PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aji | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10284 21895 1 SM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING
CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN
PELAJARAN 2016/2017

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF THE
LEARNING CELL TYPE TO INCREASE THE LEARNING OUTCOMES IN
SOCIOLOGY SUBJECT STUDENTS OF X IIS 2 AT SENIOR HIGH SCHOOL
GONDANGREJO IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017

Aditya Wisnu Aji, Siti Rochani, Siany Indria
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Jl. Ir Sutami No.36A, Jebres Kota Surakarta

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi
peserta didik kelas X IIS 1 SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2016/2017 melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe The Learning Cell.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi
dan Refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo

yang terdiri dari 36 peserta didik. Sumber data diperoleh dari guru dan peserta didik. Teknik
utama dalam penelitian ini melalui observasi dan test, sedangkan teknik pendukung
pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
The Learning Cell dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Sosiologi Kelas X IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2016/2017, yang dimulai
dari tahap pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil belajar ranah kognitif pada tahap Pra
Tindakan menunjukkan 68,61 dengan prosentase ketuntasan peserta didik sebesar 55%. Hasil
belajar mengalami peningkatan pada Siklus I menjadi 79,3 dengan prosentase ketuntasan
sebesar 86%. Kemudian hasil belajar pada Siklus II kembali meningkat menjadi 86,53 dan
prosentase ketuntasan sebesar 92%. Sedangkan pada ranah afektif diperoleh prosentase pada
Siklus I sebesar 78% menjadi 85% pada Siklus II. Kemudian prosentase ranah Psikomotor
mengalami peningkatan dari 84% pada Siklus I menjadi 92% pada Siklus II.Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe The
Learning Cell dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IIS 2 SMA Negeri
Gondangrejo.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, The Learning Cell, Hasil Belajar

ABSTRACT

The research purpose is to increase the learning outcomes in Sociology subject through
the implementation of cooperative learning model of The Learning Cell type to the students of
X IIS 2 Senior High School Gondangrejo year of 2016/2017.
This research is as a classroom action research ( CAR ) which acted for two cycles.
Each cycle consists of the steps of Planning, Actuating, Observing, and Reflecting. The subject
of this research is students X IIS 2 Senior High School Gondangrejo as many as 36 students.
The sources of data are collected from the teacher and the students. The main data collection
technique used are observation and test, while the proponent technique used interview and
documentation technique. Data analysis used are qualitative and quantitative data analysis.
The result of this research showed that the implementation of Cooperative learning
model in The Learning Cell type can improve the learning outcomes on Sociology subjects
students of X IIS 2 Senior High School Gondangrejo, which is started from pre-action stage,
cycle I, and cycle II. In the step of Pre Action the learning outcome on the cognitive domain
shows 68,61 with the completeness percentage retrieved 55%. The learning outcome increase
79,3 on the first cycle with the completeness percentage retrieved 86%. Then, on second cycle
the learning outcome increase 86,53 with the completeness percentage retrived 92%. While,
the learning outcomes of the affective learning completeness percentage obtained on cycle I
was 78% to 85% in cycle II. Then the sphere Psychomotor precentage from 84% in the cycle I
to 92% in cycle II. The conclusion of this Class Action Research is that the Implemantation of
Cooperative Learning Model of The Learning Cell type can increase the learning outcomes in

Sociology subject students of X IIS 2 Senior High School Gondangrejo in The Academic Year
of 2016/2017.
Keyword: Classroom Action Research, The Learning Cell, Students Learning Outcomes
yang dapat memberikan semangat belajar

Pendahuluan
Sistem pendidikan di Indonesia

bagi

semua

siswa.

Bahkan

secara

dikatakan


bahwa

telah kita ketahui sekarang ini mengalami

keseluruhan

banyak perubahan. Perubahan-perubahan

pembaharuan dalam sistem pendidikan

itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

nasional

usaha pembaharuan dalam pendidikan.

komponen yang ada.

Akibat pengaruh itu pendidikan nasional


Pembaharuan

dapat

yang

mencakup

seluruh

kurikulum

semakin mengalami kemajuan, pendidikan

pendidikan nasional yang sebelumnya

di sekolah-sekolah telah menunjukkan

menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat


perkembangan yang pesat. Perkembangan

Satuan Pendidikan) yang kini diubah

itu terjadi karena terdorong adanya

menjadi

pembaharuan,

contohnya.

2013

adalah

di

dalam


selalu

ingin

kurikulum ini dimaksudkan agar tercipta

menemukan metode dan peralatan baru

peningkatan pada system pendidikan yang

pengajaranpun

sehingga

Kurikulum

guru

Pembaharuan


terhadap

ada di Indonesia. Jika pada kurikulum

dalam proses pembelajaran adalah dengan

sebelumnya hanya menekankan pada

menerapkan model pembelajaran tertentu.

terapainya aspek pengetahuan siswa saja,

Dengan

penerapan

model

pada system kurikulum 2013 ini tidak


pembelajaran tertentu guru dapat lebih

hanya menekankan pada pencapaian aspek

mudah dalam membantu peserta didik

pengetahuan saja namun juga pada aspek

menumbuhkan keinginan belajar mereka

ketrampilan serta aspek sikap dan perilaku

sehingga nantinya peserta didik secara

siswa. Pada sistem kurikulum 2013 ini,

mandiri dapat menemukan ide, informasi,

partisipasi siswa lebih ditonjolkan dalam


dan juga mengaplikasikan materi yang

pembelajaran di kelas dan guru merupakan

mereka

fasilitator

siswa-

permasalahan yang disajikan oleh guru.

siswanya. Sehingga diharapkan terjadi

Model pembelajaran yang diterapkan guru

pembelajaran yang lebih baik, baik itu

dalam proses pembelajaran pun terus


untuk peserta didik maupun untuk guru.

mengalami perkembangan dari masa ke

yang

membimbing

Suatu proses pembelajaran peserta

dapatkan

dalam

berbagai

masa. Model pembelajaran yang semula
center)

bersifat

apabila peserta didik secara semangat

perlahan namun pasti berubah menjadi

mengikuti proses pembelajaran tersebut

model pembelajaran yang bersifat modern

dan

(student

juga

mendominasi

proses

tradisional

(teacher

didik dapat dikatakan baik dalam belajar

center).

Salah

satu

model

pembelajaran itu sendiri. Namun, tidak

pembelajaran yang dapat diaplikasikan

mudah

menciptakan

guru guna merangsang keaktifan pesecrta

kegiatan pembelajaran yang seperti apa

didik dalam proses pembelajaran seperti

yang diharapkan bisa untuk meningkatkan

apa yang diharapkaan adalah model

hasil belajar. Guru diharapkan harus

pembelajaran kooperatif atau biasa disebut

mampu

dengan cooperative learning.

memang

untuk

menciptakan

pembelajaran

sedemikian

suasana
rupa

yang

Sebelumnya

peneliti

telah

mampu merangsang minat belajar peserta

mengadakan observasi awal di kelas X IIS

didik dan mampu membuat peserta didik

2 SMA Negeri Gondangrejo. Hal ini

terlibat

proses

dilakukan guna memperoleh gambaran

pembelajaran. Salah satu hal yang dapat

secara umum kondisi peserta didik ketika

dilakukan guru untuk dapat menciptakan

kegiatan

suasana belajar yang dapat merangsang

didalam kelas. Ketika peneliti melakukan

minat belajar peserta didik dan mampu

observasi awal di kelas X IIS 2 pada hari

membuat peserta didik terlibat secara aktif

kamis jam pelajaran ke 5-7 pukul 10.15

secara

aktif

dalam

pembelajaran

berlangsung

sampai dengan 12.45. Jadi pada saat

kelas menjadi gaduh. Tidak sedikit pula

masuk jam pelajaran seharusnya dimulai

peserta

ada sebagian siswa yang belum siap dan

handphone

masih ada siswa yang diluar kelas(kantin).

memberikan penjelasan materi. Selain itu

Karena jam ke 5 itu merupakan jam setelah

selama

istirahat pertama dilakukan. Jadi waktu

berlangsung, kegiatan di dalam kelas

pembelajaranpun tersita kurang lebih 10

hanyalah guru menerangkan dan siswa

menit dari waktu semestinya hanya untuk

mencatat, namun ada juga beberapa siswa

menunggui siswa yang belum didalam

yang tidak

kelas.

guru

diterangkan oleh guru. Hal ini juga

melakukan apersepsi dengan tahapan guru

disebabkankan kurangnya literatur karena

mempersiapkan kelas dan memantau

memang kurikulum 2013 masih terkesan

kehadiran dengan melakukan presensi

baru dan dalam masa penjajakan, selain itu

peserta

guru

siswa tidak memiliki buku pendamping

menyampaikan kompetensi dasar (KD)

untuk belajar. Sedangkan dari guru yang

yang

guru

mengampu pelajaran sosiologi di kelas X

pembelajaran.

IIS 2 memiliki suara guru yang kurang

Terahir guru mengaitkan hal-hal yang

keras sehingga sudah berusaha ditegurpun

dikemukakan peserta didik dengan materi

siswa tidak begitu menghiraukan interupsi

yang akan dipelajari yaitu pengaruh

dari guru.

Setelah

semuanya

didik

akan

sosialisasi

kemudian

diajarkan

menyampaikan

tujuan

nilai

siap

lalu

budaya

terhadap

pembentukan kepribadian.
Saat

didik

yang

asik

mereka

proses

bermain

ketika

belajar

guru

mengajar

mencatat materi yang

Dari beberapa masalah di atas
menyebabkan

rendahnya

pemahaman

siswa

pembelajaran

kegiatan

inti

peneliti

temuan

awal

terkait

Berdasarkan hasil evaluasi belajar dari

beberapa permasalahan didalam kelas

ulangan tengah semester yang dilakukan

pembelajaran mulai dari guru melakukan

guru,

pembelajaran dengan cara ceramah saja

44,4% (16 siswa) dari 36 siswa, yang

tanpa ada variasi model pembelajaran.

mendapatkan

Guru menerangkan dengan materi yang

KKM:70) yang mengidentifikasi bahwa

ditayangkan di LCD, namun masih kurang

pembelajaran

mengeksplor

dilakukan belum berhasil.

mendapatkan

sajian

materi

yang

ditayangkan. Kemudian ada beberapa

dalam

sosiologi.

prestasi belajar sosiologi hanya

Peneliti

nilai

diatas

sosiologi

dan

KKM(nilai

selama

guru

ini

kemudian

siswa yang sibuk saling tegur-menegur

melakukan refleksi dan menyimpulkan

satu dengan lainya sehingga membuat

bahwa yang menjadi penyebab utama

rendahnya hasil belajar sosiologi siswa

secara aktif dalam kelompok belajar.

adalah metode dan model pembelajaran

Dengan berkelompok maka siswa bukan

yang digunakan kurang tepat. Guru

hanya mendengarkan guru tetapi juga

menyadari bahwa metode pembelajaran

harus

yang masih berpusat pada guru (teacher

mendiskusikan

center) kurang efektif. Metode yang sering

kelompoknya. Sehingga kebiasaan kurang

digunakan guru adalah ceramah dan

baik peserta didik seprti berbicara sendiri

dilanjutkan dengan tanya jawab atau

dengan teman sebangku saat pembelajaran

memberi penugasan mengerjakan LKS.

berlangsung bisa diarahkan ke hal yang

Belum ada variasi model atau media

positif yaitu kelompok diskusi. Dari hal itu

pembelajaran. Padahal penting untuk

peneliti

dipahami guru bahwa setap peserta didik

pembelajaran yang cocok untuk mengatasi

mimiliki kemampuan yang berbeda-beda

permaslahan yang ada dikelas X IIS 2.

dalam menerima materi pelajaran yang

Penelitipun

disampaikan oleh guru. Sehingga guru

pembelajaran cooperative learning tipe

harus bisa melakukan variasi dalam

The Learning Cell, setelah itu peneliti

metode pembelajaran agar peserta didik

mempertimbangkan dan menilai model

tertarik dengan materi pelajaran, lebih

dengan guru pengampu sosiologi. Peneliti

mudah memahami materi dan akhirnya

dan guru menilai model pembelajaran ini

hasil belajar bisa meningkat.

merupakan model pembelajaran yang

bisa

memahami

kemudian

dengan

teman

berupaya

mencari

menemukan

model

model

Variasi selain ceramah adalah

tepat dan sesuai untuk meningkatkan hasil

model pembelajaran yang bisa

belajar. Sehingga dari itu peneliti dan guru

dengan

mengaktifkan

siswa

dengan

cara

pengampu

sepakat

menggunakan

pembelajaran koperatif. Pengertian dari

cooperative learning tipe The Learning

pembelajaran koperatif menurut salah satu

Cell untuk mengatasi permasalahan yang

ahli yaitu Saryadi dalam Isjoni (2012;15)

ada di kelas X IIS 2.

pembelajaran

The Learning Cell merupakan

kooperatif merupakan salah satu model

salah satu tipe pembelajaran yang dapat

pembelajaran

untuk

membantu meningkatkan hasil belajar

berfikir

siswa. Dalam kegiatan pembelajaran The

menyatakan

“Model
yang

meningkatkan

efektif

kemampuan

peserta didik”. Jadi model pembelajaran

Learning

ini menuntut peserta didik untuk dapat

berpasangan, jadi peserta didik belajar

berperan

bersama

secara

aktif

dalam

proses

pembelajaran dan juga berpartisipasi

Cell

dalam

peserta

suatu

didik

meja.

akan

Dalam

penerapan cooperative learning tipe The

Learning Cell, guru membuat siswa

(2015)

menjadi berpasang pasang. Pasangan bisa

pembelajaran kooperatif tipe The Learning

menurut teman sebangku maupun siswa

Cell terbukti berhasil meningkatkan hasil

bisa memilih pasanganya sendiri. Misal,

belajar.

setelah pasangan terbentuk, siswa A

menunjukkan

Berdasarkan

bahwa

model

pengamatan

awal

berperan terlebih dahulu berperan sebagai

yang telah dilakukan oleh peneliti maka

pembuat soal terlebih dahulu. Sedangkan

kelas X IIS 2 menjadi pilihan peneliti

siswa

menjawab

untuk melakukan kegiatan Penelitian

persoalan yang dibuat oleh siswa A tadi.

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

Setelah dijawab siswa A mengoreksinya

“Penerapan

dan memberi masukan kepada siswa B.

Cooperative Learning Tipe The Learning

Jika siswa A selesai mengajukan satu

Cell Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa

Sosiologi Peserta Didik Kelas X IIS 2 SMA

B, maka siswa A dan siswa B bertukar

Negeri Gondangrejo Karanganyar Tahun

perann. Siswa A menjadi penjawab dan

Pelajaran 2016/2017”

B

berkewajiban

Model

Pembelajaran

ganti siswa B yang bertanya dan begitu
seterusnya

sampai

target

materi

Merode Penelitian
Penelitian

terselesaikan.

tindakan

kelas

ini

model

dilaksanakan di kelas X IIS 2 SMA Negeri

cooperative learning tipe The Learning

Gondangrejo. Jumlah subjek penelitian

Cell peserta didik tanpa mereka sadari

sebanyak 36 siswa yang terdiri dari 30

dituntut untuk dapat saling membantu

siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.

rekannya dan bekerjasama. Hal ini dengan

Penelitian dilaksanakan pada semester

sendirinya akan membuat peserta didik

genap tahun pelajaran 2016/2017 tepatnya

aktif dalam menyelesaikan permasalahan-

pada bulan Januari-April 2017. Sumber

permasalahan yang diberikan oleh guru

data dalam penelitian ini adalah siswa kelas

dan

berbagi

X IIS 2 dan guru Sosiologi kelas X IIS 2

pengetahuan yang mereka miliki kepada

SMA Negeri Gondangrejo, peristiwa serta

sesama rekan mereka. Sehingga peserta

arsip ataupun dokumen yang berkaitan

didik akan lebih mudah dalam memahami

dengan kegiatan pembelajaran.

Dengan

juga

menggunakan

mampu

saling

dan menguasai materi pembelajaran serta

Teknik pengumpulan data yang

hasil

digunakan dalam penelitian ini antara lain

belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang

dengan menggunakan observasi dan tes

dilakukan oleh Febriyanti dan Luthfi

serta teknik wawancara dan dokumentasi

diharapkan

bisa

meningkatkan

sebagai teknik pendukung. Teknik penguji

tipe The Learning Cell minimal rata-rata

validitas data pada Penelitian Tindakan

hasil belajar kelas 85 dan minimal tuntas

Kelas(PTK) ini menggunakan trianggulasi

80% dari peserta didik mampu mencapai

yang merupakan salah satu cara yang

KKM 70. Prosedur penelitaian tindakan

digunakan untuk meningkatkan validitas

kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-

data. Trianggulasi data yaitu, data yang

masing

sama akan lebih mantap kebenaranya bila

pelaksanaan

digali dari beberapa sumber data yang

refleksi.

berbeda sehingga data yang diperoleh

siklus

meliputi

tindakan,

Pelaksanaan

perencaan,

observasi

dilakukan

dan

dengan

benar-benar objektif. Data dapat diperoleh

mengadakan pembelajaran yang dalam satu

dari hasil belajar peserta didik pada saat pra

siklus ada 3 kali tatap muka yang

tindakan, siklus 1 dan siklus 2. Teknik

disesuaikan dengan RPP. Ada 4 tahapan

analisis

dalam

penting dalam penelitian tindakan kelas

dan

yaitu, perencanaan, pelaksaan tindakan,

data

penelitian

yang

ini

digunakan

yaitu

kuantitatif

kualitatif. Pada teknik kuantitatif analisis

observasi

data

cara

perencaan peneliti meminta izin kepada

hasil

pihak

dialkukan

memmbandingkan

dengan
peningkatan

dan

refleksi.

sekolah,

Pada

membuat

RPP

tahap

serta

belajar peserta didik pada setiap siklus yaitu

merancang

berupa nilai rata-rata kelas dilengkapi

menyusun instrument penelitian, menyusun

dengan ketuntasan hasil belajar peserta

lembar observasi peserta didik, serta

didik yang disajikan dalam data dengan

menyusun alat evaluasi pembelajaran bak

bentuk tabel dan grafik. Pada teknik

berupa soal tes untuk mengetahui hasil

kualitatif analisis data yang dilakukan yaitu

belajar

dengan mengamati dan membandingkan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2

aktifitas pembelajaran yang dilakukan guru

siklus masing-masing siklus terdiri dari 3

dan peserta didik baik itu sikap, tingkah

pertemuan. Pelaksanaan dilakukan sesuai

laku, dan ketrampilan saat penerapan model

dengan perencanaan yang telah dibuat.

pembelajaran kooperatif tipe The Learning

Pengamatan

Cell pada setiap siklus dan nantinya

selama kegiatan penelitian berlangsung

digunakan

dan

sedangakan refleksi dilakukan setelah

pelaksanaan

pelaksanaan tindakan untuk melakukan

memperbaiki
selanjutnya.
ditentukan

untuk

menyusun

rencana
Indikator
dalam

strategi

Sosiologi

dilakukan

pembelajaran,

peserta

oleh

didik.

observer

kinerja

yang

tindak lanjut dari tindakan yang telah

penelitian

yaitu

dilaksanakan.

penerapan model pembelajaran kooperatif

Hasil dan Pembahasan

Penelitian

tindakan

dengan

Penelitian ini diawali dengan kegiatan

Pembelajaran

Pratindakan untuk mengetahui kondisi awal

Kooperatif tipe The Learning Cell pada

dan permasalahan yang di hadapi kelas X

mata pelajaaran Sosiologi di kelas X IIS 2

IIS 2 dalam mata pelajaran Sosiologi.

SMA

Dengan

Pratindakan ini dilaksanakan selama dua

penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

kali pertemuan yaitu pertemuan pertama

tipe The Learning Cell, peserta didik secara

observasi

berpasangan dan juga kelompok akan

pelaksanaan pretest. Setelah Pelaksanaan

bekerja sama dan belajar bersama melalui

Pratindakan, peneliti menemukan beberapa

metode yang telah dirancang. Metode

permasalahan yang dihadapi peserta didik

pembelajaran

seluruh

kelas X IIS 2. Permasalah tersebut

peserta didik untuk aktif dalam kegiatan

diantaranya guru melakukan pembelajaran

tersebut,

dengan cara ceramah saja tanpa ada variasi

menerapkan

kelas

Model

Negeri

Gondangrejo.

ini

mendorong

karena setiap peserta didik

dan

pertemuan

kedua

untuk

model pembelajaran. Guru menerangkan

yang

dengan materi yang ditayangkan di LCD,

disampaikan guru, Memungkinkan peserta

namun masih kurang mengeksplor sajian

didik untuk bekerja sendiri dan bekerja

materi yang ditayangkan. Kemudian ada 2

sama

serta

siswa yang sibuk saling tegur-menegur satu

Mengoptimalkan partisipasi peserta didik.

dengan lainya sehingga membuat kelas

Sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat

menjadi gaduh. Tidak sedikit pula peserta

pada guru (teacher center) dan peserta

didik yang asik bermain handphone mereka

didik dapat secara aktif dalam kegiatan

ketika guru memberikan penjelasan materi.

pembelajaran

aktivitas

Selain itu selama proses belajar mengajar

keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan

berlangsung, kegiatan di dalam kelas

pembelajaran tersebut diharapkan akan

hanyalah guru menerangkan dan siswa

meningkatkan pemahaman peserta didik

mencatat, namun ada juga beberapa siswa

sehingga hasil belajar peserta didik kelas X

yang

IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo dapat

diterangkan oleh guru. Hal ini juga

meningkat.

disebabkankan kurangnya literatur karena

memiliki

tanggung

menyelesaikan

dengan

jawab

persoalan

orang

Dengan

lain

tidak

mencatat

materi

yang

Penelitian Tindakan Kelas di kelas X

memang kurikulum 2013 masih terkesan

IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo ini

baru dan dalam masa penjajakan, selain itu

dilaksanakan bersama guru kolaborator

siswa tidak memiliki buku pendamping

yaitu Ibu Yosy Alfiantara, S.Pd sebagai

untuk belajar. Sedangkan dari guru yang

guru pengampu Mata Pelajaran Sosiologi.

mengampu pelajaran sosiologi di kelas X

IIS 2 memiliki suara yang kurang keras

pelajaran

sehingga sudah berusaha ditegurpun siswa

mengubah cara guru mengajar. Dengan

tidak begitu menghiraukan interupsi dari

permasalahan

guru. Terdapat 16 peserta didik yang belum

dipilihlah model pembelajaran Kooperatif

dapat mencapai batas Kriteria Ketuntasan

tipe The Learning Cell untuk meningkatkan

Minimal pada Mata Pelajaran Sosiologi

hasil belajar mata pelajaran Sosiologi

yaitu

peserta didik kelas X IIS 2 SMA Negeri

70.

Diketahui

dari

hasil

test

Pratindakan terdapat 16 peserta didik yang

tersebut

ataupun

yang

dengan

ditemukan,

maka

Gondangrejo.

belum mencapai KKM, dengan rata-rata

Metode “sell belajar” pertamakali

sebesar 68,61 atau belum mencapai batas

dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss

KKM.

Federal

Tabel 1. Hasil belajar Sosiologi Peserta

of

Technology

di

Lausanne. Menurut Suprijono (2012:122)
“The Learning Cell adalah pembelajaran

didik pada Pretest

yang menunjuk pada suatu bentuk belajar

Pratindakan

Kriteria

Institute

Jml Siswa

Prosentase

kooperatif dalam bentuk berpasangan,

Tuntas

20

55,56%

dimana siswa bertanya dan menjawab

Tidak

16

44,44%

secara bergantian berdasarkan materi yang
sama, sehingga siswa lebih dilibatkan

Tuntas
Total

36

dalam proses pembelajaran.” Model The

100%

Learning
Untuk memperbaiki proses kegiatan

Cell

dianggap

tepat

untuk

meningkatkan hasil belajar dan partisipasi

hasil

peserta didik dalam pembelajaran serta

belajar peserta didik, guru dan peneliti

peserta didik dituntut dapat bekerja sama

melakukan refleksi atas temuan beberapa

secara individu maupun kelompok untuk

permasalahan di atas. Dari kegiatan refleksi

mencapai

yang dilakukan guru dengan peneliti maka

model The Learning Cell ini dapat

diperlukan

proses

meminimalisir agar peserta didik tidak

pembelajaran yaitu dengan perubahan

ramai saat pembelajaran berlangsung dan

model dan peningkatan peran serta peserta

juga bisa mengoptimalkan partisipasi siswa

didik

pembelajaran.

karena dengan bekerja berpasangan secara

Peningkatan peran serta peserta didik

tidak langsung mereka harus berpartisipasi

dalam

dapat

dalam diskusi tersebut. Ketika proses

dilakukan dengan meningkatkan daya tarik

penerapan The Learning Cell guru bisa

pembelajaran

dan

memperbaiki

perubahan

dalam

kegiatan

kegiatan

dalam

pembelajaran

tujuan

bersama.

Penerapan

menggunakan video, gambar, maupun

artikel yang terkait dengan materi yang

dengan hasil belajar pada Pratindakan.

berkaitan agar peserta didik tidak bosan.

Rata-rata hasil belajar ranah kognitif yang

Proses partisipasi peserta didik akan

diperoleh pada tahap Pratindakan yaitu

membuat pemahaman mereka menjadi

sebesar

bertambah sehingga akan meningkatkan

menjadi 79,3 pada pelaksanaan Siklus I.

hasil belajar peserta didik.

Terdapat 5 peserta didik atau 14% peserta

68,61

kemudian

meningkat

Setelah melakukan kegiatan observasi

didik dikelas belum mencapai batas KKM,

awal selanjutnya peneliti bersama guru

sedangkan 86% atau 20 peserta didik telah

melakukan

berhasil mencapai batas KKM.

Perencanaan.

Tahap

Perencanaan ini meliputi Pembahasan
materi yang digunakan dalam kegiatan

Tabel 2. Hasil belajar Sosiologi Peserta
didik pada Siklus 1

pembelajaran dengan menggunakan model
pmbelajaran Kooperatif tipe The Learning

Kriteria

Pratindakan
Jml Siswa

Prosentase

Cell, Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Tuntas

20

55,56%

Pembelajaran (RPP), waktu pelaksanaan

Tidak

16

44,44%

tindakan, kegiatan pembelajaran dengan

Tuntas

menerapkan

Total

36

100%

model

pembelajaran

Kooperatif tipe The Learning Cell.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

Selain mengukur hasil belajar ranah

siklus, dengan setiap siklus berlangsung

kognitif, peneliti juga mengukur hasil

dalam

belajar ranah afektif dan psikomotor. Untuk

tiga

pertemuan

kali
pertama

pertemuan.
digunakan

Dimana
untuk

hasil

belajar

ranah

afektif

diperoleh

Penyampaian Materi, pertemuan kedua

prosentase sebesar 78%. Sedangkan untuk

penerapan model pembelajaran Kooperatif

hasil belajar ranah psikomotor diperoleh

tipe The Learning Cell, Pertemuan ketiga

prosentase sebesar 83,9%. Artinya capaian

melanjutkan

evaluasi

prosentase hasil belajar peserta didik baik

pembelajaran untuk mengukur hasil belajar

dari psikomotor pada Siklus I sudah berada

peserta

di atas Indikator yang telah ditargetkan

presentasi

didik.

dan

Penerapan

model

pembelajaran Kooperatif tipe The Learning

yaitu

Cell

peningkatan hasil belajar peserta didik dari

ini

menggunakan

media

video,

80%.

Sedangkan

prosentase

disajikan film pendek tentang perilaku

ranah

menyimpang. Pada Siklus I yang telah

indikator yang telah ditargetkan yaitu 80%,

dilaksanakan, diperoleh peningkatan hasil
belajar ranah kognitif jika dibandingkan

afektif

masih

berada

dibawah

dan hasil belajar ranah kognitif belum
mencapai target 85.

Pelaksanaan Siklus II juga dilakukan
dalam tiga kali pertemuan sama seperti

Hasil belajar peserta didik pada siklus

Siklus I. Berdasarkan hasil refleksi yang

I ini sudah mengalami kemajuan walaupun

dilakukan peneliti dengan guru, penerapan

2 ranah hasil belajar belum mencapai

The

target, hanya satu ranah yang mencapai

memutuskan untuk menambahnya dengan

target yaitu psikomor. Hal ini disebabkan

sesi presentasi, karena pada siklus I sesi

karena beberapa hal diantaranya kurangnya

presentasi belum ada. Dengan adanya

antusiasme peserta didik saat pelaksanaan

presentasi maka siswa akan lebih aktif

model

The

Learning

berlangsungnya

Cell.

kegiatan

Dalam

Learning

dalam

Cell

pada

pembelajaran

siklus

dan

II

akan

pembelajaran

menimbulkan keberanian siswa dalam

menggunakan The Learning Cell belum

bertanya. Kemudian pembelajaran pada

keseluruhan peserta didik berperan aktif

Siklus II ini berlangsung lebih kondusif

dalam kegiatan tersebut. Nampak 4 peserta

dibandingkan saat pelaksanaan Siklus I.

didik tidak mengikuti proses diskusi secara

Peran serta peserta didik dalam kegiatan

aktif. Sehingga, peserta didik yang aktif

pembelajaran melalui The Learning Cell

dalam kegiatan diskusi saja yang mampu

lebih meningkat karena hampir seluruh

memahami materi pembelajaran. Selain itu,

peserta didik turut aktif dalam kegiatan

saat guru menjelaskan materi didepan kelas

diskusi. Setelah dilaksanakan tes evaluasi

masih banyak peserta di kelas yang tidak

pembelajaran diakhir pertemuan diperoleh

memperhatikan guru. Mereka malah asik

rata-rata hasil belajar ranah kognitif sebesar

mengobrol dengan teman maupun bermain

86,53. Hasil belajar ranah kognitif sudah

handphone.

berada

Sehingga

mereka

tidak

diatas

indikator

yang

telah

memahami materi yang telah disampaikan

ditargetkan rata-rata sebesar 85. Pada

guru.

yang

Siklus II, prosentase peserta didik adalah

mendasari hasil belajar peserta didik yang

sebesar 92% atau sekitar 33 peserta didik

masih kurang. Dengan demikian, untuk

telah berhasil mencapai nilai diatas KKM

memperbaiki proses dan hasil belajar

dan terdapat 3 peserta didik atau 8% yang

peserta didik, guru dan peneliti melakukan

masih mendapat nilai dibawah KKM.

Permasalahan

tersebut

refleksi berdasarkan hasil dari Siklus I
tersebut. Guru dan Peneliti melaksanakan
Siklus II sebagai langkah perbaikan dari
Siklus I.

Tabel 3. Hasil belajar Sosiologi Peserta
didik pada Siklus 2
Kriteria

Pratindakan

Jml Siswa

Prosentase

pelajaran Sosiologi peserta didik kelas X

Tuntas

20

55,56%

IIS 2 SMA Negeri Gondangrejo tahun

Tidak

16

44,44%

pelajaran 2016/2017.

36

100%

Simpulan dan Saran

Tuntas
Total

Kemudian hasil belajar ranah afektif

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

diperoleh peningkatan rata-rata prosentase

pada siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri

Siklus I sebesar 78% menjadi 85% pada

Gondangrejo Tahun Pelajaran 2016/ 2017

Siklus II. Kemudian hasil belajar ranah

dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing

psikomotor diperoleh peningkatan rata-rata

siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Setiap

prosentase tiap aspek yaitu dari Siklus I

siklus memiliki 4 tahap penelitian antara

84% dan Siklus II menjadi 92%.

lain, perencanaan, observasi, evaluasi, dan

Dari keseluruhan hasil penelitian di

refleksi

tindakan.

Berdasarkan

hasil

atas menunjukkan bahwa hasil belajar

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

peserta didik kelas X IIS 2 SMA Negeri

telah dilakukan dengan penerapan model

Gondangrejo mata pelajaran Sosiologi pada

pembelajaran kooperatif tipe The Learning

Tahap Pratindakan, Siklus I dan Siklus II.

Cell pada jenis materi dan dengan tuntutan

Baik dari ranah kognitif, afektif dan

siswa, maka dapat ditarik simpulan sebagai

psikomor mengalami peningkatan dan telah

berikut:

memenuhi indikor capaian minimal sebesar

1. Penerapan

model

pembelajaran

80%. Peningkatan tersebut sesuai dengan

kooperatif tipe The Learning Cell dapat

teori yang dijelaskan oleh Mulyasa(2006:

meningkatkan hasil belajar(kognitif)

101)

yang menyatakan bahwa suatu

siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri

pembelajaran dapat dinyatakan berhasil

Gondangrejo tahun pelajaran 2016/

apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

2017. Hal ini dibuktikan dengan adanya

sebagian besar siswa terlibat secara aktif,

peningkatan yang terjadi pada nilai

baik fisik, mental maupun sosial dalam

siswa yang pada pratindakan nilai rata-

proses pembelajaran.

rata 68,6, dengan prosentase siswa yang

Berdasarkan pembahasan yang telah
disampaikan
disimpulkan

di
bahwa

atas

maka

dapat

penerapan

model

tuntas

mencapai

KKM

55,6%.

kemudian pada siklus I nilai rata-rata
meningkat

menjadi

79,3,

dengan

pembelajaran Kooperatif tipe The Learning

prosentase siswa yang tuntas mencapai

Cell dapat meningkatkan hasil belajar mata

KKM 86,1%. Dan selanjutnya pada

siklus II nilai rata-rata siswa kembali
meningkat

menjadi

dengan

a. Siswa hendaknya mampu

prosentase siswa yang tuntas mencapai

menyesuaikan diri dengan

KKM 91,6%.

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

2. Penerapan

model

86,5

1. Bagi Siswa

pembelajaran

kooperatif tipe The Learning Cell dapat
meningkatkan

hasil

belajar(afektif)

The

Learning Cell.
b. Siswa

hendaknya

tidak

siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri

tergantung pada materi yang

Gondangrejo tahun pelajaran 2016/

diberikan oleh guru saja,

2017. Hasil belajar afektif mengalami

tetapi lebih aktif mencari

kenaikan pada siklus I ke siklus II

informasi

sebesar 7%, yaitu dari hasil belajar

sumber-sumber

afektif siswa pada siklus I rata-rata

sehingga akan menambah

sebesar 78% mengalami peningkatan

wawasan

pada siklus II menjadi 85%.

menyelesaikan

3. Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif tipe The Learning Cell dapat
meningkatkan

hasil

materi

dari
lain

siswa

dalam

permasalahan pembelajaran
yang dihadapi.
c. Dalam

penerapan

model

belajar(psikomotor) siswa kelas X IIS 2

pembelajaran The Learning

SMA

Cell

Negeri

Gondangrejo

tahun

hendaknya

pelajaran 2016/ 2017. Hasil belajar

berpartisipasi aktif dan mau

psikomotor mengalami kenaikan pada

bekerjasama

siklus I ke siklus II sebesar 7,7%, yaitu

anggota

dari hasil belajar psikomor siswa pada

kelompok

siklus

I

rata-rata

sebesar

83,9%

mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 91,6%.
Berdasarkan penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat
peneliti sampaikan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan, antara lain sebagai
berikut:

dengan
lain

dalam

2. Bagi Guru
a. Guru

hendaknya

memilih

dan

mengembangkan
pembelajaran

dapat

yang

model
tepat

dalam proses pembelajaran
sesuai dengan materi ajar
dan

karakteristik

sehingga

siswa
tujuan

pembelajaran dapat tercapai

upaya

dengan baik.

pembelajaran

b. Guru hendaknya lebih tegas

proses

sehingga
pembelajaran

dalam pengondisian siswa

berlangsung secara efektif

saaat

pembelajaran

dan optimal serta masalah-

dan

masalah pembelajaran dapat

berlangsung
meningkatkan

manajemen

teratasi.

waktu.

b. Sekolah

c. Guru hendaknya melakukan

hendaknya

senantiasa mendorong guru

pendekatan kepada siswa

agar

agar

mengembangkan

komunikasi

berlangsung
arah,

secara

sehingga

pembelajaran

dua

menerapkan

pembelajaran

dan
model

yang

tepat

proses

disesuaikan dengan materi

berlangsung

ajar dan karakteristik siswa.

efektif, dan tidak hanya

c. Sekolah

berpusat pada guru.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah

hendaknya

hendaknya

menambah

fasilitas

pendukung

pembelajaran

seperti LCD, buku literatur

senantiasa mendorong guru

K13

untuk melakukan penelitian

bermanfaat

tindakan

pembelajaran sosiologi.

kelas

sebagai

dll,

karena

dapat
saat

Crossword Puzzle Terhadap Hasil

Daftar Pustaka
Arikunto,

perbaikan

Belajar Biologi Siswa Kelas X

Prosedur

S.(2006).

MAN Lubuklinggau Tahun Ajaran

Penelitian.Jakarta:rhineka Cipta

2015/2016

(Versi

Elektronik).

Basuki, Rochani dan Maharromiyati. (2009).
Sosiologi.
Surakarta:
Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS
Surakarta.

(2), 1-14. Diperoleh pada 20

Dimyati & Mudhiono. (2006). Belajar dan

http://mahasiswa.mipastkipllg.com/

Pembelajaran.

Jakarta:

Februari

Rineka

Cipta

Learning

Cell

Disertai

2017,

dari

index.php/ /article/view/5693/3989

Huda,

Febriyanti, D. (2015). Pengaruh Strategi
The

Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 7

Miftahul. (2013). Cooperative
Learning Metode, Teknik, struktur,
dan model terapan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Isjoni. (2009). Cooperative Learning:
“Efektifitas
Pembelajaran
Kelompok”. Bandung: Alfabeta.

Soerjono Soekanto. (2007). Sosiologi Suatu
Pengantar.

The

learning

Cell

Prosos

pendekatan Scientific pada mata

2

Bojonegoro

Elektronik).

Jurnal

Sugiyanto.

dari
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/
index.ptb/article/view/11885/1546
0
(2013).

(2009).Model-Model

Raja Grafindo Persada

Penelitian

Diperoleh pada 20 Februari 2017,

Abdul.

Strategi

Sunarto, Kamanto. (2000). Pengantar
Sosiologi – Edisi Kedua. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative
Learning: “Teori dan Aplikasi
Paikem”. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suyadi.

(2010).Panduan

Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

tindakan

Rosdakarya.

Divapress

Mulyasa, H. E. (2009). Praktik Penelitian
Tindakan

Kelas.

Remaja Rosdakarya.

Bandung:

Pembelajaran Inovatif. Jakarta : PT

(Versi

Tindakan Kelas, 7 (2), 1-14.

Majid,

mengajar.

Remaja Rosda Karya

belajar siswa kelas XI Geomatika
SMK

Raja

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil

dengan

pelajaran Surveying terhadap hasil

PT

Grafindo

Luthfi, D.A. (2015). Penerapan model
pembelajaran Kooperatif metode

Jakarta:

Bandung:

PT

Zaini,

H.,dkk.

kelas.

(2008).

Penelitian
Jogyakarta:

Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan madani

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aulia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10270 21863 1 SM

0 0 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | UTAMA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5986 12776 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | RahsyaPutra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6967 14692 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Putri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10110 21507 1 SM

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Istiqomah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10123 21529 1 SM

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Nasta'in | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10124 21531 1 SM

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Yudha | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10506 22357 1 SM

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 17