PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK BHINEKA KARYA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Cahyadi | Jurnal Nosel 8111 17007
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK BHINEKA KARYA
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.
Nurido Cahyadi, Ranto, Emily Dardi
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS.
Kampus 5 UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp/Fax 0271 718419.
e-mail : nurido_cahyadi@student.uns.ac.id
ABSTRACT
.
The objectives of this research are to improve the learning activeness and result in the
subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of Bhineka Karya
Vocational High School of Surakarta in Academic Year 2014/2015 through the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type. This research used the classroom action
research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation,
observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade X of Mechanical
Engineering B of the aforementioned school. The data sources of research were the students,
observation sheet of learning activeness, and result of learning achievement test. The data of
research were validated by using the content validity for the test data and the construct validity for
the non-test data. They were analyzed by using the descriptive comparative analysis. The procedure
of research consisted of a series of four repeatedly cyclical activities.The application of the
cooperative learning model of the Learning Together type can improve the learning activeness and
result in the subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of SMK
Bhineka Karya Vocational High School of Surakarta. In the pre-cycle, the percentage of the
students who had the expected learning activeness is 40 %. Following the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 63.34 % in Cycle I and
83.34% in Cycle II respectively. In addition, in the pre-cycle the percentage of the students who
fulfilled the minimum learning completeness criterion is 43.34%. Following the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 76.67 % in Cycle I and
86.67% in Cycle II respectively.
Keywords : Learning Together type, learning activeness, learning result, and Basic Vocational
Competency
perbaikan kualitas mutu pendidikan terus
A. PENDAHULUAN
dilakukan dengan berbagai upaya.
Pendidikan menjadi salah satu sarana
untuk membantu meningkatkan sumber daya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
manusia yang berkualitas. Sumber daya
merupakan salah satu lembaga pendidikan
manusia yang berkualitas merupakan syarat
menengah
untuk mencapai keberhasilan pembangunan,
pendidikan formal. SMK memiliki tujuan
kemajuan
dan
mencetak dan menyiapkan lulusan menjadi
dan
tenaga kerja yang terampil sesuai dengan
teknologi,oleh
ilmu
pengetahuan
karena,
pembaruan
bidang
1
yang
keahliannya
merupakan
serta
lembaga
berkesempatan
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang
Strategi
lebih tinggi.
mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah
Dasar Kompetensi Kejuruan merupakan
belajar
mengajar
yang
tidak
strategi pembelajaran yang mendorong siswa
salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
merangsang
kelas X Mesin di semester II. Kegiatan
mendapatkan pengerahuan baru, terdapat
pembelajaran di sekolah, Dasar Kompetensi
berbagai alternatif model pembelajaran yang
Kejuruan menjadi salah satu mata pelajaran
bisa
yang utama dan masih dianggap sulit oleh
pembelajaran
siswa.
Kompetensi
learning) sebagai salah satu strategi alternatif
Kejuruan diperlukan suatu metode mengajar
yang diharapkan dapat membantu siswa
yang
Model
mengkomerangsang pikiran mereka sendiri,
pembelajaran yang dipilih sebaiknya model
meningkatkan kemampuan siswa bekerja
pembelajaran
siswa
sama dengan orang lain, meningkatkan
termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam
keaktifan belajar dan pada saat yang sama
proses pembelajaran, sehingga siswa akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
dengan
Pembelajaran
bervariasi
dan
inovatif.
yang
mudah
memahami
Dasar
membuat
dalam
materi
menerima
yang
guru,dengan keaktifan
dan
pikiran
digunakan
dan
mereka
memilih
kooperatif
tipe
belajar yang tinggi
Learning
ini untuk
model
(cooperative
Peneliti memilih model
disampaikan
untuk
pembelajaran
Together dalam penelitian
diterapkan
dalam
kegiatan
maka siswa akan lebih banyak ide atau
pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di
gagasan
SMK Bhineka Karya Surakarta.
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan daripada siswa yang memiliki
Tipe ini dipilih karena merupakan tipe
keaktifan belajar yang lebih rendah.
yang
Proses pembelajaran saat ini guru lebih
pembelajaran kooperatif dan diyakini cocok
mendominasi sehingga siswa kurang aktif
dengan situasi siswa yang cenderung belajar
ketika pembelajaran berlangsung, dibuktikan
lebih efisien dalam kelompok atau belajar
dengan siswa tersebut jarang bertanya kepada
secara bersama-sama, tipe pembelajaran ini
guru mengenai materi yang belum dipahami.
menunjukkan adanya keseimbangan peran
Pembelajaran saat ini guru lebih sering
antara
menggunakan
konvensional,
mengajarkan pengaetahuan baru dengan siswa
meskipun guru telah berusaha melibatkan
yang aktif terangsang pikirannya menerima
siswa dengan metode tanya jawab namun
pengetahuan baru.
tidak semua siswa aktif.
Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
tujuan yang sebenarnya, maka rumusan
sebuah
masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
strategi
metode
belajar
mengajar yang
berbeda untuk diterapkan kepada siswa.
2
sederhana
guru
dari
sebagai
berbagai
seorang
model
yang
1. Apakah
penerapan
model
2004:96)
Learning
menyatakan
bahwa
“segala
Together dapat meningkatkan keaktifan
pengetahuan
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
dengan bekerja sendiri,dengan fasilitas yang
SMK Bhineka Karya Surakarta?
diciptakan sendiri baik secara rohani maupun
itu
harus
diperoleh
dari
Learning
teknis”. Terdapat kegiatan belajar yang
Togetherdapat meningkatkan hasil belajar
mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi dan
siswa
adapula yang rendah.
2. Apakah
penerapan
pada
mata
model
pelajaran
Dasar
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
Pendapat-pendapat
diatas
dapat
SMK Bhineka Karya Surakarta?
disimpulkan bahwa keaktifan siswa adalah
Model Learning Together merupakan
rangkaian
yang
metode yang melibatkan siswa yang dibagi
mengikuti
proses
dalam kelompok yang terdiri atas empat
menimbulkan perubahan perilaku belajar pada
atau lima kelompok dengan latar belakang
diri siswa.
yang berbeda mengerjakan lembar tugas.
Kelompok-kelompok
ini
menerima
dilakukan
siswa
pembelajaran
satu
membagi
kegiatan
belajar
menjadi
kelompok kegiatan sebagai berikut:
penghargaan
1) Visual
hasil
sehingga
Paul D Dierich (Sardiman 2011:101)
lembar tugas, dan menerima pujian dan
berdasarkan
dalam
kerja
activities,
yang
termasuk
8
di
kelompok. Pembagian kelompok dilakukan
dalamnya:
secara heterogen berdasarkan hasil belajar
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan
yang berbeda sehingga diharapkan dapat
orang lain.
memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan
membaca,
2) Oral activities,
memperhatikan
seperti:
menyatakan,
siswa lain, meningkatkan partisipasi, saling
merumuskan, bertanya, memberi saran,
membantu, dan saling bekerjasama dalam
mengeluarkan
berdiskusi memecahkan permasalahan yang
wawancara, diskusi, interupsi.
mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam
3) Listening
pembelajaran.
“belajar
activities,
mendengarkan;
Sardiman (2011:95) berpendapat bahwa
adalah
berbuat,berbuat
untuk
4) Writing
cerita,
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
menyalin.
aktivitas”, hal tersebut menunjukkan bahwa
percakapan,
menulis
karangan,
laporan,
angket,
5) Drawing
sangat
diagram.
mengajar.
uraian,
contoh:
misalnya;
menggambar,
proses
sebagai
activities,
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
didalam
mengadakan
diskusi, musik, pidato.
mengubah tingkah laku, jadi melakukan
penting
pendapat,
belajar
Rousseau dalam Sardiman (
3
activities,
membuat
misalnya:
grafik,
peta,
6) Motor
activities,
dalamnya
yang
antara
termasuk
lain:
di
psikomotoris
yang
semuanya
sudah
melakukan
terangkum dalam ketuntasan hasil belajar
percobaan, membuat konstruksi, model
siswa yang telah ditetapkan menjadi nilai
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
KKM yang telah ditetapakan setiap sekolah.
7) Mental activities, misalnya: mengingat,
memecahkan
masalah,
Penelitian yang menguatkan penelitian ini
memecahkan
adalah :
soal, menganalisa, melihat hubungan,
1. Moch. Khoirun Nas dan Edy Sulistyo
mengambil keputusan.
8) Emotional
menaruh
(2013) dalam jurnal penelitiannya yang
activities,
minat,
berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
misalnya:
merasa
bosan,
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
gembira, bersemangat, bergairah, berani,
Terhadapa Hasil Belajar Siswa Pada Mata
tenang, gugup.
Diklat Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal
Nana Sudjana (2008:22-23) menyatakan
Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo “. Hasil
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
dari penelitian ini adalah diperoleh hasil
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
belajar siswa untuk kelas eksperimen
menerima pengalaman belajarnya. Horward
(metode
Kingsley
2008:22-23)
sebesar 85,712 dan standar deviasinya
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)
adalah sebesar 5,947. Rata-rata hasil
ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
belajar
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita,
(pembelajaran langsung) adalah sebesar
masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
78,809 dan standar deviasinya adalah
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
5,108. Pernyataan tersebut menyatakan
kurikulum. Gagne membagi lima kategori
bahwa penggunaan model pembelajaran
hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
kooperatif tipe Learning Together lebih
ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif,
baik
(d) sikap dan (e) ketrampilan motoris.
pembelajaran langsung yang diterapkan di
(Nana
Kesimpulannya
Sudjana
bahwa
hasil belajar
Learning
untuk
Together)
siswa
dibandingkan
kelas
dengan
adalah
kontrol
model
SMK Negeri 1 Sidoarjo.
adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa
2. Suyadi
(2010)
dalam
penelitiannya
dan
berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar
keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
Matematika Melalui Metode Kooperatif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil
Learning Together Pada Siswa Kelas
belajar
berupa
VIIC Tahun Pelajaran 2009/2010“. Hasil
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan
penelitian ini adalah metode kooperatif
cita-cita. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah
model Learning Together berdampak
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
positif
dalam
penguasaan
yang
pengetahuan
diperoleh
dapat
4
dalam
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
meningkatkan
yang
ditandai
prestasi
belajar
dengan
lebih tinggi dari pada pencapaian siswa
siswa
sebelumnya pada materi zat dan suhu.
5. Yasemin KOC, Seda Okumuş, dan Bilge
dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 54,54
%) dan siklus II (94,45 %).
Öztrük
(2013)
dalam
penelitiannya
3. Sidiq Abdul Rochman (2011) dalam
berjudul “ Effect Of Cooperative Learning
penelitiannya berjudul “Penerapan Model
Model On Science And Technology
Pembelajaran Tipe Learning Together
Laboratory Practice Lesson (Penerapan
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
model pembelajaran Kooperatif dalam
Siswa Pada Mata Diklat Keselamatan,
pelajaran praktek ilmu pengetahuan dan
Kesehatan, Kerja dan Lingkungan Hidup
teknologi
(K3LH)
penelitiannya
Kelas
X
Administrasi
di
laboratorium)”.
adalah
Hasil
penggunaan
Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta
Learning Together mempengaruhi secara
Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil dari
positif prestasi akademik, pengalaman
penelitian
adanya
siswa
laboratorium
peningkatan kerja siswa pada siklus I
siswa
pada
sebesar 62,5% menjadi 87,5% pada siklus
Teknologi.
ini
adalah
(1)
II dan sudah melampaui target yang ingin
dan
keterampilan
pelajaran
Sains
dan
B. METODE PENELITIAN
dicapai yaitu 70% (2) Keaktifan siswa
Penelitian
mengalami peningkatan dengan adanya
dilaksanakan
peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar
Surakarta mengambil subjek penelitian yaitu
25% menjadi 79,17% pada siklus II dan
siswa kelas X Mesin 1. Kelas X Mesin B
sudah melampaui target yaitu 70%.
memiliki jumlah siswa sebanyak 30 siswa.
tindakan
di
SMK
kelas
Bhineka
yang
Karya
4. Fatih Gürbüz (2013) dalam penelitiannya
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
“Effects of reading-writing-application
tindakan kelas ini adalah data hasil belajar
and learning together techniques on 6th
dan keaktifan belajar. Sumber data penelitian
grade students’ academic achievements on
tindakan kelas berupa peristiwa dan dokumen.
the subject of “Matter and Temperature”
Peristiwa yang terdiri dari proses belajar
(Pengaruh
Reading-Writing
mengajar dan pengamatan yang menggunakan
dan teknik Learning Together pada siswa
lembar amatan. Dokumen yang digunakan
kelas 6 pada materi zat dan suhu) “. Hasil
antara lain nama siswa, hasil tes siswa, daftar
dari penelitian ini adalah penerapan
nilai pra penelitian, rencana pelaksanaan
metode Reading-Writing-Aplication dan
pembelajara, silabus dan foto kegiatan. Data
Learning Together dengan pengukuran
keaktifan
menggunakan EAT dan AAT dapat
pengamatan dan data hasil belajar diperoleh
meningkatkan prestasi akademik siswa
dari hasil tes siklus.
penerapan
5
belajar
diperoleh
dari
hasil
ang digunakan
Teknik pengumpulan data yan
yaitu
entasi,tes
dokument
pengamatan,
dan
yang digunakan
lembar amatan. Validitas data yan
knik validitas isi
dalam penelitian ini adalah teknik
dan
teknik
validitas
konstruk.
Validasi
menggunakan
nstrumen untuk tes adalah m
unakan program
validitas isi dengan menggunak
Iteman,
nt
instrument
untuk
menggunakan
teknik
non
ditas
validitas
tes
konstruk.
unakan adalah
Teknik analisis data yang diguna
teknik diskriptif komparatif.
uk m
menunjukkan
Indikator kerja digunakan untuk
nelitian Tindakan Kelas
Gambar 1. Tahap Penelit
jar dan hasil
peningkatan keaktifan belajar
(Sumber: Arikuntoo dkk., 2009: 16)
belajar siswa kelas X Mesin 1 SMK Bhineka
keberhasilan
kan dilakukan sebagai
Perencanaan tindaka
kan kelas ini
pelaksanaan penelitian tindakan
persiapan pelaksanaann ttindakan. Antara lain
hasil belajar
adalah pertama peningkatann ha
na pembelajaran dengan
yaitu menyusun rencana
klus I dan dari
siswa dari kondisi awal ke siklus
entukan pokok bahasan
guru kolaborasi, menent
dua peningkatan
siklus I ke siklus II. Kedua
m ttahunan dan semester,
sesuai dengan program
kondisi awal ke
keaktifan belajar siswa dari kondi
enyiapkan materi dan
menyusun RPP, meny
siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
bar amatan keaktifan,
media, membuat lemba
kan mengalami
Presentase siswa yang ditargetkan
dan menyusun tes.
besar 80% dari
peningkatan hasil belajar sebesa
Pelaksanaan
Karya
jumlah
Surakarta.
siswa
Indikator
secara
seluruhan,
keselur
dan
nelitian
penelit
kan
menggunakan
dengan
tindakan kelas
model
Learning
kan mengalami
presentase siswa yang ditargetkan
ngan tahapan- tahapan
Together sesuai denga
sebesar 80%
peningkatan kreativitas belajarr se
ulai dari pembentukan
yang ditentukan, mula
uruhan.
dari jumlah siswa secara keseluruha
kelompok,
nelitian tindakan
Pelaksanaan penelitian penelit
diskusi,,
presentasi
secara
kelompok.
ertahap, setiap
kelas ini dilakukan secara bert
gamatan dilakukan pada
Pelaksanaan pengam
tahapan yaitu
siklus terdiri dari empat taha
rlangsung. Pengamatan
saat pembelajaran berla
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan,
pada
variabel
hasil
belajar
dengan
osedur penelitian
pengamatan, dan refleksi. Prosedur
an dan pada variabel
mengadakan penilaian
litian tindakan
yang digunakan dalam peneliti
keaktifan
kut:
kelas ini adalah sebagai berikut:
gamatan keaktifan belajar
lembar amatan. Pengam
belajar
dengan
de
ngamat.
dilakukan oleh tiga penga
6
menggunakan
kukan setelah
Pelaksanaan refleksi dilakuka
pengamatan.
Data
Berikut data rekapi
apitulasi dari kegiatan
pengamatan
hasil
penelitian yang telahh dila
dilakukan:
kolaborasi dan
didiskusikan dengan guru kol
dengan
den
tujuan
tindakan pra-siklus,
siklus, tindakan siklus I
mahan
kelemahan-kelema
proses
dan tindakan siklus
klus II
bersama-sama
menemukan
pembelajaran,
selanjutnya
dilakukann
dapat
proses
90
perbaikan-
80
pada
pa
sehingga
Persentase Siswa yang Tuntas (%)
dianalisis
1. Perbandingan nila
nilai keaktifan siswa dari
perbaikan.
N
PENELITIAN
C. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
sampaikan pada
Materi pelajaran yang disam
hami macampenelitian ini adalah memaha
klus I dan sifatmacam besi dan baja untuk siklus
sifat logam untuk siklus II.
ndakan kelas ini
Pelaksanaan penelitian tindaka
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra
ra
Siklu
iklus
suasana kelas dan
harus selalu memperhatikann suasa
Siklus I Siklus II
Keg
egiatan Penelitian
dari penelitian
suasana siswa agar tujuan dar
Gambar 1. Perbandingn
gn nilai keaktifan siswa
tindakan siklus
dapat tercapai, pada penelitiann tinda
kelemahan guru
I masih terdapat beberapa kele
2. Perbandingan dari nilai tes hasil belajar
keaktifan dan
dan siswa yang menyebabkan ke
pada pra-siklus,
us, ttindakan siklus I dan
nuhi target. Hasil
hasil belajar belum memenuhi
tindakan siklus
us II
ukan perubahan
dari refleksi siklus I diperlukan
100
perubahan
dalam
siklus
II
Persentase Siswa yang Tuntas
(%)
an melakukan
dalam proses siklus II, dengan
mampu
ahan yang ada
memperbaiki kelemahan-kelemaha
perubahan pada
pada siklus I. Hasil dari peruba
tes siklus II
siklus II menunjukkan hasil te
ah siswa yang
semakin baik sehingga jumlah
mendapat
nilai
sesuai
ngan
deng
kriteria
sil dari lembar
ketuntasan meningkat dan hasil
amatan
keaktifan
meningkat.
Tujuan
juga
jug
semakin
litian
penelitia
berupa
siswa
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Sik
iklus Siklus I
Siklus II
Kegiatan Penelitian
Gambar 2. P
Perbandingan nilai tes
peningkatan hasil belajar dan keaktifan
ha
hasil belajar siswa
belajar siswa.
7
Pembelajaran dengan menerapkan model
Learning
Togetheryang
pembelajaran
didasari
berkelompok,
Kejuruan di kelas X Mesin 1 SMK
dengan
Bhineka Karya Surakarta. Peningkatan
berdiskusi,
hasil belajar siswa terjadi di setiap siklus,
presentasi, dan tanya jawab dapat berjalan
persentase
dengan baik karena siswa merasa nyaman
prasiklus sebesar 40%, meningkat pada
melalui model pembelajaran ini, meskipun
siklus
ada beberapa peningkatan yang tidak konstan
kemudian
namun secara keseluruhan telah memenuhi
menjadi 83,34%, dari
target, dengan pembelajaran ini siswa dituntut
keseluruhan.
untuk mencapai hasil maksimal dalam belajar,
ketuntasan
I
menjadi
siswa
sebesar
meningkat
pada
pada
63,34%,
siklus
II
jumlah siswa
E. SARAN
tetapi harus didukung dengan kondisi siswa
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
yang lain, dapat dikatakan apabila siswa ingin
dilaksanakan, peneliti menyampaikan saran
mendapatkan nilai yang baik maka teman atau
sebagai berikut bagi:
siswa yang lain juga harus mendapatkan nilai
1. Guru
yang baik juga.
a. Guru disarankan menerapkan model
pembelajaran
D. SIMPULAN
model tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar yang tentunya disesuaikan
kelas yang dilakukan dalam dua siklus dapat
dengan materi dan kondisi siswa.
disimpulkan sebagai berikut:
model
Learning
b. Guru hendaknya selalu meningkatkan
Together
kemampuannya
dapat meningkatan keaktifan belajar siswa
materi serta dalam mengelola kelas,
Kejuruan di kelas X Mesin SMK Bhineka
sehingga hasil belajar
Karya Surakarta. Peningkatan keaktifan
meningkat
belajar siswa terjadi di setiap siklus,
proses
sehingga
pembelajaran
2. Penerapan modelLearning Together dapat
menjadi
suasana
lebih
kondusif dan siswa dapat lebih
meningkatkan hasil belajar siswa pada
Dasar
yang
pembelajaran dan harus
diperhatikan
dari jumlah siswa keseluruhan.
pelajaran
dengan
c. Guru dan siswa bekerjasama selama
kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 86,67%,
mata
kemampuan
terus
dimilikinya.
sebesar 43,34%, meningkat pada siklus I
76,67%,
dapat
seiring
peningkatan
persentase keaktifan siswa pada prasiklus
sebesar
dalam
mengembangkan dan menyampaikan
pada mata pelajaran Dasar Kompetensi
menjadi
tipe
Learning Together dapat menerapkan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
1. Penerapan
kooperatif
mudah
Kompetensi
memahami
pembelajaran.
8
materi
Laboratory
Practice
Lesson.
International Journal on New Trends
in Education and Their Implication.
4 (4), 42-57.
2. Siswa
a. Siswa dapat bekerjasama dalam arti
yang
positif,
baik
dengan
Khooirun, M & Sulistyo, A. 2013. Pengaruh
Model Pembalajaran Kooperatif
Tipe Learning Together Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Diklat Menjelaskan Dasar Sinyal
Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo.
Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya.
guru
maupun dengan siswa yang lain
dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki
ketrampilan berkomunikasi yang baik
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta. Pusataka Pelajar.
dimana hal ini pada akhirnya akan
sangat bermanfaat bagi siswa
Rochman, S.A. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
Diklat Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup (
K3LH ) Kelas X Administrasi
Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
3. Sekolah :
a. Fasilitas
yang
dapat
mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar
lebih dilengkapi.
b. Mendorong dan memotivasi guru
untuk
selalu
berusaha
mengembangkan model dan metode
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar. Jakarta. Rajawali Press.
pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam
Slavin E Robert. 2008. Coopertive Learning
Teori, Riset, dan Praktik. Bandung :
Nusa Media
memahami materi pembelajaran
F. DAFTAR PUSTAKA
Sudjana,
N.2008.PenilaianHasilProsesBelajar
.Bandung:PT.Remaja.
Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Gürbüz, F., Aksoy, G., Töman, U. 2013.
“Effects
of
reading-writingapplication and learning together
techniques on 6th grade students’
academic achievements on the
subject
of
“Matter
and
Temperature”
“.
Mevlana
International Journal of Education
(MIJE) 3 (2). 139-150
Koc, Y., Okumuş, S., Öztürk, B. (2013).
Effect Of Cooperative Learning
Model On Science And Technology
Suyadi.
9
2010. Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Metode
Kooperatif
Model
Learning
Together Pada Siswa Kelas VIIC
Tahun
Pelajaran
2009/2010.
Semarang.
SMP
Negeri
21
Semarang.
10
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK BHINEKA KARYA
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.
Nurido Cahyadi, Ranto, Emily Dardi
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS.
Kampus 5 UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp/Fax 0271 718419.
e-mail : nurido_cahyadi@student.uns.ac.id
ABSTRACT
.
The objectives of this research are to improve the learning activeness and result in the
subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of Bhineka Karya
Vocational High School of Surakarta in Academic Year 2014/2015 through the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type. This research used the classroom action
research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation,
observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade X of Mechanical
Engineering B of the aforementioned school. The data sources of research were the students,
observation sheet of learning activeness, and result of learning achievement test. The data of
research were validated by using the content validity for the test data and the construct validity for
the non-test data. They were analyzed by using the descriptive comparative analysis. The procedure
of research consisted of a series of four repeatedly cyclical activities.The application of the
cooperative learning model of the Learning Together type can improve the learning activeness and
result in the subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of SMK
Bhineka Karya Vocational High School of Surakarta. In the pre-cycle, the percentage of the
students who had the expected learning activeness is 40 %. Following the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 63.34 % in Cycle I and
83.34% in Cycle II respectively. In addition, in the pre-cycle the percentage of the students who
fulfilled the minimum learning completeness criterion is 43.34%. Following the application of the
cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 76.67 % in Cycle I and
86.67% in Cycle II respectively.
Keywords : Learning Together type, learning activeness, learning result, and Basic Vocational
Competency
perbaikan kualitas mutu pendidikan terus
A. PENDAHULUAN
dilakukan dengan berbagai upaya.
Pendidikan menjadi salah satu sarana
untuk membantu meningkatkan sumber daya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
manusia yang berkualitas. Sumber daya
merupakan salah satu lembaga pendidikan
manusia yang berkualitas merupakan syarat
menengah
untuk mencapai keberhasilan pembangunan,
pendidikan formal. SMK memiliki tujuan
kemajuan
dan
mencetak dan menyiapkan lulusan menjadi
dan
tenaga kerja yang terampil sesuai dengan
teknologi,oleh
ilmu
pengetahuan
karena,
pembaruan
bidang
1
yang
keahliannya
merupakan
serta
lembaga
berkesempatan
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang
Strategi
lebih tinggi.
mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah
Dasar Kompetensi Kejuruan merupakan
belajar
mengajar
yang
tidak
strategi pembelajaran yang mendorong siswa
salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
merangsang
kelas X Mesin di semester II. Kegiatan
mendapatkan pengerahuan baru, terdapat
pembelajaran di sekolah, Dasar Kompetensi
berbagai alternatif model pembelajaran yang
Kejuruan menjadi salah satu mata pelajaran
bisa
yang utama dan masih dianggap sulit oleh
pembelajaran
siswa.
Kompetensi
learning) sebagai salah satu strategi alternatif
Kejuruan diperlukan suatu metode mengajar
yang diharapkan dapat membantu siswa
yang
Model
mengkomerangsang pikiran mereka sendiri,
pembelajaran yang dipilih sebaiknya model
meningkatkan kemampuan siswa bekerja
pembelajaran
siswa
sama dengan orang lain, meningkatkan
termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam
keaktifan belajar dan pada saat yang sama
proses pembelajaran, sehingga siswa akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
dengan
Pembelajaran
bervariasi
dan
inovatif.
yang
mudah
memahami
Dasar
membuat
dalam
materi
menerima
yang
guru,dengan keaktifan
dan
pikiran
digunakan
dan
mereka
memilih
kooperatif
tipe
belajar yang tinggi
Learning
ini untuk
model
(cooperative
Peneliti memilih model
disampaikan
untuk
pembelajaran
Together dalam penelitian
diterapkan
dalam
kegiatan
maka siswa akan lebih banyak ide atau
pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di
gagasan
SMK Bhineka Karya Surakarta.
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan daripada siswa yang memiliki
Tipe ini dipilih karena merupakan tipe
keaktifan belajar yang lebih rendah.
yang
Proses pembelajaran saat ini guru lebih
pembelajaran kooperatif dan diyakini cocok
mendominasi sehingga siswa kurang aktif
dengan situasi siswa yang cenderung belajar
ketika pembelajaran berlangsung, dibuktikan
lebih efisien dalam kelompok atau belajar
dengan siswa tersebut jarang bertanya kepada
secara bersama-sama, tipe pembelajaran ini
guru mengenai materi yang belum dipahami.
menunjukkan adanya keseimbangan peran
Pembelajaran saat ini guru lebih sering
antara
menggunakan
konvensional,
mengajarkan pengaetahuan baru dengan siswa
meskipun guru telah berusaha melibatkan
yang aktif terangsang pikirannya menerima
siswa dengan metode tanya jawab namun
pengetahuan baru.
tidak semua siswa aktif.
Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
tujuan yang sebenarnya, maka rumusan
sebuah
masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
strategi
metode
belajar
mengajar yang
berbeda untuk diterapkan kepada siswa.
2
sederhana
guru
dari
sebagai
berbagai
seorang
model
yang
1. Apakah
penerapan
model
2004:96)
Learning
menyatakan
bahwa
“segala
Together dapat meningkatkan keaktifan
pengetahuan
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
dengan bekerja sendiri,dengan fasilitas yang
SMK Bhineka Karya Surakarta?
diciptakan sendiri baik secara rohani maupun
itu
harus
diperoleh
dari
Learning
teknis”. Terdapat kegiatan belajar yang
Togetherdapat meningkatkan hasil belajar
mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi dan
siswa
adapula yang rendah.
2. Apakah
penerapan
pada
mata
model
pelajaran
Dasar
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
Pendapat-pendapat
diatas
dapat
SMK Bhineka Karya Surakarta?
disimpulkan bahwa keaktifan siswa adalah
Model Learning Together merupakan
rangkaian
yang
metode yang melibatkan siswa yang dibagi
mengikuti
proses
dalam kelompok yang terdiri atas empat
menimbulkan perubahan perilaku belajar pada
atau lima kelompok dengan latar belakang
diri siswa.
yang berbeda mengerjakan lembar tugas.
Kelompok-kelompok
ini
menerima
dilakukan
siswa
pembelajaran
satu
membagi
kegiatan
belajar
menjadi
kelompok kegiatan sebagai berikut:
penghargaan
1) Visual
hasil
sehingga
Paul D Dierich (Sardiman 2011:101)
lembar tugas, dan menerima pujian dan
berdasarkan
dalam
kerja
activities,
yang
termasuk
8
di
kelompok. Pembagian kelompok dilakukan
dalamnya:
secara heterogen berdasarkan hasil belajar
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan
yang berbeda sehingga diharapkan dapat
orang lain.
memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan
membaca,
2) Oral activities,
memperhatikan
seperti:
menyatakan,
siswa lain, meningkatkan partisipasi, saling
merumuskan, bertanya, memberi saran,
membantu, dan saling bekerjasama dalam
mengeluarkan
berdiskusi memecahkan permasalahan yang
wawancara, diskusi, interupsi.
mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam
3) Listening
pembelajaran.
“belajar
activities,
mendengarkan;
Sardiman (2011:95) berpendapat bahwa
adalah
berbuat,berbuat
untuk
4) Writing
cerita,
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
menyalin.
aktivitas”, hal tersebut menunjukkan bahwa
percakapan,
menulis
karangan,
laporan,
angket,
5) Drawing
sangat
diagram.
mengajar.
uraian,
contoh:
misalnya;
menggambar,
proses
sebagai
activities,
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
didalam
mengadakan
diskusi, musik, pidato.
mengubah tingkah laku, jadi melakukan
penting
pendapat,
belajar
Rousseau dalam Sardiman (
3
activities,
membuat
misalnya:
grafik,
peta,
6) Motor
activities,
dalamnya
yang
antara
termasuk
lain:
di
psikomotoris
yang
semuanya
sudah
melakukan
terangkum dalam ketuntasan hasil belajar
percobaan, membuat konstruksi, model
siswa yang telah ditetapkan menjadi nilai
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
KKM yang telah ditetapakan setiap sekolah.
7) Mental activities, misalnya: mengingat,
memecahkan
masalah,
Penelitian yang menguatkan penelitian ini
memecahkan
adalah :
soal, menganalisa, melihat hubungan,
1. Moch. Khoirun Nas dan Edy Sulistyo
mengambil keputusan.
8) Emotional
menaruh
(2013) dalam jurnal penelitiannya yang
activities,
minat,
berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
misalnya:
merasa
bosan,
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
gembira, bersemangat, bergairah, berani,
Terhadapa Hasil Belajar Siswa Pada Mata
tenang, gugup.
Diklat Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal
Nana Sudjana (2008:22-23) menyatakan
Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo “. Hasil
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
dari penelitian ini adalah diperoleh hasil
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
belajar siswa untuk kelas eksperimen
menerima pengalaman belajarnya. Horward
(metode
Kingsley
2008:22-23)
sebesar 85,712 dan standar deviasinya
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)
adalah sebesar 5,947. Rata-rata hasil
ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
belajar
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita,
(pembelajaran langsung) adalah sebesar
masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
78,809 dan standar deviasinya adalah
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
5,108. Pernyataan tersebut menyatakan
kurikulum. Gagne membagi lima kategori
bahwa penggunaan model pembelajaran
hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
kooperatif tipe Learning Together lebih
ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif,
baik
(d) sikap dan (e) ketrampilan motoris.
pembelajaran langsung yang diterapkan di
(Nana
Kesimpulannya
Sudjana
bahwa
hasil belajar
Learning
untuk
Together)
siswa
dibandingkan
kelas
dengan
adalah
kontrol
model
SMK Negeri 1 Sidoarjo.
adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa
2. Suyadi
(2010)
dalam
penelitiannya
dan
berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar
keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
Matematika Melalui Metode Kooperatif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil
Learning Together Pada Siswa Kelas
belajar
berupa
VIIC Tahun Pelajaran 2009/2010“. Hasil
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan
penelitian ini adalah metode kooperatif
cita-cita. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah
model Learning Together berdampak
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
positif
dalam
penguasaan
yang
pengetahuan
diperoleh
dapat
4
dalam
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
meningkatkan
yang
ditandai
prestasi
belajar
dengan
lebih tinggi dari pada pencapaian siswa
siswa
sebelumnya pada materi zat dan suhu.
5. Yasemin KOC, Seda Okumuş, dan Bilge
dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 54,54
%) dan siklus II (94,45 %).
Öztrük
(2013)
dalam
penelitiannya
3. Sidiq Abdul Rochman (2011) dalam
berjudul “ Effect Of Cooperative Learning
penelitiannya berjudul “Penerapan Model
Model On Science And Technology
Pembelajaran Tipe Learning Together
Laboratory Practice Lesson (Penerapan
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
model pembelajaran Kooperatif dalam
Siswa Pada Mata Diklat Keselamatan,
pelajaran praktek ilmu pengetahuan dan
Kesehatan, Kerja dan Lingkungan Hidup
teknologi
(K3LH)
penelitiannya
Kelas
X
Administrasi
di
laboratorium)”.
adalah
Hasil
penggunaan
Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta
Learning Together mempengaruhi secara
Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil dari
positif prestasi akademik, pengalaman
penelitian
adanya
siswa
laboratorium
peningkatan kerja siswa pada siklus I
siswa
pada
sebesar 62,5% menjadi 87,5% pada siklus
Teknologi.
ini
adalah
(1)
II dan sudah melampaui target yang ingin
dan
keterampilan
pelajaran
Sains
dan
B. METODE PENELITIAN
dicapai yaitu 70% (2) Keaktifan siswa
Penelitian
mengalami peningkatan dengan adanya
dilaksanakan
peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar
Surakarta mengambil subjek penelitian yaitu
25% menjadi 79,17% pada siklus II dan
siswa kelas X Mesin 1. Kelas X Mesin B
sudah melampaui target yaitu 70%.
memiliki jumlah siswa sebanyak 30 siswa.
tindakan
di
SMK
kelas
Bhineka
yang
Karya
4. Fatih Gürbüz (2013) dalam penelitiannya
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
“Effects of reading-writing-application
tindakan kelas ini adalah data hasil belajar
and learning together techniques on 6th
dan keaktifan belajar. Sumber data penelitian
grade students’ academic achievements on
tindakan kelas berupa peristiwa dan dokumen.
the subject of “Matter and Temperature”
Peristiwa yang terdiri dari proses belajar
(Pengaruh
Reading-Writing
mengajar dan pengamatan yang menggunakan
dan teknik Learning Together pada siswa
lembar amatan. Dokumen yang digunakan
kelas 6 pada materi zat dan suhu) “. Hasil
antara lain nama siswa, hasil tes siswa, daftar
dari penelitian ini adalah penerapan
nilai pra penelitian, rencana pelaksanaan
metode Reading-Writing-Aplication dan
pembelajara, silabus dan foto kegiatan. Data
Learning Together dengan pengukuran
keaktifan
menggunakan EAT dan AAT dapat
pengamatan dan data hasil belajar diperoleh
meningkatkan prestasi akademik siswa
dari hasil tes siklus.
penerapan
5
belajar
diperoleh
dari
hasil
ang digunakan
Teknik pengumpulan data yan
yaitu
entasi,tes
dokument
pengamatan,
dan
yang digunakan
lembar amatan. Validitas data yan
knik validitas isi
dalam penelitian ini adalah teknik
dan
teknik
validitas
konstruk.
Validasi
menggunakan
nstrumen untuk tes adalah m
unakan program
validitas isi dengan menggunak
Iteman,
nt
instrument
untuk
menggunakan
teknik
non
ditas
validitas
tes
konstruk.
unakan adalah
Teknik analisis data yang diguna
teknik diskriptif komparatif.
uk m
menunjukkan
Indikator kerja digunakan untuk
nelitian Tindakan Kelas
Gambar 1. Tahap Penelit
jar dan hasil
peningkatan keaktifan belajar
(Sumber: Arikuntoo dkk., 2009: 16)
belajar siswa kelas X Mesin 1 SMK Bhineka
keberhasilan
kan dilakukan sebagai
Perencanaan tindaka
kan kelas ini
pelaksanaan penelitian tindakan
persiapan pelaksanaann ttindakan. Antara lain
hasil belajar
adalah pertama peningkatann ha
na pembelajaran dengan
yaitu menyusun rencana
klus I dan dari
siswa dari kondisi awal ke siklus
entukan pokok bahasan
guru kolaborasi, menent
dua peningkatan
siklus I ke siklus II. Kedua
m ttahunan dan semester,
sesuai dengan program
kondisi awal ke
keaktifan belajar siswa dari kondi
enyiapkan materi dan
menyusun RPP, meny
siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
bar amatan keaktifan,
media, membuat lemba
kan mengalami
Presentase siswa yang ditargetkan
dan menyusun tes.
besar 80% dari
peningkatan hasil belajar sebesa
Pelaksanaan
Karya
jumlah
Surakarta.
siswa
Indikator
secara
seluruhan,
keselur
dan
nelitian
penelit
kan
menggunakan
dengan
tindakan kelas
model
Learning
kan mengalami
presentase siswa yang ditargetkan
ngan tahapan- tahapan
Together sesuai denga
sebesar 80%
peningkatan kreativitas belajarr se
ulai dari pembentukan
yang ditentukan, mula
uruhan.
dari jumlah siswa secara keseluruha
kelompok,
nelitian tindakan
Pelaksanaan penelitian penelit
diskusi,,
presentasi
secara
kelompok.
ertahap, setiap
kelas ini dilakukan secara bert
gamatan dilakukan pada
Pelaksanaan pengam
tahapan yaitu
siklus terdiri dari empat taha
rlangsung. Pengamatan
saat pembelajaran berla
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan,
pada
variabel
hasil
belajar
dengan
osedur penelitian
pengamatan, dan refleksi. Prosedur
an dan pada variabel
mengadakan penilaian
litian tindakan
yang digunakan dalam peneliti
keaktifan
kut:
kelas ini adalah sebagai berikut:
gamatan keaktifan belajar
lembar amatan. Pengam
belajar
dengan
de
ngamat.
dilakukan oleh tiga penga
6
menggunakan
kukan setelah
Pelaksanaan refleksi dilakuka
pengamatan.
Data
Berikut data rekapi
apitulasi dari kegiatan
pengamatan
hasil
penelitian yang telahh dila
dilakukan:
kolaborasi dan
didiskusikan dengan guru kol
dengan
den
tujuan
tindakan pra-siklus,
siklus, tindakan siklus I
mahan
kelemahan-kelema
proses
dan tindakan siklus
klus II
bersama-sama
menemukan
pembelajaran,
selanjutnya
dilakukann
dapat
proses
90
perbaikan-
80
pada
pa
sehingga
Persentase Siswa yang Tuntas (%)
dianalisis
1. Perbandingan nila
nilai keaktifan siswa dari
perbaikan.
N
PENELITIAN
C. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
sampaikan pada
Materi pelajaran yang disam
hami macampenelitian ini adalah memaha
klus I dan sifatmacam besi dan baja untuk siklus
sifat logam untuk siklus II.
ndakan kelas ini
Pelaksanaan penelitian tindaka
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra
ra
Siklu
iklus
suasana kelas dan
harus selalu memperhatikann suasa
Siklus I Siklus II
Keg
egiatan Penelitian
dari penelitian
suasana siswa agar tujuan dar
Gambar 1. Perbandingn
gn nilai keaktifan siswa
tindakan siklus
dapat tercapai, pada penelitiann tinda
kelemahan guru
I masih terdapat beberapa kele
2. Perbandingan dari nilai tes hasil belajar
keaktifan dan
dan siswa yang menyebabkan ke
pada pra-siklus,
us, ttindakan siklus I dan
nuhi target. Hasil
hasil belajar belum memenuhi
tindakan siklus
us II
ukan perubahan
dari refleksi siklus I diperlukan
100
perubahan
dalam
siklus
II
Persentase Siswa yang Tuntas
(%)
an melakukan
dalam proses siklus II, dengan
mampu
ahan yang ada
memperbaiki kelemahan-kelemaha
perubahan pada
pada siklus I. Hasil dari peruba
tes siklus II
siklus II menunjukkan hasil te
ah siswa yang
semakin baik sehingga jumlah
mendapat
nilai
sesuai
ngan
deng
kriteria
sil dari lembar
ketuntasan meningkat dan hasil
amatan
keaktifan
meningkat.
Tujuan
juga
jug
semakin
litian
penelitia
berupa
siswa
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Sik
iklus Siklus I
Siklus II
Kegiatan Penelitian
Gambar 2. P
Perbandingan nilai tes
peningkatan hasil belajar dan keaktifan
ha
hasil belajar siswa
belajar siswa.
7
Pembelajaran dengan menerapkan model
Learning
Togetheryang
pembelajaran
didasari
berkelompok,
Kejuruan di kelas X Mesin 1 SMK
dengan
Bhineka Karya Surakarta. Peningkatan
berdiskusi,
hasil belajar siswa terjadi di setiap siklus,
presentasi, dan tanya jawab dapat berjalan
persentase
dengan baik karena siswa merasa nyaman
prasiklus sebesar 40%, meningkat pada
melalui model pembelajaran ini, meskipun
siklus
ada beberapa peningkatan yang tidak konstan
kemudian
namun secara keseluruhan telah memenuhi
menjadi 83,34%, dari
target, dengan pembelajaran ini siswa dituntut
keseluruhan.
untuk mencapai hasil maksimal dalam belajar,
ketuntasan
I
menjadi
siswa
sebesar
meningkat
pada
pada
63,34%,
siklus
II
jumlah siswa
E. SARAN
tetapi harus didukung dengan kondisi siswa
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
yang lain, dapat dikatakan apabila siswa ingin
dilaksanakan, peneliti menyampaikan saran
mendapatkan nilai yang baik maka teman atau
sebagai berikut bagi:
siswa yang lain juga harus mendapatkan nilai
1. Guru
yang baik juga.
a. Guru disarankan menerapkan model
pembelajaran
D. SIMPULAN
model tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar yang tentunya disesuaikan
kelas yang dilakukan dalam dua siklus dapat
dengan materi dan kondisi siswa.
disimpulkan sebagai berikut:
model
Learning
b. Guru hendaknya selalu meningkatkan
Together
kemampuannya
dapat meningkatan keaktifan belajar siswa
materi serta dalam mengelola kelas,
Kejuruan di kelas X Mesin SMK Bhineka
sehingga hasil belajar
Karya Surakarta. Peningkatan keaktifan
meningkat
belajar siswa terjadi di setiap siklus,
proses
sehingga
pembelajaran
2. Penerapan modelLearning Together dapat
menjadi
suasana
lebih
kondusif dan siswa dapat lebih
meningkatkan hasil belajar siswa pada
Dasar
yang
pembelajaran dan harus
diperhatikan
dari jumlah siswa keseluruhan.
pelajaran
dengan
c. Guru dan siswa bekerjasama selama
kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 86,67%,
mata
kemampuan
terus
dimilikinya.
sebesar 43,34%, meningkat pada siklus I
76,67%,
dapat
seiring
peningkatan
persentase keaktifan siswa pada prasiklus
sebesar
dalam
mengembangkan dan menyampaikan
pada mata pelajaran Dasar Kompetensi
menjadi
tipe
Learning Together dapat menerapkan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
1. Penerapan
kooperatif
mudah
Kompetensi
memahami
pembelajaran.
8
materi
Laboratory
Practice
Lesson.
International Journal on New Trends
in Education and Their Implication.
4 (4), 42-57.
2. Siswa
a. Siswa dapat bekerjasama dalam arti
yang
positif,
baik
dengan
Khooirun, M & Sulistyo, A. 2013. Pengaruh
Model Pembalajaran Kooperatif
Tipe Learning Together Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Diklat Menjelaskan Dasar Sinyal
Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo.
Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya.
guru
maupun dengan siswa yang lain
dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki
ketrampilan berkomunikasi yang baik
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta. Pusataka Pelajar.
dimana hal ini pada akhirnya akan
sangat bermanfaat bagi siswa
Rochman, S.A. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
Diklat Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup (
K3LH ) Kelas X Administrasi
Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
3. Sekolah :
a. Fasilitas
yang
dapat
mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar
lebih dilengkapi.
b. Mendorong dan memotivasi guru
untuk
selalu
berusaha
mengembangkan model dan metode
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar. Jakarta. Rajawali Press.
pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam
Slavin E Robert. 2008. Coopertive Learning
Teori, Riset, dan Praktik. Bandung :
Nusa Media
memahami materi pembelajaran
F. DAFTAR PUSTAKA
Sudjana,
N.2008.PenilaianHasilProsesBelajar
.Bandung:PT.Remaja.
Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Gürbüz, F., Aksoy, G., Töman, U. 2013.
“Effects
of
reading-writingapplication and learning together
techniques on 6th grade students’
academic achievements on the
subject
of
“Matter
and
Temperature”
“.
Mevlana
International Journal of Education
(MIJE) 3 (2). 139-150
Koc, Y., Okumuş, S., Öztürk, B. (2013).
Effect Of Cooperative Learning
Model On Science And Technology
Suyadi.
9
2010. Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Metode
Kooperatif
Model
Learning
Together Pada Siswa Kelas VIIC
Tahun
Pelajaran
2009/2010.
Semarang.
SMP
Negeri
21
Semarang.
10