Tinjauan Hukum Tentang Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa (Studi pada PT. AIA Cabang Medan) Chapter III V

66

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA
A. Pengertian dan Dasar Hukum
Asuransi jiwa berhubungan terutama dengan resiko kematian (death). maupun
risiko apabila seseorang hidup terlalu lama atau tetap hidup setelah jangka waktu
pertanggungan. Asuransi jiwa memberikan jaminan atas “death benefit” dan atau
“life benefit”. Beberapa tipe resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi jiwa
mencakup kematian, asuransi kecelakaan diri (personal accident insurance) atau
cacat dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan.84 Kematian
tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga
tertentu. Resiko yang timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur
waktu (time), oleh karena sulit mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.
Untuk memperkecil resiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan
jiwa.85
Pada asuransi jiwa peristiwa yang tak tentu terjadi, bila kematian dalam
tenggang waktu yang lebih singkat daripada waktu yang di sebutkan dalam polis.
Pada asuransi jiwa jumlah uang ganti kerugian telah ditetapkan terlebih dahulu
Pasal 305 KUHD.86 Premi dalam asuransi jiwa itu dibayar oleh tertanggung secara

periodik di dalam tenggang waktu bertahun-tahun lamanya, dan akan menerima
atau menimbulkan hak atas pembayaran sejumlah uang pada dirinya atau ahli

84

Hadi, Setia Tunggal, Dasar-Dasar Asuransi, Harvarindo, Jakarta, 2005, hal 69.
H.Abbas, Salim, edisi revisi ke 2, Asuransi dan Manjemen Resiko, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 1991, hal 25-26.
86
Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut, 2004, Op. Cit, hal 262-263.
85

66

Universitas Sumatera Utara

67

waris secara sekaligus dari penanggung termasu dalam asuransi sejumlah uang.87
Ide dasar cara kerja Asuransi Jiwa adalah “sebuah risiko (kemungkinan timbulnya

kerugian atau kerusakan) tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut
dapat diminimalisir.” Umpamanya jaminan untuk keturunan (dependents),
sesorang bapak kalau dia menggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba,
maka si anak tidak akan terlantar dalam hidupnya. Bisa juga terjadio terhadap
seseorang yang telah mencapai umur ketuaannya (old age) dan tidak mampu
untuk mencari nafkah atau membiayai anak-anaknya, maka membeli asuransi jiwa
resiko yang mungkin diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat
penghasilan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Ternyata disini, tujuan
utama ialah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugiankerugian finansial. Di bawah ini dapat kita lihat betapa pentingnya peranan serta
tujuan asuransi jiwa tersebut yakni:
a. Dari segi masyarakat umumnya (sosial), asuransi jiwa bisa memberikan
keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu atau masyarakat, yaitu
sebagai berikut:
1) Menenteramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi
jaminan penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga terkena
musibah yang menyebabkan meninggal dunia.
2) Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat
untuk menabung (saving). Pada umumnya pendapatan per kapita dari
masyarakat masih sangat rendah, oleh karena itu, dalam praktik terlihat


87

Ibid, hal 264-265.

Universitas Sumatera Utara

68

bahwa keinginan masyarakat untuk membeli asuransi jiwa sedikit
sekali.
3) Sebagai sumber penghasilan (earning power). Ini dapat kita lihat pada
negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan “kunci”
dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan dimana ia
bekerja. Tujuan lain asuransi jiwa ialah, untuk menjamin pengobatan
dan menjamin kepada keturunan andaikata yang mengasuransikan
tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya (beasiswa / pendidikan).
Yang banyak kita temui dalam praktik ialah, pertanggungan untuk
risiko kematian, sedangkan pertanggungan selebihnya belum begitu
maju pesat.
b. Dari segi pemerintah / publik. Perusahaan asuransi jiwa di negara kita

yang besar operasinya, umumnya kepunyaan pemerintah. Disini kita
hubungkan dengan peraturan pemerintah, yaitu UU No. 19/1960 mengenai
pembagian antara perusahaan-perusahaan negara. Pembagian kegiatan
seperti tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut:
1) Sektor produksi (perusahaan industri negara, perusahaan perkebunan
negara, dan perusahaan pertambangan negara).
2) Sektor marketing (perusahaan niaga).
3) Sektor pemberian fasilitas (perusahaan-perusahaan asuransi negara,
bank pemerintah, dan perusahaan pelayanan milik negara lainnya).88

88

H.Abbas, Salim, edisi revisi ke 2, 1991, Op. Cit., hal 26-27.

Universitas Sumatera Utara

69

Dasar Asuransi Jiwa :
A. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014

Ketentuan Umum Pasal 1 Undang- Undang No. 40 Tahun 2014 telah
melingkupi asuransi kerugian sekaligus juga asuransi jiwa, yang menyebutkan
bahwa Asuransi merupakan perjanjian diantara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan untuk :
a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertaggung / pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut; atau
b) memberikan

pembayaran

dengan

acuan

pada


meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidup si
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Pasal 1 ayat (6) Usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan
jasa penanggulangan resiko yang memberikan resiko yang pembayaran kepada
pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung
meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis,
tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam
perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarakan pada hasil
pengelolahan dana.

Universitas Sumatera Utara

70

B. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)89
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302 sampai
pasal 308 KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh) pasal. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasal pun

yang memuat rumusan definisi asuransi jiwa. Selanjutnya, dalam Pasal 303
KUHD yaitu orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan
tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya itu.
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat
mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk
kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama
jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Sehubungan dengan uraian pasal-pasal perundang-undangan di atas,
Purwosutjipto memperjelas lagi pengertian asuransi jiwa dengan mengemukakan
definisi yaitu pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup
(pengambil) asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil)
asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi
kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dan
meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu
jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi
sebagai penikmatnya.
Buku I bab X diatur tentang beberapa jenis Asuransi yaitu Asuransi terhadap
bahaya kebakaran, Asuransi terhadap bahaya-bahaya yang mengancam hasil-hasil
pertanian yang belum dipanen dan tentang Asuransi Jiwa.


89

Abdulkadir Muhammad. 2006. Op. Cit., hal 1993-196.

Universitas Sumatera Utara

71

C. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
Perjanjian Asuransi tidak termasuk perjanjian yang secara khusus diatur
dalam KUHPerdata, tetapi pengaturannya dalam KUHD. Walaupun demikian
berdasarkan Pasal 1 KUHD ketentuan umum perjanjian dalam KUHPerdata dapat
berlaku pula bagi perjanjian Asuransi untuk kepentingan pemegang polis yang
terdapat beberapa ketentuan dalam KUHPerdata yang perlu diperhatikan.
Ketentuan yang dimaksud antara lain:
a. Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa, suatu perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu, orang lain atau lebih.
b. Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur mengenai syarat sahnya perjanjian

yaitu:
a. sepakat mereka yang mengikat diri
b. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
c. suatu hal tertentu
d. suatu sebab yang halal
c. Pasal 1318 KUHPerdata yang mengenai ahli waris dari pemegang polis /
tertanggung dalam perjanjian asuransi yang mempunyai hak untuk
dilaksanakan prestasi dari perjanjian tersebut.
d. Untuk mencegah penanggung menambah syarat-syarat lainnya dalam
memberikan ganti rugi atau sejumlah uang, maka sebaiknya pemegang
polis memperhatikan ketentuan Pasal 1253 sampai dengan Pasal 1262
KUHPerdata.
e. Pasal 1338 KUHPerdata ayat (1) yang menyatakan bahwa “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya”. Oleh karena itu pemegang polis dan

Universitas Sumatera Utara

72


penanggung terikat untuk memenuhi perjanjian yang telah dibuatnya.
Selanjutnya pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata berbunyi “perjanjianperjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh Undang-undang
dinyatakan cukup untuk itu.”
Dengan demikian apabila misalnya pemegang polis terlambat
membayar premi, maka penanggung tidak secara sepihak menyatakan
perjanjian Asuransi batal. Dilain pihak pemegang polis pun demikian pula.
Pasal 1338 KUHPerdata ayat (3) yang menegaskan bahwa perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
f. Pasal 1339 KUHPerdata yang melahirkan asas kepatuhan berkaitan
dengan ketentuan mengenai isi perjanjian. Pasal 1339 KUHPerdata yang
menyatakan sebagai berikut “suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala
sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan, atau undang-undang”.
g. Pasal 1342 sampai dengan pasal 1351 KUHPerdata yang mengenai
penafsiran perjanjian harus diperhatikan pula oleh para pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi.
h. Pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melanggar hukum dapat juga
dipergunakan


oleh

pemegang

polis

apabila

dapat

membuktikan

penanggung telah melakukan perbuatan yang merugikannya.

Universitas Sumatera Utara

73

B. Bentuk Polis Asuransi Jiwa AIA
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan
secara tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal
304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
b. Nama tertanggung;
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan;
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi. 90
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi
sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD).
a. Hari diadakan asuransi
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini
penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui
pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib
membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau
apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima
sejumlah uang santunan atau pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung,
dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang
berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh
tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum dalam polis. Penikmat
berkedudukan sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.

90

Muhammad Abdulkadir, 2006, Op. Cit., hal 196-198.

Universitas Sumatera Utara

74

c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan.
Jiwa tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa
bagi asuransi Jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak
berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui wujud badannya. Orang yang punya
badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik sebagai pihak
tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu
harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang
jiwanya diasuransikan itu berlainan.
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku
asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung,
misalnya mulai tanggal 26 Oktober 2015 sampai tanggal 26 Oktober 2025, apabila
dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban
membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai
penikmat (beneficiary).
e. Jumlah Asuransi
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat
diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada
tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi
evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan syaratsyarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung

Universitas Sumatera Utara

75

dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan
asas keseimbangan alam.asuransi jiwa dikesampingkan.
f. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama
asuransi berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah
asuransi yang disetujui oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi.
Polis Asuransi Jiwa AIA Berupa dalam buku berisi :
1. Lembaran pertama berisi nomor polis, nama lengkap pemegang polis, dan
tanda tangan presiden direktur.
2. Lembaran ketiga berisi tanggal mulainya berlaku polis, tanggal
berakhirnya polis, tanggal pembayaran premi, masa pembayaran premi,
periode pembayaran (secara bulanan, tahunan, semester, triwun), dan
nama yang ditunjuk menelima persentase manfaat meninggal.
3. Lembaran keempat berisi jumlah premi, asuransi dasar baik jumlah uang
pertanggungan asuransi (manfaat meninggal) dan jumlah uang investasi
(manfaat investasi), asuransi tambahan baik pilihan rawat inap, perawatan
sesuai kebutuhan misalnya Waiver of Premium (TPD+CI) yaitu manfaat
apabila terdeteksi penyakit sesuai lampiran ketentuan tersebut, maka akan
mendapatkan perlindungan.
4. Ketentuan umum polis AIA Family Protection
5. Fotocopy surat pengajuan asuransi / Formulir aplikasi.91

91

Polis Asuransi jiwa AIA hal 1- 26.

Universitas Sumatera Utara

76

C. Berakhirnya Perjanjian Asuransi Jiwa
Apabila asuransi jiwa berakhir setelah tenggang waktu yang ditentukan,
sedangkan orang yang bersangkutan masih hidup, maka asuransi ini pada
akhirnya sama atau serupa dengan suatu penabungan uang belaka. Hanya saja
uang yang ditabung/investasi yang dibayarkan pada akhir tenggang waktu tersebut
biasanya jumlahnya kurang dari jumlah premi yang telah dibayarkan. Ada
beberapa hal yang menyebabkan berakhirnya perjanjian asuransi jiwa, antara lain
sebagai berikut:92
1. Karena Terjadi Evenemen
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban
penanggung adalah meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah
diadakan asuransi jiwa antara tertanggung dan penanggung. Apabila dalam jangka
waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung, maka
penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi
pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan
sejak meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian,
suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masingmasing pihak telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa adalah perjanjian,

maka

asuransi jiwa berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat
dan meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak
terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.

92

Tuti Rastuti, cetak Pertama, 2011, Op. Cit., hal 87-90.

Universitas Sumatera Utara

77

2. Karena Jangka Waktu Berakhir
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung
itu terjadi bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka
waktu berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko
penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa
penanggung akan mengembalikan sejumlah uang kepada tertanggung apabila
sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen.
3. Karena Asuransi Gugur
Menurut ketentuan Pasal 306 KUHD: “Apabila orang yang diasuransikan
jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah meninggal, maka asuransinya
gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut, kecuali jika
diperjanjikan lain”,
Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn lain” memberi
peluang kepada pihak-pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari ketentuan
pasal ini, misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan sah asalkan
tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu. Apablia
asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah dibayar karena
penanggung tidak menjalani risiko? Hal ini pun diserahkan kepada pihak-pihak
untuk memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD ini mengatur asuransi jiwa untuk
kepentingan pihak ketiga.
Dalam Pasal 307 KUHD ditentukan: “Apabila orang yang mengasuransikan
jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati, maka asuransi jiwa itu gugur”.
Apakah masih dimungkinkan penyimpangan pasal ini?. Menurut Purwosutjipto,
penyimpangan dari ketentuan ini masih mungkin, sebab kebanyakan asuransi jiwa
ditutup dengan sebuah klausul yang membolehkan penanggung melakukan

Universitas Sumatera Utara

78

prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan badan tertanggung asalkan
peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2 (dua) tahun sejak diadakan asuransi.
Penyimpangan ini akan menjadikan asuransi jiwa lebih supel lagi.
4. Karena Asuransi Dibatalkan93
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu
berakhir. Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan
pembayaran premi sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung
sendiri. Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar
ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan
sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan
setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan),
bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa didasarkan pada
perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak
yang dicantumkan dalam polis
Di negara – negara maju seperti Amerika dan berbagai negara di belahan
Eropa, mayoritas penduduknya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya
peranan asuransi sehingga tanpa harus ditawari pun mereka akan mencari sendiri
produk asuransi yang cocok bagi mereka. Sebaliknya, di negara – negara
berkembang seperti Indonesia, kesadaran orang mengenai pentingnya asuransi
belum terlalu diutamakan. Karena itu, dalam modul ini kita akan membahas
pengertian asuransi itu sendiri dan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan
memiliki asuransi.
Contoh pihak yang memiliki insurable interest adalah sebagai berikut:94
a. Orang Tua dan Anak. Kedua belah pihak memiliki insurable interest
karena adanya hubungan darah,

93
94

Muhammad, Abdulkadir, 2006, Op., hal 203.
http://makalahasuransijiwa-maya.blogspot.com diakses pada tanggal 24 September 2015.

Universitas Sumatera Utara

79

b.

Suami dan Istri. Keduanya memiliki insurable interest karena mereka
berdua terikat dalam suatu hubungan pernikahan yang sah menurut hukum
yang berlaku.

Untuk mendapaatkan uang pertanggungan dari asuransi jiwa ada dua macam :
1. Jika tertanggung meninggal dunia
a) Ahli waris harus menunjukan polis yang bersangkutan;
b) Surat keterangan dari pamong praja;
c) Surat keterangan dokter yang memeriksa jenazah tertanggung yang
menyebutkan sebab-sebab meninggalnya tertanggung; dan
d) Kuitansi yang sah dari pembayaran premi yang terakhir.
2. Jika tertanggung masih hidup
a) Tertanggung harus menunjukan polis yang bersangkuatan ;
b) Surat pengenal diri dari pemgang polis, dan
c) Kuitansi yang sah dari pembayaran premi terakhir.
Sebagian orang menganggap bahwa membayar premi sama dengan
membuang uang dengan sia – sia karena tidak terlihat manfaatnya secara nyata.
Sebenarnya anggapan itu salah total karena sebenarnya manfaat uang
pertanggungan yang akan diterima jauh lebih besar daripada jumlah premi yang
dibayarkan
Polis secara otomatis akan berakhir dalam hal:
a. Tertanggung meninggal dalam masa asuransi;
b. Tertanggung mencapai umur 99 tahun (Sembilan puluh tahun) pada saat
ulang tahun polis;
c. Nilai akun tidak cukup untuk membayar biaya-biaya yang ada,
Sebagimana dimkasud dalam Pasal 3 ayat (4), kecuali dalam 10 (sepuluh)
tahun polis pertama dimana anda memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3);
d. Premi proteksi tidak dibayarkan berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf I;
e. Polis menjadi batal berdasarkan Pasal 14.95

95

Pasal 3 ayat (5) Ketentuan Umum Polis AIA Family First Protection.

Universitas Sumatera Utara

80

D. Produk-Produk Asuransi Jiwa di AIA
1. Aktiva Prima
Usia Masuk Tertanggung 1 bulan–65 tahun, Pemegang Polis minimal 18
tahun, masa asuransi sejak tanggal berlakunya polis sampai dengan tertanggung
berumur 80 tahun atau sampai dengan berkahirnya polis. min premi dasar tahunan
Rp.9,6 juta, semester Rp.4,8 juta, kuatalan Rp.2,4 juta, min premi Top Up
Rp.1.000.000. Keunggulan asuransi ini adalah akses prioritas dalam berinvestasi,
loyalty bonus, besaran premi yang dibayarkan tidak meningkat (tetap),
fleksibilitas, perlindungan jiwa dan kecelakaan dalam 1 waktu, jaminan polis anda
akan tetap berlaku (No Lapse Guarantee), asuransi tambahan yang lengkap. Biaya
- biaya asuransi dalam hal biaya administrasi tahun polis ke 1 – 10 Rp 27.500,per bulan, tahun Polis ke 11 dst: Rp15.000,- per bulan.
Manfaat dalam asuransi ini antara lain yaitu pertama manfaat meninggal
apabila tertanggung meninggal dalam masa asuransi, maka akan dibayarkan
manfaat meninggal maksimal sebesar 100% Uang Pertanggungan (UP) sesuai
dengan ketentuan dalam Polis. Kedua manfaat tambahan meninggal apabila
tertanggung meninggal akibat kecelakaan dalam masa asuransi sampai dengan
tertanggung berumur 70 tahun, maka akan dibayarkan manfaat tambahan
meninggal akibat kecelakaan sebesar manfaat meninggal dengan maksimal
sebesar Rp150.000.000,- (apabila umur tertanggung pada saat meninggal lebih
kecil dari 18 tahun), atau maksimal sebesar Rp500.000.000,- (apabila Umur
tertanggung pada saat meninggal antara 18–70 tahun), sesuai dengan ketentuan
dalam Polis.Ketiga manfaat investasi manfaat investasi berupa nilai akun (jika
ada), akan dibayarkan dalam hal tertanggung mencapai Umur 80 (delapan puluh)

Universitas Sumatera Utara

81

tahun dan Polis masih berlaku, tertanggung meninggal pada saat Polis masih
berlaku, polis menjadi berakhir dalam masa asuransi dengan perhitungan nilai unit
pada hari kerja selanjutnya setelah berakhirnya. Ketiga pilihan asuransi tambahan
dalam asuransi yaitu Executive ASRI (Memberikan manfaat Santunan Tunai
Harian apabila Tertanggung menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit yang
disebabkan oleh Penyakit maupun Cidera akibat kecelakaan), Grand SAKTI
(Memberikan manfaat Penyakit Kritis apabila Tertanggung terdiagnosa menderita
salah satu dari 7 Penyakit Kritis yang dilindungi), Grand SAKTI Plus
(Memberikan manfaat Penyakit Kritis apabila Tertanggung terdiagnosa menderita
salah satu dari 32 Penyakit Kritis yang dilindungi), Term Rider (Memberikan
manfaat meninggal sebesar Uang Pertanggungan (UP) Term Rider apabila
Tertanggung meninggal), Waiver of Premium (Manfaat Pembebasan Premi
apabila Tertanggung mengalami Cacat Tetap Total), Payor Waiver (Manfaat
Pembebasan Premi apabila Pemegang Polis/ orang tua/kakek/nenek tertanggung
mengalami Cacat Tetap Total atau meninggal dunia), Spouse Waiver (Manfaat
Pembebasan Premi apabila Pemegang Polis suami/istri tertanggung) mengalami
Cacat Tetap Total atau meninggal dunia), Total Permanent Disability (TPD)
(Memberikan manfaat sebesar Uang Pertanggungan (UP) TPD apabila
Tertanggung mengalami Cacat Tetap Total akibat kecelakaan).96
2. Solusi Prima
Usia masuk tertanggung 1 bulan – 55 tahun, pemegang polis minimal 18
tahun. Masa asuransi 20 tahun (mulai di tahun ke-9 dan seterusnya bergantung
pada kecukupan Nilai Akun). Min premi Top Up Rp.1.000.000. Keunggulan
96

AIA Finansial, 2013, AIA Premiere Agen Transform Make Difference, AIA: Jakarta, hal

19.

Universitas Sumatera Utara

82

asuransi ini yaitu hasil investasi optimal, udah dan praktis, pilihan investasi
lengkap, fleksibilitas.
Manfaat dalam asuransi ini antara lain yaitu pertama manfaat meninggal
sebesar 100% Uang Pertanggungan (UP). Manfaat tambahan karena Kecelakaan
akan ada tambahan 100% UP (sesuai usia pada saat meninggal). Perlindungan
asuransi hingga umur 70 tahun dengan ketentuan, jika