HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Negeri 16 Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memenuhi Sebagian Syaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh :
Reninta Harum K.S
F 1000 90 177
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Reninta Harum K.S
Usmi Karyani
Reninta_harum@yahoo.com
Fakultas psikologi
Universitas Muhammadiyah surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui tingkat
dukungan sosial keluarga, 3) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa, 4)
mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap kesejahteraan
siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII,
VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product
Moment dari person. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
sebesar �
=
0,636 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis yang
diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa sebesar 40,5 % dan sisanya
59,5 % dipengaruhi variabel lainnya. Dukungan sosial keluarga termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 70,22 dan rerata hipotetik skala
dukungan sosial keluarga sebesar 52,5. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 60,20 dan rerata hipotetik sebesar
47,5.
Kata kunci : dukungan sosial keluarga, kesejahteraan siswa
1
Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir terdapat
negara maju seperti Canada dan
perkembangan yang signifikan dari
komisi Eropa agar perkembangan
kebijakan publik tentang masalah
well-being dapat dipantau secara
anak dan rencana anak, isu utama
sistematis karena well-being terkait
kebijakan
dengan kepuasan hidup, kenikmatan
tentang
publik
anak
menyangkut
dikaitkan
dengan
hidup
dan
kebahagiaan.
World
kondisi well-being atau kesejahteraan
Health
yang memfokuskan pada aspek sosial
memperkirakan bahwa 20 % dari
dan emosional (Ereaut & Whiting,
anak-anak
2008).
Isu
(WHO)
Organisasi
dan
remaja
diseluruh
terkait
kesejahteraan
dunia mengalami masalah kesehatan
dan
kesejahteraan
mental dan 28 negara-negara Eropa
psikologis sebagai kajian kebijakan
mengalami depresi (Spotligth, 2012).
subjektif
yang berkembang di negara maju
Misalnya penelitian di negara
(Samman, 2007). Organisasi dunia
Irlandia
telah
menunjukkan
seperti PBB, OECD (Organization
kesempatan untuk mengembangkan
for
Economic
Co-operation
and
diri dalam seni dan komunitas yang
Development), NESC (The National
memiliki
manfaat
positif
pada
Economic and Social Council) serta
kesejahteraan siswa. Penelitian ini
EU (European Union) memandang
termasuk beberapa yang dilakukan di
well-being sebagai investasi masa
Irlandia yang menunjukkan bahwa
depan,
dan
dijadikan
untuk
pilihan siswa sangat penting ketika
mengevaluasi berbagai kebijakan di
datang untuk belajar. Kesejahteraan
1
siswa termasuk konteks utama dalam
keagamaan,
pengendalian
dunia pendidikan yang memerlukan
kepribadian,
kecerdasan,
keterbukaan untuk dialog antara
mulia
semua pihak seperti orangtua, peserta
diperlukan
didik
bangsa dan Negara.
dan
guru.
Keberhasilan
akademis merupakan keberhasilan
dunia
pendidikan
Di
dalam
keterampilan
dirinya,
sekolah
yang
masyarakat,
masih
banyak
pembelajaran tidak bisa optimal.
jelas bahwa rasa memiliki dan
Sesama murid sering tidak terjadi
hubungan baik dalam komunitas
dapat
akhlak
gangguan yang menyebabkan proses
meningkatkan kesejahteraan. Hal ini
sekolah
serta
diri,
relasi yang harmonis. Siswa yang
meningkatkan
lebih kecil, lebih muda, perempuan
kesejahteraan (NCCA,2008).
dan pendiam tidak jarang menjadi
bahan
Dalam Undang-undang Republik
ejekan,
pemerasan
dan
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
kekerasan. Malangnya sekolah, guru,
dicantumkan
Sistem
orang tua dan sesama siswa sering
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1
tidak berdaya mencegahnya. Dari
di
Pendidikan
segi apapun, tindakan seperti ini
dan rencana
sesungguhnya tidak diterima. Namun
untuk mewujudkan suasana belajar
kenyataannya, tetap berlanjut relasi
dan
antar siswa dan antar pihak-pihak
nyatakan
tentang
bahwa:
adalah usaha sadar
peserta
proses
didik
mengembangkan
untuk
pembelajaran agar
secara
potensi
yang
aktif
terkait
dalam
pendidikan
khususnya di sekolah, seharusnya
dirinya
menjadi
memiliki kekuatan spiritual
2
bagian
penting
untuk
memfasilitasi perkembangan siswa
akan merasa dicintai, diperhatikan,
dalam mencapai titik optimal. Untuk
dihargai oleh orang lain dalam hal ini
itu,
orang
sekolah diharapkan menjadi
tuanya
(Maslihah,
lembaga yang terbuka dan penuh
Lieberman
dengan upaya positif untuk tumbuh
bahwa
kembang anak dari sisi kognitif,
dukungan sosial dapat menurunkan
afektif, psiko-sosial serta kecakapan
kecenderungan munculnya kejadian
yang dibutuhkan untuk kemajuan
yang dapat mengakibatkan stress
bangsa (Faturocham, 2012).
sehingga
Sekolah
diharapkan
pengalaman
hidup
kesejahteraan
siswa
(student
well-being)
yang
teoritis
dapat
adanya
meningkatkan
mengubah persepsi individu pada
kejadian yang menimbulkan stress
agar
mencapai
secara
berpendapat
kesejahteraan. Dukungan sosial akan
mampu
memberikan peserta didik kepuasan
dan
(1992)
2011).
(tekanan) dan oleh karena itu akan
mengurangi potensi terjadinya stres
pada individu yang bersangkutan.
mempengaruhi semua aspek untuk
Larocco
mengoptimalisasi fungsi siswa di
(dalam
menemukan
sekolah (Victorian General Report,
ada
Sarafino, 1998)
korelasi
antara
social support dan stress. Mereka
2010).
yang mendapat dukungan sosial lebih
Adanya
khususnya
keluarga
dukungan
dari
akan
orang
sosial
tua
banyak,
atau
cenderung
lebih
kecil
kemungkinan mengalami stress.
memberikan
Menurut Johnson & Johnson
kenyamanan fisik dan psikologis
(dalam Purnamasari,2011) dukungan
bagi anak. Dengan demikian, anak
3
sosial
berasal
dari
orang-orang
penting
yang
dekat
(significant
others)
bagi
individu
seorang, dimana seseorang tersebut
dapat
menerima
kekuatan
dan
kelemahan yang ada pada dirinya,
yang
membutuhkan bantuan misalnya di
sehingga
sekolah seperti guru dan teman-
hubungan positif dengan orang lain
temannya. Penulis menekankan pada
yang ada di sekitarnya, memiliki
dukungan sosial keluarga yang akan
kemampuan
mempengaruhi
regulated
keputusan dan kemandirian serta
learning anak dalam proses belajar
mampu dan berkompetensi untuk
mereka.
mengatur
self
keadaan
sejahtera,
keselamatan,
ada
Sedangkan
hal
lingkungan,
memiliki
De Lazzari (2000) menyatakan
segala macam gangguan, kesukaran
adalah
mengambil
dalam kehidupannya.
sentosa dan makmur (terlepas dari
“kesejahteraan”
untuk
untuk melalui tahapan perkembangan
Indonesia “ sejahtera ” adalah aman
sebagainya).
menciptakan
tujuan hidup dan merasa mampu
Menurut kamus besar bahasa
dan
mampu
beberapa
faktor
yang
atau
mempengaruhi kesejahteraan antara
keamanan,
lain adalah demografi, kepribadian,
ketentraman,
dukungan sosial (keluarga dan teman
kesenangan hidup dan kemakmuran
sebaya)
(NN,2008).
pengalaman hidup . Salah satu dari
Ryff
(1989)
unsur kepribadian yang dianggap
menjelaskan
mempengaruhi kesejahteraan siswa
bahwa kesejahteraan siswa sebagai
pencapaian
penuh
dari
dan evaluasi terhadap
adalah masalah emosi.
potensi
4
Menurut
(Shochib,
adalah
Soelaeman
Aspek-aspek dukungan sosial
keluarga
keluarga menurut House (
1998)
sekumpulan
orang
Smet, 1994) sebagai berikut :
yang hidup bersama dalam
1. Dukungan
tempat tinggal bersama dan
masing-masing
peduli
merasakan adanya pertautan
terjadi
sosial
yang
bertujuan
untuk
dan
(penghargaan)
dorongan
maju
persetujuan
gagasan
untuk
atau
dengan
atau
perasaan
individu dan perbandingan
memberi bantuan, semangat,
penerimaan
ungkapan
positif untuk orang itu,
serta keberadaan orang yang
diandalkan
misalnya
lewat
hormat
meningkatkan kesejahteraan
mampu
yang
2. Dukungan penghargaan :
menyerahkan diri.
sumber
orang
umpan balik, penegasan.
memperhatikan, dan saling
pertukaran
perhatian
bersangkutan
saling
adalah
dan
terhadap
batin sehingga terjadi saling
Dukungan
:
mencakup empati, keadaan
anggota
mempengaruhi,
emosional
positif orang itu dengan
perhatian
orang lain, sperti orang
(Johnson & Johnson dalam
yang kurang mampu atau
Dayakisni dan Hudaniyah,
lebih buruk keadaannya
2003).
(menambah
diri).
5
penghargaan
3.
Dukungan instrumental :
dukungan sosial keluarga dengan
mencakup
kesejahteraan siswa.
langsung
bantuan
seperti
orang
kalau
Metode Penelitian
memberikan
Penelitian
pinjaman
uang
kepada
orang
atau
dengan
pekerjaan
ini
pendekatan
dilakukan
kuantitatif
dengan
dengan
menggunakan skala sebagai alat
menolong
pengumpulan datanya. Skala yang
pada
digunakan ada dua, yaitu skala
waktu mengalami stress.
4.
Dukungan
informatif
mencakup
dukungan sosial keluarga dan skala
kesejahteraan
:
siswa.
Skala
berdasarkan aspek-aspek dukungan
memberikan
sosial yang dikemukan House (Smet,
nasehat,
petunjuk-
petunjuk,
saran
1994) menjelaskan masing-masing
aspek yang meliputi : dukungan
atau
instrumental, dukungan emosional,
umpan balik.
dukungan
dukungan
Berdasarkan uraian dapat dibuat
rumusan
masalah
“apakah
penghargaan
informatif
berdasarkan
ada
dan
dan
skala
aspek-aspek
kesejahteraan siswa yang disusun
hubungan antara dukungan sosial
oleh
keluarga
dengan
menjelaskan masing-masing aspek
siswa?”.
Penelitian
kesejahteraan
ini
Konu
&
Rimpela
(2002)
yang meliputi : Having ( kondisi
memiliki
sekolah ), Loving ( hubungan sosial),
tujuan untuk mengetahui apakah ada
Being ( pemenuhan diri ), Health (
hubungan antara dukungan sosial
Status kesehatan ).
keluarga dengan kesejahteraan siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
SMP
Negeri
16
Surakarta. Teknik sampling yang
ada
hubungan
positif
antara
digunakan
6
dalam
pengambilan
subjek
penelitian
adalah
semakin
cluster
random
sampling.
Dengan
mengambil
tiap kelompok kelas
sosial
dilakukan
menggunakan
maka
tinggi
pula
kesejahteraan
dengan
random,
dukungan
keluarga,
semakin
dalam suatu populasi. Pengambilan
subjek
tinggi
yaitu
siswa
di
sekolah. Hasil penelitian ini
sebagian siswa dari kelas VII, kelas
sesuai
VIII dan kelas IX. Teknik analisis
data
dalam
penelitian
menggunakan
korelasi
oleh
ini
product
yang
Ryff
dikemukakan
(1989)
Pandangan
yaitu
hedonic
moment dari pearson. Pengolahan
merumuskan bahwa tujuan
data dengan program komputer SPSS
version 19.0
hidup adalah untuk mencapai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kebahagiaan dan kepuasan
hidup
Dari hasil penelitian
yang
dilakukan
hasil
bahwa
mendatangkan
diperoleh
�
=
0,636
dengan sig.= 0,000; p < 0,01.
dukungan
sosial
penelitian
menggambarkan
sementara
pandangan
eudaemonic
yang
keluarga
positif
(pleasure),
mencapai fungsi psikologis
antara
positif
sebagaimana
dikemukakan oleh Maslow
dengan kesejahteraan siswa.
Hubungan
kenikmatan
manusia hidup adalah untuk
ada hubungan positif yang
signifikan
akan
menekankan bahwa tujuan
Hal ini menunjukkan bahwa
sangat
yang
sebagai
dari
aktualisasi
diri.
Kesejahteraan mengacu pada
ini
pengalaman
bahwa
7
dan
fungsi
psikologis yang optimal yang
anak dan tindakan asusila
meliputi fungsi dari otonomi
yang dilakukan oleh orang-
diri, penguasaan lingkungan,
orang dekatnya sendiri. Hal
pertumbuhan
pribadi,
itu
hubungan
dengan
kurangnya pengawasan dan
kemandirian,
kesibukan orang tua yang
lingkungan,
semua bekerja, sehingga anak
orang
positif
lain,
penguasaan
disebabkan
oleh
tujuan hidup, dan penerimaan
hanya
diri.
kesejahteraan secara materi
Dukungan
sosial
diberikan
yang dapat disalah gunakan
keluarga sangatlah penting
oleh
untuk
kesejahteraan
siswa
berkurangnya
SMP
karena
masa
psikologis anak. Dukungan
perkembangan remaja awal
sosial tidak hanya secara
dalam mencari jati diri anak.
material tetapi juga dukungan
Yang dibutuhkan anak remaja
secara verbal yang membuat
awal
anak merasa nyaman.
dukungan
sosial
keluarga sehingga anak tidak
anaknya
Dari
salah dalam mengambil jalan
tampak
untuk
dukungan
perkembangannya.
masa
Di
era
dan
kesejahteraan
hasil
analisis
bahwa
variabel
sosial
keluarga
memberikan
sumbangan
sekarang ini banyak kasus
sebesar
psikososial, kekerasan pada
variabel kesejahteraan siswa.
8
40,5
%
terhadap
Hal ini menandakan masih
(Dienner,
ada 59,5 % variabel lain yang
Kesejahteraan siswa yang
mempengaruhi
dimaksud
variabel
2000).
sebagai
sikap,
kesejahteraan siswa. Variabel
suasana
tersebut misalnya demografi,
resiliensi
kepribadian,
siswa terhadap diri sendiri
dan
evaluasi
hati,
kesehatan,
dan
kepuasan
terhadap pengalaman hidup
serta
(De Lazzari, 2000). Hal ini
orang lain dan pengalaman
menandakan
bahwa
di
kesejahteraan
siswa
demikian
yang
siswa sangat terkait erat
mempunyai
sifat
hubungan
sekolah.
dengan
komplek.
subjektif
oleh
kesejahteraan
kondisi
sekolah
2010).
sesuai
dengan standar yang telah
ditetapkan
Dengan
(Victorian General Report,
Kebahagiaan
secara
dengan
Ini dapat dilihat dari
masing-
hasil
kategorisasi
skala
masing pribadi. Setiap orang
kesejahteraan
membuat penilaian terhadap
diketahui bahwa 97 siswa
hidupnya
secara
umum
(60,25
demikian
juga
tentang
sejahtera dan puas ketika
penting
dalam
berada di sekolah, sedangkan
misalnya
22 siswa (13,66 %) sedang
domain
hidup,
seperti
pernikahan dan pekerjaan
%)
merasakan
9
siswa
telah
sejahtera
yang
merasa
dan
sedang puas ketika berada di
1. Ada hubungan positif
sekolah. Hal ini dapat dilihat
yang sangat signifikan
dari perolehan rerata empirik
antara
dukungan
sebesar 60,20 dengan standar
sosial
keluarga
deviasi
6,305.
Rerata
dengan kesejahteraan
hipotetik
skala
dukungan
siswa. Nilai koefisien
�
sosial keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi sebesar
=
0,636
dengan
sig.= 0,000; p < 0,01.
10,5. Berarti secara umum
2. Sumbangan
efektif
siswa sudah merasa sejahtera
dukungan
dan puas ketika berada di
keluarga
sekolah. Tingginya tingkat
kesejahteraan
kesejahteraan siswa ini salah
sebesar 40,5 % dan
satu sebabnya karena mereka
masih terdapat 59,5 %
memiliki
sisanya
dukungan
sosial
keluarga yang tinggi (positif)
sosial
dengan
siswa
dipengaruhi
variabel lainnya.
terhadap teman, keluarga dan
3. Tingkat
lingkungan sosial.
dukungan
sosial keluarga masuk
dalam kategori tinggi.
Kesimpulan
Rerata empirik untuk
Berdasarkan
hasil
analisis
dukungan
sosial
keluarga
70,22
data penelitian, maka diambil
kesimpulan sebagai berikut
dengan
ini :
10
standar
Dayakisni dan Huddaniyah. (2003).
Psikologi Sosial. Malang :
Universitas Malang.
deviasi 7,527. Rerata
hipotetik
skala
dukungan
sosial
Diener,E., Tamir, M. dan Scollon,
C.N. (2006). Happiness, life
satisfaction, and fulfillment:
The social psychology of
subjective wellbeing. In
P.A. van Lange (Ed),
Bridging social psychology:
The
Benefits
of
transdisciplinary
approaches. Hillsdale, NH:
Erlbaum.
keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi
10,5.
4. Tingkat kesejahteraan
siswa masuk dalam
Ereaut, G., & Whiting, R. (2008).
What do we mean by wellbeing? And why might it
matter?. Research Report
DCSF-RW073, Linguistic
Landscape, Department of
Children,
Schools
&
Families, UK.
kategori tinggi. Rerata
empirik sebesar 60,20
dengan
standar
deviasi sebesar 6,305.
Rerata hipotetik skala
kesejahteraan
siswa
sebesar 47,5
dan
standar
Faturochman. (2012). Psikologi
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar dan Fakultas
Psikologi UGM.
Lieberman, M.A. (1992). The Effect
of Social Support on
Respond on Stress. Dalam
Bretnitz
&
Golberger
(Eds).Handbook of Stress:
Theoritical
&
Clinical
Aspects. London: Collier
MacMillan Publisher.
deviasi
sebesar 9,5.
Daftar Pustaka
De Lazzari, S. A. (2000). Emotional
intelligence,
meaning,
and
psychological
well-being :
a
comparison between early and late
adolescence. Diunduh pada tanggal
10
september
2013
dari
http://www.twu.ca/cpsy/assets/studen
ttheses/delazzaristeven.pdf
Maslihah, S. (2011). Studi Tentang
Hubungan
Dukungan
Sosial, Penyesuaian Diri di
Lingkungan Sekolah dan
Prestasi Akademik Siswa
SMPIT Assyfa Boarding
School Subang Jawa Barat.
11
Jurnal Psikologi
Vol. 10, No 2.
Undip,
(OPHI), Department of
International Development,
Queen Elizabeth House,
University of Oxford. No.2.
Diunduh
dari
www:ophi.org.UK.
NCCA. (2008).The report” WellBeing and Post-Primary
Schooling; A review of
literature and research”. St
Patrick’s
College,
Drumcondra.
Sarafino. EP. (1998). Health
Psychology
:
Biopsychosocial Interaction.
USA : John Willey and
sons.
NN. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia . Universitas Indonesia :
bbi.php?keyword=sejahtera&varbida
Shochib, M. (1998). Pola Asuh
Orang
Tua
:
Untuk
Membantu
Anak
Mengembangkan Disiplin
Diri. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
ng=all&vardialek=all&varragam=all
Smet,
Fakultas Ilmu Komputer, diunduh
pada
11
april
2013
dari
http://www.bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/k
&varkelas=all&submit=tabel11april2
013
B.
(1994).
Psikologi
Kesehatan. Jakarta : PT.
Grasindo.
Spotlight.
(2012).
Well-being:
Promoting mental health in
schools.
No.2,
2012.
OireachtasLibrary
&
Research Service.
Purnamasari, A dan Adicondro, N.
(2011).
Efikasi
Diri,
Dukungan Sosial Keluarga
dan Self Regulated Learning
pada Siswa Kelas VIII.
Jurnal Humanitas, Vol.
VIII. No.1.
Victorian General Report. (2010).
The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing
Programs and Services.
Februari 2010.
Ryff, C.D., (1989). Happiness Is
Everything, or Is It?
Explorations
on
the
Meaning of Psychological
Well-Being. Journal of
Personality and
Social
Psychology, Vol 57, No. 6,
1069 – 1081.
Samman, E. (2007). Psychological &
Subjective Well-being: A
proposal for internationally
comparable
indicators.
Oxford Pooverty & Human
Development
Initiative
12
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memenuhi Sebagian Syaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh :
Reninta Harum K.S
F 1000 90 177
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Reninta Harum K.S
Usmi Karyani
Reninta_harum@yahoo.com
Fakultas psikologi
Universitas Muhammadiyah surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui tingkat
dukungan sosial keluarga, 3) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa, 4)
mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap kesejahteraan
siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII,
VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product
Moment dari person. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
sebesar �
=
0,636 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis yang
diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa sebesar 40,5 % dan sisanya
59,5 % dipengaruhi variabel lainnya. Dukungan sosial keluarga termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 70,22 dan rerata hipotetik skala
dukungan sosial keluarga sebesar 52,5. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 60,20 dan rerata hipotetik sebesar
47,5.
Kata kunci : dukungan sosial keluarga, kesejahteraan siswa
1
Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir terdapat
negara maju seperti Canada dan
perkembangan yang signifikan dari
komisi Eropa agar perkembangan
kebijakan publik tentang masalah
well-being dapat dipantau secara
anak dan rencana anak, isu utama
sistematis karena well-being terkait
kebijakan
dengan kepuasan hidup, kenikmatan
tentang
publik
anak
menyangkut
dikaitkan
dengan
hidup
dan
kebahagiaan.
World
kondisi well-being atau kesejahteraan
Health
yang memfokuskan pada aspek sosial
memperkirakan bahwa 20 % dari
dan emosional (Ereaut & Whiting,
anak-anak
2008).
Isu
(WHO)
Organisasi
dan
remaja
diseluruh
terkait
kesejahteraan
dunia mengalami masalah kesehatan
dan
kesejahteraan
mental dan 28 negara-negara Eropa
psikologis sebagai kajian kebijakan
mengalami depresi (Spotligth, 2012).
subjektif
yang berkembang di negara maju
Misalnya penelitian di negara
(Samman, 2007). Organisasi dunia
Irlandia
telah
menunjukkan
seperti PBB, OECD (Organization
kesempatan untuk mengembangkan
for
Economic
Co-operation
and
diri dalam seni dan komunitas yang
Development), NESC (The National
memiliki
manfaat
positif
pada
Economic and Social Council) serta
kesejahteraan siswa. Penelitian ini
EU (European Union) memandang
termasuk beberapa yang dilakukan di
well-being sebagai investasi masa
Irlandia yang menunjukkan bahwa
depan,
dan
dijadikan
untuk
pilihan siswa sangat penting ketika
mengevaluasi berbagai kebijakan di
datang untuk belajar. Kesejahteraan
1
siswa termasuk konteks utama dalam
keagamaan,
pengendalian
dunia pendidikan yang memerlukan
kepribadian,
kecerdasan,
keterbukaan untuk dialog antara
mulia
semua pihak seperti orangtua, peserta
diperlukan
didik
bangsa dan Negara.
dan
guru.
Keberhasilan
akademis merupakan keberhasilan
dunia
pendidikan
Di
dalam
keterampilan
dirinya,
sekolah
yang
masyarakat,
masih
banyak
pembelajaran tidak bisa optimal.
jelas bahwa rasa memiliki dan
Sesama murid sering tidak terjadi
hubungan baik dalam komunitas
dapat
akhlak
gangguan yang menyebabkan proses
meningkatkan kesejahteraan. Hal ini
sekolah
serta
diri,
relasi yang harmonis. Siswa yang
meningkatkan
lebih kecil, lebih muda, perempuan
kesejahteraan (NCCA,2008).
dan pendiam tidak jarang menjadi
bahan
Dalam Undang-undang Republik
ejekan,
pemerasan
dan
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
kekerasan. Malangnya sekolah, guru,
dicantumkan
Sistem
orang tua dan sesama siswa sering
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1
tidak berdaya mencegahnya. Dari
di
Pendidikan
segi apapun, tindakan seperti ini
dan rencana
sesungguhnya tidak diterima. Namun
untuk mewujudkan suasana belajar
kenyataannya, tetap berlanjut relasi
dan
antar siswa dan antar pihak-pihak
nyatakan
tentang
bahwa:
adalah usaha sadar
peserta
proses
didik
mengembangkan
untuk
pembelajaran agar
secara
potensi
yang
aktif
terkait
dalam
pendidikan
khususnya di sekolah, seharusnya
dirinya
menjadi
memiliki kekuatan spiritual
2
bagian
penting
untuk
memfasilitasi perkembangan siswa
akan merasa dicintai, diperhatikan,
dalam mencapai titik optimal. Untuk
dihargai oleh orang lain dalam hal ini
itu,
orang
sekolah diharapkan menjadi
tuanya
(Maslihah,
lembaga yang terbuka dan penuh
Lieberman
dengan upaya positif untuk tumbuh
bahwa
kembang anak dari sisi kognitif,
dukungan sosial dapat menurunkan
afektif, psiko-sosial serta kecakapan
kecenderungan munculnya kejadian
yang dibutuhkan untuk kemajuan
yang dapat mengakibatkan stress
bangsa (Faturocham, 2012).
sehingga
Sekolah
diharapkan
pengalaman
hidup
kesejahteraan
siswa
(student
well-being)
yang
teoritis
dapat
adanya
meningkatkan
mengubah persepsi individu pada
kejadian yang menimbulkan stress
agar
mencapai
secara
berpendapat
kesejahteraan. Dukungan sosial akan
mampu
memberikan peserta didik kepuasan
dan
(1992)
2011).
(tekanan) dan oleh karena itu akan
mengurangi potensi terjadinya stres
pada individu yang bersangkutan.
mempengaruhi semua aspek untuk
Larocco
mengoptimalisasi fungsi siswa di
(dalam
menemukan
sekolah (Victorian General Report,
ada
Sarafino, 1998)
korelasi
antara
social support dan stress. Mereka
2010).
yang mendapat dukungan sosial lebih
Adanya
khususnya
keluarga
dukungan
dari
akan
orang
sosial
tua
banyak,
atau
cenderung
lebih
kecil
kemungkinan mengalami stress.
memberikan
Menurut Johnson & Johnson
kenyamanan fisik dan psikologis
(dalam Purnamasari,2011) dukungan
bagi anak. Dengan demikian, anak
3
sosial
berasal
dari
orang-orang
penting
yang
dekat
(significant
others)
bagi
individu
seorang, dimana seseorang tersebut
dapat
menerima
kekuatan
dan
kelemahan yang ada pada dirinya,
yang
membutuhkan bantuan misalnya di
sehingga
sekolah seperti guru dan teman-
hubungan positif dengan orang lain
temannya. Penulis menekankan pada
yang ada di sekitarnya, memiliki
dukungan sosial keluarga yang akan
kemampuan
mempengaruhi
regulated
keputusan dan kemandirian serta
learning anak dalam proses belajar
mampu dan berkompetensi untuk
mereka.
mengatur
self
keadaan
sejahtera,
keselamatan,
ada
Sedangkan
hal
lingkungan,
memiliki
De Lazzari (2000) menyatakan
segala macam gangguan, kesukaran
adalah
mengambil
dalam kehidupannya.
sentosa dan makmur (terlepas dari
“kesejahteraan”
untuk
untuk melalui tahapan perkembangan
Indonesia “ sejahtera ” adalah aman
sebagainya).
menciptakan
tujuan hidup dan merasa mampu
Menurut kamus besar bahasa
dan
mampu
beberapa
faktor
yang
atau
mempengaruhi kesejahteraan antara
keamanan,
lain adalah demografi, kepribadian,
ketentraman,
dukungan sosial (keluarga dan teman
kesenangan hidup dan kemakmuran
sebaya)
(NN,2008).
pengalaman hidup . Salah satu dari
Ryff
(1989)
unsur kepribadian yang dianggap
menjelaskan
mempengaruhi kesejahteraan siswa
bahwa kesejahteraan siswa sebagai
pencapaian
penuh
dari
dan evaluasi terhadap
adalah masalah emosi.
potensi
4
Menurut
(Shochib,
adalah
Soelaeman
Aspek-aspek dukungan sosial
keluarga
keluarga menurut House (
1998)
sekumpulan
orang
Smet, 1994) sebagai berikut :
yang hidup bersama dalam
1. Dukungan
tempat tinggal bersama dan
masing-masing
peduli
merasakan adanya pertautan
terjadi
sosial
yang
bertujuan
untuk
dan
(penghargaan)
dorongan
maju
persetujuan
gagasan
untuk
atau
dengan
atau
perasaan
individu dan perbandingan
memberi bantuan, semangat,
penerimaan
ungkapan
positif untuk orang itu,
serta keberadaan orang yang
diandalkan
misalnya
lewat
hormat
meningkatkan kesejahteraan
mampu
yang
2. Dukungan penghargaan :
menyerahkan diri.
sumber
orang
umpan balik, penegasan.
memperhatikan, dan saling
pertukaran
perhatian
bersangkutan
saling
adalah
dan
terhadap
batin sehingga terjadi saling
Dukungan
:
mencakup empati, keadaan
anggota
mempengaruhi,
emosional
positif orang itu dengan
perhatian
orang lain, sperti orang
(Johnson & Johnson dalam
yang kurang mampu atau
Dayakisni dan Hudaniyah,
lebih buruk keadaannya
2003).
(menambah
diri).
5
penghargaan
3.
Dukungan instrumental :
dukungan sosial keluarga dengan
mencakup
kesejahteraan siswa.
langsung
bantuan
seperti
orang
kalau
Metode Penelitian
memberikan
Penelitian
pinjaman
uang
kepada
orang
atau
dengan
pekerjaan
ini
pendekatan
dilakukan
kuantitatif
dengan
dengan
menggunakan skala sebagai alat
menolong
pengumpulan datanya. Skala yang
pada
digunakan ada dua, yaitu skala
waktu mengalami stress.
4.
Dukungan
informatif
mencakup
dukungan sosial keluarga dan skala
kesejahteraan
:
siswa.
Skala
berdasarkan aspek-aspek dukungan
memberikan
sosial yang dikemukan House (Smet,
nasehat,
petunjuk-
petunjuk,
saran
1994) menjelaskan masing-masing
aspek yang meliputi : dukungan
atau
instrumental, dukungan emosional,
umpan balik.
dukungan
dukungan
Berdasarkan uraian dapat dibuat
rumusan
masalah
“apakah
penghargaan
informatif
berdasarkan
ada
dan
dan
skala
aspek-aspek
kesejahteraan siswa yang disusun
hubungan antara dukungan sosial
oleh
keluarga
dengan
menjelaskan masing-masing aspek
siswa?”.
Penelitian
kesejahteraan
ini
Konu
&
Rimpela
(2002)
yang meliputi : Having ( kondisi
memiliki
sekolah ), Loving ( hubungan sosial),
tujuan untuk mengetahui apakah ada
Being ( pemenuhan diri ), Health (
hubungan antara dukungan sosial
Status kesehatan ).
keluarga dengan kesejahteraan siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
SMP
Negeri
16
Surakarta. Teknik sampling yang
ada
hubungan
positif
antara
digunakan
6
dalam
pengambilan
subjek
penelitian
adalah
semakin
cluster
random
sampling.
Dengan
mengambil
tiap kelompok kelas
sosial
dilakukan
menggunakan
maka
tinggi
pula
kesejahteraan
dengan
random,
dukungan
keluarga,
semakin
dalam suatu populasi. Pengambilan
subjek
tinggi
yaitu
siswa
di
sekolah. Hasil penelitian ini
sebagian siswa dari kelas VII, kelas
sesuai
VIII dan kelas IX. Teknik analisis
data
dalam
penelitian
menggunakan
korelasi
oleh
ini
product
yang
Ryff
dikemukakan
(1989)
Pandangan
yaitu
hedonic
moment dari pearson. Pengolahan
merumuskan bahwa tujuan
data dengan program komputer SPSS
version 19.0
hidup adalah untuk mencapai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kebahagiaan dan kepuasan
hidup
Dari hasil penelitian
yang
dilakukan
hasil
bahwa
mendatangkan
diperoleh
�
=
0,636
dengan sig.= 0,000; p < 0,01.
dukungan
sosial
penelitian
menggambarkan
sementara
pandangan
eudaemonic
yang
keluarga
positif
(pleasure),
mencapai fungsi psikologis
antara
positif
sebagaimana
dikemukakan oleh Maslow
dengan kesejahteraan siswa.
Hubungan
kenikmatan
manusia hidup adalah untuk
ada hubungan positif yang
signifikan
akan
menekankan bahwa tujuan
Hal ini menunjukkan bahwa
sangat
yang
sebagai
dari
aktualisasi
diri.
Kesejahteraan mengacu pada
ini
pengalaman
bahwa
7
dan
fungsi
psikologis yang optimal yang
anak dan tindakan asusila
meliputi fungsi dari otonomi
yang dilakukan oleh orang-
diri, penguasaan lingkungan,
orang dekatnya sendiri. Hal
pertumbuhan
pribadi,
itu
hubungan
dengan
kurangnya pengawasan dan
kemandirian,
kesibukan orang tua yang
lingkungan,
semua bekerja, sehingga anak
orang
positif
lain,
penguasaan
disebabkan
oleh
tujuan hidup, dan penerimaan
hanya
diri.
kesejahteraan secara materi
Dukungan
sosial
diberikan
yang dapat disalah gunakan
keluarga sangatlah penting
oleh
untuk
kesejahteraan
siswa
berkurangnya
SMP
karena
masa
psikologis anak. Dukungan
perkembangan remaja awal
sosial tidak hanya secara
dalam mencari jati diri anak.
material tetapi juga dukungan
Yang dibutuhkan anak remaja
secara verbal yang membuat
awal
anak merasa nyaman.
dukungan
sosial
keluarga sehingga anak tidak
anaknya
Dari
salah dalam mengambil jalan
tampak
untuk
dukungan
perkembangannya.
masa
Di
era
dan
kesejahteraan
hasil
analisis
bahwa
variabel
sosial
keluarga
memberikan
sumbangan
sekarang ini banyak kasus
sebesar
psikososial, kekerasan pada
variabel kesejahteraan siswa.
8
40,5
%
terhadap
Hal ini menandakan masih
(Dienner,
ada 59,5 % variabel lain yang
Kesejahteraan siswa yang
mempengaruhi
dimaksud
variabel
2000).
sebagai
sikap,
kesejahteraan siswa. Variabel
suasana
tersebut misalnya demografi,
resiliensi
kepribadian,
siswa terhadap diri sendiri
dan
evaluasi
hati,
kesehatan,
dan
kepuasan
terhadap pengalaman hidup
serta
(De Lazzari, 2000). Hal ini
orang lain dan pengalaman
menandakan
bahwa
di
kesejahteraan
siswa
demikian
yang
siswa sangat terkait erat
mempunyai
sifat
hubungan
sekolah.
dengan
komplek.
subjektif
oleh
kesejahteraan
kondisi
sekolah
2010).
sesuai
dengan standar yang telah
ditetapkan
Dengan
(Victorian General Report,
Kebahagiaan
secara
dengan
Ini dapat dilihat dari
masing-
hasil
kategorisasi
skala
masing pribadi. Setiap orang
kesejahteraan
membuat penilaian terhadap
diketahui bahwa 97 siswa
hidupnya
secara
umum
(60,25
demikian
juga
tentang
sejahtera dan puas ketika
penting
dalam
berada di sekolah, sedangkan
misalnya
22 siswa (13,66 %) sedang
domain
hidup,
seperti
pernikahan dan pekerjaan
%)
merasakan
9
siswa
telah
sejahtera
yang
merasa
dan
sedang puas ketika berada di
1. Ada hubungan positif
sekolah. Hal ini dapat dilihat
yang sangat signifikan
dari perolehan rerata empirik
antara
dukungan
sebesar 60,20 dengan standar
sosial
keluarga
deviasi
6,305.
Rerata
dengan kesejahteraan
hipotetik
skala
dukungan
siswa. Nilai koefisien
�
sosial keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi sebesar
=
0,636
dengan
sig.= 0,000; p < 0,01.
10,5. Berarti secara umum
2. Sumbangan
efektif
siswa sudah merasa sejahtera
dukungan
dan puas ketika berada di
keluarga
sekolah. Tingginya tingkat
kesejahteraan
kesejahteraan siswa ini salah
sebesar 40,5 % dan
satu sebabnya karena mereka
masih terdapat 59,5 %
memiliki
sisanya
dukungan
sosial
keluarga yang tinggi (positif)
sosial
dengan
siswa
dipengaruhi
variabel lainnya.
terhadap teman, keluarga dan
3. Tingkat
lingkungan sosial.
dukungan
sosial keluarga masuk
dalam kategori tinggi.
Kesimpulan
Rerata empirik untuk
Berdasarkan
hasil
analisis
dukungan
sosial
keluarga
70,22
data penelitian, maka diambil
kesimpulan sebagai berikut
dengan
ini :
10
standar
Dayakisni dan Huddaniyah. (2003).
Psikologi Sosial. Malang :
Universitas Malang.
deviasi 7,527. Rerata
hipotetik
skala
dukungan
sosial
Diener,E., Tamir, M. dan Scollon,
C.N. (2006). Happiness, life
satisfaction, and fulfillment:
The social psychology of
subjective wellbeing. In
P.A. van Lange (Ed),
Bridging social psychology:
The
Benefits
of
transdisciplinary
approaches. Hillsdale, NH:
Erlbaum.
keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi
10,5.
4. Tingkat kesejahteraan
siswa masuk dalam
Ereaut, G., & Whiting, R. (2008).
What do we mean by wellbeing? And why might it
matter?. Research Report
DCSF-RW073, Linguistic
Landscape, Department of
Children,
Schools
&
Families, UK.
kategori tinggi. Rerata
empirik sebesar 60,20
dengan
standar
deviasi sebesar 6,305.
Rerata hipotetik skala
kesejahteraan
siswa
sebesar 47,5
dan
standar
Faturochman. (2012). Psikologi
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar dan Fakultas
Psikologi UGM.
Lieberman, M.A. (1992). The Effect
of Social Support on
Respond on Stress. Dalam
Bretnitz
&
Golberger
(Eds).Handbook of Stress:
Theoritical
&
Clinical
Aspects. London: Collier
MacMillan Publisher.
deviasi
sebesar 9,5.
Daftar Pustaka
De Lazzari, S. A. (2000). Emotional
intelligence,
meaning,
and
psychological
well-being :
a
comparison between early and late
adolescence. Diunduh pada tanggal
10
september
2013
dari
http://www.twu.ca/cpsy/assets/studen
ttheses/delazzaristeven.pdf
Maslihah, S. (2011). Studi Tentang
Hubungan
Dukungan
Sosial, Penyesuaian Diri di
Lingkungan Sekolah dan
Prestasi Akademik Siswa
SMPIT Assyfa Boarding
School Subang Jawa Barat.
11
Jurnal Psikologi
Vol. 10, No 2.
Undip,
(OPHI), Department of
International Development,
Queen Elizabeth House,
University of Oxford. No.2.
Diunduh
dari
www:ophi.org.UK.
NCCA. (2008).The report” WellBeing and Post-Primary
Schooling; A review of
literature and research”. St
Patrick’s
College,
Drumcondra.
Sarafino. EP. (1998). Health
Psychology
:
Biopsychosocial Interaction.
USA : John Willey and
sons.
NN. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia . Universitas Indonesia :
bbi.php?keyword=sejahtera&varbida
Shochib, M. (1998). Pola Asuh
Orang
Tua
:
Untuk
Membantu
Anak
Mengembangkan Disiplin
Diri. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
ng=all&vardialek=all&varragam=all
Smet,
Fakultas Ilmu Komputer, diunduh
pada
11
april
2013
dari
http://www.bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/k
&varkelas=all&submit=tabel11april2
013
B.
(1994).
Psikologi
Kesehatan. Jakarta : PT.
Grasindo.
Spotlight.
(2012).
Well-being:
Promoting mental health in
schools.
No.2,
2012.
OireachtasLibrary
&
Research Service.
Purnamasari, A dan Adicondro, N.
(2011).
Efikasi
Diri,
Dukungan Sosial Keluarga
dan Self Regulated Learning
pada Siswa Kelas VIII.
Jurnal Humanitas, Vol.
VIII. No.1.
Victorian General Report. (2010).
The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing
Programs and Services.
Februari 2010.
Ryff, C.D., (1989). Happiness Is
Everything, or Is It?
Explorations
on
the
Meaning of Psychological
Well-Being. Journal of
Personality and
Social
Psychology, Vol 57, No. 6,
1069 – 1081.
Samman, E. (2007). Psychological &
Subjective Well-being: A
proposal for internationally
comparable
indicators.
Oxford Pooverty & Human
Development
Initiative
12