Pengaruh pemberian minyak kelapa virgin terhadap sekresi air susu ibu dan pemeriksaan asam lemak rantai sedang.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Buah kelapa sering digunakan sebagai bumbu masak, diantaranya dibuat
sebagai santan dan minyak goreng. Cara penyajiannyapun beragam ada yang
disajikan sebagai campuran sayur, maupun minuman. Salah satu produk olahan
kelapa adalah minyak kelapa virgin (Virgin Coconut Oil, VCO) atau yang sering
dikenal dengan sebutan minyak kelapa murni, aman dikonsumsi dan memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Mutu VCO ditentukan dari asam lemak rantai sedang
(Mediun Chain Fatty Acid, MCFA) yang terkandung di dalamnya yaitu: asam
kaprilat (C8:0) 4,60-10,00%, asam kaprat (C10:0) 5,00-8,00% dan asam laurat
(C12:0) 45,10-53,20%. Kandungan asam lemak rantai sedang di dalam VCO
dipengaruhi oleh varietas kelapa, tempat tumbuh dan teknologi proses
pembuatannya (Sari, 2009; SNI, 2008; Sutarmi dan Rozaline, 2006).
Minyak kelapa virgin mempunyai kemampuan untuk mencegah beberapa
jenis penyakit diantaranya, kanker, jantung, hipertensi, stroke dan atherosclerosis,
menurunkan kadar kolesterol, mematikan beberapa jenis virus, bakteri, jamur dan
ragi serta membantu melindungi tubuh dari radikal berbahaya. Selain itu, VCO
juga digunakan sebagai ethonomedicine yaitu suatu tindakan pengobatan untuk
masalah usus dan tukak lambung (Darmoyuwono, 2006). Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Rahma (2005), disimpulkan bahwa lama diare pada anak dapat
diperpendek atau dihentikan dengan mengkonsumsi VCO. Minyak kelapa virgin
juga telah digunakan secara tradisional sebagai kosmetik untuk kecantikan,

Universitas Sumatera Utara

menutrisi kulit dan melembabkan kulit yang kering, serta membantu dalam
mempercepat pergantian sel-sel kulit mati sehingga mempercepat penyembuhan
luka kecil atau jika terjadi peradangan pada kulit seperti jerawat (Enig, 2010;
Setiaji dan Surip, 2006; Syah, 2005).
Konsumsi VCO oleh wanita hamil dan wanita menyusui memberikan efek
positif bagi ibu dan bayinya. Wibowo (2005) menyatakan bahwa mengkonsumsi
VCO dapat melancarkan proses kelahiran pada ibu hamil dan menambah Air Susu
Ibu (ASI) pada ibu menyusui. Dengan mengkonsumsi VCO, akan dihasilkan ASI
dengan komposisi asam lemak rantai sedang yang lebih banyak sehingga dapat
membantu penyerapan zat gizi, fungsi pencernaan, mengatur kadar gula darah dan
melindungi

bayi


dari

mikroorganisme

pengganggu.

Sebagai

contoh,

mengkonsumsi tiga setengah sendok makan (52,5 mL) VCO satu kali sehari dapat
meningkatkan komposisi asam laurat di dalam ASI sebesar 3,90-9,60% setelah 14
jam, bila dikonsumsi secara terus menerus selama menyusui, kandungan asam
lemak rantai sedangnya akan semakin meningkat (Subroto, 2006).
Air susu ibu sangat sesuai untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala
hal, antara lain: karbohidrat di dalam ASI berupa laktosa, jumlah lemaknya sesuai
dengan kebutuhan menurut usia bayi, protein utamanya berupa lactalbumin yang
mudah dicerna, banyak mengandung vitamin dan mineral, rasio kalsium-fosfat
(2:1) merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium serta mengandung
zat antiinfeksi (Arisman, 2004).

Mitoulas, et al. (2003) dalam penelitiannya terhadap volume ASI,
diketahui bahwa volume ASI dari kelenjar mammae sebelah kanan lebih banyak
dibanding kelenjar mammae sebelah kiri. Sedangkan komposisi asam lemak

Universitas Sumatera Utara

antara kelenjar mammae sebelah kanan dan kiri tidak terdapat perbedaan yang
nyata. Silberstein, et al. (2013) dalam penelitiannya terhadap dua populasi ibu-ibu
menyusui di Negara Israel diketahui bahwa perbedaan komposisi asam lemak
yang terdapat di dalam ASI ibu-ibu menyusui di dua populasi tersebut bukan
disebabkan oleh faktor genetik, tetapi disebabkan oleh perbedaan di dalam diet.
Pada bayi, usia tiga bulan pertama merupakan masa pertambahan berat
badan yang paling cepat yaitu 25-30 g/hari, selanjutnya menurun menjadi 20, 15,
dan 10 g/hari pada setiap enam bulan berikutnya (Nasar, 2000). Menurut
penelitian Michaelsen, et al. (1994), ada korelasi positif antara berat badan bayi
dengan konsumsi ASI. Pada bayi yang hanya mendapatkan ASI yaitu masa
menyusui ekslusif (0-6 bulan pertama), kebutuhan nutrisi untuk kenaikan berat
badan yang optimal bisa dipenuhi hanya dari ASI, jadi dengan menyusui akan
menghasilkan pertumbuhan bayi yang memuaskan bila produksi ASI cukup.
Produksi ASI dinyatakan cukup bila jumlah dan komposisi ASI sesuai

dengan kebutuhan bayi. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2002)
pertambahan berat badan 90% yang diharapkan berdasarkan usia bayi dapat
tercapai dengan hanya memberikan ASI kepada bayi. Marin, et al. (1984),
mengemukakan bahwa pada ibu-ibu menyusui di Brazil yang berpenghasilaan
rendah (US $30) masih mampu memproduksi ASI dengan kandungan energi yang
cukup untuk kebutuhan kenaikan berat badan bayinya, asalkan hanya ASI saja
yang diberikan selama enam bulan pertama.
Jensen, et al. (1986) dalam penelitiannya terhadap 20 bayi yang diberi
formula dengan komposisi asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai
panjang, diketahui bahwa formula dengan komposisi asam lemak rantai sedang

Universitas Sumatera Utara

diserap lebih baik sebanyak 95,20% dibanding asam lemak rantai panjang
sebanyak 89,90%. Tantibhedyangkul and Hasyim, (1978) menyimpulkan bahwa,
bayi prematur yang diberi formula asam lemak rantai sedang sebanyak 80% dapat
menyerap kalsium dan magnesium lebih baik dibanding asam lemak rantai
panjang.
Melihat banyaknya keuntungan pemberian ASI kepada bayi, sebaiknya
para ibu harus berpikir ulang untuk memberikan makanan selain ASI kepada bayi

mereka. Namun pada kenyataannya, banyak ibu yang masih tidak memberikan
ASI kepada bayinya. Penyebab ibu memberikan makanan selain ASI kepada bayi
diantaranya: ibu beranggapan ASI yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayinya, bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri, ibu takut
badannya tetap menjadi gemuk dan lain sebagainya (Roesli, 2005).
Sekarang ini cukup banyak usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan ASI
dengan mengkonsumsi bahan makanan yang merupakan kebiasaan turun-temurun
masyarakat Indonesia. Bahan makanan yang diduga dapat melancarkan atau
meningkatkan produksi ASI, misalnya daun katu (Sauropus androgynus (L).Merr)
yang telah diteliti oleh Sa’roni, dkk. (2004), Suharmiati, dkk. (1997) dan Yasril
(1997); daun papaya (Carica papaya, L) oleh Tjahjadi (1989); daun jinten
(Coleus amboinicus, L) oleh Silitonga (1993) dan Santosa (2001) dan ekstrak
daun turi oleh Widiyati (2009).
Agar pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal tercapai,
diperlukan ASI yang memenuhi kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Untuk
mencapai kualitas dan kuantitas ASI yang baik maka ibu harus memperhatikan

Universitas Sumatera Utara

kesehatan


serta

meningkatkan

dan

memperbaiki

mutu

makanan

yang

dikonsumsinya.
Berdasarkan uraian di atas sebagai pertimbangan dilakukan penelitian
tentang pengaruh pemberian VCO terhadap sekresi ASI, kemudian dilakukan
pemeriksaan terhadap komposisi asam lemak rantai sedang meliputi: asam
kaprilat, kaprat dan laurat dengan menggunakan metode kromatografi gas (Gas

Chromatography, GC), serta dilakukan

pengamatan terhadap pertumbuhan

antropometri bayi meliputi: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. Untuk
pengamatan terhadap tingkat konsumsi zat gizi dilakukan dengan menggunakan
Program Nutriclin Kemkes RI versi 03.
1.2 Kerangka pikir penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 20 orang ibu menyusui dan bayinya, dibagi ke
dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (A) yang hanya mengkonsumsi menu
harian dan kelompok perlakuan (B) yang mengkonsumsi menu harian ditambah
dengan pemberian VCO tiga kali sehari satu sendok makan. Pengamatan terhadap
penelitian ini dilakukan setiap minggu selama 5 minggu meliputi: pengumpulan
dan pengukuran volume ASI,

analisis komposisi asam lemak rantai sedang

dengan metode kromatografi gas, pengukuran antropometri bayi serta penilaian
terhadap konsumsi zat gizi harian ibu. Kerangka pikiran dan kerangka penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan 1.2.


Universitas Sumatera Utara

Variabel bebas

Variabel terikat
Volume Sekresi
ASI

Tanpa Pemberian
VCO
ASI

Komposisi asam
lemak rantai
sedang (asam
kaprilat, kaprat
dan laurat) (%)

Ibu

menyusui

Dengan pemberian
VCO

BAYI

Antropometri:
Berat badan (g)
Panjang badan (cm)
Lingkar kepala (cm)

Gambar 1.1 Kerangka pikiran

Universitas Sumatera Utara

Ibu menyusui
dan Bayi

Kelompok A


Kelompok B

Dilakukan pengamatan
Pada minggu I s/d
minggu V

Pengukuran sekresi
volume ASI

Selama penelitian
(35 hari)
dicatat menu harian
yang dikonsumsi
Pengumpulan sampel
ASI sebanyak 5 mL

Ditimbang berat badan
bayi sebelum dan setelah
menyusui

Volume ASI
(mL)

Pengukuran
antropometri bayi

Pengumpulan
catatan menu harian

Disimpan pada suhu -80 oC
sampai dilakukan analisis
menggunakan kromatografi gas

Asam kaprilat, kaprat dan
laurat (%)

Berat badan (gram)
Panjang badan (cm)
Lingkar kepala (cm)

Tingkat konsumsi zat
gizi dalam menu
harian

Keterangan: kelompok B, sama dengan kelompok A, ditambah dengan pemberian VCO tiga kali sehari satu sendok makan mulai
minggu II sampai minggu IV.
Gambar 1.2 Kerangka penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.3 Perumusan masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat meningkatkan
volume ASI?
2. Apakah pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat meningkatkan
komposisi asam lemak rantai sedang di dalam ASI?
3. Apakah

pemberian

VCO

kepada

ibu

menyusui

dapat

memacu

pertumbuhan antropometri bayi?
1.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat meningkatkan volume ASI.
2. Pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat meningkatkan komposisi
asam lemak rantai sedang di dalam ASI.
3. Pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat memacu pertumbuhan
antropometri bayi.
1.5 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat
meningkatkan sekresi ASI.
2. Untuk mengetahui apakah pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat
meningkatkan komposisi asam lemak rantai sedang di dalam ASI.
3. Untuk mengetahui apakah pemberian VCO kepada ibu menyusui dapat
memacu pertumbuhan antropometri bayi.
1.6 Manfaat penelitian

Universitas Sumatera Utara

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang
pemberian VCO kepada ibu menyusui untuk meningkatkan sekresi ASI,
meningkatkan komposisi asam lemak rantai sedang di dalam ASI, serta sebagai
pemacu pertumbuhan antropometri bayi.

Universitas Sumatera Utara