Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

60

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Identitas Madrasah

Nama Madrasah

: MADRASAH ALIYAH NEGERI KUNIR

Status

: Reguler

Nomor Telepon

: (0342) 553347

Alamat


: Ds. KUNIR

Kecamatan

: WONODADI

Kabupaten

: BLITAR

Kode Pos

: 66155

Alamat Website

: -

e-mail


: mankunirblitar@yahoo.co.id

Tahun Berdiri

: 1997

Program

: IPA, IPS dan KEAGAMAAN

Waktu belajar

: Pagi

2. Sejarah singkat berdirinya MAN Kunir
MAN Kunir berawal dari sebuah Lembaga Pendidikan Swasta
yang didirikan oleh Yayasan Al Masyuriyah. Pondok Pesantren Al-Kamal
pada tahun 1982 M. Yang pada waktu itu bernama Madrasah Al-Kamal
Kunir Srengat Blitar.
Madrasah Aliyah Al-Kamal pertama didirikan di bawah

kepemimpinan Al-Maghfurlah Drs.KH.Mahmud Hamzah. Beliau menjabat

60

61

kepala madrasah semenjak awal didirikan (tahun 1982) sampai dengan
tahun 1997. (yang lebih tepatnya sampai Madrasah Aliyah Al-Kamal
beralih status Menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kunir)
Sekitar tahun 1982-1983 Madrasah Aliyah Al-Kamal ini masih
dalam tahapan proses pengembangan dan pengenalan kepada masyarakat
luas, sehingga pada waktu itu kuantitas siswa relatif sedikit dari masingmasing angkatan berkisar satu kelas putra dan satu kelas putri. Dan
gedungnya masih menempati kelas yang ada di sekitar masjid Al-Kamal.
Pada tahun 1986-1994, Madrasah Aliyah Al-Kamal mengalami
perkembangan yang cukup signifikan yakni disamping penambahan
gedungnya di lokasi MAN bagian barat, juga jumlah siswa semakin
bertambah banyak. Melalui beraneka keterampilan dan kegiatan-kegiatan
bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari serta
intensivikasi bimbingan membaca kitab kuning maka cukup memiliki daya
tawar dan nilai tambah terhadap masyarakat luas.

Sekitar tahun 1993, Madrasah Aliyah Al-Kamal membuka
Madrasah Aliyah Keagamaan, yang merupakan satu-satunya yang
perdana, sebuah sekolah swasta membuka jurusan keagamaan, yang pusat
rayonnya mengikuti MAN 3 Malang.
Dengan terbukanya jurusan keagamaan (MAK) di Madrasah
Aliyah Al-Kamal, maka terdapat dua (2) sekolahan yaitu :
1. Madrasah Aliyah Umum Al-Kamal dengan kepala sekolah Al
Maghfurlah H.Syaiful Habib SH

62

2. Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Kamal dengan kepala Al Maghfurlah
Drs.KH.Mahmud Hamzah
Kedua jurusan lembaga pendidikan tersebut di atas berjalan
semenjak tahun 1994–1997 dalam status swasta.
Sementara sekitar tahun 1995, di wilayah kecamatan Ponggok,
Srengat, Udanawu, ketiganya dari kab.Blitar dan Kec.Ngunut, Rejotangan
serta Sumbergempol ketiga-tiganya berada di wilayah kabupaten
Tulungagung, berdiri sekolah-sekolah tingkat SLTA Negeri dan swasta,
maka tidak pelak siswa siswi yang masuk ke Madrasah Aliyah Al-Kamal

mengalami penurunan barang sedikit demi sedikit.
Dengan demikian, muncul gagasan baru dari para pendiri
Madrasah Aliyah Al-Kamal untuk menegerikan lembaga pendidikan yang
ada ini, dengan tetap memposisikan gedung-gedungnya di atas tanah milik
pondok Al-Kamal dengan menambah tanah yang lebih luas dari swadaya
MAN Kunir itu sendiri. Dan permohonan atau usulan tersebut di respon
oleh Pemerinhtah Departemen Agama RI. Dengan di terbitkan Surat
Keputusan Menteri Agama RI No.107 tanggal 17 Maret 1997.
Maka sejak diterbitkannya Surat Keputusan tersebut di atas
beralihlah status Madrasah Aliyah Al-Kamal menjadi Madrasah Aliyah
Negeri Kunir hingga sekarang.

63

3.

Visi dan Misi
VISI

: Terwujudnya generasi unggul dalam prestasi, mampu

berkompetisi, menguasai iptek dan imtaq

Misi :
1. Melaksanakan kurikulum yang seimbang dan berkualitas
2. Melaksanakan KBM yang aktif , inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan
3. Membentuk jiwa patriotisme ,mewujudkan
unggul

dalam

prestasi,

meningkatnya

life skill,

lulusan

yang


berakhlakul karimah dan berguna bagi masyarakat
4. Meningkatkan profesionalisme kinerja dan meningkatkan
kesejahteraan warga madrasah
5. Mewujudkan sarana dan prasarana

yang memadai dan

suasana madrasah yang tertib, indah, aman dan penuh
kekeluargaan
4.

Kondisi Objektif Madrasah
a. Tanah yang di miliki
Luas Tanah seluruhnya : 6.337 m2
Tabel 4.1
Tanah menurut sumber (m2 )
Sumber Tanah
Status Kepemilikan
Sudah

digunakan
Sudah
Belum
sertifikat
sertifikat
Pemerintah
3.839
2498
1322
Wakaf/Sumbangan
Pinjam/sewa
b.

Bangunan
Tabel 4.2

Belum
digunakan
5.015


64

Konsisi bangunan MAN Kunir
No
1.
2.
3.
4.
c.

Jenis
Bangunan
R. Kelas
R. Guru
Perpustaka
an
Lab. IPA

Fasilitas lain
 Telepon

 Listrik
 Internet

d.

Jml

Luas
M2

Tahun
Bangun

Baik

13
0
2

1.017

0
209

01-11
0
05 - 11

v
v
v

3

378

05 - 11

v

Permanen
Rusak
Rusak
Berat
Ringan

: ADA
: ADA
: ADA

Jumlah Siswa
Tabel 4.3
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar dalam Tiga tahun
terakhir

No

Keadaan
Siswa

Kelas I
Lk
Pr

Kelas II
Lk

Kelas III
Lk

TAHUN PELAJARAN 2008-2009

1
2

Jumlah
Siswa
Rombel

64

125

66

5

1

Jumlah
Siswa

5

64
4

TAHUN PELAJARAN 2008-2009

1
2

Jumlah
Siswa
Rombel

64

125

66

5

123

55

5

75
4

TAHUN PELAJARAN 2009-2010

1
2

Jumlah
Siswa
Rombel

73

147

55

5

123

64

5

121
5

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

1
2

Jumlah
Siswa
Rombel

87

B. Paparan Data
1. Paparan data pra Tindakan

174
7

81

143
6

58

140
6

65

Setelah mengadakan seminar proposal pada tanggal 9 April 2012
peneliti segera mengantarkan surat izin penelitian ke BAK dengan
persetujuan dosen pembimbing. Surat tersebut selesai dibuat pada tanggal
21 April 2012 dan pada tanggal 1 Mei 2012 peneliti mengantarkan surat
penelitian ke MAN Kunir. Setiba di MAN Kunir. Setiba di sana peneliti
langsung menemui Kepala Sekolah. Dalam pertemuan tersebut peneliti
menyampaikan maksud dan tujuan datang ke MAN Kunir yatu untuk minta
izin melaksanakan penelitian. Bapak kepala sekolah menyambut baik
keinginan peneliti untuk melaksanakan penelitian dan beliau berharap agar
penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan sumbangan besar bagi
praktek pembelajaran. Setelah itu Bapak Kepala Sekolah menyarankan
untuk menemui waka kurikulum dan guru matematika kelas X untuk
membicarakan keperluan penelitian dan langkah – langkah selanjutnya.
Sesuai dengan saran kepala sekolah pada hari tersebut peneliti
langsung menemui guru matematika kelas X yang pada hari itu beliau ada
jadwal mengajar di MAN. Pada pertemuan itu peneliti mengutarakan
maksud dan tujuan penelitian dan sekaligus melakukan observasi dan
wawancara dengan guru bidang study matematika untuk mengetahui situasi
dan

kondisi

kegiatan

pembelajaran

matematika,

keaktivan

siswa

menyangkut respon siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika.
Wawancara dengan guru bidang studi dilakukan untuk mengetahui
jumlah siswa dan gambaran kemampuan siswa dalam pembelajaran

66

matematika. Menurut beliau, kelas yang siswanya berkemampuan
heterogen dan belum pernah dilakukan penelitian tindakan kelas adalah
kelas X-F. Untuk itu peneliti memilih kelas X-F sebagai obyek penelitian.
Kemudian dilakukan observasi untuk mengetahui bagaimana cara
guru mengajar dan kondisi lingkungan sekolah serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Selain itu observasi juga digunakan
untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika. Untuk mendapatkan hasil yang valid, peneliti masuk kelas X-F
pada saat pelajaran matematika yaitu pada tanggal 4 Mei 2012.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru bidang
studi matematika kelas X-F didapatkan bahwa selama proses mengajar
matematika, guru menggunakan metode ceramah dan pengerjaan tugas.
Sehingga siswa terlihat pasif saat mengikuti pelajaran matematika. Selain
itu siswa cepat bosan karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Berdasarkan hal tersebut kemudian direncanakan suatu penelitian yang
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numberd Head Together (NHT).
Dalam penelitian tindakan kelas ini membutuhkan beberapa kali
pertemuan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pelaksana tindakan
kelas adalah peneliti sendiri. Sedangkan guru bidang studi dan teman
sejawat bertindak sebagai pengamat semua aktivitas peneliti dan siswa
dalam belajar mengajar yang sudah direncanakan pada PTK.
Sebelum memulai tindakan, peneliti mengadakan tes awal (pretest)
yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang

67

akan diajarkan. Pretest dilakukan pada tanggal 5 Mei 2012 yang terdiri dari
3 soal uraian sebagaimana terlampir dalam lampiran. Adapun hasil
pretestvkelas X-F dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Pretest
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Nama Siswa
Agus Setia Budi
Aneng Wahyu
A. Sharof
Ayin Puspo R
Daris Asfalina
Daris Khoirun N
Diah Pitaloka
Eni Rosidah
Fitria nur Farida
Ida Lutfina
Indah Khoirun Nada
Istaudzanatul Arofah
M. Khafid Anhari
Kunia Dewi
Leni Fifiana
Linda Elfi D
Luluk Zulfa
Mahanufi Faiza
Miftakhul Jannah
Miftakhul Riski
M. Ainudin Zuhri
M. Aris R H
M. Aris S
M. Danang Eko
M. Himatul Zuhri
M. Irkam Zamzami
Mila Silfia Nur K.
Muji Rahayu
Ria Kumala Sari
Siti Masyitoh
Ummu Qoyyimah
Wifa Kusnawa
Yogi Laksana
Zuhrufin F. N
Risatul Hasanah
M. lutfi Azhar
Jumlah
Rata – rata

1

Skor
2

3

30

30

40

20
30
20
20
30
20
30
30
30
30
30
30
30
20
30
30
20
30
20
10
10
20
20
30
30
30
20
20
30
30
30
30
20
20
20
30
890
24,7

20
20
20
30
10
20
30
20
10
20
20
30
20
20
10
10
20
10
20
20
30
20
30
30
20
10
20
10
30
20
30
20
20
20
20
30
730
20,2

5
10
10
20
20
20
20
20
20
30
20
20
30
20
40
30
20
20
20
20
20
30
30
30
30
20
20
20
20
10
20
20
30
30
30
30
795
22,1

Jumlah
Skor

KK
M

45
60
50
70
60
60
80
70
60
60
70
80
80
60
80
70
60
60
60
50
60
70
80
90
80
60
60
50
80
60
80
70
70
70
70
90
2415
67,1

70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

Keterangan
Tuntas

Tidak
Tuntas





































19
52,7

17
47,3

68

Dari hasil pretest menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar. Ada 47,3% siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar, sedangkan rata – rata siswa yang mencapai ketuntasan
belajar adalah 52,7% ≤ 85%. Prosentase tersebut belum sesuai dengan syarat
mencapai ketuntasan belajar.

2. Paparan Data Siklus 1
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan memperhatikan
beberapa komponen penting dalam PTK yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi yang merupakan satu kesatuan utuh dan
dipandang sebagai satu siklus. Pengamatan dalam satu siklus disini adalah
satu putaran kegiatan yang terdiri atas perancanaan, penberian tindakan,
observasi, dan refleksi.
Untuk siklus I materi yang disampaikan adalah kedudukan titik,
garis, dan bidang pada ruang tiga dimensi dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Adapun
secara rinci pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:

69

1. Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi matematika kelas
X-F MAN Kunir Wonodadi Blitar.
2. Menyampaikan lembar observasi dan catatan lapangan.
3. Menyampaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012
Sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya peneliti
menyampaikan

tujuan

pembelajaran

dan

menjelaskan

tentang

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa.
Kegiatan awal
Pada kesempatan ini peneliti memperkenalkan materi yang akan
dipelajari dan mengingatkan kembali tentang materi bangun ruang yang
merupakan dasar dari materi yang akan dipelajari yaitu materi dimensi
tiga. Selain itu peneliti juga menjelaskan tentang metode pembelajaran
yang akan digunakan. Serta memberikan motivasi kepada siswa.
Kegiatan inti
Selanjutnya peneliti membentuk kelompok sesuai dengan
langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti membagi
kelas dalam 9 kelompok yang masing – masing terdiri dari 4 anak.
Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok yang heterogen baik
dari jenis kelamin maupun kemampuannya. Setelah itu guru

70

memberikan nomor kepada masing – masing siswa dalam setiap
kelompok.
Setelah disebutkan nama anggota kelompok beserta nomor tiap
individu, guru meminta siswa untuk berkumpul dengan masing –
masing kelompok mereka. Kemudian peneliti membagikan tugas
belajar dan siswa diminta untuk mengerjakan bersama kelompoknya.
Guru

: Silahkan kalian berkumpul dengan kelompok kalian, dan
kerjakan soal itu! saya beri waktu 10 menit untuk
mendiskusikan bersama kelompok kalian.

Siswa

: Iya Bu, (serempak)
Kemudian peneliti berkeliling untuk mengamati aktivitas siswa

pada saat berdiskusi dengan kelompoknya.
Guru

: Dari lembar diskusi tersebut Ada yang ditanyakan?

Khafid

: Untuk soal nomor 3 yang poin C. Maksud dari bidang
yang memotong itu bagaimana?

Guru

: Bidang dikatakan memotong apabila bidang tersebut
tegak lurus dengan bidang yang lain.

Khafidz

: Iya, Bu.

Guru

: yang lainnya ada yang ditanyakan?

Siswa

: Tidak, Bu. ( serempak )

71

Setelah diskusi dengan kelompok dirasa sudah selesai, maka
peneliti menunjuk dengan menyebutkan siswa dari salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi. Adapun percakapannya sebagai
berikut:
Guru

: Sesuai dengan pembelajaran ini, untuk mempresentasikan
hasil kelompok saya akan menunjuk kalian berdasarkan
nomor yang sudah saya berikan sebelumnya.
Untuk soal nomor 1, dipresentasikan oleh siswa nomor 3
dari kelompok 5. Silahkan kedepan!

Diah P.

: Titik – titik sudut diluar garis FG = titik A, B, C, D, dan H.
Titik sudut pada sisi ABCD = titik A, B, C, dan D.
Titik yang melalui titik sudut E = ADHE, ABFE, dan EFGH.
bidang yang melalui titik A, E, dan G = bidang diagonal ACGE

Guru

:Sekarang siswa nomor 1 dari kelompok 5, silahkan
menanggapi jawaban dari wakil kelompok 3!

Masitoh

: Iya Bu,
Menurut saya jawabannya sudah benar, Bu.

Guru

: Bagaimana dengan kelompok lain? Apakah sudah sama?

Siswa

: Sudah, Bu. ( serempak )

Guru

: Dari soal nomor 1 ada yang ditanyakan?

Siswa

: Tidak, Bu.

Guru

: Sekarang kita lanjutkan soal nomor 2.
Siswa nomor 4 dari kelompok 9, silahkan maju kedepan
untuk presentasi.

72

Indah

: iya, Bu.
a. Rusuk – rusuk yang sejajar = AB//CD dan BC//AD
b. rusuk yang memotong rusuk AD = AB, CD, TA, dan TD.
c. sisi yang memotong sisi TAB = TBC dan TAB

Guru

: silahkan siswa nomor 2 dari kelompok 1 menanggapi hasil dari
kelompok 9.

Yogi

: Untuk poin a, b, sudah sama. Tapi untuk poin c ada tambahan
yaitu sisi ABCD.

Guru

: iya, jawaban kalian sudah betul.
Dilanjutkan soal nomor 3, yang maju siswa nomor 2 dari
kelompok 7 yaitu Muhanafi Faiza.

Nafi

: Maaf Bu, saya belum bisa.

Guru

: Kenapa?

Nafi

: Kelompok kami masih belum faham, karena ibu terlalu cepat
dalam menerangkan.

Guru

: Baiklah nanti kita bahas bersama.
Mungkin dari kelompok lain ada yang ingin menjawab?

Luluk

: Iya, Bu. Saya Luluk, nomor 2 dari kelompok 2.
a. Bidang yang berimpit dengan bidang ABCD = ABD, DBC
b. Budang yang sejajar bidang ABFE = DCGH
c. ABFE, BCGF, DCGH, ADHE, dan DBFH

Guru

: Ada yang ditanyakan?

Siswa

: Tidak, Bu. ( Serempak )

Kurang lebih 3 anak yang ditunjuk untuk mempresentasikan
kedepan dan 3 anak yang ditunjuk untuk menanggapi hasil diskusi dari

73

kelompok yang berbeda. Seperempat atau sepertiga dari jumlah
kelompok siswa yang ada, dianggap cukup untuk mewakilinaktivitas
rata – rata seluruh kelas.
Kegiatan akhir
Sebelum pelajaran berakhir peneliti mengarahkan siswa untuk
membuat rangkuman, mengadakan evaluasi dan memberikan pekerjaan
rumah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

Pertemuan II
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 11 Mei
2012. Sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, peneliti
mengadakan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
materi jarak dalam ruang. Peneliti memberikan 5 soal uraian untuk
dikerjakan tiap individu.
Guru

: Untuk pertemuan hari ini saya akan memberikan 5 soal

untuk dikerjakan secara individu.
Luluk

: boleh buka buku, Bu?

Guru

: Tidak, karena soal ini untuk mengukur pemahaman kalian

tentang materi ini.
Siswa

c. Observasi

: Iya, Bu. ( serempak )

74

Tahab observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti, guru bidang studi dan
teman sejawat. Dari hasil observasi ini peneliti akan mengambil
keputusan untuk tindakan selanjutnya.
Pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang
sudah disediakan oleh peneliti. Jika ada hal-hal penting yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam pedoman
pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan
lapangan.
Observasi

sangat

diperlukan

untuk

mengamati

proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti
membagi lembar observasi menjadi 3 bagian yaitu lembar aktivitas
guru, lembar aktivitas kelompok dan lembar aktivitas individu. Lembar
aktivitas peneleliti akan diamati oleh guru bidang studi dan teman
sejawat, sedangkan lembar aktivitas kelompok dan individu akan
diamati oleh peneliti dan teman sejawat.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.5

75

Hasil observasi aktivitas guru siklus I

Tahap

Awal

Inti

akhir

Indikator
1. Melakukan aktivitas
rutin sehari – hari
2. Menyampaikan tujuan
3. Menentukan materi dan
pentingnya materi
4. Memotivasi siswa
1. Membentuk kelompok
2. Menjelaskan tugas
kelompok
3. Pemberian nomor
4. Meminta siswa
berdiskusi dengan
kelompok
5. Membimbing dan
mengarahkan kelompok
dalam mengerjakan
tugasnya.
6. Meminta siswa
mempresentasikan hasil
kerja
1. Merespon
kegiatan
diskusi
2. Melakukan evaluasi
3. Mengakhiri
pembelajaran
Jumlah

Pengamat I
Nilai
Ket
5
semua

Pengamat II
Nilai
Ket
5
semua

4
3

a, c, d
a, d

4
3

a, b, c
a, d

4
5
4

a, b, d
semua
a, b, c

3
5
5

a, b
semua
semua

5
4

semua
a, b, c

5
4

semua
a, b,c

4

a, b, c

5

semua

4

a, b, d

4

a, b, c

3

a, b

4

a, c, d

3

a, c

4

a, b, c

5
49

semua

5
48

semua

Berdasarkan tabel diatas beberapa hal yang tidak sampai tidak
dilakukan peneliti adalah pentingnya materi dalam kehidupan seharihari secara terperinci. Secara umum kegiatan peneliti adalah sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan. Nilai yang diperoleh dari
pengamat I adalah 49 dan nilai yang diperoleh oleh pengamat II adalah
48. Jadi nilai rata-rata yang diperoleh sebagai berikut:

49  48 97

48,5
2
2

76

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

48,5
x100 74,6%
65

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori baik.
Hasil pengamatan aktivitas siswa secara keseluruhan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

Tahap

Awal

Indikator
1. Melakukan aktivitas
rutin sehari – hari
2. Memahami tujuan
3. Motivasi siswa
1. Keterlibatan dalam

2.
3.
Inti
4.
5.
6.

akhir

1.
2.

membentuk kelompok
Memahami lembar
kerja
Keterlibatan dalam
mengerjakan soal
Pengerjaan tugas
Mempresentasikan
hasil kelompok
Menyiapkan
pertanyaan
Menanggapi evaluasi
Mengakhiri
pembelajaran
Jumlah

Pengamat I
Nilai
Ket
5
Semua

Pengamat II
Nilai
Ket
5
Semua

3
4

a, d
a, c, d

4
3

a, b, d
a, c

5

Semua

5

Semua

5

Semua

5

Semua

3

a, b

4

a, c, d

4
4

a, b, d
a, c, d

3
4

b, d
a, c, d

3

a, b

3

b, c

4
5

a, c, d
semua

3
4

a, d
a, c, d

45

43

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan belajar
siswa secara umum sudah sesuai dengan harapan. Sebagian besar
indicator pengamatan muncul dalam aktivitas kerja siswa. Nilai yang
diperoleh dari pengamat I adalah 45 dan dari pengamat II adalah 43

45  43 88
 44
2
2

77

Sedangkan skor maksimal adalah 55, sehingga nilai rata-rata yang
diperoleh adalah:

45  43 88
 44
2
2

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

44
x100% 80%
55

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori baik.
Untuk jenis pengamatan yang kedua adalah pengamatan aktivitas
siswa secara individu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk
lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Tabel aktivitas siswa setiap indikator siklus I
No
1
2
3
4
5

Indikator
Perhatian siswa
Diskusi dengan kelompok
Pengertian tugas
Bertanya
Presentasi
Jumlah

Skor
123
118
107
97
95
108

Prosentase
85,4 %
81,9 %
74,3 %
67,3 %
65,9 %
74,9 %

Kategori
Sangat baik
baik
cukup
kurang
kurang
cukup

Berdasarkan kategori keaktifan siswa, maka aktivitas siswa pada
pertemuan pertama menunjukkan bahwa keaktifan siswa untuk
memperhatikan dan diskusi dalam kategori baik. Sedangkan untuk
pengerjaan tugas tergolong cukup. Dan untuk aktifitas bertanya dan
berpresentasi tergolong kurang.

d. Hasil catatan lapangan
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, maka peneliti
juga membuat catatan lapangan. Catatan lapangan ini dapat dipakai untuk

78

menunjukkan kecenderungan yang bersifat positif atau negatife. Hasil dari
catatan lapangan dari siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil catatan lapangan siklus I
Observer
1. Aktivitas guru dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT

Catatan
 Cara menyampaikan tujuan
kurang jelas.
 Dalam menjelaskan materi terlalu
cepat
 Kurang memberikan penguatan

2. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT

 Masih ada siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru
 Masih ada siswa yang berbincang
– bincang dengan temannya saat
diskusi berlangsung.
 Masih banyak siswa yang malu
bertanya.
 Masih ada siswa yang tidak mau
presentasi.

3. Aktivitas siswa secara individu
dalam pembelajaran kooperatif tipe
NHT

e. Hasil Tes Evaluasi

Berdasarkan pada hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data berupa
skor dengan menggunakan skala 100 dan KKM 70. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil test siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Siswa
Agus Setia Budi
Aneng Wahyu
A. Sharof
Ayin Puspo R
Daris Asfalina
Daris Khoirun N
Diah Pitaloka
Eni Rosidah
Fitria nur Farida

1

2

Skor
3

4

5

20

20

20

20

20

20
20
15
20
15
15
10
20
20

15
20
20
15
20
15
15
15
20

20
10
10
10
20
10
10
20
20

15
15
20
10
10
15
10
20
10

10
20
15
15
15
5
15
10
15

Jumlah
Skor
80
85
80
70
80
60
60
85
85

Keterangan
Tuntas

Tidak
Tuntas











79

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Ida Lutfina
Indah Khoirun N.
Istaudzanatul A.
M. Khafid Anhari
Kunia Dewi
Leni Fifiana
Linda Elfi D
Luluk Zulfa
Mahanufi Faiza
Miftakhul Jannah
Miftakhul Riski
M. Ainudin Zuhri
M. Aris R H
M. Aris S
M. Danang Eko
M. Himatul Zuhri
M. Irkam Z.
Mila Silfia Nur K.
Muji Rahayu
Ria Kumala Sari
Siti Masyitoh
Ummu Qoyyimah
Wifa Kusnawa
Yogi Laksana
Zuhrufin F. N
Risatul Hasanah
M. lutfi Azhar
Jumlah
Rata – rata

15
15
20
20
20
20
20
20
15
10
10
20
15
15
20
15
10
10
10
15
15
20
20
20
20
20
20
605
16,8

15
15
15
20
15
20
20
20
15
20
15
20
10
15
15
20
15
15
15
20
10
10
15
15
15
20
20
595
16,5

10
10
10
10
10
10
15
20
10
10
10
10
10
10
20
10
10
20
10
10
10
10
20
20
10
10
445
12,7

10
10
20
20
20
10
20
10
10
20
10
20
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
20
20
10
495
13,1

5
15
20
15
15
15
15
15
10
10
5
15
15
15
15
15
10
15
15
15
5
15
15
15
15
10
5
480
12,9

55
65
85
85
80
75
90
85
70
70
40
85
60
70
70
80
55
60
70
70
50
75
70
80
90
80
70
2620
72,77




























27
75%

9
25%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 72,77
dengan ketuntasan mencapai 75% ≤ 85%. Prosentase tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan tindakan. Sehingga perlu diadakan
perbaikan pada siklus II.

f. Refleksi
Kegiatan refleksi berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil
tes siswa, maka diperoleh beberapa kekurangan diantaranya:

80

1. Masih ada siswa yang kurang faham dengan

langkah kerja

pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Masih banyak siswa yang belum faham tentang materi yang diajarkan,

karena peneliti tidak rinci dalam menerangkan.
3. Pada saat berkelompok, masih ada siswa yang berbincang-bincang

dengan temannya.
4. Tugas banyak yang dikerjakan secara individu.
5. Siswa tidak mau bertanya saat merasa kesulitan dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh peneliti.
6. Masih ada siswa yang tidak mau mampresentasikan hasil diskusi.
7. Hasil belajar yang dicapai belum mencapai ketuntasan belajar yaitu

≥85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.
Dari hasil refleksi diatas, kemudian peneliti memberikan tindakan
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Tindakan
tersebut antara lain:
1. Peneliti menjelaskan kembali langkah kerja pembelejaran kooperatif
tipe NHT.
2. Peneliti menjelaskan materi secara rinci.
3. Peneliti memberikan sanksi kepada anggota kelompok yang tidak ikut
mengerjakan tugas bersama bersama dengan kelompoknya.
4. Memberikan motivasi agar siswa mau bertanya jika mengalami
kesulitan.

81

5. Mengurangi nilai kelompok yang salah satu anggotanya tidak mau
mempresentasikan tugas dari peneliti.
6. Memberikan soal-soal tentang jarak dalam ruang untuk meningkatkan
hasil belajar.
3. Paparan Data Siklus II
Pembelajaran siklus II ini merupakan perbaikan dari pembelajaran
siklus I. Dari hasil observasi dan pengamatan pada siklus I, aktivitas siswa
pada indikator bertanya dan presentasi masih tergolong kurang. Sedangkan
hasil belajar siswa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM.
Oleh karena itu pada siklus II ini difokuskan pada aktivitas bertanya dan
presentasi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun proses secara rinci pada siklus II ini adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Melakukan koordinasi dengan guru bidang study matematika kelas
X-F MAN Kunir.
2. Menyampaikan lembar obsrevasi dan catatan lapangan.
3. Menyiapkan kerangka pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Pertemuan III

82

Pembelajaran

pada

pertemuan

III ini

difokuskan

pada

bagaimana cara meningkatkan aktivitas siswa dalam bertanya dan
presentasi. Karena pada siklus I aktivitas siswa dalam bertanya dan
presentasi tergolong kurang. Selain itu pada siklus II ini peneliti juga
berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa , karena berdasarkan
hasil evaluasi I masih ada siswa yang belum mencapai KKM.
Pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jum,at
tanggal 11 April 2012 dengan materi jarak dalam ruang. Adapun rincian
pelaksanaan sebagai berikut:
Kegiatan awal
Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan kembali langkah kerja
pembelajaran kooperatif agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Kemudian peneliti memberikan motovasi kepada siswa
dan mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari. Percakapannya sebagai berikut:
Guru

: Apakah kalian masih ingat dengan Theorema
Phytagoras?

Siswa

: Masih, Bu. ( serempak )

Guru

: Masih ingat rumus Theorema Phytagoras?

Siswa

: Masih, Bu. ( serempak )

Guru

: materi kita selanjutnya adalah jarak dalam ruang, untuk
menghitungnya kita akan menggunakan aturan Theorema
Phytagoras.

83

Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan materi jarak dalam ruang
secara rinci agar siswa mampu memahaminya. Peneliti memberikan
lembar diskusi kelompok untuk dikerjakan masing – masing kelompok.
Guru

: Silahkan kalian berkumpul dengan kelompok kalian, dan
kerjakan soal itu! saya beri waktu 10 menit untuk
mendiskusikan bersama kelompok kalian.

Siswa

: Iya Bu, (serempak)
Kemudian peneliti berkeliling untuk mengamati aktivitas siswa

pada saat berdiskusi dengan kelompoknya.
Guru

: Dari lembar diskusi tersebut Ada yang ditanyakan?

Linda

: Bagaimana cara mencari sisi AC, Bu?

Guru

: Kita cari dengan menggunakan Teorema Phytagoras.
Karena AC merupakan sisi miring maka, untuk mencari
rumusnya: √ AB2 + BC2

Linda

: Iya, Bu.

Guru

: dari kelompok lain ada yang ditanyakan?

Azhar

: Ada, Bu.
Bagaimana cara mencari sisi AG?

Guru

: Untuk mencari AG kita harus menentukan dulu jarak AC.
Setelah itu kita cari dengan menggunakan Teorema
Phytagoras seperti doal nomor 1.

84

Setelah diskusi dengan kelompok dirasa sudah selesai, maka
peneliti menunjuk dengan menyebutkan

siswa dari salah satu

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Guru

: Untuk soal nomor 1, dipresentasikan oleh siswa nomor 2
dari kelompok 6. Silahkan maju kedepan!

Azhar

: untuk menentukan sisi AC kita gunakan rumus pythagoras:
AC = √ AB2 + BC2
= √ a2 + a2
= √ 2a2
= a√2 cm

Guru

:Sekarang siswa nomor 1 dari kelompok 8, silahkan
menanggapi jawaban dari wakil kelompok 3!

Eni

: Iya Bu,
Menurut saya jawabannya sudah benar bu.

Guru

: Bagaimana dengan kelompok lain? Apakah sudah sama?

Siswa

: Sudah, Bu. ( serempak )

Guru

: Dari soal nomor 1 ada yang ditanyakan?

Siswa

: Tidak, Bu.

Guru

: Sekarang kita lanjutkan soal nomor 2.
Siswa nomor 3 dari kelompok 7, silahkan maju kedepan
untuk presentasi.

Aris

: iya, Bu.
Untuk menentukan jarak AD kita harus mengetahui jarak
AC. Karena jarak AC sudah di bahas pada soal nomor 1
langsung saja kita cari jarak AG.

85

AG = √ AC2 + CG2
= √ ( a√2 )2 + a2
= √ 2a2 + a2
= √ 3a2
= a√3cm
Guru

: Silahkan siswa nomor 3 dari kelompok 2 menanggapi hasil dari
kelompok 7.

Ummu
Guru

: Jawabannya sudah sama, Bu.
: Dilanjutkan soal nomor 3, yang maju siswa nomor 4 dari
kelompok 1.

Mila

: Jarak titik B ke H adalah panjang ruas garis BH.
Ruas garis BH terletak pada bidang diagonal BDHF. Pada
segitiga BDH berlaku rumus phytagoras, yaitu:
BH2 = BD2 + DH2
= (8√2)2 + 82
= 128 + 64
BH = √192 = 8√3

Guru

: Ada yang ditanyakan?

Siswa

: Tidak, Bu. ( Serempak )

Kurang lebih 3 anak yang ditunjuk untuk mempresentasikan
kedepan dan 3 anak yang ditunjuk untuk menanggapi hasil diskusi dari
kelompok yang berbeda. Seperempat atau sepertiga dari jumlah
kelompok siswa yang ada, dianggap cukup untuk mewakilinaktivitas
rata – rata seluruh kelas.
Kegiatan akhir
Sebelum pelajaran berakhir peneliti mengarahkan siswa untuk
membuat rangkuman, mengadakan evaluasi dan memberikan pekerjaan
rumah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

86

Pertemuan IV
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 12 Mei 2012 pada
pertemuan ini peneliti mengadakan tes evaluasi II untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa pada materi jarak dalam ruang. Peneliti
memberikan 5 soal uraian. Berikut kutipan percakapan peneliti dengan
siswa:
Guru

: dari ke lima soal yang saya berikan, apa ada yang belum
jelas?

Siswa

: Tidak, Bu. ( serempak )

Guru

: Baiklah, sekarang kalian kerjakan secara mandiri!

Siswa

: Iya, Bu.

c. Observasi
Tahab observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti, guru bidang studi dan
teman sejawat. Dari hasil observasi ini peneliti akan mengambil
keputusan untuk tindakan selanjutnya.
Pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang
sudah disediakan oleh peneliti. Jika ada hal – hal penting yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam pedoman
pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan
lapangan.

87

Observasi

sangat

diperlukan

untuk

mengamati

proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti
membagi lembar observasi menjadi 3 bagian yaitu lembar aktivitas
guru, lembar aktivitas kelompok dan lembar aktivitas individu. Lembar
aktivitas peneleliti akan diamati oleh guru bidang studi dan teman
sejawat, sedangkan lembar aktivitas kelompok dan individu akan
diamati oleh peneliti dan teman sejawat.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil observasi aktivitas guru siklus II
Tahap

Awal

Inti

akhir

Indikator
1. Melakukan aktivitas rutin
sehari – hari
2. Menyampaikan tujuan
3. Menentukan materi dan
pentingnya materi
4. Memotivasi siswa
1. Meminta siswa
berkumpul dengan
anggota kelompok
kelompok
2. Menjelaskan tugas
kelompok
3. Pemberian nomor
4. Meminta siswa berdiskusi
dengan kelompok
5. Membimbing dan
mengarahkan kelompok
dalam mengerjakan
tugasnya.
6. Meminta pasangan
mempresentasikan hasil
kerja
1. Merespon
kegiatan
diskusi
2. Melakukan evaluasi
3. Mengakhiri pembelajaran
Jumlah

Pengamat I
Nilai
Ket
5
semua

Pengamat II
Nilai
Ket
5
semua

5
5

semua
semua

5
4

semua
a, c, d

5
5
5

semua
semua
semua

5
5
5

semua
semua
semua

5
4

semua
a, b, c

5
4

semua
a, b,c

4

a, b, c

5

semua

5

semua

4

a, b, c

4

a, b, c

5

Semua

5
5
52

semua
semua

4
5
51

a, b, c
semua

88

Berdasarkan tabel diatas beberapa hal yang tidak sampai tidak
dilakukan peneliti adalah pentingnya materi dalam kehidupan sehari –
hari secara terperinci. Secara umum kegiatan peneliti adalah sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan. Nilai yang diperoleh dari
pengamat I adalah 52 dan nilai yang diperoleh oleh pengamat II adalah
51. Jadi nilai rata-rata yang diperoleh sebagai berikut:
52  51 103

51,5
2
2
51,5
x100% 93%
55

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori sangat baik.
Hasil pengamatan aktivitas siswa secara keseluruhan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil observasi aktivitas guru siklus II
Tahap

Awal

Inti

akhir

Indikator
1. Melakukan aktivitas rutin
sehari – hari
2. Memahami tujuan
3. Motivasi siswa
1. Keterlibatan dalam
membentuk kelompok
2. Memahami lembar kerja
3. Keterlibatan dalam
mengerjakan soal
4. Pengerjaan tugas
5. Mempresentasikan hasil
kelompok
6. Menyiapkan pertanyaan
1. Menanggapi evaluasi

Pengamat I
Nilai
Ket
5
Semua

Pengamat II
Nilai
Ket
5
Semua

5
4

Semua
a, c, d

4
5

a, b, d
semua

5

Semua

5

Semua

5
4

Semua
a, b, c

5
4

Semua
a, c, d

5
4

semua
a, c, d

4
4

a, b, d
a, c, d

4
5

a, b, d
semua

5
4

semua
a, c, d

89

2. Mengakhiri pembelajaran
Jumlah

5
51

semua

5

semua

50

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan belajar
siswa secara umum sudah sesuai dengan harapan. Sebagian besar
indicator pengamatan muncul dalam aktivitas kerja siswa. Nilai yang
diperoleh dari pengamat I adalah 50 dan dari pengamat II adalah 51.
Sedangkan skor maksimal adalah 55, sehingga nilai rata-rata yang
diperoleh adalah:

50  51 101

55,5
2
2

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

50,5
x100% 91,8%
55

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori sangat baik.
Untuk jenis pengamatan yang kedua adalah pengamatan aktivitas
siswa secara individu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk
lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.12
Tabel aktivitas siswa setiap indikator siklus II
No
Indikator
Skor Prosentase
Kategori
1 Perhatian siswa
120
83.3%
baik
2 Diskusi dengan kelompok
125
86.8%
Sangat baik
3 Pengerjaan tugas
123
85,4%
baik
4 Bertanya
112
77,7%
cukup
5 Presentasi
110
76,3%
cukup
Jumlah
118
81,9%
baik
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa indikator pada
perhatian siswa menurun. Sedngkan pada indikator yang lain cenderung
meningkat.
g. Hasil Tes Evaluasi
Berdasarkan pada hasil tes evaluasi siklus II diperoleh data berupa
skor dengan menggunakan skala 100 dan KKM 70. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut:

90

Tabel 4.12
Hasil test siklus II
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Nama Siswa
Agus Setia Budi
Aneng Wahyu
A. Sharof
Ayin Puspo R
Daris Asfalina
Daris Khoirun N
Diah Pitaloka
Eni Rosidah
Fitria nur Farida
Ida Lutfina
Indah Khoirun N.
Istaudzanatul A.
M. Khafid Anhari
Kunia Dewi
Leni Fifiana
Linda Elfi D
Luluk Zulfa
Mahanufi Faiza
Miftakhul Jannah
Miftakhul Riski
M. Ainudin Zuhri
M. Aris R H
M. Aris S
M. Danang Eko
M. Himatul Zuhri
M. Irkam Z.
Mila Silfia Nur K.
Muji Rahayu
Ria Kumala Sari
Siti Masyitoh
Ummu Qoyyimah
Wifa Kusnawa
Yogi Laksana
Zuhrufin F. N
Risatul Hasanah
M. lutfi Azhar
Jumlah
Rata – rata

1

2

Skor
3

4

5

20

20

20

20

20

20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
15
20
20
20
20
15
20
20
20
20
20
20

20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
15
15
20
15
20
20
20
20
20
15
20
20
20
20
20
15
20
15
20
20
20
15
15
20
20
20

10
10
10
10
20
10
10
20
20
15
10
10
10
10
10
15
15
10
10
10
10
10
10
10
20
10
10
20
10
10
5
20
20
10
20

20
20
20
20
20
15
20
20
20
20
20
20
20
20
15
20
20
15
20
10
20
20
20
20
20
20
20
15
15
10
15
10
10
20
20
10

20
20
15
15
15
20
20
15
15
20
15
20
20
20
15
15
20
10
10
15
15
15
15
20
15
20
15
15
20
10
15
15
20
15
10
20

Jumlah
Skor
90
90
85
85
95
85
90
95
95
95
80
85
90
85
90
85
80
90
90
75
85
85
85
90
90
85
85
85
85
55
80
65
85
95
80
90
3100
86,1

Keterangan
Tuntas

Tidak
tuntas





































34
94,4%

2
5,6%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
86,1. Untuk tingkat ketuntasan meningkat menjadi 94,4% ≥ 85%.

91

Prosentase tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan. Untuk
itu tidak perlu diadakan perbaikan.

g. Refleksi
Adapun hasil refleksi berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, dan
hasil tes evaluasi maka diperoleh beberapa hal, yaitu:
1. Hasil belajar siswa pada test evaluasi siklus II menunjukkan peningkatan

yang sangat baik. Sebagian besar siswa dapat mencapai KKM yaitu ≥70
dan ketuntasan belajar sudah mencapai 94.4%. sehingga tidak perlu
diadakan pengulangan siklus.
2. Aktifitas peneliti telah menunjukkan tingkat keberhasilan dalam kategori
sangat baik.
3. Aktifitas siswa telah menunjukkan tingkat keberhasilan dalam kategori
sangat baik terutama pada indikator presentasi dan bertanya.
4. Kegiatan belajar sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.
5. Kegiatan pembelajaran menunjukkan siswa aktif dalam berdiskusi dan
bertanya.
Berdasarkan hasil refleksi diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak
perlu diadakan lagi pengulangan siklus untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar.
C. Hasil Wawancara

92

Wawancara dilakukan terhadap subjek yang berjumlah tiga siswa untuk
mengetahui respon terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah mereka
ikuti, dan pemahaman terhadap materi. Wawancara dilakukan peneliti
terhadap subjek wawancara setelah pelaksanaan penelitian. Siswa menyatakan
bahwa teman-teman di kelas mereka merasa lebih jelas menerima materi dan
konsep dengan jelas karena pembelajaran dilakukan dengan bekerja sama
dengan kelompok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek wawancara dapat
disimpulkan bahwa siswa akan lebih mudah menerima pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Adapun transkrip
hasil wawancara bias dilihat pada lampiran.

D. Temuan Peneliti
Berdasarkan penelitian diatas, temuan yang diperoleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Siswa merasa senang ketika mengikuti pembelajaran menggunakaan model

kooperatif model NHT.
2. Siswa dapat memperoleh pengalaman baru saat mengikuti pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe NHT.
3. siswa terlihat aktif saat mengikuti pembelejeran, sehingga suasana kelas
tidak membosankan.
4. Siswa lebih giat dalam dalam memahami materi, karena pada pembelajaran
ini peneliti menunjuk siswa untuk presentasi secara acak.

93

5. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga melatih siswa untuk menghargai

pendapat siswa lain sat mempresentasikan hasil kerja.
6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil

belajr siswa, sehingga nilai-nilai yang mereka peroleh bisa maksimal.

E. Pembahasan
Numbered Head Togetrer adalah pembelajaran saling berdiskusi
dengan kelompok dan pemberian nomor sehingga setiap siswa harus siap
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran ini merupakan suatu pembelajaran yang efektif untuk
membuat variasi suasana diskusi didalam kelas. Dengan prosedur yang
digunakan dalam NHT dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk
berfikir, untuk merespon dan saling membatu. Dalam pembelajaran ini guru
hanya melengkapi penyajian singkat, sedangkan siswa dituntut untuk aktif
dalam berfikir.
Dalam penelitian ini pembentukan kelompok disesuaikan dengan
kemampuan siswa sehingga dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Sehingga semua kelompok
menjadi seimbang dan bisa aktif semua.
Pada tahap pembelajaran kooperatif tipe NHT ini guru memberikan
penomoran kepada masing-masing kelompok. Kemudian diberikan masalah
untuk difikirkan dengan kelompoknya. Untuk mempresentasikan hasil
kelompok, guru menunjuk secara acak dengan menyebutkan nama kelompok

94

dan nomor yang tadi sudah dibagikan. Pemberian nomor tersebut bertujuan
agar semua siswa siap dan sungguh-sungguh dalam memahami materi yang
diajarkan.
Berdasarkan penelitian yang dihasilkan oleh peneliti diperoleh bahwa
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika kelas X-F MAN Kunir pada pokok bahasan ruang dimensi
tiga. Dengan pembelajaran ini siswa bisa berdiskusi dengan kelompok dan
aktif bertanya apabila belum memahami materi. Suasana kelas yang
membosankan berubah menjadi suasana kelas yang menyenangkan dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan refleksi pada siklus I, masih terdapat kekurangan pada
proses pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ini.
Diantaranya masih ada siswa yang kurang aktif dan kurang memahami tujuan
pembelajaran. Selain itu siswa masih kurang percaya diri untuk
mempresentasikan hasil kerja mereka. Dari kekurangan tersebut, maka perlu
diadakan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
Proses perbaikan dilakukan pada siklus II, sehingga kekurangan yang
terjadi pada siklus I dapat dikurangi. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ada
peningkatan. Hal itu dapat dilihat pada proses pembelajaran. Siswa sudah
mulai bersemangat dalam belajar berkelompok. Mereka sudah mampu
memahami masalah yang diberikan oleh guru. Selain itu mereka juga aktif
dalam bertanya dan memberikan jawaban dari pertanyaan siswa yang lain.

95

Untuk hasil observasi pengamatan peneliti pada siklus I adalah 74,6 %
masuk pada kategori cukup. Pada siklus II adalah 93 % masuk pada kategori
sangat baik. Pada hasil observasi pengamatan siswa pada siklus I adalah 80 %
masuk pada kategori baik. Pada siklus II adalah91 % masuk pada kategori
sangat baik.
Sedangkan untuk aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dijelaskan
sebagai berikut:
1.

Aktivitas Siswa
pada pembelajaran Ruang Dimensi Tiga dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Numbereh Head Together, siswa tampak
begitu aktif. Kondisi didalam kelas sangat menyenangkan, siswa saling
antusias berdiskusi dengan kelompoknya. Siswa juga berusaha memahami
materi, karena dalam pembelajaran ini guru menunjuk nomor untuk
mempresentasikan hasil belajar mereka. Untuk itu setiap siswa harus siap
dan juga harus memahami materi dengan baik.
Berdasarkan analisis aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II selama
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT aktivitas siswa
mengalami peningkatan yaitu dari 74,9% menjadi 81,9%. sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif
tipe NHT dikategorikan baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe NHT memiliki pengaruh positif terhadap aktivitas siswa, terutama

96

aktivitas berdiskusi, bertanya, dan presentasi. Pembelajaran ini juga dapat
mengurangi dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang dimensi tiga
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together diperoleh dari hasil tes akhir siswa (lihat lampiran). Test ini
dilakukan pada akhir siklus I dan II, Setelah siswa memahami materi
siklus I dan II. Masing-masing siswa mengerjakan test secara individu.
Dari hasil analisis nilai tes siswa pada siklus I terlihat bahwa ratarata hasil belajar siswa adalah 72,77. Sedangkan berdasarkan hasil analisis
ketuntasan siswa mencapai 75 %. Untuk itu pada siklus I tindakan yang
diberikan belum bisa dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu ketuntasan belajar siswa
terhadap bahan ajar mencapai ≥85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.
Berdasarkan hasil evaluasi peneliti, hasil belajar siswa sudah baik,
tetapi ketuntasan belajar siswa masih belum bisa dikatakan tuntas, karena
masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh
peneliti yaitu ketuntasan belajar siswa terhadap bahan ajar mencapai ≥85%
dari jumlah siswa dalam satu kelas. Pada siklus II sudah dilakukan
perbaikan tentang tindakan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan peneliti. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 75% dan
setelah pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94,4 % ≥ 85 %.

97

Penelitian tersebut sudah bisa dikatakan berhasil karena sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Peningkatan tersebut
terjadi karena siswa sudah paham dengan metode pembelajaran yang
diterapkan guru (peneliti).
Dengan demikian tindakan yang diberikan sudah berhasil dengan
baik karena pada siklus II siswa sudah mengalami ketuntasan dalam
belajar dan hasil belajar siswa sudah meningkat. Berdasarkan ketentuan
KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing
sekolah yang dikenal dengan kriteria ketuntasan minimal, dengan
berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta
didik berbeda beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda-beda; dan
daya dukung setiap sekolah berbeda.

Dokumen yang terkait

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Analisis Tingkat Penalaran dalam Menyelesaikan Soal-soal Matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga Siswa Kelas X F SMAN I Kampak Tahun Pelajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

Analisis Tingkat Penalaran dalam Menyelesaikan Soal-soal Matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga Siswa Kelas X F SMAN I Kampak Tahun Pelajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika materi bangun ruang siswa kelas VIII SMPN 1 Ngunut Tulungagung semester genap tahun ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13