Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit periodontal merupakan inflamasi kronis dari jaringan periodontal.1
Penyakit ini ditandai dengan perdarahan pada gingiva, kerusakan pada jaringan
pendukung dan kehilangan tulang alveolar.2 Penyakit periodontal diderita oleh hampir
90% penduduk dunia dan merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi pada
individu dewasa yang berusia 30 tahun ke atas.3 Secara umum, penyakit periodontal
terbagi dua yaitu gingivitis dan periodontitis.4 Pada tahun 2009 sampai 2010, total
prevalensi periodontitis pada individu dewasa di Amerika Serikat yang berusia 30
tahun ke atas adalah 47,2%.5 Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Depkes RI pada tahun 2001 menyatakan bahwa prevalensi karies gigi dan penyakit
periodontal di Indonesia merupakan yang tertinggi, meliputi 60% jumlah penduduk di
Indonesia.3 Penelitian oleh Situmorang N. di kota Medan menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit periodontal mencapai 96,58% pada semua kelompok umur.6
Penyakit periodontal merupakan jenis penyakit yang diakibatkan oleh
akumulasi plak bakteri sebagai etiologi utama disertai dengan faktor lingkungan,
sistemik, dan faktor lainnya yang berperan sebagai faktor sekunder.1,7 Semua spesies

bakteri yang ditemukan dalam plak diyakini mampu menimbulkan penyakit
periodontal.7 Pada penyakit periodontal akan terjadi interaksi antara bakteri patogen
dengan jaringan gingiva host.8 Penyakit periodontal secara dominan disebabkan oleh
bakteri negatif Gramm, anaerob, atau mikroaerofilik yang terdapat pada daerah
subgingiva.9
Periodontitis merupakan suatu kondisi yang dihubungkan dengan bakteri
anaerob negatif Gramm seperti Aggregatibacter sp., Porphyromonas gingivalis,
Prevotella sp. dan Fusobacterium sp.10 Salah satu patogen yang berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara

2

periodontitis adalah Aggregatibacter
actinomycetemcomitans

actinomycetemcomitans. Aggregatibacter

merupakan


bakteri

yang

berasal

dari

famili

Pasterurellaceae.11 Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah bakteri negatif

Gramm

nonmotile

yang

berada


pada

rongga

mulut.12

Aggregatibacter

actinomycetemcomitans merupakan bakteri yang sangat halus, fakultatif anaerob,

tidak berspora, dan memiliki ukuran 0,4-0,5 μm x 1,0-1,5 μm.13 Mikroorganisme ini
memproduksi berbagai faktor virulensi, seperti lipopolisakarida, leukotoksin,
cytolethal distending toxin (CDT).14
Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat merusak jaringan dengan cara

merangsang
penyembuhan

inflamasi,


menyebabkan

destruksi

jaringan.15 Lipopolisakarida

yang

jaringan

dan

dihasilkan

menghambat

Aggregatibacter

actinomycetemcomitans dapat menstimulasi makrofag yang berdampak pada


terjadinya inflamasi dan resorpsi tulang alveolar.16 Bakteri Aggregatibacter
actinomycetemcomitans juga memiliki kemampuan yang tinggi dalam memproduksi

leukotoksin yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.7 Leukotoksin
juga bersifat toksik terhadap sel imun host.17
Penggunaan terapi mekanis terhadap penyakit peridontal belum dapat
menghilangkan bakteri yang menginvasi jaringan lunak periodontal secara
keseluruhan. Antimikroba digunakan untuk menunjang keefektivitasan dari terapi
secara mekanis seperti scaling dan root planing.4 Akan tetapi, penggunaan
antimikroba dapat menyebabkan perkembangan dari mikroorganisme yang
multiresisten dan dapat menimbulkan berbagai efek samping.18
Tanaman obat telah digunakan sebagai pengobatan tradisional pada berbagai
penyakit yang ada selama beberapa tahun. Pada negara-negara berkembang,
khususnya daerah pedesaan, tanaman obat telah digunakan sebagai sumber
pengobatan yang utama. Sekitar 80% dari penduduk negara berkembang
menggunakan obat tradisional untuk menjaga kesehatan. Produk alami yang berasal
dari tanaman obat telah terbukti kaya akan sumber biologi yang aktif.10 Tanaman obat
telah banyak digunakan pada negara-negara berkembang sebagai pengobatan
alternatif untuk masalah kesehatan. Beberapa tanaman telah diteliti melalui aktivitas


Universitas Sumatera Utara

3

aktimikroba terhadap beberapa bakteri patogen di rongga mulut. Beberapa penelitian
juga menunjukkan bahwa produk alam memiliki agen antibakteri alami terhadap
beberapa bakteri patogen di rongga mulut.19
Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antimikroba adalah tanaman jeruk
purut. Tanaman jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara
dan banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia.20 Kulit buahnya
mengandung tanin, steroid triterpenoid, minyak atsiri yang mengandung sitrat,
saponin, polifenol, sirtonellal, linalol, geraniol, hidroksi sitronellal, linalil asetat,
flavonoid rutin, naringin, dan hesperidin.21 Penelitian yang dilakukan oleh
Chaisawadi menunjukkan bahwa kulit jeruk purut memiliki daya antibakteri terhadap
bakteri Bacillus cereus,Salmonella typii, dan Staphylococcus aureus.22 Penelitian
yang dilakukan Ellyana pada tahun 2008 secara in vitro menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak kulit buah jeruk purut memiliki efek antibakteri terhadap bakteri
Salmonella typii dengan KHM (Kadar Hambat Minimum) pada konsentrasi 0,625%

dan KBM (Kadar Bunuh Minimum) pada konsentrasi 1,25 - 2,5%. Penelitian lainnya

oleh Setyohadi menunjukkan bahwa KBM (Kadar Bunuh Minimum) konsentrasi
ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) terhadap bakteri Streptococcus
mutans adalah pada konsentrasi 4%.23

Berdasarkan kandungan yang ada pada kulit jeruk purut tersebut, penulis
merasa tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai “Efektivitas ekstrak
kulit jeruk purut (Citrus

hystrix D.C.)

terhadap bakteri Aggregatibacter

actinomycetemcomitans”.

1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan berapa konsentrasi
daya hambat serta daya bunuh minimum ekstrak kulit jeruk purut yang dapat
menghambat bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans?


Universitas Sumatera Utara

4

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C.)
terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan untuk mengetahui
konsentrasi daya hambat serta daya bunuh minimum ekstrak kulit jeruk purut yang
dapat menghambat bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.

1.4 Hipotesis Penelitian
Ekstrak kulit jeruk purut dapat menghambat bakteri Aggregatibacter
actinomycetemcomitans.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Potensi pendayagunaan kulit buah jeruk purut yang ada di Indonesia
sebagai bahan alternatif medikamen khususnya pada perawatan penyakit periodontal.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dalam
bidang kedokteran gigi mengenai daya hambat ekstrak kulit jeruk purut (Citrus
hystrix D.C.) terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.


Universitas Sumatera Utara