LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LABORATORIUM. DOC

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENENTUAN KARBOHIDRAT
Tanggal percobaan : 17 dan 24 Maret 2014

Disusun Oleh:
Fapet C
Kelompok 10
Dedi Suranta

200110130332

Etya Nurrimas

200110130333

Risa Gunawan

200110130334

Dina Rachdayanti


200110130335

Eko Rustianto

200110130336

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

PENENTUAN KARBOHIDRAT
CARA KERJA


Uji Molisch

Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes

3. Pereaksi Molisch (10% α-naftol dalam etanol).
4. larutan H2SO4 pekat
5. Larutan sampel ( Glukosa, fruktosa, maltose, sukrosa, dedak, jagung,)
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi kering dan bersih,
2) Pertama lakukan Uji Molisch dengan sampel Glukosa :
a.

Isi tabung dengan:1 mL glukosa 1% + 5 tetes
pereaksi Molisch.

b.

Posisi tabung dimiringkan kemudian secara
perlahan-lahan di sisi dinding tabung tambahkan 3 mL H2SO4 pekat,
hingga membentuk lapisan di bagian bawah tabung.

c. Perhatikan warna yang terbentuk pada batas kedua cairan, catat!
3) Lakukan Uji Molisch dengan menggunakan sampel yang tersedia (khusus
untuk larutan conto (jagung,dedak) gunakan 3 mL)

4) Amati warna yang terbentuk pada batas dua lapisan dan bandingkan hasilnya
dengan hasil no 2 (glukosa).
 Uji Iodium
Alat dan bahan :
1. Plat tetes
2. Pipet
3. Larutan sampel : (glukosa, sukrosa, amilum, jagung, dan dedak)

4. Larutan Iodium encer
Cara kerja :
1) Sediakan plat tetes,
2) Pertama lakukan uji Iodium dengan sampel amilum :
a. Isi plat tetes dengan 1 tetes larutan amilum
b. Tambahkan 1 tetes larutan Iodium encer pada larutan amilum tersebut di
atas
c. Perhatikan warna biru yang terjadi,catat!
3) Lakukan uji Iodium dengan menggunakan larutan yang disediakan
4) Periksalah larutan pati tersebut secara mikroskopik dan gambar bentuk
granulanya.
 Uji Benedict

Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air
3. Pipet tetes
4. Penjepit tabung
5. Pengatur waktu
6. Pereaksi Benedict
7. Larutan sampel: glukosa, fruktosa ,sukrosa,, maltosa, (masing dengan
konsentrasi 1%) jagung, dedak.
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi, bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan sampel Glukosa :
a. Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan Benedict + 3 - 5 tetes glukosa 1%
b. Campur baik-baik dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 5
menit atau dipanaskan langsung di atas api bunsen sampai mendidih.
c. Dinginkan dan amati warna yang terjadi dari mulai hijau, hijau kuning,
kuning merah hingga merah bata. Perubahan warna ini memberikan cara
semi kuantitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
3) Lakukan Uji Benedict dengan menggunakan sampel yang tersedia
4) Bila percobaan di atas positif, lakukan pengenceran conto 10 kali. Bila dengan

contoh yang diencerkan masih juga positif, lakukan pengenceran conto 100 kali
dan seterusnya sampai diperoleh hasil percobaan yang negatif.


Uji Barfoed

Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas
3. Pengatur waktu (Timer)
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Pereaksi Barfoed
8. Larutan sampel : Larutan sampel: glukosa, fruktosa ,sukrosa,, maltosa (masing
dengan konsentrasi 1%), jagung, dedak.
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan larutan Glukosa ;
a. Isi tabung dengan 1mL pereaksi Barfoed + 5 tetes glukosa 1%
b. Panaskan tabung dalam penangas air mendidih selama 3 menit

c. Dinginkan tabung tersebut di atas dalam air mengalir (kran) selama 2 menit
d. Tambahkan ke dalam tabung 1mL pereaksi warna phospomolibdat sambil
dikocok perlahan-lahan.
e. Perubahan warna dari hijau kekuning-kuningan menjadi biru tua menunjukkan
hasil yang positif adanya monosakarida, catat hasilnya
3) Lakukan percobaan tersebut di atas dengan menggunakan sampel yang tersedia,
catat hasilnya
 Uji Seliwanoff
Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air atau lampu Bunsen
3. Pengatur waktu
4. Pipet tetes
5. Penjepit tabung
6. Pereaksi Seliwanoff
7. Larutan sampel : Fruktosa, glukosa, sukrosa, amilum (masing-masing dalam
larutan 1%). Dedak, jagung,
Cara kerja :
1) Sediakan Tabung reaksi bersih dan kering ,
2) Pertama lakukan Uji Seliwanoff dengan lar. Fruktosa:

a. Tabung reaksi dengan 3 mL pereaksi Seliwanoff + 10 tetes Fruktosa 1%.
b. Panaskan di atas api (lampu Bunsen) langsung selama 30 detik atau dalam
penangas air mendidih selama 1 menit.

c. Perhatikan warna yang terjadi ,Warna merah menunjukkan bahwa reaksi
positif
3) Lakukan Uji Seliwanoff dengan

menggunakan

larutan

sampel

yang

disediakan.
 Hidrolisis Polisakarida
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi

2. Plat tetes
3. Larutan sampel (dedak, amilum dan jagung)
4. HCl 10%
5. Larutan Iodium encer
6. Pereaksi Uji Barfoed dan Uji Benedict
7. Larutan Na2 SO3 KH
Cara kerja :
1) Siapkan 3 tabung reaksi bersih dan kering,
2) Masukkan ke dalam masing-masing tabung :
a. 10 mL larutan sampel + 1 mL HCL 10%
b. Panaskan dalam penangas air mendidih
3) Lakukan Uji Iodium* pada masing-masing sampel dengan cara :
a. Ambil 1 tetes hidrolisat dan teteskan di atas plat tetes
b. Tambahkan 1 tetes larutan Iodium encer
c. Ulangi Uji Iodium *setiap 3 menit sampai tidak berubah /tetap kuning, atau
reaksi negative (-).
d. Catat waktunya (perubahan dari reaksi positif menjadi negative)!
e. Dinginkan hidrolisat dan netralkan dengan larutan Na2SO3KH beberapa tetes
atau larutan NaOH 2% dengan menggunakan lakmus sebagai indicator.
f. Hidrolisat di bagi dua : untuk uji Benedict dan Barfoed.

4) Lakukan uji Benedict * pada masing –masing hidrolisat (untuk mengetahui
dengan pasti bahwa sampel sudah mengalami hidrolisis,

molekul kompleks

menjadi molekul sederhana).
5) Lakukan uji Barfoed * pada masing-masing hidrolisat (untuk mengetahui apakah
sampel telah terhidrolisis sempurna menjadi monosakarida)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Molisch

Larutan
Dedak
Jangung
Glukosa
Fruktosa

Maltosa


Sukrosa
Laktosa
Amilum

Hasil pengamatan
Terbentuk cincin ungu dan
adanya endapan
Terbentuk cincin ungu
pekat dan adanya endapan
Terbentuk sedikit cincin
ungu dan banyak endapan
Terbentuk cincin ungu
pekat dan endapan
Terbentuk sedikit cincin
ungu kemerahan dan
sedikit endapan
Terbentuk cincin ungu
pekat
Terbentuk sedikit cincin
ungu pekat dan endapan

Terbentuk cincin ungu dan
endapan

Keterangan
+
+
+
+

+

+
+
+

2. Uji Iodium
Larutan
Dedak
Jangung
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Sukrosa
Laktosa

Hasil pengamatan
Terjadi peruahan warna
menjadi keunguan
Terjadi perubahan warna
menjadi keunguan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan

Keterangan
+
+
-

Amilum

Terjadi perubahan warna
menjadi keunguan

+

3. Uji Benedict
Larutan
Dedak
Jangung
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Amilum

Hasil pengamatan
Terjadi peruahan warna
menjadi hijau tua
Terjadi perubahan warna
menjadi orange
Terjadi perubahan warna
menjadi merah bata
Terjadi perubahan warna
menjadi merah bata
Terjadi perubahan warna
menjadi merah bata
Tidak terjadi perubahan
Terjadi perubahan warna
menjadi merah bata
Tidak terjadi perubahan

Keterangan
+
+
+
+
+
+
-

4. Uji Barfoed

Larutan

Dedak

Hasil pengamatan
Terjadi perubahan warna
menjadi biru tua dan
adanya endapan merah

Keterangan

+

bata
Terjadi perubahan warna
Jangung

menjadi biru tua dan
adanya endapan merah
bata

+

Terjadi perubahan warna
menjadi biru tua dan

Glukosa

adanya endapan merah

+

bata
Terjadi perubahan warna
menjadi biru tua dan

Fruktosa

adanya endapan merah
bata
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan

Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Amilum

+

-

5. Uji Seliwalnof

Larutan
Amilum
Sukrosa
Glukosa
Fruktosa

Hasil pengamatan
Tidak terjadi perubahan
Terjadi perubahan warna
menjadi merah
Tidak terjadi perubahan
Terjadi perubahan warna
menjadi merah

Keterangan
+
+

6. Uji Hidrolisis Polisakarida
Larutan
Maltosa
Amilum
Jagung
Dedak
PEMBAHASAN
1. Uji molisch

Iodium
3 Menit
9 Menit
12 Menit
18 Menit

Hasil Pengamatan
Benedict
+
+
+

Barfoed
+

Pada uji karbohidrat dengan reagen molisch, hasil uji menunjukkan bahwa
semua sampel mengandung karbohidrat dengan memberikan reaksi berupa adanya
cincin keunguan diantara larutan uji. Selain cincin keunguan, terdapat endapan di
beberapa sampel uji. Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau
derivatnya dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merahungu.
2. Uji iodium
Pada uji iodium dengan reagen iodin, hasil uji menunjukkan bahwa pada
sampel dedak, jagung, dan amilum positif mengandung pati. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya reaksi berupa perubahan warna menjadi keunguan. Sedangkan pada
sampel glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan laktosa memberikan hasil negative (-)
yang berarti tidak mengandung pati. Hal itu karena ke-5 sampel tersebut termasuk
kedalam monosakarida dan oligosakarida.
3. Uji benedict
Pada uji benedict dengan reagen benedict, hasil uji positif menunjukan reaksi
perubahan warna menjadi hijau, kuning dan kemerahan. Hasil positif ditunjukan pada
sampel dedak yang berwarna hijau; jagung berwarna orange; glukosa, fruktosa,
maltose dan laktosa berwarna merah bata. Hal ini menunjukan bahwa ke-5 sampel
tersebut memiliki unsur monosakarida atau bisa disebut sebagai gula pereduksi.
Sedangkan sukrosa dan amilum berwarna biru yang menunjukan negative (-) atau
tidak memiliki unsur monosakarida. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa
dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada
setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict.
4. Uji barfoed

Pada uji barfoed dengan reagen barfoed, hasil positif ditunjukan dengan hasil
berwarna biru tua. Hasil positif ditunjukan pada sampel dedak, jagung, glukosa dan
fruktosa. Hal ini berarti bahwa ke-4 sampel tersebut termasuk kedalam monosakarida
(pereduksi) atau yang memiliki gugus fungsional yang bebas. Pada gologan
monosakarida ini juga terbentuk endapan berwarna merah bata. Sedangkan maltosa,
laktosa, sukrosa dan amilum menghasilkan negative (-) karena tidak memiliki gugus
fungsional yang bebas.
5. Uji Seliwalnoff
Pada uji seliwalnoff, hasil positif ditunjukan dengan adanya perubahan warna
menjdi merah. Hasil ini ditunjukkan oleh sampel sukrosa dan fruktosa yang
menandakan bahwa kedua sampel uji tersebut mengandung gugus keton. Sedangkan
hasil negatif ditunjukkan oleh sampel glukosa dan amilum karena kedua sampel
tersebut mengandung gugus aldehid.
6. Uji Hidrolisis Polisakarida
Pada uji hidrolisis yang diuji dengan iodium menghasilkan perubahan hingga
tidak berwarna sehingga bersifat negative. Perubahan maltose pada saat tidak
berwarna terjadi selama 3 menit, amilum selama 9 menit, jagung 12 menit, dan dedak
18 menit. Pada saat di uji menggunakan lakmus biru semua sempel berubah dari
lakmus biru menjadi lakmus merah hal ini menunjukan sampel tersebut bersifat asam.
Pada uji benedict, hasil positif menunjukan perubahan warna menjadi merah
bata , hasil itu di buktikan oleh sampel maltosa, jagung dan dedak yang menandakan
sampel tersebut memiliki gula pereduksiyang bebas yang mampu mereduksi senyawa
pengoksidasi, di mana ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida.
Amilum tidak menunjukan adanya perubahan sehingga karbohidrat ini tidak
merupakan pereduksi karena amilum tersusun dari D-glukosa.

Pada uji barfoed di dapatkan hasil positif pada sampel dedak. Hal ini
menandakan sampel tersebut termasuk kedalam monosakarida sedangkan untuk
sampel amilum maltosa dan jagung menunjukkan hasil negatif karena tidak terjadi
perubahan warna. Hal ini menunjukan bahwa sampel tersebut tidak termasuk
monosakarida.

KESIMPULAN
Pada uji molish hasil akan menunjukkan positif yang ditandai dengan
terbentuknya cincin keunguan diantara larutan. Hal itu berarti bahwa sampel
mengandung karbohidrat.
Pada uji iodium hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi
keunguan yang berarti mengandung pati, sedangkan hasil negative menunjukkan
bahwa sampel tidak mengandung pati.
Pada uji benedict hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi
hijau, kuning atau kemerahan. Hasil yang positif ini berarti bahwa sampel memiliki
unsur monosakarida sedangkan hasil negatif menunjukkan bahwa sampel tidak
memiliki unsur monosakarida.
Pada uji barfoed hasil positif ditandai dengan warna larutan yang berwarna
biru tua dan adanya endapat merah. Hal ini berarti sampel termasuk kedalam

golongan monosakarida sedangkan hasil negatif menunjukkan bahwa sampel tidak
termasuk kedalam monosakarida.
Pada uji seliwanoff hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi
merah yang berarti bahwa sampel mengandung gugus keton. Pada uji hidrolisis
dengan iodium tidak menghasilkan perubahan warna (negatif) namun setelah
dipanaskan dan diteteskan ke kertas lakmus biru, warna lakmus berubah menjadi
merah. Hal ini menunjukkan bahwa sampel bersifat asam. Pada uji benedict hasil
positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi merah bata. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel memiliki gula pereduksi yang bebas. Pada uji barfoed,
hasil positif mengalami perubahan warna menjadi biru tua dan terdapat endapan
merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut termasuk golongan
monosakarida.
DAFTAR PUSTAKA
Muddinjafar, islamuddin. 2013. Uji karbohidrat kualitatif. Http://www.organiksm
akma3c16.blogspot.com/2013/03/uji-karbohidrat.html (diakses tanggal 6
april 2014)
Poedjiadi, anna. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia ( UIpers)
Rahayu, sri. 2012. Laporan praktikum karbohidrat.http://sri-rahayu-kimia.blogspot.
com/2012/04/laporan-praktikum-karbohidrat.html (diakses tanggal 6 april
2014)