Uji Coba Modul Pelatihan Untuk Menurunkan Derajat Strain Based Conflict Pada Pegawai PT. "X" Bandung.

(1)

iv ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Uji Coba Modul Pelatihan untuk Menurunkan Derajat Strain Based Conflict pada Pegawai PT. ”X” Bandung. Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan uji coba rancangan modul pelatihan untuk menurunkan derajat strain based conflict pada Pegawai PT. ”X” Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan untuk menurunkan derajat strain based conflict pada pegawai PT. “X” Bandung.

Sampel pada penelitian ini adalah 10 orang pegawai yang terdiri dari 6 orang pegawai yang memiliki derajat strain based conflict tinggi dan 4 orang pegawai dengan derajat strain based conflict rendah. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner strain based conflict dengan validitas yang berkisar antara 0,449-0,726 dan reliabilitas 0,674.

Modul pelatihan ini telah teruji melalui level reaksi dan level pembelajaran dalam menurunkan derajat strain based conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pegawai menunjukkan reaksi yang positif terhadap pelatihan dan sebanyak 9 orang pegawai yang mengikuti pelatihan ini mengalami penurunan derajat strain based conflict. Sementara terdapat 1 orang karyawan yang tetap memiliki strain based conflict pada kategori tinggi namun demikian mengalami penurunan poin pada item yang mengukur derajat strain based conflict.

Saran teoritis untuk penelitian berikutnya adalah melakukan penelitian lanjutan mengenai strain based conflict pada berbagai tingkatan jabatan dengan jumlah subjek penelitian yang lebih besar. Sementara saran praktis untuk penelitian ini adalah

kepada pihak perusahaan “X” dapat menggunakan modul pelatihan ini sebagai salah satu upaya intervensi ataupun preventif untuk menurunkan derajat strain based conflict yang dialami pegawai PT. “X”.


(2)

ABSTRACT

This research entitled is the Try Out Training Module to reduce the degree of strain based conflict on PT. “X” Employee. The purpose of this research was to test the module to reduce the degree of strain based conflict on PT. “X” employee. The Goal is to obtain a module are reduced the degree of strain based conflict on PT. “X” employee.

The sample of this research is 10 PT. “X” employee consisting of 6 employee who have the high degree of strain based conflict and 4 employee who have the low degree of strain based conflict. Measuring instrument used is strain based conflict quesionare. The validity of this instrument ranged between 0,449-0,726 and the reliability is 0,674.

This training module has been tested through the level of reaction and the level of learning in reducing the degree of strain based conflict. The result showed that all the employee showing the positive reaction againts the training and 9 employee showing reduced of the degree of strain based conflict, while one of them still showing the high degree of strain based conflict but showing reducing of the point of items that measure the strain based conflict.

Theoretical advice for further research is to do research on every level of position with more the number of sample. The practical advice for the company, this training module can be one of the effort to intervention or to preventive in reducing the degree of strain based conflcit on PT. “X” employee.


(3)

vi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... ...i

Abstrak...iv

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ...x

Daftar Bagan...xi

Daftar Lampiran………...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...7

1.3.1. Maksud Penelitian...7

1.3.2. Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Penelitian ...7

1.4.1. Kegunaan Teoritis ...7

1.4.2. Kegunaan Praktis ...8

1.5 Metodologi Penelitian...8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Work Family Conflict...10


(4)

2.1.1 Pengertian Peran dan Konflik Peran ...10

2.1.2 Definisi Work Family Conflict...12

2.1.3 Work Family Conflict Form...12

2.1.4 Sumber atau Penyebab Work Family Conflict...13

2.1.5 Dimensi Work Family Conflict... 17

2.2 Karir dan kerja...18

2.3 Pelatihan sebagai Metoda Belajar...18

2.3.1 Pengertian Pelatihan...18

2.3.2 Fase Experiental Learning...20

2.3.3 Area Pembelajaran...21

2.3.4 Tahapan Proses Belajar Efektif...24

2.3.5 Pembelajaran Orang Dewasa...25

2.3.5.1 Proses Pembelajaran Orang Dewasa...26

2.3.5.2 Pendekatan dan Strategi Belajar Orang Dewasa...26

2.3.6 Merancang Modul Pelatihan...26

2.3.7 Metode Pelaksanaan Pelatihan...30

2.3.7.1. Metode Experiental Learning………...30

2.4 Instruktur ...35

2.5 Evaluasi Program Pelatihan ...35

2.6 Kerangka Pemikiran ...39

2.7 Asumsi...49


(5)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ...50

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional ...51

3.2.1 Variabel Penelitian ...51

3.2.2 Definisi Konseptual ...51

3.2.3 Definisi Operasional ...52

3.3 Populasi Penelitian, Karakteristik Subjek Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ...53

3.3.1 Populasi Penelitian ...53

3.3.2 Teknik Penarikan Subjek Penelitian ...53

3.4 Modul Pelatihan ...53

3.5 Alat Ukur ...53

3.5.1 Kuesioner untuk Mengukur Strain Based Conflict...53

3.5.2 Sistem Penilaian...53

3.6 Uji validitas dan Reliabilitas ...55

3.6.1 Uji Validitas...55

3.6.2 Uji Reliabilitas...56

3.6.3 data Penunjang...57

3.7 Metoda Analisa Data ...57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden...59


(6)

4.2 Hasil Evaluasi dan Uji Coba Modul Pelatihan...60

4.2.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Evaluasi Reaksi Responden...61

4.2.1.1. Evaluasi Reaksi Responden terhadap Keseluruhan Pelatihan...61

4.2.1.2. Evaluasi Reaksi responden terhadap Trainer dan Fasilitator...63

4.2.1.3. Evaluasi Reaksi Responden terhadap Setiap Sesi Pelatihan...64

4.2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Evaluasi Pembelajaran Pelatihan...65

4.2.2.1 Gambaran Strain Based Conflict Responden Sebelum dan Sesudah pelatihan...66

4.2.2.2 Gambaran Analisa Item Strain Based Conflict...67

4.3 Pembahasan Hasil Pelatihan...71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...82

5.2 Saran...83

5.2.1 Saran Teoritis...83

5.2.2 Saran Praktis...83 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUAKAN LAMPIRAN


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyebaran Jumlah ItemAlat Ukur Work Family Conflict...53

Tabel 3.2 Bobot Penilaian Item Strain Based Conflict...54

Tabel 3.3 Kriteria Guilford...56

Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden...60

Tabel 4.2. Evaluasi Reaksi Responden terhadap Keseluruhan Pelatihan...62

Tabel 4.3. Evaluasi Reaksi Keseluruhan Pelatihan terhadap Pertanyaan Terbuka mengenai Materi dan Games yang Disampaikan...63

Tabel 4.4. Evaluasi Reaksi responden terhadap Trainer dan Fasilitator...63

Tabel 4.5. Evaluasi Reaksi Responden terhadap Setiap Sesi Pelatihan...64

Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Wilcoxon...65

Tabel 4.7. Gambaran Strain Based Conflict Responden Sebelum dan Sesudah Pelatihan...67


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Rancangan Penelitian...9 Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran...48 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian...51


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Modul Pelatihan untuk Menurunkan Derajat Strain Based Conflict pada Pegawai PT. “X” Bandung.

Lampiran B Evaluasi Pelatihan Sesi I Lampiran C Evaluasi Pelatihan Sesi II

Lampiran D Kuesioner Work Family Conflict Lampiran E Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran F Observasi Peserta Selama Pelatihan Lampiran G Slide Modul Pelatihan


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap individu memiliki peran dalam menjalani kehidupan di berbagai area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai PT. X yang menjadi sampel penelitian ini. Sebagai individu yang berada pada tahap perkembangan dewasa, pegawai PT. X menghayati pentingnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Terbukanya kesempatan untuk bekerja menjadi faktor pendukung bagi mereka untuk bekerja di perusahaan yang saat ini sedang berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai tersebut menjalankan peran sebagai bagian dari perusahaan, sementara disisi lain mereka menjalankan peran sebagai bagian dari keluarga.

Setiap peran memiliki tuntutan dan harapan yang berbeda dari masing-masing individu yang menjalaninya. Hal ini membuat individu menunjukkan perilaku yang berbeda saat menjalankan peran sebagai ayah/ibu, pasangan, pekerja, dan lain-lain (Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966). Demikian pula yang dialami oleh pegawai PT. X dalam menjalankan peran di area pekerjaan. Dalam hal ini mereka diharapkan dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan prosedur pelaksanaan tugas yang berkembang di perusahaan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Demikian halnya dalam menjalankan peran di area keluarga, sebagai orang tua mereka diharapkan dapat memberikan perhatian kepada anak, menemani anak bermain dan belajar serta


(11)

2

merawat anak yang masih balita. Sebagai pasangan, mereka diharapkan dapat menjalankan peran sebagai teman hidup bagi pasangannya, seperti menjaga komunikasi dengan pasangan, mendengarkan keluhan pasangan, membicarakan pembagian keuangan keluarga, membantu pasangan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan dan keluarga serta berbagi penyelesaian tugas domestik rumah tangga.

Jika individu mengalami ketidakseimbangan dalam menjalankan peran pada kedua area yakni area pekerjaan dan keluarga, dapat menimbulkan konflik peran. Konflik peran adalah suatu situasi dimana individu menjalani dua peran atau lebih secara bersamaan dan apabila harapan peran yang satu bertentangan dengan harapan peran yang lain (Sarbin & Allen, 1975). Munculnya dua atau lebih tekanan dari peran yang berbeda secara bersamaan yang mengakibatkan pemenuhan tuntutan dari peran yang satu menjadi sulit karena juga memenuhi tuntutan peran lain disebut interrole conflict (Khan et al., 1964). Work-family conflict adalah bentuk interrole conflict dimana tekanan peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga saling bertentangan ( Greenhaus & Beutell, 1985).

Menurut Greenhaus & Beutell (dalam Carlson, 2000) Work-family conflict memiliki 3 bentuk, yakni time based conflict, strain based conflict dan behavior based conflict. Time based conflict merupakan suatu konflik yang dialami seseorang ketika waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas di suatu peran membuat orang tersebut tidak bisa memenuhi tugas peran yang lain. Strain based conflict merupakan konflik yang muncul karena ketegangan atau kelelahan pada pemenuhan tugas di suatu peran mempengaruhi kinerja dalam peran yang lain


(12)

3

ataupun ketegangan disatu peran bercampur dengan pemenuhan tanggung jawab diperan yang lain. Bentuk yang terakhir adalah behavior based conflict merupakan konflik yang terjadi saat perilaku pada suatu peran tidak sesuai dengan harapan untuk peran lain.

Work-Family conflict berasal dari lingkungan kerja maupun lingkungan keluarga. (Netmeyer, McMurrian & Boles, 1996) terdapat dua tipe arah work-family conflict yaitu: work Interfening with Family (WIF), sebentuk konflik antar peran dimana tuntutan waktu dan ketegangan secara keseluruhan yang dihasilkan dari pekerjaan mempengaruhi pekerja untuk memenuhi tanggung jawab berkaitan dengan keluarga. Arah yang kedua adalah family Interfering with Work (FIW), sebentuk konflik antar peran dimana tuntutan waktu dan ketegangan secara keseluruhan yang dihasilkan dari keluarga mempengaruhi pekerja untuk memenuhi tanggungjawab berkaitan dengan pekerjaan.

Individu yang mengalami work-family conflict dalam derajat yang tinggi adalah pasangan suami istri yang bekerja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Elloy & Smith (2003) yang menyatakan bahwa pasangan suami istri yang bekerja mengalami work-family conflict lebih tinggi daripada pasangan suami istri yang hanya salah satu pasangannya yang bekerja. Greenhaus & Beutell (1985) mengutip penelitian Herman & Gyllstrom (1977) menyatakan bahwa individu yang sudah menikah akan mengalami lebih banyak work-family conflict dibandingkan individu yang tidak menikah.

Adanya berbagai bentuk work-family conflict dan hasil penelitian di atas, membuat peneliti tertarik untuk mencari informasi mengenai work family conflict


(13)

4

yang dialami oleh pegawai PT X. Peneliti menggunakan kuesioner mengenai work-family conflict yang diberikan kepada delapan belas orang pegawai PT. X. Pegawai PT. X yang menjadi sampel penelitian ini merupakan pegawai yang bekerja di perusahaan yang tengah mengalami perkembangan dalam hal penggunaan alat berteknologi tinggi, penerapan standar ISO dan sistem manajemen yang senantiasa mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan eksternal yang diarahkan untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor utama. Dalam hal ini, pegawai memiliki tugas operasional dan tugas untuk mengawasi pekerjaan bawahan yang merupakan bagian dari tim yang mereka pimpin. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut mereka diharapkan dapat menyelesaikan tugas dengan berpedoman pada sistem operasional yang berkembang di perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh atasan. Mereka pun diharapkan dapat melakukan komunikasi dan koordinasi dengan rekan, atasan dan bawahan serta bagian internal terkait untuk menunjang pelaksanaan tugas guna mencapai target yang telah ditetapkan. Sementara di area keluarga mereka diharapkan dapat menjalankan peran sebagai pasangan yang juga bekerja dan orang tua yang memiliki anak tanpa adanya jasa pengasuh anak ataupun pembantu rumah tangga.

Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data sebanyak 22% pegawai mengalami time based conflict, sebanyak 56% pegawai mengalami strain based conflict dan 22% pegawai mengalami behavior based conflict. Dari data kuesioner diperoleh bahwa strain based conflict merupakan bentuk work-family conflict yang paling banyak dialami oleh pegawai PT. X. Hal ini ditunjang oleh hasil


(14)

5

wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 56% pegawai yang mengalami strain based conflict. Dalam menjalankan peran di area pekerjaan, mereka menghayati tingginya target yang ditetapkan oleh atasan; kurangnya dukungan atasan baik dalam bentuk bantuan teknis terlebih dalam mengoperasikan alat berteknologi tinggi maupun motivasi yang diberikan oleh atasan; hubungan yang kurang harmonis dengan rekan akibat adanya perbedaan pendapat dalam mengatasi masalah teknis; banyaknya tugas administrasi yang membutuhkan konsentrasi sementara tugas operasional membutuhkan energi fisik dan konsentrasi yang tinggi juga membuat mereka mengalami kelelahan fisik dan mental. Hal ini menghambat mereka untuk menjalankan peran di area keluarga. Dalam hal ini, mereka kurang dapat memenuhi harapan pasangan untuk dapat mendengarkan keluhan pasangan; kurang dapat mengendalikan emosi saat berinteraksi dengan pasangan ataupun anak, mereka bicara dengan nada tinggi; tidak adanya pembantu rumah tangga yang membantu para pegawai untuk menjalankan tugas rumah tangga, membuat mereka semakin mengalami kelelahan dan marah saat mengetahui bahwa pasangannya saling mengandalkan pelaksanaan tugas rumah tangga. Sikap mudah marah, kekecewaan dan kurangnya keterbukaan dengan pasangan, membuat para pegawai mengalami pertengkaran dengan pasangan. Hal ini membuat pegawai PT. X kurang optimal dalam menjalankan peran di area keluarga dan pekerjaan. Dalam peran di pekerjaan, beberapa keluhan yang muncul adalah banyak kesalahan dalam mengerjakan tugas administratif; sulit konsentrasi; mudah tersinggung atas perkataan ataupun teguran yang disampaikan oleh atasan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kelelahan dan


(15)

6

ketegangan fisik dan psikis yang dialami selama menjalankan peran di area keluarga membuat mereka kurang dapat menjalankan peran di area pekerjaan secara optimal. Sementara mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjalankan tugas sebagai pegawai dalam kondisi lelah dan tegang secara fisik dan mental.

Terkait strain based conflict yang dialami oleh para pegawai PT. X, peneliti menetapkan intervensi berupa pelatihan yang bertujuan untuk menurunkan derajat strain based conflict. Adapun pertimbangan peneliti dalam menetapkan pelatihan metoda intervensi adalah dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Lucas (1994) bahwa pelatihan merupakan aktivitas formal maupun nonformal yang berkontribusi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan tingkat kemampuan seseorang. Dengan demikian, pelatihan yang disusun oleh peneliti bertujuan dapat menurunkan derajat strain based conflict yang diperlukan oleh para pegawai PT. X.

Pelatihan ini disusun secara sistematis dan diturunkan kedalam langkah spesifik sehingga dapat diaplikasikan oleh para pegawai sesuai dengan tingkat pemahaman yang dimiliki pegawai. Dengan pelatihan yang disusun oleh peneliti, para pegawai PT. X dapat memperoleh gambaran mengenai sumber strain di area pekerjaan dan keluarga yang menyebabkan strain based conflict. Dengan demikian, pada penelitian ini, peneliti akan menyusun modul pelatihan yang bertujuan untuk menurunkan derajat strain based conflict.


(16)

7

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dapat ditarik suatu identifikasi masalah yaitu: Apakah modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menurunkan derajat strain based conflict pada pegawai PT. X.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud Penelitian

Melakukan uji coba rancangan modul pelatihan untuk menurunkan derajat strain based conflict pada pegawai PT. X.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Memperoleh modul pelatihan yang dapat menurunkan derajat strain based conflict pada pegawai PT. X melalui proses uji coba.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 Kegunaan Teoritis

a. Memberikan informasi tambahan bagi bidang Psikologi, mengenai modul pelatihan yang dirancang untuk menurunkan strain based conflict agar bisa diterapkan dalam Psikologi Industri dan Organisasi.

b. Diharapkan modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh penelitian berikutnya untuk diuji efektivitasnya terkait penurunan derajat strain based conflict pada pegawai PT. X.


(17)

8

c. Memberikan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan work-family conflict.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Memberikan informasi kepada pihak HRD PT. X mengenai strain based conflict yang dialami oleh pegawai.

b. Memberikan informasi kepada para pegawai PT. X mengenai strain based conflict sebagai cara untuk memahami konflik yang terjadi dalam diri mereka, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengendalikan pikiran, emosi dalam menjalankan peran di area pekerjaan dan keluarga.

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan one group pretest-postest design yang disusun untuk menghasilkan modul pelatihan yang bertujuan untuk menurunkan derajat strain based conflict pada pegawai PT. X serta untuk memperoleh gambaran mengenai penurunan derajat strain based conflict pada subjek penelitian setelah pelatihan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner work-family conflict yang didalamnya memuat item pertanyaan mengenai strain based conflict yang diperoleh dari teori Greenhaus & Bautell (1985). Intervensi yang diberikan kepada sampel penelitian berupa pelatihan. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai PT. X yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian yang mengalami derajat strain based conflict. Data yang diperoleh dari hasil uji coba modul pelatihan dianalisa menggunakan uji statistik Wilcoxon.


(18)

9 Derajat Strain Based Conflict pegawai PT. X setelah pelatihan Penyusunan modul pelatihan SBC Derajat SBC pegawai PT.X sebelum pelatihan Pelatihan SBC one group pretest-postest design

Analisa hasil uji coba modul pelatihan menggunakan uji coba Wilcoxon

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Pegawau

PT. X yang mengalami SBC


(19)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menurunkan strain based conflict pada pegawai PT. X yang mengikuti pelatihan.

2. Setelah mengikuti pelatihan ini, sebagian besar pegawai PT. X memahami strain yang dialami saat menjalankan peran di area pekerjaan dan keluarga yang dapat menimbulkan strain based conflict serta mengetahui bahwa relaksasi adalah cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan strain based conflict.

3. Modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini mendapatkan reaksi positif dari responden. Hanya saja, ada saran dari responden mengenai perlunya penambahan durasi waktu pelatihan dan lokasi pelatihan yang lebih nyaman terlebih untuk melakukan kegiatan relaksasi.


(20)

83

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan saran teoritis dan saran praktis, sebagai berikut :

5.2.1. SARAN TEORITIS

Kepada penelitian lain, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk :

a. Melakukan penelitian lanjutan mengenai strain based conflict pada berbagai tingkatan jabatan dengan jumlah subjek penelitian yang lebih besar.

b. Melakukan penelitian lanjutan mengenai pelatihan untuk menurunkan strain based conflict dengan metoda yang lebih variatif.

5.2.2. SARAN PRAKTIS

1. Kepada pegawai PT. X dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu cara untuk memahami pentingnya penurunan strain based conflict yang dialami dalam menjalankan peran di area pekerjaan.

2. Kepada pihak perusahaan X dapat menggunakan modul pelatihan ini sebagai salah satu upaya intervensi ataupun preventif untuk menurunkan derajat strain based conflict yang dialami pegawai PT. X.


(21)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gramly, Peter. 1996. Taxonomy of Educational Objective : The Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longmans, Green and Co.

Gramly, Peter. 1996. Evaluating Training Effectiveness, 2th Edition. England: McGraw Hill Publishing Company.

Graziano, A. M & M. L Raulin 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, 4th edition . Boston: Allyn & Bacon.

Gulo W. 2002. Metodologi Penelitian PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta

Kirkpatrict, Donald L. 1998. Evaluating Training System Programs, The Four Levels, 2nd Edition. San Francisco: Barrett Koehler Pub. Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training : A Handbook of Techniques, Design, Case Examples and Tips. Lexington Books.

Statt, David A, 2000. Using Psychology in Management Training, Taylor & Francis. Walter, A. G and Marks, E. S, 1981, Experiental Learning and Change: Theory,

Design and Practice. Canada. By John Wiley & Sons, Inc.


(22)

DAFTAR RUJUKAN

Yolanda, Mirtha. 2012, “ Tesis: Rancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Stran Based Conflict Arah Work Interference Family (SBC-WIF) Dalam Rangka Meningkatkan Dyadic Cohesion Pada Pasangan Suami Istri Bekerja”. Bandung: Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Greenhaus., and Beutell. 1985. “Sources of Conflict beetwen Work and Family Conflict Roles”. The Academy of Management Review, Vol. 10, No. 1 (Ja., 1985).


(1)

c. Memberikan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan work-family conflict.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Memberikan informasi kepada pihak HRD PT. X mengenai strain based

conflict yang dialami oleh pegawai.

b. Memberikan informasi kepada para pegawai PT. X mengenai strain based

conflict sebagai cara untuk memahami konflik yang terjadi dalam diri mereka,

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengendalikan pikiran, emosi dalam menjalankan peran di area pekerjaan dan keluarga.

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan one group pretest-postest design yang disusun

untuk menghasilkan modul pelatihan yang bertujuan untuk menurunkan derajat

strain based conflict pada pegawai PT. X serta untuk memperoleh gambaran

mengenai penurunan derajat strain based conflict pada subjek penelitian setelah pelatihan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

work-family conflict yang didalamnya memuat item pertanyaan mengenai strain based conflict yang diperoleh dari teori Greenhaus & Bautell (1985). Intervensi yang


(2)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Derajat Strain Based Conflict pegawai PT. X setelah pelatihan Penyusunan modul pelatihan SBC Derajat SBC pegawai PT.X sebelum pelatihan Pelatihan SBC one group pretest-postest design

Analisa hasil uji coba modul pelatihan menggunakan uji coba Wilcoxon

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pegawau PT. X

yang mengalami SBC


(3)

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini dapat digunakan untuk

menurunkan strain based conflict pada pegawai PT. X yang mengikuti pelatihan.

2. Setelah mengikuti pelatihan ini, sebagian besar pegawai PT. X memahami

strain yang dialami saat menjalankan peran di area pekerjaan dan keluarga

yang dapat menimbulkan strain based conflict serta mengetahui bahwa relaksasi adalah cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan strain based

conflict.

3. Modul pelatihan yang disusun dalam penelitian ini mendapatkan reaksi positif dari responden. Hanya saja, ada saran dari responden mengenai perlunya


(4)

83

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan saran teoritis dan saran praktis, sebagai berikut :

5.2.1. SARAN TEORITIS

Kepada penelitian lain, dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk :

a. Melakukan penelitian lanjutan mengenai strain based conflict pada berbagai tingkatan jabatan dengan jumlah subjek penelitian yang lebih besar.

b. Melakukan penelitian lanjutan mengenai pelatihan untuk menurunkan strain

based conflict dengan metoda yang lebih variatif.

5.2.2. SARAN PRAKTIS

1. Kepada pegawai PT. X dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu cara untuk memahami pentingnya penurunan strain based conflict yang dialami dalam menjalankan peran di area pekerjaan.

2. Kepada pihak perusahaan X dapat menggunakan modul pelatihan ini sebagai

salah satu upaya intervensi ataupun preventif untuk menurunkan derajat strain


(5)

Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longmans,

Green and Co.

Gramly, Peter. 1996. Evaluating Training Effectiveness, 2th Edition. England: McGraw Hill Publishing Company.

Graziano, A. M & M. L Raulin 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, 4th edition . Boston: Allyn & Bacon.

Gulo W. 2002. Metodologi Penelitian PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta

Kirkpatrict, Donald L. 1998. Evaluating Training System Programs, The Four Levels, 2nd Edition. San Francisco: Barrett Koehler Pub. Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training : A Handbook of Techniques, Design, Case

Examples and Tips. Lexington Books.

Statt, David A, 2000. Using Psychology in Management Training, Taylor & Francis. Walter, A. G and Marks, E. S, 1981, Experiental Learning and Change: Theory,

Design and Practice. Canada. By John Wiley & Sons, Inc.


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Yolanda, Mirtha. 2012, “ Tesis: Rancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Stran

Based Conflict Arah Work Interference Family (SBC-WIF) Dalam Rangka Meningkatkan Dyadic Cohesion Pada Pasangan Suami Istri Bekerja”.

Bandung: Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Greenhaus., and Beutell. 1985. “Sources of Conflict beetwen Work and Family

Conflict Roles”. The Academy of Management Review, Vol. 10, No. 1 (Ja.,


Dokumen yang terkait

Uji Coba Modul Pelatihan Untuk Menurunkan Derajat Strain Based Conflict-Fiw Pada Guru di Yayasan "X", Jakarta.

0 0 23

Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Komunikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi pada Guru Prasekolah "X" Kota Bandung.

0 0 27

Efektivitas Pelatihan Fleksibilitas Peran Untuk Menurunkan Derajat Behavior Based Conflict Pada Anggota Satpam PT "X" Bandung.

0 1 31

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Manajemen Konflik untuk Menurunkan Derajat Work-Family Conflict pada Karyawan PT. 'X' Bandung yang telah Berkeluarga.

0 0 30

Efektivitas Modul Pelatihan Time Management untuk Menurunkan Time-based Work-family Conflict pada Wanita yang Bekerja di Hotel "X" Bandung.

0 0 35

Rancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Untuk Menurunkan Time-Based Work-Family Conflict Pada Wanita Yang Bekerja di Bandung.

0 0 33

Rancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Strain Based Conflict Arah Work Interference Family (SBC-WIF) Dalam Rangka Meningkatkan Dyadic Cohesion Pada Pasangan Suami Istri Bekerja.

0 2 32

Perancangan Modul Pelatihan Educational Coping Resources Pada Siswa Kelas X Yang Berasal Dari Luar Kota Bandung di SMA "X" Bandung (Uji Coba Modul Pelatihan Educational Coping Resources Dalam Rangka Meningkatkan Derajat Coping Resources Siswa Kelas X Yang

0 0 37

Uji Coba Modul Pelatihan Menyimak Aktif pada Guru Wali Kelas SMA 'X' Bandung.

0 0 27

Uji Coba Modul Pelatihan Self-Efficacy Pada Siswa Kelas VII-Unggulan Yang Memiliki Derajat Self-Efficacy Rendah di SMP Negeri 'X' Bandung.

0 0 29