laporan praktikum kimia dasar 2 organik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Oleh:

Indrawan Nurhadi

(A1M012054)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO LAPORAN KIMIA DASAR II

Acara I

UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

Oleh:

Indrawan Nurhadi (A1M012054) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang biladilarutkandalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).

Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.

Menurut J.N Bronsted dan T.M Lowry pada tahun 1923 mendefinisikan asam sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang menyumbang proton H+ (donor proton) danbasasebagaisetiapzatsembarang (molekulatau ion) yang menerima proton (akseptor proton) (vogel,1982)

Pengujian sifat asam dan basa senyawa anorganik dapat menggunakan kertas lakmus. Jika lakmus biru oleh zat berubah merah maka zat bersifat asam sebaliknya jika lakmus merah oleh zat berubah biru maka zat bersifat basa. Sedangkan untuk mengukur tingkat keasaman dengan menggunakan pH paper universal dan pH meter.

Suatu senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7 sedangkan yang bersifat basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memiliki pH. = 7. Semakin kecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan basa semakin kuat apa bila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH makin besar.

Praktikum ini bertujuan untuk menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter.

B. Tujuan

Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal. penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada.(Sykes, Peter. 1989)

Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-lowry, dan Lewis.

  • Arhenius : Menurut definisiini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Deinisi yang pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

  • Bronsted-lowry :Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa, Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Bronsted dan lowr y secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tidak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arhenius).

  • Lewis :Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan electron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung orbital molekul ikatan.(Anonim,Diakses 24 Juni 2010)

Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.

1. Sifat Asam

Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan beberapa hal mengenai sifat asam, antara lain :

  • Rasa Asam

Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).

  • Mengubah Warna Indikator

Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.

  • Menghantarkan Arus Listrik

Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion–ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.

  • Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen

Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.

Reaksi :

Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen

Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.

2. Kekuatan Asam

Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat). Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).

3. Peranan Asam dalam Kehidupan

Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.

Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.

1. Sifat Basa

Basa memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.

  • Pahit dan Terasa Licin di Kulit

Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan tanganmu teriritasi dan terbakar.

  • Mengubah Warna Indikator

Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.

  • Menghantarkan Arus Listrik

Basa merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam air.

  • Menetralkan Sifat Asam

Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.

Reaksi :

Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air

Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)

Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, karena konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.

Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat membersihkan debu.

2. Kekuatan Basa

Basa dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah jangan menyentuh basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai basa lemah.

Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita menggunakan nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dankalium hidroksida (KOH).

3. Peranan Basa dalam Kehidupan

Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda merupakan suatu basa.

III. METODE PRAKTIKUM

A. BahandanAlat

  1. Alat :

  1. Tabun greaksi

  2. pH paper universal / pH meter

  3. Kertas Lakmus

  4. Cawan petri

  5. Pipet tetes

  1. Bahan:

  1. Alkohol

  2. Asam Asetat

  3. Asam Sitrat

  4. Glukosa

  5. Fruktosa

B. Cara Kerja

Diambil sejumlah tabung reaksi dan cawan petri

Masing – Masing diisi dengan 1 ml larutan alcohol, asam asetat, asam benzoate, etil asetat, glukosa, fruktosa, fenol, aniline

Masing – masing larutan diisi dengan kertaslakmus dan diukur pHnya dengan pH paper universal atau pH meter

Dicatat hasilnya

IIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No

Bahan

pH

Keterangan

Foto

1



Alkohol



11

Basa

2



Asam asetat



2

Asam

3



Asam sitrat



1

Asam

4



Glukosa



3

Asam

5



Fruktosa



4

Asam

B. Pembahasan

Alkohol

Alkohol mempunyai gugus fungsi R – OH. Alkohol mudah larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pHnya.

Sudah jelas sekali bahwa Alkohol adalah basa, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun. Di sebutkan di atas bahwa Alkohol merupakan asam dengan hasil praktikum di sebutkan alkohol mempunyai Ph 11.

Asam asetat

Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Dalam praktikum di peroleh asam asetat memiliki pH 2

Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalammitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis danjeruk purut). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Praktikan mendapatkan hasil pengamatan dari percobaan menggunakan sampel asalm sitrat memiliki pH 1

Glukosa

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7. Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987), sedangkan hasil praktikumnya sendiri di peroleh pH 3.

Fruktosa

Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose, laevulose) adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Dengan di peroleh hasil praktikum fruktosa asam dengan pH 4.

IIIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan bersama kelompok empat rombongan dua di dapat hasil pengamatan uji sifat asam basa beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter adalah yang pertama alkohol memiliki pH 11 dengan demikian alkohol bersifat basa sedangkan fruktosa, glukosa, asam sitrat dan asam asetat berturut-turut memiliki pH 4,3,1,2 yang otomatis memiliki sifat asam.

B. Saran

Praktikan harus memperhatikan alat-alat yang dibersihkan setelah pakai karena jika tidak bersih sekali akan membuat ketidakakuratan hasil percobaan, dan sebaiknya jumlah peralatan diperbanyak sehingga membuat praktikum lebih cepat selesai

DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dkk.1989.Ilmu Kimia Organik. UniversitasJenderalSoedirman, Purwokerto.

Fessenden Rale dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Bandung.

Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.

LAPORAN KIMIA DASAR II

Acara II

UJI BAEYER UNTUK SENYAWA KARBON RANGKAP DUA DAN RANGKAP TIGA

Oleh:

Indrawan Nurhadi (A1M012054) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meskipun secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, akan tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persenyawaan induk). Keluarga hidrokarbon dapat dilukiskan oleh gambar berikut:

Hidrokarbon

Hidrokarbon alifatik Hidrokarbon siklik

(lingkaran)

Alkana Alkena Alkuna Jenuh Tak jenuh

(siklo alkana) (hidrokarbon aromatik)

Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non-polar, sehingga ikatan antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non-polarnya maka hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbontetrakhlorida, khloroform, benzena, dan eter; selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.

Pentingnya praktikum ini dilakukan karena agar praktikan dapat mengetahui hidrokarbon dan senyawa karbon yang menunjukkan ada atau tidaknya ikatan rangkap pada senyawa tersebut.

B. Tujuan

Dalam praktikum uji baeyer ini, mahasiswa dapat mengetahui dan menunjukkan adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).

Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi :

  1. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebaai akana.

  2. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena dan yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna.

Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:

  1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :

C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)

  1. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.

  2. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).

Hidrokarbon alifatik ada tiga, salah satunya yaitu alkena dan alkuna. Alkena sendiri merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai satu atau lebih ikatan ganda dua disebut juga hidrokarbon tak jenuh. Atom-atom C yang membuat ikatan ganda dua ini berhibridasi sp2 . dua ikatan yang muncul dari setiap karbon pada ikatan ganda dua karbon-karbon membentuk sudut 120. Keempat ikatan keluar dari sepasang karbon yang berikatan ganda dua terletak pada satu bidang. Alkena yang membawa gugus selain hidrogen pada setiap karbon pengemban ikatan ganda dua, menunjukkan isometri geometri. Isomer geometri cis atau trans didasarkan pada gugus substituen pada setiap karbon pengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada sisi yang sama dari ikatan ganda dua dinamakan cis, dan bila keduanya pada sisi yang berbeda disebut trans. Seperti halnya isomer struktur, isomer geometri berbeda sifat fisis dan kimianya. Alkena juga disebut olefin. Contoh alkena adalah etena (etilena), suatu zat “anesthetik” yang campurannya dengan udara mudah meledak. Etilena juga diketajui berperan dalam pematangan buah-buahan (Wilbraham, 1984).

Sedangkan alkuna dalam molekulnya ditandai dengan adanya ikatan ganda tiga antara dua atom karbon. Atom-atom karbon yang membentuk ikatan ganda tiga ini berhibridasi sp. Alkuna tergolong hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang timbul dari sepasang karbon berikatan ganda tiga membuat sudut 180. Jadi, etuna (C2H2) adalah alkuna paling sederhana dan berbentuk linear.

Contoh alkuna yang paling sederhana adalah asetilena (gas karbid) CHCH, yang campurannya dengan udara meledak. Gas ini dibentuk oleh reaksi kalsium karbida (karbid) dengan air.

Alkena dapat dioksidasi menjadi anekaragaman produk, bergabung pada reagensia yang digunakan. Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan rangkap karbon – karbon dapat dikelommpokkan menjadi dua gugus umum: (a). Oksidasi ikatan pi tanpa memutuskan ikatan sigma, dan (b). Oksidasi ikatan pi yang memutuskan ikatan sigma.

Reagensia yang paling populer untuk mengubah alkena menjadi suatu 1,2 – diol ialah larutan kalium permanganat (dalam air) basa dan dingin (meskipun biasanya reagensia ini memberikan rendemen rendah). Osmium tetroksida (OsO4) diikuti reduksi dengan reagensia seperti Na2SO3 atau NaHSO3 menghasilkan diol dengan rendemen yang lebih baik, tetapi penggunaanya terbatas karena mahal dan bersifat racun. (Tetapi osmium tetroksida perlu ada dalam kuantitas katalitik jika digunakan bersama hidrogen peroksida). Oksida permanganat dan OsO4 berlangsung lewat ester anorganik siklik, yang mengakibatkan cis – diol jika produk itu mampu berisometri geometrik.

C H2 = CH2 MnO4ˉ CH2CH2 OHˉ CH2CH2 + MnO2

etilena O O OH OH

Mn (1, 2-etanadiol)

OO

Rumus Umum:

OH OH

R2C=CR2 MnOatau OsO4 dingin R2CCR2

sin-adisi

suatu alkena suatu 1, 2-diol

Reagensia permanganat dingin merupakan uji baeyer untuk ketidakjenuhan dalam senyawa yang tak diketahui strukturnya. Larutan uji (KMnO4) berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang dan nampak endapan MnO2 coklat (Fessenden, 1982).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

- Tabung reaksi - Air

- Pipet tetes - Aseton

- 95 % etanol

- Minyak kelapa

- Minyak sawit

B. Prosedur Kerja

Diambil 3 buah tabung reaksi, diisi masing-masing degan 2 ml air, aseton, dan 95 % etanol.


Dimasukkan 2 tetes senyawa sampe : a. minyak kelapa b. minyak sawit

Pada masing-masing tabung ditambahkan 4-5 tetes larutan KMnO4, sambil dikocok.


Dibiarkan selama 1-2 menit.


Amati dan catat apa yang terjadi.


IIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No

Pelarut

Sampel

+KMnO4

Setelah 2 menit

Foto

1.

Air

+ minyak sawit

Larutan berwarna bening dan minyak tidak tercampur pelarut

Berwarna ungu bening dan tidak terdapat endapan cokelat


2.

Air

+ minyak kelapa

Berwarna ungu bening dan minyak tidak tercampur pelarut

Berwarna ungu bening dan tidak terdapat endapan cokelat


3.

Aseton

+ minyak sawit

Berwarna ungu bening, minyak dan pelarut tercampur rata

Berwarna ungu kecokelatan dan terdapat banyak endapan berwarna cokelat


4.

Aseton

+ minyak kelapa

Berwarna ungu bening, minyak dan pelarut tercampur rata

Berwarna ungu keruh, terdapat sedikit endapan berwarna cokelat


5.

Etanol 98 %

+ minyak sawit

Berwarna ungu dan pelarut tercampur

Berwarna ungu dan pelarut tercampur, serta terdapat sedikit lapisan minyak diatas pelarut


6.

Etanol 98 %

+ minyak kelapa

Berwarna ungu dan pelarut tercampur

Berwarna ungu dan pelarut tercampur, lapisan minyak diatas pelarut


B. Pembahasan

Pada praktikum Uji Baeyer ini akan diamati mengenai adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya warna ungu dari KMnO4 yang menghilang dan nampak endapan warna coklat dari mangan dioksida (MnO2).

Berdasarkan hasil pengamatan dari ketiga sampel yang telah diuji yaitu air, aseton, dan etanol, ketiganya menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Hasil yang berbeda tersebut dapat dilihat dari hasil percobaan yaitu dengan adanya endapan berwarna cokelat. Endapan berwarna cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan. Apabila terjadi pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke cokelat menandakan adanya reaksi.

Pada percobaan minyak sawit yang ditambah air dan KMnO4 mengahasilkan larutan berwarna ungu bening dan tidak terdapat endapan cokelat. Pada minyak kelapa mengahsilkan warna ungu bening dan tidak terdapat endapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna di dalam larutan.

Pada percobaan dengan pelarut aseton, ketika ditambahkan dengan minyak sawit menghasilkan larutan berwarna ungu kecokelatan dan terdapat banyak endapan berwarna cokelat. Sedangkan pada sampel minyak kelapa menghasilkan larutan berwarna ungu keruh tetapi terjadi endapan berwarna cokelat juga namun sedikit. Pada minyak sawit terdapat reaksi karena terjadinya pergeseran warna di dalam larutan dari ungu berubah menjadi kecokelatan dan adanya ikatan rangkap pada larutan karena terdapat endapan cokelat.

Uji coba yang terakhir dilakukan dengan etanol atau alkohol. Sampel minyak sawit dan KMnO4 menghasilkan larutan berwarna ungu dan pelarut tercampur serta terdapat sedikit lapisan minyak diatas pelarut. Pada minyak kelapa yang ditambah etanol dan KMnO4 menghasilkan larutan berwarna ungu dan pelarut tercampur, terdapat lapisan minyak diatas pelarut. Pada etanol yang di tambahkan minyak sawit, minyak kelapa dan KMnO4 tidak terjadi pergeseran warna dan tidak adanya ikatan rangkap.

Tidak adanya endapan berwarna cokelat pada uji coba yang menggunakan air dan kedua sampel minyak yang telah diuji disebabkan karena reaksi antara aquades dan kedua sampel minyak tidak menunjukkan adanya ikatan rangkap. Hanya pada percobaan yang menggunakan aseton dengan sampel minyak sawit yang menghasilkan adanya suatu ikatan rangkap dan adanya reaksi pergeseran warna.

IIIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada uji baeyer yang dilakukan dengan pelarut air, aseton dan etanol 98 % dengan sampel minyak kelapa dan minyak sawit yang ditambahkan KMnO4, terbentuk ikatan rangkap yaitu alkena dan alkuna pada uji coba saat menggunakan aseton dengan sampel minyak sawit karena terdapat banyak endapan berwarna cokelat.

B. Saran

Praktikum ini sebaiknya dilaksanakan dengan kondusif dan kerjasama antar kelompok harus terjaga dengan baik untuk kelancaran acara praktikum iu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Dana, Adrian. 2011. Identifikasi Hidro karbon (On-line). http://dannaadriann.blogspot.com. Diakses 08 Juni 2013

Day, R,A and Underwood, A,L. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. Bandung: ITB

Wilbraham, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan Hayati. Bandung: ITB

LAPORAN KIMIA DASAR II

Acara III

UJI REAKSI ESTERIFIKASI

Oleh:

Indrawan Nurhadi (A1M012054) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asamkarboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester, hidrogen di gugus inidigantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.Ester diturunkan dari asam dengan mengganti gugus – OH oleh gugus – OR. Penamaan ester sama dengan garam asam karboksilatnya. Contoh beberapa senyawa ester :

O O O

CH3C – OCH3 CH3C – OCH2CH3 CH3CH2CH2C– OCH3

metil asetat etil asetat metil butanoat

Pada umumnya ester merupakan zat yang berbau enak dan menyebabkan cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. Diantaranya yang lazim adalah pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butanoat (nanas), dan pentil butanoat (aprikot). Campuran ester digunakan pada parfum dan cita rasa buatan. Ester dengan boboy molekul rendah juga digunakan oleh serangga dan hewan untuk memancarkan sinyal. Gajah betina melepas (Z) – 7 – dodesen – 1 – il asetat untuk memberi sinyal mengenai kesiapannya untuk kawin. Banyak kepik melepas ester yang sama untuk menarik jantannya.

Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi yang bertujuan untuk menghasilkan ester.Ester dapat dihasilkan dengancara mereaksikan antara sebuah alkohol dengan asam karboksilat. Berikut ini adalah reaksi keseluruhan atau reaksi esterifikasi secara umum:

Contoh senyawa ester yang biasa dibahas adalah etil etanoat. Pada etil etanoat, hidrogen pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai berikut:

Dalam pembuatan etil etanoat, asam karboksilat dan alkohol sering dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk.Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.

Reaksi yang terjadi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), sehingga ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas yang dimiliki ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Cara yang sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menambahkan air secukupnya pada tabung uji. Terkecuali pada ester-ester yang dihasilkan sangat kecil, pada umumnya ester kurang dapatlarut dalam air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester.Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem).Semakin besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya "buah pir".

Aplikasi pembentukan ester sangat banyak di dijumpai pada bidang industri. Seperti pada proses dasar saatpembuatan plastik, senyawa aroamatik dan lain-lain. Oleh karena itu pembelajaran mengenai reaksi esterifikasi sangat dibutuhkan, walaupun dalam skala laboratorium.

B. TUJUAN

Membuat etil asetat dari reaksi antara alcohol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa jam. Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur molekul dari alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.

Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari ester volatil.

Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir. Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-metilpropanoat memberi aroma rum (minuman). Sedangkan berton-ton senyawa polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap tahunnya untuk membuat produk dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.

Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.

Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.

Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu reaktan, biasanya reaktan yang harganya relatif murah.

Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250°C. Pada reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Henkel telah mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated metanol vapor dan desorpsi metanolwater mixture.

Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 °C. Keuntungan dari proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata pada rasio yang rendah yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch. Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.

Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut :

1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat alkohol tersier.

2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.

3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang tinggi.

4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi.

Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi merupakan kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang besar. Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk dapat mendorong konversi sebesar mungkin. Secara umum ada tiga golongan proses, dan penggolongan ini bergantung kepada volatilitas ester.

Golongan 1

Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil asetat, dan etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol, oleh karena itu ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi. Produksi metil asetat dengan metode distilasi Bachaus merupakan sebuah contoh dari golongan ini. Metanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi dan ester segera dipisahkan sebagai campuran uap dengan metanol dari bagian atas kolom. Air terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.

Golongan 2

Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal, campuran terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak untuk dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian ester dipindahkan sebagai campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan sisa air akan terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air dipindahkan ke bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol, sedangkan sisa ester terakumulasi dalam system.

Golongan 3

Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran biner dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan dibutil ftalat. Untuk menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil, propil) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi (benzil, furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk menghilangkan kandungan air dari campuran.

Beberapa Reaksi Ester :

. Reduksi

. Hidrolisis

. Ammonolisis

Reaksi antara ester dengan ammonia menghasilkan suatu amida disebut Amonolisis. Reaksi ammonolisis tidak memerlukan katalis.

. Transesterifikasi

Reaksi antara ester dengan alkohol menghasilkan ester baru dengan gugus alkil (pada oksigen karbonil) dari alkohol yang baru. Pada reaksi ini terjadi substitusi gugus alkil pada oksigen karbonil ester.

. Reaksi dengan Grignard

Reaksi bereaksi dengan 2 molekul reagen Grignard menghasilkan alkohol.

Variabel yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi yaitu:

. Suhu

Hal ini di karenakan sifat dari reaksi eksotermis, dan suhu dapat mempengaruhi harga konstanta kecepatan reaksi

. Perbandingan zat pereaksi

Dikarenakan sifatnya yang reversible,maka salah satu perekatan harus di buat berlebih agar optimal saat pembentukan ester

. Pencampuran

Dengan adanya pengadukan pada saat pencampuran,molekul-molekul pereaktan dapat mengalami tumbukan yang lebih sering sehingga reaksi dapat berjalan secara optimal

. Katalis

Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.

. Waktu reaksi

Jika waktu bereaksi lama maka kesempatan molekul-molekul pertumbukan semakin sering

III. METODE PRAKTIKUM

A. ALAT

  1. Tabung reaksi

  2. Gabus

B. BAHAN

  1. Larutan alcohol

  2. Asam cuka pekat

  3. Asam sulfat pekat

  4. Air

C. PROSEDUR PRAKTIKUM

5 tetes asam cuka pekat

Ditambahkan pada campuran 1 ml alkohol dan 5 tetes asam sulfat



Dipanaskan dengan hati-hati



Diamati apa yang terjadi



Diamati apa yang terjadi jika tabung ditutup dengan gabus dan didinginkan, kemudian encerkan dengan air



IIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

No

Sampel

Ditambah asam cuka 5 tetes

Hasil

Gambar

1

1 ml alcohol + 5 tetes asam sulfat




Warna cairan keruh

Beraroma wangi

Data pengamatan proses:

Campuran 1 ml alkohol dengan 5 tetes asam sulfat pekat

Ditambahkan dengan asam cuka pekat

Saat dipanaskan

Setelah dipanaskan

B. PEMBAHASAN

Secara garis besar, hasil pengamatan pada masing-masing kelompok menunjukkan data yang sama. Larutan akhir yang dihasilkan berwarna bening dan menimbulakan bau seperti balon yang dapat memudar semakin lama larutan dibiarkan. Namun, ada beberapa poin yang kurang begitu diamati oleh praktikan.

Ditinjau dari tujuan diadakannya praktikum ini, setiap kelompok sudah mampu mengahsilkan larutan etil asetat. Namun, ada beberapa kelompok yang kurang memperhatikan hasil dari reaksi tersebut.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut kurang diperhatikan. Diantaranya yaitu warna larutan yang bening kurang mampu menunjukkan adanya perubahan yang terjadi. Faktor yang lain seperti volume air yang ditambahkan tidak disesuaikan, ataupun karena penggunaan pipet tetes yang tidak sesuai dengan aturan.

Seharusnya dari reaksi antara asam cuka bersama alkohol dan asam sulfat pekat yang telah mengalami pendinginan setelah dipanaskan serta ditambahkan air secukupnya akan memberikan hasil larutan etil asetat bersama hasil sampingnya yaitu air. Dalam kasus ini, larutan yang terbentuk (etil asetat) akan menuju permukaan, sedangakan larutan dibawahnya merupakan sisa asam dari asam karboksilat dan alkohol yang membentuk air.

IIIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis

Ester memiliki aroma yang khas

B. SARAN

Saran mengenai acara praktikum tidah jauh dari ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan, sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang sudah di jadwalkan. Selain itu, adanya koordinasi yang jelas antara dosen, asisten, dan pegawai laboratorium sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi tidak hanya pada praktikum saja, tetapi juga pada saat pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa organik /alkohol1/ reaksi_pengesteran esterifikasi/ ( Diakses tanggal 13 April, pada 18:26)

Anonim.2011.http://matekim.blogspot.com/2010/05/esterifikasi.html ( ril , pada 18:14)

Darjanto, Trisnowati, Santosa S. S. 1989. Himpunan Bahan Kuliah Ilmu Kimia Organik. Purwokerto : Fakultas Pertanian.

Fessenden, Ralp J., Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Geissman, T. A., 1962. Principles of Organik Chemistry. W. H Freeman and Company.

Hart, H., Craine, L. E., Hart, D. J. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas. Jakarta:Erlangga.

LAPORAN KIMIA DASAR II

Acara IV

UJI TOLLENS UNTUK ALDEHID DAN KETON

Oleh:

Indrawan Nurhadi (A1M012054) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.

Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-CO-R’.

Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum.

Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.

B. TUJUAN

Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan “Uji Tollen“

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).

Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992).

Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict.

Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama ( Hart, 1990). Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi alkohol juga dapat mengoksidasi suatu aldehid.

Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air dengan ion perak (Willbraham,1992).

Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akn menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak (Sudarmo, 2006).

Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus, memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit daripada bahan keton asalnya. Kekecualian adalah dalam oksidasi keton siklik, karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi secar besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia pentinh dalam pembuatan Nylon.

Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan AgNO3 + NH3 berelebih, sehingga endapan menjadi larut.

AgNO3 + NH4OH Ag2O + H2O + NH4NO3

Ag2O + NH4OH Ag(NH)2OH + H2O

(Sumardjo, 1995)

Bila senyawa aldehid ditambahkan pada pereaksi tollens dan dipanaskan maka aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat yang segera membentuk garam amonia.

Sedangkan pereaksi tollens akan tereduksi sehingga dibebaskan logam perak yang segera melekat pada dinding tabing reaksi.

(Ridwan, 1989)

Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit. Pada keton, tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna. Sedangkan aldehid, larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.

III. METODE PRAKTIKUM

  1. Alat dan Bahan:

    1. Alat:

              1. Pipet tetes

              2. Tabung reaksi

              3. Alat pemanas

    2. Bahan:

  1. NaOh 10% e. Cinnamaldehid

  2. AgNO3 10% f. Aseton

  3. NH4OH g. Glukosa

  4. Asetaldehid h. Sruktosa

i. air

c. prosedur kerja

20 tetes larutan 10%NaOH ditambahkan kedalam 20 tetes larutan 10% AgNO3. Kemudian ditambahkan NH4OH tetes demi tetes hingga endapannya hilang. (ini merupakan pereaksi tollen)

Satu tetes sample atau satu spatula sample padat dilarutkan dengan etanol 95%

Sample ditambahkan tetes demi tetes kedalam pereaksi tollen sambil dikocok,diamati terbentuknya endapan

Tabung reaksi dipanaskan ke dalam air mndidih, diamati perubaha yang terjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

NO

Pereaksi

Ditambah glukosa

Ditambah fruktosa

Ditambah formaldehid

Ditambah aseton

1

Tollens

  • Warna hitam

  • Ada endapan dibawahnya yang berwarna kekuningan

  • Sedikit terbentuk cermin perak

  • Warna silver

  • Terbentuk cermin perak pada seluruh bagian dinding tabung reaksi


  • Warna abu abu keruh

  • Sedikit terbentuk cermin perak

  • Terdapat endapan kehitaman

  • Warna abu abu jernih

  • Tidak terbentuk endapan

  • Tidak terbentuk cermin perak

2

Setelah dipanaskan

  • Cermin perak bertambah

  • Warna larutan menjadi kecoklatan

  • Terdapat endapan

  • Warna menjadi coklat

  • Terdapat endapan berwarna perak

  • Warna menjadi abu abu jernih

  • Terdapat sedikit endapan perak

  • Terbentuk cermin perak pada seluruh bagian tabung reaksi


Gambar hasil pengamatan : Terlampir.

B. PEMBAHASAN

Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid hádala larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan menggunakan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.

Pada praktikum kali ini menggunakan empat jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lain asetaldehid, aseton, glucosa, dan fructosa.

Pada percobaan terhadap asetaldehid mula-mula ditambah dengan air, warnanya tetap bening dan tidak ada endapan sama sekali pada dasar tabung reaksinya. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens, maka terjadi perubahan. Warna larutan menjadi keruh dan munculnya endapan. Lalu larutan ini dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap. Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada percobaan kali ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu contoh dari senyawa aldehid.