
Dalam makalah ini berisi tentang definisi analisis
lingkungan eksternal, tujuan lingkunga eksternal,analisi s
lingkungan eksternal, faktor-faktor lingkungan eksternal,
analisis lingkungan industry dan studi kasus. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.


Tanjungpinang, 1 Maret 2016

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Makalah…………………………………………………………2
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Analisis Lingkungan Eksternal………………………………...3
2.2 Tujuan Analisis Lingkungan…………………………………………….4
2.3 Analisis Lingkungan Eksternal……………………………………….....4
2.4 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal……………………………………6
a. Lingkungan umum (General environment)

b. Lingkungan Industri (industry environment)
2.5 Analisis Lingkungan Industry………………………………………….13
2.6 Studi Kasus…………………………………………………………….22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….29
3.2 Saran…………………………………………………………………...30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat menantang
dan kompleks. Karena efeknya terhadap kinerja, perusahaan harus
mengembangkan kemampuan yang di butuhkan untuk mengidentifikasi
pelung dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal. Lingkungan
eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau variable
lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau
perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada di luar jangkauan
organisasi, artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan

intervensi terhadap komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih
cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang
mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi
berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tersebut.
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama
lingkungan umum (elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi
industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya) dan lingkungan
industry (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi
perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis
pesaing. Analisis lingkungan sering kali harus mengasumsikan
lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas Negara atau batas. Analisis
lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang pertama
scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini
akan menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.
Lingkungan umum mencangkup lima segmen yaitu demografi,
ekonomi, politik atau hukum, social, budaya dan teknologi. Masing-

1


masing bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempelajari relevansi
strategis dari perubahan dan kecendurungan yang ada. Kecendurungan
kearah globalisasi membuat hal ini menjadi kompleks dan batasanya
lebih luas. Apabila dibandingkan dengan lingkungan umum, lingkungan
industry memiliki efek yang lebih langsung pada usaha perusahaan
untuk mencapai daya saing strategis.
1.2 Tujuan Makalah
Dengan dibuatnya makalah ini untuk menginformasikan bagaimana
analisis lingkungan industry ekternal dalam bersaing antara perusahaanperusahaan yang semangkin hari munculnya perusahaan yang industry
yang lebih berkualitas tinggi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan antara lingkungan umum dengan lingkungan
industry ?
2. Apa yang dimaksud dengan proses analisis lingkungan ?
3. Apa yang dimaksud dengan lima segmen dalam lingkungan umum ?
4. Bagaimana sebuah perusahaan menerapkan kode etik dalam
mempelajari lingkungan eskternal ?
5. Bagaimana peran pemasok dalam perusahaan industry ?


2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,
suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi mempunyai
atau tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya, adapun
definisi lainnya mengatakan Lingkungan diartikan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia. Sedangkan Analisis lingkungan adalah suatu proses
monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats)
yang

mempengaruhi

kemampuan

perusahaan


untuk

mencapai

tujuannya.
Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen
atau variable lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi
atau perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada di luar
jangkauan organisasi, artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa
melakukan

intervensi

terhadap

komponen-komponen

tersebut.


Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang
given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal
bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponenkomponen tersebut. Menurut Chuck Williams mengatakan bahwa
lingkungan eksternal semua kejadian diluar perusahaan yang memiliki
pontensi untuk mempengaruhi perusahaan. Sedangkan James A.F.
Stoner Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di
luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu. T.Hani
Handoko mengatakan bahwa Lingkungan eksternal terdiri dari unsurunsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan
dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.

3

2.2 Tujuan Analisis Lingkungan
Tujuan analisis lingkungan dilakukan agar organisasi dapat
mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara
cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi. Untuk maksud tersebut
banyak sekali pengelompokan variabel-variabel yang diperkirakan
member pengaruh nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi. Yang
selalu diusahakan adalah berusaha melengkapi variable-variabel
tersebut akan tetapi tidak akan pernah bisa sekomplit yang diharapkan

karena para pengambil keputusan harus berpacu dengan waktu dalam
proses “Decission Making”. Akan tetapi, satu hal yang perlu diingat
bahwa tidak ada satu pun cara yang bisa dikatakan terbaik untuk
menganalisis lingkungan bisnis. Kesemuanya harus dikembalikan
kepada “konteks” kepada situasi dan kondisi yang dihadap perusahaan.
Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan Untuk menyediakan
kemampuan

dalam

menggapai

masalah-masalah

kritis

dalam

lingkungan bagi manajemen perusahan, menyelidiki kondisi masa
depan dari lingkungan organisasi dan kemudian mencoba masukkannya

kedalam pengambilan keputusan organisasi, dan mengenali masalahmasalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan memberikan
prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau
rencana untuk menanganinya.
2.3 Analisis Lingkungan Eksternal
Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang
berkembang secara cepat, kompleks dan global yang membuatnya
semangkin sulit diinterpretasikan. Untuk menghadapi lingkungan yang
sering kali tidak jelas dan tidak lengkap, perusahaan dapat menempuh
cara yang disebut analisis lingkungan eskternal (external environmental
analysis) proses ini meliputi empat kegiatan yaitu : scanning,
monitoring, forecasting dan assessing. Tujuan dalam mempelajari
lingkungan umum untuk mengidentifikasi berbagai peluang dan
ancaman. Peluang (opportunities) adalah kondisi-kondisi dalam
4

lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya
saing strategis. Sedangkan ancaman (threat) adalah kondisi-kondisi
dalam lingkungan umum yang dapat mengganggu usaha perusahaan
dalam memcapai daya saing strategis. Dari 4 komponen analisis
lingkungan diuraikan sebagai berikut :
1. Scanning
Scanning adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam
lingkungan umum. Melalui scanning, perusahaan mengidentifikasi
sinyal-sinyal

awal

perubahan

yang

mungkin

terjadi

dalam

lingkungan umum dan mendeteksi setiap perubahan yang sedang
terjadi. Dengan scanning, analis secara khusus berhubungan dengan
informasi dan data yang tidak jelas, tidak lengkap dan tidak
berkaitan satu sama lain.
2. Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan
lingkungan untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan
sedang berkembang. Hal penting untuk suksesnya suatu monitoring
adalah kemampuan untuk mendeteksi arti dari setiap kejadian
lingkungan. Sebagai contoh, kecendurungan baru dalam hal dengan
pendidikan dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan
Negara bagian untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam
persyaratan kelulusan sekolah menengah, atau perubahan isi
kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis akan menentukan
apakah

peristiwa

yang

berbeda

ini

menggambarkan

suatu

kecendurngan dalam pendidikan, dan jika memang demikian, apakah
data

informasi

lainnya

harus

dipelajari

untuk

memantau

kecendurangan tersebut.
3. Forecasting
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi
dalam lingkungan umum pada suatu waktu tertentu. Saat melakukan
forecasting, analis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan
terjadi,

dan

seberapa

cepat,

sebagai

hasil

perubahan

dan

kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan monitoring.

5

Sebagai contoh, analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan
suatu teknologi baru utnuk mencapi pasar. Atau mereka juga dapat
memperkirakan kapan prosedur pelatihan perusahaan yang berbeda
dibutuhkan untuk menghadapi perubahan komposisi angkatan kerja,
atau berapa lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam
kebijakan perpajakan pemerintah untuk mempengaruhi pola
konsumsi pelanggang.
4. Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh
perubahan lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen
strategis suatu perusahaan. Melalui scanning, monitoring dan
forecasting, analis dapat mengerti lingkungan umum. Selangkah
lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk menentukan
implikasi dari pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment,
analis akan mendapatkan data yang menarik, tanpa mengetahui
relevansinya.
2.4 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
a. Lingkungan umum (General environment)
Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi
suatu industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemenelemen

ini

dikelompokkan

ke

dalam

segmen

lingkungan

(environmental segments), yang terdiri dari segmen-segmen
demografi, ekonomi, politik atau hukum, social-budaya, serta
teknologi. Perusahaan tidak dapat mengendalikan elemen-elemen ini
secara langsung, karena tantangan strategisnya adalah untuk
mengerti setiap segemen dan implikasi masing-masing, sehingga
strategi yang tepat dapat dirumuskan dan diterapkan.
b. Lingkungan Industri (industry environment)
Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing
yang mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan

6

bersaingnya. Secara keseluruhan, interaksi antara lima factor ini
menentukan besar laba yang dapat dicapai. Tantangannya adalah
untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan dapat
mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan
mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin
besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan
industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan perolehan laba
di atas rata-rata.
Bagan 2-1 :
Lingkungan Umum
Ekonomis

Demografis
Lingkungan industry
Ancaman pesaing baru
Kekuatan pemasok
Kekuatan pembeli
Produk pengganti
Intensitas persaingan

Social budaya

Politik/hukum

Teknologi

Tabel 2-1 :

7

Lingkungan Umum: Segmen dan Elemen
Segmen Demografis

Segmen Ekonomi







Besarnya populasi
Struktur usia
Distribusi geografis
Komposisi etnis
Distribusi pendapatan





Tingakat inflasi
Tingkat bunga
Defisit atau surplus neraca





perdagangan
Defisit atau suplus anggaran
Tingat simpanan pribadi
Tingakat
simpanan



perusahaan
Produk domestic bruto






Hukum anti-trust
Hukum perpajakan
Hukum pelatihan tenaga kerja
Kebijakan
dan
filosofi
pendidikan






Segmen politik/hukum

Wanita dalam angkatan kerja
Variasi dalam angkatan kerja
Perilaku atas kualitas kerja
Pertimbangan
mengenai
lingkungan

Segmen Sosial Budaya
Segmen Teknologi






8

Inovasi produk
Inovasi proses
Aplikasi pengetahuan
Teknologi komunikasi baru

Dari bagan diatas terlihat bahwa yang tergolong pada
factor-faktor lingkungan eksternal demografis, ekonomi, politik atau
hukum, social budaya dan teknologi merupakan factor-faktor yang
bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi
oprasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi
mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam
organisasi (perusahaan) tersebut.
1. Segmen Demografis
Demografis

sangat

berhubungan

dengan

besarnya

populasi, struktur usia, distribusi geografis, komposisi etnis, dan
distribusi

pendapatan.

Sebagaimana

disebutkan

sebelumnya,

perusahaan harus menganalisis demografis masyarakat umum, dari
pada hanya populasi domestic. Ukuran pengamatan perubahan
demografis dalam populasi akan menggaris bawahi pentingnya
segmen lingkungan ini. Dalam Negara-negara tertentu, termasuk
Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa, setiap pasangan ratarata memiliki kurang dari dua anak. Dengan tingkat kelahiran
demikian, maka populasi akan menyusut dari waktu kewaktu.
Berkurangnya populasi dapat mendorong suatu Negara untuk
meningkatkan imigrasi sehingga tenaga kerja cukup.
Struktur Usia, dalam Negara-negara tertentu, seperti
Amerika Serikat, usia rata-rata populasi meningkat. Penyebabnya
adalah tingkat kelahiran yang menurun serta bertambahnya tingkat
harapan hidup. Salah satu dampak yang timbul adalah berupa beban
tambahan pada sistem perawatan kesehatan. Dibalik semua ini,
perusahaan
dapat

mengartikannya

sebagai

peluang

untuk

mengembangkan barang dan jasa untuk memenuhi populasi yang
semakin pajang usianya. Distribusi Geografis, selama berpuluhpuluh tahun, Amerika Serikat telah mengalami pergeseran populasi

9

dari utara dan timur ke barat dan selatan. Demikian juga
kecendurungan perpindahan dari daerah metropolitan ke nonmetropolitan terus berlanjut. Salah satu dampak perubahan ini adalah
pada dasar pengenaan pajak pemerintah local maupun Negara bagian.
Komposisi Etnis, dalam populasi suatu Negara akan selalu berubah.
Di Amerika Serikat, komposisi etnis di Negara bagian dan di kota
dalam Negara bagian amat bervariasi. Bagi perusashaan, tantanganya
adalah agar waspada dan sensitive atas perubahan tersebut. Melalui
pengamatan yang teliti, perusahaan dapat mengembangkan dan
memasarkan barang atau jasa yang dimaksudkan untuk memuaskan
kebutuhan unik serta kepentingan kelompok etnis yang berbeda.
Distribusi Pendapatan,dengan mengerti bagaimana pola distribusi
pendapatan dalam populasi, perusahan dapat mengetahui besarnya
daya beli dan discretionary income kelompok yang berbeda.
Penelitan atas distribusi pendapatan memberikan gambaran bahwa
dengan adanya peningkatan standar hidup, terdapat perbedaan di
dalam dan atarnegara. Yang biasanya menjadi perhatian perusahaan
adalah pendapatan rata-rata masing-masing keluarga dan individu.
Dengan memperhatikan angka ini, perusahaan akan mendapatkan
informasi

yang

relevan.

Focus

strategis

selanjutnya

akan

mempertahankan bagaimana pola distribusi pendapatan dalam suatu
masyarakat setempat memaikan peranan penting dalam membangun
dan mengoprasikan suatu perushaan kecil yang sukses.

2. Segmen Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah ekonomi
suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi berdampak langsung
secara nyata pada berbagai strategi. Karena pola konsumsi
dipengaruhi oleh kesejahteraan relative berbagai segmen pasar,
didalam

perencanaan

strategis

setiap

perusahaan

harus

mempertimbangkan kecendrungan ekonomi di segmen-segmen yang
10

mempengaruhi industrinya. Misalnya, bila suku bunga naik maka
dana yang diperlukan untuk menambah modal akan lebih mahal atau
bahkan tidak tersedia, penghasilan yang dibelanjakan menurun dan
barang yang di beli menurun.

3. Segmen Politik
Faktor-faktor politik mencakup peraturan pemerintah
pusat dan daerah serta aktivitas-aktivitas politik yang dirancang untuk
mempengaruhi perilaku bisnis. Para manajer harus mengabaikan
adanya kelompok penekan seperti LSM yang beroperasi dalam
kerangka legal politik untuk mempengaruhi perusahaan agar tidak
mengabaikan tanggung jawab sosial mereka. Faktor politik
menetekan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi
perusahaan. Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui
keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang antitrust,
program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang
polusi dan penetapan bunga, batasan administrative dan banyak lagi
tindakan yang di maksud untuk melindungi pekerja, konsumen,
masyarakat umum dan lingkungan

4. Segmen Sosial Budaya
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan nilai-nilai, sikap, opine dan gaya hidup dari
orang-orang dilingkungan eksternal perusahaan yang dikembangkan
dari kondisi cultural, ekologi, demografis, religious, pendidikan dan
etnis. Seandainya sikap sosial berubah, maka untuk berbagai tipe
pakaian, buku, aktivitas yang menyenangkan dan lain-lain berubah
juga. Seperti kekuatan-kekuatan lain dalam lingkunagn eksternal
yang jauh, kekuatan sosial adalah dinamis, dengan perubahan yang
11

konstan yang diakibatkan oleh usaha individu untuk memuaskan
keinginan dan keperluan mereka dengan mengenali dan mengadaptasi
terhadap faktor-faktor lingkungan.
Faktor perubahan sosial yang paling besar dalam tahuntahun belakangan ini adalah:
a) Masuknya sejumlah besar tenaga wanita dalam pasar tenaga
kerja. Ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan penerimaan
dan kompensasi dan kemampuan sumber daya dari
perusahaan mereka, ini juga menciptakan atau memperluas
secara besar permintaan untuk serangkaian produk atau jasa
luas yang diperlukan, karena absensinya tenaga wanita
tersebut dirumah.
b) Perubahan sosial besar yang kedua telah merupakan
kepentingan yang diakselerasi dari konsumen dan karyawan
dalam masalah mutu kehidupan. Mesalnya banyak karyawan
perusahaan yang menuntut seminggu bekerja lima hari,
kesempatan untuk pelatihan dan lain-lain.
5. Segmen Teknologi
Kumpulan faktor-faktor kelima dalam lingkungan umum
mencakup perubahan teknologi. Untuk menghindari keusangan dan
meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus sadar mengenai
perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi
teknologi yang kreatif dapat memunculkan kemungkinan produk
baru, perbaikan dalam produk yang ada, atau dalam teknik
manufacturing dan pemasaran.
Seperkonduktor terbaru

dengan hambatann

rendah

terhadap arus listrik mampu merevolusi operasi bisnis, khususnya
dibidang transportasi, kesehatan, listrik dan industry computer.
Internet merupakan mesin ekonomi global dan nasional yang
memacu produktivitas, faktor kunci untuk meningkatkan standart
kehidupan dan menghemat biaya milyaran dolar dalam distribusi dan

12

biaya transaksi perjualan langsung untuk system yang dapat melayani
diri sendiri.
2.5 Analisis Lingkungan Industry
Industry adalah kelompok perusahan yang menghasilkan produk
yang mirip atau merupakan pengganti satu sama lain. Dalam hal
persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi. Biasanya,
industry terdiri atas berbagai ragam strategi bersaing yang digunakan
perusahaan dalam mengejar daya saing strategis dan profitabilitas
tinggi.
Semua organisasi bisnis apa pun bidang utama usahanya, bagaimana
pun tujuan dan berbagai sasaran dirumuskan, filsafat yang dianut, gaya
manajerial yang digunakan, proses yang terjadi, teknologi yang
diterapkan dan terlepas dari besarnnya dapat digolongkan pada dua
golongan besar, yaitu organisasi bisnis yang terlibat dalam industry
yang menghasilkan barang dan yang menghasilkan jasa.
Pada umumnya disadari oleh kalangan dunia usaha bahwa terdapat
perbedaan dan persamaan tolok ukur kinerja perusahaan yang
menghasilkan barang dan yang menghasilkan jasa. Perbedaannya pada
intinya terletak pada kenyataan bahwa mengukur produktivitas
perusahaan yang menghasilkan barang relative lebih mudah antara lain
karena barang-barang yang dihasilkan dapat diukur sebab ada
spesifikasi dan standarnya. Sebaliknya, jasa yang dihasilkan suatu
perussahaan relative sukar diukur karena tidak dapat dikuantifikasikan.
Spesifikasi dan standarnya tidak sama. Persamaannya pada akhirnya
terletak pada dua hal, yaitu kepuasan pemakai produk atau pelanggan
dan apakah perusahaan berhasil meraih keuntungan atau tidak.
Terlepas dari persamaan dan perbedaan tersebut, manajemen
strategic dalam suatu organisasi mutlak mengenali industry dalam
bidang mana perusahaan bergerak sebagai faktor lingkungan eksternal
yang turut berpengaruh terhadap jalannya roda perusahaan yang

13

bersangkutan. Pentingnya pengenalan industry itu lebih jelas lagi
apabila diingat sebagai lingkungan eksternal yang jauh atau umum,
tetapi juga sebagai faktor lingkungan yang dekat atau industry.
Dikatakan sebagai faktor eksternal yang jauh karena perkembangan
yang terjadi di dalamnya berada diluar kendali suatu perusahaan
tertentu, tetapi mempunyai dampak langsung atau tidak langsung pada
keberadaan organisasi. Kondisi industry juga dapat dikatakan cara
sebagai faktor eksternal yang dekat karena kondisi tersebut berpengaruh
secara langsung, secara oprasional pada jalannya roda organisasi atau
perusahaan.
Dibandingkan lingkungan umum, lingkungan industry memiliki efek
yang lebih langsung terhadap daya saing strategis dan profitabilitas.
Intensitas bersaing dalam industry dan potensi laba industry tersebut
sebagaimana diukur dengan pengembalian atas investasi secara jangka
panjang merupakan fungsi lima kekuatan persaingan ancaman pesaing
baru, pemasok, pembeli, produk pengganti, serta intensitas persaingan
antara para pesaing.
Model lima kekuatan yang dikembangkan oleh Michael Porter
memperluas bidang untuk analisis bersaing. Secara historis, pada saat
mengamati lingkungan persaingan, perusahaan berkonsentrasi pada
perusahaan yang menjadi pesaing mereka. Tetapi saat ini persaingan
dipandang sebagai sekelompok cara alternative bagi konsumen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan dari pada hanya sebagai pesaing
langsung.
Model lima kekuatan mengakui bahwa pemasok dapat menjadi
pesaing perusahaan dengan integrasi ke depan, sebagaimana pembeli
juga dapat menjadi pesaing perusahaan dengan integrasi ke belakang.
Demikian juga perusahaan-perusahaan yang memilih untuk memasuki
suatu pasar yang baru serta memilih memproduksi barang yang dapat
menjadi pengganti barang yang ini diproduksi, dapat menjadi pesaing.
Karena

karakteristik

lingkungan
14

industry

membentuk

strategis

perusahaan, analis lingkungan berusaha menentukan kekuatan relatif
dari masing-masing kekuatan pesaing tersebut.
BAGAN 2.5
Faktor-Faktor Pendorong Persaingan dalam Industri

Ancaman dari Para Pendatang Baru
Produsen baru( new enprants) dapat membahayakan perusahaanperusahaan yang telah ada. Produsen baru menghasilkan kapasitas
produksi tambahan. Kecuali permintaan terhadap barang meningkat,
tambahan kapasitas akan menekan agar biaya bagi pembeli menjadi
rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi seluruh
perusahaan dalam industry tersebut. Sering kali produsen baru memiliki
sumber daya dalam jumlah besar dan kemauan yang kuat umtuk
memperoleh pangsa pasar. Tetapi, hadirnya pesaing baru dapat
mendorong perusahaan- perusahaan yang ada menjadi lebih efektif dan
15

efesien serta belajar bagaimana pesaing dalam dimensi baru (misalnya
saluran distribusi dalam computer). Seberapa besar kecendrungan
perusahaan akan memasuki suatu industri tergantung industri dari dua
faktor rintangan untuk masuk (barrier to entry) dan reaksi yang
diharapkan dari pelaku industri yang ada. Apabila perusahaan
menganggap untuk masuk kedalam suatu industry adalah sulit, atau
apabila perusahaan mengalami kerugian pesaing dalam memasuki suatu
industry, maka saat itulah rintangan untuk masuk timbul.
Persaingan merupakan kenyataan hidup dalam dunia bisnis. Sifat,
bentuk dan intensitas persaingan yang terjadi dan cara yang ditempuh
oleh para pengambil keputusan strategic untuk menghadapinya pada
tingkat yang dominan mempengaruhi tingkat keuntungan suatu
perusahaan. Kenyataan ini dihadapi bukan hanya oleh perusahaan yang
tergolong lemah, tetapi juga oleh perusahaan yang kuat sekalipun. Salah
satu faktor yang turut berpengaruh ialah apabila ada pendatangpendatang baru dalam industry tertentu. Kehadiran para pendatang baru
dikatakan sebagai ancaman karena para pendatang baru tersebut
membawa berbagai hal ke dalam industry seperti kemampuan baru
keinginan merebut pangsa-pangsa tertentu, tekonologi yang muntakhir,
sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan tenaga kerja yang terdidik
dan terlatih.
Dilain pihak harus ditekankan pula bahwa betapa pun para usahawan
untuk berkecimpung dalam bidang industry tertentu, yang mungkin
baru baginya apakah tersebut diupayakan supaya menjadi kenyataan
dipengaruhi pula oleh bentuk, sifat dan kuat atau lemahnya berbagai
kendala yang harus dihadapi yaitu :
1) Keterbatasan

industriawan

yang

bersangkutan

untuk

mengambil langkah-langkah yang bersifat ekonomi berskala
jual, jaringan distribusi, keuangan dan pengadaan tenaga kerja
yang kapabel dan memenuhi persyaratan dan segi-segi
kehidupan perusahaan.
16

2) Berkaitan dengan loyalitas para pelanggan sebagai pengguna
produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah lebih
dahulu

memproduksikan

dan

memasarkan

produk

“Loyalitas” yang telah dipupuk oleh penghasil produk terjadi
karena pengiklanan, kemudahan memperoleh pelayanan purna
jual dan kesenangan para pemakai. Loyalitas tidak mudah
diubah oleh pendatang baru.
3) Keterbatasan usahawan yang

bersangkutan

memenuhi

persyaratan. Modal diperlukan untuk memulai usaha baru
dengan berbagai kepentingan termasuk biaya yang tidak
kembali, seperti untuk membiayai kegiatan penelitian
pendahuluan. Disamping itu untuk infestasi membeli barangbarang yang tidak bergerak, infentaris, dan berbagai biaya
lainnya.
4) Biaya –biaya tertentu yang harus dipikul oleh pendatang baru
yang tidak perlu lagi dipikul oleh berbagai perusahaan
lainnya.

Perusahaan-perusahaan

yang

terlebih

dahulu

memasuki dalam bidang industry tertentu berada pada posisi
yang lebih menguntungkan. Contohnya lokasi perusahaan
yang stratejik, akses pada sumber bahan mentah atau bahan
baku, kemudahan memperoleh kredit, kemungkinan telah
memperoleh

subsidi

dari

pemerintah

dan

penguasaan

teknologi canggih.
5) keterbatasan akses pada saluran distribusi barang yang
dihasilkan. Setiap pendatang baru harus memiliki jalur-jalur
distribusi barang. Misalnya pendatang baru harus mampu
menggeser produk lain dari tempat pajangan. Cara –cara yang
digunakan untuk “menggeser” dapat beranekaragam. Dapat
dipastikan bahwa para “pendatang lama” tidak akan tinggal
diam dan pasti akan mengambil langka-langkah yang efektif.
6) kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah yang dapat
membatasi kesempatan bagi usahawan memasuki bidang
industry tertentu. Contohnya: perketatan perizinan, pasar yang
sudah jenuh, tidak tersedianya bahan mentah, atau bahan
17

baku, mengurangi polusi udara, mengurangi pencemaran air,
pelestarian lingkungan dan lain sebagainya.
Kekuatan Posisi Pemasok
Meningkatnya harga dan mengurangi mutu produk yang dijual
adalah cara potensial yang dapatr digunakan pemasok untuk
mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing
dalam suatu industry. Apabila perusahaan tidak dapat menutup
peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya, makan
profitabilitasnya akan berkurang akibat tindakan pemasok. Kelompok
pemasok dikatakan berkuasa apabila terjadi :
1. Pemasok mendominasi penguasaan dan pemilikan bahan
mentah atau bahan tertentu, apalagi bila bahan mentah atau
bahan baku tersebut bersifat langka padahal produk hasil
olahan bahan itu sangat di perlukan oleh para konsumen.
2. Bahan mentah atau bahan baku itu sulit dicari substitusinya
karena berkaitan langsung dengan spesifikasi produk
tertentu.
3. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok
4. Produk pemasok penting bagi pembeli.
5. Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan
yang tinggi bagi pembeli.
6. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke
depan kea rah industry pembeli (misalnya produsen pakaian
yang memilih membuka took pakaian sendiri). Kredibilitas
meningkat apabila pemasok memilih sumber daya yang
besar dan menyediakan produk yang amat bermutu.
Keputusan Raplh Lauren untuk membuka outlet sendiri
merupakan ancaman serius bagi segmen-segmen tertentu
dalam industry eceran pakaian.

Kekuatan Posisi Pembeli

18

Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan
pengembalian atas modal mereka. Pembeli lebih suka membeli
produk dengan harga serendah mungkin dimana industry dapat
memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat di terima.
Untuk mengurangi biaya, pembeli akan menuntut kulaitas yang lebih
tinggi, pelayanan yang lebih baik, serta harga yang lebih murah.
Hasil ini dapat dicapai dengan mendorong persaingan antara
perusahaan dalam suatu industry. Kelompok pembeli dikatan
berkuasa apabila saat :
1. Membeli sejumlah yang besar hasil dari industry
2. Pertimbangan harga produk yang dibeli tidak menjadi
pertimbangan utama
3. Dapat berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang
rendah
4. Produk pemasok tidak ekslusif atau standar, dan memiliki
ancaman yang kuat untuk beritegrasi kebelakang ke dalam
industry pemasok. Rangkaian besar pengecer bersifat
membahayakan apabila mereka menjual produk dengan
label nama mereka sendiri, yang merupakan ancaman untuk
integrasi ke belakang
5. Apabila makin banyak perusahaan menghasilkan produk
yang sejenis atau serupa sehingga pembeli mempunyai
banyak pilihan

Produk Substitusi atau Ancaman Produk Penganti
Setiap perusahan akan berusaha menyaingi
perusahaan lain yang menghasilkan produk pengganti. Dengan
kemampuannya memuaskan kebutuhan yang ridak jauh berbeda dari
konsemen, tetapi dengan karateristik berbeda, harga produk
pengganti dapat menjadi batas tertinggi dari harga yang akan
ditetapkan oleh suatu perusahaan. Contoh dalam produk penganti
seperti karet alam digantikan oleh karet sintetis, gula yang berasal
dari tebu digantikan oleh pemanis sintetis, kapas sebagai bahan baku
19

pakaian diganti oleh polyester, nilon dan rayon. Kiranya tidak sulit
untuk menemukan contoh-contoh lain yang menggambarkan bahwa
produks substitusi yang dapat digunakan oleh manusia memuaskan
kebutuhannya semakin banyak dihasilkan oleh semakin banyak
perusahaan. Kepekaan tentang hal ini harus terdapat dalam diri para
pengambil keputusan strategic betapa pun pentingnya kedua hal
tersebut mendapatkan perhatian. Tidak adanya atau tipisnya
kepekaan tersebut dapat berakibat pada menurunnya tingkat
perolehan keuntungan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya, belum berbicara
mengenai pertumbuhan dan perkembangan.
Intensitas Persaingan Antarperusahaan
Dalam kebanyakan industry perusahaan banyak
bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk menciptakan daya
saing strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut
menuntut keberhasilan yang relative terhadap para pesaing. Dengan
demikian, persaingan yang terjadi antara perusahaan-perusahaan
tersebut distimulasi pada saat satu atau lebih perusahaan merasakan
tekanan persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang
untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Persaingan ini sering kali
terjadi atas dasar harga, inovasi preoduk, dan tindakan lain untuk
mencapai pembedaan produk seperti pelayanan, kampaye ikan yang
unik, dan jumlah produk.
Telah tergambar di muka salah satu kenyataan hidup
dalam dunia bisnis ialah terjadinya persaingan yang ada kalanya
semangkin tajam. Persaingan ini akan terjadi semakin tajam apabila
terjadi:Makin

banyak

perusahaan

yang

memasarkan produk yang serupa atau sejenis

20

menghasilkan

dan

a. Makin banyak perusahaan yang mampu menawarkan
produk substitusi kepada para konsumen dengan manfaat
yang relative sama
b. Makin langkanya bahan mentah atau bahan baku untuk
proses lebih lanjut
c. Masuknya produk yang sedang “trendy” kepasaran
d. Terjadinya pergeseran dalam perilaku para konsumen
dalam memilih dan membeli produk tertentu
e. Terjadi peningkatan kemampuan ekonomi para pelanggan
atau pemakai produk sehingga orientasi mereka “bergeser”
dari harga ke mutu dan pelayanan, termasuk pelayanan
purna jual
f. Beralihnya posisi suatu Negara, misalnya dari masyarakat
agraris ke masyarakat industry
Dalam menuntut kemampuan yang lebih tinggi dari para
perumus kebijaksanaan strategic dalam perusahaan agar dengan
demikian strategi yang dirumuskannya memungkinkan organisasi
meraih keuntungan, mempertahankan eksistensi dan menempuh jalur
pertumbuhan dan perkembangan. Secara ideal, apa yang seharusnya
terjadi ialah persaingan yang sehat. Akan tetapi pengalaman banyak
orang menunjukan bahwa tidak semua usahawan yang menghadapi
persaingan dengan berpegang teguh pada norma-norma moral dan
etik. Ada saja usahawan yang mau terlibat dalam persaingan yang
tidak sehat dilakukannya melalui upaya seperti :
a. Manipulasi harga
b. Manipulasi mutu
c. Dalam kampaye pemasaran memberikan janji-janjin yang
muluk-muluk
d. Alpa dalam member pelayanan
e. Menggunakan teknik-teknik promosi yang melebihlebihkan

manfaat

produk

yang

dihasilkan

dan

dipasarkannya.
Berbagai tindakan yang bersifat manipulasi seperti
itu mungkin saja memberikan keuntungan yang besar pada satu
21

ketika tertentu, tetapi tidak untuk di jangka panjang. Oleh karena itu,
sikap yang tepat untuk ditampilkan ialah merumuskan strategi
perusahaan sedemikian rupa sehingga norma-norma moral dan etik
tetap dipegang teguh. Bertindak demikian memang mungkin tidak
menghasilkan keuntungan besar untuk jangka pendek, akan tetapi
dapat

dikatakan

merupakan

jaminan

untuk

kesinambungan

kehidupan perusahaan yang bersangkutan.
2.6 Studi Kasus
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
DALAM MENETAPKAN STRATEGI UNTUK
KEBERLANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Keripik Tempe Ri-Mas
Malang)
Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
sektor usaha yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan
nasional, selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Di Indonesia, UMKM selalu digambarkan sebagai
sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar
jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan
usaha berskala kecil baik di sektor tradisional maupun modern.
Keripik Tempe Ri-Mas adalah industri rumah tangga yang bergerak
di bidang produksi dan penjualan pangan yaitu keripik tempe. Usaha ini
didirikan pada tahun 1993 oleh sang pemilik, Ibu Siti Nurhayati atau
yang lebih dikenal dengan Ibu Sugiri. Perusahaan ini berlokasi di jalan
Terusan Sulfat Gg. 1, Malang, Jawa Timur. Keripik Tempe Ri-Mas
adalah sebuah industri rumah tangga yang sedang berkembang.
Perusahaan ini telah berdiri cukup lama, namun sistem penjualan dan
pemasaran pada perusahaan ini masih perlu ditelusuri lebih jauh.
Perusahaan tidak memiliki jalur distribusi karena aktivitas penjualan
dilakukan langsung di rumah produksi dan tidak memiliki cabang.
22

Sistem pemasaran hanya melalui mulut ke mulut, sehingga transaksi
penjualan dilakukan dengan cara menghubungi sang pemilik melalui
media telekomunikasi, yaitu telepon dan pesan singkat pada handphone.
Salah satu contohnya, usaha ini tidak memiliki kios sebagai wadah
pemasaran, sehingga hanya menerima pesanan di rumah. Usaha ini
hanya memproduksi keripik tempe dengan rasa original. Produk keripik
tempe yang akan dijual tidak boleh melebihi satu hari setelah proses
produksi, apabila melebihi, keripik tempe tersebut tidak boleh dijual.
Selain itu, pemilik sengaja tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa dan
keterangan berat bersih (netto) pada kemasan. Hasil produksi
perusahaan dalam 1 hari mencapai 30 – 50 kg.
Hal ini tentu mempunyai dampak terhadap proses operasional yang
nantinya juga mempengaruhi going concern perusahaan. Permasalahan
yang akan dibahas pada penelitian ini adalah tentang bagaimana
rumusan strategi untuk keberlangsungan hidup perusahaan keripik
tempe Ri-Mas Malang melalui analisis internal dan eksternal
perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
merumuskan strategi perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT
atas lingkungan internal dan eksternal perusahaan untuk menempati
posisi

yang

kuat

dalam

persaingan

sehingga

menunjang

keberlangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1984 tentang peridustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau
barang

jadi

menjadi

barang

nilai

yang

lebih

tinggi

untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan
Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), “adalah entitas usaha
yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan

23

memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.
Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik
warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari
Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan”. (www.depkop.go.id). Sedangkan menurut Menurut Glueck
(1980:87) mendefinisikan bahwa “lingkungan meliputi faktor-faktor
luar perusahaan yang dapat menuntun ke arah kesempatan-kesempatan
atau ancaman-ancaman pada perusahaan”. Supriyono (2001:68)
menyatakan bahwa “kesuksesan perencanaan strategis pengamatan
terhadap lingkungan eksternal berusaha jadi lingkungan sebenarnya
merupakan pola semua kondisi-kondisi atau faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi atau menuntun ke arah peluang atau ancaman pada
kehidupan dan pengembangan perusahaan. Lingkungan secara relevan
mempengaruhi proses atau keputusan strategi”.
Michael E. Porter (1994) mengungkapkan bahwa terdapat
lima kekuatan persaingan dalam lingkungan industri, yaitu :
a. Ancaman masuknya pendatang baru.
b. Ancaman produk pengganti.
c. Daya tawar-menawar pembeli.
d. Daya tawar-menawar pemasok.
e. Tingkat persaingan di antara para pesaing yang ada
Dalam analisis lingkungan eksternal dapat terjadinya lingkungan
industri dan lingkungan umum. yang mana lingkungan industri akan
terjadinya sebuah yang namanya persaiangan, ancaman perusahaan,
daya tawar menawar pemasok, daya tawar menawar konsumen.
Sedangkan dalam lingkungan umum akan terjadinya perekonomian dan
social. Dapat kita lihat dari segi
lingkungan industry yaitu :

24

a. Persaingan
Keripik tempe Ri-Mas memiliki posisi bersaing
sebagai pengikut pasar (market follower), karena perusahaan ini
berusaha untuk tetap mempertahankan pangsa pasarnya tanpa
mengganggu keseimbangan yang ada. Perusahaan memilih untuk
menonjolkan salah satu keunggulan yang dimilikinya terhadap
pasar sasaran, yaitu dari segi kualitas. Pesaing perusahaan yang
memiliki ancaman besar terhadap bisnis keripik tempe Ri-Mas
adalah industri keripik tempe yang ada di Sanan, salah satunya
adalah industri rumah tangga “Bawang Jaya”. Industri keripik
tempe Bawang Jaya telah memiliki “nama” dimata pelanggan.
Pelanggan keripik tempe Bawag Jaya datang dari berbagai daerah.
Industri keripik tempe Bawang Jaya telah menggunakan teknologi
yang lebih canggih, seperti penggunaan teknologi informasi untuk
pencatatan transaksi secara otomatis dan penggunaan internet
sebagai media iklan. Posisi yang cukup strategis untuk
memasarkan produknya juga menjadi kelebihan dari pesaing,
karena lebih mudah untuk menjaring pembeli.
b. Ancaman Perusahaan Keripik Tempe Baru
Munculnya perusahaan pendatang

baru

akan

menimbulkan perebutan pangsa pasar yang lebih agresif, didorong
dengan motivasi penguatan posisi pendatang baru dalam kancah
bisnis serupa. Perusahaan pendatang baru seringkali membawa
kapasitas baru, dorongan kuat untuk merebut pasar, serta diikuti
sumber daya yang lebih besar untuk menciptakan posisi yang
menguntungkan. Namun berhasilnya perusahaan pendatang baru
yang sejenis untuk merebut pangsa pasar, tergantung dari
hambatan masuk yang timbul karena kondisi pasar dan reaksi dari
perusahaan lama, dalam hal ini perusahaan keripik tempe Ri-Mas.
c. Daya Tawar Menawar Pemasok
Daya tawar-menawar pemasok akan menjadi lebih
kuat apabila didukung dengan beberapa faktor, yaitu pemasok
hanya

didominasi

oleh

sedikit
25

perusahaan,

produk

yang

ditawarkan pemasok adalah produk yang memiliki ciri khas dan
istimewa, perusahaan keripik tempe Ri-Mas tidak lagi menjadi
pelanggan penting, dan pemasok mulai memperlihatkan ancaman
untuk melakukan integrasi hilir.
d. Daya Tawar Menawar Konsumen
Perusahaan perlu untuk

mengkaji

dan

lebih

memperhatikan faktor-faktor yang bisa memperkuat daya tawarmenawar konsumen, seperti produk yang dihasilkan adalah produk
yang standar, konsumen mampu membeli produk dalam jumlah
besar, produk perusahaan bukanlah produk yang penting bagi
konsumen, konsumen memperoleh laba yang rendah karena harga
yang ditawarkan tidak bersaing, dan konsumen memperlihatkan
ancaman akan beralih menjadi produsen pada bisnis yang serupa
terhadap perusahaan keripik tempe Ri-Mas.
Lingkungan Umum
a. Kondisi Perekonomian
Faktor ekonomi dapat menentukan cara, sifat, dan arah
perekonomian yang akan atau sedang ditempuh oleh suatu
perusahaan.

Perusahaan

umumnya

akan

terlebih

dahulu

menganalisis kondisi perekonomian yang terjadi, sebelum
mengambil langkah untuk menentukan tindakan yang akan
diambil. Perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan kondisi
perekonomian yang tepat untuk memulai usaha, merubah arah
usaha, melakukan inovasi, atau merubah posisi bersaing.
Kesehatan perekonomian suatu negara akan mendorong pula
kesehatan

perekonomian

rakyatnya

sehingga

sangat

mempengaruhi kapabilitas usaha dan kemampuan daya beli.
b. Kondisi Sosial
Memperoleh

pencitraan

sosial

yang

baik

dari

lingkungan sekitar tempat perusahaan berada, akan memudahkan
perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis
yang digeluti. Selain itu, keamanan berusaha juga merupakan nilai
26

lebih yang diperoleh perusahaan. Lingkungan sosial yang memicu
timbulnya pencitraan yang baik mampu menjadi salah satu kunci
sukses perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa
modal merupakan faktor utama yang harus diperhatikan perusahaan
terlebih dahulu, karena faktor modal inilah yang menghambat
berbagai aktivitas dan kemajuan perusahaan, seperti penambahan
kapasitas, penambahan tenaga kerja, pengadopsian teknologi, dan
aktivitas pemasaran. Kekuatan yang dimiliki perusahaan masih
belum cukup untuk membawa perusahaan bersaing ketat dengan
perusahaan lain, namun ancaman yang dihadapi jauh lebih besar,
disebabkan kelemahan internal yang masih belum diperbaiki dan
lemahnya ilmu yang dimiliki terkait bisnis yang digeluti.
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki membuat posisi industri rumah
tangga Keripik Tempe Ri-Mas berada pada kuadran IV analisis
SWOT, yang mencerminkan perusahaan berada dalam posisi yang
tidak menguntungkan. Namun, disamping kelemahan yang dimiliki,
perusahaan masih memiliki keunggulan yaitu kualitas produk.
Berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan, strategi
yang tepat untuk diterapkan adalah strategi bisnis secara fungsional,
yaitu dengan mengoptimalkan kinerja setiap fungsi pada perusahaan.
Saran-saran yang dapat diberikan untuk industri rumah
tangga Keripik Tempe Ri-Mas adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya memperbanyak cara untuk melakukan
promosi. Kegiatan promosi yang bisa dilakukan perusahaan
yaitu melalui brosur sederhana, pembukaan counter, jasa
konsinyasi, dan pameran produk UMKM.
2. Perusahaan perlu melakukan kegiatan evaluasi secara berkala.
3. Perusahaan sebaiknya membuka gerai penjualan di lokasi yang
strategis.

27

4. Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis
agar tujuan yang ditetapkan bisa tercapai, yaitu mengikuti
perkembangan pasar.
5. Peningkatan kualitas tidak hanya dipertahankan dari segi
produk yang ditawarkan, namun kualitas pelayanan juga perlu
ditingkatkan.
6. Perlu diterapkannya pemisahan bidang pekerjaan.
7. Perusahaan sebaiknya memperbaiki sistem jam kerja yang
selama ini diterapkan, yaitu dengan memberlakukan sistem
8.

shift.
Perusahaan hendaknya memberikan diskon tidak hanya kepada
pelanggan yang memesan dalam jumlah besar, tetapi juga

kepada pelanggan loyal.
9. Perusahaan harus memantau persaingan ketat yang terjadi dan
mengantisipasi kondisi yang mangakibatkan kerugian bagi
perusahaan, dengan mempertahankan pangsa pasar yang telah
dicapai.
10. Perusahaan perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki melalui pendidikan dan pelatihan kerja.
11. Perlu adanya perbaikan dari segi strategi pemasaran. Perbaikan
dilakukan pada strategi promosi, ketepatan waktu, dan lokasi
pemasaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama
lingkungan umum (elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi
industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya) dan lingkungan
industry (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi
perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis
pesaing. Analisis lingkungan sering kali harus mengasumsikan
28

lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas Negara atau batas. Analisis
lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang pertama
scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini
akan menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.
Lingkungan umum (General environment), Mencakup
elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi suatu
industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen ini
dikelompokkan

ke

dalam

segmen

lingkungan

(environmental

segments), yang terdiri dari segmen-segmen demografi, ekonomi,
politik atau hukum, social-budaya, serta teknologi. Perusahaan tidak
dapat mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung, karena
tantangan strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen dan
implikasi

masing-masing,

sehingga

strategi

yang

tepat

dapat

dirumuskan dan diterapkan.
Lingkungan Industri (industry environment), Sekelompok
factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli, produk
pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang mempengaruhi
suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara
keseluruhan, interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba
yang dapat dicapai. Tantangannya adalah untuk menentukan posisi
dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor
tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari pengaruh
factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk
mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin besar pula
kecendurungan perolehan laba.
3.2 Saran
Dalam melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk
perusahaan kita dimasa yang akan datang. Dengan adanya analisis
lingkungan eksternal ini dapat mengetahuai bagaimana menghadapi
faktor lingkungan umum yang terdiri dari demografis, ekonomis, social

29

budaya, teknologi dan politik. Sedangkan dari faktor lingkungan
industry dapat di lihat dari ancaman pesaing baru, kekuatan pemasok,
kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.

DAFTAR PUSTAKA
Hit A. Michael. Dkk. 1996. Manajemen Strategis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Siagian. Sondang. 2005. Manajemen Strategis. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Dirgantoro Crown. 2001. Manajemen Strategis. Jakarta: PT
Gramedia Widiaasarana Indonesia.
Irantara Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

30

1