Perancangan Interior Bridge Hiphop Street Academy (B.H.S.A) dengan Tema Believe in Yourself di Bandung.

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | i

ABSTRAK

Aspek kehidupan saat ini memiliki banyak kegiatan yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat dan dapat berdampak positif maupun negatif. Kegiatan kesenian salah satu kegiatan yang berdampak positif dan bekontribusi memberikan nilai kreatif pada masyarakat. Seni tari / dance merupakan salah satu kegiatan seni yang mendapat perhatian besar dari masyarakat. Dance telah dikenali mulai dari balet hingga saat ini banyak bermunculan aliran gaya modern yang digemari oleh kebanyakan remaja, seperti aliran gaya modern dance, hip hop, street dance, jazz, waltz.

Remaja di Indonesia, khususnya Bandung juga menggemari aliran gaya modern di dunia, salah satunya adalah street dance. Kota bandung sampai saat ini memiliki beberapak komunitas street dance yang masih aktif, seperti contohnya Bandung Street Dance Community (B.S.D.C), Rocket Crew, Evolution Famz, dan One Street, juga terdapat satu-satunya tempat kursus street dance di Bandung yaitu Bridge HipHop Street Academy (BHSA). Tempat kursus / akademi memiliki standar ruang, keamanan dan kenyamanan yang seharusnya terpenuhi, namun BHSA belum memiliki tempat yang memadai, dengan standar keamanan dan kenyamanan yang rendah ditambah tidak memiliki fasilitas lain selain studio berlatih, kantor pendaftaran dan toilet.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | ii

ABSTRACT

There are a lot of activities which have distinct role for people’s lives nowadays, and they may impact us either positively or negatively. Art is one of the activities which has a positive impact as well as contributes in public’s creativity development. Dance is a kind of art which receives great attention from public. Dance is widely-known in various forms, starting from ballet to the more modern ones popular among young people such as modern dance, hip-hop, street dance, jazz and waltz.

Teenagers in Indonesia, especially Bandung, also have great interest in modern dance, one of which is street dance. Bandung now has several active street dance communities, for example Bandung Street Dance Community (BSDC), Rocket Crew, Evolution Famz and One Street. The city is also the home of the only street dance academy, Bridge Hip Hop Street Academy (BHSA). An academy should have high standard of dance room, security, and comfort; however, the place BHSA owns is not quite suitable with its low security and lack of facilities aside from a practice studio, registration office and a restroom.


(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Ide / Gagasan 3

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Perancangan 5

1.6 Manfaat Perancangan 5

1.7 Batasan Masalah 6

1.8 Sistematika Penulisan 7

BAB II STREET DANCE

2.1 Definisi Street Dance 8

2.3 Sejarah Street Dance 10

2.3 Jenis Street Dance 11

2.4 Karakteristik Studio Dance 14

2.5 Fasilitas utama Street Dance Center

2.5.1 Lobi dan Resepsionis 19

2.5.2 Dance Practice Room 20

2.5.3 Source Room 21

2.5.4 Conference Room 22

2.5.5 Workout Room 23

2.5.6 Rehearsal Room 24

2.5.7 Snack Bar 25

2.5.8 Store 26


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | iv 2.6 Ergonomi

2.6.1 Lobi dan Resepsionis 28

2.6.2 Studio Dance 29

2.6.3 Conference Room 30

2.6.4 Workout Room 31

2.6.5 Snack Bar 31

2.6.6 Store 32

2.6.7 Locker and Shower Room 33

2.7 Teori Akustik 33

2.7.1 Pengertian Akustik 34

2.7.2 Gejala dalam Ruang Tertutup 34

2.8 Street Dance International (SDI) 37

2.9 National Dance Education Organization (NDEO) 39 2.10 Komunitas di Bandung

2.10.1 B.S.D.C 41

2.10.2 BHSA 43

2.11 Studi Banding

2.11.1 Street Dance Academy (SDA) 46

2.11.2 City Academy 47

2.11.3 Main Street Dance Academy (MSDA) 50

2.11.4 South East Dance (SED) 51

2.12 Perbandingan hasil studi banding dan BHSA 55

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

3.1 Deskripsi Proyek 56

3.2 Deskripsi Site 57

3.2.1 Analisis Fungsi 60

3.2.2 Analisis Site dan Building 62

3.3 Identifikasi User 66

3.4 Programming

3.4.1 Bubble Diagram 67


(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | v

3.4.3 Zoning dan Blocking 69

3.4.4 Tabel Kebutuhan Ruang 70

3.5 Ide Implementasi Konsep pada Objek Studi

3.5.1 Tema Perancangan 71

3.5.2 Konsep Perancangan 73

BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR

4.1 Layout General 76

4.2 Denah Khusus

4.2.1 Main Building Area 78

4.2.2 Dance Practice room basic 1 86

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 91

5.2 Saran 93


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Street Dance 10

Gambar 2.2 Gerakan downrock pada b-boying 11

Gambar 2.3 Gerakan Krumping 12

Gambar 2.4 Gerakan Popping, Waving, Breaking 13

Gambar 2.5 Studio Dance 14

Gambar 2.6 Harlequin sprung floors 15

Gambar 2.7 Studio dengan jendela 16

Gambar 2.8 Studio dengan cermin 16

Gambar 2.9 Studio Dance 17

Gambar 2.10 Studio dengan double barres 17

Gambar 2.11 Desain Lobby 19

Gambar 2.12 Desain Lobby module table 19 Gambar 2.13 Studio YG Entertainment, Korea indoor 20

Gambar 2.14 Outdoor Practice 20

Gambar 2.15 Digital Library trends for 2015 21 Gambar 2.16 Informal office meeting room designs 22 Gambar 2.17 Simple minimalist meeting room designs 22

Gambar 2.18 Workout room designs 23


(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | vii Gambar 2.20 Pertunjukkan dance di Universal Studios, Singapore 24 Gambar 2.21 Hayes island snack bar 25 Gambar 2.22 Official Legoland Florida resort site 25 Gambar 2.23 AnnieAimee store at Toronto 26 Gambar 2.24 Locker and shower room 27 Gambar 2.25 Standar Meja Resepsionis 28 Gambar 2.26 Standar Fasilitas Duduk di Lobi 28 Gambar 2.27 Standar kebutuhan ruang studio 29 Gambar 2.28 Standar ketinggian plafon dalam studio 29 Gambar 2.29 Standar konfigurasi audiovisual dan garis pandang 30 Gambar 2.30 Standar jarak pada unit angkat tenaga pada dinding 31

Gambar 2.31 Standar tempat makan 31

Gambar 2.32 Standar jarak bersih lorong samping 32 Gambar 2.33 Standar tinggi dan sirkulasi tempat barang digantung 32 Gambar 2.34 Standar jarak bersih tempat pengepasan sepatu 32 Gambar 2.35 Standar jarak bersih minimal dan ketinggian shower 33

Gambar 2.36 Akustik ruang 34

Gambar 2.37 Bunyi dalam ruang tertutup 34 Gambar 2.38 Bunyi dalam ruang stage 35 Gambar 2.39 Material penyerap bunyi 36 Gambar 2.40 Website Street Dance International 38


(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | viii Gambar 2.41 Bandung Street Dance Community 41 Gambar 2.42 Kumpulan Kegiatan B.S.D.C 42

Gambar 2.43 Anggota BHSA 43

Gambar 2.44 Kegiatan BHSA 44

Gambar 2.45 Saat latihan BHSA 45

Gambar 2.46 Website Street Dance Academy 46

Gambar 2.47 Taster 47

Gambar 2.48 Beginners 48

Gambar 2.49 Improvers 1 48

Gambar 2.50 Improvers 2 49

Gambar 2.51 Website City Academy 49

Gambar 2.52 Website Main Street Dance Academy 50 Gambar 2.53 Main Street Dance Academy 51 Gambar 2.54 Website South East Dance 52 Gambar 2.55 Studio dance South East Dance 53 Gambar 2.56 Rehearsal dance room South East Dance 53 Gambar 2.57 Foyer and conference room South East Dance 54 Gambar 2.58 Facade South East Dance 54 Gambar 3.1 Facade Secret Factory Outlet 57 Gambar 3.2 Site Secret Factory Outlet 58 Gambar 3.3 batas barat, timur, dan selatan 58


(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | ix Gambar 3.3 Denah Secret Factory Outlet 59 Gambar 3.4 Tampak Fasad Secret Factory Outlet 59 Gambar 3.5 Zoning Blocking Lantai 1 69 Gambar 3.6 Zoning Blocking Lantai 2 69

Gambar 3.7 Studio dance 73

Gambar 3.8 a. Gerakan downrock, b. Contoh furnitur 73 Gambar 3.9 Penggunaan Graffiti & Batu bata pada cafe 74 Gambar 3.10 a. Indirect lighting, b. Spot lighting 75

Gambar 4.1 Denah general lantai 1 77

Gambar 4.2 Denah general lantai 2 77

Gambar 4.3 Tampak potongan general 77

Gambar 4.4 Main building area layout furniture 78 Gambar 4.5 Perspective view lobby area 79 Gambar 4.6 Ceiling plan main building area 79 Gambar 4.7 Perspective view recepsionist area 80 Gambar 4.8 Perspective view office area 80 Gambar 4.9 Perspective view source room 81 Gambar 4.10 Perspective view conference room 82 Gambar 4.11 Layout conference room 82 Gambar 4.12 Fitur meja meeting room 83 Gambar 4.13 Perspective view workout room 83


(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | x Gambar 4.14 Perspective front view rehearsal room 84 Gambar 4.15 Perspective front view rehearsal room seating area 84 Gambar 4.16 Perspective front view rehearsal room seating area 2 84 Gambar 4.17 Perspective front view control room 85 Gambar 4.18 Perspective view rehearsal room 85 Gambar 4.19 Layout furniture dance practice room basic 1 86 Gambar 4.20 Tampak dinding 1 studio 86 Gambar 4.21 Isonometri dinding studio 87

Gambar 4.22 Detail dinding 87

Gambar 4.23 Perspective dinding Ekous 88

Gambar 4.24 Detail dinding 88

Gambar 4.25 Detail panel ceiling 89

Gambar 4.26 Perspective ceiling studio dance 89 Gambar 4.27 Perspective harlequin floor studio dance 90


(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, banyak kegiatan yang dapat berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan yang berdampak positif adalah kegiatan kesenian dimana didalamnya terdapat seni tari / dance. Sejak dahulu kegiatan dance mendapat perhatian besar di masyarakat, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Kegiatan ini dapat menjadi sarana mengasah kemampuan otak dan fisik, juga sebagai sarana sosialisasi memperbanyak teman. Saat ini, banyak aliran dance mancanegara yang berkembang dan diminati remaja di Indonesia, khususnya di kota Bandung, yaitu aliran gaya modern dance, street dance, jazz, waltz, dan masih banyak lagi.


(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 2 Salah satu jenis tarian modern yang berkembang di kalangan remaja khususnya di Indonesia saat ini adalah street dance yang mulai eksis dari awal abad 20. Di Indonesia sudah banyak komunitas yang berkumpul dan menyalurkan hobi mereka, bahkan saat ini sudah ada tempat kursus bagi remaja yang ingin mempelajarinya.

Saat ini di kota Bandung, komunitas dan tempat kursus street dance B.H.S.A (Bridge HipHop Street Academy) belum memiliki studio tempat berlatih khusus, mereka berlatih di satu studio milik pribadi yang digunakan bergantian maupun tempat publik seperti taman, tempat parkir, ataupun menyewa studio. Kebanyakan orang terlebih lagi orang tua dari remaja peminat street dance merasa takut juga tidak aman jika berlatih di tempat publik, selain itu B.H.S.A yang hanya memiliki satu studio membuat kelas harus dibagi menjadi dua shift, sore dan malam sehingga terdapat remaja yang berlatih hingga malam hari.

Oleh karena itu, perancang ingin menggagas desain yang memfasilitasi user dari B.H.S.A sebagai akademi dengan fasilitas utama, yaitu memiliki satu studio masing-masing tingkat klasifikasi sehingga pembagian shift memungkinkan tidak sampai malam hari, rehearsal room sebagai tempat menunjukkan hasil latihan dalam bentuk ruang pertunjukkan dengan stage, source room sebagai tempat pembelajaran melalui media elektronik maupun media cetak, dan tempat berlatih fisik sebagai dasar penguat gerakan juga olah tubuh murid akademi.

Berperan juga sebagai wadah komunitas street dance yang memiliki fasilitas pendukung seperti snack bar, store, dan private community room untuk menjadi tempat berkumpul dan berbagi cerita pengalaman bagi seluruh murid akademi juga komunitas street dance Rocket Crew yang tergabung dalam B.H.S.A ini. Keseluruhan perancangan B.H.S.A ini akan mengambil gerakan paling umum dari street dance, yaitu breakdance sebagai bentukan awal yang akan dikembangkan dengan mengambil karakter kehidupan sehari-hari street dancer.


(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 3

1.2 Identifikasi Masalah

Saat ini, banyak orang yang tertarik mempelajari dance sebagai kegiatan positif, tidak hanya karena hobi namun juga sebagai sarana berolahraga. Street Dance, salah satu aliran gaya dance yang sedang banyak diminati. Komunitas dan tempat kursus B.H.S.A di Bandung hanya memiliki satu studio standar sehingga harus membagi shift atau berlatih di tempat publik seperti taman maupun lapangan parkir, sehingga orang tua merasa ragu bagi anaknya belajar street dance. Oleh karena itu, diperlukan sebuah tempat kursus sekaligus wadah komunitas dengan fasilitas memadai untuk menjadi sebuah akademi sehingga masyarakat khususnya di Bandung diharapkan memiliki ketertarikan untuk mempelajari street dance.

1.3 Ide / Gagasan

Pada perancangan B.H.S.A (Bridge HipHop Street Academy), perancang ingin memfasilitasi tempat kursus ini sehingga menjadi akademi hiphop dan street dance pertama di Bandung, sekaligus sebagai wadah komunitas untuk membantu perkembangan aliran gaya street dance yang pada awalnya di Bandung kemudian diharapkan meluas hingga se-Indonesia. Perancang merancang sebuah fasilitas yang mendukung bagi tempat kursus sehingga tidak perlu berlatih bergantian menggunakan satu studio, namun diberikan beberapa studio dan wadah komunitas street dance dengan fasilitas penunjuang bagi street dancer. Seluruh fasilitas dalam perancangan didasarkan terhadap acuan kebutuhan B.H.S.A yang didapat dalam hasil wawancara (dapat dilihati pada lampiran 1).

B.H.S.A memiliki tingkat klasifikasi mulai dari basic 1, basic 2, intermediate 1, dan intermediate 2. Maka dari itu perancang merancang dance practice room sebagai fungsi utama tempat kursus dan tempat komunitas berlatih. Dance practice room ini dirancang sesuai dengan standar kenyamanan dan keamanan menurut acuan standar studio dance (dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3).


(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 4 Standar sebuah ruang studio dance dalam acuan, yaitu mengggunakan material dan beberapa kebutuhan perlengkapan yaitu flooring unpolished, tidak licin dan mudah dibersihkan, cermin di salah satu sisi dinding, barres sebagai pegangan maupun alat bantu stretching, dan perlengkapan lainnya (AC, kipas angin, sound system, dll).

Selain dance practice room, perancang juga menyediakan fasilitas berlatih outdoor di taman karena street dance sendiri sebenarnya berkembang di luar ruangan. Fasilitas tempat battle outdoor disediakan sebagai tempat berlatih terbuka sesama murid akademi maupun bersama komunitas. Rehearsal room, tempat mempertunjukkan hasil latihan murid akademi masing-masing tingkat klasifikasi. Tempat ini juga bisa menjadi panggung bagi komunitas yang menantang (battle) sebagai pertandingan persahabatan terhadap komunitas yang tergabung dalam B.H.S.A dengan tujuan menjadi sarana sosialisasi menambah teman, juga menambah wawasan saat melihat gerakan lawan yang memberikan ide kreatifitas. B.H.S.A juga menjadi wadah bagi komunitas street dance, karena itu perancang menyediakan fasilitas pendukung, yaitu snack bar, store, office dan fasilitas lain (locker room dan shower room). Snack bar ini menjadi tempat berkumpul, berbagi cerita pengalaman untuk komunitas street dance dan murid kursus yang menjadi sarana menambah wawasan juga menambah teman baru. Store tempat menjual segala kebutuhan dan baju street dancer agar tidak sulit mencari kebutuhan outfit baik sehari-hari maupun saat bertanding.

Office terbagi menjadi 2, marketing office merupakan tempat bagi orang tua maupun orang yang baru ingin bergabung diajak berkeliling dan diberi penjelasan keseluruhan mengenai B.H.S.A oleh staf marketing. Staff office untuk keperluan administrasi baik gedung maupun komunitas dan event. Snack bar, store, dan office akan menggunakan material seperti bata ekspos, epoxy, metal, kayu, dan multipleks finishing dengan bentukan yang terinspirasi dari musik dan karakter street dance itu sendiri.


(15)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 5

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok masalah berkaitan dengan latar belakang di atas:

1. Bagaimana merancang interior B.H.S.A yang memiliki fasilitas memadai dan memenuhi standar keamanan material lantai, dinding, dan plafon sesuai dengan acuan National Dance Education Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio?

2. Bagaimana merancang interior B.H.S.A dengan pengaplikasian material, pencahayaan, warna, dan bentukan furniture yang terinspirasi dari musik dan karakter street dance?

1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan bedasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:

1. Merancang interior B.H.S.A yang memiliki fasilitas memadai dan memenuhi standar keamanan material lantai, dinding, dan plafon sesuai dengan acuan National Dance Education Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio.

2. Merancang interior B.H.S.A dengan pengaplikasian material, pencahayaan, warna dan bentukan furniture yang terinspirasi dari musik dan karakter street dance.

1.6 Manfaat Perancangan

A.Bagi Perancang

1. Mendapatkan pengetahuan mengenai perkembangan street dance dan manfaat yang didapatkan dari belajar dance.

2. Mendapatkan pengetahuan mengenai standar tempat kursus dance dengan fasilitas yang memenuhi standar kenyamanan dan keamanan material lantai, dinding, dan plafon sesuai dengan acuan National Dance Education Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio.


(16)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 6 B. Bagi komunitas dan masyarakat

1. Mendapatkan gagasan untuk membuat fasilitas khusus bagi tempat kursus dan juga latihan komunitas street dance agar mendapatkan tempat yang sesuai standar acuan.

2. Mendapatkan ide untuk membuat wadah bagi peminat street dance yang ingin bergabung untuk berkumpul dan berbagi cerita pengalaman mengenai dance sekaligus mencari kebutuhannya di store yang tersedia di dalam perancangan BHSA ini.

1.7 Batasan Masalah

B.H.S.A merupakan fasilitas bagi komunitas dan tempat kursus di Bandung yang hanya memiliki satu studio standar sehingga harus membagi shift kelas atau berlatih di tempat publik sehingga orang tua merasa ragu bagi anaknya belajar street dance. Standar keamanan, fasilitas ruang, material dari lantai, dinding dan plafon pada B.H.S.A saat ini tidak cukup memenuhi kebutuhan user yang sudah mencapai 300 orang.

Maka dari itu, tempat yang akan memfasilitasi user dari B.H.S.A ini, akan dirancang menjadi sebuah akademi yang diakui sehingga masyarakat khususnya di Bandung diharapkan memiliki ketertarikan lebih dan perasaan tidak takut untuk mempelajari street dance.

Fasilitas B.H.S.A akan menjadi tempat akademi dan wadah komunitas pertama di Bandung dengan acuan standar fasilitas ruang, keamanan material lantai, dinding, dan plafon dari National Dance Education Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio. Acuan standar ini diharapkan akan lebih menambah kepercayaan masyarakat Bandung akan aliran gaya street dance.

Perancangan B.H.S.A ini menggunakan site Secret Factory Outlet yang didalamnya terdapat dance practice room dengan 4 level kelas, rehearsal room, snack and bar, store, dan office dengan standar keamanan dan fasilitas tambahan lain yang sesuai dengan acuan studi banding.


(17)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 7

1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide/gagasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan dan ruang lingkup perancangan.

BAB II STREET DANCE

Bab ini menjelaskan definisi Street Dance, sejarah, jenis, karakteristik standar studio, fasilitas B.H.S.A, perkembangan teori-teori tentang ergonomi ruang dan yang lainnya.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisikan deskripsi proyek, deskripsi site beserta analisis fungsi dan site building, programming (seperti user, flow activity, kebutuhan ruang, dan zoning blocking), dan penjelasan konsep yang dipakai dalam perancangan.

BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR

Bab ini memaparkan hasil perancangan B.H.S.A yang dikaitkan dengan pengaplikasian konsep dan tema desain yang telah dipilih dalam bentuk penjelasan dan gambar-gambar perancangan B.H.S.A.


(18)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 91

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan desain “Bridge Hiphop Street Academy” (B.H.S.A) ini, perancang dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang suatu tempat bagi wadah komunitas dan tempat kursus dance diperlukan berbagai fasilitas penting yang mendukung kegiatan mereka. Keseluruhan kegiatan yang dilakukan komunitas, dan tempat kursus perlu diperhatikan sebagai acuan perancangan desain. Sifat, cara dan kebiasaan sehari-hari mereka saat melakukan kegiatan di tempat yang sekarang, dan juga fasilitas yang mereka inginkan dalam “rumah kedua” nya akan menjadi acuan yang paling baik dalam perancangan desain kasus ini.


(19)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 92 Fasilitas yang dirancang harus menggunakan standar material yang sesuai, dengan studi literatur dari berbagai macam sumber dan bahkan studi banding diperlukan dalam menentukan perancangan desain sebuah akademi yang juga komunitas. Sehingga menjadi acuan bagi akademi lain di Indonesia, khsusnya di Bandung untuk menjadikan kegiatan dance sebagai sebuah kegiatan yang positif dan dapat dikembangkan di luar kegiatan akademi di sekolah bagi remaja. Akademi ini akan menjadi tempat kedua bagi pencinta street dance dan membuat orang tua dari remaja tidak akan merasa takut maupun tidak aman lagi.

Standar keamanan material lantai, dinding, dan plafon dalam perancangan BHSA ini mengacu pada studi literatur, yaitu National Dance Education Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio. NDEO merupakan sebuah organisasi edukasi mengenai dance yang memiliki standar untuk belajar dan mengajar dalam sebuah akademi dance, dengan ketentuan standar keamanan baik material maupun secara keseluruhan.

Perancangan interior yang mengikuti acuan studi literatur menjadikan BHSA sebuah fasilitas akademi pertama di Bandung sebagai tempat kursus yang memenuhi kebutuhan dan standar keamanan bagi user. Lantai yang menggunakan material khusus sprung floor, dinding yang dilengkapi cermin dan barres, plafon dengan ketingian lebih dari minimum yang ditentukan, dengan keseluruhan material pendukung yang memberikan kinerja akustik.

Street dance adalah sebuah aliran dance yang tidak biasa, dan memiliki karakter yang kuat. Karakter yang kuat memberikan inspirasi dalam perancangan BHSA, dengan tambahan karakter lain seperti musik, kehidupan sehari-hari, dan keseluruhan sifat dari gerakan street dance itu sendiri. Gerakan street dance berawal dari break dance style yang menunjukkan “patahan” gerakan tangan, kaki maupun olah tubuh sehingga didapat bentukan “patah” yang berarti bentukan dengan ujung tumpul maupun lancip.


(20)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 93 Street dance identik dengan sebuah aliran tari yang cepat, dan energik sehingga memberikan penari movement yang cukup rumit, namun tetap memiliki coordination dalam pemilihan gerakan maupun perpindahan dari gerakan satu ke yang lainnya.

Penari street dance lebih mendapatkan inspirasi saat mendengarkan tempo lagu, dan dipersilahkan untuk bebas menari dan menjadikan terdapat gerakan free style yang harus dimiliki setiap penari sebagai sebuah gerakan original miliknya sendiri. Sehingga, perancangan B.H.S.A ini lebih mengacu kepada kehidupan sehari-hari, karakteristik, dan musik yang terdapat pada aliran street dance ini sendiri.

Sehingga, didapat perancangan pengaplikasian material, pencahayaan, warna, bentukan ruang, dan furnitur yang terinspirasi dari musik dan karakter street dance.

5.2 Saran

Perancangan desain “Bridge Hiphop Street Academy” (B.H.S.A)

memerlukan acuan awal dari kegiatan dan karakterkehidupan street dancer pada umumnya. Dalam perancangan untuk memfasilitasi B.H.S.A selanjutnya, sebaiknya diperhatikan bagaimana karakter yang kuat dalam street dancer sehingga bentukan dapat lebih berkembang dari sekedar karakter gerakan breakdance yang ada.

Fasilitas yang terdapat dalam B.H.S.A ini masih harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman sehingga murid akademi lebih merasa nyaman untuk menjadikan tempat ini sebagai “rumah kedua” mereka untuk belajar dan menambah wawasan maupun sosialisasi.


(21)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 94

DAFTAR PUSTAKA

Literatur buku :

Adshead-Landsdale, J.Dance History: An Introduction.Ed.1994

April, Matthew.Foundation: B-boys, B-girls, And Hip-Hop Culture In New York.Oxford University Press.2009

Doelle, L.Leslie.Akustik Lingkungan.Jakarta: Erlangga.1986.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Kedua.Jakarta: Balai Pustaka.1995.

Karlen, Mark dan James Benya. Dasar-dasar Desain Pencahayaan.Jakarta: Erlangga.2004

Panero, Julius.Human Dimension.Jakarta: Erlangga.1979.

Pile, John F.(4th ed)(2007).Interior Design.Pearson Prentice Hall Literatur web :

http://www.dancepumped.co.uk/dance-definitions/ (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk 8.27 WIB)

http://14magz.blogspot.com/ (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk 08.44 WIB) http://www.streeturbandanceco.org/dancestyles.htm (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk10.05 WIB)

http://www.ehow.co.uk/about_6643056_street-dance-history.html (diunduh hari Selasa, 9 September 2014 pk 10.33 WIB)

http://www.ndta.org.uk/advice-information/dance-studio-specification/ (diunduh hari Rabu, 17 September 2014 pk 08.48 WIB)

http://www.sportengland.org/media/32375/Fitness-and-exercise-spaces.pdf (diunduh hari Rabu, 17 September 2014 pk 09.20 WIB)


(22)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 95 www.artikata.com (diunduh hari Sabtu, 20 September 2014 pk 19.58 WIB)

www.streetdanceinternational.com/ (diunduh hari Jumat, 24 Oktober 2014 pk 11.02 WIB)

www.playenable.com (diunduh hari Sabtu, 29 November 2014 pk 12.08 WIB) http://www.creativevolt.com/why-is-street-dance-so-popular/

http://dubalibeatz2.wordpress.com/ilmu-dance-dan-djing/pengertian-dance-tari/ http://www.worlddanceacademy.com.my/


(1)

1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide/gagasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan dan ruang lingkup perancangan.

BAB II STREET DANCE

Bab ini menjelaskan definisi Street Dance, sejarah, jenis, karakteristik standar studio, fasilitas B.H.S.A, perkembangan teori-teori tentang ergonomi ruang dan yang lainnya.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisikan deskripsi proyek, deskripsi site beserta analisis fungsi dan site building, programming (seperti user, flow activity, kebutuhan ruang, dan zoning blocking), dan penjelasan konsep yang dipakai dalam perancangan.

BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR

Bab ini memaparkan hasil perancangan B.H.S.A yang dikaitkan dengan pengaplikasian konsep dan tema desain yang telah dipilih dalam bentuk penjelasan dan gambar-gambar perancangan B.H.S.A.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 91

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan desain “Bridge Hiphop Street Academy” (B.H.S.A) ini, perancang dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang suatu tempat bagi wadah komunitas dan tempat kursus dance diperlukan berbagai fasilitas penting yang mendukung kegiatan mereka. Keseluruhan kegiatan yang dilakukan komunitas, dan tempat kursus perlu diperhatikan sebagai acuan perancangan desain. Sifat, cara dan kebiasaan sehari-hari mereka saat melakukan kegiatan di tempat yang sekarang, dan juga fasilitas yang

mereka inginkan dalam “rumah kedua” nya akan menjadi acuan yang


(3)

Fasilitas yang dirancang harus menggunakan standar material yang sesuai, dengan studi literatur dari berbagai macam sumber dan bahkan studi banding diperlukan dalam menentukan perancangan desain sebuah akademi yang juga komunitas. Sehingga menjadi acuan bagi akademi lain di Indonesia, khsusnya di Bandung untuk menjadikan kegiatan dance sebagai sebuah kegiatan yang positif dan dapat dikembangkan di luar kegiatan akademi di sekolah bagi remaja. Akademi ini akan menjadi tempat kedua bagi pencinta street dance dan membuat orang tua dari remaja tidak akan merasa takut maupun tidak aman lagi.

Standar keamanan material lantai, dinding, dan plafon dalam perancangan BHSA ini mengacu pada studi literatur, yaitu National Dance Education

Organization (NDEO) dan Sportsotland Design Note 4: Dance Studio.

NDEO merupakan sebuah organisasi edukasi mengenai dance yang memiliki standar untuk belajar dan mengajar dalam sebuah akademi

dance, dengan ketentuan standar keamanan baik material maupun secara

keseluruhan.

Perancangan interior yang mengikuti acuan studi literatur menjadikan BHSA sebuah fasilitas akademi pertama di Bandung sebagai tempat kursus yang memenuhi kebutuhan dan standar keamanan bagi user. Lantai yang menggunakan material khusus sprung floor, dinding yang dilengkapi cermin dan barres, plafon dengan ketingian lebih dari minimum yang ditentukan, dengan keseluruhan material pendukung yang memberikan kinerja akustik.

Street dance adalah sebuah aliran dance yang tidak biasa, dan memiliki

karakter yang kuat. Karakter yang kuat memberikan inspirasi dalam perancangan BHSA, dengan tambahan karakter lain seperti musik, kehidupan sehari-hari, dan keseluruhan sifat dari gerakan street dance itu sendiri. Gerakan street dance berawal dari break dance style yang

menunjukkan “patahan” gerakan tangan, kaki maupun olah tubuh sehingga didapat bentukan “patah” yang berarti bentukan dengan ujung tumpul


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 93 Street dance identik dengan sebuah aliran tari yang cepat, dan energik

sehingga memberikan penari movement yang cukup rumit, namun tetap memiliki coordination dalam pemilihan gerakan maupun perpindahan dari gerakan satu ke yang lainnya.

Penari street dance lebih mendapatkan inspirasi saat mendengarkan tempo lagu, dan dipersilahkan untuk bebas menari dan menjadikan terdapat gerakan free style yang harus dimiliki setiap penari sebagai sebuah gerakan

original miliknya sendiri. Sehingga, perancangan B.H.S.A ini lebih

mengacu kepada kehidupan sehari-hari, karakteristik, dan musik yang terdapat pada aliran street dance ini sendiri.

Sehingga, didapat perancangan pengaplikasian material, pencahayaan, warna, bentukan ruang, dan furnitur yang terinspirasi dari musik dan karakter street dance.

5.2 Saran

Perancangan desain “Bridge Hiphop Street Academy” (B.H.S.A)

memerlukan acuan awal dari kegiatan dan karakterkehidupan street dancer pada umumnya. Dalam perancangan untuk memfasilitasi B.H.S.A selanjutnya, sebaiknya diperhatikan bagaimana karakter yang kuat dalam

street dancer sehingga bentukan dapat lebih berkembang dari sekedar

karakter gerakan breakdance yang ada.

Fasilitas yang terdapat dalam B.H.S.A ini masih harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman sehingga murid akademi lebih merasa nyaman untuk menjadikan tempat ini sebagai

“rumah kedua” mereka untuk belajar dan menambah wawasan maupun


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur buku :

Adshead-Landsdale, J.Dance History: An Introduction.Ed.1994

April, Matthew.Foundation: B-boys, B-girls, And Hip-Hop Culture In New

York.Oxford University Press.2009

Doelle, L.Leslie.Akustik Lingkungan.Jakarta: Erlangga.1986.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Kedua.Jakarta: Balai Pustaka.1995.

Karlen, Mark dan James Benya. Dasar-dasar Desain Pencahayaan.Jakarta: Erlangga.2004

Panero, Julius.Human Dimension.Jakarta: Erlangga.1979.

Pile, John F.(4th ed)(2007).Interior Design.Pearson Prentice Hall Literatur web :

http://www.dancepumped.co.uk/dance-definitions/ (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk 8.27 WIB)

http://14magz.blogspot.com/ (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk 08.44 WIB) http://www.streeturbandanceco.org/dancestyles.htm (diunduh hari Senin, 8 September 2014 pk10.05 WIB)

http://www.ehow.co.uk/about_6643056_street-dance-history.html (diunduh hari Selasa, 9 September 2014 pk 10.33 WIB)

http://www.ndta.org.uk/advice-information/dance-studio-specification/ (diunduh hari Rabu, 17 September 2014 pk 08.48 WIB)

http://www.sportengland.org/media/32375/Fitness-and-exercise-spaces.pdf (diunduh hari Rabu, 17 September 2014 pk 09.20 WIB)


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA| 95

www.artikata.com (diunduh hari Sabtu, 20 September 2014 pk 19.58 WIB)

www.streetdanceinternational.com/ (diunduh hari Jumat, 24 Oktober 2014 pk 11.02 WIB)

www.playenable.com (diunduh hari Sabtu, 29 November 2014 pk 12.08 WIB) http://www.creativevolt.com/why-is-street-dance-so-popular/

http://dubalibeatz2.wordpress.com/ilmu-dance-dan-djing/pengertian-dance-tari/ http://www.worlddanceacademy.com.my/