HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Negeri 16 Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memenuhi Sebagian Syaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Diajukan Oleh :
Reninta Harum K.S
F 1000 90 177

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Reninta Harum K.S
Usmi Karyani

Reninta_harum@yahoo.com
Fakultas psikologi
Universitas Muhammadiyah surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui tingkat
dukungan sosial keluarga, 3) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa, 4)
mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap kesejahteraan
siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII,
VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product
Moment dari person. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi

sebesar �

=

0,636 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis yang


diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif
dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa sebesar 40,5 % dan sisanya
59,5 % dipengaruhi variabel lainnya. Dukungan sosial keluarga termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 70,22 dan rerata hipotetik skala
dukungan sosial keluarga sebesar 52,5. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 60,20 dan rerata hipotetik sebesar
47,5.
Kata kunci : dukungan sosial keluarga, kesejahteraan siswa

1

Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir terdapat

negara maju seperti Canada dan

perkembangan yang signifikan dari


komisi Eropa agar perkembangan

kebijakan publik tentang masalah

well-being dapat dipantau secara

anak dan rencana anak, isu utama

sistematis karena well-being terkait

kebijakan

dengan kepuasan hidup, kenikmatan

tentang

publik
anak

menyangkut


dikaitkan

dengan

hidup

dan

kebahagiaan.

World

kondisi well-being atau kesejahteraan

Health

yang memfokuskan pada aspek sosial

memperkirakan bahwa 20 % dari


dan emosional (Ereaut & Whiting,

anak-anak

2008).

Isu

(WHO)

Organisasi

dan

remaja

diseluruh

terkait


kesejahteraan

dunia mengalami masalah kesehatan

dan

kesejahteraan

mental dan 28 negara-negara Eropa

psikologis sebagai kajian kebijakan

mengalami depresi (Spotligth, 2012).

subjektif

yang berkembang di negara maju
Misalnya penelitian di negara
(Samman, 2007). Organisasi dunia

Irlandia

telah

menunjukkan

seperti PBB, OECD (Organization
kesempatan untuk mengembangkan
for

Economic

Co-operation

and

diri dalam seni dan komunitas yang
Development), NESC (The National

memiliki


manfaat

positif

pada

Economic and Social Council) serta

kesejahteraan siswa. Penelitian ini
EU (European Union) memandang
termasuk beberapa yang dilakukan di
well-being sebagai investasi masa

Irlandia yang menunjukkan bahwa
depan,

dan

dijadikan


untuk
pilihan siswa sangat penting ketika

mengevaluasi berbagai kebijakan di
datang untuk belajar. Kesejahteraan

1

siswa termasuk konteks utama dalam

keagamaan,

pengendalian

dunia pendidikan yang memerlukan

kepribadian,

kecerdasan,


keterbukaan untuk dialog antara

mulia

semua pihak seperti orangtua, peserta

diperlukan

didik

bangsa dan Negara.

dan

guru.

Keberhasilan

akademis merupakan keberhasilan

dunia

pendidikan

Di

dalam

keterampilan
dirinya,

sekolah

yang

masyarakat,

masih

banyak

pembelajaran tidak bisa optimal.

jelas bahwa rasa memiliki dan

Sesama murid sering tidak terjadi

hubungan baik dalam komunitas
dapat

akhlak

gangguan yang menyebabkan proses

meningkatkan kesejahteraan. Hal ini

sekolah

serta

diri,

relasi yang harmonis. Siswa yang

meningkatkan

lebih kecil, lebih muda, perempuan

kesejahteraan (NCCA,2008).

dan pendiam tidak jarang menjadi
bahan

Dalam Undang-undang Republik

ejekan,

pemerasan

dan

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

kekerasan. Malangnya sekolah, guru,

dicantumkan

Sistem

orang tua dan sesama siswa sering

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1

tidak berdaya mencegahnya. Dari

di

Pendidikan

segi apapun, tindakan seperti ini

dan rencana

sesungguhnya tidak diterima. Namun

untuk mewujudkan suasana belajar

kenyataannya, tetap berlanjut relasi

dan

antar siswa dan antar pihak-pihak

nyatakan

tentang

bahwa:

adalah usaha sadar

peserta

proses
didik

mengembangkan
untuk

pembelajaran agar
secara
potensi

yang

aktif

terkait

dalam

pendidikan

khususnya di sekolah, seharusnya

dirinya

menjadi

memiliki kekuatan spiritual

2

bagian

penting

untuk

memfasilitasi perkembangan siswa

akan merasa dicintai, diperhatikan,

dalam mencapai titik optimal. Untuk

dihargai oleh orang lain dalam hal ini

itu,

orang

sekolah diharapkan menjadi

tuanya

(Maslihah,

lembaga yang terbuka dan penuh

Lieberman

dengan upaya positif untuk tumbuh

bahwa

kembang anak dari sisi kognitif,

dukungan sosial dapat menurunkan

afektif, psiko-sosial serta kecakapan

kecenderungan munculnya kejadian

yang dibutuhkan untuk kemajuan

yang dapat mengakibatkan stress

bangsa (Faturocham, 2012).

sehingga

Sekolah

diharapkan

pengalaman

hidup

kesejahteraan

siswa

(student

well-being)

yang

teoritis

dapat

adanya

meningkatkan

mengubah persepsi individu pada
kejadian yang menimbulkan stress

agar

mencapai

secara

berpendapat

kesejahteraan. Dukungan sosial akan

mampu

memberikan peserta didik kepuasan
dan

(1992)

2011).

(tekanan) dan oleh karena itu akan
mengurangi potensi terjadinya stres
pada individu yang bersangkutan.

mempengaruhi semua aspek untuk

Larocco

mengoptimalisasi fungsi siswa di

(dalam

menemukan

sekolah (Victorian General Report,

ada

Sarafino, 1998)
korelasi

antara

social support dan stress. Mereka

2010).

yang mendapat dukungan sosial lebih
Adanya
khususnya
keluarga

dukungan
dari
akan

orang

sosial
tua

banyak,

atau

cenderung

lebih

kecil

kemungkinan mengalami stress.

memberikan
Menurut Johnson & Johnson

kenyamanan fisik dan psikologis

(dalam Purnamasari,2011) dukungan

bagi anak. Dengan demikian, anak
3

sosial

berasal

dari

orang-orang

penting

yang

dekat

(significant

others)

bagi

individu

seorang, dimana seseorang tersebut
dapat

menerima

kekuatan

dan

kelemahan yang ada pada dirinya,

yang

membutuhkan bantuan misalnya di

sehingga

sekolah seperti guru dan teman-

hubungan positif dengan orang lain

temannya. Penulis menekankan pada

yang ada di sekitarnya, memiliki

dukungan sosial keluarga yang akan

kemampuan

mempengaruhi

regulated

keputusan dan kemandirian serta

learning anak dalam proses belajar

mampu dan berkompetensi untuk

mereka.

mengatur

self

keadaan

sejahtera,

keselamatan,

ada

Sedangkan
hal

lingkungan,

memiliki

De Lazzari (2000) menyatakan

segala macam gangguan, kesukaran

adalah

mengambil

dalam kehidupannya.

sentosa dan makmur (terlepas dari

“kesejahteraan”

untuk

untuk melalui tahapan perkembangan

Indonesia “ sejahtera ” adalah aman

sebagainya).

menciptakan

tujuan hidup dan merasa mampu

Menurut kamus besar bahasa

dan

mampu

beberapa

faktor

yang

atau

mempengaruhi kesejahteraan antara

keamanan,

lain adalah demografi, kepribadian,

ketentraman,

dukungan sosial (keluarga dan teman

kesenangan hidup dan kemakmuran

sebaya)

(NN,2008).

pengalaman hidup . Salah satu dari

Ryff

(1989)

unsur kepribadian yang dianggap

menjelaskan

mempengaruhi kesejahteraan siswa

bahwa kesejahteraan siswa sebagai
pencapaian

penuh

dari

dan evaluasi terhadap

adalah masalah emosi.

potensi
4

Menurut
(Shochib,
adalah

Soelaeman

Aspek-aspek dukungan sosial

keluarga

keluarga menurut House (

1998)

sekumpulan

orang

Smet, 1994) sebagai berikut :

yang hidup bersama dalam

1. Dukungan

tempat tinggal bersama dan
masing-masing

peduli

merasakan adanya pertautan

terjadi
sosial

yang

bertujuan

untuk

dan

(penghargaan)

dorongan

maju

persetujuan
gagasan

untuk

atau
dengan

atau

perasaan

individu dan perbandingan

memberi bantuan, semangat,
penerimaan

ungkapan

positif untuk orang itu,

serta keberadaan orang yang
diandalkan

misalnya

lewat

hormat

meningkatkan kesejahteraan

mampu

yang

2. Dukungan penghargaan :

menyerahkan diri.

sumber

orang

umpan balik, penegasan.

memperhatikan, dan saling

pertukaran

perhatian

bersangkutan

saling

adalah

dan

terhadap

batin sehingga terjadi saling

Dukungan

:

mencakup empati, keadaan

anggota

mempengaruhi,

emosional

positif orang itu dengan

perhatian

orang lain, sperti orang

(Johnson & Johnson dalam

yang kurang mampu atau

Dayakisni dan Hudaniyah,

lebih buruk keadaannya

2003).

(menambah
diri).

5

penghargaan

3.

Dukungan instrumental :

dukungan sosial keluarga dengan

mencakup

kesejahteraan siswa.

langsung

bantuan
seperti

orang

kalau

Metode Penelitian

memberikan
Penelitian

pinjaman

uang

kepada

orang

atau

dengan

pekerjaan

ini

pendekatan

dilakukan
kuantitatif

dengan
dengan

menggunakan skala sebagai alat

menolong

pengumpulan datanya. Skala yang

pada

digunakan ada dua, yaitu skala
waktu mengalami stress.
4.

Dukungan

informatif

mencakup

dukungan sosial keluarga dan skala
kesejahteraan

:

siswa.

Skala

berdasarkan aspek-aspek dukungan

memberikan

sosial yang dikemukan House (Smet,
nasehat,

petunjuk-

petunjuk,

saran

1994) menjelaskan masing-masing
aspek yang meliputi : dukungan

atau

instrumental, dukungan emosional,

umpan balik.

dukungan
dukungan

Berdasarkan uraian dapat dibuat
rumusan

masalah

“apakah

penghargaan
informatif

berdasarkan

ada

dan

dan

skala

aspek-aspek

kesejahteraan siswa yang disusun

hubungan antara dukungan sosial

oleh

keluarga

dengan

menjelaskan masing-masing aspek

siswa?”.

Penelitian

kesejahteraan
ini

Konu

&

Rimpela

(2002)

yang meliputi : Having ( kondisi

memiliki

sekolah ), Loving ( hubungan sosial),

tujuan untuk mengetahui apakah ada

Being ( pemenuhan diri ), Health (

hubungan antara dukungan sosial

Status kesehatan ).

keluarga dengan kesejahteraan siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

SMP

Negeri

16

Surakarta. Teknik sampling yang
ada

hubungan

positif

antara

digunakan

6

dalam

pengambilan

subjek

penelitian

adalah

semakin

cluster

random

sampling.

Dengan

mengambil

tiap kelompok kelas

sosial

dilakukan

menggunakan

maka

tinggi

pula

kesejahteraan

dengan

random,

dukungan

keluarga,

semakin

dalam suatu populasi. Pengambilan
subjek

tinggi

yaitu

siswa

di

sekolah. Hasil penelitian ini

sebagian siswa dari kelas VII, kelas
sesuai

VIII dan kelas IX. Teknik analisis
data

dalam

penelitian

menggunakan

korelasi

oleh

ini

product

yang
Ryff

dikemukakan
(1989)

Pandangan

yaitu
hedonic

moment dari pearson. Pengolahan

merumuskan bahwa tujuan

data dengan program komputer SPSS
version 19.0

hidup adalah untuk mencapai

Hasil Penelitian dan Pembahasan

kebahagiaan dan kepuasan
hidup

Dari hasil penelitian
yang

dilakukan

hasil

bahwa

mendatangkan

diperoleh


=

0,636

dengan sig.= 0,000; p < 0,01.

dukungan

sosial

penelitian
menggambarkan

sementara

pandangan

eudaemonic

yang

keluarga

positif

(pleasure),

mencapai fungsi psikologis

antara

positif

sebagaimana

dikemukakan oleh Maslow

dengan kesejahteraan siswa.
Hubungan

kenikmatan

manusia hidup adalah untuk

ada hubungan positif yang
signifikan

akan

menekankan bahwa tujuan

Hal ini menunjukkan bahwa

sangat

yang

sebagai

dari

aktualisasi

diri.

Kesejahteraan mengacu pada

ini

pengalaman

bahwa

7

dan

fungsi

psikologis yang optimal yang

anak dan tindakan asusila

meliputi fungsi dari otonomi

yang dilakukan oleh orang-

diri, penguasaan lingkungan,

orang dekatnya sendiri. Hal

pertumbuhan

pribadi,

itu

hubungan

dengan

kurangnya pengawasan dan

kemandirian,

kesibukan orang tua yang

lingkungan,

semua bekerja, sehingga anak

orang

positif

lain,

penguasaan

disebabkan

oleh

tujuan hidup, dan penerimaan

hanya

diri.

kesejahteraan secara materi
Dukungan

sosial

diberikan

yang dapat disalah gunakan

keluarga sangatlah penting

oleh

untuk

kesejahteraan

siswa

berkurangnya

SMP

karena

masa

psikologis anak. Dukungan

perkembangan remaja awal

sosial tidak hanya secara

dalam mencari jati diri anak.

material tetapi juga dukungan

Yang dibutuhkan anak remaja

secara verbal yang membuat

awal

anak merasa nyaman.

dukungan

sosial

keluarga sehingga anak tidak

anaknya

Dari

salah dalam mengambil jalan

tampak

untuk

dukungan

perkembangannya.

masa
Di

era

dan

kesejahteraan

hasil

analisis

bahwa

variabel

sosial

keluarga

memberikan

sumbangan

sekarang ini banyak kasus

sebesar

psikososial, kekerasan pada

variabel kesejahteraan siswa.

8

40,5

%

terhadap

Hal ini menandakan masih

(Dienner,

ada 59,5 % variabel lain yang

Kesejahteraan siswa yang

mempengaruhi

dimaksud

variabel

2000).

sebagai

sikap,

kesejahteraan siswa. Variabel

suasana

tersebut misalnya demografi,

resiliensi

kepribadian,

siswa terhadap diri sendiri

dan

evaluasi

hati,

kesehatan,

dan

kepuasan

terhadap pengalaman hidup

serta

(De Lazzari, 2000). Hal ini

orang lain dan pengalaman

menandakan

bahwa

di

kesejahteraan

siswa

demikian

yang

siswa sangat terkait erat

mempunyai

sifat

hubungan

sekolah.

dengan

komplek.

subjektif

oleh

kesejahteraan

kondisi

sekolah

2010).

sesuai

dengan standar yang telah
ditetapkan

Dengan

(Victorian General Report,

Kebahagiaan
secara

dengan

Ini dapat dilihat dari

masing-

hasil

kategorisasi

skala

masing pribadi. Setiap orang

kesejahteraan

membuat penilaian terhadap

diketahui bahwa 97 siswa

hidupnya

secara

umum

(60,25

demikian

juga

tentang

sejahtera dan puas ketika

penting

dalam

berada di sekolah, sedangkan

misalnya

22 siswa (13,66 %) sedang

domain
hidup,

seperti

pernikahan dan pekerjaan

%)

merasakan

9

siswa

telah

sejahtera

yang

merasa

dan

sedang puas ketika berada di

1. Ada hubungan positif

sekolah. Hal ini dapat dilihat

yang sangat signifikan

dari perolehan rerata empirik

antara

dukungan

sebesar 60,20 dengan standar

sosial

keluarga

deviasi

6,305.

Rerata

dengan kesejahteraan

hipotetik

skala

dukungan

siswa. Nilai koefisien


sosial keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi sebesar

=

0,636

dengan

sig.= 0,000; p < 0,01.

10,5. Berarti secara umum

2. Sumbangan

efektif

siswa sudah merasa sejahtera

dukungan

dan puas ketika berada di

keluarga

sekolah. Tingginya tingkat

kesejahteraan

kesejahteraan siswa ini salah

sebesar 40,5 % dan

satu sebabnya karena mereka

masih terdapat 59,5 %

memiliki

sisanya

dukungan

sosial

keluarga yang tinggi (positif)

sosial
dengan
siswa

dipengaruhi

variabel lainnya.

terhadap teman, keluarga dan

3. Tingkat

lingkungan sosial.

dukungan

sosial keluarga masuk
dalam kategori tinggi.

Kesimpulan

Rerata empirik untuk
Berdasarkan

hasil

analisis
dukungan

sosial

keluarga

70,22

data penelitian, maka diambil
kesimpulan sebagai berikut
dengan
ini :

10

standar

Dayakisni dan Huddaniyah. (2003).
Psikologi Sosial. Malang :
Universitas Malang.

deviasi 7,527. Rerata
hipotetik

skala

dukungan

sosial

Diener,E., Tamir, M. dan Scollon,
C.N. (2006). Happiness, life
satisfaction, and fulfillment:
The social psychology of
subjective wellbeing. In
P.A. van Lange (Ed),
Bridging social psychology:
The
Benefits
of
transdisciplinary
approaches. Hillsdale, NH:
Erlbaum.

keluarga sebesar 52,5
dan standar deviasi
10,5.
4. Tingkat kesejahteraan
siswa masuk dalam

Ereaut, G., & Whiting, R. (2008).
What do we mean by wellbeing? And why might it
matter?. Research Report
DCSF-RW073, Linguistic
Landscape, Department of
Children,
Schools
&
Families, UK.

kategori tinggi. Rerata
empirik sebesar 60,20
dengan

standar

deviasi sebesar 6,305.
Rerata hipotetik skala
kesejahteraan

siswa

sebesar 47,5

dan

standar

Faturochman. (2012). Psikologi
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar dan Fakultas
Psikologi UGM.
Lieberman, M.A. (1992). The Effect
of Social Support on
Respond on Stress. Dalam
Bretnitz
&
Golberger
(Eds).Handbook of Stress:
Theoritical
&
Clinical
Aspects. London: Collier
MacMillan Publisher.

deviasi

sebesar 9,5.
Daftar Pustaka
De Lazzari, S. A. (2000). Emotional
intelligence,
meaning,
and
psychological
well-being :
a
comparison between early and late
adolescence. Diunduh pada tanggal
10
september
2013
dari
http://www.twu.ca/cpsy/assets/studen
ttheses/delazzaristeven.pdf

Maslihah, S. (2011). Studi Tentang
Hubungan
Dukungan
Sosial, Penyesuaian Diri di
Lingkungan Sekolah dan
Prestasi Akademik Siswa
SMPIT Assyfa Boarding
School Subang Jawa Barat.

11

Jurnal Psikologi
Vol. 10, No 2.

Undip,

(OPHI), Department of
International Development,
Queen Elizabeth House,
University of Oxford. No.2.
Diunduh
dari
www:ophi.org.UK.

NCCA. (2008).The report” WellBeing and Post-Primary
Schooling; A review of
literature and research”. St
Patrick’s
College,
Drumcondra.

Sarafino. EP. (1998). Health
Psychology
:
Biopsychosocial Interaction.
USA : John Willey and
sons.

NN. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia . Universitas Indonesia :

bbi.php?keyword=sejahtera&varbida

Shochib, M. (1998). Pola Asuh
Orang
Tua
:
Untuk
Membantu
Anak
Mengembangkan Disiplin
Diri. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

ng=all&vardialek=all&varragam=all

Smet,

Fakultas Ilmu Komputer, diunduh
pada

11

april

2013

dari

http://www.bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/k

&varkelas=all&submit=tabel11april2
013

B.
(1994).
Psikologi
Kesehatan. Jakarta : PT.
Grasindo.

Spotlight.
(2012).
Well-being:
Promoting mental health in
schools.
No.2,
2012.
OireachtasLibrary
&
Research Service.

Purnamasari, A dan Adicondro, N.
(2011).
Efikasi
Diri,
Dukungan Sosial Keluarga
dan Self Regulated Learning
pada Siswa Kelas VIII.
Jurnal Humanitas, Vol.
VIII. No.1.

Victorian General Report. (2010).
The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing
Programs and Services.
Februari 2010.

Ryff, C.D., (1989). Happiness Is
Everything, or Is It?
Explorations
on
the
Meaning of Psychological
Well-Being. Journal of
Personality and
Social
Psychology, Vol 57, No. 6,
1069 – 1081.
Samman, E. (2007). Psychological &
Subjective Well-being: A
proposal for internationally
comparable
indicators.
Oxford Pooverty & Human
Development
Initiative

12

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BEAJAR PADA SISWA SMP Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP.

0 2 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP.

0 4 8

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMPETENSI SOSIAL PADA SISWA SMP N 16 SURAKARTA Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kompetensi Sosial Pada Siswa SMP N 16 Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

5 34 18

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA Hubungan Antara Kesejahteraan Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 25 Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Negeri 16 Surakarta.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Negeri 16 Surakarta.

0 5 4